MODUL 1 PPG 2021
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
Menganalisis ambang kerusakan tanaman
buah akibat serangan penyakit pada
Agribisnis Tanaman Buah
Oleh:
Hendra Irawan, SP., MP.
PENDIDIKAN PROFESI GURU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah Nya sehingga
penyusunan modul Agribisnis Tanaman Sayuran ini dapat diselesaikan dengan baik.
Modul ini merupakan kompetensi dasar dan kompetensi inti di dalam memahami
sistim agribisnis tanaman buah secara luas yang akan menjadi landasan bagi aktivitas-
aktivitas kegiatan agribisnis serta keterkaitannya dengan modul modul lain atau
kompetensi-kompetensi lain yang lebih mengarah kepada Standar Kompetensi Siswa.
Modul ini juga dirancang untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan
dengan benar. Tanaman buah di Indonesia merupakan tanaman yang banyak diminati
oleh masyarakat. Tidak sedikit kendalan dalam membudidayakanya. Kendala kendala
tersebut diantaranya adalah penyakit pada tanaman buah, seperti Rebah semai
(Phytium sp.), Layu fusarium (Fusarium oxysporum), Layu
Bakteri (Erwinia tracheiphila), Downy Mildew (Pseudoperonospora cubensis),
Powdery Mildew (Erysiphe cichoracearum), Cucumber Mozaik Virus (CMV), sehingga
perlu dilakukan analisis jenis, ciri-ciri serta teknis pengendalian penyakit tersebut.
Modul ini merupakan bahan ajar dalam bentuk hybrid learning yaitu memadukan
model pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatapmuka, yang
dilengkapi dengan media pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menjamin
efektivitas dan efisiensi pembelajaran daring dan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan
modul ini. Ucapan terimakasih yang mendalam saya tujuakan kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyelesain modul ini, terutama kepada para dosen dan
tim Universitas Sebelas Maret yang telah memfasilitasi dalam penyusunan modul.
Semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................................i
Daftar isi ........................................................................................................................................ii
Daftar gambar ...............................................................................................................................iii
Daftar tabel ...................................................................................................................................iv
A. Pendahuluan .....................................................................................................................1
1. Deskripsi......................................................................................................................1
2. Relevansi .....................................................................................................................1
3. Petunjuk bahan ajar....................................................................................................2
4. Peta kompetensi .........................................................................................................2
B. Inti .....................................................................................................................................3
1. Capaian Pembelajaran ................................................................................................3
2. Poko-Poko Materi .......................................................................................................3
3. Uraian Materi..............................................................................................................3
a. Pengertian penyakit pada tanaman buah ............................................................3
b. Jenis-jenis penyakit pada tanaman buah..............................................................5
c. Ciri- ciri tanaman buah yang terserang penyakit .................................. 8
d. Teknis pengendalian penyakit pada tanaman buah .............................................16
4. Forum diskusi ..............................................................................................................31
5. Aktifitas pembelajaran................................................................................................31
6. Evaluasi .......................................................................................................................33
C. Penutup.............................................................................................................................38
1. Rangkuman .................................................................................................................38
2. Tes sumatif..................................................................................................................40
D. Daftar pustaka...................................................................................................................43
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyakit pada tanaman tomat....................................................................................4
Gambar 2. Cendawan pada buah Strawberry............................................................................... 6
Gambar 3. Gejala bakteri pada tomat ..........................................................................................7
Gambar 4. Gejala virus pada tanaman buah papaya....................................................................8
Gambar 5. Jamur Penicillium secara makroskopis dan mikroskopis ............................................10
Gambar 6. Curl (kriting) Pada tanaman tomat ............................................................................10
Gambar 7. Scab (kudis) pada buah jeruk lemon...........................................................................11
Gambar 8. Bercak kuning pada daun mentimun..........................................................................12
Gambar 9. Pada pohon pemaya Mati pucuk (dieback) ................................................................12
Gambar 10. scorch/burn pada tanaman timun. ...........................................................................13
Gambar 11. damping off. Pada bibit tanaman timun...................................................................14
Gambar 12. diamater spora fungi berkisar antara 10 μm ............................................................15
Gambar 13. penyemprotan fungisida pada tanaman buah melon ..............................................18
Gambar 14. Penyemprotan pestisida ...........................................................................................22
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengelompokan pestisida berdasarkan OPT sasaran .....................................................20
Tabel 2. Cara kerja pestisida berdasarkan gerakan racun ............................................................21
Tabel 3. Bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif ................................................................24
iv
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Modul ini merupakan kompetensi dasar dan kompetensi inti di dalam memahami
sistim agribisnis tanaman buah secara luas yang akan menjadi landasan bagi aktivitas-
aktivitas kegiatan agribisnis serta keterkaitannya dengan modul modul lain atau
kompetensi-kompetensi lain yang lebih mengarah kepada Standar Kompetensi Siswa.
Modul pembelajaran ini disajikan mengacu pada standar kompetensi inti dan standar
kompetensi dasar pada kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan
hortikultura khususnya pada mata pelajaran agribisnis tanaman buah. Modul ini juga
dirancang untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan benar.
Tanaman buah di Indonesia merupakan tanaman yang banyak diminati oleh
masyarakat. Tidak sedikit kendalan dalam membudidayakanya. Kendala kendala
tersebut diantaranya adalah penyakit pada tanaman buah, seperti Rebah semai
(Phytium sp.), Layu fusarium (Fusarium oxysporum), Layu
Bakteri (Erwinia tracheiphila), Downy Mildew (Pseudoperonospora cubensis),
Powdery Mildew (Erysiphe cichoracearum), Cucumber Mozaik Virus (CMV), sehingga
perlu dilakukan analisis jenis, ciri-ciri serta teknis pengendalian penyakit tersebut.
2. Relevansi
Materi yang dikembangkan pada modul ini merupakan bahan ajar untuk menunjang
penguatan kemampuan peserta didik pada mata pelajaran Agribisnis Tanaman Buah.
Untuk mempelajari materi ini tidak ada persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh
peserta didik. Peserta didik akan belajar menganalisis ambang kerusakan
tanaman buah akibat serangan penyakit, mulai dari jenis, ciri-ciri serta teknis
pengendalian penyakit tersebut.
1
3. Petunjuk bahan ajar
a. Modul agribisnis tanaman buah diperuntukan bagi peserta didik pada kegiatan
pembelajaran yang terdiri dari empat sub materi belajar.
b. Modul agribisnis tanaman buah terdiri dari empat sub pokok materi pengertian,
jenis, ciri-ciri serta teknis pengendalian penyakit.
c. Mulailah peserta didik untuk belajar dengan kompetensi dasar yang pertama dan
seterusnya
d. Apabila merasa belum berhasil dan atau hasil penilaian tes akhir masih kurang dari
70, pelajari kembali materi yang dirasa masih kurang.
4. Peta Kompetensi
Modul ini hanya menyajikan satu KD (KD 3.11 dan KD 4.11) sebagian kecil dari Paket
Keahlian Agribisnis Tanaman Buah yang diacu dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
(KI-KD) yang terdiri dari beberapa Kompetensi Dasar/mata pelajaran.
KOMETENSI DASAR KOMETENSI DASAR
3.11 Menganalisis ambang 4.11 Melaksanakan pengendalian
kerusakan tanaman buah penyakit tanaman buah
akibat serangan penyakit
2
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
a. Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian penyakit pada tanaman buah
b. Peserta didik mampu mendeskripsikan jenis-jenis penyakit pada tanaman buah
c. Peserta didik mampu mendeskripsikan ciri ciri tanaman buah yang terserang
penyakit
d. Peserta didik mampu melakukan teknis pengendalian penyakit pada tanaman
buah
2. Poko-Poko Materi
a. Pengertian penyakit pada tanaman buah
b. Jenis-jenis penyakit pada tanaman buah
c. Ciri ciri tanaman buah yang terserang penyakit
d. Teknis pengendalian penyakit pada tanaman buah
3. Uraian Materi
a. Pengertian penyakit pada tanaman buah
Tanaman dapat dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.
