The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi pada modul ajar ini adalah bagian dari mata pelajaran Analisis Kimia Dasar kelas X Kimia Industri

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by lusi_mulyantini, 2021-10-05 04:12:47

MODUL PERAWATAN PERALATAN KIMIA

Materi pada modul ajar ini adalah bagian dari mata pelajaran Analisis Kimia Dasar kelas X Kimia Industri

Keywords: Perawatan alat

~1~

~2~ 1
2
DAFTAR ISI 3
4
Halaman Judul
Daftar Isi 5
Daftar Gambar 6
Daftar Tabel 6
PENDAHULUAN 7
• KD, IPK, Tujuan Pembelajaran
• Petunjuk Penggunaan Modul 8
• Peta Konsep 11
• Langkah-langkah PBL
MATERI PERAWATAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA 11
• Forum Diskusi (Problem Based) 12
• Pokok Materi 15
• Uraian Materi 16
31
1. Tujuan perawatan peralatan laboratorium
2. Jenis perawatan peralatan laboratorium 32
3. Pemeliharaan peralatan laboratorium 33
4. Perawatan peralatan kimia 34
• Forum Diskusi 36
PENUTUP 39
• Rangkuman
• Lembar Refleksi
• Tes formatif
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA

~3~

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peralatan kimia 10
Gambar 2 Peralatan penyimpanan dan pemeliharaan 11
Gambar 3 Pipet, buret dan gelas ukur 13
Gambar 4 Spatula, alat kimia berbahan dasar logam 14
Gambar 5 Lemari asam 14
Gambar 6 HCl, Ammonia, dan Ammonium klorida 14
Gambar 7 Neraca analitik 15
Gambar 8 Contoh tata tertib laboratorium kimia 17
Gambar 9 Kalium permanganate 18
Gambar 10 Iodium dan Natrium tiosulfat 19
Gambar 11 Asam bikromat,Trinatrium fosfat, Fehling 19
Gambar 12 Kalium karbonat dan KOH 20
Gambar 13 Natrium metasilikat dan Benzena 20
Gambar 14 Kalium dikromat dan Asam sulfat 21
Gambar 15 Peralatan volumetric 22
Gambar 16 Buret 22
Gambar 17 Klem buret 23
Gambar 18 Neraca analitik digital 23
Gambar 19 Cara pengukuran cairan dengan thermometer 25
Gambar 20 Desikator 25
Gambar 21 PH meter 26
Gambar 22 Neraca analitik 27
Gambar 23 Labu ukur 28
Gambar 24 Pipet volume 28
Gambar 25 Buret 29
Gambar 26 Pipet ukur 29
Gambar 27 Oven laboratorium 30

~4~

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis noda pengotor dan larutan pencuci 18

~5~

PENDAHULUAN

Pokok bahasan Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia merupakan salah satu bagian dari
manajemen laboratorium yang wajib dibahas. Hal ini disebabkan peralatan adalah salah satu komponen
penting yang ada di laboratorium yang akan digunakan untuk praktikum atau melakukan percobaan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya untuk melakukan perawatan peralatan laboratorium kimia agar terjaga
dari kerusakan, terjaga keakuratan pengukurannya, dan kualitasnya.

Kompetensi Dasar 3.9 Menerapkan prinsip perawatan alat-alat di laboratorium kimia
4.9 Melaksanakan perawatan alat-alat di laboratorium kimia

Indikator Pencapaian 3.9.1 Menjelaskan tujuan dari perawatan peralatan laboratorium kimia
Kompetensi 3.9.2 Membedakan jenis perawatan peralatan laboratorium kimia
3.9.3 Memerinci cara perawatan peralatan laboratorium kimia
4.9.1 Melakukan perawatan peralatan laboratorium kimia

Tujuan 1. Setelah menyimak dan berdiskusi dengan guru mengenai tujuan
Pembelajaran perawatan peralatan laboratorium kimia, peserta didik kelas mampu
menjelaskan kembali materi tersebut dengan bahasa yang dimengerti
dengan baik

2. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu
membedakan jenis perawatan peralatan laboratorium

3. Melalui diskusi dan menggali infomasi, peserta didik mampu memerinci
cara perawatan peralatan laboratorium

4. Melalui diskusi dan menggali infomasi, peserta didik mampu melakukan
perawatan peralatan laboratorium kimia

Perawatan Peralatan ~6~
Laboratorium Kimia
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Keberhasilan kalian dalam mempelajari materi Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia
menggunakan modul ini bergantung pada ketekunan dan kedisiplinan kalian dalam memahami dan
mematuhi langkah-langkah belajar yang ada. Kalian bisa menggunakan modul ini secara mandiri di rumah
atau pun berkelompok di sekolah.

Modul ini hanya akan membahas materi Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia yang di
dalamnya tidak dijelaskan secara rinci dan bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Jadi, kalian bisa
menggunakan sumber belajar lain untuk memahami materi pelajaran.

Langkah-langkah menggunakan modul ini sesuai dengan sintaks dari model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), sehingga diharapkan kalian dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan
baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dari materi Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia
ini.

Peta Konsep

Tujuan perawatan
Jenis perawatan
Pemeliharaan

peralatan
Perawatan peralatan

~7~

Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis
Problem Based Learning (PBL)

1. Orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar
peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas, bagaimana
guru akan mengevaluasi proses pembelajaran melalui penilaian. Guru juga harus bisa memberikan
motivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih, sehingga peserta didik
memiliki keinginan untuk dapat memahami pembelajaran dengan baik.

2. Mengorganisasikan peserta didik
Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang telah diorientasikan. Guru membentuk kelompok belajar, dan
mendorong peserta didik untuk membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian
mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut.

