The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bagaimana hukumnya membayar zakat fitrah jika seseorang masih memiliki tanggungan utang? Apakah utang menghalangi kewajiban zakat? Ahli fiqih sepakat bahwa utang tidak menghalangi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by epensupendi298, 2023-04-05 09:51:19

ZAKAT FITRAH dan SHOLAT IDUL FITRI_ok

Bagaimana hukumnya membayar zakat fitrah jika seseorang masih memiliki tanggungan utang? Apakah utang menghalangi kewajiban zakat? Ahli fiqih sepakat bahwa utang tidak menghalangi

Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Bagaimana hukumnya membayar zakat fitrah jika seseorang masih memiliki tanggungan utang? Apakah utang menghalangi kewajiban zakat? Ahli fiqih sepakat bahwa utang tidak menghalangi kewajiban zakat


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. A. ZAKAT FITRAH Mengenal Arti Zakat Fitrah dan Syarat yang Harus Dipenuhi Sebagai seorang muslim, membayar zakat merupakan salah satu rukun Islam yang perlu dipenuhi untuk menyempurnakan ibadah yang dilakukan. Salah satu jenis zakat tersebut adalah zakat fitrah. Di luar zakat fitrah, ada juga zakat mal. Kedua jenis zakat tersebut wajib dikeluarkan atau ditunaikan oleh seorang muslim sesuai ketentuan dan waktunya. Untuk zakat fitrah sendiri, biasanya wajib ditunaikan menjelang hadirnya bulan Syawal atau mendekati lebaran Idul Fitri. Pengertian zakat fitrah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjelaskan bahwa zakat fitrah atau zakat al-fitr merupakan salah satu jenis zakat yang diwajibkan kepada setiap manusia, baik lelaki dan juga perempuan muslim. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, pembayaran zakat fitrah ini dilakukan pada bulan Ramadhan dalam menyambut Idul Fitri. Sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. Dalam prinsipnya, zakat fitrah wajib untuk dibayarkan sebelum salat Idul Fitri dilangsungkan. Prinsip tersebut juga yang jadi faktor pembeda dari zakat fitrah dengan zakat lainnya. Setiap umat muslim diwajibkan untuk membayar zakat fitrah. Dalam hal ini, zakat tersebut bertujuan untuk mensucikan harta serta diri manusia setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Namun di luar tujuan tersebut, zakat fitrah juga dapat dianggap sebagai bentuk rasa peduli manusia terhadap orang yang kurang mampu. Tujuan sosial ini hadir untuk berbagi rasa kebahagiaan dalam menyambut suasana kemenangan di hari raya Idul Fitri yang patut untuk dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat dari berbagai latar belakang. Syarat menunaikan zakat fitrah Sebagai bagian dari ibadah, ada syarat-syarat zakat fitrah yang perlu dipenuhi oleh para pemberi zakat atau muzakki. Syarat ini perlu dipelajari dan diamalkan dengan baik agar zakat yang Anda lakukan sah dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh para penerima zakat. Dalam syarat-syarat zakat fitrah ini pun ada syarat wajib dan tidak wajib yang perlu diperhatikan untuk bisa dipenuhi dengan baik. Syarat wajib Beragama Islam dan Merdeka Menemui dua waktu yaitu diantara bulan Ramadhan dan Syawal walaupun hanya sesaat Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk dirinya dan orangorang di bawah tanggungan pada hari raya dan malamnya Ketentuan tidak wajib membayar zakat fitrah Orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada akhir Ramadhan Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir Ramadhan Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari terbenam pada akhir Ramadhan Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari terbenam pada akhir Ramadhan


