BUDIDAYA TANAMAN SAWI PUTIH (Brassica pekinensia L) Disusun Oleh: Annisa Dwi M SMKN 1 KUNINGAN Thn.Ajaran 2022/2023
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................... iii DAFTAR ISI.................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. ix I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................................. 2 1. Tujuan Umum............................................................................... 2 2. Tujuan Khusus.............................................................................. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4 III.TATALAKSANA PELAKSANAAN .................................................... 19 A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 19 B. Metodologi.......................................................................................... 19 1. Praktek Kerja Magang di Lapang ................................................. 19 2. Diskusi dan Wawancara................................................................ 19 3. Pengamatan dan Pengumpulan Data............................................. 19 4. Studi Pustaka................................................................................. 20 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21 A. Kondisi Umum Lokasi ....................................................................... 21 1. Sejarah Berdirinya Lokasi............................................................. 21 2. Kondisi KP3 Soropadan................................................................ 21 3. Visi, Misi dan Fungsi KP3 Soropadan ......................................... 22 4. Struktur Organisasi KP3 Soropadan ............................................ 24 B. Pembahasan......................................................................................... 25 C. Analisis Usaha Tani ............................................................................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 36 A. Kesimpulan .......................................................................................... 36 B. Saran.................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1 Tabel 2.1 Analisis Upah Tenaga Kerja ................................................. 29 2 Tabel 2.2 Analisis Bahan dan Analisis Usaha Tani............................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id v DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 1 Gambar struktur organisasi KPPP Soropadan....................................... 24 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id vi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Pencangkulan Pertama Pembongkaran bedeng.......................... 40 2. Pencangkulan Kedua Pembuatan Bedengan. ............................. 40 3. Pembuatan Persemaian Sawi Putih............................................ 40 4. Pemasangan Mulsa..................................................................... 41 5. Penyakit Busuk Daun Pada Tanaman Sawi Putih. .................... 41 6. Hama Ulat Krop yang Menyerang Daun Pada Tanaman Sawi Putih . ......................................................................................... 41 7. Pembentukan Krop Pada Sawi Putih.. ....................................... 42 8. Pemanena Sayuran Sawi Putih................................................... 42
mmit to us 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia terdapat dua musim dalam satu tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan iklim pada musim kemarau dan musim penghujan tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan kehidupan biotis (hama dan pathogen). Pada musim kemarau pertumbuhan tanaman baik, karena cahaya matahari mencukupi kebutuhan tanaman untuk fotosintesis. Disamping itu pertumbuhan hama dan patogen rendah, sehingga intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman juga rendah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman tidak banyak terganggu oleh hama dan penyakit. Sedangkan pada musim penghujan pertumbuhan tanaman umumnya kurang baik, disamping karena keadaan cuaca yang tidak sesuai dengan syarat tumbuhnya tanaman, juga karena banyaknya gangguan hama dan penyakit. Sebab, pada musim penghujan keadaan iklimnya sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan patogen, terutama dari golongan cendawan (Jamur). Dengan demikian pada saat musim hujan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman lebih tinggi. Dengan memperhatikan keadaan iklim pada kedua musim tersebut dan sifat botanis tanaman sawi putih maka saat penanaman yang baik ádalah pada saat akhir musim hujan, tepatnya pada bulan Maret - April. Penanaman dapat pula dilakukan pada musim penghujan, namun pemeliharaannya harus lebih intensif, yakni pengendalian hama penyakit harus lebih sering, pembuatan selokan yang lebih lebar dan dalam, pendangiran dan penyiangan lebih sering dilakukan. Dari segi teknis, penanaman pada musim penghujan kurang menguntungkan karena produksinya akan lebih rendah. Namun, dari segi ekonominya dapat lebih menguntungkan karena petani tidak banyak yang menanam, menyebabkan jumlah barang di pasaran sedikit, sehingga harga komoditas ini dapat lebih tinggi (mahal). 1 co er
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac2.id commit to user Sawi putih (Brassica rapa conva., pekinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi cina. Ia dikenal pula sebagai petsai. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral. Habitus tumbuhan ini mudah dikenali: memanjang, seperti silinder dengan pangkal membulat seperti peluru. Warnannya putih. Daunnya tumbuh membentuk roset yang sangat rapat satu sama lain. Sawi putih hanya tumbuh baik pada tempat-tempat sejuk, sehingga di Indonesia ditanam di dataran tinggi. Tanaman ini dipanen selagi masih pada tahap vegetatif (belum berbunga). Bagian yang dipanen adalah keseluruhan bagian tubuh yang berada di permukaan tanah. Produksinya tidak terlalu tinggi di Indonesia. Sayuran ini populer di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Di Korea varietas lain sawi putih dipakai sebagai bahan baku kimchi, makanan khas Korea (Anonim, 2010). B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang yang lain. b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam rangka kesiapan menghadapi dunia kerja yang mengarah pada kegiatan kewirausahaan, dan menciptakan lapangan kerja. c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa untuk dapat mengabdi ke masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac3.id commit to user d. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi dan dinas. 2. Tujuan Khusus a. Melihat dan memahami langsung cara budidaya sawi putih di KPPP Soropadan mulai dari persiapan lahan sampai pasca panen. b. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya budidaya tanaman sawi putih yang dilakukan di KPPP Soropadan Temanggung c. Mengetahui segala aspek yang terkait dalam kegiatan magang yang dilaksanakan oleh KPPP Soropadan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns commit to user .ac.4 id II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Tanaman Sawi Putih Tanaman sawi putih (Brassica pekinensia L.) bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Tiongkok dan Asia Timur. Oleh karena itu, tanaman sawi putih diberi sebutan Chinese cabbage atau Kubis Cina. Kemudian tanaman ini menyebar luas ke Taiwan dan Philipina. Di Indonesia, pembudidayaan sawi putih diduga dimulai pada abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub tropis lainnya dari kelompok (famili) kubis-kubisan (cruciferae). Kini penyebaran tanaman sawi putih sudah meluas di berbagai daerah di wilayah Indonesia, terutama daerahdaerah yang mempunyai ketinggian di atas 1000 m dpl ( Bambang, 2003). B. Klasifikasi dan Morfologi TanamanSawi Putih Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi putih diklasifikasikan sebagai berikut : Devisi : Spermatophyta (tanaman berbiji) Sub divisi : Angiospermae (biji berada didalam buah) Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah) Ordo : Rhoeadales (Brassicales) Famili : Cruciferae (Brassicaceae) Genus : Brassica Spesies : Brassica pekinensia L (Eko dkk, 2003). Sawi putih (Brassica pekinensia L) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm – 33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi putih membentuk krop, yaitu kumpulan-kumpulan daun-daun yang membentuk kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac5.id commit to user ggang. miliki bat Tanaman sawi putih berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi putih tidak memiliki akar tun 4 Tanaman sawi putih me ang sejati pendek dan bersayap terletak pada bagian dasar yang berada dalam tanah. Batang sejati memiliki ukuran panjang 1,5 cm dan diameternya 3,5 cm. Pada umumnya batang sawi putih bercabang. Daun tanaman sawi putih berbentuk bulat panjang (lonjong) dan agak lebar, kasar, berkerut-kerut, berbulu halus sampai kasar (namun ada yang berdaun halus dan tidak berbulu), berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun yang panjang, berwarna putih, agak lebar dan pipih, bersifat lemas dan halus ( Bambang, 2003). C. Jenis – Jenis Varietas Sawi Putih 1. Varietas Jade crown a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan b. Bentuk tanaman : Besar c. Permukaan daun : Agak keriting dan tidak berbulu d. Warna daun : Hijau Tua e. Bentuk krop : Bulat tinggi (lonjong) f. Berat krop : 1,5 kg g. Kualitas krop : Ranum, renyah, padat danbesar h. Umur panen : 65 HST i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung palsu, dan busuk hitam. Varietas ini cocok ditanam di daerah yang berhawa sejuk. 2. Varietas Summer bright a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac6.id commit to user b. Bentuk tanaman : agak tinggi/agak besar c. Permukaan daun : Agak keriting, belakang daun berbulu d. Warna daun : Hijau Tua e. Bentuk krop : Bulat panjang, dan krop terbungkusdengan baik f. Berat krop : 1 kg g. Kualitas krop : Ranum, renyah, dan padat h. Umur panen : 65 HST i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung palsu. Varietas ini cocok ditanam di daerah yang berhawa sejuk. 3. Varietas Green sun a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan b. Bentuk tanaman : Agak tinggi c. Permukaan daun : Agak keriting d. Warna daun : Hijau Tua e. Bentuk krop : Bulat agak besar f. Berat krop : 1,1 – 1,2 kg g. Kualitas krop : Ranum, renyah, dan padat h. Umur panen : 65 HST i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk basah, tepung palsu, dan busuk lemas. Varietas ini cocok ditanam di daerah yang berhawa sejuk. 4. Varietas Fine zone a. Asal benih : Known You Seed, Taiwan b. Bentuk tanaman : Agak tinggi (sedang) c. Permukaan daun : Agak keriting dan tidak berbulu d. Warna daun : Hijau Tua e. Bentuk krop : Bulat panjang, agak besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac7.id commit to user f. Berat krop : 1 kg g. Kualitas krop : Ranum, renyah, padat danbermutu baik h. Umur panen : 65 HST i. Lain-lain : Tanaman ini tahan penyakit busuk lemas, tepung palsu, dan busuk hitam. Varietas ini cocok ditanam di daerah yang berhawa sedang. (Bambang, 2003). Selain ke empat varietas diatas ada varietas lain sawi putih diantaranya adalah : 5. Varietas Deli-CR a. Type Krop : Cannon Ball b. Potensi Hasil : 1,5 – 2,2 kg/head c. Awal Panen : 60 HST d. Rasa : Cukup Manis e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda - Warna tengah head kuning f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K 6. Varietas Excellent a. Type Krop : Barrel Kompak b. Potensi Hasil : 1,5 kg/head c. Awal Panen : 40-45 HST d. Rasa : Manis e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda - Umur genjah f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K (Tanindo, 2010) D. Syarat Tumbuh Tanaman sawi putih tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air dan tanah tersebut banyak mengandung humus. Menghendaki iklim dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac8.id commit to user suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 mdpl (Anonim, 2010). E. Teknik Budidaya Tanaman Sawi Putih 1. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah pertama dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman musim tanaman sebelumnya. Setelah didapatkan pH yang netral kemudian melakukan pencangkulan atau bajak tanah untuk membalik dan mencegah agregat tanah. Setelah itu buat bedengan sederhana terlebih dahulu dengan lebar 90 cm dan tinggi 17-20 cm. Sementara itu lebar selokan 40-50 cm. Memberikan pupuk kandang dan campurkan ketiga jenis pupuk kimia ( Urea, SP-36, dan KCl) dengan perbandingan 1 : 1 : 1 menjadi satu, lalu tebar disisi kiri dan sisi kanan. Aduk-aduk ke dalam tanah sambil menggemburkan bedengan. Untuk menyempurnakan bedengan lakukan pencakulan ke dua dengan cara mencangkul selokan dan menimbun tanah tipis dari selokan kepermukaan bedengan (setebal 3-5 cm) hingga tinggi bedengan 20-25 cm (Eko dkk, 2003). Setelah pembuatan bedengan selesai dilakukan pemasangan mulsa plastik hitam perak yang telah diberi pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk kimia. Cara pemasangan mulsa plastik hitam perak adalah sebagai berikut : a. Bedengan diairi terlebih dahulu hingga cukup basah. b. Permukaan bedengan dirapikan dan dibuat semulus mungkin agar plastik dapat menempel pada bedengan secara sempurna. c. Bedengan ditutup mulsa plastik hitam perak dengan posisi permukaan plastik yang berwarna hitam menghadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac9.id commit to user ke bawah (menghadap tanah) dan permukaan plastik berwarna perak menghadap ke atas. d. Mulsa plastik yang sudah terpasang, lalu dipancang atau dijepit dengan belahan bambu tipis yang panjangnya sekitar 20-25 cm pada bagian sisi kanan kiri bedengan. Pemasangan mulsa plastik hitam perak sebaiknya dilakukan pada siang hari antara jam 09.00-14.00 WIB. Sehingga dengan demikian plastik dapat terpasang lebih kencang dan rapat ( Bambang, 2003). 