RANCANGAN
AKTUALISASI
PENGENDALIAN
HAMA TIKUS
DENGAN
PESTISIDA
NABATI UMBI
GADUNG
MELALUI
PEMBERDAYAAN
KELOMPOK
WANITA TANI
Penyusun :
YASMINIAR SAMBAYU, S.P.
Coach :
Dr. CHUSAINI MUSTAS, Drs., M.Pd
Mentor:
Ir. SUGIASTUTI, M.MA
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLVI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2021
RANCANGAN AKTUALISASI
Sikap Perilaku Bela Negara, Nilai-Nilai Dasar PNS, Peran Dan
Kedudukan PNS Dalam NKRI
“PENGENDALIAN HAMA TIKUS DENGAN
PESTISIDA NABATI UMBI GADUNG MELALUI
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI”
Disusun Oleh :
Nama : Yasminiar Sambayu, S.P.
NIP : 19910730 202012 2 018
NDH : 17
Profesi : Penyuluh Pertanian
Instansi/OPD : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLVI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Sikap Perilaku Bela Negara, Nilai-Nilai Dasar PNS, Peran Dan
Kedudukan PNS Dalam NKRI
“PENGENDALIAN HAMA TIKUS DENGAN
PESTISIDA NABATI UMBI GADUNG MELALUI
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI”
Telah disempurnakan berdasarkan masukan dari Coach, Mentor, dan Penguji pada
Seminar Rancangan Aktualisasi hari Sabtu, tanggal 21 Agustus 2021.
Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur
Coach, Madiun, 21 Agustus 2021
Mentor,
Dr. CHUSAINI MUSTAS, Drs., M.Pd Ir. SUGIASTUTI, M.MA
Widyaiswara Ahli Utama Pembina
NIP. 19580706 198603 1 028 NIP. 19671029 199311 2 002
YASMINIAR SAMBAYU i
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jl. Balongsari Tama Tandes Telp. 031-7412278 Fax. 031-7412279
Website : www.bandiklatjatim.go.id
SURABAYA (60186)
BERITA ACARA
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III ANGKATAN CXLVI, CXLVII DAN
CXLVIII TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Pada hari ini Sabtu, 21 Agustus 2021 telah dilaksanakan Presentasi
Pelaksanaan Evaluasi Rancangan Aktualisasi bagi Peserta Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III Angkatan Ke- CXLVI Tahun 2021
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Nama : YASMINIAR SAMBAYU, S.P.
NDH : 17
Judul : Pengendalian Hama Tikus Dengan Pestisida Nabati Umbi
Gadung Melalui Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditanda tangani
oleh:
Mentor Penyaji
Ir. SUGIASTUTI, M.MA YASMINIAR SAMBAYU, S.P.
NIP. 19671020 199311 2 002 NIP. 19910730 202012 2 018
Coach / Pembimbing Narasumber / Penguji
Dr. CHUSAINI MUSTAS, Drs., M.Pd Prof. Dr. V. RUDY HANDOKO, M.S
NIP. 19580706 198603 1 028 NIDN. 0722126201
YASMINIAR SAMBAYU ii
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyusun Rancangan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ini dengan lancar tanpa suatu halangan berarti.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
kegiatan dalam rangkaian pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Golongan III Tahun 2021.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dengan segala ketulusan
dan kerendahan hati, kepada:
1. Ibu Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., selaku Gubernur Jawa Timur;
2. Bapak Aries Agung Paewai, S.STP., M.M., selaku Kepala BPSDM Jawa
Timur;
3. Bapak Nurkholis, S.Sos., M.Si., selaku Kepala BKD Jawa Timur;
4. Bapak Dr. Ir. Hadi Sulistyo, M.Si, CIHCM., selaku Kepala Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Jawa Timur;
5. Ibu Ir. Sugiastuti, M.MA., selaku mentor;
6. Bapak Dr. Chusaini Mustas, Drs., M.Pd., selaku pembimbing (coach);
7. Segenap Tim Panitia Latsar CASN dari BPSDM Jatim
8. Seluruh rekan-rekan CASN peserta Latsar Golongan III Angkatan CXLVI,
terutama kelompok 2.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Rancangan Aktualisasi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca dan pemerhati guna penyempurnaan
Rancangan Aktualisasi ini ke depan. Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat untuk pembaca secara umum, dan khususnya bagi penulis.
Madiun, Agustus 2021
Yasminiar Sambayu
YASMINIAR SAMBAYU iii
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROFIL PESERTA LATSAR
GOLONGAN III ANGKATAN CXLVI
NAMA : YASMINIAR SAMBAYU, S.P.
NIP : 19910730 202012 2 018
NDH : 17
TTL : MADIUN, 30 JULI 1991
STATUS : MENIKAH
AGAMA : ISLAM
INSTANSI : DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
UPT PROTEKSI TPH PROVINSI JAWA TIMUR
JABATAN : PENYULUH PERTANIAN
PANGKAT/ GOL : IIIa / PENATA MUDA
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. 2003 LULUS SDN KELUN MADIUN
2. 2006 LULUS SMPN 13 MADIUN
3. 2009 LULUS SMAN 2 MADIUN
4. 2013 LULUS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI MINAT
MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN (GPA 3.53)
YASMINIAR SAMBAYU iv
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
BERITA ACARA.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
PROFIL PESERTA LATSAR ............................................................................. iv
GOLONGAN III ANGKATAN CXLVI .................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................2
B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI .................................................6
C. RUANG LINGKUP AKTUALISASI ............................................................8
BAB II GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI......................................................11
A. DESKRIPSI ORGANISASI......................................................................11
B. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI UNIT KERJA .............................12
C. STRUKTUR/SUSUNAN ORGANISASI...................................................12
D. URAIAN TUGAS JABATAN (PESERTA) ................................................13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................16
A. INTERNALISASI PEMBELAJARAN........................................................16
B. IDENTIFIKASI, PENETAPAN ISU, DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU 23
C. DIAGRAM ALUR KEGIATAN PEMECAHAN ISU ...................................30
D. MATRIK RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI .....................................31
E. JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI ......................................................41
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................43
YASMINIAR SAMBAYU v
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura ...........................11
Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Proteksi TPH ...........................................13
Gambar 3. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu ..........................................30
YASMINIAR SAMBAYU vi
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Implementasi Nilai Dasar ASN ..................................................21
Tabel 2. Identifikasi Isu .....................................................................................24
Tabel 3. Seleksi Isu Menggunakan Metode APKL ............................................25
Tabel 4. Seleksi Isu Menggunakan Metode USG .............................................27
Tabel 5. Penetapan Pemecahan Isu dengan Teknik Tapisan Mc Namara ......29
Tabel 6. Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi..................................................32
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................41
YASMINIAR SAMBAYU vii
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB I
PENDAHULUAN YASMINIAR SAMBAYU 1
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai pemerintah yang
telah memenuhi syarat tertentu, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. ASN memiliki fungsi
sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan fungsinya
seorang ASN harus menerapkan nilai-nilai dasar ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Dalam era
globalisasi seperti ini, ASN dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman
dan harus mampu mengembangkan diri tanpa mengesampingkan nilai-
nilai dasar tersebut.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan
pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN)
selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Selama masa percobaan 1 tahun,
CASN wajib mengikuti kegiatan Latihan Dasar (Latsar) seperti yang telah
diatur dalam PERLAN Nomor 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar calon
Aparatur Sipil Negara. Kegiatan Latsar ini memiliki tujuan untuk
memberikan pengetahuan untuk pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika ASN, pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya
organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai
pelayan masyarakat.