3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap
sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah.
Peserta didik bisa menuangkan solusi permasalahan dalam bentuk laporan atau video.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan
masalah yang dipresentasikan setiap kelompok

Setelah selesai pembelajaran, guru memberikan penguatan, sehingga di akhir pembelajaran peserta didik
memiliki konsep dan pemahaman yang bulat tentang kompetensi dasar yang dipelajari.

~8~

Problem Based

Merawat peralatan gelas di laboratorium kimia, salah satunya adalah dengan mengkalibrasi
peralatan tersebut dengan baik dan benar. Berikut ini link cara mengkalibrasi peralatan gelas yang
digunakan di laboratorium kimia: https://www.youtube.com/watch?v=q4eUkCwEkkg.
Berdasarkan video tersebut, diskusikan bersama teman kelompokmu mengenai:

1. Melihat cara merawat peralatan gelas salah satunya dengan mengkalibrasi alat tersebut, apakah
tujuan dari perawatan peralatan laboratorium kimia?

2. Bagaimana membedakan jenis perawatan peralatan laboratorium kimia?
3. Bagaimana cara merawat peralatan kimia?

~9~

Jawaban
Diskusi

…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………

~ 10 ~

Sudah bisa menjawab problem based di forum
diskusi? Silakan baca referensi materi di bawah
ini ya, untuk membantu penyelesaian masalah.

Semangat literasi!

PRINSIP PERAWATAN ALAT-ALAT DI LABORATORIUM KIMIA

A. POKOK MATERI
1. Tujuan perawatan peralatan laboratorium
2. Jenis perawatan peralatan laboratorium
3. Pemeliharaan peralatan laboratorium
4. Perawatan peralatan kimia

B. URAIAN MATERI

Jika peralatan kimia di laboratorium
disimpan dengan posisi seperti pada
gambar di samping, adakah efek negatif
yang bisa terjadi? Apakah teknik
penyimpanan tersebut termasuk pada
cara perawatan alat yang baik? Apa yang
dimaksud dengan perawalatan peralatan
laboratorium kimia?

Gambar 1. Peralatan kimia
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk
menjaga supaya alat selalu dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada
kondisi alat dapat berfungsi kembali.
Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai
usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap
beroperasi.

~ 11 ~
1. Tujuan Perawatan Alat Laboratorium

Tujuan dari perawatan alat di laboratorium kimia adalah:
1) Peralatan laboratorium selalu prima, dan siap pakai secara optimal
2) Memperpanjang umur pemakaian peralatan laboratorium
3) Menjamin keamanan, kenyamanan, dan keselamatan
4) Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
5) Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6) Menghindari kerusakan yang terjadi secara mendadak
7) Menghindari terjadinya kerusakan fatal
a. Peralatan Perawatan (Machines)

Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan
sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk
pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan
perawatannya.
1) Peralatan penyimpanan, misalnya lemari, rak, dan laci
2) Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas dan alat pelapis
3) Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
4) Peralatan penyetelan/pengoperasian kembali
5) Peralatan perbaikan

Gambar 2. Peralatan penyimpanan dan pemeliharaan
b. Waktu Perawatan (Minutes)

Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau
waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan tersebut
secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan.

~ 12 ~

Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat
ditetapkan berdasarkan pada:
1) Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama diperoleh

pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal
mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi
laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakukan tugas perawatan peralatan
laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal
perawatan.
2) Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium. Untuk
obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya banyak orang,
maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan
menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya, artinya
obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
3) Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Biasanya
peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual yang memuat
petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai
sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.

2. Jenis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia

Perawatan peralatan di laboratorium kimia ada yang terencana dan tidak terencana. Perawatan
terencana (planned maintenance) didefinisikan sebagai proses perawatan yang diatur dan
diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan
datang. Di dalam perawatan terencana, terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Perawatan terencana adalah sistem pengorganisasian perawatan atau program perawatan yang
dikelola dengan cara yang efektif. Perawatan terencana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Perawatan preventif

Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan
pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak
memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam perawatan preventif adalah mengecek,
melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi (pengisian minyak atau air), atau pekerjaan lainnya
yang bukan penggantian suku cadang berat. Perawatan preventif membantu agar alat dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatannya.

~ 13 ~
2. Perawatan korektif

Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan peralatan
laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, serta monitoring.
Untuk perawatan tidak terencana yaitu jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan
yang tidak diperkirakan sebelumnya. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat
kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.

3. Mengidentifikasi Kerusakan Peralatan Kimia
Untuk menghindari kecelakaan kerja dan meningkatkan kualitas pembelajaran di laboratorium,

maka perlu mempunyai pengetahuan tentang karakteristik alat kimia dan sumber penyebab kerusakan
alat agar bisa mengidentifikasi kerusakan alat.

Peralatan kimia dapat rusak walaupun tidak digunakan. Kerusakan alat kimia disebabkan oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat adalah:
a. Perubahan temperatur

Beberapa jenis alat kimia peka terhadap perubahan temperature. Temperatur yang tinggi dapat
menyebabkan alat-alat memuai, tetapi kadang-kadang pemuaian tidak teratur sehingga bentuk alat
akan berubah dan menyebabkan fungsi alat tersebut berubah pula.
Temperatur ruangan yang cukup tinggi dapat memicu terjadinya oksidasi, merusak cat, merusak
alat elektronik karena komponen elektronik mempunyai batas kerja normal pada rentang
temperatur tertentu. Keadaan temperatur yang terlalu rendah juga mempunyai akibat yang serupa.
Misalnya alat ukur seperti gelas ukur, buret, pipet, alat tersebut tidak boleh dipanaskan.

