The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BOOKLET BAGI PERAWAT TENTANG PANDUAN ELEVASI KEPALA 30

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by logikiswanto, 2021-10-22 10:05:00

BOOKLET TENTANG PANDUAN ELEVASI KEPALA 30-converted (1)

BOOKLET BAGI PERAWAT TENTANG PANDUAN ELEVASI KEPALA 30

BOOKLET TENTANG PANDUAN ELEVASI KEPALA 30° TERHADAP
PENURUNAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN STROKE

Disusun oleh:
NAMA:LOGI KISWANTO
NIM:20201050007

PEMBIMBING
Fitri Arofiati, S.Kep, Ns, M.A.N, PhD

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Inovasi Booklet
Bagi Perawat Tentang Panduan Elevasi Kepala 30°
Terhadap Penurunan Saturasi Oksigen Pada Pasien
Stroke. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat
berada di zaman terang benderang ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan
pengaruh yang baik untuk pembaca. Kami menyadarai
bahwa booklet ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah.

ii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................ii
DAFTAR ISI..............................................................iii

A. Latar Belakang------------------------------------ 1
B. Tujuan---------------------------------------------- 4
C. Manfaat -------------------------------------------- 4

a. Bagi Perawat --------------------------------- 4
b. Manfaat Pasien ------------------------------- 4
D. Pengertian Stroke--------------------------------- 5
E. Jenis-Jenis Stroke -------------------------------- 5
F. Etiologi -------------------------------------------- 7
G. Klasifikasi ----------------------------------------- 8
H. Pengertian Elevasi Kepala 30° ----------------- 10
I. Langka-langka elevasi kepala 30° ------------- 11
J. Jurnal Pendukung Penatalaksanaan Inovasi -- 13

Daftar Pustaka

iii

iv
iv

1

A. Latar Belakang
Stroke adalah penyakit serebral yang

menyerang otak dikarenakan kurangnya oksigen
yang di angkut darah ke otak, yang disebabkan
adanya sumbatan di pembuluh darah ke otak,
ditandai dengan hipokxia, gangguan kualitas tidur
dan penyebab kecacatan secara global (Riberholt
et al., 2020). Stroke ini memakan korban 15 juta
lebih per tahunnya, yang terdiri dari kecacatan
permanen dan kematian (Hasan, 2018). Stroke
merupakan penyakit nomor tiga yang
menyebabkan kematian dan kecacatan terbanyak
di dunia. Cidera cerebrovaskuler yaitu gangguan
syaraf otak akibat tersumbatnya suplai darah
menuju otak, sehingga fungsi syaraf otak berhenti
secara langsung dalam waktu cepat (Mustikarani
& Mustofa, 2020).

Berdasarkan angka insiden stroke pada
laki-laki dan perempuan dilihat dari usia
seseorang yang sangat tua sebanyak 15,8% pada
laki-laki dan sisahnya sebanyak 14% pada
perempuan (Mustikarani & Mustofa, 2020). Di

1

2

Indonesia berdasarkan pemantauan tingkat
provinsi tahun 2013-2018 meningkat sebanyak
7%, berdasarkan pemantauan pada penduduk
umur >15 tahun (Azifa, 2018). Salah satu
komplikasi stroke diantaranya perfusi serebral,
yang ditandai dengan hipoksia jaringan serebral
dan insomnia, yang akan berdampak pada
gangguan hemodinamik serta saturasi oksigen,
sehingga dapat memperburuk transfusi oksigen ke
sistem syaraf pusat (Sands et al., 2020).

Perfusi jaringan otak dapat diperbaiki
dengan terapi nonfarmakologi, berupa posisi semi
fowler, high fowler, atau posisi elevasi kepala
sebagai intervensi keperawatan, yang dapat
mempengaruhi proses pertukaran gas didalam
tubuh (Mustikarani & Mustofa, 2020). Pemberian
posisi head up sangat bermanfaat dalam
perubahan hemodinamik dengan memperlancar
aliran darah menuju otak dan meningkatkan
oksigenasi ke serebral (YaDeau et al., 2019).