Dengan demikian penyakit tanaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang
menyimpang dari keadaan normal. Penyakit tanaman dalam arti luas, adalah
suatu aktifitas fisiologi yang merugikan, akibat gangguan terusmenerus oleh
faktor penyebab primer dan dinyatakan melalui aktifitas sel yang abnormal serta
ditunjukan dalam keadaan patologis yang khas atau disebut “gejala”.
Dari gejala ditimbulkan cukup jelas dilihat, bahwa penyakit dapat menurunkan
kualitas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama.
Tanaman sakit adalah suatu keadaan proses hidup tanaman yang menyimpang
3
dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman
adalah setiap perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunnya
kuantitas dan kualitas hasil. Misalnya: kemarin dan hari-hari yang lalu tanaman
tomat itu kelihatan selalu segar, sedangkan sekarang layu. Tanaman ini
menyimpang dari keadaan normal lalu biasanya orang mengatakannya sakit.
Penyebab sakit itu bermacam-macam, ada yang disebabkan oleh cendawan,
bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan/kelebihan unsur hara, dan lain-lain,
seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Penyakit pada tanaman tomat. https://ilmubudidaya.com/cara-
mengatasi-penyakit-pada-tanaman-tomat/tomato-2
Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a) Penyakit lokal.
Penyakit hanya terdapat disuatu tempat atau bagian tanaman tertentu.
Misalnya: pada buah, daun, cabang, batang atau akar.
b) Penyakit sistemik
Penyakit ini menyebar keseluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh tubuh
tanaman akan menjadi sakit.
Selain itu penyakit juga terdiri dari beberapa macam yang dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu penyakit parasit dan non-parasit atau fisiologis. Dalam hal ini,
4
berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, kami
hanya membahas penyakit yang disebabkan oleh parasit. Istilah parasit berasal
dari bahasa latin parasitus, artinya penebeng, pembonceng atau benalu. Kata
parasit juga beasal dari bahasa yunani parasitos, yang artinya makan bersama-
sama dengan lainnya dalam satu meja. Dewasa ini istilah parasit dalam dunia
pertanian berarti mahluk yang memperoleh makanan atau keuntungan dari
mahluk lain tetapi tidak mau memberi imbalan. Dalam ilmu penyakit yang disebut
parasit adalah tanaman atau binatang yang hidup di dalam atau pada mahluk lain
dan memperoleh makan tanpa memberikan konpensasi sedikitpun. Tanaman atau
binatang yang di tempati parasit disbut innang atau tuan rumah.
b. Jenis-jenis penyakit pada tanaman buah
a) Cendawan
Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyarupai tumbuhan
tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak
dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil. Cendawan tidak mempunyai
batang, daun,akar, dan system pembuluh seperti tumbuhan tingkat tinggi.
Umumnya cendawan berbentuk benang, bersel banyak, dan semua bagian
cendawan tersebut mempunyai potensi untuk tumbuh. Cendawan tidak dapat
berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, cendawan memanfaatkan sisa-sisa bahan organic dari mahluk hidup
lain, baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Bila mengambil makanan
dari tanaman yang masih hidup, cendawan disebut parasit. Cendawan yang
yang menyebabkan penyakit pada tanaman disebut patogen. Cendawan yang
menjadi pathogen pada tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada
tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus-menerus yang
merugikan aktivitas tanaman disebut penyakit tanaman. Cendawan
merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral,
mengganggu proses fotosintesa, serta menggangu proses pengangkutan hasil-
5
hasil fotosintesa. Cendawan dapat merusak akar, batang, daun, bunga, dan
buah, sejak dipertamanan samapai ditempat penyimpanan. Contoh cendawan
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Cendawan pada buah Strawberry.
http://www.urbanhidroponik.com/2016/12/penyakit-busuk-buah-botrytis-
dan-pengendaliannya.html
b) Bakteri
Bakteri adalah sekelompok mahluk hidup yang berukuran mikroskopis, yang
biasa pula disebut jasad renik. Bakteri berbentuk bulat, batang, spiral dan
vibrion (bentuk koma). Bakteri berkembang biak dengan cara membela diri,
pembelahan diri dapat terjadi tiap jam sekali. Jika satu bakteri membelah
terus-menerus tanpa ada yang mati selama 24 jam, maka akan terbentuk 17
juta bakteri. Tetapi pembelahan bakteri tidak selalu berjalan mulus, ada saja
faktor-faktor yang menghambat misalnya suhu, air, persediaan makanan, dan
ruang tumbuh. Bakteri mempunyai arti penting dalam dunia pertanian, karena
sebagai bakteri hidup sebagai parasit pada tanaman. Sebagaian besar bakteri
sangat membutuhkan air untuk melangsungkan kehidupannya, tetapi ada juga
yang dapat bertahan lama dalam keadaan kering yaitu menempel pada benih.
Seperti cendawan, bakteri pengganggu tanaman merugikan tanaman dalam
hal pengangkutan air, proses fotosintesa, pengangkutan zat-zat makanan, dan
6
proses fisiologis lainnya dalam tanaman. Tanaman yang terserang bakteri
seringkali diketahui setalah tanaman terserang berat, sehingga usaha
pengendalian ditujukan untuk menyelamatkan tanaman yang masih sehat.
Secara garis besar bakteri menyebabkan penyakit tanaman dengan cara
menyebabkan busk pada akar, batang, daun dan buah dengan mengeluarkan
enzim penyebab busuk ; bakteri juga mengeluarkan enzim hipertropi yang
mengakibatkan tanaman menderita puru/kanker/bengkak pada akar, batang,
daun dan buah; dan bakteri dapat mengeluarkan racun yang mengakibatkan
tanaman menjadi layu. Berikut contoh tanaman tomat akibat serangan bakteri
bias dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Gejala bakteri pada tomat
https://bumikita.id/artikel/detail/Penyebab-Busuk-Pantat-Buah-Tomat-dan-
Pengendaliannya
c) Virus
Virus termasuk organisme submikroskopis yang dapat menyebabkan tanamn
sakit. Gejala penyakit virus sering tidak dapat dibedakan dengan gejala
kekurangan unsur hara, pengaruh faktor lingkungan yang ekstrim, dan
pengaruh pencemaran bahan kimia. Yang membedakan penyakit tanaman
dengan penyakit tanaman yang non-patogenik (bukan yang disebabkan oleh
7
patogen); yaitu bahwa penyakit tanaman karena virus dapat ditularkan pada
tanaman sehat; sedang penyakit tanaman non-patogenik tidak dapat
ditularkan. Pada umumnya masih banyak petani yang belum tau jelas
perbedaan antara hama dan penyakit, sehingga pada waktu akan
memberantas hama keliru dengan mengatakan penyakit. Obat yang
digunakan bisa keliru, misalnya memberantas dengan fungisida. Untuk lebih
jelasnya di bawah pada Gambar 4. ini merupakan contoh gejala virus pada
batang, daun dan buah papaya.
Gambar 4. Gejala virus pada tanaman buah papaya.
https://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-
46/1422-papaya-ringspot-virus-prsv
c. Ciri- ciri tanaman buah yang terserang penyakit
Pada tanaman buah yang terserang penyakit, biasanya terlihat ciri-ciri seperti
beberapa gejala. Gejala adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang ditunjukkan oleh tumbuhan atau tanaman. Suatu penyakit dapat
menimbulkan gejala yang berbeda atau dapat pula sama dari tanaman-tanaman
yang berbeda. Apabila beberapa penyakit bersama-sama menyerang satu
tanaman, maka gejala yang ditunjukkan oleh tanaman akan sangat sulit untuk
8
dipisahkan atau ditentukan penyebab utama karena gejala yang timbul
merupakan suatu campuran. Pengetahuan mengenai gejala penyakit sangat
penting untuk diketahui agar penyebab sakitnya tanaman dapat diketahui,
sehingga tindakan pecegahan dan pengendaliannya segera dapat dilakukan.
Gejala tanaman sakit dapat dibagi berdasarkan sifat gejala yang timbul, pengaruh
langsung dan tidak langsung, berdasarkan ukuran gejala, serta secara morfologis
ddan anatomis Berdasarkan sifat gejala yang timbul, gejala tanaman yang sakit
dibagi menjadi:
a) Gejala lokal (local symptoms): gejala timbul hanya terbatas pada bagian-
bagian tanaman tertentu saja misalnya penyakit pada daun, akar atau buah.
b) Gejala sistemik (systemic symptoms): gejala yang timbul disebabkan oleh
penyakit yang menyerang seluruh bagian tanaman: misalnya yang disebabkan
oleh virus, diseluruh bagian tanaman terdapat virus walaupun tepat infeksi
pada bagian tertentu dari tanaman tersebut.
