VOL. 2 EDISI SEPTE M B ER C RE AI EKSPRESI SISWA P5 “Kewirausahaan” LIVE IN KELAS VIII, IX SMP YUWATI BHAKTI EKSPRESI SISWA P5 “Kewirausahaan” LIVE IN KELAS VIII, IX SMP YUWATI BHAKTI (0266) 225132 0811 8708 110 smpybsmi Smpyb Sukabumi
Hallo guys..... Jumpa lagi dengan majalah kesayangan kita. Pada edisi yang kedua ini kita akan disuguhi artikel-artikel yang tak kalah menarik dengan edisi pertama. Edisi kali ini kita akan mengetahui lebih banyak tentang kegiatan P5 ( Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) kelas 7. Tema yang diambil adalah "kewirausahaan". Tema ini juga menjadi tema P5 kelas 8 dan 9. Hanya P5 kelas 8 dan 9 dilaksanakan bersamaan dengan live-in di Dusun Duren Sawit- Kulon Progo - DIY. Mau tahu tentang kegiatan live-in kelas 8 dan kelas 9 ? Kita punya banyak informasinya lo ya..... Selain artikel P5 dan Live-in, kita juga membahas tentang bulan kitab suci yang jatuh di bulan September, bulan Rosario ( bulan Mei) dan HPS ( Hari Pangan Sedunia). Guys..... Selain artikel-artikel yang padat memenuhi pikiran kita, redaksi juga menyuguhkan artikel yang bersifat hiburan. Ada puisi, cerpen, zodiak dan masih banyak lagi. Daripada penasaran, yuk kita baca saja majalah kita..... 1 Tm Redaksi Penanggung Jawab : Sr. Katharina Namaina Wotan, OSU Pembina : M. C. R. Retno Siwi, S.Pd. Iken Widiyanti, S.Pd. Pemimpin Redaksi : Calisya Tanumihardja Reporter : Keenan Putra Immanuel, Carolina Candra Larasati, Isabel Clarentya Nababan, Naira Seaslay Budi Putri, Indria Jenisa Sairin, Gabriella Yuanita Christy, Vinanda Eka Zulkarnaen, Evan Cahl Savero, Lenita Aurel, Juan Marvel Gan. Editor : M. C. R. Retno Siwi, S.Pd. dan Tim Desain dan Tata Letak: Iken Widiyanti, S.Pd. dan Tim
2 Sebelum pergi siswa-siswi dikumpulkan di Aula Lentera Kasih untuk penyampain beberapa hal oleh Pak Frans, terkait tata karma, beberapa Bahasa Jawa, pembagian kelompok dan lainnya. Ada 31 kelompok yang akan tinggal di 31 rumah warga Duren Sawit. Ada 31 kelompok yang akan tinggal di 31 rumah warga Duren Sawit. Mereka juga mempersiapkan seperti yel-yel untuk di Desa nanti. Siswa-siswi pergi ke Duren Sawit menggunakan taksi besar yaitu truk. Ini adalah pengalaman pertama bagi sebagian besar siswa-siswi kelas 8 & 9 SMP YB. Bersama Pak Frans siswa-siswi sampai di Kapel Duren Sawit. Pukul 11.30 Di kapel tersebut siswa-siswi disambut oleh keluarga mereka . Usai penyambutan keluarga, sekitar pukul 12.00 WIB siswa-siswi menuju rumah orang tua angkatnya. Jalan menuju rumah bapak-ibu warga Duren Sawit tidak rata, dan naik turun karena di daerah pegunungan. Setelah itu siswa-siswi beraktivitas dengan orang tua angkat mereka. Pukul 19.00 WIB, siswa-siswi, Bapak Ibu Guru, dan Warga Duren Sawit bersama-sama berdoa Rosario di Gua Maria Welas Asih. Gua Maria ini juga dibersihkan bersama-sama sebelum digunakan. Selesai Doa Rosario, siswa-siswi dan bapak-ibu diberi pertanyaan berhadiah. Keesokan harinya (26/9/23) siswa-siswi sarapan di rumah keluarga angkatnya, dan bersiapsiap untuk pergi ke Taman Kakao, Kulon Progo. Pukul 9.00 siswa-siswi naik taksi besar bersama Bapak Ibu Guru ke Taman Kakao. Taman Kakao Di Taman Kakao siswa-siswi melihat proses bagaimana mengolah tanaman kakao menjadi coklat. Pulang dari Taman Kakao semuanya beristirahat. Pukul 2 siang adalah waktu untuk berkunjung. Siswa-siswi dapat berkunjung ke rumah-rumah teman-temannya, dan mengobrol Siswa-siswi kelas 8 dan 9, serta Bapak Ibu Guru SMP Yuwati Bhakti (YB) berangkat ke Kulon Progo, Yogyakarta, pukul 15.00 WIB untuk Live In. Sebelumnya kelas 8 & 9 berkumpul di Aula Yuwati Bhakti pukul 14.00 pada hari Minggu, 24 September 2023. Selama perjalan kelas 8 & 9 sangat menikmatinya, sambil mendengarkan musik dan bernyanyi bersama. Ada yang tidur kemudian bangun dan ikut bernyanyi, ada juga yang sedikit mabuk. Pada jam 19.00 bus berhenti untuk makan malam di tempat persinggahan bus. Perjalanan Sukabumi – Kulon Progo memakan waktu sekitar 12 jam. Siswa-siswi dan Bapak Ibu Guru sampai di tempat transit yaitu Lentera Kasih pukul 3 (25/9/23) dini hari. Mereka beristirahat dahulu, kemudian bersiap-siap untuk sarapan pagi dan pergi ke Desa Duren Sawit. Desa Duren Sawit, Kulon Progo adalah tempat Live In kelas 8 & 9. Berita Live-In ea dengan keluarga angkat teman-temannya. Keluarga di sana sangat baik, menyambut siswi-siswi dengan ramah. Bapak Ibu angkat sampai merepotkan diri menyediakan minum bahkan makanan, kue, cemilan, dan puding. Siswa-siswi lainnya juga bermain bersama. Mereka bermain kejar-kejaran, mengobrol bersama, dan lainya. Sebagian siswa-siswi memanfaat waktu untuk istirahat
