After you left
After you left 1
“Kau senja sedangkan aku purnama. Sama – sama diciptakan , tapi tidak
mungkin berdampingan. Karena ketika kau pergi , aku baru bisa datang”.
Hari ini tepat 11 bulan kepergian seseorang , meninggalkan segala kenangan yang tak dapat
dihilangkan. Tak dapat dihapus , dan tak dapat dilupakan. Karena kenangan bersamanya terasa
manis dan berharga.
Derap langkah kaki seorang cowok berpakaian seragam sma menapaki jalan setapak pemakaman
umum yang berada di salah satu daerah di jakarta pusat. Dengan tangan yang membawa sekantung
bunga segar dan sebotol air.
Perlahan senyumnya mulai terbit melihat tempat peristirahatan terakhir orang yang sangat berarti
dalam hidupnya.
Ia berjongkok dan mulai mengusap batu nisan yang hampir setiap hari ia pegang ini
“Assalamualaikum cantik” salam nya . kemudian ia mulai membacakan doa.
Setelah berdoa , ia pun menaburkan bunga segar itu ke makam gadisnya, tak lupa pula ia
mennyirami nya dengan sebotol air yang ia bawa.
“kamu pasti udah seneng kan disana?” “hari ini sama aja kaya hari-hari sebelumnya,biasa aja tanpa
kamu”. Kini ia mulai menitihkan air matanya
“kamu berhak bahagia disana, udah bahagia kan?”. Ia terus saja bercerita sendiri hingga tak sadar
hari mulai petang
Cowok itu pun melihat ke arah jam tangannya , dan benar saja sudah pukul lima sore “aku pamit
pulang dulu ya cantik , besok aku kesini lagi bawa bunga mawar yang kamu minta” pamitnya , ia pun
segera mengusap kembali nisan gadisnya itu dan baru lah ia benar-benar beranjak pergi.
“kamu habis dari mana ren?sudah makan” pertanyaan yang selalu ia dengar dari mama
membuatnya menghembuskan nafas lalu tersenyum kecil.
“ren sudahlah , ikhlaskan dia ka-“
“aku ke kamar ma” potongnya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar nya dengan cepat,ia
bosan mendengar ucapanan itu setiap harinya.
“Dareen!” panggil anna – sang mama yang tak ia hiraukan lagi, membuat mama nya
menghembuskan nafas kecil meliat kelakuan anaknya setelah kepergian seseorang yang sangat
berarti .
Iya , dia Dareen Bhalendra yang belum bisa melupakan gadis nya. Elina inez gianina , dan tak akan
bisa ia lupakan. Baginya , elina adalah sosok gadis yang mampu membuat hari-harinya berwarna.
Kepergiannya membuat dareen menjadi kehilangan kebahagiaan , perginya elina juga seakan
melenyapkan senyumannya. Kini hanya ada dareen yang dingin dengan wajah yang menyeramkan.
Dareen pun segera mengambil handuk yang berada dibelakang pintu kamarnya , lalu berjalan ke
kamar mandi untuk membersihkan diri nya , dan menghilangkan segala penat.
Tak lama dareen sudah keluar dengan mengenakan kaos hitam dan celana pendeknya. Dareen
berjalan menuju balkon kamarnya, ia menatap langit sore berwarna jingga disana. Menghembuskan
nafasnya , entah mengapa dareen tersenyum kecil melihat senja yang sangat indah seperti elina.
Walau gadis itu lebih suka menyamakan dirinya seperti bintang,mungkin saja bintang malu
disamakan dengan elina karena kalah cantik di mata dareen.
“persamaan elina dan senja adalah mereka sama-sama memiliki keindahannya masing-masing”.
Ucapnya lirih.
“kamu mau roti atau nasi goreng?”pertanyaan yang keluar dari mulut sang mama ketika anak satu-
satunya itu berjalan mendekati ruang makan.
“aku gak sarapan ma,pamit” ucap dareen yang membuat anna menghembuskan nafasnya, selalu
saja begini dan ia harus bisa memahami anak nya ini.
Setelah pamit , dareen pun berjalan keluar dari rumah nya berwarna abu-abu tua ini, menuju garasi
untuk mengambil mobil berwarna putih tulangnya.
Mobil yang dulu nya pernah dinaikin elina , dareen pun mengendarakan mobil nya dengan
kecepatan tinggi, tak perduli jika ada orang – orang yanag marah karena hampir tertabrak.
Tak butuh waktu lama untuk dareen sampai ke SMA BAKTI , ia pun keluar dari mobil dengan wajah
datar nya,terlihat tak ada beban padahal sebenarnya dia menyimpan beban yang cukup berat. Ia
harus seperti elina yang tetap tersenyum walau masalah terus menimpanya.
After you left 2
Dareen melangkahkan kaki dengan lebar menuju rooftop sekolahnya. Selepas kepergian gadis nya
itu ia memang sering ke tempat yang jarang siswa kunjungi ini.
Sebenarnya dareen bingung , mengapa ia seperti ini, mengapa ia seperti orang yang tak mempunyai
tujuan hidup.
“kak” panggilan itu membuat langkahnya terhenti, dareen menggeram kesal hampir saja ia
menabrak gadis ini , dareen melihat seorang gadis yang menatap nya dengan senyum kaku.