Gambar 3. Pipet, Buret, dan Gelas ukur

b. Kelembaban Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air. Kondisi udara yang lembab membuat alat-alat kimia dari
logam seperti besi menjadi berkarat. Alat yang terbuat dari logam lain seperti seng, tembaga,
kuningan, dan lain-lain menjadi kusam. Udara mengandung oksigen dan uap air. Oleh karena itu
penyimpanan alat dari logam harus diindarkan dari kontak dengan udara.

~ 14 ~

Gambar 4. Spatula, alat kimia berbahan dasar logam
c. Air, Asam, Basa, dan cairan lainnya

Air akan mempercepat rusaknya alat-alat kimia, oleh karena itu menyimpan alat harus dalam
keadaan kering, dan tempat alat pun harus kering. Zat kimia yang bersifat asam dan basa
mempunyai daya rusak yang lebih hebat dari air.
Jika ada bahan kimia asam dan basa disimpan dalam botol yang tidak tertutup rapat dan diletakkan
berdekatan, misal uap asam klorida (HCl) bertemu dengan uap ammonia (NH4OH), akan bereaksi
menghasilkan uap ammonium klorida (NH4Cl) yang dapat merusak alat-alat dari logam.
Cara yang paling baik untuk mencegah kerusakan alat-alat yang disebabkan oleh asam adalah
dengan mengisolir asam itu sendiri. Misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat di
dalam lemari khusus atau lemari asam yang selalu ada di laboratorium kimia.
Pengaruh basa terhadap alat kimia sama dengan pengaruh asam. Maka pencegahannya tidak
berbeda dengan pengaruh asam. Demikian pula pada cairan kimia di luar asam, basa, maupun air
dapat menyebabkan kerusakan pada alat-alat kimia.

Gambar 5. Lemari asam

Gambar 6. HCl, Ammonia dan Ammonium klorida

~ 15 ~
d. Debu atau Kotoran

Debu atau kotoran salah satu penyebab rusaknya alat. Suatu alat secara terus-menerus terkena
debu dan jarang dibersihkan akan mudah rusak. Misalnya neraca. Pada umumnya di sekolah-
sekolah, neraca tidak disimpan pada lemari tetapi di meja ruang persiapan, bersatu atau
berdekatan dengan berbagai macam zat kimia. Hal ini menyebabkan piring neraca berdebu dan
bernoda. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan neraca menjadi tidak seimbang dan rusak.

Gambar 7. Neraca analitik

e. Mekanis
Alat-alat di laboratorium kimia banyak yang terbuat dari bahan dasar kaca atau gelas. Oleh karena
itu, harus dihindarkan dari benturan-benturan atau gerakan mekanis lainnya, seperti tekanan atau
temperatur atau juga pada saat pencucian.

f. Cara penyimpanan alat kimia
Cara penyimpanan yang salah dan kurang tepat dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan
kimia.

g. Faktor usia alat (Life Time)
Usia peralatan kimia dapat menjadi sumber kerusakan, karena setiap alat kimia mempunyai
keterbatasan waktu optimal pemakaiannya.

h. Desain alat dan bahan dasar alat itu sendiri
Pada umumnya peralatan kimia terbuat dari bahan dasar kaca/gelas. Peralatan tersebut akan
mudah pecah atau patah karena benturan atau pemanasan. Oleh karena itu perlu diperhatikan
jenis kacanya jika alat tersebut digunakan untuk pemanasan pada temperatur tinggi.
Selain bahan dasarnya yang rentan, ada juga karena desainnya, misal buret, mudah patah dan
terjadi penyumbatan pada kran disebabkan karena tidak segera dibersihkan sehabis digunakan
atau pada saat digunakan, klem buret tidak dilapisi gabus.

4. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium
Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam

menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat
laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.

Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1) Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.

~ 16 ~

2) Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya
3) Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4) Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan

perbaikan.
5) Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
6) Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat

tersebut.
7) Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di

gunakan kembali.
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat praktikum.
Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu. Perhatikan dan
patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat.

 Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut hanya
untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar
fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan.

 Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut sesuai
rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan
kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan

 Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/ panas
berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut

 Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnya
pada badan alat‐alat praktikum yang digunakan

5. Perawatan Peralatan Kimia
Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada ketelitian bekerja dan penggunaan alat-

alat yang bersih. Gelas ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan pengukuran yang salah.
Membersihkan alat-alat setelah digunakan, dan menyimpan secara rapi dan dalam keadaan bersih
harus dibiasakan.
Cara Perawatan (Methodes) secara umum
1. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan,

peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.

~ 17 ~

Gambar 8. Contoh tata tertib laboratorium kimia
2. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
3. Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak,

misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
4. Memelihara, misalnya dengan melumasi peralatan mekanis, dan memberi makan hewan

percobaan.
5. Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala

kerusakan.
6. Menyetel kembali atau tune up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal

atau standar.
7. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan laboratorium pada batas tingkat

kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk
praktikum.
8. Mengganti komponen-komponen peralatan laboratorium yang sudah rusak.

Cara perawatan alat praktikum kimia didasarkan pada sifat bahan dasar alat tersebut dan
kemudahan rusaknya konstruksi atau rangkaian alat.

~ 18 ~

a. Perawatan peralatan kimia dari bahan kaca/gelas

Peralatan kimia pada umumnya terbuat dari bahan gelas/kaca. Agar peralatan siap pakai,

alat harus dalam keadaan bersih, karenanya diperlukan perawatan yang teratur meliputi

pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga pencucian dan pengeringan alat

tersebut. Peralatan yang sudah dipakai, segera dicuci. Alat yang tidak terlalu kotor dapat

dibersihkan dengan pencucian biasa menggunakan air dan sedikit detergen.

