The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Mila Acami, 2023-01-29 10:27:49

mitos penyematan lidi di makam sabua kepulauan kangean

makam sabua adalah makam keramat

Keywords: makam sabua,mitos

1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga skripsi yang berjudul “Mitos Penyematan Lidi di Makam Sabua Kepulauan Kangean” ini dapat selesai. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, disapaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng., IPM. selaku rektpr Universitas Jember; 2. Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember; 3. Dr. Annur Rofiq, M.A., M.Sc. selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember; 4. Dr. Rusdhianti Wuryaningrum, S.Pd., M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia; 5. Dr. Sukatman, M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir; 6. Siswanto, S.Pd. selaku dosen pembimbing anggota yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir; 7. Dr. Akhmad Taufiq, S.S., M.Pd. selaku dosen penguji utama yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk menyelesaikan tugas akhir; 8. Dra. Endang Sri Widayati M.Pd. selaku dosen penguji anggota yang telah banyak memberi saran dan masukan untuk menyelesaikan tugas akhir; 9. Dosen Program Studi Pendidikan Bahsa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas jember yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan sabar dan ikhlas; 10. Staf tata usaha di lingkungan FKIP Universitas Jember atas segala kemudahan yang telah diberikan;


2 11. Bapak Narudden dan Ibu Marbhua selaku juru kunci dan penjaga makam Sabua Kepulauan Kangean yang telah meluangkan waktu untuk menjadi narasumber dalam proses penyusunan skripsi ini; 12. Ibu Hasanah selaku ibu saya yang dengan ikhlas membantu mendapatkan kekurangan data sehingga harus pulang pergi ke tempat makam Sabua Kepulauan kangean. 13. Saudara, kerabat, dan tetangga yang telah meluangkan waktunya untuk ikut serta menjadi anggota dalam proses penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan kangean sehingga sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini; 14. Teman-teman PBSI angkatan 2018 yang telah berjuang bersama, memberikan semangat, dan doa serta membantu dalam proses penyusunan skripsi ini; 15. Seluruh pihak yang ikut berperan dalam penyelesaian skrpsi ini; Atas semua jasa tersebut, tidak ada balasan apapun kecuali doa dan balasan terbaik dari Allah SWT. Saya juga menerima saran dan kritik dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, saya hanya dapatberharap agar skripsi dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Jember, 27 Januari 2023 Lu’lu’ Kamilatul Hasanah


3 LOKASI WILAYAH Kangean adalah pulau yang ada berada di timur Kabupaten Sumenep dan memiliki gugusan pulau-pulau lainnya yang terletak di bagian utara laut Bali, sebelah barat laut Nusa Tenggara, sekitar 120 km di utara Bali. Kepulauan Kangean salah satu pulau Kabupaten Sumenep Jawa Timur yang dapat ditempuh dengan perjalanan dari Sumenep ke Kangean sekitar 8 sampai 10 jam perjalan laut dengan jarak 166 km. kepulauan kangean memiliki luas mencapai 648,6 km. batas wilayah Kepulauan Kangean:. • Utara : Laut Kalimantan • Timur : Laut Bali • Selatan : Laut Bali • Barat : Pulau Madura Kangean memiliki tiga kecamatan diantaranya Kecamatan Arjasa, Kecamatan Kangayan, dan Kecamatan Sapeken. keramat Sabua letaknya berada di Pulau Kangean Kecamata Arjasa, Desa Bilis-bilis. Gambar 1 Peta letak Kepulauan Kangean (Sumber : Kangean.net)


4 MENGENAL APA ITU MAKAM SABUA Makam Sabuah adalah sebuah makam keramat yang berada di Kepulauan Kangean Madura Kabupaten Sumenep Kecamatan Arjasa Desa Bilis-bilis. Makam keramat Sabua diberi nama makam Sabua karena dulu berada di bawah pohon buah sawo. Kata Sabua adalah Bahasa Kangean dari sawo, akan tetapi pohon sawo di dekat makam Sabua saat ini sudah mati. Makam Sabua adalah salah satu makam yang ada dengan sendirinya tanpa ada aktivitas kubur dan mengubur. Makam Sabua adalah sebuah petilasan yang dipercaya makam seorang keturunan Nabi Muhammad SAW. Makam Sabua ditemukan pertama kali oleh bapak Said kakek dari bapak Narudden yang saat ini menjadi juru kunci makam Sabua. Makam Sabua diketahu dari ceritanya bapak Said berawal dari secuil cahaya yang muncul di tepi pantai Desa Bilis-bilis.


