Update Bulanan IACCB
November 2018
1
Daftar Isi
1. Rangkuman Poin-Poin Inti ............................................4
2. Perkembangan Terkini Program ...................................6
3. Penilaian Kinerja Proyek dan Penilaian Kelayakan
Komersial ....................................................................10
4. Status Kawanan Sapi IACCB ........................................12
5. Penjualan dan Kematian Sapi .....................................13
6. Indikator Kinerja Utama (KPI) untuk Produktivitas.....14
6.1. Proyek-proyek lain masih berada pada tahun ke-2
untuk tingkat kebuntingan.....................................14
6.2. Tingkat Kelahiran....................................................16
6.3. Kematian Pedet ......................................................17
6.4. Tingkat Penyapihan ................................................18
6.5. Jarak kelahiran .......................................................19
7. Update Pembiayaan Proyek .......................................20
8. Perkembangan Terkini Proyek....................................21
8.1 BKB, Kalimantan Selatan; Model SISKA dengan 300
sapi betina dan 30 sapi pejantan ...........................22
8.2 KAL, Kalimantan Tengah; Model SISKA dengan 250
sapi betina dan 25 sapi pejantan ...........................24
2
8.3 BNT, Bengkulu; Model SISKA dengan 246 sapi
betina dan 22 sapi pejantan...................................26
8.4 SPR, Jawa Timur; Model Cut & Carry dengan 100
sapi betina dan 5 sapi pejantan .............................28
8.5 KPT MS, Lampung; Model Cut & Carry dengan 100
sapi betina, 6 sapi pejantan, & 3 pedet .................30
8.6 SUJ, Lampung; Model SISKA dan Breedlot dengan
196 sapi betina dan 14 sapi pejantan ....................32
8.7 CAP, Kalimantan Selatan; Model Semi-intensif
dengan 103 sapi betina dan 11 sapi pejantan .......36
3
1. Rangkuman Poin-Poin Inti
Lokakarya SISKA ke-3 sudah dilaksanakan di SUJ
(proyek 6) dengan tema “Mengelola Sapi Sapihan
untuk Meraih Keuntungan”. Empat proyek SISKA ikut
serta dalam acara ini – memelihara sapi (usia 4 sampai
12 bulan) secara efisien, masih menjadi tantangan
besar bagi semua proyek. Para peserta kembali dari
pelatihan dengan pemahaman bahwa protein tinggi di
pastura menjadi kunci untuk keberlanjutan komersial.
Peserta Lokakarya SISKA 3 di Kandang Staf admin dari semua proyek
Sapi di Nakau SISKA berfokus pada
manajemen pencatatan data
4
KPT menyelenggarakan acara “Panen Pedet” yang
dihadiri oleh Kementan, pejabat pemerintah
Kabupaten dan Provinsi serta industri setempat. Ini
merupakan lelang sapi grower pertama di Provinsi ini
dan rencananya kegiatan pemasaran akan dilakukan
dua kali setahun. Harga jual melampaui target sebesar
12% dengan rata-rata Rp58.000 ($5,50) / kg bobot
hidup.
SUJ dan KPT mendapat liputan yang bagus di koran
lokal dan nasional terkait dengan kegiatan-kegitan
IACCB.
Gita Pertiwi terus memberikan pelatihan manajemen
untuk proyek-proyek usaha kecil terutama dalam
menyusun rencana bisnis 5 tahun masing-masing
proyek.
5
2. Perkembangan Terkini Program
Didukung oleh Dinas Peternakan Lampung Selatan,
proyek KPT mengadakan acara "Panen Pedet"
(Penjualan Pedet) mereka yang pertama pada bulan
November. Acara ini menjadi kesempatan khusus
bagi proyek ini sendiri dan bagi industri di Lampung
karena dilakukan dengan sistem lelang. Acara ini
dihadiri oleh sejumlah tokoh Pemerintah dan
Pemerintah Pusat termasuk Pak Sugiono (Direktur
Perbibitan Kementan), Asisten Deputi Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Bupati Lampung
Selatan, Kepala Dinas Peternakan Lampung Selatan
dan Provinsi Lampung, dan George Hughes (DAWR),
dan banyak peserta lelang yang terdiri dari para
anggota KPT MS, petani lokal, para investor, dan
pengusaha penggemukan di Lampung.