Pada waktu pencucian peralatan gelas, gunakan sarung tangan dan sikat tabung. Selesai

dicuci, bilas dengan air bersih dan terakhir dengan air suling. Kemudian dikeringkan dan

disimpan pada rak yang telah disiapkan.

Peralatan kaca yang terkontaminasi dengan noda-noda tertentu yang sukar dibersihkan

dengan air dan detergen, maka memerlukan pencucian dengan larutan pencuci tertentu.

Larutan yang biasa digunakan untuk membersihkan noda adalah larutan Kalium bikromat dan

larutan Kalium permanganate. Kedua larutan ini efektif untuk mencuci noda lemak yang

melekat pada alat kaca. Noda-noda umum yang sering melekat pada alat kimia dari bahan

gelas/kaca tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis Noda Pengotor dan Larutan Pencuci

Jenis Noda Pengotor Warna Noda Pengotor

Besi Kuning

Belerang Kuning

Iodium Kuning kecoklatan

Karbon Hitam

Mangan Hitam/abu-abu

Minyak/lemak Kilap minyak

Kerak Putih

Gambar 9. Kalium permanganat
Untuk menghilangkan noda pengotor pada peralatan gelas diperlukan larutan pencuci
tertentu.
1. Pencucian noda pengotor pada alat kaca/gelas

~ 19 ~
a. Noda besi

Noda besi dapat dibersihkan dengan larutan HCl pekat. Jika noda besi melekat kuat, alat
gelas yang berisi HCl pekat ini dipanaskan.
b. Noda belerang
Noda belerang dapat dibersihkan dengan larutan ammonium sulfida.
c. Noda Iodium
Noda iodium dapat dibersihkan dengan larutan natrium tiosulfat.

Gambar 10. Iodium dan Natrium tiosulfat
d. Noda Karbon

Noda karbon umumnya sukar dihilangkan, akan tetapi perendaman dengan larutan NaOH
biasanya efektif, jika perlu lakukan perendaman dengan larutan pencuci Asam bikromat.
Jika noda karbon melekat kuat, panaskan dengan api kecil. Di samping Asam bikromat,
dapat digunakan juga campuran 2 bagian Trinatrium fosfat dengan 1 bagian Natrium oleat
dalam 1 liter air.
Cara lain membersihkan noda ini adalah dengan larutan Fehling A dicampur dengan Fehling
B dan dipanaskan.

Gambar 11. Asam bikromat, Trinatrium fosfat, dan Fehling

e. Noda Mangan
Noda mangan dapat dihilangkan dengan larutan asam oksalat atau asam sitrat.

f. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak pada alat gelas/kaca dapat dihilangkan dengan cara mencucinya
menggunakan larutan detergen hangat. Setelah pencucian, alat gelas dibilas dengan air
bersih, lalu dibilas dengan air suling.

~ 20 ~
Jika lemak yang melekat pada gelas sukar dibersihkan, pertama-tama alat gelas dibilas
dengan pelarut hidrokarbon, misalnya alcohol atau aseton. Kemudian dibersihkan dengan
larutan Kalium karbonat dalam asam. Pelarut lainnya yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut.
5 gram Na perborate dalam 100 ml 10% larutan NaOH. Larutan KOH 10 – 15% dalam 100 ml
spirtus/alcohol (larutan ini hendaknya tidak digunakan lebih dari 10 menit.

Gambar 12. Kalium karbonat dan KOH

g. Kerak
Noda kerak putih pada alat gelas dapat dibersihkan dengan larutan 5% natrium metasilikat
dalam air.
Noda-noda lain seperti:
 Noda tulisan spidol
Noda ini dapat dibersihkan dengan pelarut organik misalnya spirtus, etanol, atau aseton.
 Noda Ter
Noda ter pada alat gelas dapat dibersihkan dengan benzene atau pelarut lain yang
sesuai, misalnya minyak tanah.

Gambar 13. Natrium metasilikat dan Benzena

2. Jenis larutan pembersih alat dari bahan kaca/gelas dan cara pembuatannya
Berikut jenis larutan pencuci/pembersih alat kaca/gelas yang dapat digunakan juga cara
pembuatannya.

~ 21 ~
a. Larutan detergen

20 gram detergen dilarutkan dengan air sampai volume 1 liter. Lalu ditambah sedikit
asam nitrat (HNO3) pekat. Saat akan digunakan, 20 ml larutan ini diencerkan terlebih
dulu dengan air sampai volumenya 1 liter.
b. Natrium atau Kalium dikromat dalam Asam sulfat
10 gram natrium dikromat dilarutkan dalam 15 ml air dengan hati-hati karena reaksi
pelarutan eksotermis, tambahkan asam sulfat (H2SO4) pekat sehingga volume menjadi
100 ml. perlakukan larutan ini sebagai asam pekat.

Gambar 14. Kalium dikromat dan Asam sulfat
c. Kalium permanganate

10 gram kalium permanganat (KMnO4) dilarutkan dalam 1 liter air dengan sedikit
pemanasan. Larutan ini dibuat basa dengan menambahkan natrium karbonat (N2CO3) 1
M sebelum digunakan. Lemak yang melekat pada kaca mudah dihilangkan dengan
larutan ini, yaitu dengan merendam alat yang kotor dalam larutan ini selama 1 malam.
Untuk peralatan yang sering dipakai bisa dibersihkan dengan larutan detergen saja. Bila lemak
masih melekat juga, gunakan larutan Natrium atau Kalium dikromat dalam asam sulfat dengan cara
perendaman. Jika masih kotor, bisa menggunakan larutan kalium permanganat. Noda coklat MnO2
akibat penggunaan larutan kalium permanganate, harus dicuci hati-hati dengan asam klorida (HCl) pekat
lalu bilas dengan banyak air.
Larutan pencuci natrium atau kalium dikromat dalam asam sulfat dan kalium permanganat yang
sudah dibahas di atas bersifat oksidator, masing-masing diatur dalam suasana asam dan basa.
Penggunaan larutan pembersih tergantung jenis noda yang melekat pada alat.