Kegiatan Latsar terbagi menjadi beberapa tahap kegiatan, yaitu
kegiatan distance learning, kegiatan habituasi dan kegiatan klasikal.
Dalam kegiatan distance learning, diberikan materi-materi untuk
pengembangan ASN yang meliputi materi wawasan kebangsaan, nilai-
nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN. Selanjutnya dilakukan
kegiatan habituasi yaitu kegiatan aktualisasi melalui pembiasaan diri
terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui berbagai materi
pelatihan yang dipelajari. Kegiatan habituasi dilakukan dengan tujuan agar
peserta dapat mengaktualisasikan kegiatan yang telah dirancang oleh
CASN. Dalam pelaksanaan agenda habituasi diharapkan CASN mampu
membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN yang
YASMINIAR SAMBAYU 2
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
telah disampaikan dalam Latsar sehingga terbentuk karakter ASN yang
menjiwai unsur-unsur Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
mutu dan Anti korupsi (ANEKA).
Penulis merupakan CASN Penyuluh POPT yang ditempatkan di
UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. POPT merupakan ujung
tombak di jajaran perlindungan tanaman yang ditugaskan secara penuh
untuk melaksanakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
secara professional. Tugas pokok POPT sesuai Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 46/Permentan/OT.140/10/2009 yaitu: menyiapkan
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), melaksanakan
pengendalian OPT, menganalisis dan mengevaluasi hasil pengendalian
OPT, melaksanakan bimbingan pengendalian OPT, mengelola
keanekaragaman hayati, mengembangkan metode pengendalian OPT,
melaksanakan pengamatan/pemantauan daerah sebar OPT, membuat
koleksi visualisasi dan informasi. Disamping itu, POPT juga dituntut untuk
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, mengikuti pendidikan
dan pelatihan serta melaksanakan kegiatan penunjang.
Untuk pemenuhan tugasnya sebagai pejabat fungsional, POPT
dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi pengendalian OPT
sehingga dapat tanggap dalam memberikan saran, rekomendasi ataupun
solusi terhadap permasalahan OPT yang ditemukan di unit kerjanya
masing-masing. Pejabat fungsional dapat mengikuti perkembangan
teknologi pengendalian OPT dari Balai/Pusat Penelitian, Perguruan
Tinggi, maupun melalui seminar, lokakarya, pertemuan teknis, pelatihan
serta kursus-kursus yang berhubungan dengan pengendalian OPT.
Dengan demikian POPT mampu meningkatkan kualitas data pengamatan
OPT agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil
sebuah kebijakan.
Kegiatan pertanian sudah dilakukan sejak jaman dahulu oleh
bangsa Indonesia. Tak heran jika bangsa Indonesia dijuluki sebagai
negara agraris, karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai
petani. Komoditas utama yang dibudidayakan adalah padi, hal ini
dikarenakan beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia.
Budidaya padi memerlukan beberapa aspek yang harus dipenuhi, salah
satunya adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2019, tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan, Pasal 48 ayat 1 disebutkan bahwa pelindungan
YASMINIAR SAMBAYU 3
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tanaman dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta
penanganan dampak perubahan iklim. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman dengan prinsip pengendalian hama dan penyakit terpadu, yaitu
1) budidaya tanaman sehat 2) pengamatan rutin 3) pemanfaatan musuh
alami 4) petani sebagai ahli PHT (Balitsa, 2015). Pengendalian hama dan
penyakit tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
pengendalian fisik, pengendalian mekanis, pengendalian hayati, dan
pengendalian kimia. Namun dewasa ini, petani lebih sering menggunakan
cara pengendalian dengan pengendalian kimia (penggunaan pestisida
kimia) daripada menerapkan jenis pengendalian lainnya. Penggunaan
pestisida sintetik untuk mengendalikan hama merupakan cara yang
populer karena sifat kerjanya yang cepat dan efektifitasnya tinggi. Namun
cara ini dapat menimbulkan berbagai masalah bagi lingkungan dan
manusia (Untung, 2006). Dampak negatif pestisida kimia antara lain 1)
menimbulkan resistensi hama dan penyakit tanaman, 2) menurunkan
populasi hewan lain non-target, 3) menimbulkan keracunan pada hewan
ternak dan manusia, 4) tidak terdegradasi di lingkungan sehingga
residunya akan terdistribusi melalui rantai makanan. Selain itu, residu
pestisida kimia juga dapat menurunkan mutu produk hasil pertanian
(Khairia, 2009).
Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman khususnya padi adalah dengan
penggunaan pestisida nabati. Bahan dasar pestisida nabati bersifat
mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif
aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah
hilang. Sebagian besar senyawa organik segera mengalami pemecahan
bila terpapar panas, oksigen dan sinar matahari serta dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (Suprapta, 2005).
Tikus merupakan salah satu hama utama tanaman padi yang dapat
mengakibatkan kerusakan mutlak bagi tanaman dan memiliki tingkat
serangan puso tertinggi. Luas serangan tikus sawah di Indonesia
mencapai 66.087 ha/tahun dengan 1.852 ha diantaranya mengalami puso
(Pusdatin, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Proteksi TPH
Jawa Timur, selama musim tanam tahun 2021 ini sudah tercatat serangan
hama tikus seluas 7.659,95 ha pada lahan sawah di Provinsi Jawa Timur.
Seluas 134,68 ha lahan sawah yang terkena serangan hama tikus berada
di Kabupaten Madiun. Di wilayah pengamatan Kecamatan Wonoasri
YASMINIAR SAMBAYU 4
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Kabupaten Madiun, tikus menjadi hama endemis yang selalu
mengakibatkan kerusakan pada tanaman padi baik pada fase vegetative
maupun fase generative di setiap musim tanam. Wilayah pengamatan
Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun memiliki luas baku sawah
seluas 1441 Ha yang ditanami padi dengan indeks pertanaman 3 kali
dalam setahun. Hasil penelitian Sudarmaji dan Herawati (2017)
menunjukkan bahwa populasi tikus sawah pada pertanaman padi yang
ditanam dengan indeks pertanaman 3 kali dalam setahun cenderung
mengalami peningkatan pada setiap musim tanamnya. Hal ini karena
peningkatan indeks pertanaman padi secara tidak langsung
menyebabkan terbentuknya kondisi lingkungan yang menguntungkan
bagi tikus, yaitu tersedianya sumber makanan yang melimpah, sehingga
sangat mendukung proses perkembangbiakannya.
