The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini menjelaskan Model dan variasi latihan Aiming yang ditujukan untuk Atlet Panahan dalam berlatih. khususnya usia Atlet Junior

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Aris• Man, 2024-03-09 04:44:18

Model Latihan Aiming dalam Memanah

Buku ini menjelaskan Model dan variasi latihan Aiming yang ditujukan untuk Atlet Panahan dalam berlatih. khususnya usia Atlet Junior

Keywords: Model Latihan; Aiming; Archery;

i


i KATA PENGANTAR Selamat datang di dunia panahan! Buku ini dirancang khusus untuk para pemanah muda berusia 13-15 tahun yang ingin meningkatkan kemampuan aiming. Kami memahami bahwa usia ini merupakan masa krusial untuk mengembangkan teknik dan membangun fondasi yang kuat dalam olahraga panahan. Buku ini menawarkan panduan komprehensif tentang lima model latihan aiming yang populer seperti (Ballon, Numeric, Alphabet, Animals, dan Geometric). Setiap model dirancang untuk membantu dalam mengembangkan keterampilan dan fokus yang berbeda. Buku ini menjelaskan secara singkat model latihan target ballon untuk meningkatkan akurasi dan presisi aiming, Model latihan target numeric untuk melatih fokus dan konsentrasi, Model latihan target alphabet untuk meningkatkan koordinasi mata-tangan dan kecepatan aiming, Model latihan menggunakan target animals dan geometric untuk melatih ketepatan dan kemampuan dalam membidik target yang kompleks. Buku ini dipersembahkan untuk pemanah muda usia 13-15 tahun, Pelatih dan instruktur panahan, Orang tua yang ingin membantu anak mereka meningkatkan kemampuan panahan. Kami yakin bahwa buku ini akan menjadi panduan berharga bagi Anda dalam perjalanan menuju prestasi panahan yang gemilang. Selamat berlatih!


ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................... iv BAB I Pendahuluan ................................................................................ 1 A. Sejarah Olahraga Panahan ...............................................................1 B. Prestasi Indonesia dalam Olahraga Panahan .................................... 2 BAB II Olahraga Panahan ...................................................................... 4 A. Pengertian...................................................................................... 4 B. Teknik Dasar Panahan .................................................................... 5 C. Analisis Biomekanik Panahan .........................................................12 BAB III Perlengkapan & Aturan ............................................................. 13 A. Ukuran Lapangan..........................................................................13 B. Kostum Memanah.........................................................................13 C. Pemberian Nilai ............................................................................14 D. Papan Sasaran Panahan .................................................................14 E. Ronde Panahan.............................................................................15 BAB IV Tes Keterampilan Memanah ...................................................... 16 A. Instrumen Tes Jarak 30 Meter........................................................16 B. Tes memanah Jarak 30 Meter ............................................................17 BAB V Model latihan Aiming ................................................................ 19 A. Latihan menggunakan Objek Balon (Ballon)...................................19 B. Latihan menggunakan Objek Angka (Numeric).............................. 22 C. Latihan menggunakan Objek Huruf (Alphabet).............................. 25 D. Latihan menggunakan Objek Hewan (Animals) ............................. 28 E. Latihan menggunakan Objek Geometri (Geometric) .......................31 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 33


iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Teknik Square Stance......................................................... 6 Gambar 2. Teknik Open stance.......................................................... 7 Gambar 3. Teknik Close stance .......................................................... 7 Gambar 4. Teknik Oblique stance ...................................................... 7 Gambar 5. Teknik Nocking ................................................................ 8 Gambar 6. Teknik Set-Up................................................................... 9 Gambar 7. Teknik Drawing................................................................ 9 Gambar 8. Teknik Anchoring ............................................................10 Gambar 9. Teknik Holding ...............................................................10 Gambar 10. Teknik Aiming ............................................................... 11 Gambar 11. Teknik Release................................................................ 11 Gambar 12. Teknik Follow Through..................................................12 Gambar 13. Static Ballon Archery ......................................................19 Gambar 14. Moving Horizontal Balloon Archery .............................. 20 Gambar 15. Balloon Archery Team Challenge................................... 20 Gambar 16. Blindfold Balloon Archery ..............................................21 Gambar 17. Rainbow Balloon Archery ............................................. 22 Gambar 18. Numerical Bulls-Eye Challenge....................................... 22 Gambar 19. Moving Countdown Archery......................................... 23 Gambar 20. Target Total Points....................................................... 24 Gambar 21. Math Quiz Archery ....................................................... 24 Gambar 22. Clockwork Archery....................................................... 25 Gambar 23. Alphabet Sequence Shooting ......................................... 26 Gambar 24. Word Archery .............................................................. 26 Gambar 25. Spelling Challenge ........................................................ 27 Gambar 26. Letter Crossing Arrows.................................................. 28 Gambar 27. Zoo Animal Archery ..................................................... 28 Gambar 28. Moving Animal Safari ................................................... 29 Gambar 29. Predator-Prey Archery .................................................. 30 Gambar 30. Animal Alphabet Challenge........................................... 30 Gambar 31. Animal Matchup Challenge ............................................31 Gambar 32. Geometric Bulls-Eye Challenge ...................................... 32 Gambar 33. Geometric Puzzle Challenge.......................................... 32


iv DAFTAR TABEL Tabel 1. tes dan Pengukuran Panahan................................................18