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Dalam syarat tersebut tertulis bahwa Anda sebagai pemberi zakat atau muzakki perlu memiliki harta lebih dari kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, dianjurkan bagi Anda untuk memiliki pengelolaan keuangan yang baik, sehingga kebutuhan sehari-hari dapat terus terpenuhi. Waktu pembayaran zakat fitrah Dalam ketentuan penunaian zakat fitrah, ada waktu yang perlu Anda tepati. Sejatinya, zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum Anda mulai melangsungkan ibadah salat Idul Fitri. Oleh karena itu, biasanya pengumuman mengenai pembayaran zakat fitrah sudah mulai diinformasikan di lingkungan tempat tinggal Anda beberapa hari sebelum datangnya hari raya Idul Fitri. Namun ternyata, ada ketentuan waktu yang bisa jadi informasi penting ketika Anda nantinya hendak menunaikan zakat fitrah. Berikut adalah 5 ketentuan waktu dalam menunaikan zakat fitrah. Waktu harus Ketentuan waktu ini merupakan sebuah anjuran yang baik agar Anda tidak lupa atau terlewat menunaikan zakat fitrah. Waktu harus bermula dari awal bulan Ramadhan sampai akhir bulan Ramadhan Waktu wajib Selanjutnya ada waktu wajib. Sesuai dengan namanya, wajib bagi Anda untuk segera menunaikan zakat fitrah setelah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan Waktu afdhal Setelah waktu wajib, ada ketentuan waktu afdhal. Dalam ketentuan waktu ini, penting bagi Anda untuk menunaikan zakat setelah melaksanakan salat subuh pada hari akhir Ramadhan sampai sebelum mengerjakan salat idul fitri Waktu makruh Zakat fitrah akan jadi makruh hukumnya jika Anda menunaikannya setelah melaksanakan salat idul fitri sehingga sebelum terbenam matahari Waktu haram Zakat yang akan Anda berikan akan haram hukumnya jika ditunaikan setelah matahari terbenam pada hari raya Idul Fitri Jenis dan nominal zakat fitrah Dalam melaksanakan zakat fitrah, Anda juga harus mengetahui berapa besaran jumlah atau kadar zakat yang perlu Anda keluarkan. Perlu Anda ketahui bahwa besaran jumlah atau kadar ini dihitung per individu. Jika Anda menanggung kewajiban bayar zakat untuk keluarga maka jumlah tersebut pun perlu untuk diakumulasikan sesuai dengan jumlah keluarga yang Anda tanggung di rumah. Umumnya, jenis zakat yang perlu dikeluarkan harus disesuaikan dengan jenis makanan pokok yang berlaku. Untuk Indonesia sendiri, jenis makanan pokok yang perlu ditunaikan adalah beras. Setiap umat muslim, mulai dari balita hingga orang dewasa punya kewajiban membayar zakat fitrah dengan kadar 3.5 liter atau 2.5 kg beras. Namun ketentuan pemberian beras tersebut pun bisa diganti dengan uang. Baznas selaku penyelenggara dan pengawas zakat di Indonesia baru saja mengeluarkan peraturan terbaru terkait nominal uang yang perlu dikeluarkan saat zakat fitrah. Berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 7 Tahun 2021 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Ibukota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp 40.000 (empat puluh ribu rupiah) per orangnya.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Dalam menunaikan zakat satu ini, Anda bisa menyalurkan kewajiban kepada kepada masjid terdekat yang ada di lingkungan rumah atau kepada lembaga amil zakat yang terpercaya. Sebelum membayarkan zakat, ada niat yang perlu Anda ucapkan. Anda bisa mencari niat zakat fitrah secara online atau bisa dipandu dengan pihak perwakilan masjid atau lembaga amil zakat yang akan mengelola zakat yang Anda keluarkan. Nantinya zakat yang terkumpul akan disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama dalam aspek pangan. Di luar bulan Ramadhan menyambut hadirnya bulan Syawal, Anda juga tetap bisa melakukan zakat atau donasi. Jenis zakat tersebut biasanya disebut zakat mal atau zakat penghasilan. Untuk perhitungan pembayaran zakat penghasilan, Anda sebagai seorang muslim wajib untuk mengeluarkan 2.5 persen dari total penghasilan setiap bulannya yang bisa Anda salurkan baik setiap bulan atau dirangkum per tahunnya. Dalil tentang zakat baik dalam Al Qur’an maupun hadits wajib diketahui oleh setiap umat Islam. Hal ini dikarenakan, beribadah harus tahu dasar hukumnya dan umat Islam menganut Al Qur’an dan hadits sebagai pedoman utama. Berikut ada beberapa dalil tentang zakat surat Al Qur’an lengkap dengan penjelasannya yang membahas tentang zakat: 1. Surat Al Baqoroh Ayat 43 Bunyi surat Al Baqoroh ayat 43 dan artinya adalah sebagai berikut Artinya: “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk”. Maksud dari ayat di atas adalah sebagai umat manusia, Allah memerintahkan untuk melaksanakan sholat, kemudian menunaikan zakat dan ruku bersama orang yang rukuk. Dalam artian adalah senantiasa bersama dengan orang yang ahli beribadah. Jangan sampai sebagai umat manusia meninggalkan beberapa hal di atas. Mengingat bahwa tujuan hidup di dunia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. 2. Surat Al Baqarah ayat 276 Selanjutnya adalah Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 276


