The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku tentang penetahuan komunikasi dasar beserta teori

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by barca7015, 2021-10-13 01:03:20

TEORI DASAR ILMU KOMUNIKASI

Buku tentang penetahuan komunikasi dasar beserta teori

Keywords: ilmu komunikasi

TEORI DASAR
K
O
M
U
N
I
K
A
S
I

Kata pengantar

Alhamdulillah

segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena buku ini telah
selesai disusun.

Buku ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari konsep-
konsep teori komunikasi

beserta mempermudah mempelajari materi komunikasi terutama bagi kaum awam
yang belum mengenal manajemen keuangan itu sendiri.

Penulis pun menyadari jika didalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan,

namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan
memberikan sebuah manfaat bagi pembaca.

Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran dari pembaca
sangatlah berguna untuk penulis kedepannya.

Makassar oktober 2021

A.Abdillah Ramadani

Daftar isi

Contents

BAB 1..........................................................................................................................................................................................
TEORI KOMUNIKASI ...............................................................................................................................................................

Bab 2 ..........................................................................................................................................................................................
Macam macam tradisi............................................................................................................................................................
Bab 3 ......................................................................................................................................................................................
Pengelompokan teori kedalam tradisi...................................................................................................................................

BAB 1

TEORI KOMUNIKASI
“any organized set of concept ,explanation and priciples that depicts some aspect of human
experience “

*Mengacu pada suatu teori.

*pemahaman kolektive mengenai fenomena komunikasi sluruh teori yang berkaitan
dengan komunikasi

Objek material (subject matter)

Objek material :segala hal yang konkret atau abstrak atau fenomena yang di pelajri suatu
disiplin ilmu :manusia tumbuhan dan alam semesta dan kehidupan sosial

Objek formal

Objek formal :pandangan khusus berupa paradigm dan persfektive setiap disiplin ilmu
terhadap objek material yang di pelajarinya .sebagai pembeda antara satu disiplin ilmu denga
yang lain

Objek material ilmu komunikasi

Objek material ilmu komunikasi :perilaku manusia dalm kehidupan sosial

Objek formal ilmu komunikasi :fenomena komunikasi atau proses komunikasi yang melibatkan
seluruh elemen elemen komunikasi

Tujuan intruksional umum dan khusus

Setelah membaca buku ini kalian bisa mengetahui

-objek material dan formal komunikasi

-karakteristik dan dimensi ilmu komunikasi

1. asumsi folosofis

*ontology :sifat yang ada
*epistomologi:cara memperoleh ilmu
*aksiologi :niat yang berkaitan dengan ilmu

Teori yang bersifat nomoteteik
*mencari dan menjelaskan hukum hukum yang bersifat umum atau ilmu alam yang bersifat
universal
*menggambarkan secara akurat bagaimana kehidupan sosialberlangsuang
*tidak memberikan penilaian atau memberikan abjuran

Bab 2

Macam macam tradisi
1. Sosiopsikologi (sociopsychological)
Sosiopsikologi (sociopsychological) adalah tradisi komunikasi yang berfokus pada peran
manusia sebagai mahluk sosial. Teori komunikasi dalam sosiopsikologi merupakan teori yang
mengedepankan perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian, sifat,
dan persepsi.

Carl Hovland dari Universitas Yale menjelaskan mengenai adanya hubungan antara rangsangan
komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran dan untuk menyediakan sebuah
kerangka awal untuk mendasari teori.

2. Sibernetika (cybernetic)
Sibernetika (cybernetic) adalah tradisi komunikasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan. Sibernetika juga menjadi tradisi komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan mata rantai dalam komunikasi yang terpisah-pisah.

