The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kikanalvina, 2023-03-28 21:55:52

Lap_PKL_Enseval

Lap_PKL_Enseval

Keywords: Lap_PKL_Enseval

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRANDING TBK. JL. Amarta Raya No.8, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo 19 Desember 2022 - 21 Januari 2023 Laporan ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan Kelulusan Sekolah Oleh : Agista Alya Putri Dini 211447 Alvina Kikan Fatmaniasih 211464 Ayusman Rakha Arwi Fatur Rakhman 211505 Chasna Nur faizhah 211507 Ushulul Mufrodatun Choirunisa 211696 SMK NEGERI 1 SAMBI Wonotoro, Catur, Sambi, Boyolali 2023


ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRANDING TBK. JL. Amarta Raya No.8, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo 19 Desember 2022 - 19 Januari 2023 Menyetujui : Pembimbing PKL Ria Putri Septiani,S.farm.,Apt Nip. Pembimbing Sekolah Sariyono, S. Farm., Apt., Gr Nip. 19831130 202221 1 006 Mengetahui : Kepala SMK Negeri 1 Sambi Suyatna, S.Pd., M.Pd Nip. 19670512 198903 1 008 Kepala Kompetensi Keahlian Farmasi Sariyono, S. Farm., Apt., Gr Nip. 19831130 202221 1 006


iii KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan hidayahnya kepada kami dan memberikan kesempatan dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang kami buat ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi para siswa (i) dari Program Farmasi Klinis dan Komunitas di SMK Negeri 1 Sambi. Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu upaya agar kami para siswa (i) bisa lebih memahami tentang teori yang di peroleh dalam perkuliahan dengan mengaplikasikannya dengan terjun langsung ke lapangan serta untuk melanjutkan perjuangan kami ke tahap berikutnya. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait selama PKL berlangsung, yang telah memberikan kami kesempatan mendapatkan ilmu yang begitu banyak dan bermanfaat dan telah memberikan kami dukungan moral. Ucapan terima kasih ini kami ucapkan kepada : 1. Bapak Suyatna, S. Pd., M.Pd selaku Plt. kepala sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2. Bapak Sariyono, S.Farm., Apt selaku Ketua Keahlian Kompetensi Program Farmasi Klinis dan Komunitas. 3. Bapak Wendi Jaya Wardana Selaku Kepala cabang PT. Enseval Putra Megatrading Tbk Solo 4. Bapak Nahak Andreas. T. Selaku Kepala Gudang PT. Enseval Putra Megatrading Tbk Solo . 5. Ibu Ria Putri Septiani S.Farm., Apt Selaku Penanggung jawab cabang dan selaku pembimbing kami selama PKL. 6. Serta segenap karyawan yang ada di PT. Enseval Putra Megatrading Tbk. 7. Teman-temanku seperjuangan PKL di PT. Enseval Putra Megatrading Tbk.


iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan............................................................ 2 1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.......................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3 2.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi (PBF).......................................... 3 2.2 Peraturan dan Perundang-Undangan Tentang PBF.............................. 4 2.3 Tugas dan Fungsi PBF ......................................................................... 5 2.4 Persyaratan Pendirian PBF................................................................... 6 2.5 Persyaratan kelengkapan PBF.............................................................. 8 2.6 Pengelolaan PBF .................................................................................. 9 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL ............................................ 10 3.1 Diskripsi Umum DU DI Praktik PBF ................................................... 10 3.2 Deskripsi Kegiatan Praktik ................................................................... 18 BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 19 BAB V PENUTUP.......................................................................................... 22 4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 22 4.2 Saran ..................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23 LAMPIRAN.................................................................................................... 23


1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009). Salah satu usaha untuk meningkatkan kesehatan adalah dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hidup sehat titik sekarang ini dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong untuk mengembangkan derajat kesehatan masyarakat antara lain dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan dengan cara promosi tentang kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan baik secara manual atau fisik (rehabilitasi) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkeseimbangan. Menurut Permenkes No. 918/Menkes/Per/X/1993 yang dimaksud dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan dan penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. PBF PT Enseval Putera Megatrading Tbk adalah anak usaha Kalbe Farma yang terutama bergerak di bidang distribusi, pemasaran, penjualan produk kesehatan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, akhir tahun 2021 perusahaan ini memiliki 3 pusat distribusi, 48 kantor cabang dan 25 kantor penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. PT ini merupakan industri kesehatan yang didirikan pada tanggal 26 Oktober 1988 lalu, yang kantor pusatnya berada di Jakarta Indonesia. Jasa di PT Enseval Putera Megatrading ada distribusi pemasaran, dan penjualan, barang, obat ,bahan baku obat, alat kesehatan, dan obat hewan. Pemilik PT Enseval Putera Megatrading, Tbk. yaitu PT Kalbe Farma Tbk. Praktek kerja lapangan PKL merupakan salah satu bagian dari praktek kerja lapangan pada program farmasi klinis dan komunitas di SMK Negeri 1 Sambi dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di perdagangan besar farmasi


