REKAYASA LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DosenPengampuh :
ADHI SURYA, ST, MT
NIDN 1126058001
DisusunOleh:
MUHAMAT HERMAIN
NPM 18640044
KELAS REGULER SIANG 6A BANJARMASIN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
1. Pengantar Rekayasa Lingkungan
Rekayasa Lingkungan adalah ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara
membangun konstruksi teknik sipil yang dapat mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan kerusakan alam. Contohnya, membangun cerobong asap
suatu pabrik pada ketinggian tertentu, membuat saluran.
Rekayasa Lingkungan kami deskripsikan sebagaiberikut.RekayasaLingkungan
membahastatacarapengelolalaandanpandanganterhadappelestarianlingkungan.
RekayasaLingkunganadalahilmutekniksipil yang
mempelajaritentangtatacaramembangunkonstruksitekniksipil yang
dapatmencegahterjadinyapencemaranlingkungandankerusakanalam. Contohnya,
membanguncerobongasapsuatupabrikpadaketinggiantertentu, membuatsaluran. GRC
Training
merekomendasikanuntukmengikutipelatihangunamenambahilmudanwawasanmengena
ipermasalahanini.
2. SiklusHidrologidanSistem Tata Kelola Air Alamiah
Siklus Hidrologi Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi
ke daerah yang lebih rendah. Air mengalir di atas permukaan tanah namun air juga
rnengalir di dalam tanah. Air juga dapat berubah wujud, dapat berupa zat cair sesuai
dengan nama atau sebutannya "air", dapat berupa benda padat yang disebut "es", dan
dapat pula berupa gas yang dikenal dengan nama "uap air". Perubahan fisik bentuk air
ini tergantung dari lokasi dan kondisi alam. Ketika dipanaskan sampai 100oC maka air
berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu uap air berubah kembali menjadi air. Pada
suhu yang dingin di bawah 0 oC air berubah menjadi benda padat yang disebut es atau
salju. Air dapat juga berupa air tawar (fresh water) dan dapat pula berupa air asin (air
laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses,
perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaan tanah, di dalam tanah dan di udara)
dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus
hidrologi. Menurut Kodoatie (2012) proses perjalanan air dalam siklus hidrologi seperti
ditunjukkan pada Gambar 1, adalah: 1. Penguapan/evaporasi: Proses ini terjadi pada
laut, danau, waduk, rawa, sungai, tambak dan lain-lain. 2. Evapotranspirasi: yaitu suatu
proses pengambilan air oleh akar tanaman untuk kebutuhan hidupnya, kemudian terjadi
penguapan pada tanaman tersebut. Proses pengambilan air oleh akar tanaman disebut
transpirasi, sedangkan proses penguapan pada tanaman akibat dari sinar matahari
disebut evaporasi. 3. Hujan/salju turun: Uap air dari proses evaporasi dan
evapotranspirasi di atmosfir akan berubah menjadi cairan akibat proses kondensasi,
tetesan air yang terbentuk tersebut saling berbenturan satu dengan yang lainnya dan
terbawa oleh angin sampai berubah menjadi butir-butir air. Butir-butir air tersebut akan
terakumulasi dan semakin berat, sehingga secara gravitasi akan turun ke bumi. 18 4. Air
hujan di tanaman: Air hujan yang terjadi akan langsung jatuh (through flow) atau
mengalir melalui batang tanaman (stem flow) serta air hujan tersebut ada yang
tertinggal di atau jatuh dari daun (drip flow). Perlu waktu yang relatif lama untuk air
hujan mencapai tanah apabila tanaman tersebut cukup rimbun. 5. Aliran permukaan
(run-off): Aliran yang bergerak di atas permukaan tanah. Secara alami air akan mengalir
dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung ke lembah, kemudian
menuju ke daerah lebih rendah, sampai ke pantai dan akhirnya bermuara ke laut atau ke
danau. 6. Banjir/genangan: Banjir dan genangan terjadi akibat dari luapan sungai atau
daya tampung drainase yang tidak mampu mengalirkan air. 7. Aliran sungai (river flow):