5 A. Asal-usul Makam Sabua Kepulauan Kangean Bapak Said pergi ke laut di belakang rumahnya untuk pergi memancing. Ketika beliau sampai di laut dan menaiki sampannya, beliau melihat ada secuil cahaya dari arah tepi laut. Bapak Said penasaran dengan dengan cahay tersebut lalu menghampirinya, setelah dihampiri, cahaya tersebut tidak ada. Bapak Saidpun Kembali ke sampan melanjutkan memancingnya yang tertunda. Setelah bapak Said berada di atas sampan, cahaya itu Kembali muncul di tempat yang sama dengan sebelumnya. Bapak Said menghampiri lagi secuil cahaya itu, akan tetapi cahay tersebut hilang lagi hingga akhirnya aktivitas ini terjadi sebanyak tujuh kali. Bapak Said putus asa, karena sangat penasaran bapak Said pun tidak jadi pergi memancing, beliau diam di tepi pantai untuk menunggu cahaya tersebut dating lagi. Lama bapak Said menunggu sambil menghabiskan rokoknya, akhirnya cahaya itu dating lagi. Bapak Said melihat cahaya itu dan karena takut cahaya itu hilang seperti sebelumnya, beliau menangkap secuil cahaya yang dilihatnya dengan topi odheng nya. Cahaya itu berada di bawah topi bapak Said, akan tetapi setelah beberapa saat kemudian, cahaya itu bersinar semakin terang dan besar. Bapak Said mengungkapkan bahwa cahaya itu sangat terang sehingga jika ada jarum di pantai makam akan sangat terlihat karena cahaya yang semakin terang dan besar tersebut. Bapak Said tetap diam dan menunggu cahaya tersebut hilang. Setelah topi yang digunakan untuk menutup cahaya itu dibuka, benar cahaya itu hilang, akan tetapi sudah berganti dengan sebuah batu. Bapak Saidpun tidak piker Panjang lagi, beliau pulang. Keesokan harinya, bapak Said mendatangi cahaya yang menjadi batu semalam dan ternyata tanah di sekitar batu itu menjadi gundukan seperti sebuah makam. Malam harinya, bapak Said bermimpi seperti ada sebuah petunjuk bahwa makam itu adalah makam keramat, di dalam makam itu adalah keturunan nabi Muhammad SAW. Yang Bernama Sayyid Ahmad Abdul Wahab. Makam itu diberi nama Makam Sabua dan menjadi makam keramat yang sering dikunjungi oleh masyarakat untuk melakukan ritual penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan Kangean. Cerita ini diceritakan oleh bapak Narudden cucu dari bapak Said yang saat ini menjadi juru kunci di makam Sabua Kepulauan Kangean.


