BUKU
TAILORING
Oleh:
Farida Kurnia Budi Utami 190544636051
Lely Deviana 190544636038
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JUNI 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Buku
Tailoring di tahun 2022. Buku ini dibuat dengan tujuan sebagai buku pengetahuan umum,
penggiat fashion, pelajar tata busana dan sebagainya, buku ini dilengkapi dengan penjelasan
dan gambar-gambar pendukung agar pembaca lebih cepat memahami dan menguasai materi
yang diberikan, selain sebagai penunjang bahan ajar ini juga berfungsi sebagai referensi bagi
kalangan lain yang berfokus terhadap tata busana terutama tailoring.
Buku Tailoring ini mencakup konsep dasar tailoring, bahan dasar dan pelengkap, ciri-
coro tailoring dan contoh prosedur pembuatan tailoring yang dilengkapi dengan gambar-
gambarnya agar lebih semangat dan giat dalam membaca. Tailoring adalah seni yang
memadukan antara desain dengan keterampilan Teknik menjahit yang diwujudkan dalam
bentuk busana yang indah, sesuai dengan tubuh pemakai, oleh karena itu pembuatan busana
tailoring ini juga terbatas jumlahnya.
Saya berharap pembaca dapat mempelajari materi dengan baik terlepas dari banyaknya
kurang dari pada buku ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................. 4
1. Konsep Dasar Tailoring ...................................................................... 5
2. Macam-Macam Tailoring ................................................................... 7
3. Model Busana Tailoring ..................................................................... 9
4. Bahan Penyusun Tailoring.................................................................14
5. Hal Penting Dalam Pembuatan Busana Tailoring...............................24
6. Pembuatan Busana Tailoring .............................................................26
7. Fitting................................................................................................28
8. Pembuatan Celana Dengan Teknik Tailoring .....................................29
9. Soal ...................................................................................................37
GLOARIUM .................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................45
4
1. Konsep dasar tailoring
1.1. Pengertian tailoring
Tailoring berasal dari Bahasa perancis, yaitu tailer yang memiliki makna
pengerjaan busana dengan jumlah terbatas, seperti busana kerja atau pesta yang
berfokus untuk penampilan maskulin (pria). Menurut Adele (1974) teknik tailoring
adalah setelan busana yang memiliki seluk beluk jahitan, banyak lapisan, pita kelim,
setikan jahitan mesin yang tidak tampak pada daun krah dan daerah bahu memberikan
efek licin, tidak lentur, tidak berkerut, banyak melakukan pengepresan dan
menghasilkan pakaian yang permanen. Contoh busana tailoring adalah jas, kemeja,
patalon dan vest.
Dalam proses pembuatannya busana ini memerlukan banyak hal untuk
diperhatikan, mulai dari kehausan, kerapian, kekuatan jahitan, kemampuan menjahit,
serta bahan lapisan yang sangat penting untuk dapat membentuk busana yang bagus.
Sehingga dalam pembuatan busana tailoring diperlukan kemampuan keterampilan
tangan, ketelitian, ketekunan, kekuatan serta kesabaran untuk menghasilkan busana
yang apik. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam pembuatan busana tailoring
karena terdapat bagian yang harus dikerjakan dengan menerapkan tusuk piquer atau
tusuk isi pada penyelesaian kelepak dan kerah bawah jas, pemasangan lapisan pada
bahan dasar dan furing, pemasangan bantalan di bahu, serta pemasanga kerah dan jas.
1.2. Konsep busana tailoring
1.2.1. Kompabilitas, yaitu seni untuk memadukan antara desain dengan kemampuan
Teknik yang akan diterapkan dalam pembuatan busana tailoring
1.2.2. Fitting, yaitu menyesuaikan dengan bentuk dari badan pemakai
1.2.3. Shaping, yaitu busana tailoring ini memberi bentuk busana yang telah
ditentukan dengan pemilihan bahan dan Teknik pembuatan pada tubuh pemakai
1.2.4. Stability, yaitu menjaga bentuk tubuh pemakai dan menjaga bentuk busana agar
tidak berubah bentuk seperti menyusut atau melar
1.2.5. Reducing, yaitu mengurangi kampuh.
1.3. Ciri-ciri busana tailoring
1.3.1. Desain simple dan anggun.
5
1.3.2. Bersiluet I, atau H.
1.3.3. Bergaya klasik, basic dan up to date.
1.3.4. Berkerah rever/shiller.
1.3.5. Berkupnat atau memiliki hiasan dari permainan dari garis hias, garis pas dan
sebagainya.
1.3.6. Menggunakan lapisan(lining).
1.3.7. Bersaku passpoille.
1.3.8. Berkancing.
1.3.9. Memiliki bantalan bahu.
1.3.10. Biasanya memiliki hiasan kancing pada ujung lengan.
1.3.11. Penyelesaian rompok/kumai serong jika liningnya lepas.
1.3.12. Umumnya berbahan tebal.
1.3.13. Berlengan licin yang terdiri dari dua potong, namun ada juga yang berlengan
licin 1 potong.