2. Pengadaan Benih Pengadaan benih dapat dilakukan dengan membuat sendiri atau membeli benih yang siap tanam. Tetapi pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa berjerih payah. Sedangkan pengadaan benih ddengan membuat sendiri lebih rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik. Dalam pengadaan benih hendaknya membeli benih pada toko pertanian yang menyediakan benih yang bermutu baik. Benih yang dibeli harus bersertifikat, yaitu dengan melihat nomor seri yang menunjukkan keaslian benih yang dapat dilihat disebelah belakang kemasan, kemasan benih tidak sobek atau berlubang, kemasan terbuat dari alumunium foil. (Bambang, 2003). 3. Persemaian Benih Tanaman SawiPutih a. Pengolahan Media Semai Sebelum melakukan persemaian tanah yang digunakan untuk media semai pada kotak persemaian harus disterilisasi, digemburkan, dan di beri pupuk. Sebelum media semai digunakan, sebaiknya diuji coba terlebih dahulu dengan menyemaikan beberapa biji. Apabila biji dapat berkecambah dan tumbuh dengan baik, maka media semai dapat digunakan untuk persemaian. Media semai terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 atau 1 : 1, kemudian ditambahkan pupuk NPK
digilib.uns.a10c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user (15 : 15 : 15) dengan dosis 0,5 g untuk setiap 1 kg media semai (campuran tanah dan pupuk kandang). Media semai yang telah jadi kemudian dimasukkan ke dalam kotak-kotak, lalu media semai digemburkan. Persemaian benih sawi putih dapat juga dilakukan pada kantongkantong plastik (polybag) ukuran 8 cm x 10 cm. Untuk cara ini, media semai yang dimasukkan ke dalam kantong polybag hingga 90% penuh (Bambang, 2003). b. Penyemaian Benih Media semai juga perlu dipersiapkan untuk persemaian. Persemaian yang menggunakan kotak atau kantong polybag, diletakkan ditempat terbuka, lalu diberi naungan. Untuk persemaian yang menggunakan kotak atau kantung polybag, maka dasar kotak atau dasar kantong polybag harus dilubangi untuk keperluan drainase, yaitu untuk mengeluarkan air yang berlebihan saat penyiraman. Sebelum biji disemai, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu seleksi benih. Benih yang sudah dibeli, sebaiknya diperiksa dan diseleksi kembali. Seleksi benih dilakukan menurut kriteria-kriteria sebagai berikut : 1) Pilih biji yang utuh (tidak cacat/luka) karena biji yang cacat akan sulit tumbuh, kalaupun tumbuh mutunya jelek. 2) Biji sehat, yaitu tidak menunjukkan adanya serangan hama dan penyakit. 3) Biji bersih, yaitu tidak tercampur dengan biji lain. 4) Biji tidak keriput. Setelah itu dilakukan perendaman benih dalam air dingin selama 1 hari (12 jam), sampai kelihatan biji pecah. Untuk mencegah biji terserang mikroorganisme penyebab penyakit, biji didesinfektan dengan merendamnya ke dalam larutan fungisida. Dengan demikian biji-biji
digilib.uns.a11c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user yang akan disemai benar-benar sehat sehingga dapat memberikan pertumbuhan yang baik (Bambang, 2003). Media semai atau tempat persemaian sebelum ditanami benih perlu disiram air terlebih dahulu agar tanah basah dan lembab. Penyiraman air dilakukan sehari sebelum biji ditabur. Setelah dipersiapkan dengan baik, biji atau benih dapat disemaikan ke tempat persmaian. Ada beberapa cara menyemaikan benih, yaitu disebar merata dipermukaan tanah media semai (dengan membuat bedengan kecil pada media semai, lalu benih disebarkan pada bedengan kecil) membuat lubang-lubang tanam, tergantung pada tempat persemaian yang digunakan (Eko dkk, 2003). c. Pemeliharaan persemaian Pada saat benih sudah berkecambah nauangan pengatur cahaya matahari masuk dibuka dan benih disiram secara rutin untuk menjaga kelembapan media persemaian. Saat persemaian berumur 15 hari, siramkan larutan Agrobost dengan dosis 1 ml/liter air. Jika ditemukan serangan penyakit dumping off (bercak basah di pangkal atang yang menyebabkan bibit rebah), semprotkan fungisida Benlate dengan dosis 1 g/liter air atau Orthocide dengan dosis 3 g/liter air. Kemudian tanam bibit di lahan (transplanting) setelah berdaun sejati 2 lembar (umur 18–20 hari) (Bambang, 2003). 4. Penanaman Bibit Bibit-bibit yang telah siap dipindah tanam ke kebun diseleksi dengan mengambil atau memilih bibit yang pertumbuhannya baik, penampakannya segar, daun-daunnya tidak rusak, berwarna hijau segar, mengkilat, kuat atau tegak pertumbuhannya dan bibit tidak terserang hama dan penyakit. Cara penanam bibit hasil persemaian yaitu sehari sebelum bibit ditanam, tanah tempat penanaman bibit diberi air pengairan. Selanjutnya dibuat lubang tanam dengan melubangi mulsa plastik hitam perak dengan menggunakan alat pelubang yang diberi bara api di dalamnya. Diameter lubang sekitar 8 cm dan di dalam lubang sekitar 10 cm pada titik-titik yang telah ditentukan menurut jarak tanamnya (Bambang, 2003).
digilib.uns.a12c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user Untuk mencegah serangan semut atau serangga lain setiap lubang diberi furadan 0,5 – 1 gram. Demikian pula pada bibit yang akan ditanam, sebaiknya didesinfektan dengan fungisida dan bakterisida agar terhindar dari serangan penyakit akibat cendawan atau bakteri. Bibit derendam dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 5 – 10 menit. Perendaman dilakukan bersamaan dengan media tanahnya yang terbawa bibit. Fungisida yang digunakan adalah Benlate, sedangkan bakterisida yang digunakan Agrimysin. Dosis yang digunakan adalah 0,5 g/liter air (Rony, 1996). Bibit ditanam sedalam leher akar. Bibit yang diambil dengan sistem cabutan, akarnya ditata secara menyebar. Untuk bibit yang berasal dari kantong polybag dapat langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam beserta tanah yang terbawa dari persemaian dan tidak perlu mengatur akarnya lagi. Setelah itu, lubang tanam di sekitar pangkal batang ditimbun tanah sambil ditekan-tekan agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat. Selasai penanaman, segera lakukan penyiraman (memberikan air pengairan). Dalam kegiatan penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari (Eko, 1995). 5. Pemeliharaan Tanamaman a. Penyulaman Tanaman Pada penanaman sawi putih dengan menggunakan metode persemaian selalu ada beberapa tanaman yang mati, baik karena gagal beradaptasi setelah tanam di lahan maupu akibat serangan hama, terutama hama tanah Agrotis sp. Pada umur 7 HST, periksa seluruh tanaman dan jika menemukan yang mati segera ganti bibit yang baru (Wahyudi, 2010). b. Pemupukan Susulan Pupuk susulan diberi saat pemupukan dasar telah diberikan. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah jenis pupuk anorganik (pupuk kimia buatan pabrik. Jenis pupuk anorganik yang diberikan adalah pupuk N, pupuk P dan pupuk K. Jenis pupuk ini sangat penting
