1
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. 3
KOMPETENSI INTI DAN DASAR............................................................................. 4
IPK (INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI) ................................................... 4
PETA KONSEP ......................................................................................................... 5
DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................ 6
RELEVANSI.............................................................................................................. 6
PANDUAN BELAJAR .............................................................................................. 6
TUJUAN PEMBELAJARAN ..................................................................................... 7
AKTIVITAS KEGIATAN ........................................................................................... 8
TES SUMATIF........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Konsep .................................................................................................5
Gambar 2 Resep...........................................................................................................7
3
3.4 Menghitung
dosis obat
4.4 Melakukan
pengecekan hasil
perhitungan dosis
obat
IPK
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1. menganalisis dosis maksimum
berbagai zat aktif dalam resep
dengan farmakope Indonesia edisi
III tahun 1979
2. menganalisis rumus perhitungan
dosis berdasarkan umur atau berat
badan
3. mengevaluasi perhitungan bahan
yang digunakan
4. mengevaluasi perhitungan dosis
4
PETA KONSEP
Menghitung Pengertian Dosis
Dosis
Macam –
macam dosis
obat
Dosis untuk Kondisi
khusus
Menghitung dosis
Gambar 1 Peta Konsep
5
DESKRIPSI SINGKAT
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia dan atau
hewan serta untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk
pemakaian obat tradisional. Dosis merupakan takaran dari suatu obat yang dapat memberikan
efek farmakologis, atau khasiat, yang diinginkan. Umumnya, dosis sendiri terbagi menjadi dua,
yaitu dosis lazim dan dosis maksimal. Kita harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu
bekerja, dosis yang harus dikonsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut dan keadaan dari obat
itu sendiri apakah masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan sehingga
kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya over dosis atau malah
menimbulkan kekebalan bagi penyakit yang diderita atau bahkan dapat menimbulkan
kematian jika salah dalam mengkonsumsi obat.
RELEVANSI
Ketika merasa sakit, hal pertama yang akan kita pikirkan adalah bagaimana cara
mengobatinya. Kita bisa pergi ke apotek atau mungkin langsung menemui dokter. Di apotek
atau pun dokter, kita akan mendapatkan obat untuk dikonsumsi sesuai dengan dosis. Yang
perlu diperhatikan dalam menangani obat-obatan adalah menghitung dosis secara akurat.
Karena jika salah dalam menghitung dosis, maka akan berdampak pada kondisi kesehatan kita.
Keracunan obat atau penyakit yang semakin parah menjadi salah satu akibat dari overdosis.
PANDUAN BELAJAR
Kegiatan belajar ini menguraikan tentang perhitungan dosis. Untuk
membantu Anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam kegiatan
belajar ini dibagi menjadi empat pokok bahasan materi yaitu pengertian dosis, macam –
macam dosis, dosis untuk pasien kondisi khusus dan menghitung dosis. Pada uraian materi
dilengkapi dengan contoh dan ilustrasi untuk membantu Anda memahami
materi kegiatan belajar ini.
6
Pada akhir kegiatan pembelajaran dilengkapi rangkuman materi pembelajaran
dan untuk meningkatkan pemahaman anda dalam kegiatan belajar ini maka diakhir
materi terdapat tugas formatif.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode Problem Base Learning diharapkan:
1. Peserta didik secara berkelompok mampu menganalisis dosis maksimum
berbagai zat aktif dalam resep dengan farmakope Indonesia edisi III tahun
1979 dengan benar dan teliti (PPK:integritas)
2. Peserta didik secara berkelompok mampu menganalisis rumus perhitungan
dosis berdasarkan umur atau berat badan dengan benar dan teliti
(PPK:integritas)
3. Peserta didik secara berkelompok mampu menganalisis perhitungan bahan
dalam resep dengan benar dan teliti (PPK:integritas)
4. Peserta didik bekerjasama secara berkelompok mengevaluasi perhitungan
bahan yang digunakan dengan percaya diri (PKK:integritas dan gotong
royong)
5. Peserta didik bekerjasama secara berkelompok mengevaluasi perhitungan
dosis dengan percaya diri (PKK:integritas dan gotong royong)
7
AKTIVITAS KEGIATAN dr. Wahyu
1. Orientasi Masalah SIP: DU/12/I/2006
Alamat: Jl. Sukaresmi no 19A
No 1 Telp 0265 455555
Tasikmalaya, 08/08/2021
Iter 2X
R/ Acetaminophen 0,250
Coffein 0,150
Aneurin HCl 0,06
CTM tab ½
m.f. pulv dtd No. X
s. t dd p I
pro: Mira 7 tahun
alamat: jalan Sukaresmi
Gambar 2 Resep
Kita lihat dalam kehidupan sehari-hari mungkin ada orang yang sering mengkonsumsi
lebih dari satu jenis obat ketika sedang sakit. Hal ini cukup umum, mengingat masing-masing
kebutuhan pasien jelas berbeda, sementara obat yang dimiliki rumah sakit,kinik ataupun
puskesmas harus bisa disesuaikan dengan berbagai penanganan medis. Memberikan dosis obat
tidak bisa dilakukan sembarangan karena menyangkut keselamatan pasien, Itu sebabnya
apoteker dan dokter memiliki cara menghitung dosis obat tersendiri dan tidak ada salahnya
jika ananda pun mengetahui cara menghitung dosis obat yang benar supaya terhindar dari
bahaya overdosis Namun, pernahkah Ananda bertanya-tanya bagaimana caranya apoteker dan
dokter tahu dosis obat yang tepat agar tidak terjadi keracunan atau overdosis?