malam kebersamaan. Selagi makan bersama di Kapel, siswa-siswi mempersembahkan tampilannya lagi. Usai tampilan, siswa-siswi sesuai kelompok dengan orang tuanya masingmasing diminta membuat lingkaran oleh Pak Frans. Dengan saksama siswa-sisiwi mendegarkan pesan dari orang tua angkatnya. Begitu juga siswa-siswi memberikan pesan kepada orang tua mereka. Orang tua pindah ke tengah lingkaran, dan siswa-siswi diminta untuk memijat orang tua angkatnya. Malam itu dipenuhi dengan tangis, mengingat hari itu adalah malam terakhir bersama orang tua angkat. Rabu, 27 September 2023 pagi, siswa-siswi dan Bapak Ibu Guru berpamitan dengan warga Duren Sawit dan Pak Frans. Siswa-siswi lanjut berwisata ke Candi Prambanan. Karena keterlambatan waktu siswa-siswi baru sampai ke Pabrik Bakpia Juwara Satoe pukul 3 sore. Lelah dengan perjalanan wisata dan kunjungan, siswa-siswi pergi ke Malioboro. Mereka sampai ke Malioboro pukul 5 sore usai dari Pabrik Bakpia. Siswa-siswi jalan-jalan di Malioboro. Siswa-siswi makan malam dari bekal yang diberikan sekolah. Pukul 20.00 siswa-siswi kembali ke bus untuk pulang ke Sukabumi. Mereka sampai di Sukabumi sekitar pukul 10 pagi dengan selamat. Di sekolah siswa-siswi mendapat sarapan, dan dapat kembali ke rumah masing-masing. 13 Sore sekitar pukul 3 semuanya berkumpul di depan rumah Ketua Wilayah di sana. Siswa-siswi bersama Orang Tua angkatnya membuat Geblek. Geblek adalah salah satu makanan tradisional, yang menjadi icon Kulon Progo. Geblek dibentuk seperti sebuah cin-cin, kemudian di sambung-sambungkan sehingga seperti rantai. Ada juga yang membuat geblek dengan bentuk hati, dan lainnya. Sambil menikmati Geblek, siswa-siswi menampilkan nyanyian, tarian, dan pantun! Beberapa siswa-siswi terus-terusan memakan geblek. Pulang dari makan geblek, semua siswa-siswi bersama keluarga angkatnya membuat nasi bungkus. Nasi bungkus dikumpulkan dari keluargakeluarga, dan dibagikan untuk makan bersama saat 3
WAWANCARA “Melebihi ekspektasi.” Alpha menjawab pertanyaan terakhir ini tanpa ragu. Ia bercerita mulai dari kegiatannya yang menyenangkan hingga pembelajaran hidup yang menurutnya berguna bagi dirinya. Tapi, anehnya Lidya menjawab, “Sedikit melenceng sih..” ia menghela nafas dan melanjutkan jawabannya. “Jangan salah loh ya, kegiatannya bagus dan saya sangat menikmatinya. Hanya saja, rumah yang saya kira akan saling berdekatan ternyata saling berjauhan, jalanannya juga naik turun sekali.” Pernyataan Lidya membuat kami lega dan tertawa akan pernyataannya yang lucu tersebut. dengan keluarga barunya, Lidya bercerita bahwa ia merasa amat sedih bahkan menangis. Sama seperti Lidya, Alpha juga merasakan perasaan sedih ketika harus berpisah dengan keluarganya di sana. "Tapi saya juga senang karena bisa live in di Jogjakarta dan mengalami banyak pengalaman baru", ucap Alpha. Untuk menjawab pertanyaan yang kedua, mereka saling bertukar cerita. " Membantu orang tua angkat saya, mencuci piring misalnya dan juga menyapu. Saling berbincang bersama keluarga, serta berdoa bersama.", ujar keduanya. Selain itu, Lidya pergi ke ladang dan memberi makan kambing. Mengambil daun kering dan ranting-ranting pohon untuk menyalakan tungku, Alpha bercerita. “Seru sekali!” Lidya melanjutkan jawaban pertanyaan ketiga dengan semangat. “Tapi, ada takutnya juga.. Karena truknya saat kita naiki bergoyang-goyang akibat dari beberapa aspal yang rusak dan berbatuan, selain itu, jalannya juga berbelok-belok.” Lidya tertawa asyik, sepertinya Lidya sedang membayangkan kembali saat-saat dia berada di Jawa. Berbeda dengan Lidya, Alpha berkata bahwa dia sudah sering menaiki truk sehingga ia merasa biasa saja. Perbedaan kehidupan. tentu saja keduanya mengalami perbedaan. Mulai dari memasak yang menggunakan tungku, tempat tidur tidak senyaman di kota, dan hidup yang sangat sederhana. Namun, mengesampingkan hal-hal tersebut, para narasumber kami bercerita bahwa kehidupan di sana sangatlah harmonis. Perbincangan yang selalu dilakukan setiap hari membuat Lidya dan Alpha berubah. Perubahan kedua narasumber tersebut terjawab dari pertanyaan yang kelima, yaitu perkembangan dalam diri mereka. Mulai dari diri mereka yang pada awalnya hanya peduli dengan diri sendiri dan asyik dengan HPnya masing-masing menjadi terbuka dengan keluarga, mengenal banyak hal mengenai dunia luar, cara hidup mandiri, serta rasa syukur yang kini telah mereka sadari. Pertanyaan yang diajukan, yaitu sebagai berikut : Apa perasaanmu saat live in ini? Hal-hal menarik apa saja yang kamu lakukan selama live in? Saat live in, kamu naik truk bersama untuk pertama kalinya, apa perasaanmu kala itu? Apakah ada perbedaan dalam kehidupanmu saat tinggal bersama orang tua angkatmu dan kehidupan saat tinggal di rumahmu? Hal apa sajakah yang berkembang dalam dirimu sesudah live in? Apa saja perubahan pada dirimu? Apakah kegiatan-kegiatan live in di sana sudah memenuhi harapan/ekspektasimu? 