The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Memaparka mengenai koneksi materu modul 1.1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wulandanitri86, 2023-09-01 11:18:44

TUGAS CGP ANGKATAN 9

Memaparka mengenai koneksi materu modul 1.1

KONEKSI ANTAR MATERI 1.1 MODUL by Tri Wulandani CGP Angkatan 9 Fasilitator Nanang PP. Christina Fika


Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran pada modul 1.1 dapat saya membuat kesimpulan tentang Filosofi Pendidikan Ki hajar Dewantara bahwa: Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengajaran merupakan merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan merupakan tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan. Hidup tumbuhnya anak terletak diluar kehendak kita kaum pendidik. Tiap anak memiliki kekuatan kodrat yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya. Meski hanya menuntun, tapi peran dan faedah pendidik sangat besar bagi tumbuhnya anak. Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Agustus 2023


Mulai dari diri. Awal kegiatan CGP saya diarahkan untuk mempelajari Modul 1.1. DenganFasilitator bapak Nanang dan PP Ibu Fika, kita dibantu sekali untuk diarahkan ke LMS dan diarahkan ke modul yang harus kami baca dan kami penuhi tugas-tugasnya. Kegiatan pertama dalam LMS adalah 1. Dalam bagian mulai dari diri ini, saya diarahkan untuk membuat refleksi diri tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran. Yang awalnya saya hanya mengetaui pemikiran KHD itu ada 3 semboyan, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani saja. Akan tetapi setelah membaca dari beberapa referensi, pemikiran KHD tidak hanya itu saja. Mengenai pemikiran KHD tentang pendidikan dan pengajaran ternyata dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Menurut KHD, Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Setelah saya memahami bahwa ternyata pemikiran KHD ada banyak hal, maka saya diarahkan untuk menuliskan mengenai relevansi pendidikan berdasarkan pemikiran KHD dengan sekolah saat ini serta relevansi pada sekolah saya pada khususnya. Yang pada dasarnya sekolah saat ini mulai berlomba-lomba untuk berusaha menerapkan pendidikan dan pengajaran sesuai pemikiran KHD. Dan untuk diri saya sendiri, setelah memahami arti dari pendidikan dan pengajaran maka dalam pengajaran dan pendidikan saya hanya bertugas sebagai penuntun. Menuntun anak untuk mencapai keberhasilan sesuai kodratnya. Selama ini yang saya rasakan, saya belum bisa merdeka dalam beraktivitas di sekolah, terkadang ada beberapa aktivitas yang harus saya selesaikan sehingga proses pengajaran di kelas menjadi tidak maksimal. Kurang mampunya saya dalam membagi waktu kadang masih menjadi kendala. Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Agustus 2023


Dalam bagian eksplorasi konsep ini saya diarahkan untuk memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengenai tujuan dan asas pendidikan dan menganalisis konsep-konsep pemikiran KHD berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid. Disajikan 11 post uraian kegiatan yang didalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai pemikiran KHD dan tiap kegiatan, saya harus memberikan tanggapan reflektif mengenai pemaparan-pemaparan pemikiran KHD. Dalam kegiatan 1 terdapat pemaparan kerangka pemikiran KHD. Kegiatan 2 pemaparan asas pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kegiatan 3 pemaparan dasardasar pendidikan yang menuntun, kegiatan 4 memaparkan tentang kodrat alam dan kodrat zaman, kegiatan 5 memaparkan mengenai budi pekerti, kegiatan 6 memaparkan intepretasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan terakhir kegiatan 7 merupakan penugasan atau refleksi diri. Dalam eksplorasi konsep ini saya menyampaikan refleksi diri saya tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bentuk audio. Dalam refleksi tersebut saya menyampaikan bahwa begitu dalamnya pemikiran KHD terhadap pendidikan dan pengajaran anak-anak di Indonesia. Disusun begitu rapi pemikiran-pemikiran tersebut dan seluruh pemikiran mengarah pada satu tujuan yaitu memerdekakan anak. Sebagai guru saat ini tentunnya mengimplementasikan pemikiran KHD dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Tiap pendidik memang memiliki tujuan khusus dalam mengajar, akan tetapi tidak salah juga jika dalam tujuan itu dikemas dengan pengajaran yang berpihak pada anak. Karena selama ini dalam dunia pendidikan masih terdapat pengajaran yang teacher center dikarenakan guru masih mementingkan ketuntasan materi. Bukan memikirkan bagaimana kemauan anak, keinginan anak, pemahaman anak dalam materi yang disampaikan. Sayapun sebagai guru sudah berusaha untuk memahami anak dan berusaha membangun pembelajaran yang berpihak pada anak, tapi saya rasa masih belum maksimal. 2. Eksplorasi Konsep


