The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ebook ini adalah kumpulan job-job praktik metrologi industri

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Dimas Kurniawan, 2020-12-16 03:23:13

LABSHEET METROLOGI

Ebook ini adalah kumpulan job-job praktik metrologi industri

Keywords: metrologi

H. LAMPIRAN
Tabel 7.1. Pengukuran tirus luar

No Tinggi Gage Block Tinggi H Jarak M Hasil
(mm) Perhitungan
(h) (mm)
1. 10 mm 1. ……… 1. ……… Dmax = ……….
1 2. 50 mm 2. ……… 2. ……… D min = ………
α = ……….
Ketirusan 1. ……… Dmax = ………
2. ……… D min = ………
1. 15 mm. 1. ……… α = ………
2 2. 55 mm 2. ……… 1. ………. Dmax = ………
2. ……… D min = ………
Ketirusan α = ………
1. ……… Dmax = ………
1. 20 mm. 1. ………. 2. ……… D min = ………
α = ………
3 2. 60 mm. 2. ………

Ketirusan

1. 25 mm. 1. ……….
4 2. 65 mm. 2. ……….

Ketirusan

Tabel 7.2. Pengukuran Tirus Dalam

No D. Rolers h α Keterangan
1. ……… D max = …………
1. …………… 2. ……... D min = …………
1 2. …………… 1. ……… D max = …………
2. ……... D min = …………
1. …………… 1. ……… D max = …………
2 2. …………… 2. …….. D min = …………

1. …………… Mengetahui’
3 2. ……………

Suhu ruang : ……………………
Kelembaban : ……………………

(………………………..)
48 Praktikum Metrologi Industri

PRAKTIKUM 11
PENGUKURAN RADIUS
DENGAN ROL DAN BOLA BAJA

A. KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan praktik praktikan/mahasiswa diharapkan: terampil dalam
mengukur dimensi radius benda kerja dengan menggunakan rol dan bola baja.

B. SUB KOMPETENSI DASAR
2. Terampil dalam menyetel posisi rol dan bola baja untuk mengecek radius benda
kerja.
3. Terampil menetapkan besarnya radisu benda kerja berdasarkan hasil pengecekan
dengan menggunakan rol dan bola baja.

C. DASAR TEORI
Radius suatu benda ukur ataupun diameter suatu silinder dengan ukuran yang besar

pada umumnya sulit atau tidak mungkin diukur dengan cara langsung. Untuk itu
diperlukan cara pengukuran tak langsung dengan bantuan alat bantu yaitu rol atau bola.

Rol atau silinder ini dapat diambil dari suatu standar rol dengan kualitas baik. Bila
standar rol tidak dimiliki maka dapat dipakai rol / silinder dari bantalan rol. Untuk itu
perlu diukur dengan cermat untuk mengetahui ukuran sebenarnya dan ketepatan dari rol
yang dipakai.

2. Mengukur Radius Luar Cara 1

R

(H  C)Sin 1 

α R= 2

Dasar Vee blok H 1  Sin1
C
2

α = 90

C = konstanta Vee blok.

49 Praktikum Metrologi Industri

Cara mencari nilai C :

d C  Hr  (s  1 d  1 d )
2

2 Sin 1 
2
Hr

Hr = jarak rol presisi dengan Vee blok

s d = Diameter rol presisi

2. Mengukur radius Luar Cara II (M  d )2
R R 
d
8d
M

3. Mengukur radius Luar Cara III Untuk p < ½ d
R
d R = (M  d)2  d 2  (2 p  d)2
Mp 8(d  p)

Untuk p > ½ d rumus mencari
jari –jari turunkan sendiri.

50 Praktikum Metrologi Industri

3. Mengukur Radius Dalam Cara I

Rd
d 2  1/ 2d

R = 4d 2  (M  d )2

M

3. Mengukur Radius Dalam Cara II
R Knife straight edge

d 2  d.s
R=
d 2s
s

D. Alat dan Perengkapannya
3. Satu set rol dan bola baja,
4. Mikrometer luar,
5. Mistar ukur ketinggian (high gauge),
6. Meja rata,
7. Alat – alat pembersih, dan
8. Benda ukur.

