PEMBUDIDAYAAN ITIK PEDAGING
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi .........................................................................................................ii
Kata Pengantar ................................................................................................iii
1. MENERAPKAN PROSEDUR K3 DI TEMPAT KERJA ..............................4
2. PERKANDANGAN ................................................................................6
3. PEMILIHAN BIBIT TERNAK..................................................................11
4. MELAKUKAN PEMELIHARAAN TERNAK ..............................................13
5. PAKAN.................................................................................................16
6. RENCANA PENGENDALIAN PENYAKIT.................................................18
Unit Kompetensi ..............................................................................................20
Daftar Nama Penyusun....................................................................................24
ii
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi
tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi
dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan
dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi untuk
pelatihan “Pembudidayaan Itik Pedaging”.
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan
agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada
kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses
pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Bandung Barat, 2022
Penyusun
iii
PENGANTAR TEORI
MENERAPKAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI TEMPAT
KERJA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disingkat dengan K3 merupakan hal
penting yang perlu dipelajari. Hal ini didasarkan pada banyaknya resiko kecelakaan yang
terjadi saat bekerja termasuk di kandang. konsep dari K3 sendiri yaitu meminimalisir
kecelakaan kerja dan meminimalisir resiko yang berdampak bagi kesehatan pekerja.
Tujuannya adalah agar pekerja merasa aman dan nyaman saat bekerja sehingga dapat
bekerja dengan sebaik-baiknya. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini diatur oleh
Undang-Undang No.1 Tahun 1970. Prinsip-prinsip K3 yang tertuang di dalam UU
diantaranya adalah :
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien.
c. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Faktor – faktor terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan Menurut
Mangkunegara (2013:162)
dikemukakan beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan pekerja.
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja :
1) Penyusunan dan penyimpanan barang – barang yang berbahaya kurang di
perhitungkan keamannya.
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pengaturan Udara :
1) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak
2) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya
c. Pengaturan Penerangan :
1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang – remang.
d. Pemakaian Peralatan Kerja :
1) Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak.
2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
4
e. Kondisi Fisik dan Mental Pekerja :
1) Kerusakan alat indera, stamina pekerja yang tidak stabil
2) Emosi pekerja yang tidak stabil, kepribadian pekerja yang rapuh, cara berpikir
dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah sikap pekerja yang
ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas
kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.
Klasifikasi bahaya yang berkaitan dengan K3 yaitu di antaranya :
Bahaya Kerja Fisik
1. Bising yang didapatkan dari pekerja bangunan umumnya bisa menyebabkan
tuli atau pendengaran menjadi melemah.
2. Vibrasi atau getaran dapat dirasa seluruh badan atau bagian khusus bila
memakai satu mesin/alat dalam tempo lama bisa menimbulkan ngilu otot,
mual, sampai gangguan pembuluh darah.
3. Disamping itu, orang yang tugasnya terkait dengan radiasi ionisasi (sinar-X,
sinar gamma) bisa mengakibatkan kerusakan ikatan kimia di jaringan tubuh
bila terkena dalam jumlah besar.
Bahaya Kerja Ergonomis
Ergonomi ialah cidera persendian karena kesalahan gerak atau ketegangan
otot yang terjadi secara terus-menerus sehingga bisa menimbulkan luka bahkan
cacat permanen. Contohnya, posisi duduk, menulis, jarak antar-layar serta mata,
mengangkat barang dengan beban yang terlalu berat, serta menggenggam alat.
Tanda-tanda yang seringkali ada karena tidak ergonomis posisi kita saat kerja
ialah pegel linu, ngilu sendi, serta pinggang.
Bahaya Kerja Biologi
1. Resiko terserang penyakit karena bakteri serta virus seperti tuberkulosis,
hepatitis B, C, serta HIV rawan menulari tenaga kesehatan, seperti dokter,
perawat, serta laboratoris.
2. Resiko penyakit zoonosis seperti rabies pada peternak.
Bahaya Kerja Psikologis
Depresi karena terdapatnya perkembangan jenis pekerjaan, agenda, tingkat
tanggung jawab, serta perbedaan dengan atasan atau rekanan kerja.