Aliran permukaan mengalir menuju daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai
menuju ke sistem jaringan sungai. Aliran dalam sistem sungai akan mengalir dari sungai
kecil menuju sungai yang lebih besar dan berakhir di mulut sungai (estuari), tempat
sungai dan laut bertemu. 8. Transpirasi: Proses pengambilan air oleh akar tanaman
untuk memenuhi kebutuhan hidup dari tanaman tersebut. 9. Kenaikan kapiler: Air
dalam tanah mengalir dari aliran air tanah karena mempunyai daya kapiler untuk
menaikkan air ke vadose zone menjadi butiran air tanah (soil moisture), demikian juga
butiran air tanah ini naik secara kapiler ke permukaan tanah. 10. Infiltrasi: Sebagian dari
air permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah (soil water). 11. Aliran antara
(interflow): air dari soil water yang mengalir menuju jaringan sungai, waduk, situ-situ
dan danau. 12. Aliran dasar (base flow): aliran air dari ground water yang mengisi sistem
jaringan sungai, waduk, situ-situ, rawa dan danau. 13. Aliran run-out: aliran dari ground
water yang langsung menuju ke laut. 14. Perkolasi: Air dari soil moisture di daerah
vadose zone yang mengisi aliran air tanah. 19 15. Kenaikan kapiler: aliran dari air tanah
(ground water) yang mengisi soil water. 16. Return flow: aliran air dari soil water/vadoze
zone menuju ke permukaan tanah. 17. Pipe flow (aliran pipa): aliran yang terjadi dalam
tanah. 18. Unsaturated throughflow: aliran yang melewati daerah tidak jenuh air. 19.
Saturated flow: aliran yang terjadi pada daerah jenuh air.
Siklushidrologiatausiklus air merupakan gambaran pergerakan molekul air dari
permukaan bumi keatmosfer dan kembali lagi. Dalam pergerakannya, energy matahari
mempunyai peran yang besar dalam siklus yang terusterjadiini.
3. SistemPengelolaanAir Bersih
Air bersihadalahsalahsatujenissumberdayaberbasis air yang
bermutubaikdanbiasadimanfaatkanolehmanusiauntukdikonsumsiataudalammelakukanaktivitas
merekasehari-hari. Semakinbertambahjumlahpenduduk, pertumbuhanekonomidanindustri,
pencemaransertaperubahaniklim global menyebabkanketidakseimbanganketersediaan air
bersih di Indonesia.Perusahaan yang berhubungandenganpengelolaan air bersih,
terutamauntukperusahanpengelola air minum (PDAM),
operasipemeliharaaninstalasipengelolaan air
sangatpentinguntukdilakukan.Pemeliharaanterhadapinstalasipengelolaan air
bersihharusselaludilakukansecararutinuntukmenghindaribiaya yang
tidakperlukarenakurangnyapemeliharaandanmencegahterjadinyakerusakan yang lebihparah
demi
menjaminkualitasdariproduksi.Melaluipelatihaniniparapesertadilatihuntukmemahamibagaiman
amelakukanoperasipemeliharaaninstalasipengelolaan air bersihsecaraefektifdanefisien,
sehinggadapatdigunakandenganbaiksesuaidenganfungsinya,
sehinggasebuahindustridapatmenyediakan air bersihdalamjumlah yang cukupdankualitas yang
terjaga.
4. SistemPengelolaan Air Limbah
Air limbahatau air buanganadalahsisa air yang dibuangdarirumahtangga,
industrimaupuntempat-tempatumumlainnya yang umumnyamengandungbahan-bahanatauzat-
zat yang dapatmembahayakanbagikesehatanmanusiasertamenggangulingkunganhidup.
Batasan lain mengatakanbahwa air limbahadalahkombinasidaricairandansampahcair yang
berasaldaridaerahpemukiman, perdagangan, perkantoran, danindustri, bersama-samadengan
air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkinada (HaryotoKusnoputranto, 1985).
Limbah, sampah, dankotoran yang berasaldarirumahtangga,perusahaan,
dan/ataukendaraan.Pembuangansampahrumahtanggadibiasakanpadatempatsampah,
karenaitutempatsampahbasah (garbage), sampahkering (rubbish), dansisa-sisaindustri
(industrial waste).
Selainitu, kebiasaanmeludah, buang air kecildanbesar (human excreta), air limbah (sewage)
jugaharusdikeloladenganbaik agar tidakmengganggukesehatanlingkungan.Sampah yang
tidakdikeloladenganbaikdapatmenjadisaranghewanpenyebarpenyakitdanbau yang tidaksedap.