o Lelang itu sendiri cukup kacau karena
sebelumnya tidak ada acara seperti ini, dan
sistemnya masih baru bagi semua peserta
o Acara ini dipandang sangat berhasil oleh mitra
proyek IACCB (KPT MS) karena mencapai 85%
6
penjualan pedet dan 12% lebih tinggi daripada
harga jual yang ditargetkan.
o Rencananya acara ini akan dilakukan lagi dua
kali setahun sebagai prakarsa pemasaran untuk
provinsi.
Acara-acara berikutnya akan melibatkan
pelatihan dan persiapan bagi pelelang dan
pembeli, perbaikan infrastruktur (naungan,
raised walkaway) dan lebih banyak peserta
(proyek SUJ, usaha penggemukan lain)
Bupati Lampung Selatan Pak Greg Panchurs dari
memberikan sepatah kata dalam penggemukan Juang Jaya sedang
membayar pembelian sapi grower
acara “Panen Pedet”
7
Pak Rajiv Pradhan, Direktur Teknik IACCB bertemu
dengan anggota Program Board IACCB, DAWR, dan
mitra IACCB yaitu BNT dan KPT, sebagai persiapan
untuk laporan penyelesaian Tahap 1 yang batas
waktunya adalah 31 Januari 2019
IACCB menandatangani MoU dengan P4S KBM - proyek
IACCB yang ke-8 (usaha kecil di Kalimantan Selatan).
Kandang (cattle yards) sedang direnovasi sebagai
persiapan untuk menerima 20 ekor sapi betina
bunting/sapi indukan di bulan Desember.
Rampa muat Palung makan Timbangan sapi
permanen dan kandang jepit
8
Lokakarya SISKA ke-3 dilakukan di SUJ dengan tema
“Mengelola sapi sapihan untuk meraih keuntungan.”
Secara umum, hal ini menjadi tantangan utama bagi
profitabilitas yang berkelanjutan.
Dalam lokakarya ini, para peserta berfokus pada:
o Mengelola sapi dalam kelompok (menurut
ukuran dan kinerja)
o Pentingnya protein dan pengelolaan
suplementasi
o Pengembangan pastura dan pentingnya hal ini
terhadap model berbiaya rendah yang
berkelanjutan
o Penyimpanan data - pengelolaan data untuk
mengelola proyek
o Menggunakan lembar kerja keuangan IACCB
untuk memperkirakan rencana bisnis dan
perencanaan ke depan
o Penasihat Jangka Pendek (STA) yaitu Matt
Callaghan dan Ross Ainsworth hadir sebagai
pembicara tamu.
9
3. Penilaian Kinerja Proyek dan Penilaian Kelayakan
Komersial
Tabel berikut ini menguraikan kemajuan penilaian menuju Analisis
Keberlanjutan Komersial bulan ke-18 yang sangat penting.
Jenis BKB KAL BNT SPR KPT SUJ CAP
Penilaian
Penilaian Kinerja Proyek (Project Performance Assessment/PPA) yang
Pertama
Tanggal Feb Mar 18 Mar April Mei Mei 18 Mei
18 18 18 18 18
Hasil 67% 75% 61% 74% 72% 67% 83%
Penilaian Kinerja Proyek (PPA) yang Kedua
Tanggal n/a n/a Jun 18 Jul 18 Sep Sep 18 Nov
18 18
Hasil n/a n/a 70% n/a n/a n/a 80%
Penilaian Keberlanjutan Komersial (Commercial Viability Assessment/CVA
– 18 bulan)
Tanggal Mei Jun 18 Aug Aug 18 Okt Nov 18 Jan
18 18 18 19
Hasil 81% 81% 90% 86% 86% 71% n/a
Rekomendasi Akan direviu
setelah CVA
Lanjut Lanjut Lanjut Lanjut Lanjut dlm 3 bulan n/a
ke depan
n/a: tidak dilakukan – PPA setelah CVA akan dilaksanakan dengan interval 6
bulanan
10
Menginterpretasikan hasil penilaian
< 50% Tidak berkelanjutan secara komersial. Jika situasi ini berlanjut
lebih dari 3 bulan, maka kemungkinan besar keputusan
BERHENTI akan diambil.