5
PERKANDANGAN
Kandang perlu disiapkan sebelum memelihara ternak. Pada prinsipnya, penilaian
kualitas kandang bukan dititik beratkan pada baik atau buruknya bangunan kandang
tersebut. Akan tetapi kandang yang dibangun haruslah memenuhi kriteria minimum agar
ternak merasa nyaman di dalamnya. Tentunya, jika kandang tersebut membuat ternak
nyaman, maka ternak akan hidup sehat dan produktivitasnya optimal. Kriteria minimum
kandang sesuai dengan kebutuhan ternak yaitu :
1. Tersedianya pakan
2. Tersedianya minum
3. Ruang gerak
4. Fentilasi udara
5. Cahaya matahari dapat masuk
a. Persyaratan Perkandangan
Yang perlu diperhatikan sebelum membangun kandang antara lain :
Ketersediaan lahan
Tidak berada di pusat keramaian
Tersedianya sumber air
Terdapat penerangan (listrik)
Mudah diakses oleh transportasi
b. Tipe Kandang
Tipe kandang pada itik umumnya terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Kandang Baterai
Kandang baterai merupakan kandang yang berbentuk balok, bisa terbuat
dari kawat ataupun bambu. Prinsip kandang baterai adalah pemeliharaan secara
intensif sehingga mempunyai kelebihan mempermudah dalam menejemen
6
pemeliharaan dan melakukan penanganan pada itik. Dalam satu kandang berisi 5-
10 ekor DOD dan 1-2 ekor itik dewasa. Ukuran kandang biasanya adalah 50 cm x
50 cm x 45 cm. Kelemahan kandang baterai ini yaitu memerlukan modal besar
dalam pembuatanya. Kandang baterai ini biasa digunakan pada unggas petelur
untuk memudahkan dalam pemenenan telur.
2. Kandan Ren
Kandang ren merupakan kandang dengan prinsip semi intensif. Terdapat
dua ruangan pada kandang yaitu ruangan di dalam dengan menggunakan atap
dan ruangan diluar tanpa atap. Pemeliharaan itik dengan kandang ren ini
biasanya itik dikandang saat malam hari di ruangan dalam dan diumbar di
ruangan luar saat pagi hari. Biasanya terdapat kolam (kubangan air) pada
ruangan luar untuk itik berenang saat diumbar pada siang hari. Kandang ini
digunakan hanya pada itik dewasa.
3. Kandang Postal
Kandang postal biasa juga disebut juga kandang koloni, bisa menampung
itik dengan jumlah yang banyak bergantung pada luas lahan. Kandang ini dibuat
secara sederhana dengan system lantai lemprak. Kandang ini paling sering
digunakan oleh peternak karena tidak membutuhkan modal yang terlalu banyak.
Namun, kelemahannya adalah kebersihan kandang sulit terkontrol sehingga tidak
jarang kandang menjadi bau dan bisa berdampak pada kesehatan itik.
7
Pada pemeliharaan itik pedaging, umumnya kandangnya yang digunakan
yaitu tipe postal atau baterai. Tipe ren lebih banyak digunakan pada pemeliharaan
itik petelur. Itik pedaging menggunakan system pemeliharaan intensif atau full
sepanjang hari di dalam kandang. sehingga kandnag harus didesain sedemikian
rupa agar itik tidak kepanasan pada siang hari dan kedinginan pada malam hari.
Lantai kandang, dapat dibuat dari tanah atau dari semen. Pemasangan
lantai tambahan dari potongan bambu disekitar tempat minum akan sangat
membantu mengurangi penyebaran air pada saat minum. Atap kandang dapat
dibuat dari bahan yang sederhana seperti genting atau rumbia. Bentuk atap
kandang dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu atap dua muka dengan lubang
angin, dua muka tanpa lubang angin, satu muka dengan lubang angin atau satu
muka tanpa lubang angin.