Namun ketika mata kedua nya beradu pandang , entah mengapa jantungnya berdetak dua kali lebih
cepat. Mata itu seperti mata gadisnya , sangat mirip.
“ruang kepala sekolah di mana ya kak?” tanya gadis itu dengan mata berharap dareen mau
mengantarkannya.
Dareen membuang pandangannya ke samping tak berniat lama-lama menatap mata itu. “ikut gue”
setelah mengucapkan dua kata itu dareen berjalan terlebih dahulu sedangkan gadis yang ia pun tak
tau namanya itu mengikutinya dari belakang.
Sesampainya di depan pintu ruangan kepala sekolah , dareen berhenti membalikkan badan nya.
Ternyata senyum gadis itu masih saja terbit seperti pertama mereka berjumpa.
“makasih kak” tak ada sahutan dari dareen, ia berjalan pergi meninggalkan gadis bermata seperti
sang pujaan hati.
Walau ada rasa ingin menanyakan pada gadis itu apa ia dimensi yang sama dengan wajah yang
berbeda dengan gadis nya? Namun dengan cepat ia urungkan.
Dareen pun kembali berjalan menuju rooftop, tempat awal yang ia tuju, ia melangkahkan kaki nya
menaiki tangga. Sesampainya di atas, angin tanpa permisi menerpa wajahnya. Satu kata yang
tergambar disini adalah ketenangan.
“somay mang dani enak banget ya” ungkap zeline yang rasanya masih ingin memakan somay bumbu
kacang beserta sambal yang sangat enak.
“iya, itu somay udah ada dari mami gue masih sekolah disini,mang dani itu anaknya kurang tau gue
nanti deh tanya mami”ucap sisi yang sudah masuk kedalam kelas dan duduk dikursi begitu pula yang
dilakukan dengan zeline.
“temen kamu cowo semua ya” ucap zeline sambil tertawa kecil. Sangat beda dengan
pertemanannya saat di aceh dulu yang semua nya perempuan.
“iya” jawab sisi
“beda banget sama aku pas di aceh, temennya cewek semua” ujar zeline.
“gue dulu juga punya temen cewek,Cuma satu. Sejak sd temen gue main nya bareng dika sma danu,
kalo jesoy ketemunya pas smp, dan dareen SMA” ucap sisi.
“serius Cuma satu?”tanya zeline seakan tak percaya, dan sisi mengangguk sebagai jawaban.
“iya,dia baik banget. Bisa dibilang dimensi paling sempurna nya seorang gadis” jawab sisi yang
membuat zeline mulai tertarik , bagaimana ya jika ia bertemu dengan gadis itu.
“dia sekolah disini juga ya si?boleh kenalin aku sama dia?”
“dia...ren dari mana aja lo” ucapan sisi teralih menanyai dareen yang baru saja datang dengan mata
merah yang menandakan ia baru bangun tidur.
“ren, kenalin nih zeline”ucap sisi lagi,sedangkan zeline sudah memasang senyum nya pada cowok
yang mau mengantar nya ke ruang kepala sekolah tadi.
Dareen hanya melirik namun tak ingin berkenalan dengan gadis itu,lagi pula ia sudah tahu nama nya
bukan.
Sisi melihat dareen yang enggan menerima uluran tangan zeline pun hanya tersenyum kecut
sedangkan zeline dengan perlahan menurunkan tangannya ,tersenyum maklum.
“maafin dareen ya zel dia memang gitu orangnya nyebelin”ucap sisi melirik dareen dengan sinis
namun cowok itu tak peduli.
Dareen sangat malas mendengarkan pembicaraan dua orang yang berada di dekatnya ini. Ia pun
memilih tidur lagi dengan yang dijadikan bantal.
“mending lo ke kantin aja deh,bareng anak –anak. Lo pasti belum makan kan?”tanya sisi yang
membuat dareen menggeleng saja.
“jangan ganggu”
“iya,gak bakal ganggu kamu kok”bukan sisi,itu zeline yang menjawab ucapan dareen dengan
tersenyum kecil menatap sisi yang bingung.
Lagi,tak ada reaksi apapun dari dareen,mungkin saja ia sudah berada di alam bawah sadar,sehingga
ia tidak dengar.
“si,mau temenin aku ke toilet?mau buang air kecil”
“cowok itu nama nya dareen?”tanya zeline menatap pantulan diri nya di cermin.
“iya,nama nya dareen bhalendra. Gue sama anak-anak sering manggilnya dareen”jawab sisi yang
membuat zeline mengangguk mengerti.
“dia baik loh si”
Ungkapan zeline barusan membuat sisi mengerutkan dahinya menatap zeline yang sedang
membenarkan seragam nya.
“dia yang nganterin aku ke ruang kepala sekolah tadi,ya walau pun pas aku bilang makasih langsung
pergi”jelas zeline sambil tertawa kecil.
Sisi tersenyum “maklumin aja ya zel,emang gitu semenjak..”
“semenjak?”tanya zeline yang membuat sisi tersadar dari lamunannya lalu mengalihkan
pembicaraan,mengajak zeline untuuk kembali ke kelas.
Untung saja gadis itu tak banyak bertanya dan menyetujui ucapan sisi.