6 B). PROSES PENYEMATAN LIDI DI MAKAM SABUA KEPULAUAN KANGEAN Masyarakat yang datang mengunjungi makam Sabua tidak diwajibkan memiliki niat atau tujuan. Siapapun boleh datang dan berziarah ke makam keramat Sabua. Semua kalangan, bahkan masyarakat dari desa dan daerah manapun boleh berkunjung dan berziarah. Akan tetapi, rata-rata masyarakat, terutama masyarakat Kepulauan kangean, ketika dia berkunjung dan berziarah ke makam Sabua, ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Masyarakat akan berniat apapun di makam tersebut. Kalangan anak-anak, pemuda-pemudi, orang tua, bahkan calon kepala desa pun akan datang mengunjungi makam Sabua. Konon, kepercayaan mereka akan kekeramatan makam ini sangat tinggi. Masyarakat juga memegang teguh kepercaan, jika niat atau keinginannya sudah tercapai, maka orang tersebut harus kembali ke makam Sabua untuk membayar niatnya yang usdah terjadi. 1). seseorang yang memiliki niat atau keingina dating ke makam Sabua untuk melakukan ritual penyematan lidi. Lidi tersebut diukur sejengkal orang yang hendak melakukan ritual penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan Kangean. Setelah lidi di diukur sejengkal, lidi ditancapkan ke makam Sabua sambil mengucapkan niatnya. Setelah berniat lidi yang tadi di tancapkan di Tarik dan diukur Kembali. Menurut kepercayaan masyarakat lidi yang ditarik Kembali jika lebih Panjang dari ukuran jengkal sebelumnya, maka niat atau keinginan yang diucapkan tadi akan terwujud. Lidi yang lebih sejengkal tersebut dipatahkan dan disimpan hingga nanti keinginan nya sudah terwujud. Sebaliknya, jika lidi lebih pendek dari ukuran jengkal sebelumnya, makam keinginan yang disampaikan tadi memiliki sedikit harapan untuk terwujud. 2). seseorang yang keinginannya sudah terwujud, maka harus Kembali ke makam Sabua untuk membayar niat. Lidi yang telah dipatahkan sebelumnya juga harus dibawa ke makam Sabua dan dikubur di tanah makam Sabua. Orang yang sudah terwujud keinginannya dan hendak membayar niat, maka harus membawa sesajen yang terdiri dari 7 macam jajanan pasar, nasi sesajen (selametan), bungabungaan untuk ditabur di makam Sabua, dan ayam yang ukurannya tidak terlalu kecil. Selain itu, kebiasaan masyarakat, seseorang yang hendak membayar niat juga hendaknya dating Bersama rombongan seperti tetangga atau kerabat dan


7 disana mereka makan Bersama sebagai syukuran karena keinginannya sudah terwujud. C). MAKNA SIMBOLIK PADA MITOS PENYEMATAN LIDI DI MAKAM SABUA KEPULAUAN KANGEAN Tradisi atau upacara adat yang ada di Indonesia pasti memiliki makna di dalamnya. Makna yang terkandung di setiap tradisi memiliki tujuan yang baik untuk masyarakat yang percaya terhadap hal itu. Hal tersebut juga terdapat pada tradisi mitos penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan kangean. Tradisi mitos penyematan lidi di makam Sabua juga memiliki makna disetiap bagian-bagiannya. Bagian yang dimaksud adalah seperti unsur-unsur yang terdapat dalam tradisi penyematan lidi, prosesi tradisi penyematan lidi, dan hal lainnya yang ada di dalamnya. Penelusuran mengenai makna-makna yang terkandung tradisi penyematan lidi tersebut dilakukan dengan cara wawancara etnografis terhadap narasumber yang kemudian di transkipkan ke dalam bahasa Indonesia diantaranya: 1). Makna simbolik pada nama makam Sabua Nama makam Sabua diambil dari nama pohon sawo. Dahulu, pertama kali makam Sabua ada, makam Sabua terletak tepat di bawah pohon sawo. Sabua adalah Bahasa Kangean dari kata sawo. Akan tetapi, saat ini pohon sawo yang dahulu dijadikan patokan sudah lama mati karena sudah terlalu tua. Satu-satunya pohon yang ada di sekitar makam Sabua saat ini adalah pohon asam. Makam Sabua adalah sebuah petilasan yang percayai adalah makam seorang keturunan Nabi Muhammad SAW. (Setiyawati, 2017:7) petilasan adalah sebuah istilah dari bahasa Jawa yang diartikan sebuah tempat yang pernah disinggahi atau ditempati oleh seseorang (yang dianggap penting). Tempat yang layak disebut petilasan berupa tempat tinggal, tempat istirahat yang dalam kurun waktu lama, tempat pertapaan atau tempat terjadinya suatu peristiwa penting. Sehingga dari pengertian ini dapat disimbulkan makam Sabua merupakan sebuah petilasan karena tidak ada bukti bahwa makam Sabua adalah makam asli yang terdapat jasadnya. 2). Makna Simbolik Lidi pada Makam Sabua Kepulauan Kangean Lidi pada ritual penyematan lidi di ini dijadikan sebagai perantara antara orang yang berniat dengan makam Sabua. Lidi tersebut diukur sejengkal dan ditancapkan di makam Sabua, kemudian apabila lidi tersebut lebih Panjang dari


