Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1
Oleh: Endah Prasetyaningtyas
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Kabupaten Jember
Refleksi dwi mingguan modul 1.1. ini
saya buat dengan model (Papan cerita
reflektif - Reflective Storyboard),
dalam refleksi ini saya ibaratkan diri
saya sebagai anak balita:
Sebagai Guru Penggerak saya harus
belajar untuk selalu Tergerak,
Bergerak dan Menggerakkan
12
43
Gambar di atas merupakan perumpamaan seorang
balita sedang belajar mengenali orang tua, duduk,
merangkak dan berjalan
1. ibarat balita yang hanya
mengenal orang tua
Alhamdulillah puji syukur pada Allah yang memberikan
amanah pada saya untuk mengikuti kegiatan pendidikan
capon guru penggerak angkatan 7 selama 6 bulan. Saya
adalah guru SMK sebelum pelaksanaan kurikulum merdeka
belajar saya melakukan pembelajaran dengan cara yang
masih klasik yang meyakini bahwa dapat membawa anak
sukses hanya dengan diberi cerita, tanya jawab, penugasan
dan tes lisan atau tulis serta semua kegiatan berpusat pada
guru. Saya menilai anak harus mengikuti apa yang semua
saya harapkan dan terapkan tanpa memikirkan kodrat alam
mereka. Saat itu saya berpikir jika anak mengikuti apa yang
semua saya sampaikan dan dilakukan akan menjadikan
mereka senang dan sukses. Saya hanya berpikir anak hanya
butuh kita ajari kita berikan sesuatu dan mencari yang saya
tugaskan di internet. Pernah suatu saat anak menanyakan
sesuatu yang mereka dapatkan dari internet, saya masih ingat
dengan lantang jangan mengikuti sesuatu dari internet jika
tidak mengetahui sumber kebenarannya. Saya mengajarkan
sesuatu seakan-akan semua kondisi dan karakter anak sama.
Saya emosi jika ada anak yang tidak memperhatikan.
Saya merasa diri ini sudah menjadi yang baik dalam
memberikan pembelajaran tetapi sungguh saya sangat malu
karena segala yang saya pahami masih sebesar biji sawi jauh
dari harapan KHD
balita
2.
belajar duduk
Di era pelaksanaan
Saya berpikir bisakah saya
kurikulum merdeka saat ini
menerapkan pesan moral
aya sebagai pendidik
dan harapan dari KHD
berusaha untuk belajar
untuk menuntun,
dengan cara mencari info,
menghamba pada anak,
mengikuti pelatihan-
mengikuti kodrat alam dan
pelatihan tentang apa
kodrat zaman serta
sebenarnya kurikulum
menerapkan semboyan
merdeka belajar. trilogi pendidikan. Saya
rasakan hal ini sangat
Ditambah lagi saat saya
berat sekali dalam
belajar bersama orang-orang
mengemban amanah
hebat dalam forum
pendidikan CGP ini saya
merasa masih sangat Setelah
belajar saya kurang
pemahaman dan berusaha
memahami satu persatu apa
inti dari pembelajaran yang
diharapkan dari kurikulum
merdeka yang dihubungkan
dengan filosofi KHD.
3. ibaramterbaanlgitkaakbelajar
Selama mengikuti proses pendidikan CGP ini saya bertanya
pada diri sendiri bagaimana memulainya. Setelah membaca dan
mempelajari tentang pemikiran KHD, baru sadar bahwa anak
memiliki kodrat bermain dan menemukan jati diri mereka masing-
masing. Ternyata anak butuh kebebasan dalam berkarya dan
berinovasi, anak dapat berpikir kritis dan bermain dalam
pembelajaran. Pembelajaran tidak boleh dikuasai oleh guru,
pembelajaran harus berpusat pada anak dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada. Saya berusaha
memberikan pembelajaran dengan menjadi partner belajar
bukan hakim seperti dulu yang langsung menuding anak adatau
mencap anak tidak mampu. Saya berusaha melakukan
pembelajaran dengan berbagai cara supaya semua anak dapat
memahami semua materi yang ada. Saya berusaha belaar
memahami kata menuntun dan menghamba pada anak bukan
berarti harus kita tarik kesimpulan supaya selalu mengikuti kita
tetapi lebih pada kita mendampingi mereka, mengarahkan,
mendorong, memotivasi dan melibatkan mereka dalam membuat
skenario pembelajaran, kita memberikan ruang kebebasan untuk
mereka berkreasi sesuai kemajuan zaman, tetapi tetap dibawah
pengawasan kita. Kita jadikan benih-benih (anak) tumbuh
sempurna dengan siraman kepedulian dan kasih sayang kita.
Seperti semboyan KHD ing ngarso sung tulodho, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani
4. IBARAT BALITA
BELAJAR BERJALAN
Harapan saya ke depan, memulai belajar
bersama anak dengan cara:
menjadi contoh yang baik bagi anak, misal
datang tepat waktu, komitmen terhadap
kesepakatan yang telah dibuat bersama dan
menjadi contoh bagi guru lain saat
memberikan pembelajaran dengan melibatkan
siswa untuk meyusun strategi serta tempat
belajar dalam hal ini saya tidak mengabaikan
kodrat alam yang dimiliki anak
Memahami karakter anak, dengan menjadi
teman yang baik sehingga mereka mau
menyampaikan segala sesuatu yang
diharapkan dan apa yang tidak diinginkannya
serta menanyakan kondisi anak saat ada yang
tidak seperti biasa
Menghubungkan pembelajaran ngan budaya
lokal dan membuat mereka cinta budaya lokal
untuk memerangi / melawan / menyaring
masuknya budaya asing serta mengambil
hikmah dari pelaksanaannya, sebagai contoh
jika dalam satu kelas komunitas islam semua,
saya menerapkan doa untuk orang tua, doa
akan dan setelah belajar disuarakan, dan hal ini
dirasakan aneh oleh guru lain tetapi
menginspirasi kelas dan guru lain
membiarkan mereka berkreasi dan berpikir
kritis dengan kata kunci yang ada, memantik
kemampuan berpikir anak dengan tayangan-
tanyangan video singkat atau artikel-artikel
baik yang berhubungan dengan materi atau
tidak, mengajak mereka untuk dapat
berkolaborasi dan empati sesama serta
memberikan motivasi, mendorong dan
mendukung
Tetapi semua itu tidak akan berjalan dengan baik tanpa
dukungan dari siswa dan teman sejawat.