Berdasarkan data luas pengendalian hama dan penyakit tanaman
padi UPT Proteksi TPH Jatim, pada musim tanam tahun 2021 sudah
dilakukan pengendalian hama tikus dengan pengendalian kimia seluas
14.565,88 ha lahan sawah di seluruh kota/kab di provinsi Jawa Timur.
Jenis pengendalian kimia ini menjadi primadona setiap petani, begitupun
petani di Kecamatan Wonoasri. Bahkan petani di Kecamatan Wonoasri
juga menerapkan pengendalian mekanis dengan penggunaan kawat
beraliran listrik sebagai upaya pengendalian hama tikus di lahan sawah
mereka. Hal ini tentunya sangat berbahaya dan dapat mengancam
keselamatan masyarakat, khususnya petani itu sendiri. Sudah terdapat
beberapa kasus kematian di sekitar wilayah pengamatan akibat terkena
sengatan listrik di sawah. Oleh karena itu, penggunaan pestisida nabati
dapat menjadi salah satu alternatif dalam pengendalian hama tikus.
Pestisida nabati dapat mengendalikan tikus namun bersifat ramah
lingkungan dan relatif aman dari segi kesehatan (Ruskin et al, 1992)
Penggunaan tanaman Gadung (Dioscorea hispida L) dapat
menjadi sebuah alternatif bahan pembuatan pestisida nabati. Tanaman ini
memiliki kandungan racun yang dapat menimbulkan gangguan
metabolisme (anti makan, keracunan), yaitu jenis racun dioscorin (racun
penyebab kejang), diosgenin (antifertilitas) dan dioscin yang dapat
menyebabkan gangguan syaraf, sehingga ketika dimakan akan
menyebabkan rasa pusing dan muntah-muntah. Penggunaan pestisida
nabati umbi gadung selain ramah lingkungan juga sulit untuk
menimbulkan resistensi pada tikus (Koswara, 2012). Tanaman gadung
YASMINIAR SAMBAYU 5
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dapat digunakan sebagai umpan beracun yang dapat mematikan dan
mensterilkan tikus betina sehingga dapat mengurangi jumlah populasi
tikus.
Kendala yang dialami dalam pengembangan produksi pestisida
nabati umbi gadung ini adalah proses pembuatan yang memakan waktu
sehingga petani cenderung malas untuk melakukannya dan memilih hal
yang praktis seperti penggunaan pestisida kimia sehingga diperlukan
peran dari Kelompok Wanita Tani dalam mendukung pembuatan pestisida
nabati dan nantinya dapat menjadi produsen pestisida nabati untuk
menyokong ketersediaan pestisida nabati yang dapat dimanfaatkan
langsung oleh para petani di lapang. Selain itu belum ada standarisasi
dalam pembuatan pestisida nabati sehingga diperlukan pedoman dalam
proses pembuatannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat isu
dalam rancangan aktualisasi dengan judul “Pengendalian Hama Tikus
Dengan Pestisida Nabati Umbi Gadung Melalui Pemberdayaan
Kelompok Wanita Tani”. Dengan pembuatan pestisida nabati umbi
gadung melalui pemberdayaan kelompok wanita tani diharapkan dapat
mengurangi serangan hama tikus di Kecamatan Wonoasri Kabupaten
Madiun dan meningkatkan peran kelompok Wanita tani dalam usaha
pembangunan pertanian serta diharapkan petani dapat menerapkan
pengendalian ramah lingkungan sehingga dapat terbentuk sistem
pertanian yang berkelanjutan sesuai dalam Undang-undang Nomor 22
Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan.
B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI
B.1 Tujuan
Berdasarkan isu permasalahan yang ditemukan, tujuan yang dapat
dicapai dari penerapan rancangan aktualisasi ini adalah :
Tujuan jangka pendek :
• Terimplementasi nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dalam setiap kegiatannya sehingga terbentuk ASN yang
profesional dan berkarakter
• Terlaksananya kegiatan pengenalan pestisida nabati umbi gadung
sebagai alternatif pengendalian hama tikus
YASMINIAR SAMBAYU 6
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Terwujudnya peran kelompok wanita tani dalam pembuatan
pestisida nabati
• Terwujudnya pengendalian OPT ramah lingkungan
Tujuan jangka menengah dan jangka panjang:
• Terciptanya pertanian yang berkelanjutan
• Terwujudnya peran aktif Kelompok Wanita Tani sebagai produsen
pestisida nabati
B.2 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini
dapat dilihat dari tiga sisi yaitu secara individu, internal, dan eksternal,
seperti berikut :
1. Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh bagi penulis adalah dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) dalam setiap kegiatannya sehingga terbentuk ASN yang
profesional dan berkarakter.
2. Bagi Instansi (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan - UPT
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura)
Manfaat yang diperoleh bagi instansi adalah tercapainya visi UPT
yaitu Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang
Mantap, Aman dan Berkelanjutan dan misi UPT yaitu meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petani tentang
Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu.
3. Bagi petani
Manfaat yang diperoleh bagi petani adalah :
a. Petani dapat terhindar dari berbagai dampak buruk akibat
pengendalian kimia dan pengendalian lain yang membahayakan
keselamatan.
b. Terciptanya lingkungan pertanian yang aman, produktif dan
berkelanjutan sehingga dapat memberikan hasil produksi yang
lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan petani.
4. Bagi kelompok wanita tani
YASMINIAR SAMBAYU 7
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Manfaat yang diperoleh bagi kelompok wanita tani adalah dapat
meningkatkan produktifitas diri dan mendapatkan sumber
penghasilan lain dari hasil pembuatan pestisida nabati.
5. Bagi masyarakat
Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat adalah dapat terhindar dari
bahaya residu kimia pada hasil produksi tanaman padi.
C. RUANG LINGKUP AKTUALISASI
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam rancangan aktualisasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Internalisasi pembelajaran nilai-nilai sikap perilaku bela negara, nilai-
nilai dasar profesi ASN (ANEKA) yaitu, akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi, serta nilai-nilai fungsi dan
peran ASN NKRI yaitu Whole of Government (WoG), Manajemen ASN
dan Pelayanan Publik
2. Rancangan aktualisasi ini dilaksanakan di wilayah kerja Kecamatan
Wonoasri Kabupaten Madiun, dengan kegiatan pengenalan pestisida
nabati dari gadung untuk pengendalian hama tikus. Kegiatan
pengenalan dilaksanakan dengan melibatkan satu kelompok wanita
tani dan satu kelompok tani padi di Kecamatan Wonoasri Kabupaten
Madiun.