Sepanjang perjalanan zeline terus saja tersenyum kecil melihat sekelilingnya,bahkan ada sesekali ia
di ganggu siswa lain namun lagi,ia hanya tersenyum kecil.
Bel pertanda pulang berbunyi,hampir seluruh murid yang berada dikelas mipa 2 ini menghela napas
lega.
Bayangkan saja mendengarkan pak mahmud yang terus menerangkan membuat mereka ingin sekali
membawa kasur ke sekolah.
“pulang sama siapa zel?”tanya sisi.
“di jemput mama,aku kan belum tahu banget daerah jakarta”jawab zeline yang membuat sisi
mengangguk mengerti.
“ga mau pulang sama gue aja zel?”tawar dika yang membuat zeline menggeleng sambil tersenyum
kecil.
“gue balik luan woi,byee”teriak jesoy berlari keluar kelas.
“ren bangun woi udah pulang,orang yang kerja nya tidur gini bisa juara kelas. Terkadang gue
heran”ucap sisi mengguncang bahu dareen pelan.
Dareen mengangkat kepala,lalu mengucek pelan mata nya. “Gue balik,jangan lo sambung tidur”ucap
sisi yang di angguki dareen.
Selepas kepergian sisi,dika dan danu pun dareen mengambil tas nya lalu berjalan keluar sebelum
suara seorang gadis membuat langkah nya terhenti.
“jangan tidur terus,dunia terlalu indah untuk di lewatkan. Permisi “
After you left 3
Zeline berulang kali melirik jam tangan nya,sudah lebih dari satu jam ia menunggu sang mama
namun belum juga datang. Mungkin masih ada kerjaan dan ia bisa memaklumi itu.
Zeline sudah mengirim pesan kepada mama nya jika ia sudah menunggu di pos sekolah. Walau
belum dibalas zeline yakin nanti mama nya aka membaca pesan nya.
Zeline menghembuskan nafasnya,kenapa seperti di film-film saja. Ponsel nya mati. Hari sudah mulai
petang dan tak ada satu pun siswa yang berada di sini lagi.
“loh dareen,kok belum pulang?belum di jemput juga ya?”tanya zeline yang heran melihat cowok
dengan jaket abu-abu yang berjalan ingin ke parkiran.
Lagi dan lagi cowok itu tak menjawab ucapan zeline,namun zeline tak menyerah begitu saja. Ia hanya
ingin berteman dengan cowok ini.
Ia pun berjalan mengikuti dareen tanpa sepengetahuan cowok itu,ternyata masih ada dua mobil
yang tersisa diparkiran. Dan ternyata dareen membawa kendaraan tidak dijemput.
Mobil putih ini yang zeline yakin milik dareen, karena cowok itu berjalan ke arah mobil tersebut.
Sebelum dareen benar-benar masuk ke dalam mobil nya perkataan zeline kembali membuatnya
terdiam.
“percaya gak percaya,satu senyuman bisa ngilangin satu masalah dalam hidup kamu”
Dareen membalikan tubuhnya menatap mata zeline yang selalu saja mengingatkan dirinya pada
elina,gadis itu tersenyum kepada dareen membuat nya harus membuang muka, tak ingin menatap
mata itu lebih lama lagi.
“kamu gak percaya?coba aja,senyum itu gratis tau” sambung zeline dan dareen masih tidak bereaksi.
“oh iya, kita belum kenalan karena kamu ngantuk tadi. Kenalin aku Arabelle Zeline”ucap zeline
mengulurkan tangan nya.
Zeline harus cukup sabar dengan orang semacam dareen , ia pun menarik tangan cowok itu agar
mau bersalaman dengan nya. Dareen tidak menepis tangan mungil gadis itu ia hanya
diam,mengontrol detak jantung yang menggila di dalam sana hanya karena melihat mata itu.
“aku udah tau nama mu kok,Dareen Bhalendra kan?” sambung zeline dengan senyum yang masih
mengembang di wajah nya..
“belum pulang?”
Suara dareen akhir nya terdengar juga,zeline semakin mengembangkan senyuman nya. “belum,
mama belum jemput.mungkin masih ada kerjaan” jawabnya.
“dareen”
Panggilan zeline kembali membuatnya gagal untuk masuk ke dalam mobil, ia pun kembali menatap
zeline seperti biasa, walau tak bisa menatap mata itu lama-lama.
“boleh minjem hape kamu?mau nelfon mama,hape aku mati”
“rumah lo dimana?”tanya dareen yang membuat zeline sibuk dengan tas nya,seperti mencari
sesuatu di dalam sana.
Zeline pun kembali tersenyum setelah menemukan sticky notes berwarna kuning lalu menunjukkan
nya ke dareen. “ini alamat nya , aku baru tiga hari di jakarta. Jadi gak tau banyak”
Dareen melihat sekilas lalu mengangguk, ia pun masuk ke dalam mobil nya membuat zeline terdiam
masih dengan senyum nya.
“masuk” mendengar ucapan dareen ia pun langsung mengangguk dan ingin duduk di kursi
penumpang sebelum suara dareen membuat aktivitas nya terhenti.
“di belakang”
“oh, kamu gak bolehin aku duduk di samping kamu ya,yaudah ak-“
“yaudah duduk aja”
Zeline menggaruk kepala nya pusing,tadi dareen bilang ia gak boleh duduk di sini namun sekarang
berubah.