Berdasarkan pengaruh langsung dan tidak langsung, gejala tanaman sakit dibagi
menjadi:
a) Gejala primer (primary symptoms): gejala yang timbul langsung dibagian
tanaman tempat terinfeksi;
b) Gejala sekunder (secondary symptoms); gejala yang timbul pada
jaringanyang tidak diserang yang timbul secara tidak langsung akibat
adanya patogen (penyebab penyakit) di dalam tanaman.
Berdasarkan ukuranya, gejala tanaman sakit dibedakan menjadi:
a. Gejala mikroskopis (microscopic symtoms): gejala suatu penyakit hanya
dapat dilihat bila menggunakan alat pembesar (mikroskop);
b. Gejala makroskopis (macroscopic symptoms): gejala suatu penyakit yang
dapat dilihat dengan mata telanjang.
9
Gambar 5. Jamur Penicillium secara makroskopis dan mikroskopis
https://123dok.com/document/8ydkv0eq-inventarisasi-jamur-jamur-patogen-
citrus-beberapa-bandar-lampung.html
Secara morfologi dan antomi gejala penyakit tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Hyperplasia adalah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau
pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi. Gejala ini meliputi:
a) Curl (kriting) ialah gejala pembengkakan tuanas atau pengulungan
daun sebagai akibat pertumbuhan tunas.
Gambar 6. Curl (kriting) Pada tanaman tomat.
http://www.biobestgroup.com/public/uploads/images/news/tomato-
virus-tylcv-003.jpg
10
b) Scab (kudis) adalah bercak-bercak yang tersembul keatas dan kasar
sebagai akibat pertumbuhan luar biasa dari sel epidermis dan jaringan
di bawahnya.
Gambar 7. Scab (kudis) pada buah jeruk lemon.
https://peduliketahananhayatijeruk.blogspot.com/2016/10/penyakit-
jeruk-kudis-jeruk-manis.html
c) Intumesensi adalah gejala kekurangan zat makanan akibat
penggembungan setempat sel epidermis.
d) Tumefeksi (tumefacion) adalah penumpukan bahan makanan yang
berlebihan dibagian atas batang atau akar sehingga menimbulkan
pembengkakan; bentuk-bentuknya adalah: puru (galls), bintil (knots),
dan kutil (warts);
e) Fasikulasi (fasciculation) yaitu bentuk pertumbuhan yang menyimpang
suatu organ;
f) Proliferasi yaitu pertumbuhan yang melebihi ukuran normal
2. Hipoplasia yaitu pertumbuhan regresif dengan ukuran sel-sel; atau
ukurannya tidak dapat mencapai ukuran normal atau kerdil (dwarf).
3. Perubahan warna terdiri dari:
a) Bercak kuning, dengan ciri-ciri berdasarkan patogen yang
meyerangnya. Bercak kuning tidak teratur (disebut mosaik) biasanya
disebakan oleh virus; bentuk bercak tampak seperti karat, leaf spot,
11
dan bentuk lain yang menyerupainya, biasanya disebabkan oleh fungi
misalnya; bercaknya bulat dan kecil, biasanya disebabkan oleh bakteri;
Gambar 8. Bercak kuning pada daun mentimun.
https://sipindo.id/article/waspadai-gempuran-musuh-mentimun-1
b) Mati pucuk (dieback)
Gambar 9. Pada pohon pemaya Mati pucuk (dieback)
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/58932/HAMA-DAN-
PENYAKIT-PADA-PEPAYA-SERTA-USAHA-MENGATASINYA/
c) Daun keperak-perakan (shilvery shine)
d) Bercak air (water spot)
e) Bercak seperti berlemak.
12
4. Kekeringan atau layu yaitu gejala dengan ciri gugurnya daun yang diikuti
keringnya batang dan tunas. Penyebab dapat berupa fungi, bakteri dan
virus. Gejala yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya damping off
yaitu gejala penyakit persemaian yang menunjukkan kematian pada
jaringan sel pangkal perakarannya.
5. Nekrosis yaitu matinya jaringan baik pada kulit kayu maupun daun yang
disebabkan oleh patogen meliputi gejala:
a) Blight yaitu kematian yang cepat dari seluruh anggota tubuh tumbuhan
atau bagian luas dari daun termasuk tulang daun karena aktifitas
patogen.
b) Terbakar (scorch/burn) yaitu daun yang menunjukkan kamatian yang
cepat dan meliputi bagian yang luas dan tidak teratur.
Gambar 10. scorch/burn pada tanaman timun.
https://kambingjoynim.com/pupuk-gandasil/
c) Blast yaitu kematian yang cepat dari bagian pucuk atau bagian
perbungaan.
13
d) Busuk kering (dry rot atau bark rot) terdapat pada kulit kayu;
disebabkan oleh fungi. Jika jaringan kalus terbentuk pada tepi bagian
yang kena infeksi, maka akan terbentuk kanker.
e) Busuk basah (wet rot) adalah nekrosis berlendir dan basah, bercak
tidak mempunyai bentuk yang khusus termasuk dalam gejala ini gejala
yang disebabkan oleh fungi, nematoda dan virus adalah busuk akar
(root rot) dan damping off.
Gambar 11. damping off. Pada bibit tanaman timun.
https://teknologibenih.wordpress.com/2015/06/23/damping-off-
atau-rebah-kecambah/
6. Tumbuhnya fungi dipermukaan daun di antaranya:
a) Powdery mildew disebabkan oleh fungi Ascomycetes di mana hifa
tubuh pada permukaan daun.
b) Downy mildew disebabkan oleh fungi Phycomycetes dimana
sporangiofor atau sporangium membentuk lapisan berwarna putih
keabu-abuan pada permukaan daun.
c) Scoty mildew dimana hifa berwarna hitam menutupi permukaan daun.
d) Rhizomorf yaitu struktur miselium fungi Basidiomycetes yang
berbentuk tali atau ban.
14
Selain dari itu, suatu tanaman menjadi sakit disebabkan oleh patogen (penyebab
penyakit). Tanda suatu penyakit adalah bentuk vegetative atau reproduktif
patogen. Untuk dapat mengetahui tanda suatu penyakit haruslah dipelajari dulu
mengenai berbagai bentuk vegetative atau reproduktif patogen. Tanda suatu
patogen kadang-kadang dapat dilihat dengan mata biasa tanpa alat pembesaran
(makroskopis) dan kadang-kadang harus dilihat dengan alat pembesar
(mikroskop).
Penentu sebab-sebab timbulnya suatu penyakit tanaman ditentukan dari hasil
pengamatan gejala dan tanda. Oleh karenanya pengamatan gejala dan tanda
sangatlah penting dalam bidang fitopatologi. Biasanya merupakan suatu struktur
yang merupakan tubuh atau bagian tubuh patogen yang sebagai besar dibentuk
di dalam sel / disekitar jaringan tanaman sebagai bentuk kegiatan perbanyakan
dan akan digunakan oleh patogen untuk melakukan untuk penyebaran baik di
bagian lain dalam satu tanaman atau di tanaman lain di sekitarnya atau pada jarak
yang jauh. Salah satu pathogen tersebut adalah Jamur, mikroskopis diamater
spora fungi berkisar antara 10 μm bias dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. diamater spora fungi berkisar antara 10 μm
https://jamurbiology.blogspot.com/2019/
15
Ukuran masing-masing struktural alat perbanyakan berbagai kelompok patogen
itu berbeda. Diamater spora fungi berkisar antara 4-50 μm, sementara itu
diameter hifanya antara 2-6 μm; bakteri patogen berdiamater sekitar 0,5 μm.