b. Peralatan kimia yang memerlukan perawatan khusus
1. Peralatan volumetric
Peralatan volumetri ini harus benar-benar bersih dan bebas dari semua lemak. Jika alat
ini kotor dan berlemak, akan menyebabkan larutan yang dituangkan ke dalamnya akan
menempel dan membentuk tetesan pada dinding kaca. Untuk membersihkannya gunakan
larutan pencuci biasa (air dan detergen). Hindarkan pencucian/perendaman pada alat ini

~ 22 ~
karena akan mengikis tanda ukur pada alat tersebut. Kerusakan pada alat ini selain retak
adalah pengukuran volume yang kurang akurat.

Gambar 15. Peralatan volumetric
2. Buret

Buret digunakan untuk proses titrasi. Pada umumnya buret di laboratorium
berkapasitas 25 mL atau 50 mL.

Gambar 16. Buret
Biasanya kerusakan pada buret yang ditemukan di laboratorium adalah patah (sumbing)
pada bagian ujung tuas atau patah di tengah karena tidak hati-hati pada waktu penggunaan
dan pencucian buret. Masalah yang lain pada buret misalnya:
a) Adanya penyumbatan pada bagian jet
b) Keran buret (stop cock) macet atau patah
c) Ujung jet patah sedikit
d) Batang buret kotor seperti berlemak atau debu yang bercampur dengan uap zat

tertentu
Adapun pemecahan dari masalah yang biasa terjadi pada buret adalah:
a) Bila buret patah pada bagian tengahnya atau sumbing pada bagian atasnya, tidak dapat

lagi diperbaiki, oleh karena itu hendaknya selalu berhati-hati pada saat memasang
buret pada klem dan pada waktu pencucian. Pada waktu titrasi, klem/penjepit buret

~ 23 ~
yang digunakan hendaknya dipilih yang bagian rahangnya berlapis karet atau gabus,
seperti pada gambar berikut.

Gambar 17. Klem buret

b) Jika bagian yang patah ada di atas skala buret, bagian ini dapat dipotong dengan
menggunakan alat pemotong kaca atau dipotong dengan cara mengikir bagian yang
patah itu kemudian dipanaskan.

c) Bagian jet yang tersumbat dapat dibersihkan dengan menggunakan kawat yang
diameternya lebih kecil dari lubang jet.

d) Keran buret (stop cock) yang patah tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang
baru. Untuk menghindari keran buret yang macet setelah dibersihkan, hendaknya
keran diolesi dengan vaselin.

e) Untuk menghindari kotoran pada buret, dapat dilakukan pencucian, baik dengan
metode pencucian biasa maupun khusus. Agar buret selalu bersih, setelah digunakan
harus segera dibersihkan, dikeringkan, dan disimpan dengan cara yang benar di
tempatnya.

3. Neraca Analitik
Perawatan neraca analitik bukan sebenarnya tidak terlalu rumit, dan bisa dilakukan

oleh laboran, peneliti maupun anak sekolah. Perawatan timbangan analitik pun perlu
dilakukan guna mencegah serta meminimalisir kerusakan pada alat ini.

Gambar 18. Neraca analitik digital
Secara umum untuk merawat neraca ini yakni cukup dengan membersihkan
timbangan setelah menggunakannya. Berikut adalah beberapa poin penting yang wajib
anda perhatikan ketika menggunakan timbangan analitik ini, antara lain:

~ 24 ~

a) Letakkan timbangan analitik pada meja atau bagian yang datar agar dapat mendapatkan
hasil yang maksimal.

b) Pastikan untuk tidak menjatuhkan bahan material terlalu ekstrim pada timbangan
analitik, meski beratnya masih dalam batasan ukur.

c) Hindari dan jangan menempatkan bahan kimia biasa maupun yang berbahaya pada
plate neraca analitik secara langsung. Anda bisa memanfaatkan wadah lain terlebih
dahulu.

d) Jika benda yang akan anda timbang mempunyai suhu yang sangat ekstrim (terlalu panas
atau dingin), tunggu terlebih dahulu hingga menemukan suhu normal.

e) Hindari memakai kuas yang terlalu keras ketika hendak membersihkan timbangan.
f) Jangan terlalu menggeser atau memindahkan neraca di banyak tempat.

4. Termometer
Termometer yang ada di laboratorium sekolah terdapat beberapa jenis, antara lain:

thermometer umum (berisi raksa atau alkohol), thermometer klinis (untuk mengukur suhu
badan), thermometer dinding, dan thermometer maksimum-minimum. Masing-masing
thermometer mempunyai skala yang berbeda, misalnya:
5 o – 50 oC;
5 o – 105 0C (X 1,0 oC);
5 o – 360 oC (X 1,0 oC)

Masalah yang sering timbul pada thermometer adalah:
 Thermometer pecah saat akan diambil/digunakan
 Skala thermometer pudar atau terhapus
 Cairan dalam thermometer akan terpisah/patah

Pemecahan masalah dari thermometer adalah:

a) Untuk menjaga agar thermometer tidak terjatuh saat diambil, pada ujung atas
thermometer hendaknya diberi benang (benng Kasur atau tali raffia).

b) Pada waktu thermometer dipakai mengukur suhu cairan, thermometer hendaknya
tidak digunakan sebagai pengaduk. Ketika digunakan untuk mengukur suhu cairan, bole
thermometer tidak disentuhkan pada dasar bawah.