a. Atap Dua Muka Tanpa Lubang Angin (gambar 8)
b. Atap Dua Muka Dengan Lubang Angin/Sistim Monitor (gambar 9)
c. Atap Satu Muka Tanpa Lubang Angin (gambar 10)
8
d. Atap Satu Muka Dengan Lubang Angin/Semi Monitor (gambar 11)
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum membangun kandang adalah :
1. Menentukan tipe kandang yang akan dibangun, disesuaikan dengan tujuan
pemeliharaan
2. Membuat desain kandang
3. Menentukan luas bangunan, disesuaikan dengan standar kepadatan
kandang untuk memberikan ruang gerak yang bebas bagi itik nantinya agar
nyaman
Standar kepadatan kandang Menurut Ranto dan Sitanggang, 2008 :
Umur Kepadatan
(ekor/m2)
1-2 minggu 50
2-3 minggu 20
4-5 minggu 8-10
5 minggu- panen 5-6
c. Fasilitas Kandang
Fasilitas/ peralatan pendukung untuk kandang, yaitu :
1. Tempat pakan
2. Tempat minum
3. Lampu
9
4. Brooder (untuk DOD)
5. Alat kebersihan
6. Tempat penampungan kotoran
7. Tempat pembuangan/ penguburan bangkai
d. Perawatan Kandang
Standar perawatan kandang pada pemeliharaan itik pedaging yaitu :
1. Pembersihan dalam kandang maupun lingkungan sekitar kandang,
dilakukan setiap hari (lebih baik pagi hari sebelum memberikan pakan).
Kegiatan pembersihan kandang ini biasa disebut dengan istilah sanitasi.
2. Penyemprotan kandang menggunakan cairan desinfeksi. Sebaiknya
dilakukan minimal 2 minggu sekali. Kegiatan penyemprotan menggunakan
cairan desinfektan ini biasa disebut dengan istilah desinfeksi.
3. Pengecekkan bangunan secara berkala juga perlu dilakukan untuk
mencegah adanya kerusakan yang mendadak yang membahayakan untuk
peternak maupun ternaknya. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti memalu
kembali paku muncul ke permukaan, mengecek kontruksi bangunan rapuh
atau tidak, pengecekan peralatan masih berfungsi dengan baik atau tidak.
10
PEMILIHAN BIBIT TERNAK
Pemilihan bibit itik Day Old Duck (DOD) sangat penting dan harus
dilakukan sebelum melakukan pembudidayaan. Hal ini dikarenakan pemilihan
DOD merupakan factor yang dapat mempengaruhi produksi nantinya saat panen.
Berikut adalah contoh DOD yang berkualitas baik.
Kriteria pemilihan DOD :
1. Berat badan DOD lebih dari 40 gram
2. Mata bersih dan bersinar (tidak lesu)
3. Paruh simetris atau tidak bengkok
4. Hidung bersih
5. Bulu halus
6. Kaki tidak cacat dan tidak kering
7. Dubur bersih
DOD yang tidak memenuhi kriteria sebaiknya dipisah atau dikandangkan
tersendiri di kandang isolasi. Sebab jika disatukan dengan yang sehat maka DOD
yang lemah tidak mampu berkompetisi dengan yang sehat. Akibatnya, DOD yang
lemah stress dan akan memperburuk keadaannya.
Pada umumnya, itik dibagi menjadi 3 golongan yaitu : itik daging, itik petelur dan
tipe hias (fancy). Dalam modul ini, akan focus pada itik pedaging disesuaikan dengan
program pelatihannya yaitu pembudidayaan itik pedaging. Itik pedaging yang biasa
diternakkan di Indonesia yaitu :
1. Peking
Itik Peking merupakan jenis itik pedaging unggul asal Cina. Itik jenis ini
tingkat pertumbuhannya cepat. Itik jenis ini sudah bisa dipanen dalam waktu 45
11
hari dengan bobot 1,5 – 2 kg.
2. Hibrida
Itik hibrida merupakan persilangan itik Mojosari betina yang biasa dijadikan
itik petelur dengan itik Peking pejantan. Peranakan itik hibrida ini biasa disebut
dengan itik PMP yang artinya adalah itik Peranakan Mojosari dan Peking. Itik ini
digolongkan menjadi itik pedaging karena memang bobot yang dihasilkan 1,2 – 1,5
kg per ekornya. Namun, selain sebagai itik pedaging, itik Hibrida juga dapat
dijadikan itik penghasil telur.
3. Manila
Itik ini punya beberapa nama di tempat berbeda seperti Muscovy Duck,
Indian Duck, Muscovite Duck, Guenia Duck, Turkish Duck, Pato dan lain-lain. Di
Pulau Jawa, itik ini disebut dengan entok. Bentuk tubuh Itik Manila sangat besar,
beratnya bisa mencapai 3-7 kg. Untuk itik pejantannya bila bisa mencapai berat
10 kg.