digilib.uns.a13c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user diberikan karena untuk menambah kekurangan unsur hara NPK yang terdapat dalam pupuk kandang yang terdapat dalam tanah. Kebutuhan pupuk NPK ( Urea, SP-36 dan KCl) per hektar sebagai pupuk susulan untuk tanaman sawi putih, sebagai berikut : 1) Pupk Urea = 130 kg/hektar 2) Pupuk SP-36 = 125 kg/hektar 3) Pupuk KCl = 75 kg/hektar (Bambang, 2003). c. Pengairan Pada budidaya sawi putih dengan menggunakan sistem mulsa plastik hitam perak, pemberian air tidak perlu sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena mulsa plastik hitam perak dapat menahan penguapan air tanah (evaporasi) (Wahyudi, 2010). Pemberian air pada tanaman sawi putih yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga produksinya akan rendah. Demikian pula apabila pemberian air sangat kurang, tanaman juga akan terhambat pertumbuhannya, daun cepat tua, ranaman menderita klorosis dan antosianensis, kelayuan. Kekurangan air selaman periode pembangunan dapat menyebabkan kerusakan bunga (Bambang, 2010). d. Penyiangan dan Pendangiran Penyiangan harus dilakukan dengan baik, sebab rumput-rumput atau tumbuhan lainnya yang telah tumbuh sangat membahayakan tanaman sawi putih yang sedang dibudidayakan, yakni dapat menjadi pesaing dalam mendapatkan zat makanan di dalam tanah, dalam penggunaan air dan unsur-unsur lainnya, seperti cahaya matahari O2 dan CO2 sehingga bila rumput-rumput tidak dibersihkan maka kebutuhan zat makanan (hara) yang diberikan pada tanaman sawi putih menjadi tidak mencukupi sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman sawi putih terhambat. Penyiangan rumput atau gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :
digilib.uns.a14c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user 1) Secara manual, yakni gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dicabuti dengan tangan. Sedangkan gulma yang tumbuh di selokan dilakukan mengguanakan cangkul. 2) Secara mekanik, pencabutan dilakukan dengna menggunakan peralatan mesin yang sederhana sampai yang modern. 3) Secara kimiawi, pemberantasan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan herbisida yaitu Actril DS, Ferninine 720 AS, Fusilade 25 EC dan sebagainya. Selain penyiangan dilakukan pula pendangiran, yaitu pengolahan tanah secara ringan di sekitar tanaman. Tujuannya untuk menggemburkan kembali tanah yang memadat agar sirkulasi udara dalam tanah dapat berjalan dengan normal ( Bambang, 2003). 6. Pengendalian Hama dan Penyakit a. Ulat Tanah (Agrotis sp) Ulat berwarna coklat sampai coklat kehitaman ini menyerang tanaman kecil setelah ditanam di lahan. Serangan ini menyerang pangkal batang yang masih sekulen digerek hingga putus sehingga menyebabkan tanaman mati karena tidak memiliki titik tumbuh. Pengendalian ulat tanah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Serangan ulat tanah biasanya berlangsung tidak serentak alias sedikit demi sedikit. 2) Jika ditemukan gejala awal serangan, segera berantas dengan insektisida granul. Taburkan sedikit insektisida tersebut di samping pokok tanaman. Dosisnya 0,3-0,4 per tanaman atau 6 kg insektisida granul per hektare. 3) Insektisida granul yang dapat diaplikasikan di antaranya Furadan 3G dan Curater 3G. b. Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan Spodoptera exigua )
digilib.uns.a15c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user Ulat grayak ini memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang-lubang, terutama menyerang daun muda. Pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik 2) Pasang perangkap kupu-kupu. Perangkap ini dapat dibuat dari botolbotol bekas air mineral yang diolesi dengan produk semacam lem. 3) Jika ditemukan serangan hama ini,segera semprot dengan insektisida yang tepat. Insektisida yang digunakan Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC. c. Ulat Perusak daun ( Plutella xylostela ) Ulat kecil ini berwarna hijau, panjang tubuh 7-10 mm. Bergerombol saat menyerang. Ulat ini menyerang pucuk tanaman, akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubang sehingga menyebabkan proses pembentukan krop akan sangat terganggu. Pengendalian ulat perusak daun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik 2) Jika serangan hama ini sudah tampak, segera semprotkan insektisida yang tepat. Insektisida yg dipakai adalah March 50 EC, Proclaim 5 SG, Descis 2,5 EC dan Buldok 25 EC. (Wahyudi, 2010). d. Ulat krop (Crocidolomia binotalis zell) Ulat krop merupakan hama perusak daun yang belum membentuk krop atau yang sudah membentuk krop dengan cara memakannya. Ulat krop memiliki ciri-ciri tubuh berwarna coklat sampai hijau gelap. Pada
digilib.uns.a16c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user bagian punggungnya terdapat garis-garis yang warnanya lebih muda dan pada sisi badan terdapat rambut-rambut yang berwarna hitam. Gejalanya adalah krop yang diserang ulat daunnya tinggal tulangtulang daun saja. Jika ulat telah masuk ke dalam krop maka menyebabkan gulungan krop tidak sempurna dan rusak. Pengendalian ulat krop dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman inangnya. 2) Sanitasi kebun 3) Penanaman serempak 4) Memunguti ulat dan membunuihnya 5) Dengan menyebarkan musuh alaminya yang merupakan parasitoid ulat dan pupa yaitu jenis Trathala flavoorbitalis (cam). 6) Dengan penyemprotan insektisida, misalnya Diazinon 60 EC atau Hostathion 40 EC. e. Downy Mildew (Pseeudoponosporasp) Penyakit ini menyerang tanaman sawi putih. Gejala awal, muncul bercak kuning dengan bentuk kotak-kotak. Bercak ini dimulai dari daun tua. Semakin lama, daun yang menguning semakin lebar dan mengarah ke daun yang lebih muda Pengendalian Downy Mildew dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Hindari menanam berdekatan dengan tanaman yang berumur lebih tua dan terserang penyakit ini. 2) Perbaiki drainase lahan, terutama pada musim hujan
digilib.uns.a17c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user 3) Lakukan sanitasi lahan dengan baik. 4) Jika tampak gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray ke permukaan daun atas ataupun bawah. 5) Fungisida yang digunakan Anvil 50 SC, Nimrod 250 EC dan Score 250 EC. f. Penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman, gejalanya terdapat bercak basah kemudian meluas hingga menjadi busuk basah hingga ke dalam batang. Bagian yang terserang akan mengeluarkan bau busuk. Pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Lakukan sanitasi lahan dengan baik. 2) Jika menanam sawi putih pada musim hujan, buat jarak tanam lebih lebar (60 x 60 cm). Selain itu, selokan juga diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar. 3) Jika tampak gejala awal, segera semprot dengan fungisida yang tepat. Arahkan mata spray lebih banyak ke tunas pucuk tanaman. 4) Fungisida yang digunakan yaitu Bion- M 1/48 WP, Daconil 75 WP dan Topsin M 70 WP. Gunakan sesuai dosis. g. Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae) Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejalanya tanaman tampak layu pada siang hari dan segar pada pagi hari. Pertumbuhan tanaman terhambat dan apabila tanaman dicabut maka akan terlihat benjolan seperti kanker akar.