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukaisetiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” Maksud dari ayat tersebut adalah, Allah secara tegas melarang setiap umat manusia untuk bertindak riba yaitu mengambil sesuatu atau menambah sesuatu dari jumlah yang sebenarnya. Seperti rentenir dan lain sebagainya. Selain itu, Allah juga menganjurkan umat manusia untuk gencar bersedekah, termasuk berzakat karena zakat merupakan salah satu jenis sedekah. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang yang meniru perilaku orang kafir yang dipenuhi akan dosa. Jangan sampai menjadi umat semacam itu ya! 3. Al Qur’an Surat At Taubah Ayat 103 Dalil zakat selanjutnya ada di Al Qur’an Surat At Taubah Ayat 103, yang berbunyi: Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap umat manusia wajib untuk mengambil harta atau zakat dari yang lain pula. Tujuannya agar membersihkan dan menyucikan diri. Selain itu, wajib berdoa untuk yang sudah memberikan zakat seperti yang sudah disinggung sebelumnya. Sesungguhnya doa yang dilontarkan tersebut akan mendatangkan banyak ketentraman jiwa. Ingatlah bahwa Allah selalu Maha Mengetahui dan Mendengar. Sampai sini bisa dipahami, kan? 4. Al Qur’an Surat Ar Rum Ayat 39 Kemudian ada Surat Ar Rum Ayat 39, bunyinya adalah: Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” Dalam ayat ini, Allah mengutip tentang zakat bersamaan dengan riba yang mana riba yang dimaksudkan agar harta bertambah, sejatinya tidak bertambah di hadapan Allah. Sebaliknya zakat yang diberikan secara ikhlas maka Allah ridha sehingga pahala juga dilipatgandakan.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Sebagai manusia hendaknya bisa memilih dengan logis mana yang akan dipilih apakah riba yang tidak bernilai apa-apa, atau zakat dan sedekah yang senantiasa mengalirkan pahala? Dalil Tentang Zakat dari Hadits Dalil tentang zakat selanjutnya adalah berasal dari hadits. Nabi Muhammad SAW juga turut memberikan perhatian lebih kepada ibadah yang satu ini, sebagaimana yang ada pada hadits-hadits di bawah ini: 1. Hadits Pertama Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim Artinya: Islam dibangun di ataslima: persaksian bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam hadits tersebut membawa pesan bahwa Nabi Muhammad menyebut islam dibagun atas lima pondasi. Pertama adalah saksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusannya. Kedua mendirikan shalat, membayar zakat, haji dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Semua yang telah disebutkan di atas merupakan rukun Islam. Jadi, siapa saja harus melaksanakannya. Hadits ini shahih karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. 2. Hadits Kedua Selanjutnya adalah hadits yang dipesan oleh Nabi Muhammad ketika mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman. Hadits tersebut berbunyi Artinya: Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah memahami hal tersebut,sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan pada mereka shalat lima waktu seharisemalam. Jika mereka telah shalat, sampaikan kepada mereka bahwa Allah juga telah mewajibkan bagi mereka zakat dari harta