(Mustikarani & Mustofa, 2020)
menyampaikan tentang efek dari kondisi head of

3

bed elevations pada posisi 15°, 30° dan 45° pada
klien yang mengalami peningkatan tekanan
intrakarnial terhadap perfusi jaringan yaitu ada
perbedaan nilai perfusi jaringan di setiap posisi
dibandingkan dengan keadaan datar 0°. Hal ini
sejalan dengan penelitaan lainnya bahwa posisi
kepala elevasi lebih tinggi dari 0°, bisa digunakan
dalam perbaikan nilai SPO2, walaupun tidak
begitu signifikan dalam peningkatannya (Sands et
al., 2020)

Dalam upaya pencegahan peningkatan
resiko penurunan tekanan perfusi serebral, tidak
dianjurkan posisi melebihi 45°, karena dapat
memperburuk iskemia pada jaringan otak (Hasan,
2018). Dari hasil studi obsevasi dalam rangka
praktik keperawatan masih diperlukan panduan
elevasi kepala 30° terhadap penurunan saturasi
oksigen pada pasien stroke sehingga penulis
bermaksud membuat inovasi berupa panduan
elevasi kepala 30° terhadap penurunan saturasi
oksigen pada pasien stroke dalam bentuk booklet
bagi perawat.

4

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat efektivitas penggunaan
booklet panduan elevasi kepala 30° terhadap
penurunan saturasi oksigen pada pasien stroke
RS PKU Muhammadiyah Gamping
b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efektivitas penggunaan
elevasi kepala 30° pada pasien stroke
dalam peningkatan SPO2.
b. Mengetahui efektivitas penggunaan hasil
proyek inovasi di RS PKU
Muhammadiyah Gamping.

C. Manfaat
a. Bagi perawat
Manfaat penelitian ini bagi perawat adalah
dapat mempermudah perawat dalam
penatalaksanaan pada pasien stroke terkait
perbaikan nilai SPO2

5

b. Bagi pasien
Manfaat penelitian ini bagi pasien yaitu dapat
mempercepat perbaikan nilai SPO2 pada
pasien stroke.

D. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan hilangnya fungsi otak secara akut yang
timbul mendadak karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak yang menimbulkan
kehilangan fungsi neurologis secara cepat (WHO,
2014).

E. Jenis-Jenis Stroke
a) Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi
akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih
arteri besar pada sirkulasi serebrum.
b) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dapat terjadi apabila lesi
vaskular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang

6

subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan
otak. Beberapa penyebab perdarahan
intraserebrum:
a. Perdarahan subarakhnoid
b. Ruptura aneurisma sakular
c. Ruptura malformasi arteriovena 11

(MAV),
d. Trauma
e. Penyalahgunaan kokain, amfetamin.
f. Perdarahan akibat tumor otak, infark

hemoragik, penyakit perdarahan sistemik
termasuk terapi antikoagulan (Price &
Wilson, 2012).

7

F. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2013) stroke

biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat
kejadian dibawah ini, yaitu :
a. Trombosis yaitu bekuan darah di dalam

pembuluh darah otak atau leher.
Arteriosklerosis serebral adalah penyebab
utama trombosis, yang merupakan penyebab
paling umum dari stroke. Secara umum,
trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan
kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau
paresthesia pada setengah tubuh dapat

8

mendahului paralisis berat pada beberapa jam
atau hari.
b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain. Embolus biasanya
menyumbat arteri serebral tengah atau
cabangcabangnya yang merusak sirkulasi
serebral (Valante dkk, 2015).
c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area
otak. Iskemia terutama karena konstriksi
atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke
otak (Valante dkk, 2015).
d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak. Pasien
dengan perdarahan dan hemoragi mengalami
penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan
dapat menjadi stupor atau tidak responsif.
G. Klasifikasi

Berdasarkan perjalanan penyakitnya,
stroke dapat dibagi menjadi tiga kategori, antara
lain :

9

a. Serangan iskemik sepintas
b. merupakan gangguan neurolgis fokal atau

saraf pusat yang timbul secara mendadak dan
menghilang beberapa menit sampai beberapa
jam. Stroke ini bersifat sementara, namun jika
tidak ditanggulangi akan berakibat pada
serangan yang lebih fatal.
c. Progresif atau involution (stroke yang sedang
berembang), yaitu perjalanan stroke
berlangsung perlahan meskipun akut. Stroke
dimana defisit neurologisnya terus bertambah
atau gangguan pada sistem saraf pusat
mengalami gangguan.
d. Stroke lengkap/completed, yaitu gangguan
neurlogis maksimal sejak awal serangan
dengan sedikit perbaikan. Stroke di mana
fungsi sistem saraf menurun pada saat onset
atau serangan lebih berat. Stroke ini dapat
menyebabkan kelumpuhan permanen jika
tidak segera ditanggulangi (Arya, 2011).