2 program farmasi klinis dan komunitas di SMK Negeri 1 Sambi bekerja sama dengan PBF PT Enseval Putera Megatrading Tbk cabang Solo yang berlokasi di jalan Amarta 8, Ngabean, kecamatan Kartosuro, kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, 57165. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan a. Untuk mengetahui proses pendistribusian obat dari PBF ke outlet. b. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). c. Memahami tugas dan tanggung jawab seorang farmasi di PBF d. Memahami prinsip penerapan aspek manajemen pengelolaan sediaan di farmasi di PBF 1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan a. Siswa dapat mengenal tentang dunia usaha b. Siswa dapat menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha c. Siswa dapat lebih meningkatkan daya kreasi dan produktivitas sebagai persiapan dan menghadapi dunia usaha yang sesungguhnya d. Siswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat pada perkuliahan ke lapangan sehingga dapat membandingkan antara teori dengan yang ada di lapangan e. Siswa dapat mendapatkan wawasan dan perdagangan tahap jenis-jenis pekerjaan terutama pada tempat melaksanakan praktek kerja lapangan (PBF).


3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedagang Besar Farmasi yang dimaksud dengan Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut peraturan Menkes nomor 34 tahun 2014 yang memberikan batasan terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan Pedagang Besar Farmasi yaitu perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, dan alat kesehatan yang diditribusikan ke sarana pelayanan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Apotek, Rumah Sakit, atau unit kesehatan lainnya yang ditetapkan Menteri Kesehatan, Toko Obat dan Pengecer lainnya. Setiap PBF harus memiliki Apoteker penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan serta penyaluran obat dan bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan menteri kesehatan No 34 tahun 2014. Tugas dan tanggung jawab tenaga teknis kefarmasian di PBF (Pedagang Besar Farmasi) adalah bertanggung jawab mendistribusikan atau menyalurkan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan cara distribusi yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Perbekalan farmasi adalah pembekalan yang meliputi obat, bahan obat dan alat kesehatan, istilah ini digunakan menjadi sediaan farmasi yakni obat bahan obat obat tradisional dan kosmetika. Makanan, susu, dan alat kesehatan bukan bagian dari sediaan farmasi, tetapi terdapat PBF yang juga mendistribusikan alat kesehatan dapat disalurkan oleh PBF karena bagian dari perbekalan farmasi, selain oleh penyaluran alat kesehatan yang diberikan izin oleh menteri kesehatan .


4 2.2. Peraturan dan Perundang-Undangan Tentang PBF Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 370. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2014 berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 109. Ketentuan ayat 5 ayat 6 pasal 13 diubah sehingga pasal 13 berbunyi sebagai berikut : PBF dan PBF cabang hanya dapat mengadakan menyimpan dan menyalurkan obat dan atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh menteri. a. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan atau sesama PBF. b. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi sesama PBF dan atau melalui importasi. c. Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. PBF cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat dari PBF pusat melalui PBF cabang lain ditunjukkan oleh PBF pusatnya PBF dan PBF cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat harus berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani apoteker penanggung jawab dan mencantumkan nomor SIPA. Ketentuan pasal 14 a diubah sehingga berbunyi sebagai berikut. Dalam hal apoteker penanggung jawab tidak dapat melaksanakan tugas PPF atau PPS cabang harus menunjukkan apoteker lain sebagai pengganti sementara yang bertugas paling lama untuk waktu 3 bulan. PBF atau PDF cabang yang menunjukkan apoteker lain sebagai pengganti sementara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada kepala dinas kesehatan provinsi setempat dengan tembusan kepala balai POM. Ketentuan pasal 19 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut. a. PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat dan/atau bahan obat di daerah provinsi sesuai dengan surat pengakuannya.