1 BAB I Pendahuluan A. Sejarah Olahraga Panahan Panahan merupakan salah satu olahraga tertua di dunia. Bukti sejarah menunjukkan bahwa panahan telah digunakan sejak zaman prasejarah sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada masa itu, panahan digunakan untuk berburu dan berperang. Penggunaan panahan sebagai alat berburu dan perang terus berkembang hingga zaman kuno. Di berbagai belahan dunia, panahan menjadi bagian penting dalam budaya dan militer. Contohnya, di Mesir Kuno, panahan digunakan untuk berburu, berperang, dan bahkan sebagai olahraga.Pada abad pertengahan, panahan menjadi bagian penting dalam strategi militer di Eropa. Para pemanah dilatih untuk menembakkan panah dengan akurat dan cepat. Panahan juga menjadi simbol ksatria dan kehormatan. Pada abad ke-17, panahan mulai berkembang menjadi olahraga rekreasi di Inggris. Raja Charles II mendirikan Grand National Archery Society (GNAS) pada tahun 1676, yang merupakan organisasi panahan pertama di dunia. Pada tahun 1900, panahan dipertandingkan kembali di Olimpiade modern setelah sebelumnya dipertandingkan di Olimpiade kuno. Saat ini, panahan adalah salah satu olahraga yang populer di dunia dengan berbagai federasi dan organisasi di berbagai negara. Sejarah di Indonesia Sejarah panahan di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Namun, panahan telah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha. Relief-relief di Candi Borobudur dan Prambanan menunjukkan gambar orang-orang yang menggunakan busur dan panah. Pada masa kerajaan Islam, memanah menjadi salah satu kegiatan sunnah yang dianjurkan. Raja-raja dan bangsawan di Jawa dan Sumatera sering mengadakan perlombaan panahan untuk menunjukkan keahlian mereka. Pada masa penjajahan Belanda, panahan diperkenalkan sebagai olahraga modern. Pada tahun 1931, didirikan Perserikatan Panahan Hindia Belanda (PPNB). Setelah kemerdekaan Indonesia, panahan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada tahun 1948. Pada tahun 1953, didirikan Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) sebagai organisasi resmi panahan di Indonesia. Perpani bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mempromosikan olahraga panahan di seluruh


2 Indonesia. Saat ini, panahan menjadi salah satu olahraga yang populer di Indonesia dengan berbagai klub dan komunitas di berbagai daerah. Atletatlet panahan Indonesia telah meraih berbagai prestasi di tingkat internasional. B. Prestasi Indonesia dalam Olahraga Panahan Indonesia memiliki sejarah panjang dan prestasi yang membanggakan dalam olahraga panahan. Berikut beberapa prestasi yang diraih atlet-atlet Indonesia di tingkat internasional: Olimpiade: Medali Perak: Tim putri Indonesia (Nurfitriyana Saiman, Lilis Handayani, dan Kusuma Wardhani) pada Olimpiade Seoul 1988. Perempat final: Riau Ega Agatha (putra recurve) pada Olimpiade Tokyo 2020. Asian Games: Medali Emas: Tim putra compound (Riau Ega Agatha, Alviyanto Prastyadi, dan Muhammad Hanif Wijaya) pada Asian Games 2018. Medali Perak: Tim putri compound (Diananda Choirunnisa, Ika Yuliana Rochmawati, dan Triya Resky Andayani) pada Asian Games 2018. Medali Perunggu: Riau Ega Agatha (putra recurve) pada Asian Games 2018. Kejuaraan Dunia: Medali Emas: I Gusti Ngurah Bagus Adi Sutawijaya (putra compound) pada Kejuaraan Dunia Panahan Junior 2021. Medali Perak: Riau Ega Agatha (putra recurve) pada Kejuaraan Dunia Panahan 2019. Medali Perunggu: Tim putra recurve (Riau Ega Agatha, Hendra Purnama, dan Arif Dwi Pangestu) pada Kejuaraan Dunia Panahan 2019. Sea Games: Juara Umum: Indonesia pada SEA Games 2021 dengan perolehan 5 medali emas, 1 medali perak, dan 1 medali perunggu. Medali Emas: Riau Ega Agatha (putra recurve) pada SEA Games 2019 dan 2021. Medali Perak: Diananda Choirunnisa (putri compound) pada SEA Games 2019 dan 2021. Prestasi-prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam olahraga panahan. Dengan pembinaan yang berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan atlet-atlet Indonesia dapat meraih prestasi yang lebih tinggi di masa depan.


3 Berikut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap prestasi panahan Indonesia: Pembinaan atlet yang berkelanjutan Perpani melakukan pembinaan atlet sejak usia dini melalui programprogram seperti Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO). Dukungan dari pemerintah Pemerintah memberikan dukungan dana dan fasilitas untuk pengembangan olahraga panahan di Indonesia. Atlet-atlet yang berbakat dan berdedikasi Indonesia memiliki banyak atlet panahan yang berbakat dan memiliki dedikasi tinggi untuk meraih prestasi. Komunitas panahan yang aktif Komunitas panahan di Indonesia aktif dalam mempromosikan dan mengembangkan olahraga panahan. Tantangan yang dihadapi panahan Indonesia: Kurangnya infrastruktur Masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk olahraga panahan. Kurangnya peralatan Peralatan panahan mahal, sehingga tidak semua atlet mampu membelinya. Persaingan yang ketat Persaingan di tingkat internasional semakin ketat, sehingga atlet-atlet Indonesia harus terus meningkatkan kemampuan mereka. Langkah-langkah untuk meningkatkan prestasi panahan Indonesia: Meningkatkan pembinaan atlet Perlu dilakukan pembinaan atlet yang lebih sistematis dan berkelanjutan. Meningkatkan dukungan dari pemerintah Pemerintah perlu memberikan lebih banyak dana dan fasilitas untuk pengembangan olahraga panahan. Mengembangkan industri peralatan panahan Perlu dikembangkan industri peralatan panahan di Indonesia agar atletatlet dapat membeli peralatan dengan harga yang lebih terjangkau. Meningkatkan kerjasama internasional Perlu ditingkatkan kerjasama internasional dengan negara-negara lain untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan atlet.