50% - Keberlanjutan komersial dimungkinkan, tetapi tidak akan
70% terwujud tanpa peningkatan yang terus-menerus
70% - Menguntungkan tetapi keberlanjutan belum dapat dipastikan
80%
> 80% Berkelanjutan secara komersial
Rekomendasi CVA untuk BKB dan KAL sudah disetujui oleh DFAT,
sementara rekomendasi CVA untuk BNT, SPR dan KPT sedang dikaji
oleh DFAT.
Hasil CVA SUJ mengungkapkan bahwa proyek ini harus melakukan 2
perbaikan yang sangat penting dalam 3 bulan setelah penilaiannya
(pada Maret/April 2019):
1. Secara nyata mengurangi kematian pedet di Grenjeng (breedlot
SUJ)
2. Memulai prakarsa-prakarsa pengembangan pastura
11
4. Status Kawa
Sapi BKB KAL BN
Sapi dara/betina 275 224
Sapi pejantan 25 22
Pedet (0-3 bulan)
Sapi sapihan (4-5 bln) 100 53
Grower (≥ 6 bulan) 0 39
165 114
Sub-total 565 452
1) Termasuk sapi BNT yang sudah terlebih dahulu
12
anan Sapi IACCB
NT1) SPR KPT SUJ CAP Total
253 74 98 173 102 1199
26 4 6 14 10 107
57 32 50 41 7 340
96 0 15 17 47 214
20 17 0 99 16 431
452 127 169 344 182 2.291
ada
2
5. Penjualan da
Jenis Sapi BKB KAL BNT S
A. Bulan Ini 004
000
Total Penjualan 000
Sapi dara/betina 004
Sapi jantan 126
Grower 100
000
Total Kematian 026
Sapi dara/betina 000
Sapi jantan 000
Pedet
Sapi sapihan 16 20 36
Grower
12 17 21
B. Hingga hari ini
436
Total Penjualan
Sapi dara/betina 009
Sapi jantan
Grower 28 31 31
Total Kematian 13 9 3
Sapi dara/betina
Sapi jantan 103
Pedet
Sapi sapihan 13 22 24
Grower
001
100
13
an Kematian Sapi Total
SPR MJ KPT MS SUJ CAP 120
4
29 87 0 0 0
4 0 00
0 0 00 116
25 87 0 0 11
0 0 20 1
0 0 00 0
0 0 00 9
0 0 10 0
0 0 00 1
0 0 10
264
80 88 23 1 99
26 1 21 1 14
1 0 00 151
53 87 2 0 139
7 6 35 1 28
0 1 20 5
0 0 01 99
6 5 29 0 4
0 0 30 3
1 0 10
3
6. Indikator Kinerja Utama (KPI) untuk Produktivitas
Data yang disajikan di bawah ini untuk Tahun 1, 2, dst. adalah berdasarkan
proyek. Setiap proyek dimulai pada waktu yang berbeda sehingga masing-
masingnya berada pada tahap yang berbeda.
1 tahun = 12 bulan sejak tanggal proyek dimulai (pengiriman sapi)
BKB dan KAL masing-masing dimulai pada bulan Oktober dan November
2016 dan per Des 2019 mereka sudah memasuki tahun ke-3
Proyek-proyek lainnya belum selesai dengan tahun ke-2 sehingga datanya
belum lengkap
6.1. Proyek-proyek lain masih berada pada tahun ke-2 untuk tingkat
kebuntingan
14
Catatan:
CAP memiliki tingkat kebuntingan 26% dari pemeriksaan kebuntingan yang
dilakukan, dimana 50% beranak untuk ke-2 kalinya.
