The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

(ATFI&NURUL)-Penyajian hasil penelitian

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nskhoeriah01, 2022-05-26 16:13:17

Penyajian Hasil Analisa Data

(ATFI&NURUL)-Penyajian hasil penelitian

Keywords: Prnyajian Hasil Analisa

Penyajian Hasil
Analisis Data

Kelompok 10
Atfi Kartika & Nurul Setiani Khoeriah

Penyajian hasil analisis
data dilakukan dengan dua
cara yaitu formal dan informal.

❑ Penyajian hasil analisis data secara formal,
disajikan dalam bentuk tabel.

❑ sedangkan penyajian hasil analisis
data secara informal dilakukan dengan
penjelasan-penjelasan atau dalam bentuk
naratif.

Metode penyajian

Metode Penyajian Informal Metode Penyajian Formal

Metode penyajian informal Metode penyajian formal adalah
dilakukan dengan menggunakan penyajian hasil analisis data dengan
kata-kata biasa. Meskipun menggunakan tanda-tanda dan
demikian penggunaan lambang-lambang. Antara lain :
terminologi yang sifatnya teknis
tidak bisa dihindari. 1. Tanda tambah (+)
2. Tanda kurang (-)
3. Tanda bintang (*)
4. Tanda panah ()
5. Tanda kurung biasa (())
6. Tanda kurung kurawal ({})
7. Tanda kurung siku ([])

Sedangkan lambang-lambang yang
dimaksud adalah singkatan nama (S, P,
O, V, K), lambang sigma (Σ) untuk satuan
kalimat, dan berbagai diagram.

Contoh Penyajian Formal dan Informal

Berikut ini diberikan contoh penyajian formal dan
informal yang dikutip dari laporan penelitian Sudaryanto
(1979) “Beberapa Kata Non Referensial Dalam Bahasa
Indonesia”. Contoh berikut ini adalah perihal
penggunaan

Keterangan

01 Klausa yang pertama merupakan dasar atau alas (hanya
secara lingual, bukan secara logis) sedangkan klausa
yang kedua merupakan klausa yang didasarkan.

02 Baik klausa pertama maupun klausa kedua diawali
dengan kata makin, semakin, tambah, bertambah, atau
kian.

03 Dan bila klausa pertama diawali dengan makin, maka
demikian pula klausa kedua; demikian seterusnya, bila
klausa pertama diawali dengan semakin klausa kedua
juga semakin; bila klausa pertama diawali dengan
tambah klausa kedua juga dengan tambah.

Tanda dan
Lambang beserta

Keguanaanya

Berikut ini akan dijelaskan
tanda dan lambang dan
penggunaannya dalam
penyajian kaidah
kebahasaan. Tanda dan

lambang ini berlaku untuk
penyajian secara formal.

Tanda dan kegunaanya

Tanda Silang Rangkap (#) Tanda Garis Panjang (__)

Tanda ini dipakai sebagai batas satuan lingual Tanda ini panjangnya dua atau tiga huruf. Tanda ini
berupa silabel, kata, frasa, dan kalimat. Lihatlah digunakan untuk menunjukkan konstituen apa saja.
contoh berikut: a. # minum # Misalnya : # ___ K # berarti di depan bunyi konsonan
b. # ber # yang terdapat pada akhir kata dapat berupa bunyi apa
c. # anak kecil #
d. # dia mengambil piring # saja.