digilib.uns.a18c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user Pengendalian akar gada dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Hindari menanam di lahan bekas sawi putih dan familinya yang terindikasi serangan penyakit ini. 2) Lakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini. 3) Hingga saat ini belum ditemukan fungisida unutk memberantas penyakit akar gada, khususnya setelah tanaman terserang. 4) Lakukan pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani sawi putih berhasil. (Sartono dkk, 2007). 7. Panen dan Pasca Panen a. Penanganan Panen Umur panen tanaman sawi putih sangat beragam, tergantung varietasnya. Tanaman sawi putih memiliki umur panen bervariasi antara 40-87 hari setelah pinah tanam (Bambang, 2003). Pemanenan sawi putih dilihat dari kondisi fisik, ciri-ciri sawi putih yang siap panen adalah sebagai berikut : 1) Daun paling bawah sudah menguning dan umur tanaman sudah mencapai umur panen berdasarkan varietas yang ditanam. 2) Krop sudah terbentuk, penuh, kompak dan padat. 3) Tanaman belum berbunga, karena kalau sudah berbunga kualitas rendah dan rasa tidah enak (Anonim, 2010). Cara memanen sawi putih yaitu pangkal batang sawi putih yang dekat dengan permukaan tanah dipotong dengan pisau yang tajam.
digilib.uns.a19c.i d perpustakaan.uns.ac.id commit to user Selanjutnya kumpulkan hasil panen ditempat yang teduh. Waktu pemanenan yang baik dilakukan pagi hari atau sore hari (Eko, 2003). b. Penanganan Pasca Panen Pasar supermarket menginginkan pengemasan khusus. Tahapan pengemasan yaitu kupas lembaran-lembaran daun yang berwarna hijau krop, ratakan batang di dasar krop menggunakan pisau tajam, bungkus krop dengan plastik wrapping`dan satu buah krop dalam satu kemasan dan susun rapi krop di dalam boks plastik untuk selanjutnya dikirim ke supermarket. Pasar tradisional tidak memerluakan kemasan khusus. Daun hijau yang membungkus krop untuk sementara dibiarkan. Tujuannya, untuk menghindari gesekan saat pengangkutan. Biasanya setelah sampai di tempat penampungan, pengupasan baru dilakukan (Bambang, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.u er ns.a1c.9 id commit to us III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan magang dilaksanakan di Kebun Benih KPPP Soropadan yang terletak di Jl. Semarang-Magelang Km. 13, Pringsurat, Temanggung, Jawa Tengah. Adapun pelaksanaan magang ini direncanakan kurang lebih 1 bulan yaitu dilakukan pada tanggal 16 Februari- 19 Maret 2011, pada hari dan jam kerja karyawan. B. Metodologi Pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini menggunakan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Praktek Kerja Magang di Lapang Pelaksanaan kegiatan secara langsung mengikuti kegiatan budidaya tanaman sawi putih dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh Kebun Benih KPPP Soropadan 2. Diskusi dan Wawancara Metode diskusi dan wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan tanya jawab dengan pekerja lapang yang berhubungan dengan kegiatan budidaya tanaman sawi putih. b. Mengidentifikasi masalah dan mencari pemecahannya kemudian didiskusikan dengan pembimbing di lapang atau kerja yang ada di lapang kemudian dibandingkan dengan kondisi yang ada di lapang. 3. Pengamatan dan Pengumpulan Data Kegiatan Praktek Kerja Magang ini dilakukan secara rutin selama 1 bulan. Tujuannya yaitu untuk mengumpulkan data yang diperoleh yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan laporan praktek kerja magang. Selain itu juga untuk membandingkan antara teori dengan kerja lapang. 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c0.id commit to user 4. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktek magang. Data tersebut berupa internet, buku, arsip dan sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c.1 id commit to IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah Kebun Benih KPPP STA Soropadan Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) Soropadan berdiri pada tahun 1969 sebagai Dinas Pertanian Rakyat, kemudian beralih fungsi menjadi kebun buah-buahan untuk karisidenan kedu pada tahun 1970. Berdasarkan Rapat Dinas pada tahun 1970 berubah fungsi lagi menjadi Pusat Pengembangan Produk Sorghum dan Jagung. Tahun 1976 terjadi pengembangan fungsi menjadi Pusat Pengembangan Pertanian Unit Palawija Soropadan atau yang lebih dikenal dengan nama P3P Soropadan dan pertengahan tahun 1977-1979 telah melakukan kerjasama dengan Jerman Barat. Pengembangan fungsi dilakukan pada tahun 1980 menjadi pusat pengembangan pertanian unit palawija dan hortikultura, tahun 2005 mulai beralih fungsi menjadi Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija (KP3) dan hingga kini masih menggunakan nama tersebut, sesuai dengan peraturan daerah Jawa Tengah, KP3 Soropadan selain memproduksi palawija juga memproduksi beberapa jenis tanaman hias. 2. Kondisi KP3 Soropadan Kantor KP3 Soropadan terletak di KM 3 dari Secang arah Semarang atau 13 KM dari kota Magelang, secara administratif masuk dalam wilayah : Desa : Soropadan Kecamatan : Pringsurat Kabupaten : Temanggung Provinsi : Jawa Tengah 21 user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c2.id commit to user Keadaan wilayah KP3 Soropadan secara lengkap adalah sebagai berikut : a. Luas Tanah Sertifikat tanah yang ada berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah tanggal 2 Desember 1985 No. SK DA II H.P. 1598/2596/1985 dan SK Gubernur Jawa Tengah tanggal 17 Januari 1985 No. SK DA II/HP/1491/I/2593/1985. Tanah yang dimanfaatkan terdiri dari : Blok I : Luas 46.070 m2 Blok II : Luas 56.880 m2 Luas keseluruhan : 102.950 m2 /10,2950 Ha Adapun pemegang hak pakai atas tanah tersebut adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi Jawa Tengah. Penggunaan lahan berdasarkan sertifikat yang terbagi atas 1. Bangunan dan halaman : 10.970 m2 / 1,970 Ha 2. Kegiatan pameran STA : 57.980 m2 / 5,7980 Ha 3. Kantor BPSDP : 29.000 m2 / 2,9 Ha 4. Lahan produksi : 5.000 m2 / 0,5 Ha Jumlah : 102.950 m2 / 10,295 Ha b. Jenis tanah Jenis tanah lahan KP3 Soropadan adalah tanah latosol berwarna coklat dengan kesuburan sedang dan tekstur lempung berpasir. pH tanah berkisar antara 5,5-6,8. c. Iklim Ketinggian tempat mencapai 500 m dpl dengan curah hujan ± 2.153 mm dengan jumlah bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 2-4 bulan dan suhu harian berkisar antara 18-320C. 3. Visi, misi, dan fungsi KP3 Soropadan a. Visi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c3.id commit to user Terwujudnya kemandirian usaha tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan. b. Misi 1) Mengembangkan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang cukup, aman, dan terjangkau, bahan baku industri dan ekspor. 