5 b. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan atau bahan obat di daerah provinsi terdekat untuk dan atas nama PBF pusat yang dibuktikan dengan Surat Penugasan/Penunjukan. c. Pada ayat (2) berlaku hanya untuk 1 (satu) daerah provinsi terdekat yang dituju dengan jangka waktu selama 1 (satu) bulan. d. PBF Cabang yang menyalurkan obat dan/atau bahan obat di daerah provinsi terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyampaikan pemberitahuan atas Surat Penugasan/Penunjukan secara tertulis kepada kepala dinas kesehatan provinsi yang dituju dengan tembusan kepala dinas kesehatan provinsi asal PBF Cabang. Kepala Balai POM provinsi asal PBF Cabang dan Kepala Balai POM provinsi yang dituju. Ketentuan Pasal 20 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: a. PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berdasarkan surat pesanan yang ditanda tangani apoteker pemegang SIA, apoteker penanggung jawab, atau tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab untuk toko obat dengan b. Mencantumkan nomor SIPA atau SIPTTK. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). penyaluran obat berdasarkanpembelian secara elektronik (E- Purchasing) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2.3 Tugas dan Fungsi PBF 2.3.1. Tugas PBF Tugas PBF sebagai berikut : a. Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang meliputi obat bahan obat dan alat kesehatan b. Sebagai sarana mendistribusikan perbekalan farmasi kesarana pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : apotek, rumah


6 sakit, toko obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta PBF lainnya. c. Membuat laporan dengan lengkap stacio pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi sehingga dapat dipertanggung jawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk pendistribusian obat hanya pasar obat-obat golongan obat bebas, dan obat bebas terbatas sedangkan untuk apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras tertentu. 2.3.2 Fungsi PBF Fungsi PBF sebagai berikut : a. Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri farmasi. b. Sebagai sarana distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke saluran tanah air secara merata dan teratur guna mempermudah pelayanan kesehatan. c. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan penyediaan obat-obatan untuk pelayanan kesehatan. d. Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golongan narkotika di mana PBF khusus, yang melakukannya adalah PT kimia Farma. e. Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja. 2.4 Persyaratan Pendirian PBF Syarat pendirian PBF sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1148/mankes/PER/V1/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi dalam menyalurkan obat dan bahan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan cara distribusi obat yang baik (CDOB) adalah sebagai berikut : a. Surat permohonan harus ditandatangani oleh direktur utama atau pengurus dan calon apoteker penanggung jawab. b. Berbadan hukum berupa perseroran terbatas atau koperasi. c. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP)/identitas direktur /ketua. d. Susunan direksi atau pengurus.


7 e. Pernyataan komisaris atau dewan pengawas dan direktur atau pengurus tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam penyelenggaraan peraturan perundang-undang di bidang farmasi. f. Akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. g. Nomor pokok wajib pajak. h. Memiliki secara tetap apoteker warga negara Indonesia sebagai penanggung jawab. i. Surat tanda daftar perusahaan. j. Surat pernyataan persediaan bekerja penuh apoteker penanggung jawab k. Surat bukti penguasaan bangunan dan gudang l. Peta lokasi dan denah bangunan m. Surat pernyataan ketersediaan bekerja penuh apoteker ke penanggung jawab. n. Fotocopy surat tanda registrasi apoteker penanggung jawab. o. Memiliki laboratorium dan gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat p. Rekomendasi pernyataan CDOB dan POM. q. Rekomendasi administratif dan dinkes provinsi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi permohonan izin perdagangan besar farmasi sebagai berikut : a. Surat permohonan b. Nama direktur c. Akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh kementerian hukum dan HAM. d. Nomor pokok wajib pajak. e. Susunan direksi dan komisaris. f. Pernyataan direksi dan komisaris tidak terlihat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi.


8 g. Nama apoteker penanggung jawab. h. Fotokopi ijazah dari SP/STRAP tanggung jawab. i. Pernyataan penanggung jawab sanggup bekerja penuh di tempat tersebut. Surat pernyataan (asli bermaterai) menyatakan ketersediaannya bekerja sebagai penanggung jawab tepat pada perusahaan tersebut. j. Surat perjanjian kerja penanggung jawab dan direktur. k. Domisilin perusahaan. l. Denah bangunan atau peta lokasi. m. Sertifikat tanah atau IMB n. Kontrak atau sewa o. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) p. Surat tanda daftar perusahaan (TDP) 2.5 Persyaratan kelengkapan PBF (Permenkes,2011) 1. Setiap pendirian PPKI wajib memiliki isi dari direktur jenderal 2. Memiliki laboratorium yang mempunyai kemampuan untuk pengujian bahan obat yang disalurkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan direktur dan 3. Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari ruangan lain. 2.6 Pengelolaan PBF ( PER KPOM,2012) Pengelolaan Pedagangan Besar Farmasi (PBF) maju pada pedoman teks secara distribusi obat yang baik prinsip-prinsip umum teknik secara distribusi obat yang baik yaitu: a. Cara distribusi obat yang baik (CDOB) berlaku bentuk aspek pengadaan penyimpanan penyaluran termasuk pengembangan obat dan/bahan obat dalam rantai distribusi.