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jawaban dari kedua narasumber kami tercinta; 4 Lidya berkata bahwa dirinya merasa sangat senang dalam pengalamannya selama live in ini. Ia berjalan-jalan bersama teman dan bertemu keluarga barunya. Namun, ketika harus berpisah
Mimpi Buruk Oleh : Calisya / 9.2 eperti biasa, dia datang menyapaku. “Pagiii, Kaiidoww!” Hah. Mulai lagi dia. S“Sudah kubilang jangan memangilku seperti itu.” Bisa-bisa aku terkena serangan jantung, tahu! “Cih, masih saja kulkas seperti biasa!” Oceh gadis berseragam SMA dengan kardigan merah mudanya seperti biasa. “Akima.” namanya tanpa sadar terucap olehku. “Hm?” Suara lembutnya melewati telingaku. “...tidak.” Kenapa harus terucap segala sih! Ah, dasar mulut tidak bisa dijaga! “Apa, deh. Kalo suka bilang aja, Kai! Hahaha!” Aku hanya diam mengabaikan candaan Akima. Sudah berapa tahun kita sahabatan, ya? Hmm.. Sejak baru lahir pun kita sudah saling mengenal. 17 tahun, ya? Tidak terasa, aku sudah mencapai umur yang legal saja. Padahal.. Rasanya baru kemarin aku lulus SD bersama Akima. Saat SMA kelas 1, kami pisah kelas. Dan setelah kami naik kelas, kami sekelas lagi. Yah, aku tidak mengeluh sih. Dari kecil sampai sekarang, hubungan kami tidak pernah berubah. Masih dekat dan akrab. Tapi.. Entah mengapa akhir-akhir ini hatiku selalu berdegup kencang setiap melihatnya. Menatap matanya pun rasanya gugup. Apa jangan-jangan... Aku menyukainya? Tidak, tidak. Tidak mungkin. Aku? Menyukai gadis seperti Akima? Pfft! Lelucon lucu. “...Mimpi buruk.” Krriiinggg! Lonceng istirahat berbunyi. Aku bangun dari kursiku dan keluar kelas menuju kantin. “Yo!” Sorak salah satu temanku, Jay yang duduk di tempat makan kantin bersama segerombolan cowok lainnya. “Cepat sekali kalian.” Ucapku. “Jelas dongg! Menu makanan hari ini enak-enak. Banyak yang baru! Kau tidak membaca papan pengumuman?” Jay berbincang sambil menyuruput ramen yang dia beli dengan bangga. “Eh, eh, eh!” Tiba-tiba Erick yang duduk di sebelah Jay menyahut. “Bukannya itu si Akima, ya? Si kembang sekolah itu lohh! Lu temen kecilnya si Akima kan, Kaido?” Aku menoleh dan melihat Akima yang sedang berbincang dengan teman -temannya sambil tertawa. “Wah.. Gila sih. Cantik parah!” Ku akui parasnya memang diatas rata -rata. Huh... Semua orang melihat ke arahnya. Dasar... Mereka tidak tahu saja kelakuannya begitu sudah di rumah bagaimana. “Lah! Itu kan si Meshka! Katanya ya.. Dia tuh cowok yang masuk ke peringkat 3 besar terpintar di sekolah kita, lho!” Terlihat pemandangan Akima dan Meshka yang sedang berbincang dengan sangat akrab bersama. Bisikanbisikan dari orang-orang mulai terdengar. Sejak kapan dia akrab dengan si ‘Meshka’ itu sampai dia harus tersenyum begitu? Apaan sih. “Tck.” Bikin kesal. Tanpa berpikir panjang, aku bergesagesa menuju Akima yang sedang berbincang asyik dengan Meshka. “Kai? Kenapa━” Aku menarik tangan Akima dan membawanya keluar kantin. Drap. Drap. Drap “Kai! Kaido! Kaidoo!!” Aku tidak mendengar panggilannya dan terus berjalan cepat melalui lorong -lorong kelas. “Kamu kenapa sih!” Akima berhenti dan menarik tangannya dari genggamanku. “Ah..” Pikiranku kembali jernih dan aku terheran mengapa aku membawa Akima pergi. “Ack! Tanganku sakit. Dasar━” “Kamu Gak apa-apa? Sakit banget? Merah gak? A━” Akima menatapku sambil menyeringai. “Erkhem.” Aku membersihkan tenggorokanku. “Maaf. Aku hanya ingin bertanya mengenai sesuatu.” Aku mengalihkan mataku dan beralasan. “Iya deh, iya... Terserah kamu aja. Hahaha. Mau tanya apa by the way?” “Ah... Itu... Em...” “Pft. Pulang sekolah aja kalo gitu,ya? Waktu istirahatnya nanti abis garagara kamu, nih!” “...Sorry. Iya, pulang sekolah aja.” 5