50% 46% Status Sapi Bunting di Setiap Proyek
(Tanpa Memperhatikan Tahun Kebuntingan)
40% 32% 36%
32%
30% 26% 25% 23%
21%
20% 14% 17% 161%5% 9% 6% 10% 9% 4% 14% 12%
10% 0% 9% 1% 2% 0% 1% 0% 0% 9% 0.4%
5%
0% 0% 0%
BKB KAL BNT SPR KPT SUJ CAP Grand Total
CToowtaslcsuarpriebnutlnytpinrgegnant CSoawpsi bpurengtinnagnatnfoakr 1kset-1calf
CSoawpisbpurengtinnagnatnfaokr 2ken-d2calf CSoawpsi bpurengtinnagnatnfoakr 3kred-3calf
15
6.2. Tingkat Kelahiran
Tingkat Kelahiran - Tahun I
70% 70% 70% 70% 70% 70% 65%
9% 44% 33% 74% 91% 53% 50%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual
Tingkat Kelahiran - Tahun II
75% 70% 65% 75% 75% 75% 75%
64% 36% 41% 44% 72% 49% 18%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual-YTD
Catatan:
Masih dalam proses. Tingkat kebuntingan mencapai KPI.
16
6.3. Kematian Pedet
Kematian Pedet - Tahun I
10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
10.7% 3.7% 4.2% 6.8% 4.4% 8.7% 0.0%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual
Kematian Pedet - Tahun II
10%
8%
5% 5% 5% 5% 5%
5% 18% 13% 3% 2% 13% 0%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual-YTD Target Actual-YTD
Catatan:
Kematian pedet di SUJ di breedlot (Grenjeng) memprihatinkan. Tim
IACCB sedang memusatkan perhatian untuk mencari solusinya
17
6.4. Tingkat Penyapihan
Tingkat Penyapihan - Tahun I
75% 76% 76% 70% 70% 73% 65%
1% 2% 7% 68% 87% 17% 12%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual
Tingkat Penyapihan - Tahun II
62% 64% 60% 60% 60% 63%
50%
55% 60% 37% 4% 15% 48% 50%
BKB KAL BNT SPR MJ KPT MS SUJ CAP
Target Actual-YTD
Catatan:
Tingkat penyapihan (pedet yang disapih/total jumlah betina dewasa dalam
kawanan) adalah jumlah Kebuntingan, Kelahiran dan Kematian pedet. Karena
itu, tingkat penyapihan menjadi kriteria utama untuk mengukur produktivitas
kawanan sapi
Proyek BKB dan KAL telah menyelesaikannya untuk tahun ke-2
Proyek-proyek lain masih akan menyelesaikan tahun ke-2
18
6.5. Jarak kelahiran
Grafik berikut ini menunjukkan jumlah sapi betina yang akan
masuk dalam Jarak Kelahiran, yang dihitung dalam bulan (antara
setiap pedet yang lahir).
Rata-rata Jarak Rata-rata Jarak Kelahiran di Setiap Proyek (Bulan)
Kelahiran - Semua
20 89% 100%
Proyek (Bulan) Rerata Jarak Kelahiran
% induk sapi
13 15 58% 80%
50% 48% 60%
10 34% 32% 40%
5 14% 20%
13 14 14 15 14 11 12
0 0%
BKB KAL BNT SPR KPT SUJ CAP
Mitra-Mitra IACCB
Total Av. Calving Interval % Cows will/have calved for 2nd time
Catatan:
Kawanan sapi IACCB memiliki jarak kelahiran rata-rata 13 bulan untuk jarak
kelahiran pertama. Ini merupakan pencapaian, yang kini menjadi perhatian di
kalangan pejabat Pemerintah Indonesia
19
7. Update Pembiayaan Proyek
20
8. Perkembangan Terkini Proyek
21
8.1 BKB, Kalimantan Selatan; Model SISKA dengan 300 ekor
sapi betina dan 30 ekor sapi pejantan
Berpartisipasi dalam Lokakarya SISKA ke-3 yang
diselenggarakan di Lampung dan dihadiri oleh Manajer
Umum Perkebunan (M. Zainuddin), Manajer Proyek (Wahyu
Darsono), dan staf admin (Habibi).
Wahyu Darsono memaparkan Habibi memaparkan
strategi pemasaran BKB kemajuan dan rencana untuk
peningkatan pengelolaan
data di BKB
22
Melanjutkan komitmen untuk mengembangkan pastura
dengan menanam bibit pohon legum (taramba, indigofera
2.000 anakan) dan penaman rumput (pols atratum, mulato,
dan paspalum) di lahan penggembalaan terbuka seluas 6
hektar. Lahan ini untuk menggembalakan sapi sapihan.