3. Waktu pelaksanaan aktualisasi dibatasi mulai dari tanggal 22 Agustus
sampai 26 September 2021
4. Kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan mentor, coach dan
rekan kerja
b. Melakukan survei lahan untuk mengetahui keadaan serangan
hama tikus
c. Mengumpulkan dan menyusun bahan edukasi berupa leaflet yang
akan digunakan dalam pengenalan pestisida nabati umbi gadung
kepada kelompok wanita tani dan kelompok tani
d. Melakukan kegiatan pengenalan pestisida nabati umbi gadung
kepada kelompok wanita tani dan kelompok tani
e. Melakukan demo pembuatan pestisida nabati umbi gadung
f. Melakukan pembuatan pestisida nabati umbi gadung oleh KWT
YASMINIAR SAMBAYU 8
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
g. Melakukan aplikasi penggunaan pestisida nabati umbi gadung oleh
petani
h. Monitoring dan evaluasi
i. Penyusunan laporan aktualisasi.
YASMINIAR SAMBAYU 9
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/
INSTITUSI YASMINIAR SAMBAYU
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
10
BAB II GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT Proteksi
TPH) merupakan unit pelaksana teknis di bawah naungan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. UPT Proteksi
TPH bertugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang
pengamatan, peramalan, serta penerapan teknik pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). UPT Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura memiliki fasilitas dan pelayanan yang dimiliki,
yaitu Laboratorium Pengujian Pestisida dan Pupuk dan Laboratorium
Agens Hayati. Selain itu, UPT Proteksi TPH juga memiliki kantor
perwakilan atau wilayah kerja yang tersebar di 7 wilayah di Jawa Timur. 7
Wilker tersrbut yaitu : Wilker Madiun, Wilker Pasuruan, Wilker
Tulungagung, Wilker Pamekasan, Wilker Jember, Wilker Mojokerto dan
Wilker Bojonegoro. UPT Proteksi TPH juga mempublikasikan artikel dan
hasil inovasi yang berkaitan dengan pengendalian OPT.
Gambar 1. UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
(sumber: Google)
UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki visi dan
misi, visi dan misi tersebut yaitu :
Visi : Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang
Mantap, Aman dan Berkelanjutan
YASMINIAR SAMBAYU 11
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Misi :
1. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petani
tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu
2. Menekan Resiko kehilangan hasil akibat serangan OPT dan DPI
3. Meminimalisir resiko dari dampak penggunaan sarana perlindungan
4. Menerapkan pengelolaan agroekosistem yang berwawasan
lingkungan dengan strategi MTS
B. KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI UNIT KERJA
Tugas pokok UPT Proteksi TPH ialah melaksanakan sebagian tugas dinas
di bidang pengamatan, peramalan, serta penerapan teknik pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan, ketatausahaan, dan pelayanan
masyarakat. Tugas pokok atau tujuan instansi UPT Proteksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura :
1. Meminimalisir kerugian hasil pertanian yang diakibatkan serangan
OPT dan DPI
2. Meminimalisir residu pestisida pada produk pertanian
3. Meningkatkan produksi secara kontinu, kuantitas dan kualitas serta
mampu berdaya saing
4. Mensosialisasikan bahan pengendali OPT ramah lingkungan spesifik
lokasi
C. STRUKTUR/SUSUNAN ORGANISASI
Struktur/susunan organisasi di UPT Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura (UPT PTPH) mengacu kepada Pergub Nomor 61 Tahun 2018
tanggal 10 Juli 2018, tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Struktur/susunan organisasi
UPT Proteksi TPH terdiri atas:
1. Kepala UPT
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Kepala Seksi Pelayanan Teknis
Jabatan teknis di UPT PTPH terdiri atas:
YASMINIAR SAMBAYU 12
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Penyuluh
2. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)
3. Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)
GUBERNUR JAWA TIMUR
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN KP
KEPALA UPT PROTEKSI TPH
KEPALA SEKSI PELAYANAN TEKNIS KEPALA SUB BAG
KETATAUSAHAAN
FUNGSIONAL :
▪ Penyuluh
▪ POPT
▪ PMHP
Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Proteksi TPH
D. URAIAN TUGAS JABATAN (PESERTA)
Tugas jabatan yang kami emban saat ini ialah sebagai penyuluh
pertanian POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) yang
ditugaskan di UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Jawa Timur. Tugas Pokok dan Fungsi sebagai Penyuluh POPT yaitu :
Tugas : Persiapan penyuluhan, Pelaksanaan penyuluhan,
Merencanakan, Mengembangkan, Mengevaluasi, Membimbing dan
Melaporkan Penyuluhan, Pengamatan, Analisis,Peramalan dan
Pengendalian OPT serta Melakukan Pengawasan Peredaran dan
Penggunaan Pupuk Bersubsidi serta Bahan Pengendali OPT.
Fungsi :
1. Penyuluh sebagai inisiator yang senantiasa selalu memberikan
gagasan/ide-ide baru.
2. Penyuluh sebagai fasilitator yang senantiasa memberikan jalan
keluar/ kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh, maupun
fasilitas dalam memajukan usahataninya.
YASMINIAR SAMBAYU 13
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Penyuluh sebagai motivator penyuluh senantiasa membuat petani
tahu, mau dan mampu.
4. Penyuluh sebagai penghubung
a. Penghubung dengan pemerintah, dalam hal ini :
• Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai
contoh dalam bentuk programa penyuluhan pertanian)
• Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-
peraturan yang menyangkut kebijakan dan peraturan bidang
pertanian.
b. Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa
membawa inovasi baru hasil-hasil penelitian untuk dapat
memajukan usaha tani.
5. Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa
mengajar, melatih petani sebagai orang dewasa.
6. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator yang selalu
menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani agar mampu
berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar, wahana kerjasama dan
sebagai unit produksi.
7. Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu
menganalisa masalah, sebab yang ada di usahatani dan di keluarga
tani mampu menganalisa kebutuhan petani yang selanjutnya
8. Penyuluh sebagai agen perubahan penyuluh senantiasa harus dapat
mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah
kemajuan
YASMINIAR SAMBAYU 14
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB III
RENCANA AKTUALISASI
YASMINIAR SAMBAYU 15
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. INTERNALISASI PEMBELAJARAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai Pemerintah yang menjadi
cerminan bagi masyarakat luas. Seorang ASN wajib memiliki sikap-sikap
tertentu yang tercantum dalam pembelajaran saat melakukan latihan dasar
(Latsar) CASN. Hal-hal yang perlu dipelajari dan wajib untuk
diimplementasikan terangkum dalam rangkuman sebagai berikut :
1. Sikap Perilaku Bela Negara
a. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegarayang dilandasi
oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional yang
bersumber pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal
Ika guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan
negara demi mencapai masyarakat yag aman, adil, makmur dan
sejahtera. Dalam wawasan kebangsaan ini terdapat 4 konsensus
dasar, yaitu :
1. Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara ini pertama kali disampaikan di
sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Seorang ASN harus benar-
benar memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila, karena ASN bertindak sebagai
contoh bagi masyarakat luas.