Akima berbalik arah dan kembali berjalan menuju kantin. Aku terdiam dan degup jantungku terdengar keras olehku. Plak! Aku menepuk kedua pipiku dengan tanganku. “Sadarlah! Ada apa denganmu hari ini??” Ha... Ingin bertanya? Lelucon macam apa yang itu? *** Kriing! Kriiingg! Kriiingg! Pukul 3 sore, menunjukkan waktu untuk pulang. “Kai. Yuk, pulang bareng.” Akima menghampiri mejaku. ...Benar juga. Dia kan tetanggaku. Lagian kita juga sering pulang bersama waktu SMP. Tapi... Kenapa aku gugup? Sadarlah diriku! Ha... Serius, deh. Hari ini kenapa sih? “Ya.” Balasku kepada Akima. Akima menatapku seolah-olah dia terbiasa dengan sikap dinginku. Sejak kecil kami memang akrab karena ibu kami adalah sahabat yang sangat dekat. Jadi wajar saja jika kami juga dekat. Krak! Aku melihat Akima yang sedang menginjak daun kering sambil cengengesan. Dasar... Anak ini... Sama sekali tidak pernah berubah. Aku menghela nafas dan tersenyum melihatnya. Akima yang menyadariku tersenyum pun bertanya, “Hmmm? Sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum seperti itu. Apakah perasaanmu sedang baik hari ini?” ...Iya, karenamu━ “Biasa saja.” Apa yang tadi aku pikirkan? Astaga... Apakah aku sudah menjadi gila? “Apakah kamu ingat?” Akima menginjak daun-daun kering lainnya sambil bercerita. “Saat masih SD, ketika kita pulang bersama, kita selalu berlomba-lomba menginjak daun kering. Oh! Dan pemenangnya adalah yang paling banyak menginjaknya. Hahaha!” Ingatan-ingatan masa lalu kembali melintas dalam kepalaku. Rindu. Itulah persaanku setiap kali mengingat kita. “Aku yang menang.” Perkataanku membuat Akima tidak mau kalah. “Idih! Mana ada! Orang waktu itu, aku yang menang kok! Ngawur deh kamu!!” Perbincangan kami membuat suasana kembali mencair dan tidak lagi canggung. Tawa dan canda seperti biasa sembari berjalan menuju rumah. “Oh iya! Tadi kamu mau nanya apa, Kaido?” “...Lupain aja. Aku juga lupa.” “Kebiasaan, deh! Makanya, jangan marah-marah mulu. Jadi cepet tua kan!? Duh... Pelupa deh! Hahahaha!” “Oh... Berani kamu! Sini!” Aku berlari mengejar Akima. *** “Haah... Hah...” “Hufftt... Sudah lama kita ga larilarian gini!” Ulas Akima sembari membungkukkan badan kelelahan. “Kita sudah sampai. Aku masuk duluan.” Aku berjalan menuju gerbang masuk rumahku. ... Aku menoleh ke belakang dan melihat Akima yang menggenggam ujung seragamku untuk menahanku. “...Ada apa?” tanyaku. Akima tersentak dan menjawab, “Ah! Tidak ada apa-apa, kok! Sampai jumpa besok! Dadah!!” Akima melepas genggamannya dan berlari menuju rumahnya. Dag. Dig. Dug. Aku merasakan telingaku memerah. “Ha.” Ceklek━ “A- Mama? Mau kemana?” Seorang wanita cantik berambut panjang menggunakan daster keluar dari gerbang rumahku. “Lah? Kai udah pulang?? Kok ga masuk? Cepet, mandi terus makan. Udah sore, sayang.” “Iya, ma. Tadi Kaido abis bareng sama Akima.” Wanita itu menyeringai dan meledekku. “Waduh... Putranya mama udah gede aja ya.. Hiks! Hiks! Nanti, kalo udah punya anak, harus sering-sering kunjungin mama ya!” “Apasih ma! Masih juga SMA. Hah...” “Terserah, nanti juga pasti bakal gitu kok!” “Ih, mama!” Aku melihat mama yang tertawa riang. Senyuman muncul diwajahku saat melihatnya. “Ah sudah. Mama mau ke pasar dulu. Sampai nanti.” “Ya. Hati-hati.” Kami saling melambaikan tangan 6
sampai jumpa. *** “Huakh! Hah... Sudah jam 6 pagi. Huh... Mimpi apa tadi itu??” Semalam, aku mandi, makan, mengerjakan tugasku... dan tidur. Kemudian... Benar-benar mimpi buruk! *** Pelukan erat dan suasana yang mendebarkan. Dug dug. Dug dug. Aku bisa merasakan degupan jantungnya. Nafasnya, suhu tubuhnya, badannya yang rapuh dan mungil. Sial. Aku bisa gila. “...Kai.” Gadis cantik itu merah merona. Dia juga merasa gugup seperti -ku. Dia mengkendorkan pelukannya dan melirik ke atas, menatap mataku. Bibirnya berwarna merah muda dan terlihat begitu cantik. Pipinya yang agak gembil dan pink, mata yang menatap lurus padaku dengan penuh kehangatan. Bayangan yang hanya terdapat diriku pada iris matanya... Sungguh... Aku gila. Entah itu pelukan atau dirimu yang membuatku merasa panas di tengah malam yang dingin ini. Perlahan, aku mengusap rambutnya, telinganya, dan akhirnya... dagunya, juga━ *** Bisa-bisanya aku bermimpi seperti itu. Ha... “Panas.” Aku bergegas turun ke lantai pertama rumahku untuk mengambil seragam dan bersiap-siap sekolah. Csak! Csak! Mama memasak sarapan seperti biasa. Hmm.. Aromanya enak. “Loh? Sudah bangun? ...Ada apa? kok telingamu merah?” Mama menoleh ke arahku. Aku tersentak dan langsung naik ke kamarku menuju kamar mandi. *** “Ma! Kaido berangkat dulu!” “Iya! Hati-hati. Oh! Sekalian antar adik perempuanmu tuh, si Mai. Hari ini papa berangkat ke kantor lebih awal. SD