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. mereka, yaitu diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan disalurkan untuk orangorang fakir di tengah-tengah mereka. (HR. Bukhari dan Muslim) Nabi Muhammad pada waktu itu memerintahkan Muadz untuk mendatangi kaum ahli kitab, dalam hal ini adalah kaum kafir. Beliau mengutus untuk memberikan dakwah dan mentauhidkan mereka agar menyembah Allah SWT. Nabi juga berpesan bahwa mereka harus mendirikan sholat lima waktu, kemudian memberikan zakat dari sebagian harta yang dimilikinya. Harta tersebut diambil dari orang-orang kaya yang disalurkan kepada fakir miskin. Sungguh indah Islam ini. Dalil tentang zakat di atas memang jarang disebutkan, akan tetapi kedudukannya sangat penting. Dasar inilah yang juga dipegang teguh oleh Yayasan Yatim Mandiri sebagai jasa penyalur sedekah dan zakat. Melalui lembaga ini, siapapun bisa bersedekah dan berzakat lebih mudah dan amanah. Syarat Sah Zakat Fitrah dan Syarat Wajib Kewajiban menunaikan zakat fitrah baik bagi laki-laki maupun perempuan muslim tertuang dalam hadist Ibnu Umar ra, "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas umat muslim; baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar. Rasulullah SAW memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk salat." (HR Bukhari Muslim) Zakat fitrah wajib bagi muslim yang hidup di bulan Ramadhan dan memiliki kelebihan rezeki atau kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya Idulfitri. Dikutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional, besar zakat fitrah yaitu beras atau makanan pokok seberat 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa. Sejumlah ulama, termasuk Syekh Yusuf Al - Qaradawi, membolehkan zakat fitrah diberikan dalam bentuk uang setara 1 sha' gandum, kurma, atas beras tersebut. Jumlah uang zakat fitrah disesuaikan dengan harga beras yang dikonsumsi. Berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 10 Tahun 2022 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Ibukota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp 45 ribu per hari, per orang.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Berikut syarat sah zakat fitrah selengkapnya: Syarat Sah Zakat Fitrah 1. Niat zakat fitrah dan menyalurkannya Setelah berniat, salurkan zakat fitrah pada mustahik sesuai ketentuan besarannya.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. 2. Ditunaikan pada waktunya Waktu pemberian zakat fitrah dimulai pada malam pertama bulan suci Ramadan. Zakat fitrah paling lambat diserahkan pada penerima zakat atau mustahik sebelum pelaksanaan salat Idulfitri, seperti dikutip dari Fiqh Kajian Tematik Ibadah, Perdata, dan Pidana Islam oleh Ainul Yaqin, M.A. Syarat Wajib Zakat Fitrah Muslim, bagi pria, wanita, anak, anak, orang tua, maupun budak Ada dan masih hidyup pada malam hari raya Idulfitri atau hari terakhir Ramadan Memiliki kelebihan makanan pokok dari kebutuhannya, keluarga, dan orang yang ditanggungnya pada malam dan hari raya tersebut Menjelang hari raya Idulfitri 2022, jangan lupa salurkan zakat fitrah ya, detikers! Zakat fitrah wajib dikeluarkan bagi setiap muslim baik laki-laki, perempuan, anak, dewasa, kaya, maupun