3. Demonstrasi Kontekstual Dalam kegiatan ini saya diarahkan untuk mendesain strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD - 'Pendidikan yang Berpihak pada Murid' - sesuai dengan Konteks Diri Murid dan Sosial Budaya di daerah asal (karya demonstrasi kontekstual dalam video, atau infografis atau puisi atau lagu, dll). Dan saya memilih menggunakan video untuk menyampaikan bagaimana desain strategi saya dalam mewujudkan KHD mengenai pendidikan yang berpihak pada murid di sekolah saya. Berikut adalah link video demonstrasi kontekstual yang saya buat. https://youtu.be/tEjhemmjuA4 Dalam bagian eksplorasi konsep ini saya diarahkan untuk memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengenai tujuan dan asas pendidikan dan menganalisis konsep-konsep pemikiran KHD berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid. Disajikan 11 post uraian kegiatan yang didalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai pemikiran KHD dan tiap kegiatan, saya harus memberikan tanggapan reflektif mengenai pemaparan-pemaparan pemikiran KHD. Dalam kegiatan 1 terdapat pemaparan kerangka pemikiran KHD. Kegiatan 2 pemaparan asas pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kegiatan 3 pemaparan dasardasar pendidikan yang menuntun, kegiatan 4 memaparkan tentang kodrat alam dan kodrat zaman, kegiatan 5 memaparkan mengenai budi pekerti, kegiatan 6 memaparkan intepretasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan terakhir kegiatan 7 merupakan penugasan atau refleksi diri. Dalam eksplorasi konsep ini saya menyampaikan refleksi diri saya tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bentuk audio. Dalam refleksi tersebut saya menyampaikan bahwa begitu dalamnya pemikiran KHD terhadap pendidikan dan pengajaran anak-anak di Indonesia. Disusun begitu rapi pemikiran-pemikiran tersebut dan seluruh pemikiran mengarah pada satu tujuan yaitu memerdekakan anak. Sebagai guru saat ini tentunnya mengimplementasikan pemikiran KHD dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Tiap pendidik memang memiliki tujuan khusus dalam mengajar, akan tetapi tidak salah juga jika dalam tujuan itu dikemas dengan pengajaran yang berpihak pada anak. Karena selama ini dalam dunia pendidikan masih terdapat pengajaran yang teacher center dikarenakan guru masih mementingkan ketuntasan materi. Bukan memikirkan bagaimana kemauan anak, keinginan anak, pemahaman anak dalam materi yang disampaikan. Sayapun sebagai guru sudah berusaha untuk memahami anak dan berusaha membangun pembelajaran yang berpihak pada anak, tapi saya rasa masih belum maksimal.


3. Demonstrasi Kontekstual Dalam demonstrasi kontekstual ini saya menyampaikan mengenai penjelasan pendidikan yang berpihak pada murid. Pendidikan yang memprioritaskan murid untuk di layani. Pemaparan pemikiran KHD lainnya yang saya paparkan yaitu mengenai pendidik seperti petani, yang tidak bisa memaksakan murid untuk menjadi seperti yang diinginkan guru. Anak memiliki kodrat masing-masing untuk berhak tumbuh sesuai dengan kodrat alam. Selain itu saya memaparkan mengenai apa itu sistem among, trilogi pendidikan, pendidikan yang menghamba pada anak, kemudian bermain adalah kodrat anak dan juga anak merupakan kertas kosong. Pemikiran -pemikiran KHD ini sangat saya pahami setelah saya mempelajari modul 1.1. Sehingga saya menguraikan kegiatankegiatan pembelajaran yang ada di sekolah saya yang sesuai dengan pebelajaran yang berpihak pada anak.