Sibernetika lebih condong pada interaksi yang terjadi dalam komunikasi intrapersonal. Tradisi
komunikasi sibernetika lebih sering digunakan pada interaksi dalam diri individu, percakapan,
hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

*mengkaji sisitem kompleks dan terdiri elemen yang berinteraksi dan memepengaruhi

*menjelaskan bagaimana proses fisisk biologis sosial dan perlaku

3. Retorika (rhetorical)

Tradisi komunikasi selanjutnya adalah retorika (rhetorical). Tradisi komunikasi retorika biasanya
berhubungan dengan komunikasi massa atau ruang publik. Dalam tradisi komunikasi retorika,
terdapat enam keistimewaan karakteristik di dalamnya:

• Sebuah keyakinan yang membedakan manusia dengan hewan dalam kemampuan berbicara,
• Sebuah kepercayaan diri seseorang saat berbicara di depan umum dalam sebuah forum

demokrasi,
• Sebuah keadaan yang mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi audiens melalui pidato

persuasif yang jelas,
• Pelatihan kecakapan berpidato adalah landasan dasar pendidikan kepemimpinan,
• Sebuah tekanan pada kekuasaan dan keindahan bahasa untuk merubah emosi orang dan

menggerakkannya dalam aksi, dan
• Pidato persuasi adalah bidang wewenang dari laki-laki.

Tradisi komunikasi retorika ini biasanya dikuasai oleh para pemimpin negara, konsulat, dan para
pejabat penting yang mampu menggerakkan massa hanya dengan melakukan pidato singkat.
Salah satu tokoh yang mempunyai kemampuan dalam tradisi komunikasi retorika adalah Ir.
Soekarno.

4. Semiotika (semiotic)

Semiotika (semiotic) adalah tradisi komunikasi yang membahas dan menggunakan simbol atau
tanda. Tradisi komunikasi ini biasanya digunakan dalam media publik atau ruang terbuka
sehingga lebih mudah dimengerti dengan cepat.

Tradisi semiotika sendiri terbagi lagi dalam beberapa jenis, yakni:

• Semantik, kajian yang menjelaskan bagaimana tanda-tanda mempunyai hubungan dengan apa
yang ditunjukan oleh tanda-tanda.

• Sintatik, kajian yang menghubungkan satu tanda dengan tanda lain, artinya sebuah tanda tidak
dapat berdiri sendiri. Terdapat beberapa simbol atau tanda lain di dalamnya.

• Pragmatik, membahas mengenai bagaimana tanda dapat membuat perbedaan dalam kehidupan
manusia.

5. Sosiokultural (sociocultural)

Tradisi komunikasi selanjutnya adalah sosiokultural (sociocultural). Tradisi komunikasi yang
satu ini lebih condong dengan hubungan interaksi antar individu di dalam lingkup masyarakat.
Paham interaksi simbolis, konstruksionisme, sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnogradi, dan
etnometodologi adalah beberapa unsur yang mempengaruhi sosiokultural.

Salah satu bentuk realisasi dari sosiokultural adalah suatu tradisi di desa dimana para orang tua
akan jauh lebih dihormati dan disegani, sedangkan di kota, orang yang kaya raya lah yang
dihormati dan disegani.

6. Kritis (critical)

Kritis (critical) adalah tradisi komunikasi yang menyatakan tentang ketidakadilan atau
kesenjangan yang terjadi di sekitar. Tradisi kritis pada mulanya berawal dari pemikiran Karl
Marx, tepatnya di Frankfurt School Jerman. Karl Marx menjadi salah satu tokoh yang cukup
berpengaruh dan sangat kritis terhadap apa yang terjadi di masyarakat.

Tradisi komunikasi kritis juga banyak digunakan pada kaum feminis. Kritis mereka terhadap
penyetaraan gender laki-laki dan wanita juga menjadi salah satu pemikiran yang cukup banyak
disuarakan saat ini.

7. Fenomenologi (phenomenology)

Tradisi dalam ilmu komunikasi yang paling terakhir adalah fenomenologi. Tradisi fenomenologi
adalah tradisi komunikasi yang terjadi akibat adanya pengalaman. Beberapa orang lebih
menyukai mendengar atau menceritakan pengalaman dibandingkan dengan menanyakan opini
yang bukan merupakan pengalaman pribadi

Tradisi fenomenologi juga mematahkan pemikiran bahwa komunikasi harus dilakukan dengan
kalimat yang formal karena ketika seorang menceritakan pengalamannya, maka yang digunakan
adalah bahasa yang lebih luwes dan sesuai dengan imajinasi si pemberi informasi.