9 b. Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan atau bahan obat bertanggung jawab untuk memastikan mutu obat dan atau bahan obat dan mempertahankan integrasi selama proses distribusi. c. Prinsip-prinsip (CDOB) berlaku juga untuk obat donasi pembanding dan obat uji klinis. d. Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menetapkan prinsip kehati-hati (due diligence) dengan mematuhi prinsip dan CDOB. Misalnya dalam prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan identifikasi risiko. e. Harus ada kerjasama antar pihak termasuk pemerintah, bea dan cukai, f. lembaga penegak hukum, pemerintah yang berwenang, industri farmasi, fasilitas distribusi dan pihak yang bertanggung jawab untuk penyediaan obat, memastikan mutu dan keamanan obat, serta mencegah paparan obat palsu terhadap pasien.


10 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL DU DI praktik PT. Enseval Putera Megatrading Tbk 3.1 Diskripsi Umum DU DI PT Enserval Putera Megatrading Tbk. 3.1.1 Sejarah PT Enseval Putera Megatrading Tbk Perusahaan ini memulai sejarahnya pada bulan Oktober 1973 dengan nama PT Enseval sebagai hasil pemisahan bisnis pemasaran dan distribusi dari Kalbe Farma. Pada tahun 1980, Enseval mendirikan PT Tri Sapta Jaya agar dapat lebih fokus dalam mendistribusikan dan memasarkan produk farmasi ke segmen bawah dan menjangkau daerah-daerah terpencil. Enseval tidak hanya mendistribusikan produk farmasi, namun juga mendistribusikan barang konsumen dan alat kesehatan. Enseval juga menjadi agen dan distributor bahan baku untuk industri farmasi, kosmetik dan makanan. Bahkan, Enseval kemudian berekspansi ke luar bidang distribusi dan perdagangan. Pada tahun 1993, manajemen Enseval memutuskan untuk kembali fokus ke bisnis intinya, dengan menyerahkan bisnis distribusi dan pemasaran produk kesehatannya ke PT Arya Gupta Cempaka yang telah didirikan pada tahun 1988. Pada tanggal 6 Agustus 1993, nama "PT Arya Gupta Cempaka" diubah menjadi "PT Enseval Putera Megatrading". Pada tanggal 1 Agustus 1994, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2003, perusahaan ini mendirikan


11 PT Millenia Dharma Insani untuk berbisnis di bidang apotek dan klinik dengan nama Mitrasana. Pada tahun 2007, perusahaan ini mendirikan PT Enseval Medika Prima agar dapat lebih fokus pada bisnis pemasaran dan perdagangan alat kesehatan, serta mendirikan PT Global Chemindo Megatrading agar dapat lebih fokus pada bisnis penjualan bahan baku obat. Pada tahun 2008, perusahaan ini mendirikan PT Renalmed Tiara Utama agar dapat lebih fokus pada bisnis penyediaan bahan-bahan dan mesin hemodialisis. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendirikan PT Medika Renal Citraprima untuk berbisnis di bidang klinik hemodialisis. Pada tahun 2016, perusahaan ini meluncurkan Electronic Mobile Order System (EMOS), sebuah platform manajemen pesanan bisnis ke bisnis, untuk memudahkan kliennya dalam memesan produk-produk yang di distribusikan oleh perusahaan ini. Pada tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan MOSTRANS, sebuah platform transportasi digital bisnis ke bisnis, untuk memudahkan perusahaan lain dalam mendistribusikan produk kesehatan buatan mereka. Perusahaan ini lalu juga mendirikan PT Emos Global Digital untuk mengelola EMOS. Pada tahun 2020, perusahaan ini meresmikan pusat distribusi ketiganya di Cikarang. Perusahaan ini lalu mendirikan PT Forsta Kalmedic Global untuk berbisnis di bidang produksi benang bedah dan media agar. Pada tahun 2021, perusahaan ini mendirikan PT Mostrans Global Digilog untuk mengelola MOSTRANS. 3.1.2 Visi & Misi PT Enseval Putera Megatrading Tbk a. Visi Menjadi perusahaan jasa Distribusi Dan logistik yang terintegrasi di bidang kesehatan melalui penyediaan layananan yang prima,sumber daya manusia yang kompeten dan penggunaan teknologi. b. Misi Berkontribusi di dalam meningkatkan kualitas kesehatan melalui ketersediaan produk.