8 ukuran jengkal sebelumnya, maka harus dipatahkan dan disimpan karena lidi yang lebih Panjang ini akan menjadi perantara, bahwa keinginannya akan tercapai. Gambar 2 foto penancapan lidi di makam Sabua 3). Makna Simbolik pada Sesajen Trdisi Mitos Penyematan Lidi di Makam Sabua Kepulauan kangean Sesajen merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia pada agama islam-hindu-budha yang sampai saat ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang kental akan budaya peninggalan nenek moyang. Sesaji atau nama disebut sesajen merupakan suatu rangkaian makanan kecil, bendabenda kecil, bunga-bungaan, serta barang hiasan yang tentunya disusun menurut kosnep keagamaan sehingga termasuk symbol atau lambing yang memiliki artinya sendiri dengan mempersembahkan sesajen tersebut kepada tuhan, dewa, makhluk halus, ataupun penghuni alam gaib lainnya dengan maksud berkomunikasi dengan mereka (Suyono, 1985:358). a). jajanan pasar 7 macam tidak ada ketentuan khusus dari 7 macam jajanan pasar yang harus dibawa, terkecuali kue kucur dan rengginang.


9 Gambar 3 foto 7 macam jajanan pasar 1. Makna Kue Kucur a). Kue Kucur bermakna mujur yang artinya memiliki hidup yang mujur. Hubungan kucur dan mujur adalah pendapat yang disampaikan oleh sesepuh sebelumnya yang mana kata mujur dicocokkan dengan kata kucur yang abjad belakangnya sama. b). Kue kucur ini adalah kue yang terbuat dari gula sebagai simbol agar setiap pekerjaan yang dilakukan dengan hidangan kue kucur dapat berbuah manis. c). Kue kucur diletakkan di atas nampan dan dijadikan sesajen memiliki makna simbolik harapan. 2. Makna Rengginang Makna yang disampaikan oleh juru kunci rengginang bermakna hidup yang tenang an makmur karena rengginang adalah makanan yang terbuat dari beras atau ketan yang jadi makanan pokok bangsa Indonesia. Dilihat pada gambar, rengginang sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari nasi atau dari beras ketan yang dikeringkan dengan cara dijemur dibawah panas matahari lalu digoreng. Proses pembuatan rengginang memberikan arti kesabaran dan perjuangan. Dengan kesabaran dan perjuangan kita bisa mendapatkan hidup yang makmur. Makam Sabua adalah makam yang memiliki ritual menyematkan lidi untuk berniat yang hanya dijadikan sebagai perantara untuk mendapat keinginan. Mendapat apa yang kita inginkan harus dibarengi dengan kesabaran dan perjuangan


10 setelah apa yang kita inginkan tercapai maka hidup kita akan menjadi hidup yang makmur. b). makna simbolik nasi sesajen Gambar 4 foto nasi sesajen Nasi selametan tersebut menurut kepercayaan orang terdahulu disajikan untuk leluhur. Nasi selametan tersebut disajikan nasi putih bersama lauk pauk seperti normalnya manusia biasa ketika hendak makan. Lauk pada nasi selametan juga tidak ada peraturan khusus. Pada penelitian ini, nasi selametan yang disajikan yang wajib-wajib saja seperti nasi putih dengan lauk telur dadar dan ayam dan ketan kuning (ponar) yang ditaburi parutan kelapa di atasnya. Pisang sebagai hidangan tambahan di nasi selametan tersebut. c). makna simbolik bunga bunga yang dibawa ke makam Sabua hanya untuk ditabur di makam Sabua dan tidak ada ketentuan khusus dari bunga 7 rupa tersebut, hanya saja bapak Narudden selaku juru kunci hanya berpesan setidaknya harus ada bunga mawar dan daun pandan. 1). Bunga mawar merah bermakna dunia dan ibu. Dunia artinya proses lahirnya manusia ke dunia yang fana dan hanya sementara ini sedangkan ibu melambangkan tempat dimana jiwa raga manusia dibentuk. 2). Daun pandan. Daun pandan digunakan sebagai media spiritual untuk menghubungkan dengan arwah orang yang sudah meninggal karena dipercaya


