The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pauljehurung, 2022-03-12 08:03:15

Koneksi antar materi Modul 3.2

koneksi antar materi

2022

Koneksi Antar Materi
Modul 3.2

02-CGP-PAULUS JEHURUNG
KOTA KUPANG

3/12/2022

Salam dan Bahagia

Program Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian
kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia yang dijalankan melalui
program Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK).
Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin
Pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik, aktif, proaktif dan mengembangkan
pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen
perubahan dalam pendidikan Indonesia dalam rangka mewujudkan profil
Pelajar Pancasila.

Sebagai seorang pemimpin baik di kelas maupun di sekolah, guru harus
mampu mengidentifikasi dan mengelola semua sumber daya (aset) yang
dimiliki oleh sekolah untuk dapat dijadikan sebagai kekuatan sekolah dalam
rangka mendukung perwujudan visi dan misi sekolah.

Sekolah sebagai sebuah ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara
faktor biotik (unsur yang hidup) dan faktor abiotik (unsur yang tidak hidup).
Kedua unsur ini saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya sehingga
menciptakan hubungan yang seimbang, selaras dan harmonis. Dalam
ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling mempengaruhi dan
membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Contoh faktor – faktor biotik antara lain:

1. Murid

2. Kepala Sekolah

3. Guru

4. Staf/Tenaga Kependidikan

5. Pengawas Sekolah

6. Orang Tua

7. Masyarakat sekitar sekolah

8. Pemerintah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, juga terdapat faktor-
faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan
proses pembelajaran. Contoh faktor-faktor abiotik yang ada dalam
ekosistem sekolah antara lain sebagai berikut.

1. Keuangan

2. Sarana dan prasarana

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid,
sekolah akan berhasil jika mampu memandang semua aset (sumber daya)
yang dimiliki dari perspek positif. Maksudnya adalah memandang semua
yang ada sebagai kekuatan yang dapat dimaksimalkan. Perspektif ini tidak
memandang kekurangan sebagai hambatan atau justru melihat kekurangan
sebagai kekuatan. Sekolah berfokus pada pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya yang dimiliki tanpa memikirkan kekurangan yang ada. Dalam
pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu:

1. Pendekatan Berbasis Kekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking).
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa
yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat
dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua
kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin
diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang
terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat
menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah
konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli
psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan
diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali
hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan
sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada
apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan
ataupun potensi yang positif.

Berikut perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan
pendekatan berbasis aset.

Dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya, sekolah
direkomendasikan untuk menekankan pada pendekatan berbasis aset.
Pendekatan ini menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat
memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari
aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan berbasis
aset menekankan kepada kemandirian suatu komunitas untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan
dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil
yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang
dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini komunitas sibuk pada strategi
mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di
dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven
development.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam bukunya yang berjudul Asset
Building and Community Development, ada 7 aset utama atau di dalam buku
ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

1. Modal Manusi
Pemetaan asset manusia merupakan kegiatan mengidentifikasi
kecerdasan, keterampilan dan profil masing-masing indvidu dalam
ekosistem sekolah.

2. Modal Sosial
Yang termasuk dalam modal sosial adalah kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat, gotong royong dan juga termasuk empati masyarakat
terhadap aksistensi sekolah.

3. Modal Fisik
Modal fisik melibatkan gedung sekolah, sarana penunjang, buku-buku,
listrik, jaringan internet, instalasi air dan lain-lain.

4. Modal Lingkungan/Alam
Modal lingkungan dapat berupa lahan yang dapat dikelola untuk
kepentingan sekolah. Misalnya untuk mendirikan gedung sekolah,
membuat taman dan lain-lain.

5. Modal Finansial
Dukungan financial adalah dukungan keuangan demi kelancaran kegiatan
pendidikan.

6. Modal Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam
penyelenggaraan pendidikan. Atau dapat juga dikatakan sebagai daya
pengaruh dari pihak-pihak tertentu yang dapat dimaksimalkan untuk
kepentingan sekolah.