Peserta didik diberi orientasi masalah dengan diberi pertanyaan:
a. Bagaimana analisis dosis maksimum zat aktif pada gambar resep diatas
dengan farmakope Indonesia edisi III tahun 1979?
b. Berdasarkan resep diatas hitung berapa berat bahan masing2 yang
diigunakan?
c. Bagaimana analisis rumus perhitungan dosis pada gambar resep diatas?
Kemudian hitung dosisnya!
8
d. Berdasarkan gambar resep diatas bagaimana perbandingan perhitungan dosis
menggunakan rumus berat badan dengan umur, manakah yang paling tepat
jika berat badan pada gambar resep diatas 18 kg? Mengapa?
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambar dan pertanyaan diatas tuliskan rumusan permasalahan yang
tepat untuk kegiatan pembelajaran kita saat ini!
Rumusan masalah
Jelajahi internet supaya kalian bisa lebih memahami dan bisa memecahkan masalah diatas.
referensinya:
https://www.youtube.com/watch?v=cV57s0-eTnc&t=19s
https://www.youtube.com/watch?v=mmuwjhVGKVw
9
3. Pengumpulan data
A. Pengertian Dosis suatu obat adalah jumlah atau takaran obat yang diharapkan memberi
dan Jenis efek terapi sesuai yang diinginkan kepada pasien.
Dosis Menurut FI III, kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum dewasa untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Jenis dosis dan pengertiannya :
1. Dosis Maksimum (DM) atau Takaran Maksimum (TM) adalah jumlah
atau takaran obat terbesar yang masih dapat diberikan kepada pasien
tanpa membahayakan pasien. DM yang tercantum dalam FI III adalah
DM untuk orang dewasa (20 – 60 tahun)
2. Dosis lazim (usual dose) yaitu petunjuk yang tidak mengikat, tetapi
digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa/umum
digunakan)
3. Dosis inisiasi (dosis awal) yaitu dosis awal yang diberikan untuk
mencapai dosis yang tepat sesuai dengan penyakitnya
4. Dosis terapi yaitu takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan pasien
5. Dosis minimum yaitu dosis terkecil yang diberikan dan masih dapat
memberikan efek terap/dapat meneyembuhkan
6. Dosis toksik yaitu dosis obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada pasien
7. Dosis letal (lethal dose) yaitu takaran obat yang dalam keadaan biasa
dapat menyebabkan kematian pada pasien.
LD50 artinya dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan
LD100 artinya dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menetapkan
dosis:
- Umur, berat badan, jenis kelamin, dan kondisi pasien
- Sifat penyakit
- Absorpsi dan ekskresi obat
- Toleransi, habituasi, adiksi dan sensitivitas
Kondisi pasien yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan dosis :
1. Bayi dan anak-anak
2. Lansia (usia lebih dari 60 tahun)
3. Ibu hamil dan menyusui
10
B. Cara 4. Pasien yang memiliki sensitivitas terhadap obat tertentu
Menghitung 5. Pasien dengan alergi obat tertentu
Dosis DM menurut FI III :
Maksimum a. DM untuk orang dewasa (usia 20 – 60 tahun) untuk pemakain sekali
dan sehari
b. Ditujukan untuk obat dalam, kecuali :
c. Naftol, guaiakol, dan kreosot (untuk kulit)
d. Sublimat (untuk mata)
e. Iodoform (untuk obat pompa)
Perhitungan DM berdasarkan umur :
a. Rumus Young
n
――― x DM dewasa
n + 12
n = umur anak ˂ 8 tahun
b. Rumus Dilling
n
―― x DM dewasa
20
n = umur anak ≥ 8 tahun tetapi ˂ 20 tahun
c. Rumus Fried
n
―― x DM dewasa
150
n = umur bayi dalam bulan
Perhitungan DM berdasarkan berat badan :
d. Rumus Clark (Amerika)
Berat badan anak dalam pon
―――――――――――― x DM dewasa
150
11
Atau
Berat badan anak dalam kg
――――――――――― x DM dewasa
68
e. Rumus Thermich-Fier (Jerman)
Berat badan anak dalam kg
――――――――――― x DM dewasa
70
f. Rumus Black (Belanda)
Berat badan anak dalam kg
――――――――――― x DM dewasa
62
Dosis dengan pemakaian berdasarkan waktu
Apabila signa ditulis berdasarka waktu (o.h.= omni hora, setiap … jam) maka
harus ditentukan pemakaian total sehari dengan rumus :
g. Menurut FI II untuk resep yang mengandung antibiotika atau
sulfonamida :
24
― kali
n
Contoh : S o.4.h
Pemakaian sehari = 24/4 kali = 6 kali
h. Menurut Van Duin untuk resep yang tidak mengandung antibiotika
atau sulfonamida :
16
― + 1 kali
n
Contoh : S o.4.h
Pemakaian sehari = 16/4 + 1 kali = 5 kali
Dosis Maksimum Gabungan/Ganda/Rangkap
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih jenis obat yang memiliki cara kerja
sam/searah/sinergis, maka harus dihitung DM gabungan, dimana DM
gabungan tersebut tidak boleh lebih dari 100%.