10

H. Pengertian Elevasi Kepala 30°

Elevasi kepala 30° adalah suatu keadaan
kepala dengan posisi di angkat 30° dari posisi
normal dan dengan mensejajarkan ekstermitas
dengan badan (Wahidin & Ngabdi Supraptini,
2020). Pada pasien stroke suplay oksigen
berkurang karena terjadi kerusakan di otak,
sehingga perlu mendapatkan bantuan secepat
mungkin, sedangkan posisi ini bertujuan dalam
tindakan keperawatan adalah mencegah terjadinya
defisit perfusi serebral dan masalah yang
mengancam jiwa (YaDeau et al., 2019).

11

I. Langka-Langka Elevasi

1. Posisikan badan dalam keadaan terlentang,
kaki sejajar dengan posisi badan.

2. Atur posisi kepala lebih tinggi dari tubuh
dalam keadaan datar satu bantal.

12

3. Posisikan kepala dengan dua bantal, bantal
kedua dengan posisi memanjang diatas bantal
pertama sehingga membentuk posisi elevasi
30°.

13

J. Analisis Jurnal Pendukung
Penatalaksanaan Inovasi

Intervensi nonmedis dalam meningkatkan
harapan hidup stroke, dengan cara meningkatkan
saturasi oksigen, berdasasarkan telaah artikel
didapatkan yaitu posisi elevasi kepala 30° yang
lebih dominan digunakan dari pada posisi elevasi
kepala 0°,15° dan 45° (Hermawati & Muflihatin,
2017).

Hasil review dari 9 artikel yang
dilakukan(kiswanto & chayati 2021) menyatakan
bahwa posisi elevasi kepala 0° dan 15° bisa
digunakan dalam perbaikan SPO2 dalam tubuh
tetapi posisi elevasi kepala 30° lebih baik, sesuai
dengan hasil penelitian (Sands et al., 2020) bahwa
elevasi kepala 30° lebih efektif digunakan dalam

14

meningkatkan saturasi oksigen pada pasien stroke
yang mengalami gangguan perfusi jaringan.
Penelitian lainnya tentang pengaruh elevasi kepala
30° terhadap saturasi oksigen pada pasien stroke
hemoragik, dimana pada saat posisi 30° lebih baik
dari pada posisi supinasi dengan selisi nilai SPO2
sebanyak 2% (Mustikarani & Mustofa, 2020). Hal
senada oleh penelitian lainya yang
mengungkapkan bahwa posisi head up ke semi
fowler lebih meningkat nilai SPO2 dari pada
posisi fowler walaupun tidak begitu bermakna
(Azifa, 2018).

Posisi dari elevasi kepala ke semi fowler
terlihat sesak berkurang, sedangkan dari setengah
duduk ke posisi duduk tanpa perubahan. Dari sini
mempunyai makna bahwa pasien dengan
penurunan oksigen pada syaraf pusat yang
disebabkan karena terputusnya jaringan otak
secara tiba-tiba dapat mengalami perbaikan perfusi
oksigen ketika menggunakan posisi elevasi kepala
(Ekacahyaningtyas et al., 2017). Diperjelas

15

(Riberholt et al., 2020) tentang peningkatan nilai
saturasi oksigen pada pasien stroke menggunakan
elevasi kepala dengan kesimpulan bahwa setiap
posisi elevasi kepala mengalami peningkatan
saturasi oksigen walaupun tidak ada peningkatan
yang begitu jauh, dan posisi elevasi kepala 30°
lebih meningkat dibandingakan posisi elevasi lain.

Penatalaksanaan ini dapat juga dilakukan
pada pasien stroke non hemoragik, seperti pada
panelitian (Hermawati & Muflihatin, 2017), hasil
analisa terhadap pemberian elevasi kepala
didapatkan peningkatan nilai saturasi oksigen dari
95% ke 99% dan pasien stroke non hemoragik
dalam kondisi membaik. Sehingga elevasi kepala
30° bisa digunakan sebagai intervensi mandiri
keperawatan pada pasien stroke hemoragik
ataupun non hemoragik.