12
MELAKUKAN PEMELIHARAAN TERNAK
Itik pedaging dipelihara sekitar 40-50 hari. Selama pemeliharaan terdapat
dua fase pertumbuhan yaitu :
1. Fase Starter (0-3 minggu)
2. Fase Finisher (3 minggu hingga panen)
a. Persiapan pemeliharaan
Fase starter dimulai dari itik umur 1 hari (DOD). Terdapat beberapa
persiapan yang perlu dilakukan pada saat memulai pemeliharaan DOD yaitu :
1. Sanitasi kandang yang meliputi kegiatan pembersihan dan pencucian
ruangan dalam kandang, pembersihan lingkungan sekitar kandang dan
pencucian peralatan.
2. Penaburan kapur dolomit dalam kandang secara merata di seluruh bagian
berfungsi untuk membasmi bakteri.
3. Sekam di tebar pada lantai kandang sebgai litter agar kotoran nantinya
tidak basah dan meminimalisir bau. Tebal sekam yang ditebar sekitar 3-5
cm.
4. Pemberian alas koran atau kertas bekas di atas sekam untuk DOD sampai
dengan itik berumur 1 minggu. Tujuannya adalah agar itik tidak langsung
terkena sekam, di mana sekam teksturnya kasar dapat melukai kaki itik
yang masih kecil. Selain itu, agar sekam tidak termakan karena pada umur
minggu pertama itik masih sulit mengenali pakannya.
5. Desinfeksi kandang yaitu dengan melakukan penyemprotan secara merata
baik di dalam ruangan kandang, peralatan maupun lingkungan sekitar
kandang.
6. Pemasangan brooder. Brooder adalah alat pemanas sebagai pengganti
indukan untuk itik 2 minggu pertama. Brooder bisa berupa lampu bohlam
kuning, api unggun, atau brooder pabrikan (Gasolec).
7. Pemasangan thermohigrometer untuk suhu dan kelembaban.
Persiapan ini sebaiknya dilakukan paling lambat H-3 hari sebelum
pemeliharaan itik dimulai.
b. Tata Laksana Pemeliharaan DOD
1. Pengecekkan suhu dan temperature dalam kandang. Standar suhu dalam
kandang yaitu 21-330C dan standar kelembaban dalam kadang 30-85%.
2. Memastikan brooder selalu menyala (24 jam) untuk pemeliharaan 2 minggu
pertama.
3. Memasang tirai pada luar kandang agar itik tidak langsung terkena angin
4. Mengganti litter jika sudah basah
13
5. Mengamati tingkah laku penyebaran itik dalam kandang
c. Pemberian pakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
Jenis pakan yang diberikan pada itik bergantung pada umur atau fase
pertumbuhannya. Pada DOD atau fase starter, pakan yang cocok yaitu berbentuk
mesh/ tepung. Sedangkan pada itik fase grower dan finisher, pakan yang
diberikan biasanya berupa pakan basah. Pemberian pakan disesuaikan dengan
umur itik. Berikut data kebutuhan pakan pada itik :
Umur (hari) Jumlah (gram/ekor/hr)
1-7 20
7-15 30
45
16-20 85
21-27 95
28-34 115
35-41 128
42-50
Sumber : Buku Beternak Itik Pedaging
14
d. Kebersihan kandang selalu terjaga
Kebersihan kandang termasuk faktor penting yang berpengaruh pada
kesehatan itik. Beberapa penyakit timbul disebabkan dari keadaan kebersihan
kandang. Pembersihan kandnag sebaiknya dilakukan setiap hari agar kandang
tidak lembab dan bau sehingga dapat mengundang lalat. Pada kandang DOD
sebaiknya keadaan sekam dicek secara berkala, apabila sekam sudah basah harus
langsung dibalik atau diganti dengan yang baru. Kebersihan tempat pakan dan
minum juga harus selalu terjaga dengan membersihkan secara berkala. Pakan
harus sering diayak kembali untuk menyaring kotoran dan mengganti air minum
dalam kandang jika sudah keruh atau tercemar.
e. Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara rutin
Selain dibersihkan, kandang dan peralatan juga perlu didisinfeksi yaitu
dicuci atau disemprot dengan cairan antiseptik. Tujuannya adalah untuk menjaga
kondisi kandang dan peralatan tetap dalam keadaan bersih dan steril sehingga
dapat mencegah penyakit yang dapat menyerang itik. Dapat menggunakan cairan
antiseptik apapun merknya dengan dosis yang telah ditentukan pada label
kemasan. Desinfeksi kandang sebaiknya dilakukan secara berkala sekitar 1-2
minggu sekali.
f. Melakukan pengecekan kesehatan itik secara berkala
Pengecekan kesehatan itik perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi
kesehatannya. Pengecekan yang paling baik yaitu dilakukan setiap pagi hari yang
meliputi keadaan fisik (lesu/segar), kelincahan, nafsu makan dan pengamatan
tubuh secara dekat jika dirasa itik lesu atau tidak nafsu makan. Pengamatan
tubuh secara dekat biasanya yaitu dengan mengamati kondisi mata, lubang
hidung, bulu, dubur dan kaki serta perlu adanya pengamatan lebih lanjut tentang
kondisi ekskretanya (kotoran) jika dirasa itik menampakkan kondisi kesehatan
yang kurang baik. Itik yang terdiagnosa tidak sehat sebaiknya langsung
dipisahkan atau diisolasi di kandang tersendiri agar tidak terjadi penularan pada
itik yang lain.
g. Pemberian vitamin atau suplemen dan obat cacing
Vitamin atau suplemen juga penting diberikan untuk menjaga kesehatan
dan meningkatkan daya tahan tubuh itik. Pada prinsipnya, unggas lebih mudah
untuk dicegah dari penyakit daripada diobati saat sudah terdiagnosa sakit.
Alasannya adalah unggas termasuk hewan yang mudah stress sehingga ketika
merasa tubuhnya tidak dalam keadaan fit, nafsu makan akan menurun kemudian
lemas dan tingkah stress menjadi tinggi kemudian berakhir dengan kematian.
Vitamin atau suplemen untuk unggas sudah beredar banyak di pasaran. Beberapa
vitamin atau suplemen yang biasa diberikan pada itik yaitu vitamin c, vit B
kompleks, vitachick, vitabro dan vitastress.
15
PAKAN
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak.
Pakan adalah bahan pakan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun
yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembang biak.
Ransum adalah campuran beberapa bahan pakan yang disusun sedemikian
rupa sehingga zat gizi yang dikandungnya seimbang sesuai kebutuhan ternak.
Langkah menyusun formulasi ransum yaitu :
1. Pemilihan bahan pakan
2. Tabel kebutuhan nutrisi ternak
3. Tabel kandungan nutrisi bahan pakan
4. Penentuan metode formulasi ransum
a. Pemilihan bahan pakan
Syarat memilih bahan pakan :
1. Bergizi (mengandung nutrisi)
2. Tidak beracun
3. Mempunyai palatabilitas (kesukaan ternak)
4. Dapat tersedia secara berkelanjutan
5. Tidak bersaing dengan manusia
6. Dapat didapatkan dengan mudah
b. Tabel kebutuhan nutrisi ternak
Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ternak dapat dilihat dari beberapa
referensi, seperti NRC, SNI, Kementan dan sebagainya. Tabel kebutuhan nutrisi
penting disiapkan dalam penyusunan formulasi ransum agar ransum yang dibuat
sudah memenuhi nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi yang biasanya dijadikan
sebagai parameter atau pertimbanhan dalam penyusunan ransum unggas adalah
protein kasar (%) dan energy metabolis (kkal/kg). Berikut adalah tabel kubutuhan
nutrisi menurut SNI.