~ 25 ~

Gambar 19. Cara pengukuran cairan dengan thermometer
c) Thermometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya berupa selubung (plastik) atau

pada kotaknya yang terbuat dari dos. Simpan thermometer secara horizontal di lemari
atau laci.
d) Jika ada tanda skala pada thermometer pudar atau terhapus, untuk memperjelas
kembali dapat dilakukan hal berikut:
 Pengecatan (cara permanen)
 Menghitamkan dengan timbal pensil/pensil lunak (cara sementara).
e) Jika cairan dalam thermometer terpisah/patah, untuk menyambungkannya kembali
dapat dilakukan dengan cara merendam thermometer dalam campuran es, air, dan
garam (jika perlu dalam CO2) kering. Jika hal ini tidak berhasil, letakkan thermometer
dalam freezer sampai cairan dalam thermometer bergabung kembali. Apabila dengan
cara di atas belum berhasil, panaskan thermometer dalam air. Pemanasan dilakukan
dalam penangas minyak. Hati-hati jangan memanaskan melebihi kapastitas
thermometer itu.
5. Desikator
Desikator berfungsi untuk mengeringkan zat kimia agar tidak mengandung uap air atau
untuk mendinginkan zat yang sudah dipanaskan.

Gambar 20. Desikator
Masalah umum yang biasa ditemukan pada alat desikator adalah:
 Tutup desikator sukar dibuka
 Zat pengering yang digunakan sudah berwarna (jenuh)
Pemecahan masalah tersebut dilakukan:

~ 26 ~
a) Untuk menghindari tutup desikator sukar dibuka, tutup desikator harus diolesi dengan

vaselin. Pada saat membuka tutup desikator, tutup jangan diangkat, tetapi digeser-
geserkan.
b) Zat pengering yang terdapat dalam desikator merupakan silika gel atau CaCl2. Apabila
zat ini sudah berwarna atau jenuh oleh uap air, zat ini harus dikeringkan Kembali
dengan cara dijemur di bawah terik matahari atau dikeringkan dengan oven (CaCl2).

6. pH Meter
Ada dua macam pH meter yaitu pH meter yang memiliki pembacaan skala

menggunakan jarum dan ada pula yang menggunakan layar/panel LCD (liquid crystal
display) yang dinamakan pH meter digital. Ada pH meter yang khusus mengukur harga pH
suatu zat ada juga yang mampu mengukur harga pH dan potensial zat (mV). Kedua jenis pH
meter ini harus dioperasikan dengan menggunakan sumber listrik baterai atau listrik arus
AC (Alternating Current) juga perangkat electrode gelas dan panel skala pH dalam keadaan
terpisah.

Tipe pH meter lainnya dinamakan pH meter stick ini dioperasikan dengan batu baterai
dan hanya berfungsi untuk mengukur pH. Demikian kerusakan yang terjadi pada pH meter
seringkali terletak pada panel/jarum skala pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu
besar, dan pecahnya electrode gelas yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat
pengukuran atau menyenggol benda lain saat penyimpanan.

Pemeliharaan elektroda gelas jangan sampai kering dari larutan KCl jenuh. Untuk
keperluan kalibrasi pH meter biasanya dari pabrik alat tersebut sudah dikemas bahan kimia
(serbuk) untuk membuat larutan buffer pH 4 dan pH 9.

Elektroda gelas terdiri dari membran yang terbuat dari gelas yang berhubungan
dengan tabung gelas. Bagian dalam membran mengandung suatu elektrolit (biasanya HCl
0,1 M) dengan kawat platinum yang tercelup dalam elektrolit tersebut.

Gambar 21. pH meter

Perawatan yang utama dari alat pH meter ini adalah perawatan pada elektroda
gelasnya dan mengecek baterai. Elektroda gelas setelah dipakai rendam dalam air suling,
keringkan dengan kain halus.

~ 27 ~

c. Kalibrasi Alat Laboratorium Kimia
Peralatan kimia yang digunakan di laboratorium untuk menunjang proses analisis yang

akurat dan presisi sangat beragam. Dalam pemakaiannya, kita harus memastikan apakah alat
tersebut mampu memberikan hasil data pengujian yang akurat. Untuk membuktikan kondisi alat
maka dilakukanlah kalibrasi.

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa
hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya. Hasil
pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk dan
berbahaya.

Jenis alat laboratorium yang harus dikalibrasi:
1. Neraca analitik

Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menentukan atau mengetahui massa suatu
zat. Alat ini harus mampu memberikan massa suatu sampel yang dapat ditelusuri sampai satuan
internasional, karenanya butuh dikalibrasi untuk memastikan keakuratan pengukurannya.
Kalibrasi neraca analitik dapat dilakukan minimal 1 kali per tahun atau maksimal per 2 tahun
sekali. Cara mengkalibrasi neraca analitik bisa dilihat di link:
https://www.youtube.com/watch?v=eJf4cOkIJuo.

Gambar 22. Neraca analitik
2. Labu ukur

Labu ukur adalah alat gelas yang berfungsi untuk menakar suatu larutan pada saat melakukan
pengenceran. Mengapa alat ini perlu dikalibrasi secara rutin? Karena labu ukur termasuk ke
dalam alat yang paling penting dalam proses pengujian, terutama perhitungan yang menyangkut
pada proses pengenceran.
Bahan dasar alat ini adalah gelas silica yang sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu.
Ketika suhu larutan yang di dalam labu ukur meningkat, akan terjadi pemuaian pada pada alat
tersebut. Begitu juga jika terjadi penurunan suhu larutan, alat ini akan mengalami penyusutan.
Cara mengkalibrasi labu ukur dapat disimak pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=SETEavVE8PM