2. UUD 1945
UUD 1945 berperan sebagai dasar hukum yang ada di Indonesia.
Semua hukum yang berlaku di Indonesia harus mengacu pada
UUD 1945 agar tidak mengalami pergeseran.
3. NKRI
Tujuan dari NKRI tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang ASN, maka wajib hukumnya untuk memiliki tujuan
yang sama dengan NKRI dan berperan aktif dalam usaha untuk
mewujudkannya.
4. Bhineka Tunggal Ika
Pada tanggal 28 Oktober 1951, Bhineka Tunggal Ika ditetapkan
mejadi semboyan dalam lambang NKRI Garuda Pancasila.
YASMINIAR SAMBAYU 16
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang berperan dalam
usaha perekatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam wawasan kebangsaan juga terdapat sejarah pergerakan
Indonesia, yang bermula dari pendirian organisasi Budi Utomo pada
tahun 1908. Organisasi ini menginisiasi terbentuknya Sumpah
Pemuda tahun 1928 hingga pembentukn BPUPKI dan PPKI pada
tahun1945 yang akhirnya dapat mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Terdapat empat simbol negara yang menjadi cerminan kedaulatan
negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan
menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Keempat simbol itu
ialah Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang
Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan
atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol
atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara
Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun
serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Seorang ASN harus memiliki wawasan kebangsaan yang baik karena
ASN merupakan salah satu pilar yang menjalankan pemerintahan
sehingga harus berwawasan kebangsaan demi mencapai tujuan
berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan dapat memberikan
peranan dalam semangat melakukan bela negara. Adapun bela
negara merupakan sikap, perilaku, serta tindakan warga negara dalam
menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalm menjamin kelangsungan
hidup negara dari berbagai ancaman, baik ancaman internal maupun
ancaman eksternal.
b. Analisis Isu Kontemporer
Sebagai seorang ASN, sangat penting untuk memahami isu-isu
strategis kontemporer yang ada, khususnya yang terjadi di negara
Indonesia. ASN dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
YASMINIAR SAMBAYU 17
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Isu-isu yang
menjadi isu kontemporer yang terjadi di negara ini antara lain bahaya
paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,
money laundry, korupsi, proxy war. Dengan memahami isu-isu
strategis ini, seorang ASN diharapkan dapat mencegah agar tidak
melakukan tindakan yang dapat menyebabkan permasalahan seperti
yang ada pada isu terkait, tapi juga dapat membantu memberikan
solusi atau pemecahan masalah yang terjadi. Sehingga hal ini
menjadikan seorang ASN harus mampu membenahi diri dengan
segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia). Modal
insani manusia adalah sebagai berikut :
1. Modal intelektual, adalah perangkat yang diperlukan untuk
menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui
pengembangan SDMnya. Manusia memiliki sifat dasar curiosity,
proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola
setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.
Penerapannya dalam dunia birokrasi/pemerintahan adalah, hanya
pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus
menambah pengetahuannya yang dapat beradaptasi dengan
kondisi perubahan lingkungan strategis.
2. Modal emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan
kesuksesan ASN dalam melaksanakan tugas, kemampuan dalam
mengelola emosi tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
3. Model sosial
Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan
kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung
kesuksesan, khususnya kesuksesan sebagai ASN sebagai pelayan
masyarakat.
4. Modal ketabahan
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi
birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung,
Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.
5. Modal etika/moral
YASMINIAR SAMBAYU 18
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam
tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah
kemampuan membedakan benar dan salahEmpat komponen
modal moral/etika yakni: 1. Integritas (integrity), 2. Bertanggung-
jawab (responsibility), 3. Penyayang (compassionate), dan 4.
Pemaaf (forgiveness)
6. Modal Kesehatan fisik/jasmani
Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak
muncul dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah
bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan berpikir
secara produktif.
c. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan hal yang paling utama
diperlukan dalam kegiatan aksi bela negara. Kesiapsiagaan Bela
Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun
1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Konsep bela negara dalam arti luas yang
dijabarkan oleh Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) melalui 6
nilai dasar bela negara, yaitu:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan
makmur.
2. Nilai-Nilai Dasar ASN
Terdapat 5 nilai dasar ASN yang wajib untuk dimiliki seorang ASN, nilai-nilai
dasar tersebut adalah :
YASMINIAR SAMBAYU 19
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik antara lain, mampu mengambil
pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan ASN dalam politik praktis; memperlakukan warga secara
sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik; dan menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap cinta terhadap bangsa dan negara.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap Pegawai Negeri Sipil.
Sikap nasionalisme dapat ditinjukkan dengan jalan mengamalkan setiap
sila dari Pancasila di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar, norma yang
menentukan baik buruk, benar salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan komitmen untuk menampilkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada customer sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Peran
seorang Pegawai Negeri Sipil salah satunya adalah bagaimana
memberikan perbaikan mutu layanan dan organisasi.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin Corruptio dan Corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dapat dikatakan korupsi adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian negara
namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya
bersifat jangka pendek namun bersifat jangka panjang
YASMINIAR SAMBAYU 20
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Contoh implementasi nilai dasar ASN adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel Implementasi Nilai Dasar ASN
Nilai Dasar ASN Contoh Implementasi
Akuntabilitas Tangungjawab, jujur, kejelasan target, netral,
mendahulukan kepentingan publik, adil,
Nasionalisme transparan, konsisten, partisipatif
Sila 1: Religius, toleran, etos kerja, transparan,
Etika Publik amanah
Komitmen Mutu Sila 2: Berempati, humanis, tenggang rasa,
Anti Korupsi persamaan derajat, saling menghormati, tidak
diskriminatif
Sila 3: Cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik,
gotong royong
Sila 4: Musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargaipendapat, bijaksana
Sila 5: Bersikap adil, tolong menolong, kerja keras,
sederhana
Jujur, berintegritas, bertanggungjawab, cermat,
disiplin, hormat, sopan santun, taat pada
peraturan, taat perintah, menjaga rahasia
Efektivitas, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu,
kualitas terjaga, profesional
Disiplin, jujur, tanggungjawab, kerja keras,
sederhana, mandiri, adil, berani, peduli
4. Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan akan tersedia sumber daya ASN yang unggul dan
selaras dengan perkembangan jaman. Hal-hal yang tercakup dalam
manajemen ASN sesuai dengan UU ASN adalah mengenai pengelolaan
ASN untuk menghasilkan ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
YASMINIAR SAMBAYU 21
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah
kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya
manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan,
penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian, dan
penghargaan. Manajemen ASN meliputi: penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola
karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari
tua, dan perlindungan.
b. Pelayanan Publik
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan
sebagai berikut:
1) Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
2) Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan
jual beli barang dan jasa
3) Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang
dalam hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan
suatu gangguan kesehatan tertentu
4) Publik berarti orang banyak (umum)
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum, kepastian hukum,
kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan,
partisipatif, persamaan perlakuan tidak diskriminatif, keterbukaan,
akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
c. Whole of Government
Whole Of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
YASMINIAR SAMBAYU 22
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
1. Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan
bisa meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat
kepemilikan, atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, ijin trayek, ijin usaha, akta, kartu tanda
penduduk, sertifikat tanah, dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam
jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau
kantor SAMSAT.
2. Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan,
perhubungan, dan lainnya.
3. Pelayanan Barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon,
listrik, air bersih, dan seterusnya.
4. Pelayanan Regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.
B. IDENTIFIKASI, PENETAPAN ISU, DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul
pada instansi kerja penulis, yaitu UPT Proteksi TPH Wilker Madiun. Isu dapat
muncul dari berbagai sumber, yaitu: 1) Hasil observasi dan pengalaman
penulis selama kurang lebih 7 bulan ditugaskan, 2) Tugas pokok dan fungsi
penulis sebagai penyuluh POPT, dan 3) Sasaran kinerja pegawai.
Berdasarkan keadaan yang ada di lapangan selama melaksanakan tugas
sebagai penyuluh POPT, terdapat beberapa isu atau permasalahan yang
memerlukan penyelesaian. Isu-isu tersebut antara lain:
YASMINIAR SAMBAYU 23
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel 2. Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi Yang
Diharapkan
1. Rendahnya Petani tidak Petani menerapkan
pengetahuan dan menerapkan pengendalian hama
kesadaran petani pengendalian hama dan penyakit
dalam melakukan dan penyakit tanaman terpadu
pengendalian hama tanaman terpadu dan ramah
dan penyakit tanaman lingkungan
secara terpadu
2. Penurunan kualitas Kualitas sifat fisik, Petani melakukan
fisik, kimia dan biologi kimia dan biologi pemupukan
tanah atau degradasi tanah menurun berimbang
lahan akibat seiring berjalannya sehingga kualitas
penggunaan pupuk waktu, pemupukan fisik, kimia dan
kimia berlebih dan dilakukan tanpa biologi dapat
tidak berimbang perhitungan terjaga
3. Banyak petani yang Petani menggunakan Petani
tidak menggunakan benih dari hasil menggunakan
benih bersertifikat panen sebelumnya benih padi
resmi dari Balai Benih sehingga dapat bersertifikat
Induk atau produsen menyebabkan
benih resmi dan penurunan produksi
cenderung tanaman
menggunakan benih
hasil panen
sebelumnya serta
melakukan
penanaman dengan
pencampuran varietas
4. Pengolahan tanah Petani langsung Petani melakukan
sebelum tanam melakukan pengolahan tanah
dilakukan dengan pengolahan tanah dengan
waktu yang singkat setelah panen tanpa mempertimbangkan
dan tidak menunggu proses proses dekomposisi
memperhatikan
YASMINIAR SAMBAYU 24
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No. Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi Yang
Diharapkan
keadaan dekomposisi dekomposisi bahan bahan organik
bahan organik yang organik secara alami secara alami
ada di lahan.
5. Penggunaan bahan Petani menggunakan Petani
kimia dan alat bahan kimia dan menggunakan
pengendali yang tidak kawat beraliran listrik bahan alami yang
lazim untuk untuk pengendalian ramah lingkungan
pengendalian hama hama tikus sebagai alternatif
tikus di lahan, seperti pengendalian hama
penggunaan solar dan tikus
kawat beraliran listrik
yang membahayakan
keselamatan
masyarakat,
khususnya petani.
Isu-isu tersebut kemudian dianalisa dengan metode analisa APKL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) dengan skala penskoran 1-5
sesuai skala linkert untuk mengetahui isu yang dominan.
Tabel 3. Seleksi Isu Menggunakan Metode APKL
No Isu A P K L Total Rangking
1. Rendahnya pengetahuan dan 4 4 4 5 17 II
kesadaran petani dalam melakukan
pengendalian hama dan penyakit
tanaman secara terpadu
2. Penurunan kualitas fisik, kimia dan 4 4 3 4 15 III
biologi tanah atau degradasi lahan 10 V
akibat penggunaan pupuk kimia
berlebih dan tidak berimbang
3. Banyak petani yang tidak menggunakan 3 2 2 3
benih bersertifikat resmi dari Balai Benih
Induk atau produsen benih resmi dan
cenderung menggunakan benih hasil
panen sebelumnya serta melakukan
YASMINIAR SAMBAYU 25
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No Isu A P K L Total Rangking
penanaman dengan pencampuran
varietas
4. Pengolahan tanah sebelum tanam 3 3 2 3 11 IV
dilakukan dengan waktu yang singkat
dan tidak memperhatikan keadaan
dekomposisi bahan organic yang ada di
lahan.
5. Penggunaan bahan kimia dan alat 5 4 5 5 19 I
pengendali yang tidak lazim untuk
pengendalian hama tikus di lahan,
seperti penggunaan solar dan kawat
beraliran listrik yang membahayakan
keselamatan masyarakat, khususnya
petani.
Kriteria penetapan kategori:
Aktual
5 : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
4 : benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaraan
3 : benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
2 : benar-benar sering terjadi
1 : pernah benar-benar terjadi
Problematik
5 : masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
4 : masalah kompleks
3 : masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dibicarakan solusi
2 : masalah kurang kompleks
1 : masalah sederhana
Khalayak
5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak
3 : Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
YASMINIAR SAMBAYU 26
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Layak (Kelayakan)
5 : Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya
4 : Masuk akal dan realistis,
3 : Cukup masuk akal dan realistis,
2 : Realistis
1 : Masuk akal
Setelah dilakukan penetapan masalah dengan menggunakan teknik APKL,
kemudian 3 masalah utama dipertimbangkan kembali untuk dijadikan masalah
prioritas atau masalah utama. Ketiga masalah tersebut kembali diidentifikasi
dengan menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness dan Growth) dengan
skala penskoran 1-5 sesuai skala linkert.
Tabel 4. Seleksi Isu Menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total Ranking
1. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran 4 4 4 12 II
petani dalam melakukan pengendalian
hama dan penyakit tanaman secara
terpadu
2. Penurunan kualitas fisik, kimia dan 4 3 3 10 III
biologi tanah atau degradasi lahan akibat
penggunaan pupuk kimia berlebih dan
tidak berimbang
3. Penggunaan bahan kimia dan alat 5 5 5 15 I
pengendali yang tidak lazim untuk
pengendalian hama tikus di lahan,
seperti penggunaan solar dan kawat
beraliran listrik yang membahayakan
keselamatan masyarakat, khususnya
petani.