Daftar Pustaka

American Heart Association. (2015). Heart disease and

stroke-2014 update: A report from American

Heart Association. Circulation, diakses pada

tanggal 8 November 2018 dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24352

519

Arya, W. (2011). Strategi Mengatasi & Bangkit dari

Stroke. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azifa, M. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Cedera Kepala di Ruang Trauma

Center Ruang Rawat Bedah RSUP dr. M.

Djamil Padang (Padang). Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

//pustaka.poltekkes-

pdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=520

2&keywords=

Ekacahyaningtyas, M., Setyarini, D., Agustin, W. R., &

Rizqiea, N. S. (2017). Posisi Head Up 30°

Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Saturasi

Oksigen Pada Pasien Stroke Hemoragik dan

Non Hemoragik. Adi Husada Nursing

Journal, 3(2), 55–59.

https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHN

J/article/view/98

Dewanto, G., Wita J.S., Budi R., Yuda T. (2009). Panduan

Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit

Saraf. Jakarta : EGC

Guyton, A. C., & Hall, J. E., (2014). Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran Edisi 12. Jakarta : EGC

Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi
Jaringan Serebral dengan Penurunan
Kesadaran Pada Klien Stroke Hemoragik
Setelah Diberikan Posisi Kepala Elevasi 30o.
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan, 9(2), Article 2.
https://doi.org/10.36729/bi.v9i2.135

Hermawati, H., & Muflihatin, S. K. (2017a). Analisis
Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien
Stroke dengan Intervensi Inovasi Pemberian
Posisi Elevasi Kepala Untuk Meningkatkan
Nilai Saturasi Oksigen di Ruang Unit Stroke
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/3
51

Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan
Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke melalui
Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2),
114. https://doi.org/10.26714/nm.v1i2.5750

Price, S. A., & Wilson L. M. (2012). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Riberholt, C. G., Wagner, V., Lindschou, J., Gluud, C.,
Mehlsen, J., & Møller, K. (2020). Early head-
up mobilisation versus standard care for
patients with severe acquired brain injury: A
systematic review with meta-analysis and
Trial Sequential Analysis. PLOS ONE, 15(8),
e0237136.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237136

Sands, E., Wong, L., Lam, M. Y., Panerai, R. B.,
Robinson, T. G., & Minhas, J. S. (2020a). The
Effects of Gradual Change in Head

Positioning on the Relationship between

Systemic and Cerebral Haemodynamic

Parameters in Healthy Controls and Acute

Ischaemic Stroke Patients. Brain Sciences,

10(9), 582.

https://doi.org/10.3390/brainsci10090582

Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah Bruner & Suddarth Edisi 8.

Jakarta : EGC

Wahidin & Ngabdi Supraptini. (2020). Penerapan Teknik

Head Up 30° Terhadap Peningkatan Perfusi

Jaringan Otak Pada Pasien Yang Mengalami

Cedera Kepala Sedang. Nursing Science

Journal (NSJ).

http://journal.akperkabpurworejo.ac.id/index.

php/nsj/article/view/14

WHO. (2014) .Maternal Mortality : World Health

Organization, diakses pada tanggal 27

Oktober 2018 dari

https://www.who.int/gho/publications/world_

health_statistics/2014/en/

YaDeau, J. T., Kahn, R. L., Lin, Y., Goytizolo, E. A.,

Gordon, M. A., Gadulov, Y., Garvin, S.,

Fields, K., Goon, A., Armendi, I., Dines, D.

M., & Craig, E. V. (2019). Cerebral

Oxygenation in the Sitting Position Is Not

Compromised During Spontaneous or

Positive-Pressure Ventilation. HSS Journal ®,

15(2), 167–175.

https://doi.org/10.1007/s11420-018-9642-4

LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN PADA
PERAWAT TENTANG PENATALAKSANAAN

ELVASI KEPALA 30° PADA STROKE

1. Apa yang dimaksud dengan stroke?
2. Jenis-jenis stroke?
3. Pengertian elevasi kepala 30°?
4. Bagaimana cara melakukan elevasi kepala 30°?
5. Apakah manfaat elevasi kepala 30°?
6. Apakah elevasi kepala 30°dapat dilakukan pada

pasien stroke hemoragik dan stroke non hemoragik?


Click to View FlipBook Version