12 3.1.3. Susunan Organisasi PT Enseval Putera Megatrading Tbk Perdagangan Besar Farmasi merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menyangkut aspek kefarmasian,untuk itu Perdagangan Besar Farmasi harus mempunyai struktur yang baik atau uraian kerja yang jelas,sehingga wewenang dan tanggung jawab dari setiap karyawan tidak hanya terletak pada satu individu saja.Dan juga untuk membentuk suatu kerja sama yang baik antar karyawan Struktur Organisasi PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Sebagai berikut : 1) ABM ( Area Bussines Manager ) Wewenang dan tanggung jawab dari ABM adalah sebagai berikut : a. Mengambil keputusan sepenuhnya b. Mengambil kebijakan c. Bertanggung jawab atas operasional perusahaan d. Menjaga kerahasiaan perusahaan e. Membina hubungan yang baik dengan karyawan 2) KSA (Kepala Seksi Akuntansi) Wewenang dan tanggung jawab dari KSA adalah sebagai berikut : a. Menjaga kelancaran operasional perusahaan b. Mempertanggungjawabkan laporan akutansi dan keuangan c. Menjaga kerahasiaan perusahaan d. Mengambil alih saat ABM tidak ada ditempat e. Membina koordinasi dan hubungan yang baik dengan karyawan f. Membagi dan mengatur tugas bawahan dan karyawan . 3) Divisi Akutansi Wewenang dan tanggung jawab Divisi Akuntasi adalah sebagai berikut: a. bertugas merelease Sales Order (SO) yang masuk dari ECC dan diproses sehingga sampai gudang. b. memperlancar proses retur barang c. Mempelancar atau memproses masuknya SO. d. Bertanggung jawab KSA dan ABM


13 e. Menjalin hubungan yang baik sesama karyawan 4) Staf Klaim/ GL a. Bertugas memproses kembali data yang ditolak dari pusat b. Mengecek payment voucher 5) IT channel a. Mengatur jaringan yang dipakai PT Enseval Putera Megatrading Tbk. b. Memperbaiki segala kerusakan komputer yang dipakai 6) Divisi Keuangan yang terbagi atas: a. Fakturis a) Menerima faktur dari tim ekspedisi yang telah dicek dengan surat jalan internal b) Fakturis melampirkan faktur asli dan pajak c) Setelah distempel atau ditandatangani fakturis menyerahkan ke pool faktur untuk diproses selanjutnya b. Pool Faktur a) Menerima semua faktur b) Menginput data tagihan jika outlet akan membayar c) Data tagihan diserahkan kekolektor untuk tagihan dalam kota d) Data tagihan diserahkan persalesman untuk tagihan luar kota c. Kasir a) Menerima setoran dari hasil tagihan oleh kolektor tunai atau giro b) Menerima pembayaran tunai dari tim ekspedisi yaitu driver dan loper c) Mengecek pembayaran dan daftar tagihan kredit atau lunas d) Membuat rekonsilasi bank e) Memasukkan atau mencek mutasi bank yang telah menyetor uang tunai dari Rektorat f) Menyimpan uang tunai dan cek giro membayar pengeluaranpengeluaran sesuai payment voucher yang sudah di approve oleh pimpinan cabang, direktorat sales, dan akutansi.