11 arwah yang ada di alam kubur dapat mendengar apa yang disampaikan oleh peziarah. Wangi daun pandan yang semerbak juga dapat mengingatkan peziarah akan kematian. Menabur pandan wangi di atas makam adalah hal yang baik. Hal tersebut juga bisa menjadi salah satu ciri-ciri bahwa suatu makam telah diziarahi oleh sanak saudaranya dengan bukti taburan bunga dan wangi daun pandan. d). Makna simbolik pada pelepasan ayam orang yang keinginannya telah terwujud harus Kembali ke makam Sabua dan membawa yang telah disebutkan sebelumnya. Salah satu yang harus dibawa oleh orang yang hendak membayar niat adalah ayam. Ayam disimbolkan bahwa orang tersebut telah membayar niat dan sudah tidak memiliki hutang lagi terhadap makam Sabua karena sebelumnya berniat dan niat atau keinginannya sudah terwujud. D). Pemanfaatan wisata religi pada mitos penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan Kangean Wisata religi biasanya dikaitkan dengan adat istiadat, agama, dan kepercayaan umat atau kelompok masyarakat tertentu. Kegiatan wisata religi biasanya dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, maupun ke makam keramat atau makam-makam seorang pemimpin atau orang-orang yang diagungkan, ke bukit atau gunung-gunung yang dianggap keramat atau makam-makam para wali. Wisata religi adalah bentuk wisata yang agak berbeda dari wisata biasanya karena pengunjungnya memiliki motovasi yang cenderung berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan mitos (Pendit, 206:41). Mitos penyematan lidi di makam Sabua bisa menjadi salah satu tempat yang dimanfaatkan sebagai alternatif wisata religi di Kepulauan Kangean. Makam Sabua adalah makam keramat seorang sayyid. Nama dari leluhur yang ada di makam tersebut ialah Sayyid Ahmad Abdul Wahab dipercaya keturunan nabi Muhammad SAW. Makam Sabua bisa menjadi alternatif wisata religi karena makam Sabua selain termasuk makam keramat juga merupakan makam dari salah satu orangorang yang diagungkan. Makam Sabua juga kerap kali dikunjungi oleh masyarakat secara rombongan maupun individu yang memiliki tujuan tersendiri seperti ingin menyampaikan niat atau keinginannya da nada pula yang ingin membayar niatnya. Sesampainya di makam Sabua rombongan yang berkunjung juga akan membaca