Kemajuan kegiatan pengembangan pastura di BKB
23
8.2 KAL, Kalimantan Tengah; Model SISKA dengan 250 ekor
sapi betina dan 25 ekor sapi pejantan
Berpartisipasi dalam Lokakarya SISKA ke-3 yang
diselenggarakan di Lampung. Tiga peserta yang menghadiri
lokakarya adalah Komisioner KAL (Handy Tanusaputra),
Manajer Proyek (Yuli Pudjianto), dan staf Admin (Heni
Novitasari).
Yuli Pudjianto – Manajer Yuli Pudjianto (kiri) dan Handy (kanan)
Proyek KAL memaparkan dalam diskusi tentang prakarsa
strategi pemasaran KAL pengembangan pastura di Nakau
24
BPPT mengunjungi KAL untuk memulai penelitian tentang
dampak komersial dari penggembalaan sapi di bawah
perkebunan kelapa sawit
Tim BPPT mengumpulkan sampel tanah untuk diuji
kepadatannya setelah penggembalaan berat
Masalah dengan kematian pedet (2 ekor) akibat serangan
anjing liar membuat pihak manajemen cemas. Fokus
terhadap hal ini diperluas untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat setempat
Tingkat pertumbuhan sapi sapihan masih rendah dan KAL
perlu berfokus pada pengembangan pastura
25
8.3 BNT, Bengkulu; Model SISKA dengan 246 ekor sapi
betina dan 22 ekor sapi pejantan
Berpartisipasi dalam Lokakarya SISKA yang ke-3 yang
diselenggarakan di Lampung dan dihadiri oleh kepala Bidang
Agronomi (Jhon Muller), Kepala Peternakan (Yulissa) dan staf
Admin (Taufan)
Jhon Muller (mengenakan topi merah) sedang Taufan memaparkan kemajuan dan
berdiskusi tentang pengembangan pastura di Nakau tantangan dalam pengelolaan data
BNT memiliki Manajer Sapi yang baru – Tomi Riza, yang
sudah mulai bekerja
Tim pemasaran BNT mendapatkan pelatihan dari IACCB
tentang cara memasarkan sapi grower mereka
26
Penundaan pelaksanaan pengembangan pastura dengan
Skygem karena masalah banjir
Kematian pedet di lahan penggembalaan menjadi
keprihatinan. Masalahnya mungkin terkait dengan
penggembalaan rotasi.
Kematian pedet Salah satu upaya pengurus sapi
akibat serangan untuk menekan kematian pedet
hewan liar (diduga
di lahan penggembalaan
anjing liar)
27
8.4 SPR, Jawa Timur; Model Cut & Carry dengan 100 ekor
sapi betina dan 5 ekor sapi pejantan
Renovasi kandang (cattle yard) sudah selesai – akan menjadi
contoh kandang yang bagus di lahan kecil
Gita Pertiwi melanjutkan pelatihan dengan memberikan
bantuan dalam peningkatan kepemimpinan dan manajemen
di SPR
Ibu Titik (kiri) dari Gita Pertiwi mendukung Tim SPR (kanan)
untuk menyusun rencana kerja mereka
i. Berdasarkan diskusi-diskusi ini, SPR telah
mengubah modus operandinya. Sebelumnya,
mereka bekerja secara individual. Kini mereka
bekerja sama secara erat dan bersama-sama demi
sapi mereka. Hasilnya terlihat dalam peningkatan
pemberian pakan dan manajemen kandang.
28
25 ekor sapi grower yang berkinerja buruk dijual dengan
bobot rata-rata 163 kg dan harga jual rata-rata
Rp6.625.000/ekor atau Rp 40.600/kg.
Melanjutkan inisiatif pengembangan pastura dengan
penamanan hijauan (rumput dan legum)
Penanaman legum di perkebunan jati di
sekitar proyek
Masalah keuangan dan peningkatan protein untuk sapi
sapihan dan sapi grower masih dihadapi.