*memandang individusebagai penafsir merupakan komponen kunci dalam proses komunikasi

*individu aktif menafsirkasn pengalaman dan berusaha memahami dusnia dari pengalaman

Bab 3

Pengelompokan teori kedalam tradisi

1.TRADISI RETORIKA

A.Teori Retorika

Teori retorika terdiri atas tiga hal, yaitu pembicara publik, berfokus kepada penonton, dan
menghadiri pidato itu sendiri. Teori ini memiliki dua asumi dalam memahami maknaya, (West
& Turner, 2019, pp. 306–311). Retorika adalah seni bicara di depan umum sehingga masuk
dalam kelompok tradisi retorika. Tradisi retorika menunjukkan ketertarikan pada pidato publik
dan berbicara di depan umum serta terkait fungsinya dalam masyarakat. (West
& Turner, 2019, p. 26)

b.teori dramatis

Teori ini juga mengandalkan seni bicara didepan umum saat melakukan sebuah drama dalam
teater, karena itu teori ini masuk dalam tradisi retorika yang berkaitan dengan ketertarikan
pada pidato publik dan berbicara di depan umum serta terkait fungsinya dalam masyarakat.
Meski demikian, teori dramatism ini juga masuk dalam kelompok tradisi semiotika karena
teori ini mengasumsikan bahwa simbol adalah bagian terpenting bagi manusia. Tradisi
semiotika ada studi tentang tanda. (West & Turner, 2019, pp. 26–27)

c.teori paradigm narasi

Teori Fisher menunjukkan manusia adalah pendongeng membuatnya mampu menganalisis
retorik. Teori ini memberikan pemahaman tentang komunikasi dan sifat manusia pada
umumnya yang bisa dilihat dari kelima asumsi teori ini (West & Turner, 2019, pp. 339–349).
Teori ini menujukkan adanya proses bercerita dengan logika naratif, atau logika alasan yang
baik, menunjukkan bahwa orang menilai kredibilitas pembicara yang karena itu teori ini
masuk dalam tradisi retorika.

2.Teori sibernatika

a. Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interaction Theory)

Teori ini masuk ke dalam tradisi semiotika karena teori ini menjelaskan bahwa individu bisa
membentuk dan mendapatkan penggeneralisasian tentang suatu makna atau ide melalui proses
komunikasi yang terjadi. Teori Interaksi Simbolik dikelompokkan dalam tradisi semiotika,
karena interaksi komunikasi yang berjalan di dalam teori ini menggunakan simbol dalam
berbagi makna. Tradisi semiotika adalah ilmu tentang tanda (West & Turner, 2019, p.
26).

b. Teori Informasi Organisasi (Organizational Information Theory)

Teori ini termasuk dalam tradisi sibernetik karena teori ini sejalan dengan tradisi sibernetik
yang berfokus kepada sistem pemrosesan informasi. Teori Informasi Organisasi menganggap
bahwa kegiatan utama organisasi adalah proses memahami informasi yang samar-samar dan
ambigu. (West & Turner, 2019, p. 290 theory at glance)

3.Teori fenemonologis

a. Manajemen Makna yang Terkoordinasi (Coordinated Management of Meaning)

Teori ini dikelompokkan dalam tradisi fenomenalogis karena menjelaskan bahwa cara
individu-individu menetapkan aturan dalam berkomunikasi untuk menciptakan dan
menginterpretasikan (menafsirkan) makna, dan cara aturan-aturan tersebut terjalin dalam
sebuah percakapan yang maknanya senatiasa dikoordinasikan.(West & Turner, 2019, p. 84).
Jadi hubungannya dengan tradisi fenomenologis adalah cara individu menciptakan sebuah
realitas melalui interaksi-interaksi individu dengan individu lainnya, sehingga membentuk
suatu situasi sosial. Dari situasi sosial tersebut terbentuklah percakapan–percakapan
antarindividu berdasarkan pengalaman yang akhirnya menciptakan sebuah realitas. Sehingga,
teori ini masuk dalam kategori tradisi fenomenalogis yang memandang individu
sebagai penafsir sebagaimana teori manajemen menafsirkan makna dalam sebuah dialog.