nya Mai searah sama kamu kan?” “Iya ma. Mai! Ayo! Udah siap belum? Kakak mau berangkat sekarang!” “Ihh bentaaarrr, kak! Kok tumben pagi banget sih?? Biasanya aja jam 7 baru berangkat!” ...Iya juga. Kenapa aku berangkat lebih awal ya? Sosok Akima terlintas dalam kepalaku.Gila. Hah. Masa sih? Aku? Sekali lagi sosok Akima melintasi pikiranku. Kali ini, aku teringat akan mimpiku. Paras Akima yang membuat- ku merasa gugup. Pelukan━ Ah! Aku kenapa sih?! “Tck. Mai! Cepetan!” Drap. Drap. Drap. “Iya, iya bawel. Yuk! Mommy, Mai sama kakak berangkat, ya!” Mama menyahut dari dapur, “Iyaa!” Kami keluar dan menutup gerbang rumah. Kriiit. Ternyata, bukan hanya kami saja yang akan berangkat sekolah. “Wah! Pagiii Kaiiiiiidooowwww! Tumben banget berangkat pagi??” “Mau aja.” Balasku mengalihkan pandanganku ke arah yang berlawanan dengan Akima. “Pft━ Ada apa denganmu? Heliks telingamu memerah. Hm?” Akima menghampiriku dan meloncat ke sana kemari mengikuti arah pandanganku. “Hm... Apakah ada yang salah dengan wajahku? Sejelek itu kah aku... Padahal aku sudah berusaha keras menyebunyikan jerawatku dengan bedak, tapi keliatan, ya? A━“ “Tidak. Kau cantik.” Tegasku. ...Akima hanya diam dan menatapku terkejut. ‘Tersambar oleh apa kau hari ini?’ Seolah-olah itulah yang tertulis diwajahnya. “Erkhem. Omong-omong... Apa tidurmu nyenyak? Mimpimu indah?” Akima mengalihkan topik. “Buruk.” Bahaya, adegan yang ada di- mimpiku mulai muncul kembali. “Iyakah? Apa yang kamu mimpikan?” Dug. Dug. Dug. “Tidak penting. Ayo kita berangkat. Aku harus mengantarkan Mai.” Aku mengalihkan topik dan bergegas berangkat. “Kak Mimaaa!” Sahut Mai sembari memeluknya. ...Memeluk. Ah━ Serius. Aku sudah gila. “Cepat. Kenapa harus pelukan tidak penting segala sih?” “Cih, ada apa dengannya sih?” Keluh Mia. Akima mengangkat bahunya ikut ter- heran. *** Srek. Tak. Sialan. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Akima duduk di 7
kursi kedua paling depan sebelah kanan dalam kelas. Aku berada satu baris di belakangnya, namun aku berada dekat jendela sebelah kiri. “Baiklah, anak-anak. Kelas hari ini sudah selesai. Jangan lupa kerjakan tugas kalian dengan baik, selamat menikmati libur kalian.” Ah. Hari ini sudah Jumat, ya? “Iyaaa pak...” Satu kelas menjawab wali kelas kami dengan serentak. “Akimaa!” “Akima.” Suara laki-laki memanggil nama itu bersamaan denganku. Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat Meshka yang sedang melihat ke arahku juga. Akima melihat kami dengan wajah bingung. “Hm.. Maaf, Kaido. Tapi hari ini Akima ada janji denganku.” Pandanganku langsung mengalih terhadap Akima. Akima berpura-pura tidak melihatku dan mengalihkan pandangannya. “Begitukah?” Aku berjalan menuju Akima dan cepat-cepat menariknya keluar kelas. Aku dapat merasakan tatapan ganas Akima. Hahaha. “Kali ini saja. Aku mohon.” Aku melontarkan kata-kata dengan wajah lurus seperti biasanya sambil berjalan cepat menuju gerbang depan sekolah. “...Hahahah! Oke.” Akima melepaskan genggamanku dan sekarang, dialah yang menggenggam tanganku. “Ayo!” Akima berlari sembari menoleh ke belakang, menatapku dengan senyum manisnya. Tanpa sadar, senyuman kecil muncul diwajahku. Aku pun ikut berlari bersama Akima. “Kau tahu akan kemana kan?” Tanyaku. “Hm! Tempat biasa, kan?” Sahut Akima penuh percaya diri. “Pft. Iya.” Akima memang lebih muda 5 bulan dariku. Namun, dia jauh lebih peka dariku. *** “Fyuh... Home sweet home!“ Arima melepaskan tasnya dan berbaring di atas sofa. Tempat ini adalah tea house milik mendiang nenekku. Letaknya tidak jauh dari rumah kami. Sejak kecil, kami selalu bermain dan berbincang bersama di tempat ini sambil menyeduh teh resep nenekku. Beliau memiliki buku resep yang ia tulis sendiri, isinya penuh dengan resep teh. Ada beberapa resep camilan, seperti cupcake, cupcake, muffin, dan bahkan custord. “Tidak mau ganti baju dulu?” tanyaku. Hm.. Sepertinya bibi yang mengurus tempat ini masih sering membersihkan dan mengganti pakaian ganti dilemari untuk kita. “Malas...” Akima yang sedang berbaring membalas pertanyaanku. Klak. Srak. Tuk. Pst. Aku mengoprak-aprik lemari pakaian, tempat baju cadangan kami biasa disiapkan. “Nih. Ganti pakaianmu.” Aku menyerahkan setelan baju pada Akima dan menuju kamar mandi tamu untuk bersih-bersih. “Kamu pakai kamar mandi utama saja, seperti biasanya.” Ucapku. ━ Ceklak. Kaido memasuki kamar mandi tamu. “Hmm. Kai masih mengurusku seperti biasa. Aku juga ingin sesekali mengurusnya.” Gumam Akima. *** Harum