7. Modal Agama dan Budaya.
Modal agama dan budaya merupakan dukungan dalam bentuk nilai-nilai
kebajikan, kearifan lokal, keyakinan dan kepercayaan yang sudah ada
dalam diri murid, orang tua, guru dan masyarakat semuanya saling
bersinergis membentuk suatu komunitas sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam
pengelolaan sumber daya merupakan sebuah kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan memanfaatkan
berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolahnya dalam rangka mewujudkan
visi dan misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Untuk dapat mengimplementasikan modul pemimpin dalam pengelolaan
sumber daya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah, maka
seorang pemimpin harus mampu bersinergi dengan semua pihak yang ada

di sekolah baik dewan guru, staff, siswa, orang tua siswa, dan juga
masyarakat sekitar sekolah untuk dapat secara bersama-sama
menginventarisir/memetakan segala sumber daya (aset) yang dimiliki
sekolah dan menjadikan segala aset tersebut sebagai kekuatan yang dimiliki
oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah.

Salah satu aset yang paling utama yang dimiliki sekolah yaitu modal
manusia. Jika modal manusia ini mampu dimanfaatkan dan dikelola dengan
baik maka mutu pendidikan di sekolah akan meningkat. Seorang pemimpin
sekolah harus mampu menggerakkan guru-guru yang ada di sekolah untuk
dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan, dan
juga pembelajaran berdiferensiasi, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru lebih berpihak pada murid. Dengan sekolah mampu
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka segala minat,
bakat, dan potensi yang dimiliki oleh murid akan dapat berkembang dengan
maksimal.

 Hubungan dengan Modul Refeleksi Filosofis Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah suatu proses memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki
sekolah yaitu modal manusia (guru dan murid). Pemimpin harus
memastikan para gurunya melaksanakan pembelajaran yang berpihak
kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya
(kodrat alam dan kodrat zaman). Dengan demikian maka murid akan
dapat memaksimalkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya sebagai
bekal mereka dalam menjalani kehidupannya.

 Hubungan dengan Modul Nilai dan Peran Guru Penggerak
Seorang pemimpin harus mampu memastikan modal manusia yang
dimiliki sekolah utamanya guru agar dapat menerapkan nilai-nilai guru
penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka
sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar
Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, bergotong royong,
serta kreatif.

 Hubungan dengan Modul Visi Guru Penggerak
Materi pada modul ini (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) juga
berkaitan dengan materi visi guru penggerak. Seorang pemimpin harus
mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah dan tentunya visi
yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya yang dimiliki
sekolah utamanya guru dan juga murid. Melalui penerapan Inkuiri
Apresiatif dengan menggunakan tahapan BAGJA, seorang pemimpin akan
dapat melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan
menggerakkan warga sekolah untuk melakukan perubahan positif.
Perubahan positif yang dilakukan secara konsisten akan melahirkan
budaya positif dengan demikian modul ini pun berkaitan dengan modul
1.4 tentang budaya positif.

 Hubungan dengan Modul Pembelajaran Berdiferensiasi,
pembelajaran Sosial - Emosional, dan Coaching
Dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin harus mampu
melasanakan pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan profil
siswa atau yang dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk
dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini maka seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memetakan aset/sumber
daya yang dimiliki utamanya aset manusia yaitu siswa. Sehingga
pembelajaran yang dilaksanakannya akan bermakna bagi siswa. Potensi-
potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan
lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa.
Sebagai seorang pemimpin kita harus memahami sisi sosial emosional
siswa, sehingga ketika ada siswa kita yang mengalami permasalahan
maka kita akan dapat memberikan layanan berupa coaching. Coaching
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan dan menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa untuk
dapat dikembangkan. Dengan demikian maka siswa akan dapat
berkembang dengan maksimal.

 Hubungan dengan Modul Pengambilan Keputusan sebagai
Pemimpin Pembelajaran
Pada modul ini seorang pemimpin sudah mempelajari bagaimana caranya
mengambil sebuah keputusan dengan sebaik-baiknya ketika berada
dalam situasi dilema etika atau situasi bujukan moral. Ada 9 langkah
yang harus dilewati ketika mengambil dan menguji keputusan. Dalam
pengelolaan sumber daya/aset juga dibutuhkan kemampuan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan saat melaksanakan pengelolaan
sumber daya yang dimiliki.