4. Elaborasi Pemahaman Dalam kegiatan ini saya diarahkan untuk mampu memberikan perspektif refleksi kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam Elaborasi Pemahaman dengan berdialog bersama Instruktur. Instruktur dalam Elaborasi Pemahaman ini dipimpin oleh Bapak Reddison. Belliau menjelaskan dengan lugas mengenai pemikiran-pemikiran KHD. Sehingga semakin memahami saya mengenai pemikiran KHD ini. Dan dalam kegiatan elaborasi ini saya diarahkan kepada beberapa pertanyaan pemantik yaitu Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya? Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman? Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan peran saya sebagai pendidik? Bagaimana gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)? Dari pertanyaan pemantik tersebut saya jadi memahami kembali bahwa guru dalam pendidikan hanya bertugas menjadi penuntun anak muridnya. Dan dalam dunia pendidikan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada anak benar-benar harus dipertimbangkan sehingga pengajaran yang kita berikan mampu memerdekakan anak. Selain itu dibahas kembali mengenai pendidikan yang berhamba pada anak itu seperti apa. Berhamba disini bukan berarti hal yang negatif akan tetapi berhamba disini berarti guru mengajar dengan berpihak pada anak, sama dengan cerita kehidupan yang dialami oleh Ki Hadjar Dewantara dengan putrinya. Beliau mengatakan pada anaknya “ Kowe bakal dak mulya ake”. Kalimat tersebut berarti sangat mendalam dalam bahasa Jawa. Yang berarti “ Kamu (anakku) akan aku muliakan”. Kasih sayang seorang ayah dan ibu pada anaknya yang begitu besar. Mereka rela melakukan apapun demi memuliakan anaknya. Begitulah arti dari pembelajaran berhamba pada anak. Dari kegiatan ini saya menjadi lebih memahami betapa besar peran orang tua dan guru demi anak muridnya.


P E M A H A M A NA W A L S A Y A Murid merupakan sebuah objek yang harus saya sukseskan. Standart nilai masih digunakan sebagai acuan untuk tingkat kemampuan kognitif murid. Pemberian label peringkat pada murid masih sangat perlu. Percaya bahwa semua murid dapat berkembang dan tumbuh dengan maksimal jika dukungan dari guru, orang tua dan lingkungan optimal. Pembelajaran akan berhasil jika guru mampu mengelola dan menguasai kelas. Pembelajaran dengan metode, model dan media pembelajaran yang tepat menjadikan kelas yang berhasil dan menyenangkan. Pembelajaran yang bervariasi akan menjadikan kelas yang menyenangkan. Jika guru dan orang tua murid menanamkan budi pekerti yang baik maka tingkah laku murid akan baik. Pengendalian diri guru untuk mengatur sikap dan emosional pada anak, sangat diperlukan. Murid selalu dituntut untuk menjadi murid yang baik, pintar dan taat aturan baik di rumah dan di sekolah. Seluruh rangkaian kegiatan dalam modul 1.1 menjadikan perubahan dalam diri saya,. Pemahaman awal saya mengenai murid dan pembelajaran di kelas saya yang seperti berikut:


Pemahaman saya setelah membaca Modul 1.1 a. Standart nilai masih digunakan sebagai acuan untuk tingkat kemampuan kognitif murid. Setelah mempelajari modul: Nilai bukanlah standart kemampuan kognitif anak dikatakan berhasil. Nilai hanya sebuah angka, yang dapat memberikan dampak yang signifikan pada anak. Mereka yang memiliki nilai rendah maka anak merasa kurang percaya diri, beda dengan anak yang selalu mendapatkan nilai maksimal. Maka dia akan menjadi pribadi yang percaya diri. Sehingga menjadi guru harus mampu memerdekakan anak dengan tidak lagi memberikan keyakinan pada murid bahwa siapa yang pandai maka dialah yang mendapat nilai sempurna. b. Pemberian label peringkat pada murid masih sangat perlu. Setelah mempelajari modul: Pelabelan peringkat bagi orang tua terkadang sangat penting. Orang tua hanya tau bahwa anak yang pandai hanya anak yang mendapat peringkat 1. Dan yang peringkat paling rendah merupakan anak yang tidak pandai. Orang tua akan memberikan penekanan pada anak untuk mampu meningkatkan peringkatnya tanpa memperdulikan kemampuan anak dalam hal belajar memiliki karakter yang berbeda. Tiap anak memiliki kodrat masing-masing yang dibawanya dari lahir. Orang tua hanya wajib menuntun anak untuk berkembang dan tumbuh sesuai kodratnya. Jikapun pelabelan peringkat perlu diadakan, berikan label peringkat pada kemampuan tiap anak dan tentunya dengan kemampuan yang berbeda. Jangan lagi memberikan label peringkat dalam sistem holistik seluruh siswa, dikarenakan kemampuan anak sesuai kodrat alamnya memiliki perbedaan kemampuan antara anak yang satu dengan yang lain.