“jadi,aku duduk dimana boleh nya?”
“depan”
Di dalam perjalanan zeline terus saj bercerita sendiri,seakan memberi tahu pada dareen walau
cowok itu tak merespon apa-apa.
“mama pasti banyak kerjaan makanya telat jemput aku,harus nya aku tahu jalan ya biar gak nyusahin
terus”.
“yaudah deh nanti aku ingat-ingat jalan nya, biar gak nyusahin kamu juga”
“dareen mau?”ucap zeline menawarkan permen kiss pada cowok itu. “ambil,makan permen juga
bisa bikin bahagia loh,selain makan coklat”
“kamu lagi nyetir,yaudah deh aku taro di sini aja?jangan lupa di makan ya”
Mobil nya sudah masuk ke dalam komplek perumahan zeline yang membuat gadis di sebelahnya ini
tersenyum senang. “itu, rumah aku yang warna biru muda”
Akhirnya mobil putih dareen pun berhenti tepat di rumah besar berwarna biru muda. Terlihat sangat
asri dengan bunga yang tersusun rapi.
“mampir dulu ren?” tanya zeline yang membuat dareen menggeleng sebagai jawaban.
“makasih sekali lagi ya ren. Jangan lupa tersenyum”
Dareen masuk ke dalam rumah nya setelah mengucapkan salam walau ia tahu hanya diri nya yang
dapat mendengar salam nya. Ia tak melihat anna-sang mama,mungkin saja di kamar. Akhirnya
dareen memutuskan untuk berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.
Sesampai di kamar ia pun mengambil handuk untuk membersihkan diri. Sebenarnya tadi ia tidak
berada di sekolah dengan waktu yang lama. Dareen mengunjungi makam elina dengan berjalan kaki
karena ia malas menaiki mobil nya. Setelah puas bercerita pada gadis nya barulah dareen ke sekolah
untuk mengambil mobil nya.
Entah apa yang ada di pikirannya sampai ia mengizinkan zeline duduk di kursi yang biasa diduduki
elina. Hanya elina.
Dareen sedikit pusing sendiri, ia pun berjalan ke kamar mandi,mana tahu setelah mandi beban nya
berkurang sedikit. Dareen keluar dengan handuk melilit di pinggang nya,ia berjalan ke lemari untuk
mengambil celana berwarna abu-abu selutut.
“ren”ketokan pintu membuat ia mempercepat kegiatannya. Setelah memakai celana nya barulah
dareen membukakan pintu.
Ternyata mama nya yang membawa nampan berisi nasi dan segelas air putih. “ mama tahu kamu
belum makan dari pagi kan,ini mama buatkan sup daging kesukaan kamu”
“mama taruh disini ya” ucap anna meletakkan nampan itu di meja sebelah tempat tidur dareen.
Cowok itu mengangguk lalu mengucapkan terimakasih yang membuat anna tersenyum hangat.
“mama ke kamar ya,kalo butuh apa-apa panggil bi sarah atau mama aja ya nak”
Lagi-lagi dareen mengangguk membuat anna mengusap bahu dareen kemudian beranjak pergi.
Selepas kepergian sang mama dari kamarnya, dareen kembali seperti biasa ia berjalan ke balkon
kamar untuk melihat senja. Dareen tak selera makan sekarang,atau mungkin nanti ia akan makan.
Kalau ingat.
Dareen kembali tersenyum melihat senja,sangat indah dan menenangkan. Kepergian elina membuat
hari nya sangat membosankan.
“percaya gak percaya,satu senyuman bisa ngilangin satu masalah dalam hidup kamu”
Perkataan zeline terus berputar seperti kaset rusak di dalam kepala nya. Apa benar satu senyuman
bisa menghilangkan satu masalah dalam hidup nya?
Namun, masalah nya cukup banyak. Dan berapa kali ia harus tersenyum agar masalah-masalah nya
hilang?
After you left 4
Dareen mengerjapkan mata nya beberapa kali , ia tertidur di kursi balkon kamar nya karena terlalu
asik menikmati senja.
Ia meraih ponsel yang hampir tak pernah tersentuh itu di atas meja. Ternyata banyak sekali pesan
dari grup yang di buat oleh elena,yang beranggotakan mereka ber-enam. Namun sekarang berlima.
Namun ia sama sekali tak tertarik dengan grup whatsaap itu, mata nya menemukan chat dari nomor
tak dikenal
+62822- : halo ren
+62822- : ini aku,zeline
+62822- :Cuma mau nanya , sudah tersenyum kah hari ini?
Dareen tidak tertarik untuk membalas pesan nya sama sekali, ia malah mematikan ponsel nya lalu
beranjak menuju kamar.
“ oh ya ma,besok bantuin zeline masak nasi goreng ya. Buat temen-temen baru soal nya mereka
pada baik-baik semua” jelas zeline yang membuat mama nya mengangguk setuju.
“emang temen-temen kamu siapa aja,termasuk yang nganterin kamu tadi?”
“temen baru zeline ada lima. Dareen , jesoy,dika,danu dan sisi. Kalo yang nganter zeline tadi itu
dareen”jawab zeline
“walaupun rata-rata cowok ma, tapi mereka baik kelihatan dari sifat nya” sambung zeline yang
membuat tarisha sang mama tersenyum lega.