29
8.5 KPT MS, Lampung; Model Cut & Carry dengan 100 ekor
sapi betina, 6 ekor sapi pejantan, dan 3 pedet
‘’Panen Pedet’’ pertama (penjualan sapi grower) dilakukan
dengan hasil sebagai berikut:
- 34 ekor sapi grower dijual ke masyarakat peternak (harga
rata-rata Rp 59.300/kg. Dan rata-rata bobot 203 kg)
- 53 ekor sapi grower terjual ke anggota KPT (52.000/kg) dan
bobot rata-rata 211 kg
- 12% terjual di atas harga yang ditargetkan
- Partisipasi bagus dengan potensi untuk meningkat
Salah satu peserta lelang sedang Peserta lelang sedang menawar sapi
mengamati sapi grower grower
Gita Pertiwi melanjutkan pelatihannya di KPT dengan kunjungan
ke-2 – menyusun rencana kerja bisnis dan meningkatkan
manajemen organisasi termasuk kepemimpinan. KPT memiliki
empat unit usaha yang akan dikembangkan; 1) Pembiakan Sapi,
2) Pemasaran Sapi, 3) Pupuk Organik dan Pakan Konsentrat, dan
4) Wisata Pendidikan di Peternakan Sapi Pedaging
30
Anggota KPT berpartisipasi dalam diskusi dengan Gita Pertiwi tentang cara
menghitung biaya produksi usaha yang akan dikembangkan.
15 ekor sapi sapihan dipindahkan dari kandang Pak Supardi ke
kandang milik Pak Sumardi. KPT MS memutuskan memindahkan sapi
sapihan agar lebih banyak anggota dapat memperoleh pengalaman
dan manfaat tentang pengelolaan sapi sapihan.
Rajiv Pradhan melakukan kunjungan untuk mengkaji kemajuan
proyek KPT sebagai bagian dari laporan Penyelesaian Tahap 1.
KPT menerima pengunjung dari para peternak yang bermitra
dengan PT. Juang Jaya Abadi Alam (JJAA) di program pembiakan sapi
mereka. Sebuah contoh yang sangat baik tentang perluasan
pelajaran dari IACCB ke kalangan masyarakat yang lebih luas.
Agustinus (Pejabat KPT) berbagi pengalamannya dalam mengelola
sapi Brahman Australia dengan peternak lokal lainnya
31
8.6 SUJ, Lampung; Model SISKA dan Breedlot dengan 196 ekor
sapi betina dan 14 ekor sapi pejantan
Menjadi tuan rumah penyelenggara Lokakarya SISKA yang ke-3
di perkebunannya di Nakau – Lampung Utara yang berhasil
dengan baik berkat pengaturan yang tepat.
Matt Callaghan (berdiri di kanan) menjelaskan tentang
pentingnya protein bagi sapi sapihan dan sapi grower kepada
staf dari ke-4 proyek SISKA IACCB
40 ekor induk sapi dan sapi sapihan dipindahkan ke Nakau
sesuai rencana. 72 ekor sapi betina dari total 196 ekor sapi awal
masih tetap di breedlot. Semuanya akan dipindahkan ke
perkebunan pada akhir Januari 2019
Koran terkemuka “Bisnis Indonesia” memuat cerita tentang SUJ.
CVA dilakukan dengan peningkatan hasil dari PPA yang lalu di
awal Juni. Namun, karena masalah tingginya kematian pedet
dan biaya pakan, IACCB akan memberikan waktu tiga bulan lagi
sebelum penilaian akhir
2 orang perempuan dipekerjakan untuk berfokus pada
pengembangan pastura dan pemeliharaan pedet di Nakau
32
Penggunaan solid (limbah decanter) sebagai suplemen pakan
untuk penggembalaan sapi dan di kandang (berbiaya sangat
rendah)
Tenaga kerja perempuan Tim sapi SUJ mendapatkan pelatihan tentang
tambahan untuk merawat pedet manajemen pedet dan penataan ulang struktur dan
SOP harian mereka
Biaya Pakan SUJ/ekor/hari – induk sapi dan sapi grower
Catatan:
Biaya-biaya mulai menurun untuk induk sapi dan sapi grower di SUJ,
meskipun tidak secepat yang ditargetkan. Masalah-masalah di perkebunan
memperlambat proses ini misalnya kepercayaan diri manajemen,
keamanan dan perencanaan infrastruktur. Ada potensi kuat untuk
mengurangi biaya-biaya ini, yang sedang diupayakan oleh Tim IACCB.
33
Hasil CVA SUJ
No. Indikator Deskripsi – Sistem Pembobotan Skor 1- Skor
Kriteria Pemberian Skor 1-3 3 Akhir
3
1 Skor Kondisi Tubuh 1: <50% (3 paling 3 9
(BCS): rata-rata % sapi 2: 50-75% penting bagi 9
betina dengan BCS ≥2,6 3: >75% keberlanjutan) 1
dalam tiga bulan terakhir 2
1: >10% di bawah KPI 3 1
2 Tingkat penyapihan: # 2: >5%-10% di bawah 3
sapi sapihan setelah 12 KPI 3 1
bulan/total sapi yang 3: ≥ KPI atau sampai 2 2
kawin 5% di bawah KPI 2 6
1: >10% di bawah KPI 3
3 ADG pertumbuhan sapi 2: 6%-10% di bawah 3 3
sapihan: kg/ekor/hari KPI
sejak penyapihan 3: ≥ KPI atau sampai 2
5% di bawah KPI 3
4 Biaya produksi pakan 1: biaya produksi
per kg dibandingkan pakan di atas KPI 1
dengan harga beli sapi 2: hingga 15% di
bakalan Australia per kg bawah KPI
3: lebih dari 15% di
5 Arus tunai positif: tahun bawah KPI
di mana arus tunai 1: > 4 tahun
bernilai positif 2: 4 tahun
3: < 4 tahun
6 Tingkat pengembalian 1: < 5%
internal (Internal Rate of 2: 5%-10%
Return) pada akhir 3: > 10%
periode proyeksi (Tahun
ke-10) 1: tidak ada
keterlibatan
7 Manfaat sosial:
keterlibatan masyarakat
34
setempat dan perempuan 2: ada keterlibatan
dalam proyek 3: melibatkan banyak
masyarakat setempat
dan perempuan
8 Keamanan proyek: 1: > 3 insiden 3 39
26
insiden yang melibatkan 2: 1-3 insiden
49
masyarakat setempat 3: tidak ada insiden 71%
yang dapat berdampak
negatif terhadap sapi
proyek
9 Manajemen: 1: tidak ada 3
pengembangan kapasitas upaya/belum terlihat
staf, sistem dan proses 2: ada upaya tetapi
untuk keberlanjutan bisnis belum dapat
sapi mengatasi persoalan
penting
3: melakukan upaya
signifikan sehingga
mencapai hasil yang
diharapkan
SKOR AKHIR
SKOR AKHIR (dalam %)
< 35 (<50%): Kritis Tidak berkelanjutan secara komersial. Jika terus berlanjut lebih
dari 3 bulan, maka keputusan yang sangat mungkin diambil
35–48 (50%–70%): Kinerja adalah BERHENTI.
perlu diperbaiki
Keberlanjutan komersial dimungkinkan tetapi tidak dapat
terwujud tanpa upaya peningkatan yang terus-menerus.
49–55 (70%–80%): Kinerja Menguntungkan tetapi keberlanjutannya belum dapat
cukup baik dipastikan.
> 55 (>80%): Kinerja bagus Berkelanjutan secara komersial.
35
8.7 CAP, Kalimantan Selatan; Model Semi-intensif
dengan 103 sapi betina dan 11 sapi pejantan
Penilaian Kinerja Proyek yang ke-2 dilakukan dengan hasil
seperti diperincikan di bawah ini.