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. miskin.Waktu wajib untuk mengeluarkan zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga sebelum dilaksanakannya salat Ied, apabila sibuk di saat malam Idul Fitri, zakat fitrah boleh ditunaikan sejak awal Ramadan. Dilansir dari Nu Online, untuk dasar syariat zakat fitrah dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa: Artinya: "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha' kurma atau satu sha' gandum, baik atas budak, merdeka, lelaki, perempuan, anak kecil, maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin." (HR Bukhari dan Muslim) Sebelum mengeluarkan zakat, setiap muslim diwajibkan untuk berniat karena niat merupakan bagian dari penentu sah atau tidaknya suatu amalan. Meski niat adalah urusan hati, akan tetapi tetap dianjurkan untuk melafalkannya (talaffudh), agar seseorang dapat menegaskan niat tersebut. Berikut beberapa niat zakat fitrah yang dapat dibaca, lengkap dengan latin beserta artinya. Artinya: Dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Ala'ihi Wasallam telah mewajibkan zakat fitrah sebesar satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas hamba sahaya, orang merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak kecil atau dewasa, dari orang-orang Islam, dan beliau menyuruh enunaikannya sebelum orang-orang keluar untuk shalat hari raya. (HR Bukhari) Dilansir dari Nu Online, para ulama memiliki pendapat berbeda mengenai perhitungan satu sha'. Menurut Abu Hanifah dan para pengikutnya berpendapat bahwa satu sha' sama beratnya dengan 3.8 kg, sementara Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa satu sha' setara dengan 2,2 kg. Perlu diketahui bahwa, sha' merupakan ukuran takaran, bukan timbangan, oleh karena itu sulit untuk dikonversi ke dalam ukuran berat. Untuk kehati-hatian dalam beribadah, para ulama menyarankan agar mengeluarkan zakat fitrah sebesar 2,5 kg hingga 3,0 kg. Besaran Zakat Fitrah Nasional 2023 Besaran zakat fitrah yang perlu dikeluarkan yakni seberat 2,5 kg atau 3,5 liter beras per orang. Zakat fitrah dapat ditunaikan dalam bentuk uang yang setara dengan 1 sha' gandum, kurma atau beras, untuk nominalnya menyesuaikan dengan harga beras yang dikonsumsi. Dikutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 07 Tahun 2023 tentang zakat fitrah dan fidyah, telah ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp 45.000 per jiwa. Kapan Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah Dilansir dari Nu Online, waktu wajib untuk mengeluarkan zakat fitrah dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga sebelum dilaksanakannya salat Ied. Akan tetapi, jika merasa sibuk di saat


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. malam Idul Fitri, zakat fitrah boleh ditunaikan sejak awal Ramadan. Dalam Majmu' Syarah Muhadzab, Imam Nawawi menjelaskan bahwa: Artinya, "Boleh menyegerakan pembayaran zakat fitrah sebelum datang masa wajibnya dikeluarkan (malam 1 Syawal) dengan tanpa khilaf berdasar keterangan penyusun kitab. Adapun mengenai waktu ta'jil (menyegerakan) ada tiga pendapat, pendapat yang shahih sebagaimana ditegaskan penyusun kitab dan mayoritas ulama, yaitu boleh membayarkannya di semua waktu dari bulan Ramadhan, namun tidak boleh bila dilakukan sebelum Ramadhan." Syarat Wajib Zakat Fitrah Dilansir dari laman Nu Online, Muhammad bin Qasim Al-Ghazi dalam Fathul Qarib mejelaskan, ada tiga kondisi yang menyebabkan orang wajib membayar zakat. Adapun syaratnya, yaitu: 1. Beragama Islam 2. Menjumpai waktu wajibnya zakat, yakni akhir bagian dari Ramadhan dan awal bagian dari Syawal 3. Memiliki makanan pokok yang melebihi dari kebutuhannya dan keluarganya pada saat hari raya atau malamnya. (Bolehkah meminjam uang untuk membayar zakat fitrah ? Kemudian untuk membayar zakat fitrah itu menggunakan uang pinjaman atau uang hasil hutang pada orang lain. "Membayar zakat fitrah ngutang boleh, qurban ngutang boleh, haji ngutang boleh," kata Ustadz Abdul Somad. Namun dengan syarat dengan syarat ada persiapan untuk membayar hutang tersebut, maka hutang diperbolehkan )