Representasi perbandingan jenis patogen tananam. Dari berbagai literatur
mungkin ditemukan informasi dimensi masing-masing jenis patogen yang di
bawah atau di atas ukuran yang umum dikenal selama ini.
d. Teknis pengendalian penyakit pada tanaman buah
Pengendalian penyakit dalam rangka perlindungan tanaman dari gangguan
patogen penyebab penyakit haruslah mempertimbangkan beberapa aspek yang
sebagain merupakan bagian dalam tinjauan agribisnis, yaitu:
a) Kuantitas produksi yang ingin dicapai dan yang memungkinkan secara potensi
genetis tanaman.
b) Kualitas produksi, yaitu standard kualitas yang ingin dicapai sehingga panen
memiliki nilai keekonomian yang layak dan memberi keuntungan.
c) Harga produk yang mengacu pada harga yang wajar atau harga pasar.
d) Biaya produksi yaitu semua biaya dan/atau investasi yang dikeluarkan dalam
rangka produksi tanaman dan/atau hingga hasil panen sampai ke pihak
pembeli.
e) Penghasilan dan keuntungan usaha tani yang sudah ditetapkan.
Oleh karenanya tindakan pengendalian mungkin tidak dilakukan sejak dini jika
diperkirakan usaha taninya tidak memberi keuntungan. Pengendalian penyakit
dapat digolongkan ke dalam dua katagori besar yaitu:
a) Imunisasi yaitu usaha untuk mengurangi kerentanan tumbuhan atau
membuat immune (kebal) terhadap patogen yang menyerangnya. Cara ini
dilakukan dengan mengembangkan strain-strain tanaman yang resisten
(tahan) terhadap serangan patogen melalui hibridisasi atau seleksi tipe–tipe
resisten; cara ini termasuk dalam kajian ilmu pemuliaan tanaman.
16
b) Profilaksis yaitu usaha melindungi tumbuhan terhadap perkembangan
penyakit yang dilakukan dengan cara melindungi inang terhadap infeksi
bahan kimia atau memanipulasi lingkungan seperti perlakuan fisis dan
biologis.
Pada prinsipnya pengendalian penyakit tanaman dapat dibagi berdasarkan
sasarannya yaitu: patogen (terhadap penyebarannya), tanaman inangnya, dan
keadaan tempat hidup tanaman atau penyebabnya.
1. Pengendalian Terhadap Patogen
Pengendalian yang ditujukan kepada patogen adalah tindakan untuk
mencegah penyebarannya, yaitu meliputi:
a) Sanitasi, yaitu membebaskan lapangan dari penyebab penyakit (patogen),
misalnya dengan mengadakan penyemprotan dengan fungsida atau
udara panas pada tanah
b) Karantina, yaitu dengan penerapan peraturan karantina di mana
tumbuhan dan atau bagian tumbuhan harus diperiksa dalam rangka
untuk mendapatkan sertifikat fitosanitari yang mengizinkan barang dan
atau tumbuhan dapat masuk (untuk impor) atau keluar (untuk ekspor).
Karantina ertujuan mencegah penyebaran atau penularan dari suatu
penyakit dari daerah (pulau atau Negara) ke daerah lain, dengan jalan
melarang keluar masuk suatu tanaman atau bagia dari tanaman (kayu,
biji, dan lain-lain) yang ada kemungkinan untuk membawa suatu patogen
atau membersihkan dahulua (bila mungkin) dari patogen dengan
menggunakan fungisida.
c) Eradikasi, yaitu memusnahkan patogen bersama tanaman inangnya atau
dapat pula dengan memusnahkan inangnya sama sekali atau
pemusnahan patogen dengan menggunakan fungisida.
17
d) Perlindungan yaitu tindakan yang bersifat bencegah bagian tanaman
diinfeksi dan dirusak oleh patogen biasanya dengan melalukan
penyemprotan fungisida secara residual ke permukaan baian tubuh
tanaman (daun, buah, biji, bibit). Seperti pada Gambar 13.
e) Melepaskan musuh alami atau agensia hayati yang dapat menekan dan
mematikan pathogen.
Gambar 13. penyemprotan fungisida pada tanaman buah melon
https://mitalom.com/pupuk-dan-pemupukan/1857/cara-menyemprot-
pupuk-daun-yang-benar-supaya-efektif-dan-tanaman-subur/
2. Pengendalian Ditujukan Pada Inang
Pengendalian penyakit dengan mengunakan tindakan yang ditujukan
terhadap tanaman inangnya, dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a) Menciptakan atau menyiapkan tanaman yang kebal (resisten), yaitu
dengan jalan menanam jenis tanaman yang resisten terhadap penyakit.
Untuk mendapatkan jenis resisten dapat dilakukan dengan seleksi di
lapangan atau dengan perkawinan silang ataupun dengan penyambungan
(grafting) atau penempelan (okulasi).
b) Menggunakan tanaman yang toleran, yaitu dengan cara menanam
tanaman yang dapat menyembuhkan diri atau menganti yang rusak
karena serangan suatu pathogen.
18
c) Menggunakan tanaman yang hipersensitif, yaitu dengan menanam jenis
tanaman yang sangat peka bila diserang pathogen; sel-selnya yang
diserang akan segera mati sehingga petogen ikut mati pula.
d) Melakukan preimunisasi, yaitu tanaman dibuat kebal dengan jalan
memberikan patogen lebih dahulu.
e) Menggunakan bahan kimia (pestisida) yang dapat masuk ke dalam
jaringan tanaman hingga dapat mematikan pathogen.
3. Pengendalian Ditujukan Terhadap Lingkungan
Tindakan pengendalian yang ditujukan pada tempat tumbuh atau di mana
terjadi interaksi antara inang dan patogen; dalam tindakan ini juga termasuk
memodifikasi komponen ekosistem atau komunitas tanaman di area tempat
budidaya atau tempat dilakukannya kegiatan produksi.
Beberapa tindakan yang memodifikasi dan atau memanipulasi lingkungan
tempat tumbuh adalah meliputi:
a) Membuat tanaman campuran yaitu dengan mengatur komposisi, jarak
tanaman, dan pemilihan jenis campuran sehingga dapat dihasilkan
tanaman yang tahan terhadap penyakit.
b) Mengatur jarak tanam dari tegakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan keadaan yang merugikan terhadap kehidupan pathogen.
c) Melakukan penjarangan atau pemotongan/pemangkasan tanaman yang
sakit atau terancam sakit agar dapat menghasilkan kondisi tanaman yang
tidak disenangi patogen misalnya mengurangi kelembaban di bawah tajuk
sehingga dapat menghambat infeksi pathogen.
d) Mengatur naungan terutama pada naungan persemaian agar intensitas
sinar matahari masuk dan kelembaban udarapun dapat diatur, hingga
patogen tidak menyukainya.
19
e) Pergiliran tanaman yaitu dilakukan dengan mengadakan pergiliran jenis
tanaman sehingga patogen yang ada pada suatu waktu tertentu akan
hilang inangnya hingga patogenpun ikut mati, tertekan, atau tereliminasi.
f) Mengatur drainase atau aliran air seperti selokan/parit dan saluran irigasi
sehingga maka kelembaban udara yang relatif tinggi sebagai akibat
genangan air dapat dihindari; hal ini akan mengurangi serangan
pathogen.
4. Pestisida dan aplikasinya
Secara harfiah pestisida berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest
(=hama) dan sida (caedo = membunuh). Pengelompokan pestisida
berdasarkan OPT sasaran Tabel 1.
OPT yang Jenis pestisida yang dianjurkan
menyerang
Serangga Insektisida (Agrimec, Buldok, dll)
Tungau/ akarina Akarisida (Omi te, Rotraz, dll)
Cendawan/ jamur Fungisida (Amistartop, Dithane, dll)
Bakteri Bakterisida (Agrep, Bactocyne, dll)
Gulma/ tanaman Herbisida (Gramoxone, Goal, dll)
liar
Tikus Rodentisida (Klerat, dll)
Siput/ moluska Moluskisida (Siputok)
Nematoda Nematisida (Furadan)
Sumber :
http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-
pestisida.html
20
Merujuk dari peraturan pemerintah No. 7 tahun 1973 dan pendapat yang
biasa digunakan oleh para pakar yang berkecimpung di bidang tersebut,
dapat didefinisikan bahwa pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasa renik dan virus yang dipergunakan untuk:
a. Memberantas atau membunuh dan mencegah hama dan penyakit yang
tidak diinginkan, hama-hama pada ternak dan hewan peliharaan,
binatang dan jasad renik dalam rumah tangga bangunan, binatang yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang. Cara kerja pestisida
berdasarkan gerakan racun pada tanaman bias dilihat pada Tabel 2.
b. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman (tidak termasuk pupuk).