4.Teori sosial psikologi

a.Teori Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance
Theory)

Teori ini dikelompokkan dalam tradisi sosial-psikologis, karena teori ini memberikan
penjelasan untuk bagaimana keyakinan tentang pilihannya dan perilaku mengubah sikap
karena pengalaman yang dialaminya. Tradisi sosial-psikologi berorientasi pada proses

kognitif (kesadaran, terutama tentang pengolahan informasi) yang bergerak menuju emosi dan
perilaku. Selain itu, tradisi sosio-psikologis menjunjung tinggi model sebab-akibat, yaitu
perilaku seseorang dipengaruhi oleh sesuatu yang lain (West & Turner, 2019, p. 28)

b. Teori Ekspektasi Pelanggaran (Expectancy Violations Theory)
Teori ini berfokus pada apa yang diharapkan orang—dan reaksi mereka terhadap orang lain—
dalam percakapan. Teori ini juga membahas tentang suatu ekspektasi atau suatu harapan yang
bisa diprediksikan, sehingga saya menggolongkannya ke tradisi sosio- psikologis yang juga
mencari tentang hubungan kausalitas yang bisa memprediksikan hasil ketika orang
berkomunikasi. (West & Turner, 2019, p. 130). Sejalan dengan tradisi sosio- psikologis
menjunjung tinggi model sebab-akibat, yaitu perilaku seseorang dipengaruhi oleh
sesuatu yang lain (West & Turner, 2019, p. 28).

c. Teori Pengurangan Ketidakpastian (Unceertainty Reduction
Theory)

Teori ini dikelompokkan dalam tradisi sosial-psikologis, karena dalam teori ini menjelaskan
asumsi tentang tujuan utama dari suatu pertemuan atau interaksi pada orang baru adalah untuk
mengurangi ketidakpastian dan meingkatkan prediktabilitas. (West & Turner, 2019,
pp. 135–140)

d. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Teory)

Teori ini menjelaskan bagaimana tiap - tiap individu harus saling memberikan kepuasan
tersendiri dalam hubungan.(West & Turner, 2019, p. 157) Ini berhubungan dengan tradisi sosio
– psikologis yang menjelaskan bahwa tradisi ini berkonsentrasi pada bagaimana individu
memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi dengan cara yang mengarah
pada keluaran perilaku. (West & Turner, 2019, p. 28)

e. Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory)

Teori ini berfokus pada pengembangan hubungan interpersonal dengan cara pengungkapan diri
sehingga hubungan antar individu yang semakin dekat dan intim. keintiman ini termasuk juga
pada intelektual (kognisi) dan emosional (afektif). (West & Turner, 2019, p. 171). Proses
penetrasi sosial ini juga berbicara tentang aspek perilaku (konatif) sehingga bisa dikatakan
teori ini masuk ke dalam tradisi sosio – psikologis.

f. Teori Pemrosesan Informasi Sosial (Social Information Processing Theory)
Teori ini dimasukkan ke tradisi sosio – psikologis karena teori ini secara khusus membicarakan
mengenai efek kognitif pada individu dalam membangun hubungan secara virtual bahkan
dengan tidak melakukan interaksi secara face to face. (West & Turner, 2019,
p. 220 theory at glance)

g. Teori Pengaturan Agenda (Agenda Setting Theory)

Teori agenda setting menjelaskan bahwa media mengatur agenda untuk publik. Media
menunjukkan sebuah berita tidak penting jika tidak diberitakan atau diletakkan di halaman
belakang surat kabar. Sebaliknya, media menunjukkan berita yang penting dengan
menekankan berita tersebut. (West & Turner, 2019, p. 356). Teori pengaturan agenda ini

dikelompokkan dalam tradisi sosial-psikologis karena dalam teori ini berfokus padaa pengaruh
media dalam menciptakan realitas sosial masyarakat. Tradisi sosio-psikologis menjunjung
tinggi model sebab-akibat, yaitu perilaku seseorang dipengaruhi oleh sesuatu
yang lain. (West & Turner, 2019, p. 28)

h.Teori Spiral Keheningan
(Spiral of Silence Theory)