~ 28 ~

Gambar 23. Labu ukur
3. Pipet volume

Pipet volume merupakan alat laboratorim yang dapat digunkana untuk memindahkan volume
cairan. Prinsip kerja dari pipet volume adalah memipet atau memindahkan sejumlah kecil
volume cairan dengan akurasi atau tingkat ketelitian yang tinggi. Pipet volume sering digunakan
untuk melakukan pengenceran sampel atau larutan standar, karenanya butuh dikalibrasi.
Cara mengkalibrasi pipet volume bisa disimak pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=ahblrmOAw_s

Gambar 24. Pipet volume
4. Buret

Buret merupakan alat laboratorium yang terbuat dari kaca atau glassware berbentuk silinder
yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret berfungsi untuk
meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi. Terutama
digunakan untuk titrasi. Seperti halnya pipet ukur di laboratorium, buret digunakan untuk
mengukur volume cairan yang keluar. Jika dibandingkan dengan pipet tetes maupun gelas ukur,
pengukuran buret sangatlah akurat yakni memiliki tingkat akurasi sampai dengan 0,05 cm3,
karenanya alat ini butuh dikalibrasi.
Cara mengkalibrasi buret bisa disimak pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=kzof9Iq-j6o

~ 29 ~

Gambar 25. Buret
5. Pipet ukur

Pipet ukur merupakan salah satu perlatan laboratorium kimia yang termasuk dalam kategori alat
gelas, pipet ukur juga terdirri dari berbagai macam ukuran mulai dari 1 ml sampai ukuran paling
besar adalah 50 ml, dengan skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 ml. Prinsip kerja dari pipet ukur
adalah memipet cairan atau larutan secara kurang teliti, serta tidak masuk dalam perhitungan
pada penetapan kadar. Meskipun kurang teliti, pipet ini perlu dikalibrasi karena termasuk alat
ukur.
Cara mengkalibrasi pipet ukur dapat disimak pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=cpPgFBxvjAs

Gambar 26. Pipet ukur
6. Oven laboratorium

Oven laboratorium adalah alat yang digunakan untuk kegiatan pemanasan atau pengeringan.
Mengapa alat ini perlu dikalibrasi? Karena oven biasanya digunakan untuk menentukan kadar air
suatu bahan atau sampel produk, misal pada proses gravimetri.
Cara kalibrasi oven laboratorium dapat disimak pada link:
https://www.youtube.com/watch?v=Y-Fp79mmhrY

~ 30 ~
Gambar 27. Oven Laboratorium

~ 31 ~

FORUM
DISKUSI

1. Ketika mencuci peralatan gelas diharuskan menggunakan sarung tangan, mengapa demikian?

2. Apa saja kemungkinan yang akan terjadi jika alat ukur yang ada di laboratorium tidak dikalibrasi?

RANGKUMAN ~ 32 ~

Alhamdulillah … Pembelajaran
sudah selesai.

Waktunya menyimpulkan!

1. Perawatan/pemeliharaan peralatan laboratorium kimia adalah usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi.

2. Tujuan dari perawatan alat laboratorium adalah peralatan laboratorium selalu prima dan siap
pakai secara optimal, memperpanjang umur pemakaian peralatan laboratorium, menjamin
keamanan, kenyamanan, dan keselamatan, menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran,
mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan, menghindari kerusakan yang terjadi
secara mendadak, serta menghindari terjadinya kerusakan fatal.

3. Perawatan peralatan di laboratorium kimia ada yang terencana dan tidak terencana.
4. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat adalah perubahan temperatur,

kelembaban udara, air, asam, basa, dan cairan lainnya, debu atau kotoran, cara penyimpanan,
faktor usia alat, desain atau bahan dasar alat.
5. Cara perawatan alat secara umum adalah melakukan pencegahan, menyimpan, membersihkan,
memelihara, mengecek kondisi, menyetel kembali atau kalibrasi, memperbaiki kerusakan
ringan, dan mengganti komponen-komponen peralatan yang rusak.
6. Peralatan kimia yang butuh perawatan khusus adalah peralatan volumetric, buret, neraca
analitik, thermometer, desikator, dan pH meter.

~ 33 ~

Ayo
Refleksi!

Kolom Refleksi

Pengalaman apa yang diperoleh:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

Materi yang sudah dipahami:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

Hambatan yang dialami:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

Materi yang belum dikuasai:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

~ 34 ~

Yuk Kerjakan Tes Formatif!

Pilihan Ganda
1. Peralatan kimia dapat rusak walau tidak digunakan. Kerusakan alat kimia disebabkan oleh beberapa

faktor baik internal maupun eksternal. Contoh kerusakan akibat faktor eksternal adalah …
A. Faktor usia alat
B. Faktor desain atau bahan dasar alat
C. Faktor penyimpanan
D. Air atau cairan
E. Mekanis
2. Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat yang
bersih. Jika buret atau labu volume kotor, maka yang dihasilkan adalah …
A. Cairan menjadi kotor
B. Kesalahan pengukuran
C. Hasil percobaan gagal
D. Bahan kimia menjadi rusak
E. Bahaya pada kulit
3. Untuk mendapatkan alat gelas/kaca yang bersih maka diperlukan perawatan yang teratur,yang
meliputi pengecekan, penyimpanan yang teratur dan benar, juga pencucian dan pengeringan. Alat
yang tidak terlalu kotor dapat dibersihkan dengan pencucian biasa, yaitu dengan…
A. Air dan sedikit detergen
B. Air suling
C. Larutan ammonium sulfida
D. Asam oksalat
E. Alkohol
4. Alat volumetric seperti buret harus benar-benar bersih dan bebas dari lemak. Jika alat ini kotor dan
berlemak dapat menyebabkan larutan yang dituangkan ke dalamnya akan menempel dan membentuk
tetesan pada dinding kaca. Mengapa dalam membersihkan alat ini tidak bisa direndam?
A. Dapat menyebabkan keretakan