Adapun kriteria penetapan indicator USG, yaitu :
Urgency :
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
YASMINIAR SAMBAYU 27
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4 : penting
5 : sangat penting
Seriousness :
1 : akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 : akibat yang ditimbulkan serius
5 : akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth :
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4 : berkembang
5 : sangat berkembang
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisa APKL dan USG maka
diperoleh isu utama (core issue) yaitu Penggunaan bahan kimia dan alat
pengendali yang tidak lazim untuk pengendalian hama tikus di lahan,
seperti penggunaan solar dan kawat beraliran listrik yang membahayakan
keselamatan masyarakat, khususnya petani. Jika isu tersebut tidak segera
ditangani maka akan berdampak pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penggunaan kawat beraliran listrik untuk pengendalian hama tikus dapat
membahayakan keselamatan jiwa masyarakat, khususnya petani.
2. Terjadi resistensi atau kekebalan hama dan penyakit tanaman sehingga
dapat menimbulkan peningkatan populasi hama maupun intensitas serangan
OPT apabila diaplikasikan secara terus menerus dengan peningkatan dosis
3. Penggunaan bahan kimia yang berbahaya dapat membawa dampak buruk
bagi kesehatan petani yang mengaplikasikan pestisida kimia tersebut apabila
pengaplikasian dilakukan tanpa menggunakan APD lengkap dan dilakukan
secara terus-menerus.
Untuk menentukan alternatif solusi dalam memecahkan masalah maka
digunakan teknik tapisan Mc Namara, yaitu dengan melakukan penilaian
berdasarkan tingkat efektifitas, efisiensi serta kemudahan. Berikut adalah
penetapan pemecahan isu berdasarkan isu yang telah ditentukan sebelumnya.
YASMINIAR SAMBAYU 28
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel 5. Penetapan Pemecahan Isu dengan Teknik Tapisan Mc Namara
No. Alternatif Solusi Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Ket
I
1. Pembuatan pestisida 4 3 4 11
II
nabati sebagai alternatif
pengendalian hama
tikus
2. Melakukan sistem rotasi 3 3 49
tanaman
Alternatif solusi yang terpilih adalah pembuatan pestisida nabati sebagai
alternatif pengendalian hama tikus. Untuk dapat mewujudkan solusi tersebut,
maka dibutuhkan beberapa rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan aktualisasi
nilai-nilai dasar di tempat kerja. Rangkaian kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan mentor, coach dan rekan kerja
b. Melakukan survei lahan untuk mengetahui keadaan serangan hama tikus
c. Mengumpulkan dan menyusun bahan edukasi berupa leaflet yang akan
digunakan dalam pengenalan pestisida nabati umbi gadung kepada
kelompok wanita tani dan kelompok tani
d. Melakukan kegiatan pengenalan pestisida nabati umbi gadung kepada
kelompok wanita tani dan kelompok tani
e. Melakukan demo pembuatan pestisida nabati umbi gadung
f. Melakukan pembuatan pestisida nabati umbi gadung oleh KWT
g. Melakukan aplikasi penggunaan pestisida nabati umbi gadung
h. Monitoring dan evaluasi
i. Penyusunan laporan aktualisasi.
YASMINIAR SAMBAYU 29
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
C. DIAGRAM ALUR KEGIATAN PEMECAHAN ISU
D. [Rebut perhatian pembaca AndIasudengan kutipan yang menarik dari dokumen atau
Penggunaan bahan kimgiuandaaknanalaartepaeinngi eunndtualki ymaenngetkidaankkalanzhimalupnetnutkinpge.nUgnetnudkamliaennheammpaattkikaunskdoitlakhatenk, sseperti
penggunaan solar dan kinaiwdai tmbaenraalisraajna lpisatrdika yhaanlagmmaenm, cbuakhuapydakeanngaknesmeelanmaraitkannyam.]asyarakat, khususnya petani.
Gagasan Pemecahan Masalah
Pengendalian Hama Tikus Dengan Pestisida Nabati Umbi Gadung Melalui
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
Tupoksi sesuai SKP Inovasi Rangkaian Kegiatan Aktualisasi
a) Melakukan bimbingan kepada Pembuatan a. Melakukan koordinasi dan
petani perserorangan pesnab umbi
gadung untuk konsultasi dengan mentor,
b) Melakukan bimbingan kepada pengendalian
kelompok tani hama tikus coach dan rekan kerja
c) Menyusun brosur/booklet sebagai melalui b. Melakukan survei lahan untuk
media penyuluhan pertanian pemberdayaan
mengetahui keadaan
wanita tani
serangan hama tikus
c. Mengumpulkan dan menyusun
bahan edukasi berupa leaflet
yang akan digunakan dalam
pengenalan pestisida nabati
umbi gadung kepada
kelompok wanita tani dan
kelompok tani
d. Melakukan kegiatan
pengenalan pestisida nabati
umbi gadung kepada
kelompok wanita tani dan
kelompok tani
e. Melakukan demo pembuatan
pestisida nabati umbi gadung
f. Melakukan pembuatan
pestisida nabati umbi gadung
oleh KWT
g. Melakukan aplikasi
penggunaan pestisida nabati
umbi gadung oleh petani
h. Monitoring dan evaluasi
i. Penyusunan laporan
aktualisasi.
Goals
Tercapainya pengendalian hama
tikus yang ramah lingkungan
dengan pestisida nabati melalui
pemberdayaan kelompok wanita
tani
Gambar 3. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu
YASMINIAR SAMBAYU 30
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. MATRIK RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
Nama : Yasminiar Sambayu, S.P.
Unit Kerja : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur – UPT Proteksi TPH Wilker Madiun
Identifikasi Isu : 1. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran
petani dalam melakukan pengendalian hama
dan penyakit tanaman secara terpadu
2. Penurunan kualitas fisik, kimia dan biologi
tanah atau degradasi lahan akibat penggunaan
pupuk kimia berlebih dan tidak berimbang
3. Banyak petani yang tidak menggunakan benih
bersertifikat resmi dari Balai Benih Induk atau
produsen benih resmi dan cenderung
menggunakan benih hasil panen sebelumnya
serta melakukan penanaman dengan
pencampuran varietas
4. Pengolahan tanah sebelum tanam dilakukan
dengan waktu yang singkat dan tidak
memperhatikan keadaan dekomposisi bahan
organik yang ada di lahan.
5. Penggunaan bahan kimia dan alat pengendali
yang tidak lazim untuk pengendalian hama
tikus di lahan, seperti penggunaan solar dan
kawat beraliran listrik yang membahayakan
keselamatan masyarakat, khususnya petani.