No. Cara kerja Contoh
1. Non sistemik Diazinon 600 EC, Nuvaq 200 EC, dll
2. Sistemik Regent 0,3 G
3. Translaminer Curacron 500 EC
Sumber
: http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-
pestisida.html
Penggunaan pestisida telah terbukti dapat meningkatkan produksi bahan
makanan, bahan bangunan, industri, serta melindungi manusia dari gangguan
kesehatan. Di lain pihak pestisida merupakan racun bagi manusia, hewan, dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sifat-sifat dan cara-cara penggunaan
pestisida perlu diketahui dan difahami, sehingga dampak merugikan dari
penggunaan pestisida dapat ditekan semaksimal mungkin secara tidak
membahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya. Penggunaan
pestisida dibidang pertanian demikian masif sehingga relatif tidak ada usaha
budidaya tanaman tanpa pestisida. Kondisi ini cukup memprihatinkan karena
pestisida kimia mengandung bahan yang dapat merusak lingkugan dan
21
mengancam kelestarian produksi pertanaman. Untuk itu diperlukan upaya
untuk mendapatkan dan mengembangkan jenis pestisida alternative yang
aman bagi manusia dan lingkungan.
Gambar 14. Penyemprotan pestisida
https://abahtani.com/cara-menanam-cabe-rawit/
Berdasarkan jenis sasarannya, maka pestisida dikelompokkan menjadi:
a) Insektisida, yaitu pestisida untuk membunuh serangga.
b) Fungisida, yaitu pestisida untuk membunuh fungi (fungitoksin) atau dapat
menekan pertumbuhan fungi (fungistatik).
c) Bakterisida, yaitu pestisida untuk membunuh bakteri.
d) Virisida yaitu bahan untuk membunuh dan atau memenghancurkan atau
menginaktifkan virus.
e) Nematisida, yaitu pestisida: untuk membunuh nematode.
f) Rodentisida, yaitu pestisida untuk membunuh tikus dan hewan pengerat
lainnya.
g) Herbisida, yaitu pestisida untuk membunuh gulma.
22
h) Molluskisida, yaitu pestisida untuk membunuh siput.
Dari semua jenis yang dikenal di bidang pertanian, tiga jenis pestisida yaitu
dengan sasaran fungi, bakteri, dan virus merupakan pestisida untuk
pengendalian penyakit tumbuhan.
Fungisida, bakterisida, dan virisida merupakan suatu campuran yang
setidaknya mengandung bahan aktif atau bahan yang bersifat toksik terhadap
organisme sasaran serta bahan pembawa (carrier) dan bahan lain yang
fungsinya untuk meningkatkan performa pestisida atau dapat juga untuk
meningkatkan efektivitas bahan aktif dalam membunuh organisme sasaran.
Pestisida untuk pengendalian penyakit berdasarkan formulasinya dapat
dikelompokkan menjadi:
a) Bentuk cairan terdiri atas 3 bentuk yaitu:
• Emulsifiable concentrate (EC) yaitu pestisida pekat yang bisa
dicampuri dengan air dan membentuk emulsi, milsanya Ronstar
25 EC (angka 25 menunjukkan kadar bahan aktif sebesar 25% ,
sedangkan pelarut (carrier) dan bahan lainnya sebanyak 75%)
• Water soluble concentrate (WSC) yaitu pestisida pekat yang dapat
dilarutkan dengan air
• Emulsifiable (E) yaitu pestisida yang dapat diemulsikan.
b) Bentuk padatan yaitu:
• Granular, yaitu pestisida dalam bentuk butiran, misalnya
Microthiol 80 WG yang mengandung 8 % bahan aktif dan yang
lainnya sebanyak 92% dari berat total terdiri dari bahan
pembawan (carrier) dan bahan lain.
• Bentuk tepung (powder) adalah pestisida (fungisida) berbentuk
tepung yang dapat dicampur dengan air misalnya Dithane M-45,
Benox 50 WP, dan Antracol 70 WP (wettable powder). Untuk
23
fungisida Antracol mengandung 7% bahan aktif dan sisanya terdiri
dari bahan pembawan (carrier) dan bahan lain.
Berikut (Tabel 3) merupakan bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif
Kode formulasi Uraian Pengadukan Residu yang
tampak pada
tanaman
EC Emulsifiable Perlu Ada
Concentrate :
Formulasi
dalam bentuk
pekatan cair
dengan
konsentrasi
bahan aktif
cukup tinggi.
Jika dicampur
dengan air akan
membentuk
emulsi (butiran
benda cair yang
melayang
dalam media
cair)
SCW atau WSC Soluble Perlu Ada
Concentrate in
Water (SCW)
24
Water Soluble
Concentrate
(WSC)
Formulasi
dalam bentuk
pekatan cair
dengan
konsentrasi
bahan aktif
cukup tinggi.
Jika dicampur
dengan air akan
membentuk
larutan
homogen
Kode formulasi Uraian Pengaduk Residu yang
WP an tampak pada
tanaman
Wettable Powder Perlu Ada
Formulasi dalam
bentuk tepung
yang jika dicampur
dengan air akan
membentuk
suspensi
25
S atau SP Soluble (S) Tidak Kadang-
Soluble kadang ada
Powder (SP)
Formulasi dalam
bentuk tepung
yang jika dicampur
dengan air akan
menghasilkan
larutan homogen
G Granule (G) - -
WG atau WDG Formulasi
berbentuk butiran
siap pakai dengan
konsentrasi rendah
Water Perlu Ada
Granule (WG)
Water Dispersible
Granule (WDG)
Formulasi
berbentuk butiran
yang harus
diencerkan dengan
air
Sumber : http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-
pestisida.html
Bentuk-bentuk lain mungkin akan bermunculan atau sebaliknya tidak
diproduksi lagi. Biasanya permintaan pasar atau masyarakat pengguna sangat
26
menentukan peredaran suatu pestisida. Berdasarkan susunan kimia bahan
aktifnya, pestisida terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a) Pestisida inorgonik, yaitu berbahan aktif senyawa in organik, biasanya
dalam bentuk persenyawaan logam, contoh: tembaga oksiklorida,
mankozeb (terdiri dari logam mangan dan seng) dengan merk dagang
Dithane M-45.
b) Pestisida Organik, yaitu pestisida yang berbentuk bahan organik baik yang
alami maupun sintetik, fumigant (formalin, alkohol, karbondisulfida),
senyawa tradisional (sabun, detergent), dan pestisida nabati (ekstrak
tumbuhan seperti: lengkuas, kunir, cabe, lada, tembakau, dan lainnya.
Dalam istilah pestisida dikenal juga istilah biopestisida yaitu istilah untuk
menunjukkan bahan yang digunakan untuk mengendalikan patogen
penyebab penyakit adalah berasal dari organisme yang dalam hal ini adalah
jasad renik dapat berupa fungi, bakteri, atau virus. Jasad renik yang biasa
digunakan sebagai bahan aktif pestisida disebut sebagai agensia hayati
pengendali patogen penyebab penyakit atau lebih praktisnya disebut sebagai
agen biokontrol. Saat ini banyak penelitian yang bertujuan mencari dan
mengembangkan agen biokontrol. Organisme dari phylum Eumycophyta
(fungi) dalam 2-3 dekade terakhir banyak dipromosikan menjadi agen
biokontrol terutama pada penyakit yang berifat soil borne (tular tanah).
Selain dari itu, pestisida juga memiliki sifat toksisitas yakni ukuran daya racun
atau toksisitas pestisida diperlihatkan dengan istilah-istilah berikut:
a. Lethal dose (LD50) artinya berapa mgram pestisida untuk tiap kg berat
badan binatang percobaan (misalnya tikus, kelinci), sehingga mematikan
sebanyak 50% dari populasi. Pestisida tersebut diberikan lewat mulut
(oral) atau kulit (dermal). Dalam perhitungan LD, pestisida yang
digunakan dalam pengukuran toksisitas diambil dari pestisida yang murni
27
(technical grade). Contoh Diazinon LD oral: 88-130 mg/kg pada tikus dan
LD dermal: 455 mg/kg pada tikus.
b. Lethal conectration (LC50) biasanya digunakan untuk mengukur toksisitas
fumigant atau gas beracun.