Kawanan sapi betina dan sapi grower berkembang cukup
baik. Produktivitas sangat baik, yang didukung oleh data:
o 103 ekor sapi betina produktif menghasilkan 73
keturunan (pedet, sapi sapihan dan grower)
o 20 ekor sapi betina sedang bunting dan 14 di
antaranya sedang bunting untuk kedua kali (6 ekor
bunting pertama kali)
o 1 ekor dijual dan 8 ekor tidak bunting (6 ekornya
akan diafkir)
Namun tidak semua hal berjalan baik di CAP – mereka
terus menghadapi masalah besar dalam keuangan dan
penempatan tim pengawas. Dua staf baru untuk
manajemen sapi mulai bekerja pada bulan Oktober dan
berhenti pada bulan November. IACCB melanjutkan
dukungannya untuk meningkatkan manajemen organisasi
termasuk kepemimpinan. Gita Pertiwi memberikan
pendampingan.
36
Sesi pendampingan oleh Gita Proses PPA di Kantor CAP dihadiri
Pertiwi oleh semua anggota tim CAP
Melanjutkan dengan prakarsa pengembangan pastura
dengan datangnya musim hujan – penanaman king grass,
lamtoro dan paspalum.
Penanaman Lamtoro di CAP
37
Hasil PPA Ke-2 di CAP
No. Indikator Deskripsi – Sistem Pembobotan Skor 1- Skor
Kriteria Pemberian Skor 1-3 3 Akhir
1 Skor Kondisi Tubuh 2
2 (BCS): rata-rata % sapi 1: <50% (3 paling 3 6
betina dengan BCS 2: 50-75% penting bagi 9
3 ≥2,6 dalam tiga bulan 3: >75% keberlanjutan) 1
terakhir 2
4 Tingkat penyapihan: # 1: >10% di bawah 3 3
sapi sapihan setelah 12 KPI 9
5 bulan/total sapi yang 2: >5%-10% di 3 3
6 kawin bawah KPI 2 6
3: ≥ KPI atau 2 6
ADG pertumbuhan sampai 5% di bawah
sapi sapihan: KPI 3
kg/ekor/hari sejak 1: >10% di bawah
penyapihan KPI 2
2: 6%-10% di bawah 3
Biaya produksi pakan KPI
per kg dibandingkan 3: ≥ KPI atau
dengan harga beli sapi sampai 5% di bawah
bakalan Australia per KPI
kg 1: biaya produksi
pakan di atas KPI
Arus tunai positif: 2: hingga 15% di
tahun di mana arus tunai bawah KPI
bernilai positif 3: lebih dari 15% di
Tingkat pengembalian bawah KPI
internal (Internal Rate 1: > 4 tahun
of Return) pada akhir 2: 4 tahun
periode proyeksi (Tahun 3: < 4 tahun
ke-10) 1: < 5%
2: 5%-10%
3: > 10%
38
7 Manfaat sosial: 1: tidak ada 1 22
39
keterlibatan masyarakat keterlibatan 26
setempat dan 2: ada keterlibatan 55
80%
perempuan dalam 3: melibatkan
proyek banyak masyarakat
setempat dan
perempuan
8 Keamanan proyek: 1: > 3 insiden 3
insiden yang melibatkan 2: 1-3 insiden
masyarakat setempat 3: tidak ada insiden
yang dapat berdampak
negatif terhadap sapi
proyek
9 Manajemen: 1: tidak ada 3
pengembangan upaya/belum terlihat
kapasitas staf, sistem 2: ada upaya tetapi
dan proses untuk belum dapat
keberlanjutan bisnis sapi mengatasi persoalan
penting
3: melakukan upaya
signifikan sehingga
mencapai hasil yang
diharapkan
SKOR AKHIR
SKOR AKHIR (dalam %)
< 35 (<50%): Kritis Tidak berkelanjutan secara komersial. Jika terus berlanjut
lebih dari 3 bulan, maka keputusan yang sangat mungkin
35–48 (50%–70%): Kinerja diambil adalah BERHENTI.
perlu diperbaiki
Keberlanjutan komersial dimungkinkan tetapi tidak dapat
terwujud tanpa upaya peningkatan yang terus-menerus.
49–55 (70%–80%): Kinerja Menguntungkan tetapi keberlanjutannya belum dapat
cukup baik dipastikan.
> 55 (>80%): Kinerja bagus Berkelanjutan secara komersial.
Manajemen menjadi masalah inti yang terkait dengan kekurangan biaya.
Sapi masih tetap dalam kondisi yang baik, dan saat ini ada keprihatinan
terkait dengan kesejahteraan hewan
39