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. 8 Golongan Orang yang Berhak Terima Zakat Fitrah, Siapa Saja? Terkait para mustahik ini tercantum dalam Surat At-Taubah ayat 60, yang bunyinya sebagai berikut: Latin: Innamaṣ-ṣadaqātu lil-fuqarā'i wal-masākīni wal-'āmilīna 'alaihā wal-mu'allafati qulụbuhum wa firriqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi wabnis-sabīl, farīḍatam minallāh, wallāhu 'alīmun ḥakīm. Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana." Berdasarkan Surat At-Taubah ayat 60, berikut yang termasuk delapan mustahik, golongan orang yang berhak menerima zakat. 1. Fakir Golongan orang yang berhak menerima zakat pertama adalah fakir. Fakir adalah orang yang sangat berkekurangan. Dengan demikian kelompok ini sangat miskin sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Itu sebabnya mereka berhak menerima zakat fitrah. 2. Miskin Selanjutnya yang termasuk mustahik adalah miskin. Ini adalah golongan orang yang punya sedikit harta, tetapi hartanya tersebut masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Amil Amil termasuk dalam golongan mustahik. Amil adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Mualaf Yang termasuk golongan mustahik selanjutnya adalah mualaf. Mualaf adalah orang yang baru masuk agama Islam. 5. Riqab/Hamba Sahaya Golongan selanjutnya yang juga berhak menerima zakat fitrah adalah riqab, yang artinya budak atau hamba sahaya. Pada zaman Rasulullah SAW, riqab adalah orang-orang yang jadi korban perdagangan manusia, orang yang teraniaya, atau mereka yang jadi tawanan musuh. Mereka masuk golongan mustahik karena zaman dulu zakat bisa digunakan untuk membayar atau menebus budak sehingga mereka bisa merdeka. 6. Gharim Golongan keenam yang termasuk mustahik adalah gharim. Gharim merupakan orang yang terlilit utang untuk kebutuhan hidupnya dan tidak sanggup membayar utangnya tersebut. 7. Fi Sabilillah Fi Sabilillah termasuk ke dalam golongan mustahik. Mereka adalah orang yang berjuang di jalan Allah. 8. Ibnu Sabil Adapun mustahik yang terakhir adalah ibnu sabil, yaitu musafir yang kehabisan biaya di tengah perjalanan saat melakukan perjalanan demi ketaatannya pada Allah SWT.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. B. SHOLAT IDUL FITRI 1. Hukum Shalat ‘Iedul Fitri Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum shalat ‘iedul fitri adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang dalam keadaan mukim. Dalil dari hal ini adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.“ Dari Abu Huroiroh berkata: “Bahwasanya Nabi shollallohu’alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Puasa itu adalah hari di mana kalian berpuasa, dan (’iedul) fitri adalah hari di mana kamu sekalian berbuka…’” (HR. Tirmidzi dan Abu dawud, shohih). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Pendapat yang menyatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim lebih kuat daripada yang menyatakan bahwa hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib bagi sebagian orang saja). Adapun pendapat yang mengatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah sunnah (dianjurkan, bukan wajib), ini adalah pendapat yang lemah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan untuk melakukan shalat ini. Lalu beliau sendiri dan para khulafaur rosyidin (Sayyidina Abu Bakar.ra, Sayyidina ‘Umar.ra, Sayyidina ‘Utsman.ra, dan Sayyidina ‘Ali.ra,), begitu pula kaum muslimin setelah mereka terus menerus melakukan shalat ‘ied. Dalil Shalat ‘Iedul Fitri firman Allah Ta’ala, “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied. Hadits dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Aku ikut melaksanakan sholat ‘Ied bersama Rosululloh, Abu Bakar dan Umar, mereka mengerjakan sholat ‘Ied sebelum khutbah.” (HR. Buhori dan Muslim) Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah ‘Ied dan Ba’diyah ‘Ied Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.“ (HR. Bukhari no. 964 dan Muslim no. 884.)