1.3.14. Memiliki hook vent/slit, yaitu celah angin di bagian tengah punggung.
1.3.15. Umumnya berwarna gelap untuk menunjukkan kesan formal dan serius.
6
2. Macam-macam tailoring
2.1. Berdasarkan bahannya dibagi 2, yaitu:
a. The hard tailoring,
Yaitu jenis busana tailoring yang mana terbuat dari bahan berkonstruksi tetap dan
bersifat agak kaku. Busana ini memiliki kesan kuat, kokoh dan maskulin.
b. The soft tailoring,
Yaitu jenis busana tailoring yang mana terbuat dari bahan berkonstruksi tetap dan
bersifat lembut. Busana ini memiliki kesan lebih kuat, mengikuti bentuk tubuh
dan feminism
2.2. Berdasarkan banyaknya potongan dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Duex piece
Disebut juga suit yaitu model pakaian yang terdiri atas 2 potong pakaian (jas dan
celana) yang terbuat dari bahan dan warna yang sama. Pakaian dengan model
duex piece mempunyai komponen seperti kerah jas atau kerah shawl, lengan jas,
saku dalam dan lubang kancing berbis. Untuk model tailoring menggunakan
kerah jas dan kerah shawl. Duex piece dapat dikenakan sebagai busana resmi.
Gambar 1 duex piece. Source: pinterest vogue
Https://id.pinterest.com/pin/101753272821475607/
7
b. Three piece,
Atau disebut juga mantelpak yaitu model pakaian yang terdiri atas 3 potong
pakaian (jas, vest dan celana) yang mana jas, vest dan celana terbuat dari bahan
dan warna yang sama, namun untuk kemeja terbuat dari bahan yang berbeda.
Three-piece dapat dikenakan sebagai busana kerja ataupun busana resmi.
Gambar 2 three piece. Source: pinterest suit direct
Https://id.pinterest.com/pin/530017449903851849/
8
3. Model busana tailoring
Model busana tailoring berupa busana kerja atau busana pesta khususnya untuk pria, seperti
setelan jas yang mencakup kemeja pantalon, jas celana dan terkadang dilengapi dengan
vest.
3.1. Jas, merupakan busana pria dengan model kerah rever atau mempunyai kelepak,
berlengan panjang yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian depan dan belakang. Biasa
dipakai di acara resmi, pernikahan, keagaaman dan sebagainya. Busana ini memiliki
kesan kuat, sopan, tegas, maskulin. Penggunaan jas lengkap terdiri atas pantalon,
kemeja panjang berkerah bord, vest, jas dan dasi. Berikut adalah macam-macam jas
3.1.1. Jas Single Breasted
Yaitu jas hanya memiliki satu line (garis) kancing. Jas ini pun memiliki banyak
macam berdasarkan jumlah kancingnya, namun yang paling popular adalah jas
single breasted berkancing satu dan dua, alasannya karena lebih simple dan
mudah dipakai serta cocok untuk semua bentuk yang bertubuh tinggi maupun
pendek. Dalam pemakaiannya kadang juga ditambah dengan vent agar terlihat
lebih casual.
Gambar 3 single breasted dua kancing
Source: mancode
3.1.2. Jas Double Breasted
Yaitu jas hanya memiliki dua line (garis) kancing. Jas ini juga dikenal dengan
sebutan Italian Style Suits. Jas ini pun memiliki banyak macam berdasarkan
jumlah kancingnya ada yang berjumlah 2 pasang ataupun 3 pasang. Biasa
kancing luar hanya sebagai dekorasi. Jas ini cocok untuk yang bertubuh tinggi.
9
Gambar 4 double breasted tiga pasang kancing
Source: mancode
3.1.3. Zoot suit
Yaitu jas yang bentuknya lebih mirip dengan mantel, bentuknya unik, berkesan
lebih santai. Memiliki ukuran yang lebih lebar dan besar, dengan ciri khas kerah
dan lebar bahunya yang lebar. Biasanya dipadukan dengan bawahan lebar
mengerucut kebawah dan berpotongan tinggi
10
Gambar 5 zoot suit
Source: kamini
3.1.4. Tuxedo
Yaitu jas yang umum dikenakan, dominan berwarna gelap seperti hitam.
Memiliki kesan elegan, santai. Biasanya dipasangkan dengan dasi kupu-kupu
dan memiliki ekor dibagian belakang
Gambar 6 tuxedo
Source: mancode
11
3.1.5. Mandarin Suit
Yaitu salah satu jas yang bentuknya sedikit berbeda dengan jas pada umumnya,
dengan ciri khas yang dapat dilihat dari kerahnya serta kancing yang penuh
dampai kebawah. Jas ini membawa kesan yang kurus dan tajam.
Gambar 7 mandarin suit
Source: mancode
3.2. Celana pantalon,
Busana yang menutupi bagian bawah yang dipakai oleh pria, berbentuk lebar yang
memanjang dari pinggang sampai pergelangan kaki, dan terdapat jahitan pesak pada
tengah muka celana.
12
Gambar 8 celana pantalon
Source: pngwing.com
3.3. Vest,
Merupakan busana pelengkap jas, biasa digunakan setelah kemeja dan sebelum
mengenakan jas. Vest memiliki bentuk yang hampir sama dengan rompi hanya saja
panjang vest hanya sampai pinggang dan memiliki belahan pada bagian muka dengan
opening kancing, serta bergaris leher rendah agar pemakaian dasi lebih nampak.
13
4. Bahan penyusun tailoring
4.1. Busana tailoring ini terbuat dari bahan yang berkualitas baik, seperti wool, katun. Ada
dua macam bahan yang digunakan untuk membuat busana tailoring, diantaranya bahan
dasar dan bahan pelapis
4.1.1. Bahan dasar, bahan yang langsung digunakan untuk membuat busana tailoring,
seperti jas dan celana. Bahan utama dalam busana tailoring harus berkualitas
tinggi, mudah dibentuk, mudah diatur, tahan suhu tinggi serta tidak terlalu kaku
ataupun lemas dan disarankan mengandung wool, diantaranya yaitu:
4.1.1.1. Careza,
Gambar 9 careza
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.2. Beneshan,
Gambar10 beneshan
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.3. Doshukin,
Gambar11 doshukin
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.4. Chasmere,
14
Gambar 12 chasmere
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.5.Grand chek
Gambar 13 grand check
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.6. Saxony,
Gambar 14 saxony
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.7. Herringbone
Gambar 15 herringbone
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.8.Harris tweed
15
Gambar 16 harris tweed
Source: modul guru pembelajar
4.1.1.9. Drill
Gambar17 dril
Source: b-ori
4.1.2. Bahan penunjang
4.1.2.1. Underlining
Adalah bahan pelapis pertama, dalam dunia tailoring biasanya
menggunakan kufner. Pada bagian muka busana menerapkan kufner
yang lebih tebal dibandingkan bagian punggung bahan utama.
Underlining biasanya ditempatkan pada keseluruhan busana di bahan
utama dan bagian tertentu seperti badan dan lengan. Berikut adalah
tujuan dari underlining:
➢ Untuk memberi rasa hangat/dingin pada busana kerja
➢ Menyembunyikan kampuh busana
➢ Memperbaiki bentuk busana
➢ Menebalkan busana
➢ Menguatkan busana
16
Gambar18 contoh underlining
Source: fesyendesign.com
4.1.2.2. Bahan pengeras(interfacing),
Terletak setelah underlining. Yaitu bahan yang digunakan untuk
melapisi bagian dalam tailoring, membentuk dan mempertegas
bentuk permanen busana, serta memberi kesan kaku pada jas. Selain
itu juga berfungsi untuk mempertebal dan memperkuat bahan agar
terlihat lebih berbentuk, licin dan rata, juga untuk menstabilkan
detail-detail pakaian. Interfacing biasanya ditempatkan di seluruh
bagian busana tailoring ata dibagian tertentu, seperti ban pinggang,
manset, kerah, belahan, klep saku, ujung saku, kelim leher, belahan
muka, kelim dan sebagainya.
Gambar 19 contoh pemasangan interfacing pada jas
Source: fesyendesign.com
Jenis-jenis bahan pelapis diantaranya yaitu:
a. Woven
Lapisan yang memiliki arah serat memanjang dan saling
mengikat. Membuat busana lebih stabil dan bagus
17
➢ Rambut kuda(fusible hair), bahan pelapis yang terbuat dari
campuran kapas dan rambut kuda bersifat lentur kaku dan
kuat yang ditenun, bahan ini untuk memperkuat dan
menompang bentuk bagian tertentu seperti jas dan torso.
Gambar20 rambut kuda
Source: fesyendesign.com
➢ Trubinais, bahan pelapis yang bertektur agak kaku yang
berfungsi agar busana terlihat lebih tegas dan terbentuk.
Biasanya diaplikasikan pada kerah, manset dan ban
pinggang. Ada yang berperekat juga tidak.
Gambar21 trubinais
Source: fesyendesign.com
➢ Kufner, bahan pelapis yang bertekstur halus, berperekat,
memiliki ketebalan yang bervariasi tergantung dari tingkat
kerapatan tenunan serta besarnya serat bahan yang
digunakan. Berfungsi untuk memberi bentuk busana,
memperindah jatuhnya (drape) bahan yang digunakan.
18
Gambar22 kufner
Source: fesyendesign.com
b. Non-woven
➢ Viseline, bahan pelapis yang cenderung tipis, bertekstur
halus dan kasar, berperekat dan memiliki banyak variasi
warna. Biasanya untuk melapis tengah muka, saku, kerah,
garis leher, belahan.
Gambar23 viseline
Source: fesyendesign.com
➢ Kufner gula, bahan pelapis berperekat, lentur agar tipis dan
berfungsi sama seperti kufner
19
Gambar24 kufner gula
Source: fesyendesign.com
➢ Knit fusible interfacing, bahan pelapis yang bersifat lembut
mudah diatur sesuai dengan bentuk busana yang diinginkan,
dan berfungsi untuk mempertegas garis busana.
Gambar25 Knit fusible interfacing
Source: fesyendesign.com
➢ Weft, bahan pelapis yang bahannya dirajut, sehingga
memiliki arah serat ynag memanjang dan melebar.
Gambar26 Weft
Source: fesyendesign.com
20
4.1.2.3. Interlining, terletak diantara interfacing dan lining. Bersifat lembut
dan ringan, memberi rasa hangat ataupun dingin pada pemakainya.
Biasanya terbuat dari bahan flannel, felt, dacron dan ditemoatkan
pada bagian badan jas, jaket/mantel.
4.1.2.4. Gambar27 interlining
Source: indiamart.com
Lining (furing), terletak di bagian paling luar atau bahan yang
bersentuhan langsung dengan kulit. Berfungsi untuk
menyembunyikan jahitan atau bagian buruk busana, memberi rasa
nyaman saat busana dipakai, memberi kenyamanan terhadap kulit.
Warna yang digunakan menyesuaikan dengan warna bahan dasar.
Gambar28 contoh bahan lining
Source: fesyendesign.com
21
Gambar29 contoh pemasangan bahan lining pada jas
Source: fesyendesign.com
4.1.2.5. Shoulder pad, berfungsi untuk menaikkan bentuk bahu agar terlihat
lebih kokoh dan tegas. Padding terbuat dari busa dan kapas dan dijahit
dibawah lapisan furing. Padding ini memiliki ketebalan yang
beragam sesuai dengan kebutuhan dan badan pemakai.
Gambar30 padding
Source:saintfashion.com
4.2. Syarat-syarat bahan penyusun tailoring
4.2.1. Bahan mudah jatuh namun tidak kaku
4.2.2. Mudah dibentuk, bahan yang terbuat dari serat wol yang terdiri dari keratin
atau zat tanduk, yang mana bila dipanaskan akan menjadi lebih lunak dan dapat
dipress menjadi berbagai bentuk yang diinginkan.
22
4.2.3. Daya kenyal tinggi/termoplastis, bahan yang mengandung serat wol atau
polyester bersifat polyester yang mana disebut elastis, bahan ini bisa
menghasilkan bentk-bantuk permanen pada busana tailoring yang tidak mudah
berubah bentuk meskipun sering dicuci dan di setrika.
4.2.4. Tidak transparan dan tebal, bahan yang tebal akan membuat jas dan celana
lebih kokoh dan berbentuk
4.2.5. Warna dan corak bahan, umumnya warna yang digunakan untuk pakaian
tailoring menggunakan bahan polos dengan tujuan untuk memperlihatkan
detail-detail pakaian yang ada seperti garis hias, saku, lubang kancing, lengan
dan sebagainya. Warna yang biasa diterapkan adalah warna-warna
monokromatik(warna yang dicampur dengan warna putih atau hitam,
sehinggan warna yang dihasilkan tidak mencolok atau redup), netral. Namun
saat ini banyak juga banyak tailoring yang menggunakan bahan berwarna dan
bercorak, seperti kotak kotak, motif ataupun batik.
23
5. Hal hal penting dalam pembuatan busana tailoring ada 3, yaitu
5.1. Fusing
Fusing adalah teknik menyatukan bahan pelapis pada bahan dasar busana. Pada busana
tailoring teknik pengerjaan fusing ini harus dilakukan karena bahan pelapis harus ada
diantara bahan dasar dengan furing(lining). Tujuannya agar busana tampak lebih bagus
dan rapi serta mempertegas bentuk busana lebih rata dan permanen. Dalam teknik
menjahit tailoring ada 3 jenis bahan pelapis, yaitu interfacing, interlining dan lining,
pada bagian tertentu dalam tailoring menggunakan interfacing dan interlining
sekaigus, seperti kerah dan bagian dalam lapisan rever jas. Interlining digunakan pada
bagian badan depan dan belakang dan kelim, sedangkan lining digunakan pada seluruh
bagian busana. Ada dua teknik fusing, yaitu
➢ Teknik fusing tunggal, yaitu teknik pemasangan bahan pelapis hanya satu lapis
➢ Teknik fusing ganda, yaitu teknik pemasangan bahan pelapis lebih dari satu lapis
Teknik fusing dapat dilakukan dengan menggunakan setrika press ataupun setrika uap,
seiring berkembangnya waktu saat ini ada mesin khusus untuk fusing yang dapat diatur
suhu, kelembapan, tekanan dan waktunya sehingga dapat merekat dengan sempurna
dan rata.
Ada pula hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan fusing:
➢ Merencanakan bagian mana saja yang akan difusing
➢ Mengidentifikasi sifat-sifat kain yang akan difusing mulai dari ketebalan kain,
tekstur kain, tingkat kekusutan kain, daya rekat kain dan sebagainya untuk
membantu menentukan tekanan, suhu dan waktu yang diperlukan untuk fusing.
➢ Letakkan fusing dengan tepat pada bagian busana yang telah ditentukan, pastikan
fusing tidak berlebihan dan keluar dari mesin fusing.
5.2. Furing,
Adalah proses menyatukan bahan lapisan dibagian dalam busana yang berfungsi untuk
membuat busana lebih rapi, membentuk busana lebih bagus, menyembunyikan jahitan-
jahitan atapun konstruksi bagian dalam busana, serta membuat busana menjadi lebih
nyaman dipakai. Berikut adalah kriteria umum bahan furing:
➢ Bahan lembut
➢ Bahan ringan
➢ Bahan tidak mudah kusut
➢ Bahan menyerap keringat
24
➢ Warna bahan senada dengan bahan utama
Umumnya furing berasal dari serat kapas, acetat, polyester serta nilon. Dalam dunia
tailoring umumnya menggunakan saten durmeil atau saten valentina sebagai furing.
5.3. Pressing
Adalah prose pelicinan bahan/busana dengan memanfaatkan suhu panas yang berasal
dari setrika press maupun uap yang dilakukan saat proses pengerjaan berlangsung
maupun setelah semua selesai sebagai finishing. Pressing pada saat proses pengerjaan
berfungsi membantu membentuk busana lebih bagus, lebih mudah untuk menjahit ke
bagian berikutnya, sedangkan di akhir pengerjaan berguna untuk membuat busana
lebih terbentuk, rapi dan rata permanen.
25
6. Pembuatan busana tailoring
6.1. Berikut adalah alat yang diperlukan dalam pembuatan busana tailoring
6.1.1. Penggaris pola dan 6.1.5. Setrika dan meja papan
meteran setrika
6.1.2. Mesin jahit 6.1.6. Mesin pressing(opsional)
6.1.3. Kapur jahit 6.1.7. Gunting
6.1.4. Karbon dan rader 6.1.8. Pendedel
6.1.9. Jarum
6.2. Teknik menjahit busana tailoring
6.2.1. Teknik menjahit busana tailoring menggunakan kampuh terbuka dengan
penyelesaian zigzag
6.2.2. Pada busana tailoraing pelapis yang digunakan untuk kelepak atau rever dan
kerah bawah yaitu pelapis yang terbuat dari rambut kuda/bubat atau kupner
6.2.3. Penggunaan furing tertutup
6.3. Berikut adalah tahapan dalam membuat jas
6.3.1. Membuat desain busana
6.3.2. Pecah pola busana
6.3.3. Layout pola
6.3.4. Menggunting bahan, interfacing, interlining dan lining
6.3.5. Menata potongan pola
6.3.6. Merader pola
6.3.7. Menjelujur dan memberi tanda
6.3.8. Menjahit kupnat pinggang/bahu/dada
6.3.9. Memasang lapisan
6.3.10. Menjahit badan mulai dari sisi, bahu, tengah belakang/vent
6.3.11. Melipat kelim
6.3.12. Memberi lapisan, menjelujur dan menjahit saku
6.3.13. Menjahit furing
6.3.14. Memberi lapisan, menjelujur dan menjahit kerah
6.3.15. Memberi lapisan, menjelujur dan menjahit ujung lengan
6.3.16. Menjahit puncak lengan
6.3.17. Menjahit sisi lengan
6.3.18. Menjahit belahan
6.3.19. Pressing kampuh yang sudah dijahit
26
6.3.20. Penyelesaian kelim
6.3.21. Menjahit lubang kancing
6.3.22. Pressing
6.3.23. Finishing
6.3.24. Fitting
6.3.25. Perbaikan jika ada
6.3.26. Finishing
1
7. Fitting
Fitting berasal dari Bahasa Inggris yang artinya menyesuaikan. Pada dasarnya proses fitting
sangat diperlukan untuk busana dengan produksi terbatas seperti tailoring, karena hasil
busana yang dibuat dengan Teknik tailoring harus benar-benar pas badan, nyaman dan
sesuai dengan badan pemakai.
Menurut Wildati(2007), fitting adalah mengepas atau mencocokkan antara ukuran dengan
pola, pengembangan pola sesuai dengan model, try out pola pada bahan katun, mengepas
pada badan sipemakai, mengevaluasi hasil try out, dan selanjutnya membetul kan kesalahan
atau memperbaiki kelemahan pola.
2
8. Pembuatan celana dengan teknik tailoring
8.1. Membuat desain celana pria
Gambar31 desain celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.2. Mengukur badan pria
8.2.1. Panjang celana, diukur dari ban panjang sebelah kanan ke bawah sampai
akhir lipatan celana
8.2.2. Lingkar pinggang, diukur keliling ban pinggan celana, diambil angka
pertemuan pita meter
8.2.3. Lingkar pesak, diukur dari ban depan kebawah melalui selakang sampai pada
akhir ban belakang
8.2.4. Lingkar panggul, diukur bagian panggul terbesar diambil angka pertemuan
pita meter
8.2.5. Lingkar paha, diukur keliling paha terbesar, diambil ½ lingkar paha ditambah
1,5 cm
8.2.6. Lingkar lutut, diukur keliling lutut, dibagi dua ditambah 3 – 4 cm
8.2.7. Lingkar kaki, diukur lipatan celana depan sampai belakang
3
8.2.8. Panjang lutut, diukur dari ban pingggang kanan kebawah sampai batas lutut
8.2.9. Ukuran celana panjang yang akan digunakan
➢ Lingkar pinggang = 84 cm
➢ Tinggi duduk = 24 cm
➢ Panjang celana = 104 cm
➢ Lingkar paha = 54 cm
➢ Lingkar ujung celana = 32 cm
8.3. Menyiapkan alat dan bahan 8.3.10. Alat
8.3.1. Bahan 8.3.11. Gunting kain
8.3.2. Bahan utama (kain drill) 8.3.12. Kapur jahit
8.3.3. Kain furing (dormel) 8.3.13. Pendedel
8.3.4. Kain lapis ban pinggang 8.3.14. Jarum pentul
8.3.5. Hak pengait 8.3.15. Penggaris
8.3.6. Coil Zipper 17 cm 8.3.16. Metlin
8.3.7. Benang jahit 8.3.17. Alat tulis
8.3.8. Bisban pita 8.3.18. Mesin jahit
8.3.9. Kertas pola
4
8.4. Membuat pola Keterangan Pola Celana Panjang
Bagian Depan :
Gambar32 pola celana Buat garis sumbu AB tegak kurus
pantalon dengan titik g
A – B : panjang celana – ban
Source: dokumen pribadi pinggang ( 3 cm )
A – A1 : tinggi duduk = ½ Lingkar
pesak – 6 cm
A1 – A2 : ½ A1 - B dikurangi 3 cm
A – E1 : 1/3 ( ¼ lingkar pinggang )
E1 – E : ¼ lingkar pinggang
C – C1 : ½ lingkar paha – 4 cm
F – F1 : ½ lingkar lutut – 2 ½ cm
D – D1 : ½ lingkar kaki – 2 cm
C1 – C2 : 3 ½ cm
C2 – C3 : 6 cm Lebar golbi 3 ½ cm
Keterangan Pola Celana Panjang
Bagian Belakang :
E1 – H2 : 2 cm
H2 – H1 : 2 ½ cm
H1 – H : ¼ lingkar pinggang+3 cm
Titik H menyentuh garis g
C4 – C5 : ½ lingkar paha + 4 cm
F3 – F2 : ½ lingkar lutut + 2 ½ cm
D3 – D2 : ½ lingkar kaki + 2 cm
Letak klep saku belakang 6 cm dari
garis H H1, kupnat 3 cm tepat
ditengah H H1
5
8.5. Menjahit dengan menggunakan teknik tailoring
8.5.1. Gelar kain dengan benar dan pastikan tidak ada bagian yang telipat dan cacat
8.5.2. Lakukan penataaan pola diatas kain yang sudah digelar, lalu pin dengan
menggunakan jarum pentul
Gambar33 lay out celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.3. Potong kain sesuai dengan pola yang telah dibuat, termasuk kain furing dan
kain lapis
Gambar34 cutting celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.4. Jahit bisban pada seluruh tepi potongan kain. Tujuan pemasangan bisban
adalah untuk merapikan tepi kain yang bertiras.
6
Gambar35 jahit bisban celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.5. Beri tanda pada bagian yamg akan dibuat saku pada sisi celana
8.5.6. Lakukan penataan pada bagian saku, dengan urutan dari bawah adalah kain
furing, bahan utama, lalu lapisan saku. Lalu jahit sesuai dengan bentuk saku
yang diinginkan
Gambar36 menjahit saku celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.7. Gunting dan sisakan 1-1,5 cm dari jahitan pada bagian tanda saku. Setelah itu
lipat dan jahit tindas pada bagian lipit saku, sehingga terbentuk sisi saku yang
telah sempurna
7
Gambar37 menjahit tindas saku celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.8. Pasang lapisan saku bagian dalam, tepat pada bagian yang nantinya akan
menutupi kain furing jika terlihat dari bagian luar.
Gambar38 menjahit lapisan celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.9. Jahit sekeliling saku pada bagian dalam.
8
Gambar39 menjahit keliling saku celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.10. Satukan bagian depan dan belakang celana, jahit bagian sisi celana hingga
membentuk pipa celana
Gambar40 menjahit bagian depan dan belakang celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.11. Selanjutnya membuat tempat resleting celana, dengan dijahit bisban
disekelilingnya, lalu dilakukan pemasangan tempat resleting pada bagian luar
terlebih dahulu.
9
Gambar41 menjahit tempat resleting celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.12. Untuk tempat resleting bagian dalam, jahit dengan resletingnya terlebih
dahulu.
Gambar42 menjahit resleting celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.13. Setelah itu, pasang tempat resleting bagian dalam dengan pipa celana
8.5.14. Jahit bagian resleting dengan tempat resleting bagian luar
10
Gambar43 memasang resleting celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.15. Jahit bagian pesak celana dengan kampuh 1-1,5cm. Jahitlah lebih dari satu
kali agar bagian pesak tidak rawan sobek/lepas jahitan
Gambar44 menjahit pesak celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.16. Buatlah ban pinggang, lalu pasang di bagian pinggang celana
11
Gambar45 menjahit ban pinggang celana pantalon
Source: dokumen pribadi
8.5.17. Finishing dengan menggunakan teknik tailoring
➢ Jahit bagian kelim menggunakan tangan dengan teknik tusuk soom
sembunyi
Gambar46 menjahit kelim celana pantalon
Source: dokumen pribadi
➢ Pressing setiap bagian jahitan hingga rapi
12
Gambar47 pressing celana pantalon
Source: dokumen pribadi
13
8.6. Hasil jadi
Gambar48 celana pantalon tampak depan dan belakang
Source: dokumen pribadi
Gambar49 celana pantalon tampak samping dan tengah
Source: dokumen pribadi
14
SOAL
Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!
1. Kata tailoring berasal dari tailer yang berasal dari Bahasa…
a. Belanda
b. Inggris
c. Perancis
d. Belgia
e. Rusia
2. Konsep busana tailoring yang memiliki arti ‘memberi bentuk busana’ yaitu…
a. Kompabilitas
b. Fitting
c. Shaping
d. Stability
e. Reducing
3. Konsep busana tailoring yang memiliki arti ‘memadukan desain dengan kemampuan
Teknik menjahit’ yaitu…
a. Kompabilitas
b. Fitting
c. Shaping
d. Stability
e. Reducing
4. Salah satu ciri busana tailoring yaitu berkerah…
a. Tegak
b. Rever
c. Shanghai
d. Rebah
e. Passpoille
5. Model pakaian yang terdiri atas dua potong pakaian disebut juga…
a. Duex piece
b. Threepiece
c. Four piece
d. Mantelpak
e. Setelan
6. Jas yang memiliki ciri ciri hanya memiliki satu garis kancing dan maksimal memiliki 4
kancing pada opening muka disebut juga…
a. Jas Single Breasted
b. Jas Double Breasted
c. Zoot suit
d. Tuxedo
e. Mandarin Suit
7. Jas yang memiliki ciri-ciri lebar dan besar, bentuknya seperti mantel disebut juga…
a. Jas Single Breasted
b. Jas Double Breasted
c. Zoot suit
d. Tuxedo
15
e. Mandarin Suit
8. Jas yang memiliki ciri-ciri memiliki ekor dibagian belakang dan biasanya dipasangkan
dengan dasi kupu-kupu disebut juga…
a. Jas Single Breasted
b. Jas Double Breasted
c. Zoot suit
d. Tuxedo
e. Mandarin Suit
9. Busana yang disebut sebagai pelengkap jas, tidak memiliki lengan serta memiliki
belahan leher yang rendah disebut…
a. Dasi
b. Torso
c. Kemeja
d. Vent
e. Vest
10. Syarat yang harus dimiliki bahan dasar jas adalah, kecuali…
a. Berkualitas tinggi
b. Mudah diatur
c. Kaku
d. Tahan suhu tinggi
e. Terbuat dari bahan yang mengandung wool
11. Bahan lapisan pertama disebut juga…
a. Underlining
b. Interfacing
c. Interlining
d. Upperlining
e. Lining
12. Lapisan yang berfungsi untuk menyembunyikan jahitan, bagian buruk busana disebut
dengan…
a. Underlining
b. Interfacing
c. Interlining
d. Upperlining
e. Lining
13. Bahan yang berfungsi untuk mengokohkan busana, memberi kesan tegas, dan
membantu membentuk busana disebut…
a. Underlining
b. Interfacing
c. Interlining
d. Upperlining
e. Lining
14. Bahan yang berfungsi untuk memberi rasa hangat ataupun dingin pada pemakainya dan
terletak ditengah lapisan busana disebut…
a. Underlining
b. Interfacing
c. Interlining
16
d. Upperlining
e. Lining
15. Bahan yang di pasang pada seluruh bagian busana disebut…
a. Underlining
b. Interfacing
c. Interlining
d. Upperlining
e. Lining
16. Bahan lapisan yang terbuat dari rambut kuda, yang berfungsi untuk memperkuat dan
menopang bentuk busana disebut dengan…
a. Trubinais
b. Rambutkuda
c. Kufner
d. Viseline
e. Weft
17. Bahan pelapis yang bahannya dirajut, sehingga memiliki arah serat ynag memanjang
dan melebar disebut dengan…
a. Trubinais
b. Rambutkuda
c. Kufner
d. Viseline
e. Weft
18. Berikut adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh furing, kecuali…
a. Bahan lembut
b. Bahan ringan
c. Bahan mudah kusut
d. Bahan menyerap keringat
e. Warna bahan senada dengan bahan utama
19. Alat yang dibutuhkan untuk memberi tanda pada potongan kain disebut…
a. Pendedel
b. Jarum
c. Karbon
d. Metlin
e. Pola
20. Teknik penyelesaian tailoring adalah, kecuali…
a. Kampuh terbuka
b. Kampuh tertutup
c. Furing tertutup
d. Soom kelim
e. Bisban
17
GLOSARIUM
Duex piece : Setelan yang terdiri dari dua bagian yaitu; jas tailor (Tailored Jacket) dan rok
atau celana.
Finishing : proses akhir dalam pembuatan busana
Fitting : proses pengepasan busana pada badan pemakai
Furing : lapisan paling luar dalam busana, yang bersentuhan secara langsung dengan
kulit
Fusing : teknik menyatukan bahan pelapis pada bahan dasar busana
Interfacing : Lapisan dalam untuk penyelesaian tepi pola (pakaian), lebarnya tergantung
kebutuhan
Interlining : Lapisan yang terletak diantara interfacing dan lining
Kerah rever : Kelepak kerah yang lebar (wide lapel) pada jas (jacketnya kerah kaku,
tegas,seperti garis bahu pria(lebar) ada batas antara kelepak (lapel) dan kerah
atas
Kerah shawl : jenis kerah baju yang lebar dan memanjang membentuk siluet huruf V
Kerah shiler : kerah yang memiliki garis patahan kerah, biasanya ada pada kerah kemeja atau
jas
Keratin : protein alami yang berfungsi untuk membentuk jaringan rambut, kuku, dan
lapisan luar kulit
Kufner : bahan pelapis yang bertekstur halus yang terbuat dari bahan woven atau non-
woven
Layout : Tata letak/ menata suatu unsur/lebih pada sebuah halaman dengan ukuran yang
terbatas untuk memperoleh komposisi harmonis
Lining : lapisan yang terletak di bagian paling luar atau bahan yang bersentuhan
langsung dengan kulit
Mantelpak : model pakaian yang terdiri dari tiga potong
Maskulin : sesuatu yang memiliki sifat-sifat kejantanan, baik berupa kepribadian,
perilaku, pekerjaan, pakaian, benda atau lainnya.
Monokromatik: perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu warna dengan nilai dan
intensitas yang berbeda
Pantalon
Reduksi : Pengurangan atau pemotongan
18
Setrika uap : setrika yang bekerja dengan cara memproduksi uap panas untuk
menghaluskan pakaian.
Siluet : Garis luar atau bentuk luar dari pakaian
Tailoring : Jahitan, penjahit dan atau barang untuk pria. Jahitan busana pria (tailor made
untuk pria dan dress making untuk wanita)
Termoplastis : sifat benda yang akan melunak jika mengalami pemanasan dan akan mengeras
jika mengalami pendinginan
Three piece : Setelan yang terdiri dari tiga bagian yaitu; jas tailor (Tailored Jacket), rok atau
celana dan vest.
Tusuk piquer : tusuk yang digunakan pada saat memasang bulu kuda pada mantel atau jas
Tuxedo : “Jas merokok” dikenakan setelah makan malam untuk merokok (dinner
jacket), dengan kelepak dari bahan sutera (silk lapels)
Vent : Belahan yang terdapat pada TB/CB (centre vents) atau pada bagian sisi dan
belahan pada lengan jacket tailor.
Vest : busana yang menutupi tubuh bagian atas namun tidak memiliki lengan. Vest
disebut juga rompi.
Passpoille : jenis saku dalam yang memiliki belahan dua lajur (atas dan bawah) sementara
bagian tengahnya adalah tempat memasukkan tangan
V-neck : Bentuk garis leher bagian depan seperti huruf V
Yoke : Bagian atas dari pakaian, biasanya pas, melintang pada dada sekeliling bagian
belakang di antara pundak yang dibuat ploi (lipit), dikerut atau polos yang
menyokong sisa dari pakaiannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fesyendesign. ____. Mengenal Bahan Pelapis Busana. Restricted from
https://www.fesyendesign.com/mengenal-bahan-pelapis-busana/
Fesyendesign. ____. Pengenalan Bahan Pelengkap Busana. Restricted from
https://www.fesyendesign.com/pengenalan-bahan-pelengkap-busana/
Fitinline. 2017. Pengertian, tipe dan Konsep Busana Tailoring yang Mungkin Belum Kamu
Tahu. Restricted from https://fitinline.com/article/read/pengertian-tipe-dan-
konsep-busana-tailoring-yang-mungkin-belum-kamu-tahu/
Fitri, Corry Paratami. 2014. Penerapan Teknik Tailoring Pada Bola Dunia Tailor Di Pondok
Kota Padang. Restricted from
https://www.academia.edu/32805505/PENERAPAN_TEKNIK_TAILORING_P
ADA_BOLA_DUNIA_TAILOR_DI_PONDOK_KOTA_PADANG
Inggil. 2019. Mengenal 6 Macam Jas Pria Beserta Fungsinya. Restricted from
https://mancode.id/berita/mengenal-6-macam-jas-pria-beserta-fungsinya/
Maeliah, Mally. 2010. Busana Tailoring. Restricted from
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUAR
GA/195509291983032-
MALLY_MAELIAH/Bahan_Ajar_BU_473_Tailoring/MODUL_1_PERKUL_B
US_TAILORING.pdf
Margolis P, Adele. 1974. Fashion Sewing For Everyone.
Melati. 2018. Makalah busana kerja. Restricted from
file:///C:/Users/farid/Downloads/pdfcoffee.com_kegiatan-belajar-1-modul-5-pdf-
free.pdf
Simanjuntak, Bintang Elly. 2016. Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana-
Kompetensi I. Restricted from
http://repositori.kemdikbud.go.id/12625/1/9.%20Busana%20KK-I.pdf
Simanjuntak, Bintang Elly. 2016. Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana-
Kompetensi J. Restricted from
http://repositori.kemdikbud.go.id/12627/1/10%20Busana%20KK-J.pdf
Yasnidawati. 2007. Modul Busana Kerja. Restricted from https://docplayer.info/51455239-
Oleh-dra-yasnidawati-m-pd.html
20
Zahri, Wildati. 2007. Modul tailoring. Restricted from
http://repository.unp.ac.id/1053/1/WILDATI%20ZAHRI_823_07.pdf
21