Meskipunmerupakan air sisanamunvolumenyabesarkarenalebihkurang 80% dari air yang
digunakanbagikegiatan-kegiatanmanusiasehari-haritersebutdibuanglagidalambentuk yang
sudahkotor (tercemar).Selanjutnya air
limbahiniakhirnyaakanmengalirkesungaidanlautdanakandigunakanolehmanusialagi.
5. DrainaseAlamiahdanBuatan
Drainasealami adalahsaluran air yang
terbentuktanpacampurtanganmanusiadanbiasanyabahkantanpapenunjangapa pun,
misalnyasungai.
drainasebuatan yaitusaluranataubangunankhusus yang dibuatolehmanusia.
Konstruksinyabisamiripdengan drainase alami,
namunkeunggulannyamampudibentukmenyesuaikankebutuhan.Adapunsecarakonstruksi,
sistem drainase terbagimenjadiduajenis, yaitusalurantertutupdansaluranterbuka.
6. Sistem Plumbing (perpipaan)
plumbing adalahteknologipemasanganpipadanperalatannyauntukmenyediakan air
bersihdengantekanan yang cukupdandisalurkanketempat yang dikehendaki,
danmenyediakansistempembuangan air
kotordengantanpamencemarilingkungansekitarsehinggaterciptakondisihigienisdankenyamanan
yang diinginkan.Secarakeseluruhaninstalasisistem plumbing inidilaksanakan di dalamgedung
yang kemudiandihubungkandengansistemsalurankota yang berkaitandenganinstalasi air
bersihdaninstalasipembuangan air kotor.
7. SistemPengelolaanLingkunganHidup
Sistem Pengelolaan Lingkungan dapat diartikan sebagai integrasi dari struktur organisasi,
wewenang dan tanggung jawab, mekanisme dan prosedur/proses, praktek operasional, dan
sumberdaya untuk implementasi pengelolaan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan meliputi segenap aspek fungsional pengelolaan untuk mengembangkan,
mencapai, dan menjaga kebijakan dan tujuan organisasi dalam isu-isu lingkungan hidup.
Sistem Pengelolaan Lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan
kinerja lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan,
produk dan jasa.
Agar dapat diimplementasikan secara efektif, Sistem Pengelolaan Lingkungan harus mencakup
beberapa elemen utama sebagai berikut:
1. Kebijakan lingkungan: pernyataan tentang maksud kegiatan pengelolaan lingkungan dan
prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.
2. Perencanaan; mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan lingkungan
hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan.
3. lmplementasi; mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, pelatihan,
komunikasi, dokumentasi, pengendalian dan tanggap darurat.
4. Pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan: mencakup pemantauan, pengukuran, dan audit.
5. Kajian pengelolaan; kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem untuk mencapai tujuan
dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.
Setiap organisasi, tanpa batasan bidang kegiatan, jenis kegiatan, skala kegiatan dan status
organisasi, dapat mengimplementasikan Sistem Pengelolaan Lingkungan tersebut untuk
mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik secara sistematis. lmplementasi sistem tersebut
bersifat sukarela dan berperan sebagai alat pengelolaan untuk memanajemen organisasi
masing-masing.
8. Tata Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah
Bank sampahadalahtempatpemilahandanpengumpulansampah yang
dapatdidaurulangdan/ataudigunaulang yang memilikinilaiekonomi
(tempatuntukmengelolasampahdengan system 3R) 3R adalahsegalaaktifitas yang
mampumengurangisegalasesuatu yang dapatmenimbulkansampah (Reduce),
kegiatanpenggunaankembalisampah yang layakpakai (Reuse)
dankegiatanmengolahsampahuntukdijadikanproduk lain (recycle)
Salah satuinovasipelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pembentukan Bank
Sampahbertujuanuntukmengelolasampahmulaidarisumbernya.PedomanPelaksanaan
:PeraturanMenteriLingkunganHidup No 13 Tahun 2012 tentangPedomanPelaksanaan Reduce,
Reuse dan Recycle (3R) melalui Bank sampah
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/NT/article/viewFile/1061/1036
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/SABUA/article/download/8274/7833
https://ebooktekniksipil.wordpress.com/air/drainase/87-2/
https://www.envi-c.com/2016/06/buku-wajib-perancangan-dan-pemeliharaan-
sistem-plumbing-free-download.html