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Tidak Ada Adzan dan Iqomah Ketika Shalat ‘Ied Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata : “Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.” (HR. Muslim no. 887.) Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke tempat shalat, beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa ada adzan dan iqomah. Juga ketika itu untuk menyeru jama’ah tidak ada ucapan “Ash Sholaatul Jaam’iah.” Yang termasuk ajaran Nabi adalah tidak melakukan hal-hal semacam tadi.” (Zaadul Ma’ad, 1/425.) Tempat Pelaksanaan Shalat ‘Ied Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri mengatakan : “Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.“ (HR. Bukhari no. 956 dan Muslim no. 889.) An Nawawi mengatakan, “Hadits Abu Sa’id Al Khudri di atas adalah dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ‘ied sebaiknya dilakukan di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat ‘ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.” (Syarh Muslim, An Nawawi, 3/280, Mawqi’ Al Islam.) Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Ied Menurut mayoritas ulama-ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali, waktu shalat ‘ied dimulai dari matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (matahari bergeser ke barat). (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/599 dan Ar Roudhotun Nadiyah, 1/206-207.) Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha. Ibnu ‘Umar yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.” (Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 1/425, Muassasah Ar Risalah, cetakan ke-14, tahun 1407 H [Tahqiq: Syu’aib Al Arnauth dan ‘Abdul Qadir Al Arnauth]) Tujuan mengapa shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri. (Lihat Minhajul Muslim, Abu Bakr Jabir Al Jaza-iri, hal. 201, Darus Salam, cetakan keempat.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Tata Cara Shalat Idul Fitri Ketika hari raya Idul Fitri atau Idul Adha tiba, seluruh umat Islam yang tidak ada uzur dianjurkan untuk keluar rumah, tak terkecuali perempuan haid. Perempuan yang sedang menstruasi memang dilarang untuk shalat tapi ia dianjurkan turut mengambil keberkahan momen tersebut dan merayakan kebaikan bersama kaum muslimin lainnya. Setiap orang pada saat itu dianjurkan menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan. Hukum shalat id adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian ritual serupa dilanjutkan para sahabat beliau. Secara global syarat dan rukun shalat id tidak berbeda dari shalat fardhu lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan. Tapi, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari shalat pada umumnya. Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah. Waktu shalat Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur. Berbeda dari shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat id, shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambatnya. Hal demikian untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah. Shalat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali. Berikut tata cara shalat id secara tertib. Penjelasan ini bisa dijumpai antara lain di kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus; atau al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji. Pertama, shalat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini”. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “ma'mûman” kalau menjadi makmum.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. Atau boleh juga membaca: Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.” Ketiga, membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat alA'lâ. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam. Sekali lagi, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) ini sunnah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak sampai menggugurkan keabsahan shalat.


Doc Bacaan : Epen Supendi Mohon dimaafkan jika dalam penyusunan Buku Bacaan ini banyak kesalahan dan kekeliruannya dan mohon izin kepada Bpk/Ibu yang mempunyai link tentang isi Buku ini. SUMBER REFERENSI https://www.detik.com/jatim/berita/d-6653715/niat-zakat-fitrah-sendiri-dan-keluarga-bacaan-arab-latin-sertaartinya#:~:text=Saya%20berniat%20mengeluarkan%20zakat%20fitrah%20dari%20putra%20atau%20putri%20saya,fardhu%20karena%20Allah% 20Ta'ala. https://money.kompas.com/read/2022/05/01/191238326/siapa-saja-yang-berhak-menerima-zakat-fitrah-simak-ketentuannya?page=all https://www.beritasatu.com/nasional/1030753/8-golongan-orang-yang-berhak-terima-zakat-fitrah-siapa-saja https://www.detik.com/jatim/berita/d-6653715/niat-zakat-fitrah-sendiri-dan-keluarga-bacaan-arab-latin-sertaartinya#:~:text=Saya%20berniat%20mengeluarkan%20zakat%20fitrah%20dari%20putra%20atau%20putri%20saya,fardhu%20karena%20Allah% 20Ta'ala. https://yatimmandiri.org/blog/berbagi/dalil-tentang-zakat/#:~:text=Al%20Qur'an%20Surat%20At%20Taubah%20Ayat%20103,- Dalil%20zakat%20selanjutnya&text=Ayat%20tersebut%20menjelaskan%20bahwa%20setiap,seperti%20yang%20sudah%20disinggung%20sebelum nya. VIDEO TATA CARA SHOLAT IDUL FITRI ” https://www.youtube.com/watch?v=CzU0KVbHhs0 “


Click to View FlipBook Version