14 d. Kolektor a) Menagih pembayaran ke outlet-outlet jika sudah jatuh tempo b) Outlet-outlet berkredit hanya jangka waktu 30-60 hari sesuai dengan kesepakatan. 7) SSD (Sales Support Directorat) Wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut : a. Menerima orderan dari salesman b. Memproses dan mencetak orderan yang masuk c. Menginput orderan yang masuk secara manual d. Menghubungi outlet yang tidak dikunjungi salesman untuk menanyakan orderan yang akan dipesan. e. Bertanggung jawab langsung ke ABM f. Menjalin hubungan yang baik sesama karyawan. 8) Apoteker Wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut : a. Menandatangani faktur pemesanan(SP) b. Mengarsipkan faktur dan diurutkan berdasarkan tanggal c. Memastikan semua faktur tersebut telah sesuai, khususnya untuk surat pemesanan psikotropika disimpan di tempat terpisah dari faktur lain d. Menyiapkan barang (produk psikotropik) sesuai faktur dan menerima barang untuk disimpan di lemari e. Mengetahui setiap kegiatan pemesanan dalam jumlah besar biasanya untuk obat dan alat kesehatan dan menandatangani faktur penjualan. f. Mengetahui/menandatangani dokumen gudang (keluar/masuk barang). g. Mengecek produk antara fisik dengan kartu stok dan stok komputer. h. Mengecek suhu baik chiller, cool room, maupun ruangan lain. i. Membuat laporan psikotropika setiap bulan. j. Membuat laporan dinamika obat dilakukan setiap 3 bulan sekali (laporan triwulan). k. Mengetahui/menandatangani berita acara pemusnahan. l. Mengecek dokumen pelanggan baru


15 9) Kepala Gudang Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a. Bertanggungjawab kepada ABM b. Bertanggungjawab atas persediaan barang digudang sesuai sistem dan prosedur yang berlaku c. Menata kerapian barang digudang dan tata letaknya d. Memeriksa kedaluarsa produk dan melakukan penyisihan barang yang expired date dekat, dan barang yang rusak. e. Menjaga keamanan barang farmasi, baik stabilitas maupun keamanan dari pencurian dan bahaya lainnya f. Bertanggungjawab terhadap operasional gudang mulai dari barang masuk, barang keluar, penerimaan barang, penyimpanan barang, dan penyusunan barang di gudang. Dibawah kepala gudang ada anggota-anggota yang ikut dalam operasional gudang, yaitu: a. Wakil kepala gudang Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a) Bertanggungjawab atas operasional gudang b) Mengambil alih tanggungjawab kepala gudang jika berada di tempat. b. Admin Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a) Mengentri picklist untuk dijadikan faktur b) Membuat laporan selisih kanvas c) Membuat laporan barang rusak d) Membuat tanda terima retur barang rusak e) Menerima shiplist barang sekaligus merelokasi barang ke tempat penyimpanan barang (loker).


16 c. Picker Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a) Mengambil barang yang diminta dalam Sales Order (SO) b) Mengambil barang retur yang telah diambil ekspedisi c) Menyiapkan barang sesuai permintaan d) Menerima barang retur dari outlet, jika barang retur rusak maka proses selanjutnya untuk dibuatkan laporan barang rusak. d. Checker Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a) Mengecek barang yang dikeluarkan oleh picker sesuai faktur, jika tidak sesuai checker menginformasikan ke picker. b) Mengecek barang yang akan dibawa tim ekspedisi sesuai dengan faktur c) Mengecek barang akan masuk kanvas d) Menerima dan mengecek barang masuk dari pusat maupun cabang e) Membuat surat jalan ke ekspedisi 10) Kepala Ekspedisi Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut : a. Memastikan semua faktur yang tercetak maupun yang terkirim secara ontime b. Memastikan semua masalah admin di dalam devisi ekspedisi c. Bertanggungjawab atas pengiriman barang sesuai dengan sistem dan prosedur d. Membuat dan mengatur rute pengiriman barang e. Melakukan pengiriman barang sesuai outlet dan alamat yang tertera pada faktur


17 Dibawah kepala ekspedisi ada anggota yang ikut dalam operasional tim ekspedisi, yaitu: a. Admin Ekspedisi Wewenang dan tanggungjawab adalah sebagai berikut: a) Membuat surat jalan ekspedisi b) Menyelesaikan surat jalan dan pengecekan faktur kembali c) Membuat laporan triwulan, OTD (On Time Delivery), insentif. b. Loper yaitu tim ekspedisi yang mengantarkan barang menggunakan motor. Produk yang di antar dalam jumlah yang sedikit, biasanya produk ethical , untuk outlet dalam kota c. Driver yaitu tim ekspedisi yang mengantarkan barang menggunakan mobil biasanya keluar kota, barang yang diantarkan dalam jumlah yang banyak, biasanya barang produk ethical, consumer, dan CHB. 11) Pharmamed (Pharma dan Midi) Wewenang dan tanggung jawab adalah melakukan penjualan produk obat ethical dan alat kesehatan ke outlet (Apotek, Rumah Sakit, Klinik dan PBF lain)seperti yang dilakukan oleh salesman. 12) DM ( Distric Manager ) Mengelola kegiatan sales di cabang yang menjadi tanggung jawabnya dengan mengembangkan outlet dan kegiatan distribusi serta pelayanan pelanggan agar target penjualan tercapai. 13) FSS ( Field Sales Supervisor ) Mengkoordinasi kegiatan salesman di area, tanggung jawabnya untuk mencapai target penjualan dengan memperhitungkan produktivitas kerja makasimal.