Teori ini dikelompokkan dalam tradisi sosial - psikologis karena adanya pengaruh opini
publik dalam perilaku publik. Tradisi sosio-psikologis menjunjung tinggi model sebab-
akibat, yaitu perilaku seseorang dipengaruhi oleh sesuatu yang lain (West & Turner, 2019,
p. 28). Dalam hal ini, opini publik dalam masyarakat maupun media mempengaruhi tindakan
perilaku publik seseorang.

i. Teori Negosiasi Wajah (Face-Negotiation Theory)

Teori ini masuk dalam tradisi sosio - psikologis karena berfokus kepada interpersonal. Dalam
teori ini membahas tiga asumsi yang memperjelas bahwa teori ini berfokus kepada identitas
diri individu dalam interaksi antarpribadi.(West & Turner, 2019, pp. 459–466). Asumsi –
asumsi ini sejalan dengan tradisi sosial psikologi yang berfokus kepada interaksi individunya.

j. Teori Akomodasi Komunikasi(Communication Accomodation Theory)

Teori akomodasi komunikasi adalah bagian dari tradisi sosial-psikologi karena dalam tardisi ini
terdapat kemampuan mengatur perilaku seseorang seperti dalam sosial-psikilogi. Tradisi sosio-
psikologis menjunjung tinggi model sebab-akibat, yaitu perilaku seseorang dipengaruhi oleh
sesuatu yang lain (West & Turner, 2019, p. 28). Akomodasi ditentukan sebagai kemampuan
untuk menyesuaikan, memodifikasi, atau mengatur perilaku seseorang
dalam menanggapi orang lain yang dipengaruhi oleh latar belakang seseorang.

k.

5.Tradisi sosial kultural

a. Teori Dialektika Relasional (Relational Dialethics Theory)

Teori ini menjelaskan mengenai strategi koping yang mungkin digunakan orang untuk
menghadapi ketegangan dialektika utama dalam hubungan mereka. (West & Turner, 2019,

p. 201). Teori ini juga menjelaskan bahwa kedekatan dan jarak bukanlah hal yang baik atau
buruk, dan hubungan intim membutuhkan keduanya. Teori ini membahas mengenai
carapemahaman, makna, norma, peran, dan aturan kita bekerja secara interaktif dalam
komunikasi yang sejalan dengan pengertian tradisi socio – kultural.

b. Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management Theory)

Teori ini dikelompokkan dalam tradisi sosio - kultural, karena teori ini menjelaskan tentang
manusia yang membuat sebuah aturan mengenai apa yang harus diungkapkan ke public dan
yang mana yang bersifat privasi. Dalam sosio - kultural, tradisi ini fokus kepada interaksi sosial
yang menghasilkan aturan-aturan dan hal tersebut dihasilkan dalam teori manajemen privasi
komunikasi dalam asumsi-asumsi teori ini. (West & Turner, 2019, p. 28)

c. Groupthink

Groupthink adalah teori yang terkait dengan komunikasi kelompok kecil. Janis memfokuskan
groupthink pada kelompok pemecahan masalah dan berorientasi tugas, yang tujuannya
membuat keputusan dan memberikan rekomendasi kegiatan. Galanes dan Adam menambahkan
bahwa kegiatan kelompok kecil ini termasuk berbagi informasi, bersosialisasi, berhubungan
dengan orang atau kelompok lain, mendidik anggota baru, mendefinisikan peran, dan
bercerita.(West & Turner, 2019, p. 240). Groupthink dapat dikelompokkan ke dalam sosio -
kultural karena fokus kepada bentuk-bentuk interaksi dalam
sebuah kelompok, seperti pembuatan keputusan atau bersosialisasi lainnya.

d. Teori Strukturasi (Structuration Theory)