4 BAB II Olahraga Panahan A. Pengertian Olahraga Panahan adalah olahraga yang membutuhkan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan meningkatkan kondisi jasmani secara prima. memanah merupakan suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah ke sasaran (Arisman & Okilanda, 2020). Dalam permainan ini, setiap pemain harus mampu menembakkan anak panahnya mengenai sasaran yang telah ditentukan. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan. Aktivitas olahraga ini memerlukan keahlian khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental serta untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Jannah, 2017). Performansi memanah tergantung pada kesesuaian yang tepat antara panah dan busur. Untuk performa terbaik, panah harus menekuk di sekitar haluan dan menghindari kontak apa pun yang dapat membelokkan panah dari lintasan yang diinginkan. Busur terdiri dari dua bagian yang disatukan oleh pegangan yang digunakan pemanah untuk memegang busur. Tali busur dipasang pada bagian di dekat ujung. Sisi busur yang menghadap pemanah saat digunakan adalah perut, dan sisi yang menjauhi pemanah adalah punggung. Setelah panah dipasang pada tali, pemanah menarik busur dari situasi penyangga ke dalam situasi "ditarik sepenuhnya" atau fully drawn, gerakan ini disebut "menarik" atau drawing. Untuk itu, pemanah mengaitkan dua atau tiga jari atau ibu jari dari "tangan poros" pada tali busur. Dengan tangan lainnya, "tangan busur", si pemanah memegang busur di pegangannya. Di panahan, waktu paling kritis adalah beberapa detik sebelum anak panah dilepaskan. Waktu paling kritis ini disebabkan lintasan anak panah yang dilepaskan tergantung pada gerakan lengan pemanah pada fase pelepasan. Selama membidik, seorang pemanah memegang busur yang direntangkan sementara sepotong kecil logam atau clicker, menekan panah ke samping pada busur. Pada akhir fase membidik, pemanah menarik panah ke belakang hingga clicker tergelincir di atas kepala panah dan menyebabkan bunyi klik, lalu pemanah melepaskan anak panah (Vanagosi, 2015). Keterampilan memanah terjadi saat adanya interaksi busur dan anak panah diarahkan ke sasaran secara langsung (Houel et al., 2010). Busur dan anak panah memiliki ikatan dan telah disempurnakan dengan teknologi modern sehingga menghasilkan perpaduan yang kompleks (Okawa et al., 2013). Adapun Pelaksanaannya, panah dipasang pada tali selanjutnya busur ditarik kemudian ditahan di tempatnya, tali busur ditarik ke titik jangkar di wajah


5 pemanah. Setelah membidik, panah dilepaskan. Sementara itu busur masih dipegang di tempatnya, Setelah anak panah meninggalkan tali busur maka posisi tangan masih menahan sebagai tindak lanjut (Kooi, 2019). Satu rambahan dalam memanah terdiri dari 3 sampai 6 anak panah. Hasil skor terdiri dari poin tertinggi ke poin terendah pada setiap target (Ertan, 2014). Akurasi (Ketepatan) Akurasi adalah kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran yang dapat berupa sasaran atau objek langsung yang harus dikenai oleh salah satu bagian tubuh. Akurasi menggambarkan kedekatan panah dengan pusat sasaran (Baskoro, 2018). Panahan termasuk olahraga akurasi dimana merupakan parameter terpenting menuju prestasi. Untuk mencapai akurasi yang diinginkan, perlu melakukan banyak Latihan, Adapun bentuk latihan untuk akurasi yaitu saat memanah dengan cara menancapkan anak panah ke target atau sasaran yang sudah disediakan dan juga harus berkonsentrasi dalam membidik serta keseimbangan dalam menarik busur agar anak panah bisa mengenai sasaran poin tertinggi. Hasil penampilan memanah dapat terlihat pada skor perkenaan anak panah pada target face atau sasaran (Teofa, 2019). Bagi pemula dalam mempelajari teknik dasar dalam memanah diperlukan adanya proses Latihan untuk melatih dan menguasai keterampilan memanah sehingga memunculkan kemajuan teknik saat Latihan (Yang et al., 2020). Adapun proses latihan panahan dilakukan di lapangan, untuk mencapai tujuan harus adanya persiapan. Persiapan tersebut dilaksanakan agar Atlet dapat menguasai materi perkuliahan yang diajarkan (Sin, 2017). Namun demikian, untuk dapat mengoptimalkan domain kognitif dan afektif yang konstruktif, maka guru maupun dosen harus memiliki strategi yang jitu. Hal tersebut juga akan memberikan efisiensi Latihan teknik dasar, sebab sebelum menuju pada praktik yang sebenarnya, Atlet telah memiliki pengetahuan awal serta visualisasi gerakan yang akan dipelajari. Dengan demikian akan lebih mudah melakukan gerakan yang dimaksud. Dengan cara ini pemain dapat mengembangkan pemikiran dan kemandiriannya sendiri untuk menentukan apakah gerakan tersebut benar (Putra, 2018), Keputusan dibuat oleh individu dengan membandingkan penampilannya dengan standar yang ditetapkan oleh instruktur. ini merupakan tugas baru bagi individu untuk menganalisis latihan. Bagaimana cara mengevaluasi penampilan mereka sendiri yang akan mempengaruhi atlet untuk meningkatkan rasa kemandiriannya (Saptono & Rozzaq, 2013). B. Teknik Dasar Panahan Strategi busur dan anak panah yang tepat dan tepat sangat mendukung kemajuan pelaksanaan busur dan anak panah yang ideal. Dengan dominasinya strategi persenjataan berbasis panah yang legitimasi dan ganti


6 rugi akan mendukung konsistensi pengembangan persenjataan berbasis panah baik dalam persiapan maupun kompetisi. Teknik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu: a. Cara berdiri (stance) Stance adalah posisi kaki saat berdiri di lantai atau tanah dengan cara yang disesuaikan dan badan tetap tegak. Cara berdiri dalam memanah ada 4 macam yaitu (Irfan, 2018): 1) Sejajar (square stance) a. Kaki pemanah dipisahkan selebar bahu dan sejajar dengan garis terminasi b. Pemanah pemula disarankan untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2 tahun, selanjutnya pemanah bisa beralih ke cara berdiri terbuka c. Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran, tetapi dalam hal ini penting untuk diingat, lebih spesifik saat menarik dan menahan tubuh yang bergerak Gambar 1. Teknik Square Stance (Charles, 2015) 2) Terbuka (open stance) a. Kaki pemanah harus diposisikan membentuk sudut 45O dengan garis tembak b. Saat menarik, posisi tubuh lebih stabil c. Posisi leher atau kepala akan lebih rileks dan bidang pandang penembak akan lebih mudah untuk fokus ke depan d. Gaya berdiri ini direkomendasikan untuk pemanah tingkat lanjut, karena dalam tarikan penuh akan ada banyak ruang di Pundak