18 14) Salesman Melakukan penjualan produk dan penagihan sesuai target yang telah ditentukan perusahaan. 3.2 Deskripsi Kegiatan Praktik. Dalam keseharian para karyawan di PBF PT. Enseval Putera Megatrading Tbk ada kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari ,yaitu; 1. Absensi pada saat datang. 2. Masing masing karyawan ke ruangan untuk menjalankan tugasnya, seperti ke pembuatan faktur, pengambilan barang sesuai pesanan outlet ;penyusun barang dan lainnya. 3. Mengecek barang dengan mencocokkan dengan computer serta mengecek stock barang . 4. Untuk apoteker penanggung jawab PBF melakukan pembekalan PBF mulai dari pengadaan, pengeluaran ,dan penyimpanan, pengembalian obat kadaluarsa dan pelaporan.


19 BAB IV PEMBAHASAN PBF (Pedagang Besar Farmasi) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar, sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Setiap PBF harus memiliki apoteker penanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat atau bahan obat, apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi PT. Enseval Putera Megatrading yaitu: 1. Pengadaan Perencanaan pengadaan barang didasarkan atas kemampuan bagian penjualan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penumpukan barang digudang. Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi dikerjakan berdasarkan analisa data yang akurat dan sistemik. Ada beberapa proses dari pengadaan meliputi, pemasaran, penerimaan dan penyimpanan. Pemesanan hanya dilakukan dari sumber yang resmi yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyimpanan dilakukan untuk memelihara keadaan kartu stok supaya dapat memberikan pelayanan yang teratur dan berkesinambungan. Pengadaan barang dari pusat didasarkan oler permintaan PT. Enseval Putera Megatrading cabang Solo yang sebelumnya mengirim surat permohonan permintaan barang/surat pesanan. Jumlah atau banyaknya pengiriman ini diketahui dari data pelaporan yang dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Pengadaan barang oleh kantor pusat juga harus memperhatikan kondisi gudang yang dapat menampung barang. Pengiriman barang oleh kantor pusat dilakukan melalui laut, kecuali ada hal-hal tertentu maka pengiriman dilakukan melalui udara 2. Penyimpanan


20 Setelah barang diterima dan diperiksa, maka barang tersebut dimasukkan kedalam gudang untuk disusun menurut jenis pabrik dan urutan nomor. Pada penyimpanan perlu juga dilakukan penyimpanan khusus pada berbagai sediaan obat tertentu seperti injeksi dan infuse dilakukan penyimpanan pada suhu yang sesuai yaitu pada ruangan yang ber AC dan di dalam chiller, dan juga harus diperhatikan barang tersebut berada pada ruangan yang terlindungi dari cahaya matahari langsung. Perubahan jumlah obat yang keluar atau masuk dilakukan oleh bagian gudang menurut jenis barang, yang kemudian dicatat pada kartu stok setiap ada penerimaan atau pengeluaran barang untuk memudahkan dalam pengawasan. Kami siswa PKL juga melihat dan menyaksikan proses penyimpanan barang digudang sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Penyimpanan di Gudang PT Enseval PM, Tbk. Terbagi atas 4 ruangan yaitu 1) Penyimpanan Suhu 2-8 derajat celcius (Container Chiller) 2) Penyimpanan Suhu 15-25 derajat celcius (CoolRoom) 3) Penyimpanan Suhu 25-30 derajat celcius (Below 30) 4) Penyimpanan Suhu Ambient. Dilakukan juga pembagian penyimpanan menurut jenis resiko produk, antara lain Ruang Psikotropika, Penyimpanan khusus untuk produk sitostatika, produk mengandung Prekursor dan Obat-obat tertentu. Penyimpanan produk obat terpisah dari alat kesehatan dan produk pangan, kosmetik dan produk non obat lainnya. Terdapat juga ruangan khusus veteriner untuk menyimpan produk vitamin ataupun obat untuk hewan. 3. Pengeluaran dan Pengiriman Barang Pengiriman barang oleh kantor pusat disertai dengan daftar barang dan jumlah barang yang dikirim pada setiap kemasan yang masuk kegudang diperiksa oleh kepala gudang untuk memeriksa kondisi barang dan menyesuaikan dengan yang tercantum dalam daftar, meliputi; a. Kebenaran jumlah kemasan b. Kebenaran jumlah satuan dalam setiap kemasan. c. Jangka waktu kadaluarsa.