Teori ini masuk ke dalam tradisi sibernetik karena teori ini membicarakan mengenai struktur
kompleks organisasi serta bagaimana peran masing masing individu di dalamnya. (West &
Turner, 2019, p. 259 Assumption of Structuration Theory) Teori ini juga masuk ke dalam
tradisi sosio – kultural karena teori ini membahas mengenai perilaku – perilaku atau aktivitas
spesifik yang melibatkan manusia, dipandu oleh aturan dan konteks di mana interaksi
berlangsung.(West & Turner, 2019, p. 28)

e. Teori Budaya Organisasi (Organizational Culture Theory)

Teori ini masuk ke dalam tradisi sosio – kultural karena teori ini secara sederhana bahwa
budaya adalah komponen tak berwujud dan penting dari semua organisasi. Teori ini juga
menjelaskan mengenai budaya organisasi yang sangat bervariasi. Persepsi tentang tindakan

dan aktivitas dalam budaya ini sama beragamnya dengan budaya itu sendiri. (West & Turner,
2019, pp. 276–279)

f. Teori Kegunaan dan Gratifikasi (Uses and Gratification Theory)

Dikelompokkan kedalam tradisi-sosiokultural karena teori Penggunaan dan gratifikasi
menyediakan kerangka kerja untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media
individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat
atau menurun. Dalam hal ini, terjadi interaksi antara penonton dengan media melalui penilai
dan penggunaan konten media tersebut.

g. Teori Budidaya (Cultivation Theory)

Teori budidaya ini masuk dalam tradisi sosial budaya karena terkait dengan proses penciptaan
realitas sosial. Teori budidaya adalah teori yang memprediksi dan menjelaskan pembentukan
dan pembentukan persepsi, pemahaman, dan keyakinan jangka panjang tentang dunia sebagai
akibat dari konsumsi pesan media.(West & Turner, 2019, p. 405). Serta masuk ke dalam tradisi
kritik karena adanya dominasi yang kuat dan pengarahan pandangan individu dikarenakan efek
dari konten yang dihadirkan melalui televisi. (West & Turner,
2019, p. 404)

h. Teori Ekologi Media (Media Ecology Theory)

Teori ini masuk dalam teori sosio - kultural karena membentuk dan menciptakan aturan. Dalam
teori ini media secara general bertindak langsung membentuk dan mengatur sebuah
budaya.(West & Turner, 2019, p. 438). Tradisi sosio – kultural berfokus kepada interaksi
sosial yang membentuk kebudayaan dan dalam teori ini media mempengaruhi dan
membentuk kebudayaan tanpa masyarakat sadari.

6.Tradisi semiotika

a. Teori Grup Bisu (Muted Group Theory)

Cheris Kramarae dalam West & Turner (West & Turner, 2019) mengatakan bahwa muted
group mendapatkan masalah ketika mereka berbicara dengan suara mereka sendiri. Orbe justru
menyebutkan bahwa muted group theory juga dapat digunakan dalam kelompok non-
dominan.(West & Turner, 2019, p. 498). Teori ini masuk dalam tradisi kritis karena
membahas tentang kurangnya emansipasi perempuan dan tingginya kekuasaan kelompok

dominan. Mute group theory mengkritisi kelompok dominan dan berpendapat bahwaa ide-
ide hegemonik sering membungkam ide-ide lain.
7.Tradisi kritik
a. Teori Sudut Pandang Feminis (Feminist Standpoint Theory)
Teori ini masuk dalam tradisi kritis karena menunjukkan kurangnya emansipasi perempuan
dalam kehidupan sosial serta adanya perbedaan pandangan antara kaum yang memiliki latar
belakang yang berbeda. Sehingga menimbulkan suatu kritik yang dianggap penting dan harus
diluruskan. (West & Turner, 2019, pp. 521–524)

Review teman :
1.nur aini febriani putri: “sudah cukup baik dari segi materi dan cukup lengkap tapi belum tuntas
atau membahsa secara mendalam ,sarannay lebih memperhatikan kerapian dan pembahasan
mendalam”
2.muh.arya atthobarani:’untuk pemula sudah cukup lengkap dan baik hanya buth sedikit
perbaikan serta seing latihan”


Click to View FlipBook Version