The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Oleh: Lalu Yunahar, S.Psi, Psikolog

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kak_hasto, 2022-11-17 00:52:33

Diseminasi Audit Stunting

Oleh: Lalu Yunahar, S.Psi, Psikolog

Keywords: Psikologi,Diseminasi Stunting,Stunting

DISEMINASI
AUDIT STUNTING

Kajian Psikologi Stunting

@psikolog_laluyulhaidir

KEHAMILAN usia muda

Kehamilan pada usia remaja
memiliki risiko stunting meskipun
usia kehamilan cukup bulan,
terjadi pada individu dengan
kualitas ekonomi dan pendidikan
rendah, dan berdampak
terhadap stres kehamilan yang
berpengaruh terhadap asupan
gizi pada janin (Setyaningsih,
2022).

STRES kehamilan usia muda

• Kehamilan pertama (tidak ada
pengalaman sebelumnya), rentan
menghadirkan kondisi emosi yang tidak
stabil, rasa cemas dan takut yang
berdampak terhadap proses kehamilan
khususnya pada kehamilan di bawah 19
tahun (Setyaningsi, 2022).

• Angka prevalensi stunting anak dan
depresi ibu diperkirakan mencapai
16,1% dan 27,8% (Wemakor and
Mensah, 2016), dan prevalensi ibu
depresi pasca melahirkan = 20% yang
menimbulkan risiko stunting dan
pengabaian pengasuhan

PENGASUHAN ibu & ayah

• Orangtua yang memiliki suport yang
tinggi terhadap anak, lebih siap dalam
menghadapi tantangan-tantangan yang
terjadi dalam masa perkembangan
anaknya (Tanjung & Iswari, 2019).

• Terdapat hubungan signifikan antara
pola asuh dengan status gizi (Aramico,
2013).

• Kurangnya pengetahuan ibu dalam
mengasuh balita akan berdampak
pada status gizi (Aramico, 2013).

• Peran pengasuhan tunggal dari Ibu
(tanpa keterlibatan ayah) memiliki risiko
stunting (Istiqomah, 20).

INTERVENSI perilaku

Secara statistik ibu dengan kebiasaan
pengasuhan yang kurang baik pada balitanya
mempunyai kecenderungan 6,62 kali lebih
besar untuk memiliki balita stunting
dibandingkan ibu dengan kebiasaan
pengasuhan yang baik (Febriani, 2020)

Secara statistik balita yang memiliki pola asuh
kurang baik beresiko 2,57 kali lebih besar
mengalami stunting dibandingkan dengan
balita yang memiliki pola asuh baik

(Alita, 2021)

PERAN KELUARGA

PerkembanganAnak

#foredu

PerkembanganAnak

INTERVENSI perilaku

Theory of Planned Behavior (TPB) : niat
mempengaruhi tindakan, perilaku akan
terbentuk jika individu mempercayai hasil
positif dari perilakunya (Ajzen, 1991)
Pandangan terhadap risiko mendorong
individu menunjukkan perilaku sehat
(McLaughlin & Walsh, 2011).

Individu akan merasa memiliki risiko tinggi
ketika mereka tidak memiliki kendali atas
bahaya dari risiko yang ada

(Miller dan Barnett, 2010).

Temuan Audit

REKOMENDASI umum #ECD (early child development

1. Building awareness, acceptances, engagement, dan mindful
parent.

2. Orang tua meningkatkan keterampilan manajemen stres,
kemampuan coping dan regulasi emosi, khususnya pada Ibu
muda.

3. Meningkatkan fungsi coparenting dan positive couple dalam
pengasuhan dengan anak berisiko stunting.

4. Optimalisasi fungsi faktor pelindung dan meminimalisir faktor
risiko.

5. Mitigasi dan psikoedukasi perilaku pengasuhan berisiko.
6. Keterampilan pengasuhan usia muda (ekskul parenting SMA

atau perguruan tinggi).
7. Melibatkan peran penduduk asli dalam proses edukasi.
8. Intervensi psikososial : sanitasi, hygiene, akses layanan

kesehatan, respon dini intervention learning, counseling,
maternal mental health dalam perkembangan anak (Khan, 2017).
9. Orang tua meningkatkan pemahaman psikologi
perkembangan anak (Dewi, 2022).

ECD (early child development)

ASPEK PENJELASAN
penerima Pengasuh, bayi, AUD
intervention specific PENGASUHAN anak dengan berbagai topik (aktivitas bermain, berkomunikasi, disiplin positif, kesiapan
strategies (segera) sekolah, support ayah dan ibu, persediaan A.P.E PENGASUHAN

intervention sensitive PEMBERIAN makan dan suplemen gizi
strategies (dasar)

social and behavior a. Informasi dan instruksi: mengkomunikasikan informasi dan instruksi verbal pengasuh kepada anak
change (what have to do)

communication (sbcc) b. Kegiatan praktis : pemberian umpan balik mekanisme pemberian makanan (jumlah, frekuensi, dll).

Demonstrasi dan berlatih memberikan feed back cara berinteraksi dengan anak.
c. Pemecahan masalah: mengidentifikasi hambatan dan solusi untuk pemebrian suplemen makanan
pada anak, mengatasi depresi ibu, kebutuhan akan dukungan keluarga, kekurangan waktu,
kekurangan sumber daya, dan cara berbicara dengan anak

d. Dukungan sosial: mendorong teman sebaya , komunitas dan pemerintah dalam proses pemebrian

makanaan pada anak, dukungan keluarga, home visit,

e. Media : gambar, flip chart, video, diskusi, dan poster proses pemberian makanan pada anak

INTERVENSI INDiGENOUS

1. mengembangkan pesan yang sesuai dengan
keyakinan budaya dan pemahaman
penduduk tentang lingkungan.

2. mengikutsertakan masyarakat setempat
dalam desain dan pengiriman pesan.

3. menggunakan juru bicara yang kredibel dan
dapat dipercaya dalam penyampaian pesan.

4. mengidentifikasi dan memanfaatkan bahan
dan saluran komunikasi yang efektif.

5. memastikan bahwa pesan dapat dipahami
oleh audiens sasaran.

(Furgal, 2018)

Terima Kasih


Click to View FlipBook Version