The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini membahas tentang teori warna dalam bidang fashion.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sabitaaah, 2021-07-08 19:33:19

Teori Warna dalam Fashion

E-book ini membahas tentang teori warna dalam bidang fashion.

Keywords: warna,teori warna,hue,chroma,color wheel,lingkaran warna,psikologi warna,warna dan style

Your Company

123 Your Street
Your City, ST 12345
(123) 456-7890
no_reply@example.com

September 04, 20XX

Ms. Ronny Reader
123 Address St
Anytown, ST 12345

Dear Ms. Reader,

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh
euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim
veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea
commodo consequat.

Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat,
vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan.

Nam liber tempor cum soluta nobis eleifend option congue nihil imperdiet doming id
quod mazim placerat facer possim assum. Typi non habent claritatem insitam; est
usus legentis in iis qui facit eorum claritatem. Investigationes demonstraverunt lectores
legere me lius quod ii legunt saepius.

Best regards,

Your Name

CEO, Your Company

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
kerahmatan dengan tiada henti. Dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
E-Book “Teori Warna Dalam Fashion” dengan tepat waktu. Buku ini disusun dengan
tujuan semoga para pembaca dapat menambah ilmu terkait teori warna dalam fashion.
Buku ini juga merupakan tugas akhir dari Mata Kuliah Teori Warna pada semester
genap 114.
Penulis sadar akan segala kekurangan yang terdapat dalam buku “Teori Warna Dalam
Fashion” ini. Mohon maaf sebesar-besarnya saya ucapkan jika terdapat kesalahan
penulisan atau kata-kata yang ada dalam buku ini. Maka dari itu penulis sangat terbuka
akan kritik dan saran agar buku ini dapat disempurnakan.

8 Juli 2021

Tsabitah Muttaqinah

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
BAB I 4
KONSEP WARNA 4
BAB II 8
PSIKOLOGI WARNA 8
BAB III 17
Komposisi Warna 17
BAB IV 30
IDENTITY COLOR 30
BAB V 35
WARNA DAN USIA 35
BAB VI 39
WARNA DAN STYLE 39
KESIMPULAN 44
DAFTAR PUSTAKA 45

3

BAB I
KONSEP WARNA

Kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan dari benda-benda yang
mengenainya disebut warna, Depdiknas (2007: 1809). Selain itu,Sanyoto menjelaskan
bahwa, “Warna adalah secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau
secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan”.
Sedangkan Prawira berkata bahwa, “Warna adalah salah satu unsur keindahan seni dan
desain selain unsure-unsur visual lainnya”.

Berdasarkan propertinya warna dibagi menjadi 2, yaitu warna additive dan

subtractive. Warna additive merupakan warna yang dihasilkan dari spektrum (bagian

dari spektrum gelombang elektromagnetik), contohnya adalah warna merah, biru, dan

juga hijau. Lalu warna subtractive adalah warna sekunder dari additive. (dikutip dari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI

METODE PROYEK. Penelitian Pendidikan Indonesia, 1.

https://i-rpp.com/index.php/jpp/article/download/552/538, diakses pada 8 Juli 2021, jam

22:48).

Gambar 1 dan 2 Warna Aditif dan Subtraktif
(sumber: www.edupaint.com , diakses pada 9 Juli 2021)
Pemetakan segala warna yang ada adalah dasar dari teori warna yang penting,
pemetakan segala warna dalam suatu lingkaran disebut lingkaran warna atau color

4

wheel. Berikut ini adalah jenis-jenis warna berdasarkan letaknya dalam lingkaran
warna:

1. Warna Primer
Merupakan warna-warna dasar seperti warna merah, kuning, dan biru.

Warna-warna tersebut disebut juga hue. Warna primer adalah warna yang
dihasilkan dari pantulan spektrum yang ditangkap oleh indra mata. Jika
warna-warna primer dicampur maka akan menghasilkan warna lain. (dikutip dari
Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana. Humaniora, 4(1),
326. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3443 , diakses pada 9 Juli 2021,
jam 4:34)

Gambar 3 Warna Primer
(sumber: www.ruangguru.com diakses pada 9 Juli 2021)
2. Warna Sekunder
Dihasilkan dari percampuran warna-warna primer, seperti merah, biru,
kuning.

5

Gambar 4 Warna Sekunder
(sumber: www.kumparan.com , diakses pada 9 Juli 2021)
3. Warna Tersier
Hasil dari percampuran warna primer dan sekunder menjadi satu.

Gambar 5 Warna Tersier
(sumber: www.blogernas.com , diakses pada 9 Juli 2021)
Seorang pelukis potret amerika bernama Munsell mengklasifikasikan warna
menjadi 3, yaitu ada hue, value, dan chroma. Hue adalah warna-warna primer, value
adalah variasi gelap atau terangnya dalam suatu warna yang sama, lalu chroma atau bisa
juga disebut intensitas adalah seberapa kuat/lemahnya warna atau juga seberapa
kemurniannya warna. (dikutip dari Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam
Berbusana. Humaniora, 4(1), 326. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3443 ,
diakses pada 9 Juli 2021, jam 4:34)

6

Gambar 6 Hue
(sumber: www.purple11.com , diakses pada 9 Juli 2021)

Gambar 7 Value
(sumber: www.kuliahdesain.com , diakses pada 9 Juli)

Gambar 8 Chroma
(sumber: www.researchgate.net , diakses pada 9 Juli 2021)

7

BAB II
PSIKOLOGI WARNA

A. Pengertian

Psikologis warna menurut para fisiologi dan psikologi, seperti arti, sifat dan
pengaruh yang ada dalam suatu warna bagi yang menggunakan. Serta lingkungan
sekitar dan simbol yang menyukai warna terkait. Pada tahun 980-1037, dokter dari Arab
yang bernama Avicenna menyatakan bahwa warna dapat digunakan untuk mendiagnosa
atau melihat tanda-tanda sebuah penyakit di dalam tubuh manusia. Lalu seorang
psikolog dari Basel University bernama Max Luscher pada abad ke-10 menjelaskan
bahwa pengertian psikologi warna adalah bisa menunjukkan kondisi pikiran dan
ketidakseimbangan kelenjar dalam tubuh seseorang.