21 Kami siswa PKL juga ikut membantu dalam proses pengemasaan barang yang akan dikirim baik diluar maupun didalam kota sehingga kami dapat memahami tata cara pengemasan dan proses pengiriman barang yang sesuai ketentuan. 4. Pengembalian Obat Kadaluarsa dari Cabang ke PT. Enseval Putera Megatrading Pengembalian obat kadaluarsa ke kantor pusat dilakukan sesuai dengan ketentuan masing-masing produksi tergantung dengan kesepakatan yang telah berlaku. Berdasarkan yang kami lihat, setiap barang yang dikembalikan akan dicek lagi lalu dipisahkan antara barang yang masih bagus dan sudah rusak atau kadaluarsa. Obat yang masih bagus akan dikembalikan ke stock. Sedangkan obat yang sudah kadaluarsa akan di kembalikan kepusat untuk dimusnahkan, untuk produk non farma yang sudah kadaluarsa akan dimusnahkan ditempat pemusnahan . 5. Pelaporan Dalam melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi, PBF wajib membuat laporan tentang pengadaan dan penyaluran barangnya. Pelaporan dilakukan oleh apoteker penanggung jawab degan rincian sebagai berikut : 1) Laporan harian penyaluran produk obat covid-19, EUA (Emergency Use Authorization) dan Vitamin untuk Pasien Covid-19 2) Laporan bulanan untuk Penyaluran Obat Psikotropika, Prekursor dan obat-obat tertentu 3) Laporan triwulan untuk penyaluran obat keras, obat bebas, obat bebas terbatas dan juga multivitamin lainnya. Pelaporan tersebut dikirim ke situs resmi Kemenkes dan BPOM


22 BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan PKL selama 1 bulan, kami dapat menyimpulkan bahwa PBF (Pedagang Besar Farmasi) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar, sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Setiap PBF harus memiliki apoteker penanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat atau bahan obat, apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, dan dapat kami lihat bahwa PT. Enseval Putera Megatrading mempunyai semua ketentuan yang belaku yaitu : 1. PBF PT. Enseval Putera Megatrading telah melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. PBF PT. Enseval Putera Megatrading memiliki dua Apoteker penanggung jawab, satu apoteker penanggung jawab obat dan satu apoteker penanggung alat kesehatan. 3. PBF PT. Enseval Putera Megatrading telah melakukan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta telah menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). 4.2 Saran Dari pelaksanaan PKL ini adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, hendaknya memperluas bagian gudang agar dapat langsung membongkar barang yang datang dan bisa langsung menyimpannya ke dalam gudang.


23 DAFTAR PUSTAKA www.enseval.com. Januari 2020. Sekilas Enseval. Diakses pada 21 Januari 2023, dari https://www.enseval.com Depkes RI, 2009, Peraturan Pemerintahan No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta, Departemen Kefarmasian RI. Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt., M.Pharm. 2011. Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi. Jakarta. Depkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/PER/VI/2011 Tentang Perdagangan farmasi. Jakarta. Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011. Tentang Perdagangan Besar Farmasi. Jakarta Indonesia. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia Nomor HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang Pedoman TeknisCara Distribusi Obat Yang Baik. Indonesia Indonesia. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor918/MENKES/PER/X/1993. Tentang Perdagangan Besar farmasi. Indonesia Indonesia. 1992. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Penerbit Ariloka, Surabaya.


24 LAMPIRAN Gambar 3.1 Barang Retur Gambar 3.2 Surat Jalan Barang Datang


25 Gambar 3.3 Tanda terima retur barang


26 Gambar 3.4 Nota retur


27 Gambar 3.5 Picklist confirm Gambar 3.6 Surat Jalan


28 Gambar 3.7 Faktur Gambar 4.1 Form suhu


29 Gambar 4.2 Tempat penyimpanan suhu dibawah 0 derajat


30 Gambar 4.3 Gudang penyimpanan


31 Gambar 4.4 Penyimpanan dibawah 8 derajat


32 Gambar 4.5 Ruang penyimpanan obat psikotropika


Click to View FlipBook Version