12 doa bersama karena makam Sabua selain makam keramat juga tempat yang suci sehingga berhubungan dengan agama. Adat istiadat yang berkaian dengan makam Sabua yakni, kebasaan masyarakat yang mengunjungi makam dengan berniat dan menusukkan sejengkal lidi dan membawa sesajen ke makam Sabua Kepulauan Kangean. Wisata yang ada di Kepuluan Kangean rata-rata berupa pantai karena Kangean adalah daerah kepulauan yang dikelilingi lautan. Masyarakat ketika hendak berwisata banyak sekali pilihan pantai-pantai yang sangat bagus di Kangean. Makam Sabua adalah objek wisata alam. Hal yang membuat berbeda antara pantai yang ada di Kepulauan Kangean lainnya dengan pantai yang ada di makam Sabua ialah terdapat makam keramat yang dapat dikunjungi oleh orangorang dengan niat ingin berziarah, berniat, bahkan hanya sekedar menikmati indahnya lautan. Makam Sabua memiliki keunikan tersendiri yakni, orang yang biasanya datang ke makam untuk berziarah dan hanya bisa melihat makam-makam lainnya di makam Sabua selain dapat berziarah pengunjung juga dapat berwisata di pantai yang masih sangat alami dan bersih. Akses masuk ke lokasi makam Sabua tidak terlalu sulit. Hanya melewati jalan kecil yang sedikit rusak karena aspalnya belom diperbaiki. Sebelumnya, makam Sabua ini tidak pernah dijadikan tempat wisata seenuhnya. Orang-orang yang datang hanya berniat di makam Sabua. Pemanfaatan wisata religi di makam Sabua ini bisa memberikan wadah terhadap makam Sabua agar menjadi tempat wisata religi yang lebih bagus. Seperti halnya di pantai-pantai pada umumnya yang dirawat dan memiliki perlengkapan sendiri seperti diberi jembatan yang hanya setengah seperti pantai boom yang ada di Banyuwangi agar pengunjung bisa lebih luas menikmati pantai, atau disediakan speed boat sebagai hiburan untuk pengunjung. Masyarakat Kangean juga adalah masyarakat yang sangat menggemari kebiasaan bakar-bakar ikan yang dilakukan setelah hari raya idul fitri, mungkin bisa disediakan tempat untuk bakar-bakar bagi masyarakat. Makam Sabua saat ini hanyalah pantai yang terbentang luas dan pohon-pohon kelapa yang berjejer di pinggir pantai serta tumbuhan tepi pantai lainnya. Hal ini, mungkin tidak hanya akan menguntungkan bagi pengunjung, juga akan sangat menguntungkan bagi desa dan juga penduduk setempat. Adanya, pemanfaatan wisata religi masyarakat


13 setempat nantinya bisa mengais penghasilan dari ramainya pengunjung dengan berjualan dipinggir jalan akses masuk, atau mungkin bisa berjualan di pinggir pantai dengan syarat tetap bisa menjaga kebersihan pantai, sehingga gal ini bisa menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang sejahtera. Gambar 5 foto makam Sabua berada di dekat pantai Terlihat dari gambar di atas ada bangunan kecil di antara dua pohon. Bangunan kecil tersebut adalah bangunan yang dijadikan sebagai tempat makam Sabua. Tepat di belakang makam Sabua terdapat pantai yang terbentang luas. Pemandangan tersebut menjadi salah satu perbedaan pantai yang ada di makam Sabua dengan pantai lainnya yang ada di Kepulauan Kangean. Di depan bangunan makam Sabua juga terdapat tanah kosong yang agak luas yang bisa dijadikan sarana untuk piknik pengunjung. Gambar 6 makam Sabua dikelilingi pohon-pohon kelapa Makam Sabua tidak hanya memiliki pantai yang terbentang luas, akan tetapi juga dilengkapi dengan pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya. Pohon-pohon tersebut salah satunya ialah pohon kelapa. Pohon kelapa tersebut tumbuh di


14 sepanjang tanah yang ada di makam Sabua. Pohon kelapa yang tumbuh disana menambah kesan indah pada makam Sabua dan juga mendukung sebagai tempat wisata alam pantai. Gambar 6 makam Sabua tampak dalam


15 PENUTUP Demikianlah booklet “Mitos Penyematan Lidi di Makam Sabua Kepulauan Kangean”, semoga dapat memberikan manfaat berupa informasi menganai mitos penyematan lidi di makam Sabua Kepulauan Kangean. Booklet ini tentunya masih banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan baik berupa pengetahuan maupun referensi. Oleh karena itu, masukan dan kritik serta sara akan dengan senang hati diterima untuk membangun semangat saya.


16 DAFTAR PUSTAKA Pendit, N. S. 2006. Ilmu Pariwisata Perdana (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: Pradnya Paramita. Setiyawati, W. 2017. Eksistensi kebudayaan dan religius riual petilasan syekh jambukarang dalam rangka meningkatkan nilai budaya di masyarakat desa panusupan kecamatan rembang kabupaten purbalingga. Prodi PPKn Universitas PGRI. Yogyakarta. Suyono, Aryono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo.


Click to View FlipBook Version