7 Gambar 2. Teknik Open stance (Charles, 2015) 3) Tertutup (close stance) a. Pemanah berdiri secara tertutup b. Badan pemanah membelakangi sasaran c. Posisi ini susah sebab leher serta badan tidak rileks, sehingga kerap tidak digunakan baik oleh pemanah pendatang baru ataupun juga pemanah lanjutan Gambar 3. Teknik Close stance (James, 2019) 4) Menyamping (oblique stance) a. Pemanah berdiri dengan kedua kaki menyerong/ silang dari garis tembak b. Ketika menarik, posisi tubuh harus normal serta kepala rileks. c. Metode ini digunakan oleh pemanah lanjutan, sebab pemanah baru apabila memakai posisi kaki menyamping masih susah dalam membuat garis lurus dengan sasaran Gambar 4. Teknik Oblique stance (Pelana & Dwi Oktafiranda, 2017)


8 b. Memasang ekor panah (nocking) Nocking merupakan memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali serta menempatkan gandar (shaft) pada sandaran panah (arrow rest). Pemasangan anak panah yang benar yaitu bulu indeks menghindari sisi jendela busur, sebaliknya pemasangan yang salah mengakibatkan anak panah tidak dapat terbang ke arah sasaran dengan baik ataupun mungkin besar jatuh sebelum mencapai sasaran (Johnson, 2015) Gambar 5. Teknik Nocking Agar teknik nocking dapat bekerja dengan baik dan tepat sasaran, ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan seorang pemanah, yaitu (Prasetyo, 2018): 1) Bulu indeks pada bagian ekor panah harus menjauhi sisi jendela busur. 2) Ekor panah harus tepat masuk ke tali. 3) Anak panah harus benar - benar masuk dan pas ke nock. Jika anak panah terlalu besar maupun longgar maka akan mengganggu terbangnya anak panah. c. Posisi setengah tarikan (set up) Posisi tubuh releks dengan separuh tarikan. Posisi pemanah harus tegak/centre. Pemanah dalam menarik tali memakai 3 jari, ialah: jari telunjuk di atas ekor anak panah, jari tengah serta jari manis terletak di dasar ekor anak panah. Jarak antara jari telunjuk serta jari tengah kurang lebih satu sentimeter. Pada waktu set up buat satu garis lurus antara bow arm dengan draw arm.


9 Gambar 6. Teknik Set-Up (Pelana & Dwi Oktafiranda, 2017) d. Menarik tali (drawing) Teknik dengan gerakan menarik tali hingga memegang bagian dagu, bibir, serta hidung. Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, supaya posisi tubuh senantiasa balance. Setelah itu pada waktu menarik jangan dibantu dengan tubuh, namun pakai otot- otot balik bahu buat menarik. Posisi yang benar merupakan tali yang mendekati dagu ataupun kepala, kebalikannya jangan kepala pemanah yang mendekati tali. Gambar 7. Teknik Drawing (Johnson, 2015) e. Penjangkaran (anchoring) Saat penjangkaran harus mengontrol pernapasan dan mempertahankan fokus. Kemudian tekanan ke depan dari tarikan ke belakang dibuat menjadi konstan sehingga tidak kendor/kendor. Ada 2 posisi jangkar, yaitu: jangkar tinggi dan jangkar rendah. Jangkar tinggi, dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut, sehingga ujung jari/tangan bertumpu pada pangkal tulang pipi. Letakkan jari depan Anda di sudut Mulut membantu mengatur panah di


10 bawah mata. Jangkarnya rendah dan jari-jari depan ditempatkan tepat di bawah tulang rahang, sehingga tali pengikat berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh ujung hidung dan tengah dagu. Banyak pemanah mengerutkan bibir dan mencium tali. Pemanah pemula biasanya menggunakan metode jangkar tinggi. Gambar 8. Teknik Anchoring (Charles, 2015) f. Menahan sikap memanah (holding) Dalam posisi tahan, tekanan ke depan dan tarikan ke belakang tetap berlanjut. Pemanah dalam posisi pegangan busur, yang tidak membantu tubuh menanggung beban menarik busur, tetapi otot-otot lengan pegangan dan lengan busur harus berkontraksi agar posisi memanah tidak berubah/tetap lurus garis. Gambar 9. Teknik Holding (Johnson, 2015) g. Membidik (aiming) Bagi seorang pemanah pemula teknik membidik sering berubah-ubah karena waktu membidik yang tidak tentu, sehingga diperlukan Latihan yang banyak. Menurut hasil pengamatan di kejuaraan Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata memerlukan waktu 4 detik.


11 Gambar 10. Teknik Aiming (Pelana & Dwi Oktafiranda, 2017) h. Melepaskan anak panah (release) Release adalah suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah. Pada saat melepaskan anak panah tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada salah satu bagian. jari-jari penarik tali juga harus rileks, agar mendapatkan release yang halus. Pemanah yang release nya halus, maka setiap arah panah dan kecepatannya sama, sehingga anak panah terbang secara baik (Charles, 2015) Gambar 11. Teknik Release i. Gerak lanjut (follow through) Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama seperti release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap konsentrasi kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah menancap di target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.


12 Gambar 12. Teknik Follow Through C. Analisis Biomekanik Panahan Ketepatan memanah ditentukan oleh 5 Parameter (Dexter et al., 2011), yaitu: 1) Ketinggian 2) Kecepatan 3) Sudut 4) Kualitas Aerodinamic alat 5) Faktor Lingkungan ( Angin, udara) Ketinggian pelepasan anak panah di tentukan oleh tinggi badan/ postur atlet yang dipengaruhi posisi atlet pada saat melepaskan. Kecepatan & Sudut pelepasan merupakan hasil dari gerak atlet sebelum & selama melepaskan dengan Sudut 45 derajat. Kualitas aerodinamis dari alat juga mempengaruhi karena setiap busur memiliki karakter dan kualitas masing-masing termasuk ukuran limb. factor lingkungan juga sangat berperan dan mempengaruhi aktifitas memanah seperti adanya angin sehingga hasil dari bidikan bisa ditentukan oleh angin.