12
DM gabungan sekali = jumlah DM sekali masing-masing obat yang memilik
cara kerja searah.
DM gabungan sehari = jumlah DM sehari masing-masing obat yang memiliki
kerja searah.
Contoh obat yang memiliki kerja searah :
a. Atropin sulfat dengan ekstrak belladonna
b. Pulvis opii dengan pulvis doveri
c. Kofein dengan aminofilin
C. Menghitung 1. Pada perhitungan bahan perlu juga diperhatikan satuan berat
bahan pada ataupun volumenya .
resep a. Jika dalam resep ataupun salinan resep tidak dicantumkan satuan
berat g atau mg, maka satuan yang dimaksud adalah gram.
b. Jika dalam resep ataupun salinan resep tidak dicantumkan satuan
volumenya ml atau tetes, maka satuan yang dimaksud adalah ml
2. Pengubahan satuan serbuk ke tablet atau sebaliknya tablet =
a. Serbuk ke tablet
Rumus penggubahan serbuk zat aktif menjadi
Jumlah serbuk zat aktif dalam resep
Kekuatan sediaan Zat aktif per tablet
Misalkan didalam resep seperti dibawah ini:
R/ CTM 40 mg
Dikarenakan diapotek adanya dalam bentuk tablet tidak dalam bentuk
serbuk berapakah jumlah ctm yang harus diambil?
Jawaban: kekuatan 1 tablet CTM = 4 mg
jadi ctm yang diambil
40 = 10 tablet
4
b. Tablet ke serbuk
Rumus penggubahan tablet menjadi serbuk zat aktif =
Jumlah tablet zat aktif dalam resep X Kekuatan sediaan Zat aktif per
tablet
13
Misalkan didalam resep seperti dibawah ini:
R/ CTM 5 tablet
Dikarenakan dilab farmasi adanya dalam bentuk serbuk tidak dalam
berapakah jumlah ctm yang harus diambil?
Jawaban: kekuatan 1 tablet CTM = 4 mg
jadi CTM yang diambil = 5 tablet X 4mg
= 20 mg
D. Rumus a. jika didalam resep terdapat “dtd”:
perhitungan
% dosis 1. % Dosis Maksimum Sekali = 1 X 100%
maksimum
ℎ 1
2. % Dosis Maksimum Sehari = 1 X 100%
ℎ 1
Keterangan:
DP 1X = Dosis Pemakaian sekali minum
b. jika didalam resep TIDAK terdapat “dtd”:
DP 1X = =
ℎ
1. % Dosis Maksimum Sekali = 1 X 100%
ℎ 1
2. % Dosis Maksimum Sehari = 1 X 100%
ℎ 1
Keterangan:
DP 1X = Dosis Pemakaian sekali minum
14
3. Penyelasaian masalah
1. Bagaimana analisis dosis maksimum zat aktif pada gambar resep
diatas dengan farmakope Indonesia edisi III tahun 1979?
Jawaban:
2. Berdasarkan resep diatas hitung berapa berat bahan masing masing-
masing yang diigunakan?
Jawaban:
15
3. Bagaimana analisis rumus perhitungan dosis pada gambar resep diatas?
Kemudian hitung dosisnya!
Jawaban:
4. Berdasarkan gambar resep diatas bagaimana perbandingan perhitungan dosis
menggunakan rumus berat badan dengan umur, manakah yang paling tepat
jika berat badan pada gambar resep diatas 18 kg? Mengapa?
Jawaban:
16
presentasi hasil pemecahan masalah
Kesimpulan:
17
TES SUMATIF
Perhatikan resep dibawah ini!
Ada pasien membawa resep dari dokter seperti terlihat diatas. Sebagai seorang TTK (Tenaga
tekhnis Kefarmasian) analisa resep tersebut meliputi:
1. Tulislah kelengkapannya!
2. Tuliskan zat aktif pada resep tersebut dengan melihat pada farmakope Indonesia edisi 3!
3. Hitunglah pengambilan bahannya!
4. Hitunglah Dosis Maksimum hingga % Dosis maksimumnya!
18
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Abdur, Sholehah Fitri. 2017. Dasar – Dasar Kefarmasian. Solo. Pillar
Utama Mandiri Iskandar Irfah, Kuraesin ai. 2017. Pelayanan Farmasi Ilmu Resep.
Jakarta. EGC
Ediningsih ending, Kasrini. 2018. Buku Pedoman Keterampilan Klinis
Keterampilan Penulisan Resep. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
19