c. Percaya bahwa semua murid dapat berkembang dan tumbuh dengan maksimal jika dukungan dari guru, orang tua dan lingkungan optimal. Setelah membaca modul pemahaman saya: Meski guru, orang tua dan lingkungan sudah optimal dalam memberikan dukungan yang optimal pada murid, belum tentu dukungan itu membawa pengaruh besar pada anak. Pada dasarnya anak ingin merdeka dengan tidak berkembang sesuai dengan apa yang diinginkan orang-orang disekitarnya. Sehingga dalam hal ini guru harus mampu dalam membersamai mereka untuk mencapai apa yang sudah menjadi kodratnya. d. Pembelajaran akan berhasil jika guru mampu mengelola dan menguasai kelas. Setelah membaca modul pemahaman saya: Pembelajaran sudah dikatakan berhasil jika seorang pendidik tidak hanya bisa mengelola kelas dan menguasai kelas akan tetapi pembelajaran sudah dikatakan berhasil jika guru dapat memanusiakan manusia. Pengelolaan dan penguasaan kelas yang baik, tenang dan tidak ribut tidak dapat dikatakan berhasil dala penyampaian pembelajaran jika ternyata di dalam kelas ada anak yang masih belajar dalam tekanan. Sehingga guru harus mampu dalam memanusiakan manusia dalam arti guru harus mampu dalam mengendalikan kelas tanpa tekanan dan memerdekakan mereka dari segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Pemahaman saya setelah membaca Modul 1.1


e. Pembelajaran dengan metode, model dan media pembelajaran yang tepat menjadikan kelas yang berhasil dan menyenangkan. Setelah membaca modul pemahaman saya: Dalam mengajar, seorang pendidik harus memikirkan akan metode, model dan media pembelajaran yang akan dilakukan. Disesuaikan dengan materi dan kebutuhan murid. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pembelajaran harusnya banyak berpusat pada murid, tidak berpusat pada guru. Terkadang guru masih menjadi pengendali dalam kelas, dikarenakan kekhawatiran akan tidak berjalan lancarnya penyampaian materi dan ketuntasan materi pada anak didiknya. Selain itu memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan keadaan dirinya sebelum pembelajaran sangat diperlukan, dikarenakan adanya perbedaan karakter pada anak mungkin tidak smua anak suka dengan pembelajaran yang kita lakukan. Pentingnya guru untuk mengembangkan diri dan juga mampu mengikuti perkembangan pengajaran diabad 21 ini. f. Jika guru dan orang tua murid menanamkan budi pekerti yang baik maka tingkah laku murid akan baik, pintar dan taat aturan baik di rumah dan di sekolah. Setelah membaca modul pemahaman saya: Terkadang guru dan orang tua murid terlalu menuntut anak untuk menjadi apa yang diinginkan. Maka pada dasarnya guru dan orang tua hanya menuntun mereka berkembang sesuai dengan kodratnya, bukan menuntut mereka untuk menjadi apa yang guru dan orang tua inginkan. Pemahaman saya setelah membaca Modul 1.1


a.Meningkatkan kompetensi diri yang belum maksimal dengan melakukan pengembangan diri menyesuaikan dengan perkembangan generasi milenial abad 21. b.Lebih maksimal dalam memahami pemikiran KHD dan mengimplementasikan di sekolah dengan menambah referensi pembelajaran yang berpihak pada anak pada platform pendidikan atau media sosial influencer pendidikan masa kini. c.Memahami murid dengan lebih dalam lagi untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana keinginan mereka dan kemampuan yang mereka miliki tiap awal pembelajaran. d.Mengadakan refleksi pembelajaran dengan rutin setiap akhir kegiatan belajar agar memberi kesempatan murid dalam mengungkapkan apa yang dirasakannya, serta saya dapat menyusun tindak lanjut dari refleksi yang murid berikan guna mengarahkan pada pembelajaran yang diinginkan. e.Lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran yang variatif dan menyenangkan pada siswa, mengusahakan pembelajaran untuk berpihak pada murid. PENERAPAN PEMIKIRAN KHD


Click to View FlipBook Version