“kamu suka disini?”
“suka ma, jakarta gak seburuk yang zeline kira”
“mama seneng kamu seneng”
Setelah obrolan itu hanya ada dentingan garpu dan sendok beradu dengan piring yang terdengar.
“lo ngapain zel?syukuran?”tanya jesoy heran melihat ada lima kotak makan diatas meja nya dan
zeline.
Gadis itu hanya tersenyum membuat ke empat anak manusia ini semakin heran saja. “aku bawa
untuk kalian,ini aku yang masak tadi walau di bantuin mama dikit” jawab zeline
“nah kalo gini gue demen zeline” ucap dika yang langsung ditoyor oleh sisi
“udah kebagian kan?” tanya zeline membuat ke empat temannya mengacungkan jempol.
“satu lagi buat dareen” ucap zeline yang membuat jesoy memutar pandangannya menatap zeline.
“mau tau dareen dimana?” tanya jesoy sambil menyuapkan nasi goreng ke mulut nya.
Zeline mengangguk antusias dengan senyum tercetak dibibirnya “rooftop sekolah”
Kemudian zeline mengangguk mengerti dan segera keluar kelas menuju rooftop.
After you left 5
Kamu itu ibarat gedung tua yang cat nya sudah terkelupas. Perlu direnovasi agar bentuk nya
kembali seperti sedia kala.
Malam ini seperti malam biasa nya, sunyi. Bukan sekitar nya yang sunyi. Namun hati, hati nya kosong
setelah gadis itu pergi,tak berpenghuni lagi. Entah juga tak ada yang ingin menetap di hati nya.
Dareen menghembuskan nafas nya , ia sebenarnya bosan dengan keadaan yang terus seperti ini, ia
ingin seperti jesoy yang ikhlas dengan kepergian joya. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan
notif pesan masuk.
Arabelle zeline : dareen!
Dareeen bhalendra : y?
Arabelle zeline : kamu belum tidur?udah malem banget padahal.
Dareen bhalendra : kalo udah tidur gue gak bales chat lo.
Arabelle zeline : oh iya hehe, aku Cuma mau bilang jangan tidur malem malem gak baik buat
kesehatan. Salah satu nya mata, nanti kantong mata kamu makin besar jadi jelek deh.
Arabelle zeline : selamat malam dareen..
Dareen bhalendra : lo juga
Arabelle zeline : aku kenapa?
Dareen bhalendra : jangan tidur malem-malem, gak bagus untuk kesehatan.
Zeline tertawa kecil melihat perdebatan dika dan jesoy yang sejak tadi tak ada ujung nya. Padahal
yang direbutkan keduanya itu sama-sama absurd.
“gak bisa gitu lastri! Cantikan juga warna kuning” bantah dika saat jesoy ingin memberi warna hijau
pada gambar nya.
“suka-suka gue lah!”
“matahari itu warna kuning!bukan hijau bodoh”
“sirik aja sih lo bungkusan sate,mau matahari nya gak gue gambar pun emang nya masalah buat lo?!
Gambar-gambar gue juga kok lo yang repot” jawab jesoy yang kesal dengan dika.
“lo yang dari tadi ngurusin gambar gu-“
“UDAH LO BERDUAA DIEM KEK!!MASIH PAGI JUGA” teriak sisi yang muak mendengar perdebatan
dua orang gila yang berada di depannya ini. Sedangkan zeline,gadis itu malah tertawa bersama danu.
Entah apa yang lucu.
“ren kenapa mukamu kusut begitu?” kedatangan dareen dan pertanyaan dari zeline membuat
semua nya beralih menatap cowok dengan jaket abu-abu nya yang duduk di sebelah sisi ini.
“kamu sakit?ke uks aja, mau aku anter?” pertanyaan zeline kembali terdengar di telinga dareen,
membuat nya menggeleng saja.
“lo kenapa coy?ada masalah” tanya jesoy yang membuat dareen kembali menggelengkan kepala
nya.
“danu , sisi , dika kalian laper kan?! ayok ke kantin abang jesoy traktir” ucap jesoy yang membuat
ketiga teman nya itu mengangguk. Sebenarnya bukan karena lapar mereka ke kantin, itu hanya alibi
jesoy . ia ingin dareen berduaan dengan zeline saja.
“jesoy,aku kok gak diajak?kita belum temenan juga ya?” tanya zeline dengan wajah sedih nya
membuat jesoy gelagapan sendiri. Zeline ini gadis terbuat dari apa?
“bukan gitu zel,uang abang jesoy gak cukup lagi. Besok deh gue traktir lo ya ya ya jangan marah zel”
Zeline terkekeh geli membuat jesoy menatap sisi dengan heran sedangkan sisi mengangkat kedua
bahu nya bertanda tak paham juga dengan zeline.
“gapapa kok je,yaudah sana makan terus sebelum guru masuk” jawab zeline.
“bisa mati gue disini lama-lama,ayok lah pren”
Selepas kepergian keempat temannya. Zeline kembali menatap dareen dengan tersenyum. Walau
zeline tahu dareen mungkin tak akan melihat senyum nya. Karena mata cowok itu tertutup rapat,
seperti orang tidur.
“aku tahu kok kamu gak tidur, aku juga tahu kamu lagi ada masalah” ucap zeline membuat dareen
membuka mata nya secara perlahan.
Zeline kembali tersenyum “kalo ada masalah itu, di bagi ke temen yang lain. Jesoy contohnya”
sambung zeline.
Dareen membuang napas berat “gue nolak cewek”
Zeline diam, ia tak mau memotong ucapan dareen dulu, karena sebenarnya orang hanya butuh di
dengar, bukan di bantah sebelum cerita nya selesai.
“gue nyuruh dia ngejauh salah?”
“menurut ku jawabannya ada dua”
“yang pertama, kamu salah. Menyuruh dia untuk ngejauh dengan hati yang berharap ke kamu itu
menyakitkan ren, cewek itu mudahh kebawa perasaan. Sekecil apapun perhatian yang kamu kasih,
kami bisa inget itu sampai mati”
“yang kedua, kamu bener. Mungkin dengan nyuruh dia ngejauh supaya dia gak lebih sakit. Karena
perasaan nya gak bisa kamu balas” jawab zeline
“gue gak bakal bisa buka hati buat orang baru”
Zeline kembali tersenyum lalu memegang tangan kanan dareen yang berada di meja “bukan gak
bisa,kamu gak mau”
Dareen terdiam, ia menatap dengan tatapan yang tak dapat diartikan , namun gadis di depannya ini
masih saja menampilkan senyum manisnya.
“ iya, gue gak mau”
“kalau itu jawabannya,aku gak bisa apa-apa”
“tapi,aku ingetin lagi ren. Sebesar apapun masalah nya kamu harus tetap tersenyum”
“kenapa lo nyuruh gue senyum?”
“karena aku mau kamu bahagia”
“aku mau dareen bersyukur dengan apa yang dia punya sekarang”
After you left 6
Masalah terbesar disini itu Cuma satu. Kamu sudah menutup hati. Dan aku tak bisa berbuat apa-
apa lagi kalau sudah begini.
Dengan langkah ringan zeline berjalan menyusuri koridor sekolah yang ramai. Tak hanya satu dua
orang yang mengganggu nya, namun zeline hanya menampilkan senyum manis nya tanpa ingin
membuat masalah.
“dareen, kok gak masuk kelas tadi?” ucap zeline duduk dikursi sebelah dareen.
Kedua nya sedang berada di taman belakang sekolah, zeline sebenarnya tak sengaja bertemu dareen
di sini, ia hanya ingin berjalan-jalan.
“ngantuk”
“kalau ngantuk ya tidur di uks, bukan disini ren” jawab zeline
Dareen menghembuskan napas nya sambil menyisir rammbut dengan tangan,lalu menatap zeline
yang masih saja tersenyum ke arah nya, akhirnya tatapan dareen tertuju pada mata gadis di depan
nya ini, membuat dareen teringat gadisnya lagi .
“mata lo bagus” jujur dareen tanpa sadar
“terimakasih”
“lo punya kembaran?” tanya dareen lagi
Zeline mengernyitkan dahi nya lalu menggeleng “enggak,kenapa kamu nanya gitu?”tanya zeline
balik.
Dareen seakan tersadar , ia langsung menggeleng dan membuang pandangan ke sembarang arah,tak
ingin menatap mata itu lebih lama.
‘’Aku boleh nanya sesuatu Ren?” tanya zeline yang membuat Dareen mengangguk tanpa
menatapnya.
“kenapa kamu selalu natap mata aku? Bukannya kepedan atu apa, cara kamu natap mata ku sangat
beda.Kenapa?” tanya zeline ,Dareen yang tadi nya menatap lurus kedepan pun beralih menatap
gadis ini.
Apa yang harus Dareen jawab?dareen tak ingin gadis ini tahu tentang nya,dareen tak mau luka itu
kembali terbuka lebar dan semakin memperparah hati nya.
“nanti malem,gue jemput jam delapan”ucap dareen mengalihkan pembicaraan.
“kamu belum mau jawab pertanyaan aku?”tanya zeline.
Dareen menghembuskan lagi napasnya,ia bingung harus menjawab apa “mata lo bagus”
“itu bukan jawaban ren”
“kalau itu bukan jawaban ,gue gak bisa jawab sekarang”
Zeline tersenyum kecil melihat pantulan dirinya didepan cermin, ia sudah siap dengan pakaian
santainya.
Setelah menyemprotkan parfum, ia pun segera berjalan keluar kamar menuruni tangga.
Zeline tersenyum cerah ke arah sang mama yang tengah duduk di sofa sambil menonton televisi.
“udah selesai?”tanya Tarisha yang membuat zeline mengangguk cepat.
Ia beralih duduk di sebelah mamanya,sebelumnya zeline sudah bercerita jika ia akan pergi bersama
dareen.dan baiknya tarisha mengijinkan asal tidak pulang larut malam.
Akibat mendengarkan cerita zeline tentang zeline tentang dareen membuat tarisha sangat kepo
bagaimana bentuk dari seorang dareen bhalendra.
Ketukan pintu beserta ucapan salam membuat zeline dan tarisha saling berpandangan lalu
tersenyum bersamaan.
Zeline membukakan pintu utama rumah nya dengan perlahan,setelah itu terbuka ia tersenyum
melihat dareen yang berdiri tepat di depannya dengan mengenakan jaket berwarna hitam.
Dareen tersenyum kecil lalu menyalimi tarisha “oh ini yang namanya dareeh,ganteng” ucap tarisha
yang membuat dareen kembali tersenyum kecil.
Sampai lah mereka di warung kecil pinggiran jalan, dareen menggenggam tangan zeline,berjalan
masuk kedalam warung tersebut lalu memilih tempat duduk.
“kalo aku makannya nambah , kamu marah gak?” tannya zeline yang membuat dareen terkekeh
kecil. Lalu menggelengkan kepala nya.
Tak lama dua piring ayam penyet sudah berada di depan zeline dan dareen,keduanya sama-sama
makan dengan tenang.
“nambah?” tanya dareen yang membuat zeline menggeleng
“gak enak?”tanya dareen lagi dan zeline kembali menggeleng.
“ini enak kok Cuma sebelum keluar tadi aku makan dulu” ucap zeline yang membuat dareen
mengangguk mengerti.
Dareen kembali menatap zeline,tatapannya berhenti tepat di mata zeline,tanpa sadar ia menuruto
ucapan gadis disamping nya ini,dareen tersenyum.
“kenapa lo bisa mirip banget sama dia?”ucap dareen tanpa sadar
“mungkin aku dan dia adalah orang yang sama di waktu yang berbeda”
After you left 7
“ZELINE!!!”
“kayanya zeline pergi deh” tebak dika sambil memperhatikan rumah zeline yang terlihat sangat
sunyi.
Baik sisi,jesoy,danu dan dika sibuk mengetuk atau memanggil nama zeline,namun berbanding
terbalik dengan dareen yang hanya berdiri tanpa kata bagaikan patung.
“pergi kemana?”tanya danu
“ke hati gue”
“GAK LUCU WOII”
“ZELINE ABANG JESOY DI DEPAN NIHH!!”
“ASSALAMUALAIKUM UKHTI”
“ZELINE HALLO ZELINE”
Tak lama terdengar suara gadis yang mereka panggil-panggil, senyum mereka pun mengembang
setelah tau zeline ada dirumah.
“lo sakit zel?” tanya jesoy yang membuat zeline menggeleng
“aku tadi malam ga bisa tidur,akhirnya marathon movie deh hehe” ucapa zeline nyengir
“gak bisa tidur kenape lo?” tanya dika santai
Zeline terdiam ditempat nya, sedangkan kelima temannya malah asik memakan makanan ringan
sambil menunggu jawaban zeline. Ia melirik ke arah dareen yang tengah memperhatikannya sekilass
“gak tau, gak bisa tidur aja”
“padahal lo belum gue tembak,tapi udah ga bisa tidur aja” gurau jesoy sambil terkekeh pelan
“ekhem api cemburu” sindir dika sambil terbatuk batuk dengan sengaja melirik dareen yang pura-
pura tak perduli dengan keadaan.
Sisi yang paham dengan kondisi pun ikut memanas-manasi suasana , “kalau udah sayang gas terus
je”
“apalagi coba,lanjut lah”
“ oke deh karena kalian maksa, zeline gue mau ngutarain sesuatu” ucap jesoy serius yang mendapat
sorakan tak jelas dari temannya.
“gue suk-“
“zeline, gue mau ngomong berdua” potong dareen lalu berjalan keluar rumah zeline.
“kamu mau ngomong apa lagi?” tanya zeline, “ gak ada”
“yaudah kedalam lagi aja,kenapa si ren? Aku capek tau gak, kamu itu abu-abu” ucap zeline terlihat
sangat pasrah
“gue-“
“zeline lo mau gakk jadi pacar gue?” pertanyaan jesoy memotong ucapan dareen yang membuat hati
nya sesak dan pikirannya kacau.
“TERIMA!!” sorak ketiga temannya.
“aku mau”
Dareen menghembuskan napas nya panjang, ia terduduk di lantai dengan menunduk, perasaan nya
kali ini sangat kacau. “ seharusnya gue gak gini” gumam dareen sangat pelan menyadarkan dirinya
jika ia tidak mencintai gadis yang baru datang dikehidupannya, namun hati nya berkata lain , gadis
baru itu malah sudah memporak porandakan hati nya sedemikian rupa.
Ia melihat kedaan kamarnya seperti kapal pecah, dareen kembali menghembuskan napas nya lalu
memejamkan mata nya sebentar, mengontrol emosi agar tidak melakukan hal diluar batas.
Ketukan pintu kamar nya membuat dareen berjalan menuju pintu kamar dan mebukakannya,
ternyata anna sang-mama yang mengetuknya.
Anna yang melihat kamar anak nya yang sekarang berantakkan bak kapal pecah pun berusaha
menenangkannya. “terkadang tuhan gak pernah salah memberikan suatu cobaan sama pencipta nya
nak”
“dan untuk yang kedua kali nya, kebahagiaan yang mulai gue ciptain udah hilang sejak kemarin”
After you left 6
Adil nya semesta, dia selalu bisa menyatukan dua hati yang tadi nya sama sekali tak mungkin
bersama.
Dareen kesal tak kalo motor yang ia kendarai terjebak macet di jalan ibu kota yang padat. Untuk saat
ini ia memohon pada semesta untuk memperlambat waktu beberapa menit saja.