Starter Grower Layer/Finisher
Jenis Ternak PK EM PK EM PK EM
(%) (kkal/kg) (%) (kkal/kg) (%) (kkal/kg
Ayam Ras Pedaging 19 2900 - - 18 2900
Ayam Ras Petelur 18-20 - 13-16 - 15-18 -
Itik 22 3000 15 2700 18 2800
Puyuh 20-24 2900 20 2700 20-22 2900
16
c. Tabel kandungan nutrisi bahan pakan
Terdapat banyak bahan pakan yang bisa digunakan sebagai bahan baku
ransum unggas. Pertimbangan dalam pemilihan bahan pakan yaitu kandungan
nutrisi, harga dan ketersediaan. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui
kandungan nutrisi bahan pakan sebelum menyusun ransum sebagai pedoman
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Kandungan nutrisi bahan pakan
dapat dilihat dari berbagai referensi. Salah satu referensi yang dapat digunakan
yaitu tabel komposisi makanan ternak (Hartadi). Di tabel tersebut disajikan secara
lengkap kandungan nutrisi bahan pakan.
d. Metode perhitungan formulasi ransum
Terdapat 4 metode perhitungan yang dapat digunakan dalam menyusun
formulasi ransum, yaitu :
1. Pearson square
2. Trial and eror (coba-coba)
3. Gabungan
4. Excel atau aplikasi computer
17
RENCANA PENGENDALIAN PENYAKIT
Penyakit merupakan salah satu faktor yang menyebabkan merosotnya
produksi, maupun dapat menyebabkan kegagalan total dari usaha peternakan.
Perlu adanya pencegahan dan pengendalian untuk meminimalisir penyakit yang
dapat menyerang ternak.
Pencegahan adalah upaya untuk menaja ternak tidak terserang penyakit.
Bentuk pencegahan penyakit yang dapat dilakukan pada peternakan yaitu :
sanitasi, desinfeksi, vaksinasi, biosecurity, pemberian vitamin dan mineral untuk
ternak.
Pengendalian adalah upaya untuk meminimalisir penyakit sehinnga
penyakit tersebut tidak menyebar dan ternak yang sakit tidak menularkan ke
ternak lain yang sehat. Bentuk kegiatan pengendalian penyakit yaitu : isolasi
ternak yang sakit di kandang isolasi, desinfeksi, pemberian obat pada ternak yang
sakit, dan mengubur atau membakar bangkai ternak.
Penyakit yang sering menyerang pada itik, diantaranya adalah :
1. Avian Influenza (Al)
Penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini bersifat zoonosis
yaitu penyakit pada hewan yang dapat menular ke manusia. Tanda -tanda
umum pada itik yang terserang penyakit ini adalah keluar air mata, bersin-
bersin, keluar cairan dari hidung dan pembengkakan pada daerah dibawah
mata yang mengandung mucus dan menyebabkan kotoran pada mata. Itik
yang terserang Al dapat menjadikan carrier dan menular ke hewan lain
seperti ayam. Penyakit ini tidak ada pengobatannya. Vaksin Al sudah tersedia
dipasaran namun masih terus dilakukan penelitian tentang efektivitas vaksin
yang ada.
2. Duck Cholera
Penyakit Duck Cholera disebabkan oleh bakteri Pasteurela avicida. Biasa
menyerang pada itik umur 4 minggu ke atas. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian yang tinggi. Gejala yang timbul adalah mencret,
lumpuh, tinja kuning kehijauan dan disertai sesak nafas jika sudah akut.
Cara pengendaliannya adalah dengan sanitasi kandang dan dapat diobati
dengan suntikan penisilin (antibiotik) pada urat daging dada dengan dosis
sesuai label obat.
3. Salmonellosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri typhimurium dengan perantara lalat yang
menempel pada peralatan yang kontak langsung dengan itik misal tempat
pakan dan tempat minum. Dapat menyerang itik dari segala umur dan dapat
menyebabkan kematian hingga 50%. Gejalanya yaitu pernafasan sesak,
mencret, dan cara pengendaliannya adalah sanitasi yang baik, pengobatan
18
dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan
sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
4. Berak Kapur (Pullorum)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum, menyerang Itik
umur 3-15 hari dan berakibat kematian tinggi. Gejalanya yaitu adanya
kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh
lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengah-engah, bulu kusam,
sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan. Cara pencegahan adalah
desinfeksi kandang dan peralatan. Itik yang terserang penyakit ini harus
diisolasi akan tidak menular ke itik yang lain. Pengobatannya menggunakan
obat jenis sulfa dan antibiotik.
5. Cacingan
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis cacing yang menyerang pada Itik
yang dipelihara dengan system umbaran. Penyakit ini ditandai adanya nafsu
makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Sanitasi
kandnag dan pemberian obat cacing secara berkala untuk pencegahannya.