2) Mengembangkan aplikasi teknologi pertanian tepat guna, spesifik lokal dan ramah lingkungan. 3) Meningkatkan kualitas sumebr daya manusia dan kelembagaan agribisnis. 4) Meningkatkan mutu dan daya saing komoditas tanaman pangan dan hortikultura. 5) Memadukan sentra-sentra pertanian dengan agroindustri dan pasar. 6) Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan produktivitas bidang tanaman pangan dan hortikultura. 7) Meningkatkan pendapatan melalui pemberdayaan masyarakat pertanian tanaman pangan dan hortikultura. c. Fungsi 1. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura 2. Penyelenggaraan urutan pemerintah dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura lingkup provinsi 3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang sarana dan prasarana pertanian, budidaya tanaman pangan, hortikultura dan usaha pertanian lingkup provinsi 4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang tanaman pangan dan hortikultura 5. Pelaksanaan kesekretariatan dinas 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c4.id commit to user 4. Struktur organisasi KP3 Soropadan KP3 Soropadan merupakan salah satu instansi pemerintah, sehingga pegawai yang ada dalam wilayah kerja KP3 Soropadan diangkat oleh pemerintah di bawahDepartemen Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Pegawai KP3 Soropadan terdiri dari pegawai tetap dan pegawai harian lepas yang dibayar tiap bulan atau disebut tenaga harian lepas (harlep). Gambar 2. Struktur organisasi KP3 Soropadan Adapun tugas dan kewajiban dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : a. Sub bagian tata usaha Pelaksanaan, menyiapkan bahan rencana kerja dan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, dokumentasi, perpustakaan, rumah tangga, surat-menyurat, dan pelaporan balai. Seksi Produksi Seksi Pemasaran Sub. Bag. Tata Usaha Kepala Satuan Kerja Kebun Pengembangan Perbenihan Palawija Soropadan Kepala Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c5.id commit to user b. Bagian produksi Menyiapkan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, penyiapan sarana dan prasarana perbenihan, memproduksi benih, pelaksanaan pembinaan teknis, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan produksi benih tanaman pangan dan hortikultura. c. Seksi pemasaran 1. Menyiapakan bahan, rencana kegiatan teknis operasional, pelaksanaan administrasi dan kebijakan teknis operasional pemasaran, menyiapkan sarana dan prasarana pemasaran, pelaksanaan pembinaan teknis monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran benih tanaman pangan dan hortikultura. 2. Melaksanakan pembinaan bimbingan teknis agribisnis perbanyakan benih pada penangkar 3. Menyiapkan data atau informasi serta monitoring evaluasi dan pelaporan ketersediaan dan kebutuhan benih pada penangkar. B. Hasil dan Pembahasan Sawi putih merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili Cruciferae atau tanaman kubis-kubisan. Tanaman sawi putih diperkirakan berasal dari Tiongkok dan Asia Timur dan masuk ke Indonesia diduga dimulai pada abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub tropis lainnya. Praktek Kerja Magang dilaksanakan di Kebun Benih KPPP Soropadan dalam jangka waktu 1 bulan. KPPP Soropadan merupakan balai benih yang juga membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan, serta mengusahakan bibit tanaman palawija. Secara khusus kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat dan memahami secara langsung bagaimana teknik budidaya tanaman sawi putih (Brassica pekinensia L) di KPPP Soropadan. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c6.id commit to user untuk mengetahui dengan jelas kendala yang dihadapi oleh KPPP Soropadan dalam budidaya tanaman sawi putih. Varietas sawi putih yang dibudidayakan di KPPP Soropadan adalah : 1. Deli-CR a. Type Krop : Cannon Ball b. Potensi Hasil : 1,5 – 2,2 kg/head c. Awal Panen : 60 HST d. Rasa : Cukup Manis e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda - Warna tengah head kuning f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K 2. Excellent a. Type Krop : Barrel Kompak b. Potensi Hasil : 1,5 kg/head c. Awal Panen : 40-45 HST d. Rasa : Manis e. Keunggulan : - Tahan penyakit akar ganda - Umur genjah f. Pupuk : NPK Phonska, Grend K Teknik budidaya tanaman sawi putih meliputi tahapan sebagai berikut : pengolahan tanah, pengadaan benih, persemaian benih, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit dan pemanenaan. 1. Pengolahan Tanah Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, mematikan rumput, memperbaiki drainase dan menjaga tanah agar tetap subur. Adapun pengolahan tanah pada tanaman sawi putih di KPPP Soropadan ini meliputi tahap sebagai berikut : a. Membersihkan bekas tanaman yang ditanam sebelumnya dengan cara mencabuti dan membuang tanaman yang sudah busuk atau layu agar tanah tidak terinfeksi oleh penyakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c7.id commit to user b. Melakukan pembajakan atau pencangkulan tanah yang sebelumnya pernah ditanami tanaman lain. Tujuannya untuk membalikkan tanah atau mendapatkan bongkahan tanah dan bongkahan tanah tersebut mendapatkan sinar matahari. c. Kemudian tanah digenangi air. Tujuannya untuk mematikan penyakit atau gulma yang masih tersisa pada tanaman yang menginfeksi tanah. d. Pencangkulan kedua yaitu pembuatan bedengan. Sebelum pembuatan bedengan, dilakukan pengukuran bedengan terlebih dahulu yaitu dengan lebar bedengan 110 cm, jarak optimal antara bedengan yang satu dengan yang lain antara 70-80 cm dan tinggi bedengan 30-40 cm. e. Menaburkan pupuk yaitu pupuk kandang dan pupuk kimia. Kemudian campurkan dolomit karena pH tanah kurang dari 6-7 di atas bedengan. f. Mencampurkan pupuk dengan bedengan dengan cara mengaduk-aduk, ketinggian bedeng 30-40 cm. g. Setelah pengolahan tanah selesai, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Pemasangan dilakukan pada siang hari antara jam 09.00-14.00 WIB. h. Mulsa plastik yang sudah terpasang, lalu dipancang atau dijepit dengan belahan bambu tipis yang panjangnya sekitar 20-25 cm pada bagian sisi kanan kiri bedengan. Kemudian melubangi mulsa dengan alat pelubang yang diberi bara api di dalamnya dengan jarak tanam untuk sawi putih adalah 45-50 cm. 2. Pengadaan Benih Benih yang diperoleh KPPP Soropadan berasal dari kantor Dinas Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta yang telah bersertifikat. Selain itu benih juga didapat dari CV. Tanindo