RENCANA AKSI DENGAN MANAJEMEN BAGJA

PRAKARSA PERUBAHAN

TAHAPAN Pertanyaan Daftar tindakan/ riset/
penyelidikan yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan

jawaban

B-uat pertanyaan (Define) Apa saja potensi  Memetakan kebutuhan belajar
murid yang murid dan memetakan
● Membuat pertanyaan utama dapat aset/potensi/kekuatan yang
yang akan menentukan arah dikembangkan dimiliki murid agar dapat
investigasi kekuatan/potensi/ dalam menunjang proses pembelajaran
peluang; pembelajaran di
kelas.  Melakukan pembelajaran
● Menggalang atau membangun berdifersiasi
koalisi tim perubahan

● Kegiatan apa yang ● Meminta siswa menyampaikan

A-mbil pelajaran (Discover) menarik, membuat pendapat tentang hal apa yang

● Menyusun pertanyaan lanjutan siswa aktif dan mereka sukai dan tidak sukai
untuk menemukenali senang selama dalam pembelajaran.
kekuatan/potensi/ peluang
lewat investigasi; pembelajaran? ● Mengajak siswa menempel hasil
● Bagaimana karyanya di dinding kelas
● Menentukan bagaimana cara
kita menggali fakta, memotivasi siswa ● Mengajak siswa berperan aktif
memperoleh data, diskusi agar tidak bosan dalam pembelajaran.
kelompok kecil/besar, survei selama
individu, multi unsur
pembelajaran?
G-ali mimpi (Dream)
● Apakah kegiatan ● Memberikan kesempatan
● Menyusun deskripsi kolektif
bilamana inisiatif terwujud; yang saya lakukan memilih kelompok belajar di

● Mengalokasikan kesempatan dapat memberi kelas.
untuk berproses bersama, semangat siswa
dalam ● Siswa melakukan kolaborasi
● Memberikan semangat, motivasi
pembelajaran? kepada siswa dan memberikan
● Apakah siswa aktif
dalam proses apresiasi kepada siswa.

● Menyiapkan sarana prasarana

multiunsur (kapan, di mana, pembelajaran? yang mendukung pembelajaran
siapa saja). ● Apakah kegiatan yang menarik dan

J-abarkan rencana (Design) yang saya lakukan menyenangkan.
dapat memberi
● Mengidentifikasi tindakan pemahaman yang
konkret yang diperlukan untuk
menjalankan langkah-langkah baik terhadap
kecil sederhana yang dapat meteri
dilakukan segera,dan langkah pembelajaran?
berani/terobosan yang akan
memudahkan keseluruhan Bagaimana ● Membuat RPP berdiferensiasi
pencapaian; sehingga pembelajaran menjadi
pelaksanaan
● Menyusun definisi kesuksesan menarik dan menyenangkan
pencapaian pembelajaran yang ● Mempersiapkan fasilitas
menarik dan pendukung seperti laptop dan
A-tur eksekusi (Deliver) menyenangkan di LCD proyektor dll.

● Menentukan siapa yang kelas? ● Berkolaborasi dengan kepala
berperan/ dilibatkan dalam
pengambilan keputusan; sekolah, rekan sejawat, TU, wali

● Mendesain jalur komunikasi murid dan penjaga sekolah.
dan pengelolaan rutinitas
(misal: SOP, knowledge ● Mempelajari inovasi
management, monev/refleksi) pembelajaran seperti

liveworksheet, quizizz, youtube
agar pembelajaran lebih
bervariasi, menarik dan

menyenangkan.

● Kapan ● Setiap pertemuan pembelajaran
pelaksanaannya? di kelas

● Siapa yang ● Setiap pertemuan menggunakan

terlibat? metode yang bervariasi
● Siapa yang ● Kepala sekolah, rekan sejawat,

memonitor? siswa, orang tua siswa terlibat
● Bagaimana dalam pembelajaran sesuai
dengan perannya.
evaluasinya?
● Kepala sekolah memonitor
kegiatan pembelajaran

● Rekan sejawat memberikan
masukan terkait pembelajaran
sebagai bahan evaluasi pada

kegiatan berikutnya.
● Melakukan refleksi
● Penggunaan IT dimaksimalkan.

Salam Bahagia.


Click to View FlipBook Version