19
UNIT KOMPETENSI
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI TEMPAT KERJA
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1.Menjelaskan tentang 1.1 Unsur dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
keselamatan dan kesehatan dijelaskan sesuai dengan standar di tempat kerja
kerja (K3)
1.2 Perlengkapan dan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) diidentifikasi
1.3 Perlengkapan dan peralatan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) disiapkan
1.4 Sarana dan prasarana keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) diperagakan sesuai dengan petunjuk kerja
1.5 Unsur dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dan lingkungan diterapkan dalam setiap kegiatan
teknis yang berhubungan dengan pekerja,biota
maupun lingkungan
2. Melaksanakan prosedur keselamatan 2.1 Komponen keselamatan kerja dilakukan
dan kesehatan kerja (K3) pemeriksaan sebelum mengoperasikan
semua mesin, sarana angkut, bahan-bahan
berbahaya dan sarana listrik.
2.2 Pakaian pelindung atau peralatan yang
dibutuhkanuntuk bekerja diidentifikasi
2.3 Seluruh kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dilaksanakan sesuai
dengan prosedur
3.Melakukan tindakan keselamatan dan 3.1 Prosedur tindakan K3 dalam kondisi
kesehatan kerja (K3) dalam kondisi berbahaya dijelaskan
berbahaya / darurat
3.2 Prosedur penanganan darurat diikuti sesuai
standar perusahan di tempat kerja
3.3 Otoritas yang sesuai K3 diinformasi- kan
menurut kebijakan perusahaan
4.Memelihara peralatan keselamatan dan 4.1 Peralatan dan perlengkapan keselamatan
kesehatan kerja (K3) dan kesehatan kerja (K3) dirawat sesuai
dengan petunjuk perawatan
4.2 Bantuan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) disiapkan untuk antisipasi efektif dalam
mengendalikan resiko yang berhubungan
dengan tugas/pekerjaan di tempat kerja
4.3 Catatan rekaman hasil pekerjaan
menerapkan K3 di tempat kerja dibuat
dengan menggunakan format dan prosedur
yang ditetapkan
20
MEMPERSIAPKAN PERKANDANGAN
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Menentukan 1.1 Pkeerbsuyaturhaatann perkandangan diidentifikasi
perkandangan
1.2 Lokasi dan kebutuhan perkandangan
ditetapkan sesuai dengan persyaratan.
1.3 Kebutuhan perkandangan didokumentasikan
2. Membangun 2.1 Rancang bangun perkandangan dibuat
perkandangan 2.2 Jenis, jumlah, dan kualitas bahan
perkandangan dihitung
2.3 Perkandangan dibuat sesuai dengan rancang
bangun
MENGELOLA PERKANDANGAN
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1.Merawat kandang 1.1 Peralatan perawatan kandang disiapkan
sesuai kebutuhan
1.2 Tata cara perawatan kandang
dideskripsikan dengan benar
1.3 Perawatan kandang dilakukan dengan benar
2.Merawat lingkungan di sekitar kandang 2.1 Peralatan perawatan lingkungan di sekitar
kandang disiapkan sesuai kebutuhan
2.2 Tata cara perawatan lingkungan di sekitar
kandang dideskripsikan dengan benar
2.3 Perawatan lingkungan di sekitar kandang
dilakukan dengan benar
MENYIAPKAN BIBIT TERNAK
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Menentukan sumber dan asal bibit 1.1 Sumber bibit diidentifikasi berdasarkan
ternak dokumen
2. Menetapkan bibit ternak 1.2Asal bibit ditelusuri berdasarkan hasil
identifikasi
2.1 Kriteria bibit dijelaskan sesuai standar
2.2 Bibit dipilih sesuai kriteria
MELAKUKAN PEMELIHARAAN TERNAK
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Memberikan pakan
1.1 Pemberian pakan ternak dijelaskan dengan
ternak benar
2. Merawat kesehatan ternak 1.2. Metode pemberian pakan dipilih berdasarkan
jenis pakan
3. Mengatur kepadatan ternak