Isu Yang Diangkat : Penggunaan bahan kimia dan alat pengendali
yang tidak lazim untuk pengendalian hama tikus di
lahan, seperti penggunaan solar dan kawat
beraliran listrik yang membahayakan keselamatan
masyarakat, khususnya petani
Gagasan Pemecahan Isu : Pengendalian Hama Tikus Dengan Pestisida
Nabati Umbi Gadung Melalui Pemberdayaan
Kelompok Wanita Tani
YASMINIAR SAMBAYU 31
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel 6. Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
(1) (2) (3)
1. Melakukan koordinasi
1. Koordinasi dan 1.
dan konsultasi dengan
mentor, coach dan rekan konsultasi dengan
kerja mengenai
rancangan aktualisasi mentor dan coach
yang akan dilakukan
terkait rangkaian
kegiatan aktualisasi 2.
2. Berdiskusi dengan
rekan kerja terkait 3.
gagasan yang akan
digunakan dalam
memecahkan isu yang
akan diangkat
2. Melakukan survei lahan 1. Melakukan 1.
untuk mengetahui pengamatan keadaan
keadaan serangan hama serangan hama tikus
tikus
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi- Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
(4) (5) (6) (7)
Persetujuan Akuntabilitas Berkontribusi dalam Integritas dan
Mentor dan coach (tanggung jawab) Visi Organisasi yaitu tanggung jawab
tentang “Terwujudnya
rancangan Nasionalisme Produksi Tanaman
Notulensi hasil (menghargai orang Pangan dan
diskusi lain) Hortikultura yang
Persamaan mantap, aman, dan
Etika Publik (jujur, berkelanjutan”
persepsi dengan sopan santun, dan
berintegritas)
rekan kerja
mengenai
rancangan
aktualisasi yang
akan dilakukan
Tersedianya data Akuntabilitas Berkontribusi dalam Integritas dan
keadaan (tanggung jawab) Visi Organisasi yaitu akuntabel
serangan hama “Terwujudnya
tikus Anti Korupsi Produksi Tanaman
YASMINIAR SAMBAYU 32
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
(1) (2)
(3)
2.
3. Mengumpulkan dan 1. Mengumpulkan materi 1.
menyusun bahan edukasi mengenai pestisida
nabati, tanaman
berupa leaflet yang akan
digunakan dalam
pengenalan pestisida gadung, dan
nabati umbi gadung pengendalian hama
kepada kelompok wanita tikus
tani dan kelompok tani 2. Menyusun materi ke
dalam bentuk leaflet
4. Melakukan kegiatan 1. Melakukan koordinasi 1.
pengenalan Pestisida dengan PPL, KWT
Nabati Umbi Gadung dan Poktan
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi- Misi Organisasi
(4)
Dokumentasi Pelatihan Organisasi
kegiatan (5)
(6) (7)
Tersusunnya (disiplin, jujur)
bahan tayang Pangan dan
berupa leaflet Akuntabilitas
mengenai (tanggung jawab) Hortikultura yang
pengendalian
hama tikus Komitmen Mutu mantap, aman, dan
dengan (kreatif dan berkelanjutan”
menggunakan inovatif)
Pestisida Nabati Berkontribusi Tanggung
Umbi Gadung Anti Korupsi
Materi (disiplin, jujur dan terhadap misi Jawab,
tersampaikan terbuka)
kepada petani Akuntabilitas instansi yaitu kedisiplinan dan
(tanggung jawab) “meningkatkan keterbukaan
pengetahuan dan informasi
kemampuan petani
tentang pengelolaan
hama dan penyakit
terpadu”
Berkontribusi Tanggung
terhadap misi Jawab,
instansi yaitu kedisiplinan,
YASMINIAR SAMBAYU 33
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
(1) (2) (3)
kepada kelompok wanita 2. Pemaparan
tani dan kelompok tani
pengenalan Pestisida
Nabati Umbi Gadung 2.
3. Diskusi materi 3.
pestisida nabati
4.
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi- Misi Organisasi
(4)
dan kelompok Pelatihan Organisasi
Wanita tani
Leaflet (5) (6) (7)
Daftar Hadir Nasionalisme “meningkatkan keterbukaan
Kegiatan
Dokumentasi (menghargai orang pengetahuan dan informasi dan
pemaparan
lain, musyawarah) kemampuan petani profesional
tentang pengelolaan
Etika Publik hama dan penyakit
(komunikatif, terpadu”
sopan santun,
berintegritas, dan
kerja sama)
Komitmen Mutu
(kreatif dan
inovatif)
Anti Korupsi
(disiplin, jujur dan
terbuka)
YASMINIAR SAMBAYU 34
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
(1) (2) (3)
5. Melakukan demo 1. Melakukan koordinasi 1.
pembuatan Pestisida dengan PPL, KWT
Nabati Umbi Gadung dan Poktan
2. Melakukan pembuatan
Pestisida Nabati Umbi 2.
Gadung untuk
pengendalian hama
tikus
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi- Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
(4) (5) (6) (7)
Terlaksananya Akuntabilitas Berkontribusi Tanggung
demo pembuatan (tanggung jawab) terhadap misi Jawab,
Pestisida Nabati instansi yaitu kedisiplinan,
“meningkatkan keterbukaan
Umbi Gadung Nasionalisme
Dokumentasi (menghargai orang pengetahuan dan informasi,
kegiatan lain, musyawarah) kemampuan petani professional dan
tentang pengelolaan terciptanya
Etika Publik hama dan penyakit pelayanan
(komunikatif, terpadu” 35ublic yang
sopan santun, baik
berintegritas, dan
kerja sama)
Komitmen Mutu
(kreatif, inovatif,
dan efisien)
YASMINIAR SAMBAYU 35
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
(1) (2) (3)
6. Melakukan pembuatan 1. Mendampingi 1.
Pestisida Nabati Umbi kelompok Wanita tani
Gadung oleh kelompok dalam membuat
Wanita tani pesnab umbi gadung
Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai
Substansi Mata Terhadap Visi- Misi Organisasi
(4)
Pelatihan Organisasi
Terlaksananya
kegiatan (5) (6) (7)
pembuatan
pesnab umbi Anti Korupsi
gadung oleh
kelompok Wanita (disiplin, jujur dan
tani
terbuka)
Akuntabilitas Berkontribusi Tanggung
(tanggung jawab) terhadap misi Jawab,
Nasionalisme instansi yaitu kedisiplinan,
“meningkatkan keterbukaan
(menghargai orang pengetahuan dan informasi,
lain) kemampuan petani professional dan
Etika Publik tentang pengelolaan terciptanya
(komunikatif, hama dan penyakit pelayanan publik
sopan santun, terpadu” yang baik
berintegritas, dan
kerja sama)
YASMINIAR SAMBAYU 36
UPT PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA