Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan Tugas 1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2 Tugas 1. Refleksi 1. Peristiwa positif dan negatif Peristiwa positif yang saya alami pada usia 32 tahun disaat saya lulus CPNS Guru rengkrutan yang pertama dari jalur umum untuk formasi tahun 2006 Kabupaten Ogan Ilir penempatan pertama saya di SMP Negeri 1 Rantau Alai sebagai guru mata Pelajaran TIK (16 Mei 2006 s.d 27 Juni 2007), lalu dipindahkan ke sekolah yang baru didirikan yaitu SMK Negeri 1 Indralaya Utara s.d sekarang sebagai guru mata Pelajaran kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan dan tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas & Industri (tahun 2013 s.d sekarang) Untuk peristiwa positif ini saya sengaja mengambil moment setelah tamat sekolah (SD, SLTP dan SLTA) karena saya merasa sangat bersyukur pada usia 32 tahun, Setelah mengikuti seleksi CPNS ke tiga kalinya Alhamdulillah mendapat anugerah diterima dan lulus CPNS Guru dan itu berkat dorongan bahkan paksaan dari orangtua terutama ibu saya yang tidak bosan-bosan membujuk saya untuk mau melanjutkan sekolah dari Tingkat SMA ke Perguruan Tinggi, sebab disaat baru lulus SMA Tahun 1992 saya langsung bekerja di perusahaaan swasta. (sampai tahun 1998) dan Perusahaan kayu (tahun 1998 s.d 2000) Suatu hari teman saya memberi informasi bahwa ada penerimaan CPNS di Kab. Ogan Ilir dan menyarankan saya untuk daftar, tadinya saya ragu dan kurang tertarik karena daerah tersebut masih baru pemekaran menjadi kabupaten dan cukup jauh dari tempat asal saya dari Baturaja (OKU) kurang lebih 4 jam ke Indralaya (Kab. Ogan Ilir) Akhirnya saya ikut daftar ikut seleksi penerimaaan CPNS di Kab. Ogan Ilir tersebut.
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan Saya berangkat dari Baturaja mengikuti tes Penerimaan CPNS Kabupaten Ogan Ilir yang dilaksanakan di Fakultas Teknik UNSRI (Indralaya) karena jarak cukup jauh dari tempat tinggal saya, dan saya putuskan untuk menginap di suatu penginapan Tripika di Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya Utara pada waktu itu (sekarang tidak ada lagi). Sebenarnya ada suatu keadaan juga yang membuat saya berat berangkat ke Indralaya untuk ikut tes tersebut karena ibu saya dalam keadaan sakit yang cukup parah dan membutuhkan perawatan yang serius. Tapi dari beliau juga saya menguatkan hati, membulatkan tekad untuk berangkat ikut tes. Karena ada pesan “sakti” dari beliau yang sampai sekarang tidak akan lupa : “Verry inilah kesempatanmu nak…ambillah..Mama selalu mendoakan kamu dari membujuk kamu agar mau sekolah lagi (kuliah) sampai selesai dan inilah InsyaAllah ado bagianmu dan untuk menjadi kebanggaan keluarga kita dan mengangkat martabat dirimu karena dak mungkin kamu kerja di lapangan (proyek terus) usia semakin bertambah gek kalau tidak produktif kerja lagi dak diajak gawe lagi, berangkatlah nak jangan terpaku dengan keadaan Mama…yakinkanlah dan kuatkanlah niat” Ketika hari pengumuman kelulusan CPNS saat itu hanya dapat diketahui dari surat kabar tapi saya tidak terlalu berharap dan tidak terlalu ditunggu-tunggu jadi pagi itu saya langsung berangkat kerja dan mulai tahun 2005 saya sudah mulai bekerja sebagai honorer di dunia pendidikan yaitu di SMPN 8 OKU dan SMPN 23 OKU (sebagai staf TU dan sebagai guru TIK). Sekitar jam 10.00 WIB hari pengumuman Lulus CPNS saya dikabari (ditelpon teman di Palembang yang sekarang menjadi istri saya) bahwa nama saya ada di pengumuman surat kabar (Sumex dan Sripo) lulus tes Penerimaan CPNS di Kabupaten Ogan Ilir tidak lama kemudian adik saya (PNS Guru dari tahun 1999) menelpon saya juga mengabari hal yang sama. Ada rasa senang tapi juga galau karena terbayang saya harus jauh dari keluarga di Baturaja terutama ibu saya yang sakitnya semakin parah (Chirosis). Dan setelah saya pulang kerja langsung pulang kerumah adik saya menemui ibu saya yang semenjak sakit bertempat tinggal disana selain keluar-masuk Rumah Sakit. Begitu saya masuk rumah beliau duduk di kursi meja makan menatap saya sambil tersenyum (itu senyuman yang terindah yang terakhir saya lihat dari ibu saya), rupanya beliau juga sudah dikabari oleh adik saya bahwa saya lulus tes CPNS. Setelah pengurusan administrasi untuk keperluan kelengkapan berkas CPNS sudah saya lengkapi dan kumpulkan beberapa hari/minggu/bulan kemudian (maaf lupa) saya mendapat SK CPNS berikut menyusul juga tempat Penempatan Tugas Mengajar di SMPN 1 Rantau Alai. Pada SK CPNS saya tertera TMT 1 April 2006 dan singkat kata saya mulai bertugas di sekolah tersebut, pada libur. Pada suatu hari saya dikabari adik di Baturaja bahwa ibu kami sakitnya semakin parah dan mau dirujuk kerumah sakit lagi mendengar info tersebut kebetulan saat itu hari Sabtu saya langsung pulang ke Baturaja dan besoknya kami merujuk ibu saya ke Rumah Sakit DKT (Rumah Sakit TNI) di Baturaja, keadaan beliau saat itu sangat memprihatinkan sambil saya bopong beliau saya
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan perhatikan terasa ringan badan ibuku semakin pucat dan kuyu wajahnya dan selalu saya panggil…Ma…Ma…kito ke Rumah sakit yo, beliau tidak menjawab hanya anggukan kepala pelan. Setelah 2 hari di Rumah Sakit saya dapat informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir untuk segera menghadap ke Dinas tersebut untuk menemui Bendahara Dinas Pendidikan Kab Ogan Ilir untuk menerima rapelan gaji (gaji pertama saya sebagai CPNS). Dan besoknya setelah saya memberi makan ibu saya (sudah pakai alat bantu) saya pamit kepada ibu saya untuk ke Indralaya dan ibu saya memegang tangan saya dan dilepaskannya seakan memberi isyarat merestui saya pergi. Biasanya saya merasa berat untuk meninggalkan ibu saya apalagi disaat kondisi beliau begini, tapi hari itu perasaan saya plong tidak ada rasa berat sedikitpun serta tekad gaji pertama saya akan saya kasihkan semua ke ibu saya untuk membantu biaya rumah sakit. Dalam perjalanan menggunakan mobil Travel dari Baturaja ke Indralaya pun rasa hati saya tetap tenang dan optimis inilah saatnya saya berbakti yang sesunggunya dengan ibu saya, kira-kira 2 jam perjalanan masuk Prabumulih adik saya (yang guru) menelpon menanyakan saya sudah dimana…di Prabu kata saya bentar lagi sampai…tapi adik saya menganjurkan kembali lagi ke Baturaja lagi saja. Tapi masih saya kuatkan sebentar lagi sampai Indralaya, tidak lama kemudian adik saya satu lagi yang bungsu (saat itu kerja di BNI Muaradua) meminta saya putar balik lagi pulang ke Baturaja…lalu saya bertanya ada apa yo dek…adik dak jawab pokoknyo baleklah dulu katanya sambil menutup telpon. Semakin galau hati saya terasa bergocang kuat mobil (mungkin masuk lubang karena saya agak tertidur) ada telpon lagi kali ini dari teman saya di Palembang (sekarang istri) menyarankan saya untuk putar balik ke Baturaja, karena kesal dan marah sudah ditelpon dengan berita yang sama, akhirnya teman saya tersebut kena lampiasan marah saya “Ngapo nelpon-nelpon terus dari adek-adek sampe kamu nelpon suruh aku balek belakang? JANGAN KATOKE MAMA SUDAH MENINGGAL YA (marah ku memuncak sampai para penumpang lain travel itu mellihat saya), tapi dengan sabar teman saya tadi tetap menyarankan agar saya pulanglah dulu ke Baturaja alias putar balik. Akhirnya setelah saya timbang-timbang saya putuskan dan meminta sopir travel untuk menghentikan mobilnya disaat itu sudah diujung Prabumulih. Untungnya tidak lama saya dapat mobil travel untuk pulang kembali ke Baturaja singkat cerita baru mobil travel masuk Baturaja, ada beberapa orang menghentikan mobil yang saya tumpangi sambil bertanya ada dak penumpang Namanya Verry…langsung saya jawab ada…ada. Rupanya orang tersebut adalah kakak dan saudara sepupu saya menjemput saya naik sepeda motor, begitu duduk diboncengannya saya tanya “Kito kemano kak…ke Rumah Sakit po rumah adik?” Agak lama dia jawab “kito ke rumah Kemelak (rumah adik saya)” mendengar itu rasanya mau jatuh dari motor dan begitu sampai rumah adik saya langsung menemui jenazah ibu saya sudah terbaring dan ditutup kain. Ya Allah kenapa selama kutunggui Mama sakit di Rumah Sakit maupun di rumah Mama tidak apa-apa, kenapa aku baru pergi sebentar Mama pergi untuk selamanya, belum sempet
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan aku mengabdi dan berbakti dengan orangtua (keluhan saya tidak percaya dan tidak terima hal ini terjadi). Ahkhirnya saya sadar bahwa rezeki, maut dan jodoh Allah yang Maha Tahu dan Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambanya, hal ini diawali dengan malamnya keadaan setengah tertidur saya didatangi (lewat mimpi) oleh ibu saya…”Verry kamu jangan sedih Mama dak apo. Mama lah sembuh lihat perut Mama sdh kempes…” langsung saya terbangun menengok kesana kemari mana ibuku tadi yang barusan mengucapkan kata-kata tadi. Ya Allah ampunilah dosa-dosa ibuku terimalah segala amal ibadahnya disisiMu. Setelah menikah tahun 2006 dan punya anak tahun 2007 saya melanjutkan sekolah saya yang tadinya D3 Manajemen Informatika (STIMIK AMIKOM Yogya) tahun 2010 S1 saya ambil di Universitas Bina Darma tamat 2012. Untuk S2 belum tahu tergantung rejeki dan kalau ada bagian dari Allah SWT. Maaf uraian ceritanya agak panjang..karena inilah moment peristiwa positif bagi saya yang sangat terkesan antara mendapat rezeki menjadi PNS (Alhamdulillah hingga saat ini), meninggal ibu saya disaat saya baru lulus CPNS (walau beliau belum sempet menikmati keberhasilan anaknya…saya yakin ibu saya sudah sangat puas melihat saya dan kakak-adik saya menjadi orang (mapan), begitu juga dengan jodoh saya mana tahu teman saya di Palembang itu sampai sekarang menjadi istri saya. Peristiwa negatif mengenai peristiwa ini saya ambil disaat usia sampai dengan 27 tahun, karena setelah tamat dari sekolah (Tingkat SD, SLTP, SLTA) saya tidak berminat untuk melanjutkan sekolah atau kuliah walaupun orangtua dan saudara-saudara saya mendukung dan menyarankan untuk itu. Saya terlena dengan bekerja istilah orang kita : lah tau duet jadi asik sendiri serta lupa dengan masa yang akan dating, sedangkan kakak, dan 2 adik saya kuliah saya sendiri yang tidak minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Saya mulai bekerja malah sebelum pengumuman tamat SMA, dimulai niatnya mengisi waktu luang akhir terlena bekerja, awal saya bekerja ikut gabung di salah satu kontraktor rel kereta api (atas rekomendasi bapak saya yang sudah lama terjun didunia proyek). Tahun pertama bekerja saya hanya menjadi tenaga harian lepas, kerjanya cukup berat namun asik juga karena ini adalah pengalaman pertama saya bekerja dan di rel kereta api pastinya kondisinya tidak ramai seperti bekerja yang bergerak di bidang jalan raya ataupun baungunan gedung. Pendapatan gaji saya saat itu memang tidak terlalu besar tapi tetap saya anggap tidak kecil, ya namanya baru bekerja dan nerima honor pertama (alangkah senang dan bangganya). Tahun kedua bekerja saya tetap bekerja ikut kontraktor (Perusahaan) di bidang Kereta Api tetapi beda kontraktornya pada kesempatan ini status kerja saya tidak Harian Lepas lagi tapi sudah memegang jabatan walau masih rendah yaitu Logistik yang kerjanya mengurus alat/bahan masuk dan keluar dari gudang untuk keperluan pekerjaan, honorpun bertambah dari tahun sebelumnya belum lagi kalau ada tambahan-tambahan yang cukup menggiurkan pada saat itu. Tahun ke 3 saya tetap kerja di rel kereta api dengan perusahaan yang
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan berbeda lagi naik lagi jabatan menjadi Supervisor staf dari kontraktor. Sampai tahun kelima saya bekerja di kerata api dengan 4 perusahaan (kontraktor) yang berbeda. Tahun-tahun berikutnya proyek pengerjaan di jalan kereta api sudah berkurang saya mulai bingung, wah nganggur ni, untungnya dak lama saya menganggur saya mencoba peruntungan kerja di pabrik kayu lapis (Plywood) tapi awalnya terkendala karena sebelumnya saya terbiasa bekerja dilapangan (rel kereta api) berubah bekerja didalam ruangan atau area saja tetapi tidak lama saya sudah bisa menyesuaikan diri namun bekerja di pabrik seperti itu membuat cepat jenuh dan penghasil dari honornya pun tidak menentu tergantung lembur kalau mau mendapat penghasilan yang lumayan tetapi daya tahan tubuh dan kesehatan sebagai taruhannya. Suatu ketika adikku cewek yang bekerja sebagai PNS Guru menikah, tadinya saya menyambut baik dan support untuk itu, karena bagi saya keperluan itu sangat penting bagi keluarga. Tapi disaat persiapan sampai acara pernikahan adik saya mulai banyak riak-riak masalah mulai muncul bersinggungan tadinya dan seharusnya sepele menjadi besar tepatnya dibesar-besarkan oleh saya, disaat itu sangat mudah sekali saya tersinggung dan menjadi sering marah-marah, ya maklum saja kalau ada acara besar disuatu keluarga apalagi ada acara nikahan adik tentunya kami mengundang keluarga besar baik itu untuk diskusi membahas persiapan acara dan lain-lain maupun ketika hari H. Sering terdengar nada-nada fals sehingga terdengar sumbang ditelinga ini. Terlalu sering membandingkan capaian adik kita yang sudah kerja (PNS lagi) dan menikah yang mana suaminya profesi PNS juga, terasa sekali seakan-akan kalimat tersebut menyambung ke saya, yang tidak sekolah (kuliahan) dan belum bekerja yang mapan, bagaimana mau melamar anak orang dan berumah tangga. Rasanya berat sekali beban moral yang harus saya terima tapi terlepas semua itu saya sangat kasih dengan adik saya, dan bertekad acara adik saya harus sukses. Puncak peristiwa negatif ini ketika selesai acara resepsi di Gedung ketika acara poto bersama keluarga, terasa sekali setiap poto bersama pengantin dan keluarga terasa saya dikesampingkan terus, disuruh geser…geser…akhirnya puncak kesal saya tinggalkan Gedung resepsi pernikahan adik saya tersebut dan langsung pulang kerumah tanpa ngomong lagi. Setelah acara selesai dan keluarga sudah Kembali ke rumah ibu saya bertanya ada apa sepertinya beberapa hari ini saya marah-marah dan uring-uringan terus. Saya hanya diam saja dan tentunya ibu saya tahu perasaan saya yang tertekan saat ini. Dan akhirnya kalimat terucap dari beliau : “Verry…maka dari itu kamu harus melanjutkan sekolah (kuliah) supaya kelak mendapat pekerjaan yang mapan dan kamu tidak merasa dikucilkan dihina terus, tunjukkan bahwa kamu juga bisa hidup dan menghidupi anak orang dengan penghasilan yang mapan dengan pekerjaan yang tetap” Karena sudah sangat sering saya mendengar nasihat ini akhirnya saya tekadkan mau memenuhi permintaan ibu saya yang tidak jemu-jemu dan tidak bosan menyuruh saya kuliah. “Okelah Ma…Verry mau kuliah tapi dengan syarat tidak kuliah di Palembang dan Sumsel ini. Karena Verry sudah cukup
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan berumur baru nak kuliah kawan-kawan ku yang memang kuliah sudah mau selesai bahkan ada yang sudah wisuda, bekerja dan punya anak, sedangkan Verry baru mau kuliah malu. Akhirnya ibu saya setuju yang penting saya mau melanjutkan sekolah, setelah ditanya dimana tempat kuliah yang nak dituju di Jawa, langsung saya jawab di Yogya. Ahrinya dan singkat cerita saya kuliah di STIMIK AMIKOM dan mengambil D3 Manajemen Informatika, karena tekad saya jadilah tamat D3 yng penting ijazahnya bisa digunakan untuk mencari kerja. Selama kuliah saya selalu ditertawakan kawa-kawan karena mereka sangsi apa yang sedang saya cari sudah berumur masih mau kuliah untuk apa menghabiskan waktu dan duit saja (kata kawankawan saya), rasanya panas juga hati mendengarnya tetapi dak apa saya anggap sebagai penyemangat/pemicu untuk berhasil dan sukses kedepannya. Dari tahun 2000 s.d 2023 Alhadulillah saya bisa menyelesaikan D3 saya tepat waktu setelah itu saya pulang ke Baturaja, lalu mulai mengawali profesi yang baru yaitu sebagai Tenaga Honorer Sekolah di SMPN 8 OKU (staf TU) dan di SMPN 23 OKU (guru TIK). Jadi dengan keadaan saya yang tidak kuliah dan tidak ada pekerjaan yang tetap serta mapan yang menjadi faktor pemicu peristiwa negatif ini bagi saya tapi merupakan tonggak dari kebangkitan dan kesuksesan di masa depan. 2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut? Yang terlibat di peristiwa positif : ibu dan bapak saya, kakak dan adik-adik saya dan keluarga dan teman cewek saya (istri), sedangkan pada peristiwa negatif : ibu dan bapak saya, kakak dan adikadik saya, keluarga besar dan teman-teman saya. 3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu) Emosi merupakan perasaan manusiwi yang dimiliki setiap manusia baik peristiwa yang negatif maupun peristiwa positif. Terutama peristiwa negatif terasa sangat emosi dan ingin menunjukkan kepada siapa siapa yang menghina saya saat dulu baik itu yang masih ada hubungan keluarga ataupun teman-teman saya, tapi untuk ap aitu semua yang penting sekarang ini keadaan saya 4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang? Maaf bagi saya peristiwa-peristiwa yang signifikan dan penting itu ketika kita sudah tamat sekolah (SD, SMP dan SMA) disaat itulah biasanya peristiwa baik yang positif dan negatif bisa lengkap dan komplit dan lebih dahsyat.
Verry Hendroprasetiyo, S.Kom SMK Negeri 1 Indralaya Utara CGP Angkatan 10 Kab. Ogan Ilir – Sumatera Selatan 5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya? Dari kegiatan trapesium usia dan rodaemosi Plutchik,saya memperoleh pelajaran hidup yang penting bahwa empati dan pengelolaan emosi sebagai guru terhadap peserta didik saya. Dan saya selalu memberi masukkan atau nasihat kepada peserta didik bahwasannya hidup ini penuh perjuangan kalau mau maju dan sukses harus berjuang dengan tekad bulat serta tidak mudah menyerah untuk meraih cita-cita bahkan mimpi sekalipun bis akita wujudkan denga nada semangat serta usaha kita bersungguh-sungguh untuk meraihnya dengan keadaan apapun. Kunci keberhasilan tentunya sabar, iklas dan berusaha sungguh-sungguh meraih cita-cita bahkan meraih mimpi. 6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang guru, dalam 1 atau2 kalimat menggunakan kata-kata: “guru”, “murid”, “belajar”, “makna”, “peran”? 1). Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya? Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya adalah nilai nilai kepemimpinan, empati, kolaborasi, inovasi, dan kreatif. Membantu menggerakkan murid,rekan guru,dan komunitas sekolah saya. 2). Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan kerja, dan komunitas sekolah saya? Sebagai guru dalam pembelajaran selalu mengedepankan dan memahami karakter murid serta menanamkan budi pekerti yang baik dalam mengarahkan murid agar bisa mengembangkan potensi dalam dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya. Sebagai guru (rekan sejawat) selalu berdiskusi dan sharing dengan rekan sejawat membahas media atau model pembelajaran dikelas yang disesuaikan dengan karakter anak agar proses belajar mengajar baik dikelas maupun di luar kelas bisa menyenangkan .