Dari LD50 tersebut dapat digolongkan tingkat daya racun setiap pestisida
tersebut, misalnya :
• LD50 dermal 0-50 mg/kg: tosisitas tinggi
• LD50 dermal >50-250 mg/kg: tosisitas sedang
• LD50 dermal >250-1250 mg/kg: tosisitas rendah
• LD50 dermal >1250 mg/kg : tosisitas rendah sekali
Dalam aplikasi ada dua istilah yang paling sering dipakai dan memegang
peranan penting dalam perhitungan dan perencanaan yaitu dosis dan
konsentrasi. Pengertian dosis dalam penggunaan pestisida biasanya diartikan
sebagai berikut:
a) Jumlah pestisida (liter atau kg) yang digunakan untuk mengendalikan
hama/penyakit per satuan luas tertentu dalam satu kali aplikasi atau lebih
b) Jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan terlebih dahulu
dengan air yang digunakan untuk menyemprot pertanaman yang
diserang hama penyakit dengan luas tertentu dalam satu aplikasi atau
lebih
c) Jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperlauan pers
satuan luas atau per satuan volume larutan tertentu.
Adapun pengertian konsentrasi yang sering digunakan dalam bidang aplikasi
pestisida adalah sebagai berikut:
a) Konsentrasi fermulasi yaitu banyaknya pestisida dihitung dalam cc atau
gram pestisida per liter air (ppm) yang dicampurkan.
28
b) Konsentrasi bahan aktif yaitu presentase bahan aktif suatu pertisida yang
terdapat didalam larutan jadi (larutan yang sudah dicampur dengan air).
c) Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida yaitu presentase
kandungan pertisida yang terdapat dalam larutan jadi.
Dalam perhitungan dosis dan konsentrasi berkaitan dengan rencana
pelaksanaan aplikasi, yang perlu diperhatikan adalah:
a) Alat perlindungan tanaman, terdiri dari: alat semprot (hands sprayer, mist
blower), alat pendebu (duster), alat suntik, dan alat infuse
b) Jenis hama, penyakit dan jenis gulma
c) Efektifitas dan presentase kandungan bahan aktif pestisida
d) Jumlah aplikasi
e) Fase pertumbuhan tanaman dan keadaan cuaca.
Cara aplikasi pestisida untuk pengendalia penyakit tanaman dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
a) Cara sebar yaitu pemberian pestisida agar merata keseluruh areal,
misalnya dengan spraying blowering, fogging (pengasapan), serta aplikasi
melalui pesawat terbang.
b) Membenamkan kedalam tanah atau menempatkan pestisida, biasanya
dalam bentuk granular.
c) Cara penyuntikan, yaitu aplikasi pestisida yang biasanya dilakukan dengan
cara menggunakan alat aplikasi yang memungkinkan bahan aktif pestisida
masuk ke dalam tanah (sekitar perakaran) untuk tujuan melindungi
perakaran dari serangan patogen tular tanah (soil borne patogen)
d) Cara infuse, yaitu aplikasi pestisida yang dilakukan bertujuan
memasukkan bahan aktif pestisida ke dalam jaringan tanaman dengan
alat bantu statis.
29
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah pelaksanaan pengendalian
penyakit. Pada dasarnya pelaksanaan penggendalian penyakit maliputi:
a) Perlindungan tanaman, adalah upaya melindungi tanaman dari infeksi
patogen. Treatment ini biasanya menggunakan fungisida dan bersifat
pencegahan, artinya bila ada inokulum yang menyentuh tanaman, maka
inokulum patogen tersebut tidak mampu melakukan aktifitas
patogenesisnya. Tindakan perlindungan juga dapat dilakukan dengan cara
fumigasi pada bahan simpanan di gudang untuk mencegah infeksi fungi
Aspergilus flavus dan Penicillium citrinum pada kacang-kacangan yang
dapat menghasilkan zat racun (dan bersifat karsinogenik pada jarngan
hati manusia dan hewan) berupa aflatoksin dan sitrinin.
b) Eradikasi patogen, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk:
• Menghilangkan patogen secara langsung, yaitu misalnya dengan
memusnahkan tanaman yang terserang.
• Eliminasi patogen dengan cara teknik budidaya.
• Soil treatment berupa fumigasi tanah dengan menggunakan fumigant
metilbromida dalam sekala luas, atau dengan formalin pada sekala
kecil misalnya untuk persemaian.
Selain dari itu, dapat dilakukan tindakan perlindungan tanaman yang bersifat
pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
a) Menggunakan tanaman tanah hasil seleksi atau rekayasa genatika.
b) Pengendalian kultur teknis, yaitu dengan menggunakan teknik budidaya
tanaman misalnya untuk memanipulasi lingkungan agar aktivitas patogen
terhambat. Contoh cara ini yaitu pemangkasan tanaman penaungan
tanaman kopi untuk mengurangi kelembaban untuk mencegah seragan
fungi Hemilia vastatrix patogen penyakit (Anonim, 2014).
c) Aplikasi pestisida kimiawi, biasanya yang memiliki efek residual dan
bekerja secara kontak sehingga bahan aktif dapat mencegah infeksi
30
patogen; salah satu contoh bahan aktif yang sering digunakan adalah
fungisida berbahan aktif mankozeb.
e. Forum diskusi
Dari beberapa cara aplikasi pestisida untuk pengendalia penyakit tanaman
yang harus dilakukan, cara manakah menurut anda yang dianggap paling sulit?
f. Aktifitas pembelajaran
Setelah membaca uraian materi di atas minimal diperoleh gambaran berkaitan dengan
Agribisnis tanaman Buah khususnya pada saat Menganalisis ambang kerusakan
tanaman buah akibat serangan penyakit. Untuk mempertajam pemahaman dan
pengalaman, maka lakukanlah aktivtas pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
saintifik. Dalam pembelajaran ini diharapkan mampu membuat perencanaan,
pelaksanaan, dan mengevaluasi tindakan pengendalian dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Bentuklah kelompok (2-3) orang dan bekerja secara tim yang solid.
2) Disediakan sampel tanaman buah, maka lakukanlah observasi terhadap tanda-tanda
dan gejala kerusakan yang terjadi pada organ tanaman akibat serangan penyakit
tersebut!
3) Diskusikan dengan anggota kelompok tentang persiapan alat dan bahan untuk
keperluan observasi tersebut.
4) Buatlah petak sampel (secara acak) pada areal tanaman perkebunan buah tersebut
yang akan dilakukan observasi.
a. Gunakan contoh format 1 observasi terhadap tanda-tanda dan gejala
kerusakan.
b. Lakukanlah observasi (simulasi selama 3 hari rutin setiap hari) secara cermat
31
dan teliti pada semua bagian tanaman, dan catatlah pada form yang ada (bisa
dikembangkan).
c. Berdasarkan hasil catatan yang Anda temukan, lakukan diskusi terhadap fakta-
fakta yang berupa tanda-tanda dan atau gejala kerusakan tanaman dan serangan
penyakit yang ditemukan di area tanaman kebun buah.
Format1. Observasi tanda-tanda dan gejala kerusakan tanaman
No Gambar/ foto Jenis penyakit Jumlah
Nama tanda-tanda atau benda- (populasi)
benda yang serangga
Tanaman dan dangejala ditemukan pada penyakit
bagian tanaman
tanaman yangrusak serta tanaman,
jumlah bagian
yang rusak tanaman yang
rusak
1
2
dst…
Berdasarkan data hasil pengamatan hitung populasi tanaman yang terserang
penyakit.
a. Tentukan jenis penyakit apa saja yang ditemukan dan manakah yang
populasinya paling besar !
b. Berdasarkan temuan jenis penyakit dan catatan populasi, diskusikan rencana
tindakan dan metode pengendalian apa yang paling tepat.
c. Lakukan percobaan metode pengendalian penyakit pada areal tanaman yang
terserang.
d. Amati dan catat hasil percobaan metode pengendalian penyakit.
e. Lakukan evaluasi metode pengendalian penyakit yang anda lakukan
berdasarkan hasilnya.
f. Presentasikan pengalaman pembelajaran mulai dari perencanaan hingga
32
pelaksanaan dan metode pengendalian organisme serangga hama.
g. Buatlah laporan kegiatan diatas sebagi bukti ketuntasan pembelajaran.
g. Evaluasi
1. Penilaian Pengetahuan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang anda pelajari dalam modul
Agribisnis tanaman buah khususnya pada saat menganalisis ambang kerusakan
tanaman buah akibat serangan penyakit, maka jawablah pertanyaan di bawah
ini secara singkat, jelas dan benar.
Tes Tertulis
1. Jelaskan jenis penyakit manakah yang banyak ditemukan di lapangan!
2. Jelaskan Ciri-ciri tanaman buah seperti apa yang terserang penyakit!
3. Jelaskan cara manakah yang paling ampuh dalam pengendalian
penyakit pada tanaman buah!
2. Instrumen Penilaian
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai Soal No 1
Nilai 6 : jika Jawaban sesuai kunci jawaban
Nilai 4 : jika jawaban mirip kunci jawaban tapi tida sesuai
Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai Soal No 2
Nilai 4 : jika Jawaban sesuai kunci jawaban dan berurut
Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban tapi tida berurut
Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban
Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban
Contoh Pengolahan Nilai
IPK No Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1. 1 6 Nilai perolehan KD pegetahuan : rerata dari
2. 2 4 nilai IPK
Jumlah (10/10) * 100 = 100
10
33
2. Penilaian Keterampilan dan Sikap
Tes Praktik
Lakukanlah identifikasi pengamatan hama pada tanaman sesuai prosedur dilapangan.
1. Judul Pen: gamatan peynakit pada tanaman buah timun
2. Tujuan
Pe:serta diklat mampu menentukan sampel
3. Waktu
4. Alat dan Bahan pengamatan penyakit pada tanaman t i m u n sesuai
5. Keselamatan Kerja prosedur di
lapangan.
3 x JP
• :Areal tanaman timun
• Buku catatan
• Sprayer
• Alat Pelindung Diri (APD) dll.
Dalam pelaksanaan pengamatan penyakit tanaman timun ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
a. Gunakan pakaian lapangan untuk bekerja di lahan
b. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam kondisi baik sesuaifungsinya
c. Gunakan alat pelindung diri secara lengkap dan benar
d. Siapkan persediaan obat luka
e. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pastikan semua peralatan dalam
keadaan bersih dan berfungsi baik kembali, kemudian catatlah kegiatan
penggunaan dan kondisi alat sesuai format kartu yang tersedia.
f. Kembalikan dan atur penempatan peralatan seperti semula
6. Langkah Kerja
a. Bentuklah kelompok beranggotakan 2-3 orang;
b. Bagi tugas setiap anggota kelompok sehingga masing-masingmemiliki peran
dan tanggungjawab yang jelas.
c. Keberhasilan tugas merupakan hasil kerja tim.
d. Persiapkan semua peralatan pengolahan tanah dan perlengkapan APD.
34
e. Lakukan pada permulaan dan pengakiran bekerja dengan berdoa.
f. Tentukan ukuran sampel 50% dari 30 tanaman yang ada di lahan.
g. Interval pengambilan sampel 1 minggu sekali selama satu bulan
h. Tentukan ambang tindakan 2 jenis penyakit per bagian tanaman
i. Pengamatan dilakukan di lahan berbeda untuk kelompok yang berbeda.
j. Data hasil pengamatan secara rutin pagi hari (2 hari) dicatat menggunakan
Format 2, dan dibuatkan laporan.
Format 2. Pengamatan Kepadatan Populasi Hama
(Rutin setiap pagi hari selama 2 hari)
Lokasi areal tanaman : ................................
Nama Tanaman : .................................
Hari/Tanggal : .................................
Pengamatan ke : .................................
3.
No Nama Deskripsi Jumlah Keterangan
jenis kerusakan (popula
tanaman si)
penyakit terserang
penyakit
1
2
dst..
35
2. Instrumen Penilaian
No Komponen/Sub Indikator Skor
Komponen
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
dan bahan 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai
prosedur
b. Ketersediaan Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai 70 - 79
alat dan bahan prosedur
91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil
Kerja
a. Kemampuan Kemampuan menggunakan alat tinggi 91 - 100
menggunakan Kemampuan menggunakan alat cukup 80 - 90
alat pengukur Kemampuan menggunakan alat kurang 70 - 79
Infomasi yang dicari tepat 91 - 100
b. Ketepatan Infomasi yang dicari cukup tepat 80 - 90
informasi
c. Hasil pencarian Infomasi yang dicari kurang tepat 70 - 79
informasi 91 - 100
Hasil pencarian informasi disusun rapih 80 - 90
Hasil pencarian informasi disusun cukup
rapih
Hasil pencarian informasi disusun kurang 70 - 79
rapih
3 Sikap kerja
a. Keterampilan Bekerja dengan terampil 91 -100
dalam bekerja Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan Bekerja dengan disiplin 91 - 100
dalam bekerja Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
36
c. Tanggung jawab Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
d. Konsentrasi Kurang bertanggung jawab 70 - 79
dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
4 Waktu Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
Penyelesaian
pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Pengolahan Nilai Praktikum : Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79
Persiapan Proses dan Nilai Praktik(NP) ∑ NK
1 Hasil Kerja Sikap Kerja Waktu 6
2 35
Skor Perolehan 100 100 100 100
Skor Maksimal 10% 60% 20% 10%
Bobot
NK
Keterangan:
• Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
• Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
• Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian.
Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100
• NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot
dibagi skor maksimal
∑ Skor Perolehan
NK = Skor Maksimal × Bobot
37
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Tanaman dapat dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.
Dengan demikian penyakit tanaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang
menyimpang dari keadaan normal. Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu:
c) Penyakit lokal.
Penyakit hanya terdapat disuatu tempat atau bagian tanaman tertentu. Misalnya:
pada buah, daun, cabang, batang atau akar.
d) Penyakit sistemik
Penyakit ini menyebar keseluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh tubuh
tanaman akan menjadi sakit.
Selain itu penyakit juga terdiri dari beberapa macam yang dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu penyakit parasit dan non-parasit atau fisiologis. Dalam hal ini,
berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, kami
hanya membahas penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Jenis-jenis penyakit pada tanaman buah diantaranya adalah:
a) Cendawan
Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyarupai tumbuhan
tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak
dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil.
b) Bakteri
Bakteri adalah sekelompok mahluk hidup yang berukuran mikroskopis, yang biasa
pula disebut jasad renik. Bakteri berbentuk bulat, batang, spiral dan vibrion
(bentuk koma).
c) Virus
38
Virus termasuk organisme submikroskopis yang dapat menyebabkan tanamn
sakit. Gejala penyakit virus sering tidak dapat dibedakan dengan gejala
kekurangan unsur hara, pengaruh faktor lngkungan yang ekstrim, dan pengaruh
pencemaran bahan kimia.
Pada tanaman buah yang terserang penyakit, biasanya terlihat ciri-ciri seperti
beberapa gejala. Gejala adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang ditunjukkan oleh tumbuhan atau tanaman. Gejala tanaman sakit dapat dibagi
berdasarkan sifat gejala yang timbul, pengaruh langsung dan tidak langsung,
berdasarkan ukuran gejala, serta secara morfologis ddan anatomis Berdasarkan sifat
gejala yang timbul, gejala tanaman yang sakit dibagi menjadi:
c) Gejala lokal (local symptoms): gejala timbul hanya terbatas pada bagian-bagian
tanaman tertentu saja misalnya penyakit pada daun, akar atau buah.
d) Gejala sistemik (systemic symptoms): gejala yang timbul disebabkan oleh penyakit
yang menyerang seluruh bagian tanaman: misalnya yang disebabkan oleh virus,
diseluruh bagian tanaman terdapat virus walaupun tepat infeksi pada bagian
tertentu dari tanaman tersebut.