E. KESELAMATAN KERJA
Sebelum bekerja, pastikan semua peralatan pendukung selain rol dan bola baja betul-

betul siap. Berilah vaselin setiap selesai menggunakan rol dan bola baja

51 Praktikum Metrologi Industri

F. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2.Letakkan benda ukur di atas meja rata.
3. Ceklah kedudukan alat ukur ( settingkan pada posisi nol ).
4. Ambil rol atau bola baja, kemudian lakukan pengukuran seperti pada gambar.
5.Hitunglah semua bagian – bagian benda ukur yang tidak diketahui.

G. BAHAN DISKUSI
Bandingkanlah hasil pengukuran benda pada nomor 2 dan nomor 3.

H. LAMPIRAN
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan

Radius Luar cara I H = ........................ Hr = .....................
R = . ......................
α = ......................

d = .....................
s = ........................

Radius Luar cara II M = ..................... R = .......................
d = .......................

M = .....................

Radius Luar cara III d = ....................... R = .......................

p = .......................

Radius Dalam cara I M = ..................... R = .......................
d = .......................

Radius Dalam cara II d = ....................... R = .......................
s = ........................ Mengetahui

Suhu ruang : …………………

Kelembaban : ...........................

Tanggal Praktikum : ..........................

52 Praktikum Metrologi Industri

PRAKTIKUM 12
PENGUKURAN RODA GIGI LURUS

A. KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan praktik praktikan/mahasiswa diharapkan terampil dalam mengukur
roda gigi dan mampu menganalisis hasil pengukuran tersebut.

B. SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menjelaskan fungsi utama roda gigi
2. Terampil dalam memilih dan menggunakan berbagai macam alat ukur roda gigi.
3. Terampil menetapkan ukuran-ukuran utama roda gigi berdasarkan hasil pengukuran
roda gigi secara langsung.
4. Terampil menghitung elemen-elemen roda gigi yang lain yang tidak dapat diukur
langsung.
5. Terampil menganalisis efek kesalahan tebal gigi dan jarak puncak terhadap kekuatan
pasangan roda gigi.

C. DASAR TEORI
Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya, mengubah putaran, dan sebagai

pompa zat cair. Pengukuran roda gigi dapat dilakukan secara universal dan secara
individual. Secara universal maksudnya, membandingkan roda gigu ukur dengan roda
gigi standar. Perbandingan di sini dimaksudkan untuk melihat ketepatan jarak puncak
dan ketepatan titik pusat (eksentrisitas. Secara individual dimaksudkan untuk memeriksa
ketepatan, tebal gigi, tinggi gigi, lebar gigi, jarak puncak, dan bentuk involute serta sudut
tekan. Ketepatan diameter efektif roda gigi sangat dipengaruhi oleh ketepatan sudut dan
jarak puncak gigi. Alat ukur yang paling banyak digunakan adalah jangka sorong roda
gigi (vernier tooth caliper).

Bentuk gigi roda gigi yang banyak diproduksi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu bentuk involute dan bentuk cycloidal. Diantara dua bentuk tersebut yang
paling banyak diproduksi adalah bentuk involute karena lebih cocok untuk keperluan
produk-produk permesinan secara umum yang memerlukan ketelitian-ketelitian tertentu.
Sedangkan untuk keperluan mesin-mesin dengan beban berat dan pekerjaan kasar
biasanya digunakan roda gigi dengan bentuk cycloidal.

53 Praktikum Metrologi Industri

Terdapat berbagai macam roda gigi. Menurut bentuknya roda gigi dapat
dibedakan menjadi: Roda gigi lurus (spur gear), Roda gigi helix (helical gear), Roda gigi
payung (straight bevel gear), Roda gigi spiral (spiral gear), Roda gigi cacing (worm
gear), Roda gigi dalam (internal gear). Elemen-elemen yang penting dalam roda gigi
dapat dilihat Gambar 1.