13 BAB III Perlengkapan & Aturan A. Ukuran Lapangan (Pratama et al., 2020) Ukuran lapangan panahan memang memiliki ketentuannya sendiri. Biasanya dalam perlombaan atau pertandingan panahan terdapat penggunaan lapangan yang terdiri dari dua bagian seperti lapangan outdoor dan lapangan indoor. Kedua jenis lapangan ini memiliki beberapa ketentuan di dalamnya seperti di bawah ini: a. Terdapat kamera di setiap sudutnya sehingga penilaian yang dilakukan oleh juri ketika berlangsungnya pertandingan dapat lebih mudah. b. Terdapat batas jalur pada tempat peserta laki laki dan perempuan. Ukuran lebar jalur tersebut sekitar 5 meter. c. Memiliki tiang penopang papan sasaran yang setiap tiangnya diberikan angka. Selain itu tiang harus kokoh dengan benar dan tertanam dalam tanah agar ketika memanah tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh pemanah. d. Dalam satu lapangan harus ada jumlah target minimal sebanyak 1 - 3 target. Pemasangan ini dilakukan pada masing masing lajur dan harus jelas pula tandanya. e. Ukuran lapangan olahraga panahan ini memiliki jarak sasaran yang berbeda beda antara peserta laki laki dan perempuan. Untuk pemanah laki laki menggunakan jarak lapangan umum dengan urutan jarak 30, 50, 70, dan 90 m. Sedangkan untuk pemanah perempuan menggunakan jarak lapangan umum dengan urutan jarak 30, 40, 60, dan 70 m. B. Kostum Memanah Peraturan olahraga memanah selanjutnya membahas tentang kostum memanah. Setiap peserta pemanah memang didukung dengan kostum tersendiri ketika sedang memanah. Adapun beberapa ketentuan terkait kostum memanahnya yaitu sebagai berikut: a. Pakaian yang dikenakan pemanah harus memiliki bahan ketat seperti pada pakaian olahraga yang umum. b. Pakaiannya harus dilengkapi dengan tempat menyimpan anak panah dibagian pinggangnya sehingga terikat. Hal ini berguna untuk menjaga agar anak panahnya tidak terkena tali busur yang digunakan. c. Di bagian punggung pemanah harus diberikan angka sesuai dengan ketentuan. Hal ini bertujuan untuk membantu target di satu titik sehingga target anak panah dapat dikenali


14 C. Pemberian Nilai Peraturan olahraga panahan selanjutnya membahas tentang pemberian nilai. Pemberikan poin dalam olahraga memanah memiliki beberapa ketentuan seperti di bawah ini: a. Setelah melakukan tiga kali penembakan anak panah, maka nilai akan dicatat. Setelah itu akan diadakan pencatatan baru. b. Poin atau nominal angka yang dihasilkan setiap pemanah perlu disebutkan. c. Perolehan nilai bagi pemanah ditentukan sesuai dengan tempat tertancapnya anak panah di papan sasaran. d. Jika menancapnya anak panah berada di dua warna dalam waktu yang sama, maka nilainya akan diambil yang paling tinggi. e. Jika anak panah terpental atau tidak menancap pada papan sasaran, maka pemanah tidak memiliki nilai. f. Nilai skornya sama apabila letak anak panah bersampingan dengan anak panah lain ditarget sasaran yang sama. g. Jika letak anak panah bersilangan dengan anak panah lain maka hasil penilaiann akhirnya akan disesuaikan dengan tempat anak panah tertancap pada papan target. h. Papan sasaran tidak dapat disentuh lagi oleh pemanah sebelum hasil akhir penilaian selesai dilakukan oleh panitia. i. Masing masing lubang tembakan anak panah akan diberikan tanda setelah anak panah dicabut dari papan sasaran. D. Papan Sasaran Panahan Peraturan olahraga memanah selanjutnya membahas tentang papan sasaran panahan. Papan sasaran ini berbeda dengan ukuran lapangan olahraga panahan. Dalam sebuah kompetisi biasanya menggunakan papan sasaran dengan ketentuan seperti di bawah ini: a. Desain klasifikasi papan sasaran memiliki dua standar khusus berbentuk lingkaran sesuai dengan ketentuan FITA. FITA ialah organisasi tingkat Internasional untuk jenis olahraga memanah. b. Parameter target panahan memiliki ukuran diameter sekitar 80 cm dan 122 cm. Di setiap lingkaran target terdapat satu target pusat dan 10 area scoring. c. Sasaran memanah yang memiliki ukuran diameter 122 cm, dimana 6 cm untuk ukuran area skoringnya. d. Lebar area skoring sekitar 4 cm untuk diameter sasaran memanah 80 cm, dimana di dalamnya terdapat 5 zona warna yang terdapat dalam keseluruhan sasaran dengan warna yang berbeda dengan pusatnya.


15 E. Ronde Panahan Peraturan olahraga panahan selanjutnya membahas tentang ronde panahan. Ronde dalam olahraga memanah di dasarkan pada penggunaan alatnya. Adapun beberapa ketentuannya yaitu sebagai berikut: a. Ronde Fita Compound. Dalam ronde ini menggunakan bahan busur yang hampir sama dengan recuse tetapi sisi sisinya memiliki roda. Ketika busur ditarik akan mempunyai nilai nol. Kemudian perlombaan ronde ini dilakukan dengan jarak 30 - 90 meter. b. Ronde Fita Recurve. Dalam ronde ini terdapat panah atau alat menembak yang sesuai dengan standar perlombaan Internasional sehingga pembuatannya dari Amerika dan Korea. Pembuatan panah tersebut berasal dari fiber yang dicampur dengan karbon, dimana beratnya mencapai 5 kg. Perlombaan di ronde ini memiliki jarak sekitar 30 - 90 meter. c. Ronde Fita Nasional (Standard Bow). Perlombaan panahan dengan ronde ini memiliki jarak 30 m, 40 m, dan 50 m serta pelaksanaannya hanya di Indonesia. Ronde ini biasanya digunakan oleh pemula karena lebih ringan daripada compound dan recuve.