Pengendalian penyakit dalam rangka perlindungan tanaman dari gangguan patogen
penyebab penyakit haruslah mempertimbangkan beberapa aspek yang sebagain
merupakan bagian dalam tinjauan agribisnis, yaitu:
a) Kuantitas produksi yang ingin dicapai dan yang memungkinkan secara potensi
genetis tanaman.
b) Kualitas produksi, yaitu standard kualitas yang ingin dicapai sehingga panen
memiliki nilai keekonomian yang layak dan memberi keuntungan.
c) Harga produk yang mengacu pada harga yang wajar atau harga pasar.
d) Biaya produksi yaitu semua biaya dan/atau investasi yang dikeluarkan dalam
rangka produksi tanaman dan/atau hingga hasil panen sampai ke pihak pembeli.
e) Penghasilan dan keuntungan usaha tani yang sudah ditetapkan.
39
2. Tes formatif
1. Berdasarkan sifat gejala yang timbul, gejala tanaman yang sakit dibagi menjadi:
a. Gejala lokal dan Gejala sistemik
b. Gejala primer dan Gejala sekunder
c. Gejala local dan Gejala primer
d. Gejala sekunder dan Gejala sistemik
e. Semua jawaban salah
2. Berdasarkan pengaruh langsung dan tidak langsung, gejala tanaman sakit dibagi menjadi:
a. Gejala lokal dan Gejala sistemik
b. Gejala primer dan Gejala sekunder
c. Gejala local dan Gejala primer
d. Gejala sekunder dan Gejala sistemik
e. Semua jawaban salah
3. Berdasarkan ukuranya, gejala tanaman sakit dibedakan menjadi:
a. Gejala lokal dan Gejala sistemik
b. Gejala primer dan Gejala sekunder
c. Gejala local dan Gejala primer
d. Gejala sekunder dan Gejala sistemik
e. Gejala mikroskopis dan Gejala makroskopis
4. Hyperplasia adalah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau pembesaran sel-sel,
dinamakan juga hipertropi. Gejala ini meliputi….Kecuali….
a. Curl (kriting)
b. Scab (kudis)
c. Fruktuasi
d. Tumefeksi
e. Fasikulasi
5. Pengendalian penyakit dalam rangka perlindungan tanaman dari gangguan patogen
penyebab penyakit haruslah mempertimbangkan beberapa aspek yang sebagain
merupakan bagian dalam tinjauan agribisnis, yaitu:…. Kecuali….
f) Kuantitas produksi yang ingin dicapai dan yang memungkinkan secara potensi genetis
tanaman.
g) Kualitas produksi, yaitu standard kualitas yang ingin dicapai sehingga panen memiliki
nilai keekonomian yang layak dan memberi keuntungan.
h) Harga produk yang mengacu pada harga yang wajar atau harga pasar.
i) Biaya produksi yaitu semua biaya dan/atau investasi yang dikeluarkan dalam rangka
produksi tanaman dan/atau hingga hasil panen sampai ke pihak pembeli.
40
j) Penghasilan dan keuntungan usaha tani yang belum ditetapkan.
6. Dari LD50 tersebut dapat digolongkan tingkat daya racun setiap pestisida tersebut,
misalnya :
a. LD50 dermal 0-50 mg/kg: tosisitas tinggi
b. LD51 dermal >50-250 mg/kg: tosisitas sedang
c. LD52 dermal >2530-1250 mg/kg: tosisitas rendah
d. LD53 dermal >1350 mg/kg : tosisitas rendah sekali
e. LD54 dermal >1240 mg/kg : tosisitas rendah sekali
7. Dalam perhitungan dosis dan konsentrasi berkaitan dengan rencana pelaksanaan aplikasi,
yang perlu diperhatikan adalah: .. Kecuali….
a. Alat perlindungan tanaman, terdiri dari: alat semprot (hands sprayer, mist blower),
alat pendebu (duster), alat suntik, dan alat infuse
b. Jenis hama, penyakit dan jenis gulma
c. Efektifitas dan presentase kandungan bahan aktif pestisida
d. Jumlah penyakit
e. Fase pertumbuhan tanaman dan keadaan cuaca.
8. Berdasarkan jenis sasarannya, maka pestisida dikelompokkan menjadi: .. Kecuali….
a. Insektisida, yaitu pestisida untuk membunuh tikus.
b. Fungisida, yaitu pestisida untuk membunuh fungi (fungitoksin) atau dapat menekan
pertumbuhan fungi (fungistatik).
c. Bakterisida, yaitu pestisida untuk membunuh bakteri.
d. Virisida yaitu bahan untuk membunuh dan atau memenghancurkan atau
menginaktifkan virus.
e. Nematisida, yaitu pestisida: untuk membunuh nematode.
9. Dalam aplikasi ada dua istilah yang paling sering dipakai dan memegang peranan penting
dalam perhitungan dan perencanaan yaitu dosis dan konsentrasi. Pengertian dosis dalam
penggunaan pestisida biasanya diartikan sebagai berikut: .. Kecuali….
a. Jumlah pestisida (liter atau kg) yang digunakan untuk mengendalikan hama/penyakit
per satuan luas tertentu dalam satu kali aplikasi atau lebih
41
b. Jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan terlebih dahulu dengan air
c. Digunakan untuk menyemprot pertanaman yang diserang hama penyakit dengan luas
tertentu dalam satu aplikasi atau lebih
d. Jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperlauan pers satuan luas atau
per satuan volume larutan tertentu.
e. Jumlah air harus lebih banyak dibandingkan dengan pestisida
10. Cara aplikasi pestisida untuk pengendalia penyakit tanaman dilakukan dengan beberapa
cara yaitu: .. Kecuali….
a. Cara sebar yaitu pemberian pestisida agar merata keseluruh areal, misalnya dengan
spraying blowering, fogging (pengasapan), serta aplikasi melalui pesawat terbang.
b. Membenamkan kedalam tanah atau menempatkan pestisida, biasanya dalam bentuk
granular.
c. Digunakan untuk menyemprot pertanaman yang diserang hama penyakit dengan luas
tertentu dalam satu aplikasi atau lebih
d. Cara penyuntikan, yaitu aplikasi pestisida yang biasanya dilakukan dengan cara
menggunakan alat aplikasi yang memungkinkan bahan aktif pestisida masuk ke dalam
tanah (sekitar perakaran) untuk tujuan melindungi perakaran dari serangan patogen
tular tanah (soil borne patogen)
e. Cara infuse, yaitu aplikasi pestisida yang dilakukan bertujuan memasukkan bahan aktif
pestisida ke dalam jaringan tanaman dengan alat bantu statis.
42
Daftar pustaka
https://ilmubudidaya.com/cara-mengatasi-penyakit-pada-tanaman-tomat/tomato-2
http://www.urbanhidroponik.com/2016/12/penyakit-busuk-buah-botrytis-dan-
pengendaliannya.html
https://bumikita.id/artikel/detail/Penyebab-Busuk-Pantat-Buah-Tomat-dan-
Pengendaliannya
https://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-
46/1422-papaya-ringspot-virus-prsv
https://123dok.com/document/8ydkv0eq-inventarisasi-jamur-jamur-patogen-citrus-
beberapa-bandar-lampung.html
http://www.biobestgroup.com/public/uploads/images/news/tomato-virus-tylcv-
003.jpg
https://peduliketahananhayatijeruk.blogspot.com/2016/10/penyakit-jeruk-kudis-
jeruk-manis.html
https://sipindo.id/article/waspadai-gempuran-musuh-mentimun-1
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/58932/HAMA-DAN-PENYAKIT-PADA-
PEPAYA-SERTA-USAHA-MENGATASINYA/
https://kambingjoynim.com/pupuk-gandasil/
https://teknologibenih.wordpress.com/2015/06/23/damping-off-atau-rebah-
kecambah/
https://jamurbiology.blogspot.com/2019/
https://mitalom.com/pupuk-dan-pemupukan/1857/cara-menyemprot-pupuk-daun-
yang-benar-supaya-efektif-dan-tanaman-subur/
https://abahtani.com/cara-menanam-cabe-rawit/
http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-pestisida.html
43
Kunci jawaban
Kunci Jawaban (tes formatif)
1. A
2. B
3. E
4. C
5. E
6. A
7. D
8. A
9. E
10. C
44