Gambar 12.1. Elemen-elemen roda gigi lurus (spur gear).

Secara umum, pemeriksaan roda gigi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
pemeriksaan secara analisis dan pemeriksaan menurut fungsinya. Pemeriksaan secara
analisis (analitical inspection) maksudnya adalah memeriksa semua elemen-elemen
penting dari roda gigi, misalnya bentuk gigi, jarak puncak antar gigi (pitch), jarak celah
(clearance), eksentrisitas, tebal gigi, lead dan back lash. Sedangkan pemeriksaan menurut
fungsinya (functional inspection) adalah pemeriksaan roda gigi yang dibandingkan
dengan roda gigi standar (master gear) yang caranya adalah memasang roda gigi yang
akan diperiksa pada roda gigi standar dan kemudian memutar pasangan roda gigi
tersebut. Dengan beberapa peralatan maka dapat dilihat/diperiksa tingkat kebisingan
suara yang timbul akibat gesekan antar roda gigi, getaran dan variasi gerakan dari putaran
roda gigi.

Salah satu pengukuran roda gigi (untuk mengetahui tebal dan tinggi gigi) dapat
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong gigi yang diilustrasikan dalam Gambar
10.2. Untuk melakukan pengukuran tersebut terlebih dahulu perlu ditentukan modul roda
gigi yang akan diukur. Berdasarkan modul tersebut dapat ditentukan besarnya tebal gigi
(s) berdasarkan tabel (lihat Tabel 1) sebagai dasar untuk mengetahui tinggi gigi dengan
jangka sorong roda gigi.

54 Praktikum Metrologi Industri

Gambar 12.2. Cara Pengukuran Roda Gigi dengan Mistar Sorong

D. ALAT DAN PERLENGKAPANNYA
1. Mistar sorong roda gigi,
2. Tabel tebal gigi dan modul,
3. Alat–alat pembersih,
4. Roda gigi, mikro meter pana,
5. Penjepit mikro meter, dan
6. Profile proyektor beserta kelengkapannya.

E. KESELAMATAN KERJA
1. Sikap mistar sorong harus tegak lurus.
2. Jika longgar diatas berarti gigi terlalu tebal.
3. Jika longgar disamping berarti gigi terlalu kurus.
4. Tebal gigi boleh diukur, dan dibandingkan dengan s dari tabel.
5. Semua alat ukur yang telah selesai dipakai harap dibersihkan dan diberi grease anti
korosi

F. LANGKAH KERJA
2. Membersihkan alat ukur dan benda ukur yang akan dipakai.
3. Mengukur dimensi profile gigi, tebal gigi ( s ) , tinggi gigi ( ha dan hf ), diameter luar
gigi (da ), diameter efektif ( dw ), diameter inti ( df ), modul (m ) dsb, dengan
menggunakan mikrometer pana dan mistar sorong roda gigi.
4. Cari s dan ha untuk modul = 1 ( pada tabel ), Sesuai dengan banyaknya gigi ( Z ) dari
roda gigi yang akan diperiksa.

55 Praktikum Metrologi Industri

5. Setel mistar sorong vertikal sebesar ha untuk menentukan tebal gigi.
6. Bandingkan nilai yang dihitung dengan jangka sorong dengan mistar sorong roda

gigi dari beberapa pengukuran pada no. 2.
7. Bila telah selesai pengukuran bersihkan semua alat ukur dan diberi grease anti

korosi, kemudian simpan pada tempat semula.

G. BAHAN DISKUSI
Bandingkanlah hasil pengukuran roda gigi secara universal dan secara individual.

H. LAMPIRAN
Untuk perhitungan bisa menggunakan keterangan – keterangan dari manual / buku teori
yang lainnya.

Tabel 12.1. Harga ha dan s pada modul 1
z s ha z s ha
12 1,5663 1,0513 30 1,5701 1,0206
13 1,5670 1,0474 35 1,5703 1,0176
14 1,5675 1,0440 40 1,5704 1,0154
15 1,5679 1,0411 45 1,5705 1,0137
16 1,5683 1,0385 50 1,5705 1,0123
17 1,5686 1,0363 60 1,5706 1,0103
18 1,5688 1,0342 70 1,5706 1,0088
19 1,5690 1,0324 80 1,5707 1,0077
20 1,5692 1,0308 90 1,5707 1,0069
22 1,5695 1,0280 100 1,5707 1,0062
24 1,5697 1,0257 120 1,5708 1,0051
26 1,5698 1,0237 150 1,5708 1,0041
28 1,5700 1,0219 200 1,5708 1,0031

Untuk modul lebih dari 1, maka harga ha dan s dikalikan dengan harga modul roda gigi
yang dikur.

56 Praktikum Metrologi Industri

PRAKTIKUM 13
PENGUKURAN ULIR

A. KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan praktik praktikan/mahasiswa diharapkan : terampil dalam
mengukur ulir dan mampu menganalisis hasil pengukuran tersebut.

B. SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menjelaskan profil dan fungsi ulir
2. Terampil dalam memilih dan menggunakan berbagai macam alat ukur ulir.
3. Terampil menetapkan ukuran-ukuran utama ulir berdasarkan hasil pengukuran ulir
secara langsung.
4. Terampil menghitung elemen-elemen ulir yang tidak dapat diukur langsung.
5. Terampil menganalisis efek kesalahan sudut dan jarak puncak terhadap diameter
fungsional ulir.

C. DASAR TEORI
Dalam dunia industri sekarang ini dibutuhkan ukuran alat ataupun benda kerja yang tepat.
Salah satu bagian dari elemen mesin adalah baut. Untuk pemasangan dan perawatan yang
baik kita harus mengetahui spesifikasinya baut tersebut, apakah witworth atau metris dan
apa macam ulirnya? Salah satu alat yang dapat untuk mengukur spesifikasi ulir dengan
ketelitiannya yang cukup tinggi adalah dengan menggunakan kawat ukur, prisma ukur
dan Floating Carriage Bench Micrometer.

Gambar 13.1. Floating Carriage

57 Praktikum Metrologi Industri

Dengan Floating Carriage Bench Micrometer (FCBM) tersebut dapat dilakukan
pengukuran dimensi-dimensi ulir yang meliputi diameter luar, diameter inti, dan diameter
efektif.

Untuk lebih jelasnya pengukuran dengan Floating Carriage Bench Micrometer lihat
ilustrasi berikut ini.

a. Rumus mencari Diameter Luar :

Rst Rbk
R

Landasan FCBM
Gambar 13.2. Ilustrasi cara mengukur Diameter Luar dengan FCBM

F = Dst + perbedaan antara R dan R1
Dimana :
F = Diameter luar
Dst = Ukuran diameter standart dengan Mikrometer Outside
Rst = Pembacaan FCBM pada standart.
Rbk = Pembacaan FCBM pada standart benda kerja
b. Rumus mencari Diameter Efektif.

Dst Rst R E Rbk

Landasan FCBM
Gambar 13.3. Ilustrasi cara mengukur Diameter Efektif dengan FCBM

58 Praktikum Metrologi Industri

E = Dst + perbedaan antara ( Rst – P ) dan Rbk

P didapat dari rumus dibawah ini :

i. Untuk ulir whitworth ( 55 o ) : P = 0,96049 X p - 1,16568 X d

ii. Untuk ulir B.A : P = 1,13634 X p - 1,48295 X d

iii. Untuk ulir metris, USS dan Unified : P = 0,86602 X p - d

Dimana :

Dst = Diamaetre diukur dengan Mikrometer Outside

Rst = Pembacaan mikrometer pada standart dan kawat ukur ( Cyilinder ).

Rbk = Pembacaan mikrometer pada benda kerja dan kawat ukur ( Cyilinder ).

p = Pitch ulir.

d = Diameter kawat ukur ( Cyilinder ).

c. Rumus mencari Diameter Inti.

Dst Rst C Rbk

R

Landasan FCBM

Gambar 13.4. Ilustrasi cara mengukur Diameter Inti dengan FCBM

C = Dst + perbedaan Rst dan Rbk
Dimana :

Dst = Diamaetre diukur dengan Mikrometer Outside
Rst = Pembacaan mikrometer pada standart dan prisma.
Rbk = Pembacaan mikrometer pada benda kerja dan prisma.
C = Diameter inti.

59 Praktikum Metrologi Industri

Untuk lebih jelas , rumus diatas dapat dilihat pada hand out pengukuran ulir dengan
floating carriage mikrometer.
Untuk pengukuran diameter efektif dengan Metode 3 Kawat digunakan rumus :

P Kawat ukur ( dm )
R1 EM

Landasan Mikrometer Outside

Gambar 13.5. Ilustrasi cara mengukur Diameter Efektif dengan 3 – Unit Wire

E = M - 3dm + 0,866025 X P

Dimana :

E = Diameter efektif ( untuk ulir metris )

M = Pembacaan mikrometer termasuk kawat ukur.

dm = Diameter kawat.

P = Pitch ulir yang diukur.

D. ALAT DAN PERLENGKAPANNYA
1. Floating carriage bench mikrometer dan perlatannya,
2. Kawat – kawat pengukur dan prisma pengukur,
3. Mikrometer luar dengan ketelitian 0,001 mm,
4. Penjepit mikro meter, mal ulir,
5. Benda ukur ( beberapa baut ), dan
6. Alat – alat pembersih.

60 Praktikum Metrologi Industri

E. KESELAMATAN KERJA
1. Pada penggunaan floating carriage, hendaknya dijaga jangan sampai benda ukur
jatuh diatasnya.
2. Jaga jangan sampai kawat pengukur dan prisma pengukur tertindih / tertimpa benda
berat ( kelurusan dan diameter kawat harus dijaga kondisinya. )
3. Pada waktu menggunakan mikrometer gunkan rachet bila spindle sudah hampir
menyentuh benda ukur.
4. Bila sudah selesai digunakan bersihkan semua alat ukur dan lumasi dengan grease
anti korosi.

F. LANGKAH KERJA
1. Membersihkan alat ukur dan benda ukur yang akan dipakai.
2. Mengukur dimensi profile gigi, tebal gigi ( s ) , tinggi gigi ( ha dan hf ), diameter luar
gigi (da ), diameter efektif ( dw ), diameter inti ( df ), modul (m ) dsb, dengan
menggunakan mikrometer pana dan mistar sorong roda gigi.
3. Cari s dan ha untuk modul = 1 ( pada tabel ), Sesuai dengan banyaknya gigi ( Z ) dari
roda gigi yang akan diperiksa.
4. Setel mistar sorong vertikal sebesar ha untuk menentukan tebal gigi.
5. Bandingkan nilai yang dihitung dengan jangka sorong dengan mistar sorong roda gigi
dari beberapa pengukuran pada no. 2.
6. Bila telah selesai pengukuran bersihkan semua alat ukur dan diberi grease anti
korosi, kemudian simpan pada tempat semula.

G. BAHAN DISKUSI
Bandingkanlah hasil pengukuran ulir dengan menggunakan mikrometer pana, metode
tiga kawat, dan floating carriage mass micrometer

61 Praktikum Metrologi Industri

LAMPIRAN

Tabel 13.1. Wire Unit Gages 313 Seies

Part No. Dia. Of Wire ( Metrics Threads Unified Threads (
Dia. Of Supprter
mm ) Pitch ( mm ) TPI )

6,35 mm 8 mm

952131 952149 0,170 0,2 ; 0,25 ; 0,3 80

952132 952150 0,195 0,35 72

952133 952151 0,220 0,4 64

952134 952152 0,250 0,45 56

952135 952153 0,290 0,5 48

952136 952154 0,335 0,6 44 ; 40

952137 952155 0,390 0,7 36

952138 952156 0,455 0,75 ; 0,8 32

952139 952157 0,530 0,9 28

952140 952158 0,620 1,0 24

952141 952159 0,725 1,25 20

952142 952160 0,895 1,5 18 ; 16

952143 952161 1,100 2,0 14; 13; 12

952144 952162 1,350 2,5 11 ; 10

952145 952163 1,650 3,0 9; 8

952146 952164 2,050 3,5 7

952147 952165 2,550 4 ; 4,5

952148 952166 3,200 5 ; 5,5 ; 6 5;4½

62 Praktikum Metrologi Industri

Tabel 13.2. Cilinder untuk Berbagai macam Baut

Ukuran Whitwort and Unified Metric Pitch B.A.
Cylinder B.S.F. t.p.i t.p.i in mm Number
- 8
B3 3 - 7,5 -
B3 ¼ 3¼ - 7 -
B3 ½ 3½ 4 6,5 dan 7 -
B4 4 4½ 5,5 -
B4 ½ 4½ 5 5 dan 4,5 -
B5 5 6 4 -
B6 6 7 3,5 -
B7 7 8 3 -
B8 8 9 - -
B9 9 10 2,5 -
B10 10 11 - -
B11 11 2 -
B12 12 12 dan 13 1,75 -
B14 14 14 1,5 -
B16 16 16 - -
B18 18 dan 19 18 1,25 -
B20 20 20 - -
B22 22 - - -
B24 24 24 1 -
B26 26 - - 0
B28 28 28 0,75 1
B32 32 32 - 2
B36 36 36 - 3
B40 40 4
B5 BA 44 0,5 5
B6 BA 48 - 6
B7 BA 56 - 7
B8 BA 64 - 8
B9 BA 72 - 9
B10 BA 80 10

63 Praktikum Metrologi Industri

Tabel 13.3. Hasil Pengukuran

No Baut Mikrometer Metode Floating Carriage Ket
Outside 3 Kawat

Uk. Pitch : D. Luar : D. Efektif : D. Luar : ………...
1 ………… …………. …………. D. Efektif : …..........
D. Inti : ………...

Uk. Pitch : D. Luar : D. Efektif : D. Luar : …………
2 ………… …………. …………. D. Efektif : …….......
D. Inti : …………

Uk. Pitch : D. Luar : D. Efektif : D. Luar : …………
3 ………… …………. …………. D. Efektif : …..........
D. Inti : ………...

Suhu ruang : …………………… Mengetahui
Kelembaban : ……………………

( ……………………………)

64 Praktikum Metrologi Industri

PRAKTIKUM 14
KALIBRASI DIAL INDICATOR
DENGAN CALIBRATION TESTER

A. KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan praktik praktikan/mahasiswa diharapkan terampil dalam
mengkalibrsi dial indicator dengan Calibration tester.

2. SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menjelaskan dan menggunakan alat Calibration tester
2. Terampil dalam mengkalibrasi dial indicator dengan beberapa ketelitian yang
beragam dengan Calibration tester.

3. DASAR TEORI
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur

sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan
acuan tersertifikasi.Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang
efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk
semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi
yang efektif.

Tujuan kalibrasi menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrument ukur dan menjamin hasil-hsil pengukuran
sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.

a
b

Gambar 14.2. Calibration Tester (a ) dan Skala Pembacaan pada Calibration Tester

65 Praktikum Metrologi Industri

Manfaat kalibrasi adalah untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar
tetap sesuai dengan spesefikasinya
Persyaratan kalibrasi
• Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
• Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
• Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium

yang terakreditasi
• Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,

aliran udara, dan kedap getaran
• Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
• Prosedur kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui.

Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang kurang benar dan tidak
dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus teliti sesuai dengan aturan pemakaian alat,
agar kesalahan dapat dihindari.
• Kalibrator
Kalibrator harus mampu telusur kestandar Nasional dan atau Internasional. Tanpa
memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain. Demikian
pulaketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat lebih baik dari pada
alat yang dikalibrasi
• Tenaga pengkalibrasi
Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, karena
hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan mengoperasikan alat dan
kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan, terutama untuk menghindari
kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun penalaran posisi skala.
• Periode kalibrasi
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan
kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada
kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau
penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan
lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan dari keduanya.
• Lingkungan
Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap kalibrasi
terutama untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu, kelembabab, getaran

66 Praktikum Metrologi Industri

mekanik medan listrik, medan magnetik, medan elektro magnetik, tingkat penerangan
dan sebagainya.
• Alat yang dikalibrasi
Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi jalan
dengan baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang menggangu.