teh tercium dari dapur. Akima menghampiri Kaido yang sedang menyeduh teh kesukaannya. “Hmmm! Harum sekali! Seperti biasa, Kaido memang pandai seperti nenek!” “Biasa saja. Siapa saja juga bisa membuatnya.” Balas Kaido merendah diri. ... Kesunyian senyaman ini hanya dapat dirasakan saat mereka berdua bersama. Tapi, mengapa degupan jantung Akima dan Kaido terdengar kencang? Pandangan mereka melihat ke arah yang sama, jendela yang memperlihatkan pemandangan kota dengan langit biru malam penuh bintang yang indah. Puiiiittt! Bunyi pluit teko sekejap memecah kesunyian kami. "Ah... Biar aku saja yang angkat, aku akan mempersiapkan tehnya. Kamu duduk saja di tempat biasa." Ucapanku membuat Akima kembali sadar. "A-ahaha. Iya. Okey deh!" Akima memutarbalikan badannya. Dan bergegas menuju ruang teh kami. *** 8
Klang. Klik. "Thankyouu, Kaidoww!" Mata Akima berbinar-binar begitu melihatku menyuguhkan teh di meja. Sluurrp! "Hmmm... Hangat. Seperti biasa, teh buatan Kaido memang enak." Akima tersenyum dengan sangat hangat sambil meminum tehnya perlahan. "Rasanya seperti ada bunga-bunga yang bermekaran dalam mulutku." Lanjut Akima. Alihan matanya perlahan terhenti padaku. Adegan ini. Matanya, senyumannya, suaranya... Hembusan nafasnya. Aku teringat kembali pada 'mimpi buruk' ku. "Ce-cepat, habiskan! Kita tidur di sini saja malam ini. Sudah pukul 8, dan akan berbahaya jika kita pulang sekarang. Lagi pula, besok kita libur." Wajahku terasa panas. Akima mentertawakan wajahku yang sekarang terlihat merah. "Hahaha. Baiklah. Tapi, bagaimana dengan orang tu━" "Aku sudah menghubungi mereka. Jangan khawatir." Tanpa ragu, aku menjawab Akima. Akima menyeringai dan memulai percakapan. "Hmmm... Kau masih sama." Akima menolehkan kepalanya ke jendela sebelah kirinya. "...Kau juga." "Ha. Kau tidak tahu saja! Aku yang sekarang... Benar-benar buruk. Aku tidak sebaik yang kau pikirkan. Aku━" Aku mencela pembicaraan Akima, "Tidak. Dimataku, kau masih sama. Seburuk apapun kamu, kau tetaplah Akima. Percayalah, aku mengetahui dirimu lebih dari yang kau tahu. Lebih, sampai-sampai membuatku gila. "...Kai?" Akima menatapku terheran, aku melanjutkan ceritaku. "Aku memperhatikanmu sejak kita masih SD. Mempelajari setiap detail mengenai dirimu. Baik hal yang kau suka, dan yang kau benci. Aku mengetahui semua orang-orang yang tidak kau suka." "..." "Bahkan... Cintha." Nama yang keluar dari mulutku membuat mata akima membesar. Cintha adalah sahabat baik Akima sejak masuk kelas 3 SD sampai akhirnya mereka terpisah saat memasuki SMA. Cintha adalah gadis kecil periang yang disukai orangorang. Dia pintar, cerdas dan berteman dengan semuanya. "...Kau- Tidak. Sejak kapan kau mengetahuinya?" Akima berusaha tetap tenang. "Entahlah. Tapi semua yang kau lakukan, terlihat jelas olehku. Seolaholah ada cahaya yang menuju lurus padamu, sengaja membuatku sulit mengalihkan pandanganku darimu." Aku bangkit dari dudukku, menaruh cangkir tehku dan berjalan menuju tempat Akima duduk. Aku menyenderkan tangan kiriku pada bagian atas sofa, dekat dengan kepala Akima. Ia menatapku dengan mata melotot dan sedikit tercengang. "...Kau salah akan satu hal. Sepertimu, aku juga berubah. Jangan lupa, aku juga seorang pria." Perlahan, aku mendekatkan wajahku pada wajah Akima. Mengarahkan tangan kananku pada lehernya. Mata Akima berbinar-binar. Detakan jantungku terdengar begitu keras sehingga aku takut Akima akan mendengarnya. "...Meskipun begitu," Aku berdiri kembali dan memutarbalikkan badanku. "Kau dan aku tetaplah akrab. Jangan khawatir, setiap orang akan berubah pada masanya. Jadi, jangan takut. Aku akan tetap disisimu." Akima hanya terdiam melihatku pergi dan memasuki kamar tamu. Krik krik. Krik krik. Hmm. Jam berapa ini? Aku tertidur tanpa sadar. Ceklek. Aku keluar kamar untuk mencari minum... Tapi, kenapa sekarang aku berada dihadapan Akima yang sedang tidur di kamar utama?? Benar-benar... Kakiku ini ada apa? Hembusan nafas Akima yang sedang tidur terdengar olehku. "...Kau tahu, ternyata aku menyukaimu lebih lama dan lebih besar dari yang aku bayangkan." Aku hendak menuju kembali ke kamarku, namun tiba-tiba aku merasakan tangan lembut yang menahanku untuk pergi. "Aku juga. Aku juga menyukaimu." Akima mengeluarkan suaranya dan melihat lurus padaku. Dihari Senin, seperti biasa, dia datang menyapaku. Namun, kali ini senyumannya lebih manis dari biasanya. "Pagiii, Kaiidoww!” *** *** ━End. 9