~ 35 ~

B. Pengukuran kurang akurat
C. Volume akan berkurang
D. Tanda ukur pada alat akan terkikis
E. Alat akan memuai
5. Jika cairan dalam thermometer terpisah, apa yang harus dilakukan?
A. Merendam thermometer dalam campuran air, es, dan garam
B. Dibungkus dengan selubung plastik
C. Dipanaskan melewati suhu dari termometer
D. Diolesi dengan vaselin
E. Dijemur di bawah terik matahari

Kunci Jawaban
1. E
2. B
3. A
4. D
5. A

~ 36 ~

Jika ada kata-kata asing
yang belum dipahami, cek

di sini ya …

GLOSARIUM

Kalibrasi Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur
Laboran dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur
orang yang bertugas membantu aktivitas mahasiswa atau dosen juga siswa
Asam klorida atau guru di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
Ammonia larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Dia adalah asam kuat, dan
Ammonium klorida komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga dipakai secara
luas dalam industri.
Korosi adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
Tune up berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).
Kalium bikromat senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl, berupa garam kristal putih yang
sangat mudah larut dalam air. Larutan amonium klorida bersifat asam
Kalium permanganat lemah
Ammonium sulfida kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di sekitar
lingkungannya
kegiatan untuk memeriksa atau merawat mesin/peralatan
K₂Cr₂O₇, adalah suatu pereaksi kimia anorganik yang umum, yang biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam berbagai aplikasi laboratorium
dan industri.
suatu senyawa kimia anorganik dan obat-obatan. Sebagai obat, senyawa ini
digunakan untuk membersihkan luka dan dermatitis
(NH4)2SO4 adalah garam anorganik yang memiliki beberapa kegunaan,
seperti sebagai pupuk pengaya hara tanah atau sebagai bahan tambahan
makanan. Amonium sulfat mengandung 21% unsur nitrogen dan 24% unsur
belerang.

Natrium tiosulfat ~ 37 ~

Trinatrium fosfat Senyawa ini merupakan senyawa anorganik yang biasanya tersedia sebagai
Larutan fehling pentahidrat, Na2S2O3·5H2O. Padatannya adalah zat kristal yang efloresen
Asam oksalat (kehilangan air dengan mudah) yang larut dengan baik dalam air. Ia juga
disebut natrium hiposulfit atau "hipo".
Mangan senyawa anorganik dengan formula kimia Na3PO4. Senyawa tersebut
Asam sitrat adalah sebuah padatan putih, butiran atau kristal, sangat larut dalam air,
yang menghasilkan sebuah larutan alkali
Kalium karbonat Larutan ini digunakan untuk menguji kandungan gula pereduksi
(monosakarida atau disakarida) dalam suatu sampel
Natrium metasilikat senyawa kimia yang benar rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam
Benzena etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan
Asam nitrat dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat,
Asam sulfat 10.000 kali semakin kuat daripada asam asetat.
Vaselin unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn dan nomor
atom 25. Mangan berupa logam transisi yang berwarna perak metalik.
merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan.
(K2CO3) merupakan garam putih, yang dapat larut dalam air, tetapi tidak
larut dalam etanol, yang membentuk alkali kuat. Kalium karbonat dihasilkan
dari reaksi kalium hidroksida dengan karbon dioksida. Garam ini digunakan
dalam pembuatan sabun dan kaca.
(Na2SiO3) adalah salah satu dari senyawa-senyawa silikat yang dapat larut
dalam air. Natrium Metasilikat dibuat dengan mereaksikan Natrium
Karbonat (Na2CO3) dan Pasir Silika (SiO2) di dalam furnace
adalah suatu senyawa organik dengan rumus kimia C6H6. Benzena adalah
cairan tak berwarna, sangat mudah terbakar dan berbau harum
(HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan
asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar
H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam
air pada semua perbandingan
zat lemak yang terbuat dari minyak bumi, digunakan untuk bahan
campuran pembuat salep, pomade, pelumas, dan sebagainya

Silica gel ~ 38 ~

butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori (memiliki rongga),
silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun dinamakan gel
silika, bentuknya adalah padat

~ 39 ~

DAFTAR PUSTAKA

Herowati. 2016. “Petunjuk Praktikum Pengelolaan Laboratorium revisi kelima”. Sumenep: FKIP Press.

Riandi.2016. “Pengelolaan
Laboratorium”. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196305011988031-
RIANDI/Bahan_Kuliah/Pengelolaan_Laboratorium.pdf. Diakses pada 29 November 2016

Suyanta.2010. “Manajemen Operasional
Laboratorium”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyanta-msi-dr/manajemen-lab.pdf

Suyitno. 2016. “Tata Letak Alat Laboratorium Ipa”.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/tata-letak-alat-lab.pdf

Widiatmoko, Ardi. 2011. “Penataan Dan Pengadministrasian Alat Dan Bahan Laboratorium
Kimia”. https://ardiwidiatmoko.files.wordpress.com/2011/11/penataan-laboratorium-kimia1.pdf
https://docplayer.info/47903308-Penataan-pemeliharaan-dan-penggunaan-alat-laboratorium-ipa.html
http://repository.unib.ac.id/333/1/Manajemen%20Ipa.pdf
Ilham, M.Si https://www.labmutu.com/2020/07/alat-laboratorium-kimia.html
https://academia.co.id/alat-kimia-buret/
https://www.infolabling.com/2014/07/perlukah-kalibrasi-peralatan-gelas.html#.YVQcRZpBw2w
https://www.slideshare.net/renoldoang/buku-perawatan-alatlabkimia-64233608
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

~ 40 ~

~ 41 ~


Click to View FlipBook Version