Calibration Tester dirancang khusus untuk mengkalibrasi Dial indikator jarak dekat.
Toleransi manufaktur di hampir semua Industri menjadi ketat karena meningkatnya
kesadaran akan kualitas. Oleh karena itu, Pengendalian Kontrol Kualitas dimuat dengan
kalibrasi berkala berbagai instrumen pengukuran, karena keakuratan komponen sangat
tergantung pada keakuratan pengukuran instrumen. Dengan kata lain kalibrasi berkala
Instruments yang presisi seperti Jangka Sorong, Mikrometer, Dial indicator, Plunger type
Dial Gauges, Back Plunger type Dial Gauges, Lever type Dial Gauges dan Bore Gauges
tidak dapat dihindari dan merupakan fitur reguler di banyak perusahaan yang bereputasi.
Pelaksanaan Kalibrasi secara periodik sangat penting untuk Jaminan Mutu serta
pengurangan biaya. Kebiasaan kalibrasi berkala harus dibudidayakan langsung dari tahap
Pendidikan Technical yaitu. Engineering College, Politeknik dan institut lainnya
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan
indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi),
sehingga thermometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius
pada titik-titik tertentu di skala.

.
4. ALAT DAN PERENGKAPANNYA

1. Mesin Calibration Tester seri 521-103, seri 00008,
2. Dial Insicator ketelitian 0,01 mm,
3. Dial Insicator ketelitian 0,001 mm,
4. Dial Insicator ketelitian 0,005 mm,
5. Kaca pembesar,
6. Alat – alat pembersih seperti kain;wash/bensin/spirtus.

67 Praktikum Metrologi Industri

5. KESELAMATAN KERJA
1. Hati-hati dalam memasang posisi dial indikator agar diperoleh hasil pengukuran
yang tepat dan menghindari terjadinya benturan calibration terster dengan meja
rata atau benda ukur.
2. Pada waktu akan melakukan kalibrasi cek dulu kapasitas skala pada masing-
masing dial indicator.

6. LANGKAH KERJA
1. Identifikasi alat yang dikalibrasi
2. Menyiapkan alat / bahan yang dikalibrasi.
3. Melakukan kalibrasi dengan setting head micrometer skala pada posisi nol ( 0 ).
4. Pasang dial indicator pada penjepit di Calibration Tester dengan pelan-pelan.
5. Setting skala dial indicator pada posisi nol ( 0 ).
6. Putar skala head micrometer kearah kanan sampai skala dial indicator bergerak 1
divisi.
7. Membaca skala micrometer pada Calibration Tester dan catat penyimpangnya.
8. Baca dan tulis hasil pengamatan/pembacaa pada skala Calibration Tester dari
setiap dial indicator sebesar 20 divisi.
9. Membuat laporan kalibrasi dengan cermat dan lengkap
10. Buatlah grafik penyimpangan pada masing-masing dial indicator.
11. Evaluasi hasil kalibrasi

7. BAHAN DISKUSI
Bandingkanlah hasil kalibrasi dengan menggunakan blok ukur dengan menggunakan
Calibration Tester.

68 Praktikum Metrologi Industri

8. LAMPIRAN

Tabel 13.1. Data Pengamatan

NO Dial Pembacaan pada Calibration Tester
Indikator ( Divisi )

1234456789 …

1 Ketelitian
0,01

2 Ketelitian
0,001

3 Ketelitian
0,005

Suhu ruang : …………………… Mengetahui
Kelembaban : …………………… ( .......................................... )

69 Praktikum Metrologi Industri


Click to View FlipBook Version