Pengertian P5 Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang mengamati dan mencari solusi mengenai masalah-masalah yang ada di sekitar. Kewirausahaan P5 ini bertujuan agar murid-murid dapat berpikir kritis dan bisa menyelesaikan permasalahan kewirausahaan Sikap sikap kewirausahaan : -percaya diri -disiplin dan mandiri -kreatif dan inovatif -berani bersaing sehat dan sportif -bisa menikmati proses -memiliki dedikasi yang tinggi -giat berpikir dan bekerja 10
2.Bisnis idea Reward akan mengikuti dan sebanding dengan problem yang dapat kita selesaikan.semakin besar problem yang kita selesaikan semakin besar reward yang kita peroleh/dapatkan. jangan terfokus mengejar uang,karena uang akan datang apabila kita memiliki solusi atau masalah banyak orang dalam bentuk produk atau jasa. Di tema P5 kali ini sekolah mendatangkan kak Pieter Salim yang merupakan pengusaha sukses dan alumni di SMP YUWATI BHAKTI. Menurut kak Pieter Salim seorang pengusaha harus memiliki mental yang kuat dalam mengembangkan dunia usaha. karena seorang pengusaha harus siap jatuh dan bangun untuk mengembangkan usahanya. menurut beliau ada beberapa hal yang berhubungan dengan kewirausahaan.di antaranya: 1.Bisnis organisasi yang menawarkan dan memberikan produk atau jasa dengan memperoleh tujuan untuk memperoleh keuntungan. 11 Apa Kata Mereka Tentang Wiraswasta "DENGAN PENGORBANAN SEKEC IL-KEC IL NY A , MENDA P A T K AN KEUNTUNGAN SEBES AR BES AR NY A " P IETER S A L IM B A R T O S Tahukan anda? Kak pieter adalah salah satu anggota dari Porto food. company!!!
Menurut Kakak Felix, Kulon Progo adalah wilayah dalam Yogyakarta yang memiliki banyak potensi! apa saja itu? mulai dari tempat wisata yang indah, sampai potensi alam nya yang sangat berlimpah. Wisatanya contoh nya ada Goa Maria Sendangsono, Kebun teh Nglinggo, dan Wisata alam Kalibiru. Potensi wilayah kulon progo Lalu untuk potensi alamnya tak kalah dengan potensi wisatanya. potensi alam nya kebanyakan adalah pertanian yang subur, contoh-contoh pertanian tersebut adalah singkong, ubi, pisang, kopi, kokoa, teh, dan lain lain. tempat ini berhasil menghasilkan banyak pertanian karena tempat nya yang strategis menempati lembah- lembah yang ada di Kulon Progo, tak hanya itu, ada sungai yang menelusuri tempat tersebut dan wilayah tersebut dekat dengan kota sehinggah memper mudah distribiusi . 12
7 P5 VII grade 2023 Cilung Cimol Mochioreo Cireng 13
ANBK 18 - 19 September 2023 SMP YUWATI BHAKTI 14
Asesmen Nasional Berbasis Komputer ANBK 2023 Pada hari pertama peserta mengikuti literasi ANBK yang dimana peserta harus membaca narasi dengan teliti lalu menjawab semua soal dengan benar. Pada hari kedua peserta mengikuti numerasi yang dimana peserta harus menghitung dan menjawab soal dengan benar. Literasi dan numerasi ini diawasi oleh Pak eko dan pengawas dari sekolah lain. 15 ANBK singkatan dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Program ini dilakukan oleh Kemdikbud untuk menilai secara keseluruhan baik dari sisi kognitif maupun non kognitif siswa. ANBK sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, berdasarkan informasi akurat di setiap sekolah untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. SMP Yuwati Bhakti mengadakan kegiatan ANBK Yang dilaksanakan 2 hari yaitu pada tanggal 18-19 September 2023. ANBK ini diikuti oleh kelas VIII dengan jumlah 40 peserta utama dan 5 peserta cadangan. ANBK ini dibagi menjadi 2 sesi, sesi 1 pukul 07.30 - 09.40, sedangkan sesi 2 pukul 10.40 - 12.50. 1 bulan sebelumnya peserta melakukan literasi dan numerasi untuk kesiapan mereka dalam mengisi ANBK. Menurut pendapat dari Johan VIII.2 (Ursula) soal ANBK ini lumayan susah karena harus membaca dengan teliti agar bisa menjawab soal yang diberikan. Menurutnya soal yang paling mudah untuk dijawab adalah soal survei lingkungan karena menjawabnya berdasarkan pendapat siswanya sendiri. Dengan mengikuti ANBK ini bisa meningkatkan nilai raport sekolah. Peserta harus membaca dan menjawab deng teliti dan benar karena nantinya nilai ini akan menjadi nilai rapot sekolah. Setelah peserta ANBK mengisi jawaban soal literasi dan numerasi, mereka diminta untuk mengisi survey lingkungan sekolah. Survey lingkungan ini diisi sesuai kenyamanan peserta dalam mengikuti pembelajaran di SMP Yuwati Bhakti. Menurut pendapat dari Icel VIII. 1 (Roma) Soal ANBK ini tidak susah. Icel berkata bahwa awalnya dia tegang karena terpilih menjadi peserta ANBK ini namun soalnya ini mudah baginya untuk dijawab hanya perlu ketelitian saja.