16 BAB IV Tes Keterampilan Memanah A. Instrumen Tes Jarak 30 Meter Alat yang Digunakan: 1. Busur dan anak panah: Digunakan sebagai alat utama dalam tes bidikan memanah. 2. Target Face: Gunakan target bundar dengan diameter (80 cm ring 6) sebagai sasaran tembakan. 3. Papan penanda skor: Digunakan untuk mencatat skor tembakan. Tujuan Tes Dilakukan: Tes ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi keterampilan Aiming pada jarak 30 meter. Tes ini membantu mengidentifikasi tingkat ketepatan, konsistensi, dan akurasi dalam memanah target pada jarak yang ditentukan. Pelaksanaan Tes: 1. Penjelasan: Jelaskan aturan dan ketentuan tes kepada peserta, termasuk jumlah tembakan, skor, waktu, dan penilaian. 2. Tentukan area yang aman dan sesuai untuk melakukan tes. Pastikan ada jarak yang cukup antara peserta tes dan target. 3. Peserta akan melakukan tes secara bergantian. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk melakukan tembakan sebanyak 6 Seri (1 Seri = 6 Anak panah) 4. Batas waktu diberikan selama (3 Menit/180 detik) setiap serinya untuk menyelesaikan 36 tembakan anak panah. Waktu total (18 menit/1.080 detik) 5. Skor berdasarkan jarak tembakan dari titik tengah target. 6. Dicatat skor setiap tembakan peserta pada papan penanda skor. Jumlahkan skor dari 36 tembakan anak panah untuk setiap peserta dan peroleh nilai akhir mereka.


17 Penilaian: Peserta akan dinilai berdasarkan total skor dari 36 tembakan anak panah. Skor tertinggi menunjukkan keterampilan bidikan memanah yang lebih baik. Instrumen tes ini memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mengukur keterampilan Aiming pada jarak 30 meter dengan menggunakan alat yang tepat. Tes ini membantu mengidentifikasi tingkat kemahiran peserta dalam bidikan memanah, serta memberikan pemahaman tentang aspek-aspek yang perlu diperbaiki atau dilatih lebih lanjut. B. Tes memanah Jarak 30 Meter Berikut cara tes dan pengukuran untuk meningkatkan akurasi dalam memanah atau scoring jarak 30 meter. Adapun tata cara pelaksanaan tesnya ialah sebagai berikut: 1) Pada bunyi peluit satu kali testee bersiap memasuki garis tembak yang berjarak 30 meter, menghadap ke sasaran. 2) Pada bunyi peluit dua kali testee mulai menembakkan anak panah ke sasaran, masing-masing 6 panah per seri (dilakukan sebanyak 6 seri dengan jumlah anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah), kegiatan ini berlangsung selama 4 menit tiap seri. 3) Pada bunyi peluit tiga kali testee menghentikan tembakan (waktu habis). 4) Untuk pencatatan skor dilakukan oleh testee dengan diawasi oleh tester. 5) Apabila ada anak panah yang mantul, tembakan dihentikan hanya pada bantalan yang mantul. Kemudian dilanjutkan setelah waktu menembak selama 3 menit habis. 6) Prosedur yang sama dilakukan sampai dengan seri 6 atau seri terakhir, jumlah total anak panah yang ditembakkan sebanyak 36 anak panah. 7) Penilaian dalam melakukan scoring jarak 30 meter: a. Sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap pada daerah face target dan dilepaskan sebelum waktu habis. b. Tidak sah apabila anak panah yang dilepaskan menancap diluar area face target atau keluar bantalan dan dilepaskan setelah waktu berakhir. c. Apabila ada testee yang sudah menarik tali busur akan tetapi tidak jadi dilepaskan sebelum waktu berakhir dan menarik kembali kemudian melepaskan anak panah sebelum habis waktunya maka anak panah tersebut di skor.


18 Tabel 1. tes dan Pengukuran Panahan Komponen Kondisi Fisik Contoh Jenis Tes dan Pengukuran Keterangan Tes Daya tahan Jantung Paru Dengan tingkat kebugaran yang rendah hingga sedang pada mayoritas pemanah maka tes Astrand cocok dilakukan untuk olahraga panahan. Selain itu juga dapat dilakukan tes lari 12 menit (Cooper). Pilihan tes lain yang dapat dilakukan adalah multistage fitness test (MFT) serta masih banyak jenis tes lainnya Atlet yang memiliki kebugaran aerobik yang tinggi (Vo2 max) dapat mengurangi efek kelelahan selama perlombaan. Kebugaran fisik yang baik juga membantu dalam menunjang konsentrasi, kepercayaan diri, dan menjaga kemampuan teknik meskipun bawah tekanan stress fisik dan perlombaan. Tes Kelentukan Dapat dilakukan tes shoulder flexibility untuk mengetahui tingkat kelentukan bahu. Sedangkan tes sit and reach dilakukan untuk mengetahui tingkat kelentukan otot di daerah punggung bawah dan hamstring. Kelentukan daerah bahu dan batang tubuh sangat dibutuhkan agar atlet memiliki otot yang reversibel sehingga mudah untuk melakukan kontraksi-relaksasi otot dan mengurangi resiko cedera. Tes Penglihatan Tes kemampuan penglihatan dapat berupa Snellen eye chart, Contrast sensitivity test, Ocular alignment test, Eye dominant test dan Color blindness test. Pelatih dapat memilih salah satu tes yang paling mungkin dilakukan dengan memperhatikan fasilitas yang dimiliki. Tes penglihatan dilakukan untuk memastikan bahwa atlet memiliki kemampuan mata yang baik untuk mengikuti latihan dan atau perlombaan panahan. Tes Keseimbangan Terdapat beragam tes yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keseimbangan atlet. Tes tersebut antara lain Flamingo balance, Stork stand test, Y balance test, Balance beam test dan Balance board test. Pelatih dapat memilih jenis tes yang memungkinkan dilakukannya dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada. Keseimbangan dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap tegak dan mengontrol gerakan tubuh dengan baik saat atlet melakukan proses melepaskan anak panah. Tes Kekuatan Tes kekuatan handgrip dan jenis kekuatan lainnya. Tes kekuatan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemajuan kekuatan atlet serta kaitannya dengan program latihan. (Ashadi, 2018)