Tanda Titik-titik kebawah Tanda Menyudut ke Kiri< atau ke
Kanan >
Tanda ini terdiri atas tiga sampai lima titik, menunjukkan
bahwa dalam lajur yang bersangkutan masih 120Metode Tanda ini digunakan untuk menunjukkan bahwa yang
Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural dapat berada di sebelah kiri tanda menyudut ke kiri dan yang berada
ditambahkan satuan-satuan lingual lain yang sejenis. di sebelah kanan tanda menyudut ke kanan diderivasikan dari
yang berada di sebelahnya itu. Lihatlah contoh berikut ini.
Tanda Anak Panah
penakut < takut takut >
Tanda ini dipakai untuk menunjukkan bahwa konstituen di penakut
sebelah kiri anak panah terdiri atas konstituen yang berada Untuk menunjukkan “tidak diderivasikan” digunakan
di sebelah kanan anak panah itu. Misalnya: K S + P (+O), tambahan tanda garis miring yang mengenai tanda menyudut
artinya kalimat itu terdiri atas subjek dan predikat dan tersebut.
dapat juga terdiri atas subjek, predikat, dan objek.
Tanda sama dengan berpalang ≠

Tanda ini digunakan untuk menunjukkan
ketidaksamaan. Misalnya tentang ≠ tantang, artinya

tentang tidak sama dengan tantang.

Tanda Bintang atau Tanda Kurung () *
Arsik (*)
Ada tiga jenis tanda kurung yang kita
Tanda ini digunakan untuk kenal, yaitu kurung biasa atau bundar ( ),
menyatakan bahwa ujaran yang diberi kurung kurawal { }, dan kurung siku [ ].
tanda ini “dilarang” adanya dalam sistim
bahasa yang bersangkutan. Pelarangan ❑ Kurung Bundar () : Tanda kurung bundar
ini terjadi karena tidak mungkin ungkapan menunjukkan bahwa unsur lingual yang ada di
begitu terjadi atau tidak gramatikal. dalamnya bersifat opsional kehadirannya. Artinya
unsur itu boleh ada dan boleh juga tidak.
a. Dia mengambil piring
b. Mengambil piring dia ❑ Kurung Kurawal {} : Tanda ini menunjukkan
c. *Dia piring mengambil bahwa unsur yang ada didalamnya dapat dipilih
d. *Piring dia mengambil salah satu bila digunakan bersama satuan lingual
lain yang ada di luar kurung.
Ujaran yang bertanda asterik pada contoh-
contoh di atas tidak pernah digunakan dalam ❑ Kurung Persegi [] : Tanda ini selalu dipakai
bahasa Indonesia, karena melanggar kaidah berpasangan, artinya ada dua lajur yang diberi
kalimat bahasa Indonesia. Oleh karena itu tanda kurung persegi ini. Jumlah unsur lingual
kalimat tersebut dilarang penggunaannya. yang ada dalam masing-masing lajur haruslah
sama. Kemudian, pilihan pada lajur pertama
haruslah sejajar dengan pilihan pada lajur kedua.
Artinya, bila pilihan pada lajur pertama adalah
baris pertama maka pilihan pada lajur kedua juga
baris pertama, dan seterusnya.

Lambang

Lambang Sigma Σ 3

Lambang sigma (Σ) digunakan sebagai lambang satuan
kalimat.

Angka

Lambang angka sering digunakan untuk menunjukkan intonasi kalimat,

2 yaitu tinggi rendahnya lagu. Misalnya, intonasi kalimat “dia tidak ke sini”
dapat dinyatakan dengan angka 2 2 2 3 2 1. Dalam penempatannya, angka

dituliskan di atas deretan fonem bentuk kalimat yang bersangkutan.

Contoh : 2 2 2 3 2 1
Dia tidak ke sini

Huruf Tertentu

1 Huruf tertentu sering muncul sebagai lambang untuk fungsi dan kategori sintaktik
dalam tataran sintaksis, lambang untuk bunyi fonetik dan fonemik, dan lambang
untuk morfem tempat menempelnya afiks.

Misalnya huruf-huruf S, P, O, K untuk lambang fungsi sintaktik subjek, prediket,
objek, keterangan; huruf-huruf FN, FV untuk lambang kategori sintaktik frasa
nomina dan frasa verba; dan huruf K dan V sebagai lambang fonetik dan fonemis
konsonan dan vokal.

Terimakasih


Click to View FlipBook Version