Setelah sekian menit baru lah jalanan mulai stabil, dareen mengendarai motor nya dengan
kecepatan penuh, menyalip sana-sini tak perduli pada orang-orang yang meneriakinya. Tujuannya
saat ini adalah pada gadis baru sang pemilik hati.
Sesampai nya di bandara soekarno-hatta dareen langsung turun dari motor nya dan berlari mencari
zeline tanpa tujuan.
Sedangkan disisi lain zeline tengah memeluk erat sambil mendengarkan nasihat-nasihat dari tarisha.
“aku bakal kangen banget sama mama”
“kalau sudah sampai,telepon mama” pesan tarisha yang mmembuat zeline mengangguk.
Zeline menghela napas panjang, setidak nya teman –temannya kini sudah tau ia akan pergi berlibur
ke kediaman sang ayah di aceh.
“zeline!” panggilan tersebut membuat zeline membalikkan tubuhnya dengan senyum mengembang.
Namun senyum itu lantas sirna ketika yang diharapkan tak sesuai realita, ke empat teman baru nya
berjalan mendekati zeline. “gue kira lo udah berangkat”
“sebentar lagi “ jawab zeline
“nyariin dareen?”
Tepat sasaran , pipi zeline bersemu merah saat jesoy mengangkat sasaran. Tarisha hanya tersenyum
kecil melihat tingkah anak nya.
Zeline menggeleng pelan “enggak”
“kemungkinan si dareen jalan sama cewe lain” ucap dika yang membuat keadaan semakin
mencengkam.
Zeline hanya tersenyum paksa, ia harus menerima apapun yang telah tuhan takdirkan. Zeline
kembali melirik jam tangannya, ia kembali menghembuskan napas nya panjang lalu berpamitan
dengan teman-temannya.
“hati-hati ya zel”
“oleh-oleh jangan lupa”
“kalo ada temen lo yang cantik,deketin ke gue ya”
“cogan aceh minta satu zeline”
Zeline hanya terkekeh kecil mendengar celotehan-celotehan temannya yang sangat absurd, ia pun
kembali memeluk mama nya barulah berjalan menjauh.
“zeline!” panggilan itu membuat nya berhenti tapi entah kenapa ia tak sanggup membalikkan
tubuhnya.
“zeline” zeline dengan perlahan membalikkan tubuhnya . dan ia tersenyum kecil saat ekspetasi nya
sama seperti realita. Zeline menyapa dareen dengan canggung.
“lo pergi?” tanya dareen yang mebuat zeline mengangguk pelan.
“kasih ruang buat orang yang lagi patah hati, ayo pergi!tante ayo tan” ucapan dika membuat yang
lain tertawa dan segera menjauh dari kedua nya.
“lo bohong ke gue”
“bohong apa?”
“lo gak pacaran sama jesoy”
Zeline menundukan kepalanya takut melihat tatapan tajam milik daree, “maaf” cicit zeline.
Dareen menghembuskan napas nya “gue cinta sama lo zel,gue gak bisa bohongi perasaan gue. Dan
gue mohon jangan pergi”
“aku kangen papah ren,aku bakalan balik”
Dareen tercengang mendengar ucapan zeline,jesoy sialan. “lo gak tinggal disana selamanya?” tanya
dareen
Zeline menggeleng pelan menatap dareen heran “ siapa yang bilang gitu?”
“si kampret jesoy”
Tawa zeline pecah, membuat dareen mencubit pipi gadis pendek di depannya ini gemas. Lalu bunyi
ponsel membuat aktivitas kedua nya berenti,dareen merogoh saku celana nya mengambil benda
pipih berwarna putih itu.
Jesoy : rogoh saku celana butut lo sebelah kiri eh kanan, eh lupa gue. Pokok nya saku lah,ada tiket
disitu buat lo pergi baren zeline. Soal pakaian lo bisa beli! Gausah kaya orang susah!
Jesoy : met cenang-cenang deh kamu
Jesoy : tiati ren, kata nya tante tarisha bokap zeline serem, makan orang.
“arabelle zeline”
Zeline menatap dareen lekat yang berjalan mendekati diri nya, entah mengapa jantung zeline
berdebar tak karuan. Seperti ada kupu-kupu yang menggelitiki perut nya.
“will you be my girl?”
Damn! Zeline kehabisan kata-kata nya, dareen tersenyum kecil sambil memegang kedua tangan
zeline menunggu jawaban dari gadis itu yang membuat jantungnya ingin melompat dari tempat nya.
“i will” jawab zeline yang membuat temannya yang sedari tadi mengintip dari balik tembok bersorak
senang.
“ciee udah gak jomblo lagi ciee” ucap danu menyenggol lengan dareen
Akhirnya mereka berpamitan untuk liburan bersama, dareen menyalami tangan tarisha “hati-hati ya
mama titip zeline sama kamu” pesan tarisha yang membuat dareen mengangguk dan tersenyum
kecil.
“dahh baek – baek lu bedua disana”
“kalo dareen nakal bilang aja sama abang jesoy ya zel,entar gue toyor pala nya” ucapan jesoy
membuat zeline terkikik geli sebelum akhirnya mereka pergi.
-END-