yang telah bersertifikat. Hal ini dibuktikan dengan melihat nomor seri yang menunjukkan keaslian benih yang dapat dilihat disebelah belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c8.id commit to user kemasan, kemasan benih tidak sobek atau berlubang, kemasan terbuat dari alumunium foil. 3. Persemaian Benih Tanaman Sawi Putih Sebelum pembuatan persemaian terlebih dahulu menyiapkan kotak box untuk tempat polybag yang sudah dilubangi untuk darinase dan menyiapkan media persemaian. Tanah yang digunakan untuk persemaian harus kering dan steril (diambil di bawah pohon bambu). Persemaian sawi putih dilakukan pada saat lahan yang telah diolah mencapai 80% siap untuk ditanami atau pada saat rangka bedeng telah dibentuk. Pembuatan media persemaian yaitu mencampurkan tanah, pupuk kandang, arang sekam dengan perbadingan 1 : 1 : 1 dan menambahkan phonska dan furadan. Kemudian media persemaian dimasukkan ke dalam kantong-kantong plastik (polybag) dengan ukuran 8 cm x 10 cm. Untuk cara ini, media semai yang dimasukkan ke dalam kantong polybag hingga 90% penuh, kemudian dimasukkan pada box media semai. Cara persemaian yang dilakukan oleh KPPP soropadan yaitu cara perkecambah, dimana benih direndam terlebih dahulu dengan air hangat kemudian ditiriskan dalam tissu. Tujuan menggunakan cara ini agar tanaman dapat tumbuh dengan serempak. Sebelum benih di semai ke dalam media persemaian, media terlebih dahulu disiram dengan air dan ditambahkan Tricozianum 2 sendok makan atau secukupnya setiap 1 box media semai. Masukkan benih kedalam polybag, 1 polybag media ditanam 1 benih sawi putih. Kemudian letakkan persemaian di tempah yang teduh dan tidak terkena matahari secara langsung. Perawatan persemaian hanya melakukan pengamatan tiap hari, apabila media kering lakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan pada pagi hari atau sore hari karena dapat mengakibatkan remah media semai. Melakukan penyiangan gulma dan pengendalian OPT. 4. Penanaman Bibit Varietas sawi putih yang ditanam oleh KP3 Soropadan adalah Deli CR dan Excellent. Penanaman sawi putih dapat dilakukan setelah bibit sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c9.id commit to user masuk ke fase siap pindah tanam yaitu bibit sudah memiliki 3-4 daun, batang kaku, akar keluar dari polybag dan telah cukup umur untuk dipindahkan ke bedengan. Waktu yang tepat untuk menanam sawi putih adalah pada sore hari yaitu pada saat sinar matahari mulai terbenam atau sekitar jam 3 sore. Jika dilakukan penanaman pada pagi hari maka waktu yang tepat adalah sebelum pukul 7 pagi. Dua hari sebelum dilakukan penanaman lahan digenangi air terlebih dahulu. Sebelum penanaman bibit sawi putih dilahan, dilakukan penyeleksian bibit terlebih dulu dengan cara memilih bibit yang sehat, tidak terserang hama dan penyakit dan petumbuhannya serempak. Bibit di dalam polybag yang akan ditanam terlebih dahulu direndam dengan Tricoderma. Setelah media semai basah, kemudian melepaskan bibit dari polybag dengan cara membalik polybag dan meremas pelan-pelan tanah sampai polybag lepas. Bibit tanaman di masukan kedalam lubang tanam dan kemudian diurug hingga bagian pangkal batang. Setelah dilakukan penanaman maka lahan disiram. Penyiraman dilakukan disekitar lubang tanam, bukan langsung pada lubang tanamnya. 5. Pemeliharaan Tanaman Dalam pemeliharaan tanaman sawi putih di KPPP Soropadan meliputi: pengamatan, penyulaman, pemupukan, pengairan, dan penyiangan. Pemeliharaan ini sangat perlu dilakukan karena berpengaruh pada produksi hasil. Pemeliharaan yang kurang sempurna menyebabkan produktivitas yang rendah a. Pengamatan Pengamatan sawi putih dilakukan pada pagi hari. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati serangan hama dan penyakit dan proses pertumbuhan tanaman sawi putih. b. Penyulaman Bibit yang ditanam dilahan tidak semuanya tumbuh dengan baik. Untuk mengganti tanaman yang kurang baik perlu dilakukan penyulaman tanaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c0.id commit to user maksimal 2 minggu setelah pindah tanam. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati / kurang baik dan diganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama. Penyulaman dilakukan pada pagi hari sebelum jam 7 pagi maupun sore hari setelah jam 3 sore dan diikuti dengan penyiraman. c. Pemupukan Susulan Pupuk susulan diberi saat pempukan dasar telah diberikan. Pemupukan yang dilakukan oleh KPPP Soropadan yaitu dengan melarutkan pupuk kimia dengan menggunakan air. Pemupukan dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari sekali dengan takaran 200cc per tanaman namun juga di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman sawi putih. Pupuk yang digunakan tanaman sawi putih adalah pupuk NPK Phonska dan Grend K. Aplikasi pemupukan dengan cara dikocorkan secara langsung pada lubang tanaman sawi putih. Pemupukan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00-10.00 atau pada sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB. Selain menggunakan pupuk NPK Phonska dan Grend K juga menggunakan pupuk daun dengan merk dagang Mamigro dengan takaran 10 ml/ 12 L. Aplikasi pupuk daun ini hanya diberikan pada saat tanaman sawi putih berumur ± 15-20 HST, karena aplikasi pupuk daun diberikan bersamaan dengan proses penyemprotan untuk mengendalikan hama yang menyerang pada tanaman sawi. d. Pengairan Pengairan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Biasanya pengairan dilakukan 1 minggu sekali atau tergantung kondisi tanah pada lahan. Pengairan dilakukan dengan cara diberikan langsung pada lubang tanaman. Air yang digunakan berasal dari sumber mata air yang mengalir disekitar lahan. Waktu yang tepat untuk penyiraman adalah sebelum pukul 10 pagi dan setelah pukul 3 sore. e. Penyiangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c1.id commit to user Penyiangan harus dilakukan dengan baik, sebab rumput-rumput atau tumbuhan lainnya yang telah tumbuh sangat membahayakan tanaman sawi putih yang sedang dibudidayakan, yakni dapat menjadi pesaing dalam mendapatkan zat makanan di dalam tanah, dalam penggunaan air dan unsur-unsur lainnya. Penyiangan merupakan suatu tindakan untuk membersihkan lahan dari gulma maupun dari sisa-sisa tanaman baik dari pertanaman sebelumnya maupun dedaunan kering. Penyiangan bertujuan untuk menjaga sanitasi lahan. Lahan yang bersih dari gulma dapat membantu menekan adanya perkembangan penyakit dan hama. Metode yang digunakan oleh KPPP soropadan untuk menyiangi lahan yaitu dengan menggunakan metode manual dan mekanik. Metode manual dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma yang berada pada bedengan maupun parit pada bedengan sehingga lahan menjadi bersih dari gulma, sedangkan metode mekanis yang digunakan adalah dengan menggunakan alat berupa cangkul maupun sabit. Sealin itu juga dilakukan perompesan pada krop bagian yang paling bawah. 6. Pengendalian Hama dan Penyakit SawiPutih Setiap tanaman perlu melakukan pengendalian hama dan penyakit untuk memperoleh hasil yang baik. Selain itu agar proses pertumbuhan tanaman sawi putih tidak terhambat derngan adanya hama dan penyakit. Beikut ini adalah jenis hama dan penyakit tanaman sawi putih serta cara pengendaliannya yang dilakukan oleh KPPP Soropadan : a. Hama sawi putih 1) Ulat grayak (Spodoptera litura) dengan gejala daun berlubang-lubang, terutama menyerang daun muda. Pengendalian ulat grayak ini dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk dagang Matrix 200 EC, Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan takaran 10 ml/12 L. 2) Ulat Perusak daun (Plutella xylostela) dengan gejala daun muda dan pucuk tanaman berlubang sehingga menyebabkan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c2.id commit to user pembentukan krop akan sangat terganggu. Pengendalian ulat perusak daun ini dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk dagang Matrix 200 EC, Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan takaran 10 ml/12 L. 3) Ulat krop (Crocidolomia binotalis zell) ulat krop merupakan hama perusak daun yang belum membentuk krop atau yang sudah membentuk krop dengan cara memakannya. Gejalanya krop yang diserang ulat daunnya tinggal tulang-tulang daun saja. Jika ulat telah masuk ke dalam krop maka menyebabkan gulungan krop tidak sempurnadan rusak. Pengendalian ulat krop ini dengan cara menyemprotkan insektisida dengan merk dagang Matrix 200 EC, Stopper 25 EC, Crumble dan Turex WP dengan takaran 10 ml/12 L. b. Penyakit sawi putih Penyakit yang ditemukan pada tanaman sawi putih di KPPP Soropadan adalah busuk lunak yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Penyakit ini menyerang tunas pucuk tanaman, gejalanya terdapat bercak basah kemudian meluas hingga menjadi busuk basah hingga ke dalam batang. Bagian yang terserang akan mengeluarkan bau busuk. Pengendalian busuk lunak ini dengan cara penyemprotan fungisida dengan merek dagang Victory Mix dengan takaran 10 ml/12 L. Pertama kali dilakukan penyemprotan pestisida pada tanama sawi putih ini diberikan pada saat tanaman sawi putih berumur ± 15-20 HST. kemudian pengendalian hama dan penyakit ini dilakukan setiap 1 minggu 2X penyemprotan atau sesuai dengan banyak sedikitnya hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Cara pengaplikasian pestisida yang digunakan dalam penyemprotan sawi putih yaitu mencampur Matrix 200 EC jenis insektisida sistemik, , Stopper jenis insektisida, Victory mix jenis fungisida, Turex WP termasuk insektisida biologi dan Crumble jenis insektisida dengan takaran masing 10 ml/ 12 L kemudian ditambahkan pestisida perekat dengan merek dagang Besmore dengan takaran 5 ml/12 L. Setelah semuanya tercampur masukkan pestisida ke dalam spray yang berisi 12 L
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c3.id commit to user kemudian menyemprotkan pestisida ke seluruh bagian tanaman secara merata. 7. Pemanenan dan Pasca Panen Umur pemanenan bervariasi tergantung jenis varietasnya. Sawi putih varietas Deli-CR umur panen yaitu 60 HST dengan potensi hasil 1,5 - 2,2 kg/head dan sawi putih varietas Excellent umur panen yaitu 40-45 HST dengan potensi hasil 1,5 kg/head. Dengan ciri sawi putih siap panen adalah pembentukan box crop. Cara memanen sawi putih yaitu pangkal batang sawi putih yang dekat dengan permukaan tanah dipotong dengan pisau yang tajam. Waktu panen dilakukan pada pagi hari. Selanjutnya mengumpulkan hasil panen ditempat yang teduh. Pemasaran dilakukan dengan menjual kepada para pengunjung KPPP Soropadan atau diambil langsung oleh para pengepul atau pemborong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c4.id commit to user C. Analisis Usaha Tani Analisis usaha tani sawi putih di KPPP Soropadan dengan luas tanah 250 m2 dengan populasi tanaman 150 tanaman dan total produksi 450 kg menggunakan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Analisis Upah Tanaga Kerja No Uraian Volume Harga/Satuan(Rp) Jumlah(Rp) A Upah Tenaga Kerja 1 Pengolahan Tanah 1 HOK 25.000 25.000 2 Pembuatan Bedengan 1 HOK 25.000 25.000 3 Pencampuran Pupuk ¼ HOK 25.000 6.250 kandang, dolomit,furadan dan pupuk dasar 4 Pemasangan mulsa dan ¼ HOK 25.000 6.250 pembuatan lubang tanam 5 Pemeliharaan 1,5 HOK 25.000 37.500 persemaian 6 Penanaman ¼ HOK 25.000 6.250 7 Penyiangan 1 HOK 25.000 25.000 8 Pemupukan 1,5 HOK 25.000 37.500 9 Pengairan 1,5 HOK 25.000 37.500 10 Pengendalian OPT 1,5 HOK 25.000 37.500 11 Panen 1/2 HOK 25.000 12.500 Jumlah 256.250 Keterangan : HOK = Hari Orang Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c5.id commit to user Tabel 4.2 Analisis Bahan dan Analisi Usaha Tani di KPPP Soropadan No Uraian Volume Volume yang dibutuhkan Harga/Satuan (Rp) Jumlah (Rp) B Bahan 1 Benih 1 pak 1/2 pak 25.000 12.500 2 Sewa lahan 1 250 m2 / ½ 3000.000 37.500 Tahun/ha tahun 3 Insektisida 1 botol @ 50 ml 20.000 10.000 Matrix 100ml 4 Insektisida 1 botol @ 50 ml 20.000 10.000 Stopper 25 EC 100ml 5 Fungisida 1 botol @ 0,5 kg 55.000 27.500 Victory Mix 1 kg 6 Insektisida 1 botol @ 50 gr 35.000 17.500 Turex WP 100 gr 7 Insektisida 1 botol @ 200 ml 60.000 120.000 Crumble 100ml 8 Perekat 1 botol @ 250 ml 35.000 35.000 (Besmore) 250ml 9 Pupuk NPK 1 plastik 20 kg 117.000 46.000 Phonska @ 50 kg 10 Pupuk Grend K 1 plastik 1 kg 25.000 25.000 @ 1 kg 11 Kantong Plastik 1 bungkus 1 buah 5.000 5.000 @ 200 12 Trichoderma 1 plastik 1 kg 80.000 80.000 @ 1 kg 13 Furadan 1 pak 1 pak 20.000 20.000 14 Mulsa 1 roll ¼ roll 550.000 137.500 15 Pupuk Kandang 1 sak 80 kg 500 40.000 @10kg Jumlah 623.500 Jumlah A+B 879.750 Estimasi hasil dengan asumsi harga rata-rata 876.000 semua grade 450 kg x Rp 2000 Rugi 3.750
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c6.id commit to user Hasil yang diperoleh dari budidaya sawi putih di KPPP Soropadan mengalami kerugian, hal ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi dalam budidaya sawi putih. Selain itu tujuan utama dalam budidaya sawi putih di KPPP Soropadan hanya untuk display atau iklan dalam penjualan produk PT. Tanindo yaitu berupa benih, pestisida, dan pupuk. Penjualan dilaksanakan ketika acara Festival Hortikultura Jawa Tengah 2011 di KPPP Soropadan pada bulan februari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id