1.3 Pakan ternak diberikan sesuai dengan
metode yang tepat
2.1 Prosedur perawatan kesehatan ternak
dijelaskan dengan benar
2.2 Metode perawatan kesehatan ternak dipilih
berdasarkan jenis ternak
2.3 Perawatan kesehatan ternak dilakukan
sesuai prosedur
3.1 Persyaratan kepadatan ternak dijelaskan
dengan benar
3.2 Pengaturan kepadatan ternak ditentukan
berdasarkan jenis ternak
21
4. Merawat lahan 4.1 Persyaratan lahan penggembalaan dijelaskan
penggembalaan sesuai jenis ternak
5. Menetapkan panen 4.2 Prosedur perawatan lahan penggembalaan
dijelaskan dengan benar
4.3 Metode perawatan lahan penggembalaan
ditetapkan sesuai jenis ternak
4.4 Perawatan lahan penggembalaan dilakukan
dengan benar
5.1 Kriteria masa panen dijelaskan dengan benar
5.2 Masa panen ditetapkan berdasarkan jenis ternak
dan tujuan pemeliharaan
MENYUSUN FORMULASI RANSUM
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Menentukan bahan baku 1.1 Jenis bahan baku ransum diidentifikasi
ransum berdasarkan kandungan
2. Menentukan formula 1.2 Kebutuhan nutrisi dihitung sesuai jenis ternak
ransum 1.3 Jenis bahan baku ransum organik yang tersedia
secara lokal dipilih
2.1 Komposisi formula ransum dijelaskan sesuai
dengan kebutuhan ternak
2.2 Komposisi bahan baku ransum dihitung
berdasarkan kandungan nutrisi yang dibutuhkan
2.3 Formula ransum ditetapkan berdasarkan jenis
ternak
MEMBUAT PAKAN BUATAN
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Menyiapkan bahan dan alat
1.1 Formula pakan ditentukan
2. Menentukan metode 1.2 Bahan dan alat pembuat pakan diidentifikasi
pembuatan pakan buatan 1.2 Bahan dan alat disiapkan
1.3 Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dan
3. Meramu pakan buatan
lingkungan dilakukan sesuai dengan peraturan
4. Mencetak pakan K3L yang berlaku atau POS yang terkait
buatan 2.1 Metode pembuatan pakan diidentifikasi sesuai
formulasi pakan yang ditentukan
5. Mengemas pakan buatan 2.2 Metode pembuatan pakan ditentukan sesuai
prosedur yang ditetapkan
3.1 Bahan baku yang telah disiapkan dihaluskan
sampai menghasilkan tepung sesuai dengan
prosedur penepungan
3.2 Bahan baku berupa tepung, dicampur sesuai
dengan persyaratan pencampuran pakan
3.3 Tepung yang telah tercampur dibuat menjadi
adonan sesuai dengan prosedur pembuatan
pakan
4.1 Bahan adonan tepung yang tercampur secara
merata dicetak sesuai ukuran yang ditetapkan
dalam persyaratan teknis
4.2 Pakan yang telah dicetak dikeringkan sesuai
dengan prosedur pengeringan pakan
4.3 Uji mutu pakan dilakukan sesuai dengan prosedur
5.1 Pakan dikemas sesuai dengan persyaratan
keamanan pangan
5.2 Kemasan pakan disimpan dalam gudang
penyimpanan
5.3 Catatan/rekaman hasil pekerjaan membuat pakan
buatan dibuat dengan menggunakan format dan
22
prosedur yang ditetapkan
MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN PENYAKIT
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )
1. Mengidentifikasi penyakit
1.1 Jenis penyakit sesuai jenis ternaknya dijelaskan
2. Menetapkan program dengan benar
pengendalian penyakit
1.2 Gejala penyakit ternak dijelaskan dengan tepat
1.3 Ternak sakit diidentifikasi dengan benar
2.1 Cara pencegahan penyakit dijelaskan dengan
benar
2.2 Jenis obat yang akan digunakan ditetapkan
berdasarkan standar
2.3 Rancangan program pengendalian penyakit
ditetapkan
23
DAFTAR NAMA PENYUSUN
NO. NAMA PROFESI Jabatan Dalam
Tim
1. Velayati Nurrachma Instruktur Kejuruan Penyusun
Rizqi, S.Pt. Peternakan BLK Lembang
Asesor LSP P2 BLK Lembang
2. Ano Soekarno., S.TP. Instruktur Kejuruan Penyusun
Peternakan BLK Lembang
Asesor LSP P2 BLK Lembang
24