19 BAB V Model latihan Aiming A. Latihan menggunakan Objek Balon (Ballon) 1. Static Ballon Archery Tujuan : Meningkatkan ketepatan dan konsistensi bidikan memanah pada target statis Pelaksanaan: Balon ditempatkan secara statis pada jarak yang ditentukan, dan peserta harus mengenai balon dengan panah. Gambar 13. Static Ballon Archery 2. Moving Horizontal Balloon Archery Tujuan : Melatih kemampuan memanah target yang bergerak secara horizontal. Pelaksanaan: Balon ditempatkan secara statis pada jarak yang ditentukan, dan peserta harus mengenai balon dengan panah balon diikat pada tali dan digerakkan secara horizontal. Peserta harus menyesuaikan bidikan dan memanah balon saat bergerak.


20 Gambar 14. Moving Horizontal Balloon Archery 3. Balloon Archery Team Challenge Tujuan : Meningkatkan kerjasama tim, komunikasi, dan koordinasi dalam menangani situasi yang kompleks. Pelaksanaan: Peserta latihan dibagi menjadi tim. Setiap tim memiliki tugas untuk mengenai balon dengan cara tertentu, seperti memanah secara berurutan atau saling berbagi peran dalam memanah. Gambar 15. Balloon Archery Team Challenge


21 4. Blindfold Balloon Archery Tujuan : Mengembangkan keterampilan memanah tanpa mengandalkan pandangan, meningkatkan penggunaan indera lain, dan fokus pada pendengaran dan perasaan. Pelaksanaan: Peserta latihan menggunakan penutup mata, lalu mencoba mengenai balon dengan bantuan pendengaran dan perasaan. Gambar 16. Blindfold Balloon Archery 5. Rainbow Balloon Archery Tujuan : Meningkatkan konsentrasi, fokus, dan ketepatan memanah dengan mengikuti pola warna yang menarik. Pelaksanaan: Balon dengan warna pelangi (merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu) ditempatkan pada target. Peserta harus mengenai balon berdasarkan urutan warna pelangi.


22 Gambar 17. Rainbow Balloon Archery B. Latihan menggunakan Objek Angka (Numeric) 6. Numerical Bulls-Eye Challenge Tujuan : Meningkatkan akurasi memanah dengan menargetkan angka-angka secara visual menarik. Pelaksanaan: Pada papan sasaran, angka-angka dari 5 hingga 10 ditempatkan di zona nilai. Peserta harus mengenai angka-angka secara berurutan. Gambar 18. Numerical Bulls-Eye Challenge


23 7. Moving Countdown Archery Tujuan : Melatih respons cepat dan ketepatan memanah dengan menciptakan tekanan waktu. Pelaksanaan: Sebuah target ditampilkan dengan angka 5 hingga 1 yang berkurang. Peserta harus memanah angka dari 5 hingga 1 secara berurutan sebelum mencapai 0. Gambar 19. Moving Countdown Archery 8. Target Total Points Tujuan : Meningkatkan kemampuan perhitungan dan strategi memanah untuk mencapai total nilai yang ditargetkan. Pelaksanaan: sasaran diatur dengan beberapa angka yang mewakili nilai. Peserta harus mencapai total nilai tertentu dengan memanah sasaran yang sesuai.


24 Gambar 20. Target Total Points 9. Math Quiz Archery Tujuan : Menantang kemampuan memanah dan konsentrasi peserta dalam situasi yang penuh teka-teki. Pelaksanaan: Peserta diberi pertanyaan matematika secara bergantian saat mereka memanah. Jawaban untuk setiap pertanyaan menentukan sasaran yang harus mereka tembak. Gambar 21. Math Quiz Archery


25 10. Clockwork Archery Tujuan : Meningkatkan ketajaman visual dan keterampilan memanah dalam situasi berbeda-beda. Pelaksanaan: Sasaran diposisikan seperti jarum jam, dengan angka jam sebagai target. Peserta harus memanah angka jam yang ditentukan oleh instruktur. Gambar 22. Clockwork Archery C. Latihan menggunakan Objek Huruf (Alphabet) 11. Alphabet Sequence Shooting Tujuan : Meningkatkan ketepatan bidikan dan konsentrasi dalam memanah urutan huruf yang telah ditentukan. Pelaksanaan: Memanah pada urutan huruf yang telah ditentukan dengan mencoba untuk mengenai setiap huruf dengan tepat.


26 Gambar 23. Alphabet Sequence Shooting 12. Word Archery Tujuan : Meningkatkan kemampuan bahasa dan ketepatan bidikan dengan memanah sasaran yang berisi huruf untuk menyusun kata. Pelaksanaan: Memanah sasaran yang berisi huruf untuk menyusun kata dan mencoba untuk mengenai sasaran dengan tepat. Gambar 24. Word Archery


27 13. Spelling Challenge Tujuan : Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi huruf-huruf dan menyusun kata-kata dengan benar sambil meningkatkan ketepatan memanah. Pelaksanaan: Peserta harus memanah huruf-huruf untuk menyusun kata-kata tertentu berdasarkan instruksi atau pertanyaan yang diberikan. Gambar 25. Spelling Challenge 14. Letter Crossing Arrows Tujuan : Melatih kemampuan memanah bagian-bagian spesifik dari target dengan akurasi huruf. Pelaksanaan: Panah persimpangan garis huruf "T,V,L,Y”


28 Gambar 26. Letter Crossing Arrows D. Latihan menggunakan Objek Hewan (Animals) 15. Zoo Animal Archery Tujuan : Meningkatkan keterampilan menargetkan dan ketepatan memanah dengan gambar-gambar hewan yang menarik. Pelaksanaan: Gambar hewan-hewan dari kebun binatang ditempatkan sebagai target. Peserta harus memanah gambar hewan berdasarkan instruksi. Gambar 27. Zoo Animal Archery


29 16. Moving Animal Safari Tujuan : Melatih respons cepat dalam memanah target yang bergerak secara dinamis. Pelaksanaan: Gambar hewan-hewan safari digerakkan dalam pola tertentu pada sasaran. Peserta harus mengikuti gerakan hewan dan memanahnya dengan tepat. Gambar 28. Moving Animal Safari 17. Predator-Prey Archery Tujuan : Meningkatkan keterampilan menargetkan dengan menambahkan elemen interaktif dalam latihan memanah. Pelaksanaan: Gambar hewan predator dan mangsanya ditempatkan sebagai sasaran. Peserta harus memanah hewan predator dan mencegahnya mendekati mangsa.


30 Gambar 29. Predator-Prey Archery 18. Animal Alphabet Challenge Tujuan : Meningkatkan akurasi memanah sambil memperkuat pemahaman huruf dan nama hewan. Pelaksanaan: Gambar hewan-hewan dengan nama awal yang berbeda diatur sebagai target. Peserta harus memanah hewan-hewan secara berurutan berdasarkan urutan abjad nama awalnya. Gambar 30. Animal Alphabet Challenge


31 19. Animal Matchup Challenge Tujuan : Melatih koordinasi mata dan tangan serta meningkatkan ketepatan memanah dalam tugas yang unik dan menarik. Pelaksanaan: Gambar hewan-hewan dengan dua bagian terpisah ditempatkan sebagai sasaran. Peserta harus memanah dua bagian ini secara bersamaan untuk menyatukan gambar hewan yang lengkap. Gambar 31. Animal Matchup Challenge E. Latihan menggunakan Objek Geometri (Geometric) 20.Geometric Bulls-Eye Challenge Tujuan : Meningkatkan akurasi memanah dengan menargetkan titik tengah pola geometri yang berbeda-beda. Pelaksanaan: Sasaran diatur dengan pola geometri seperti lingkaran, segitiga, dan persegi. Peserta harus memanah bagian tengah pola geometri untuk mencapai bullseye. (titik fokus).


32 Gambar 32. Geometric Bulls-Eye Challenge 21. Geometric Puzzle Challenge Tujuan : Menantang kemampuan memahami pola dan keterampilan memanah dalam menyusun pola geometri yang utuh. Pelaksanaan: Peserta diberikan pola geometri yang telah dipotong-potong. Sasaran dengan bagian-bagian pola geometri tersebut harus diidentifikasi dan disusun kembali dengan tepat melalui penembakan. Gambar 33. Geometric Puzzle Challenge


33 DAFTAR PUSTAKA ARISMAN, A., & Okilanda, A. (2020). Pengembangan Diri Melalui Olahraga Panahan. Jurnal MensSana. https://doi.org/10.24036/jm.v5i1.138 Ashadi, K. (2018). Kepelatihan Cabang Olahraga Panahan. In Presiden Republik Indonesia (Issue December 2018). https://www.researchgate.net/publication/333293257_Kepelatihan_Ca bang_Olahraga_Panahan Baskoro, R. A. (2018). Bow training. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Charles, D. (2015). Archery (Skills, Tactics, Techniques). Dexter, J., Dexter, G., & Irving, J. (2011). An introduction to coaching. An Introduction to Coaching, 1–200. https://doi.org/10.4135/9781446251867 Ertan, H. (2014). Hit distribution patterns in recurve archery. Journal of Science and Medicine in Sport, 18, e85. https://doi.org/10.1016/j.jsams.2014.11.340 Houel, N., Dinu, D., Seyfried, D., & Dellenbach, M. (2010). Influence of archery handle bow, bow limb and arrows on international level archer’s skill. Procedia Engineering, 2(2), 3475. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2010.04.196 Irfan, M. (2018). Mengenal Teknik Olahraga Panahan Berbasis Analisis Biomekanika. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri Medan, 442–447. Jannah, M. (2017). Kecemasan dan Konsentrasi Pada Atlet Panahan. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 8(1), 53–60. Johnson, T. (2015). Archery Fundamentals. https://books.google.com/books?id=QHEnFz1m_JQC&pgis=1 Kooi, B. W. (2019). Design and materials in archery. In Materials in Sports Equipment. Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-102582- 6.00012-5 Okawa, K., Komori, Y., Miyazaki, T., Taguchi, S., & Sugiura, H. (2013). Free flight and wind tunnel measurements of the drag exerted on an archery arrow. Procedia Engineering, 60, 67–72. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2013.07.017 Pelana, R., & Dwi Oktafiranda, N. (2017). Teknik Dasar Olahraga Panahan. In Rajawali Pers (Vol. 59). Prasetyo, Y. (2018). Teknik-Teknik Dasar Bagi Atlet Pemula Panahan.


34 Pratama, A. K., Taufik, M. S., & Rahadian, A. (2020). Sosialisasi Peraturan Perlombaan Panahan Di Lingkungan Priangan Tengah. 2(1), 17–23. Putra, I. M. (2018). Pengaruh Gaya Self Check Dan Convergent Terhadap Kemampuan Dribbling Pemain Sepakbola. 3(1). Saptono, T., & ROZZAQ, A. (2013). Perbedaan Pengaruh Metode Mengajar Reciprocal Dan Self Check Terhadap Peningkatan Keterampilan Teknik Dasar Bolavoli. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 7(2), 111–116. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/view/3013 Sin, T. H. (2017). Bimbingan Motivasi bagi Mahasiswa pada Pembelajaran Bulutangkis. Jurnal Konseling Dan Pendidikan. https://doi.org/10.29210/116700 Teofa, B. (2019). Effects of Dumbbell-Thera Band Exercise Towards the Arm Muscle Endurance and Archery Accuracy in Archery Athletes. Medikora, XVIII(2), 79–85. Vanagosi, K. D. (2015). ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN. 1(6), 1–27. Yang, L., Guo, J., Bie, R., Umek, A., & Kos, A. (2020). Machine Learning based Accuracy Prediction Model for Augmented Biofeedback in Precision Shooting. Procedia Computer Science, 174(2019), 358–363. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.06.099


35


Click to View FlipBook Version