Bagi umat katolik, makna yang terkandung dalam doa rosario adalah 1. Merupakan renungan, kontemplasi agar dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik. 2. Sebagai ringkasan Injil, karena memuat rangkaian kisah perjalanan Allah saat menjadi manusia. 1. Peristiwa gembira (peristiwa inkarnasi dan masa kecil Yesus) 2. Peristiwa terang (pelayanan Yesus dihadapan umum) 3. Peristiwa sedih (peristiwa sengsara Yesus) 4. Peristiwa mulia (peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian) 3. Sebagai doa kristologis, yaitu doa kristiani yang sangat injili yang berpusat pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan (alinea baru) Sebagai orang katolik, pasti mengenal doa rosario. Doa rosario didasarkan bisa secara pribadi maupun kelompok. Doa rosario merupakan doa yang diperuntukan untuk menghormati bunda Maria. Di gereja katolik, devosi terhadap bunda Maria diadakan setiap bulan Mei dan Oktober. Berdasarkan legenda, Santo yang pertama kali menyebarkan doa rosario adalah St. Dominic pada tahun 1221. Doa rosario mulai populer diantara tahun 1600-1700an. A pull quote is an impactful quote taken from the article. You can place the quote you want to highlight here. 16 Bagi umat katolik, doa rosario merupakan doa yang bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Doa rosario merupakan doa yang sangat akrab bagi umat katolik. Dengan perantaraan bunda Maria melalui doa rosario kita bisa meneruskan doa untuk disampaikan kepada Yesus putranya. Yesus yang akan memberikan dan mengabulkan permohonan kita. Bulan Rosario
Horoskop zodiak bulan September 17 Zodiak Libra Bagi yang lahir antara 23 Agustus–22 September, sudah pasti berzodiak Virgo. Salah satu sisi positif yang dimiliki Virgo adalah mereka dikenal menjadi sosok pekerja keras.Zodiak Virgo sering dikenal sebagai individu yang sangat mendetail dan rajin dalam pekerjaan mereka. Mereka selalu merasa bertanggung jawab dan berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan sempurna. Selain ciri-ciri ini, Virgo juga memiliki karakteristik unik lainnya.Virgo adalah pemecah masalah yang hebat karena mereka mampu berpikir rasional. Mereka suka memisahkan semua aspek dari suatu masalah, memikirkan masing-masing, dan menentukan apa solusi terbaiknya. Karena sifatnya yang suka membantu, mereka sangat suka menangani masalah orang lain. Zodiak Virgo Virgo dan Libra merupakan zodiak yang lahir pada rentan bulan September. Virgo dan Libra cenderung memiliki sikap sopan santun. Yuk kenali lebih dalam karakter zodiak yang lahir pada September! Orang yang berzodiak Virgo lahir pada 23 Agustus hingga 21 september. Sedangkan orang yang berzodiak Libra lahir pada 22 September hingga 22 Oktober. tanggal kelahiran zodiak Libra antara 23 September hingga 22 Oktober. Simbol zodiak libra sendiri adalah timbangan yang mencerminkan kepribadian seseorang yang seimbang dan damai dalam kehidupan. Seseorang yang memiliki zodiak Libra, biasanya akan memiliki sifat yang melihat segala hal dari sisi baik. Jarang sekali Libra menilai sesuatu dari keburukan. Para Libra akan berusaha memberikan yang terbaik, mau mempelajari hal yang baru dan memberikan penilaian positif terhadap ide orang lain.Sifat zodiak Libra dikenal adil dan suka bergaul. "Libra adalah sosialita. Mereka menyatu dengan semua orang dan suka acara meriah, berteman dengan apa pun perbedaanmu
Kala itu, atensiku berfokus padamu seorang Rasanya aku bagai dihipnotis pesonamu Bahkan hingga saat ini, kau menjadi rumahku Rumahku, tempatku berpulang Rumahku, tempat teraman bagiku 18 Amerta Kau datang saat gelapku merekah Menarik seluruh atensiku padamu Membawaku ke dunia khayalanku Kau bagaikan cahaya bagiku Cahaya yang kupercaya takkan padam Tetaplah engkau disini, cahayaku Jangan hanya singgah, juga jangan pergi kau adalah rumahku, dan akan selalu begitu Selamanya, sampai kapanpun, cahayaku Amerta; abadi, kata yang menggambarkanmu untukku - Sharletta 9.3/19 -
Teka-teki Bulan September Mendatar Menurun batik berasal dari hari batik jatuh pada bulan singakatan dari perhimpunan pelajar pelajar Indonesia tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia pada bulan berapa Allah menyuruh malaikat Gabriel untuk memberikan kabar gembira kepada bunda maria 1. 2. 3. 4. 5. 6. alat untuk membuat batik. 7. bahasa latin dari rosario. 8. siapa yang menulis rumusan sumpah pemuda 9. berapa butir biji pada rosario 19
20