Seorang psikolog ternama dari Swiss yang bernama Carl Gustav Jung menjadikan
warna sebagai alat penting dalam psikoterapi yang dilakukan. Carl Gustav meyakini jika
setiap warna memiliki makna, potensi dan juga kekuatan untuk mempengaruhi. Bahkan
warna tersebut menghasilkan efek tertentu pada emosi, produktivitas hingga mood.
Bahkan penelitian juga dilakukan oleh psikolog asal amerika pada tahun 1996, yaitu
Frank H. Mahnke yang memimpin sebuah penelitian eksperimental tentang keterkaitan
warna dengan emosi.

B. Pengaruh Warna terhadap Persepsi

Persepsi terhadap cita rasa makanan, ternyata sedikit banyak dipengaruhi juga oleh
warna; dan bukan hanya warna makanan itu sendiri, tapi juga warna dari segala sesuatu
yang berada di dalam bidang pandang seseorang itu turut mempengaruhinya. Salah satu
contohnya adalah:

● Efek Plasebo

Warna dari pil plasebo yang diberikan kepada pasien ternyata juga cukup berpengaruh
terhadap keefektifan dan “kemanjuran” pil tersebut. Pil berwarna “panas” efektif
digunakan sebagai stimulan, sedang pil berwarna “dingin” dapat berfungsi sebagai

8

depresan. Hal ini diyakini sebagai konsekuensi dari ekspektasi pasien yang
mengkonsumsi pil tersebut, dan bukan efek langsung dari warna pil itu sendiri. Dengan
demikian, faktor plasebo ini nampaknya tergantung juga pada faktor budaya.

Gambar 1 Placebo Effect
(Sumber: www.newscientist.com , diakses pada Juli 2021)
● Penerangan Jalan Berwarna Biru
Pada tahun 2000, di beberapa daerah pemukiman di kota Glasgow, Skotlandia, dipasang
lampu-lampu penerangan jalan berwarna biru. Anehnya, kemudian dilaporkan terjadi
penurunan tingkat kriminalitas di daerah-daerah tersebut. Kemudian pada bulan Oktober
2009, walaupun sempat dipertanyakan efektivitasnya, sebuah perusahaan kereta di
Jepang memasang lampu-lampu penerangan berwarna biru di stasiun-stasiun sebagai
bagian dari usaha menurunkan tingkat bunuh diri.

9

Gambar 2 Buchanan Street, Glasglow

(Sumber: www.gsp.scot.com , diakses pada 9 Juli 2021)

Sebuah penelitian oleh psikolog bernama Andrew J. Elliot mencoba menemukan
apakah mengenakan pakaian dengan warna tertentu dapat membuat seseorang terlihat
lebih menarik secara seksual. Penelitian tersebut mendapati bahwa bagi kaum pria
heteroseksual wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah biasanya terlihat jauh
lebih menarik dibandingkan kalau menggunakan warna lain. Dalam lingkup budaya,
kecenderungan mengasosiasikan warna-warna tertentu dengan suasana hati tertentu
dapat berbeda-beda secara lintas budaya. Sebagai contoh, pernah sebuah penelitian
diadakan terkait hal itu dengan partisipan dari Jerman, Polandia, Meksiko, Amerika
Serikat, dan Rusia.

Dalam penelitian tersebut ditemukan adanya konsistensi, yakni bahwa partisipan
dari semua negara tersebut mengasosiasikan warna merah dan hitam dengan kemarahan.
Namun, ditemukan juga bahwa hanya orang Polandia yang mengasosiasikan warna
ungu dengan kemarahan maupun kecemburuan, sedang hanya orang Jerman yang
mengasosiasikan kecemburuan dengan warna kuning. Perbedaan-perbedaan ini
menunjukkan betapa faktor kebudayaan dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap
warna dan bagaimana hubungan antara warna dengan suasana hati. Namun, di samping
perbedaan-perbedaan ini, ditemukan juga beberapa kesamaan terkait bagaimana orang

10

mengasosiasikan warna-warna tertentu dengan situasi emosional tertentu. Sebagai
contoh, warna merah umumnya dipersepsikan sebagai “aktif” dan “kuat”.

C. Perbedaan Individual tentang Warna
● Gender
Permainan anak-anak seringkali dibedakan atas mainan untuk anak laki-laki dan

untuk anak perempuan hanya berdasarkan warna. Mainan yang didominasi warna merah
atau hitam umumnya dikategorikan sebagai mainan untuk anak laki-laki, sedang mainan
berwarna pink atau ungu biasanya digolongkan mainan untuk anak perempuan.
Perbedaan persepsi tentang warna ini nampak juga pada orang laki-laki dan perempuan
dewasa. Kedua jenis kelamin ini seringkali berbeda pendapat tentang warna yang
disukai oleh masing-masing maupun oleh satu sama lain. Perbedaan pendapat bahkan
terjadi juga tentang warna mana yang seharusnya masuk golongan warna maskulin atau
warna feminin.

● Usia
Dengan bertambahnya usia, biasanya selera kesukaan warna juga berubah. Pada

usia remaja hingga dewasa biasanya mulai banyak menggunakan warna monokrom,
namun pada usia lanjut banyak yang kerap menyukai warna cerah.

● Sosial-ekonomi
Salah satu contohnya adalah pada zaman dahulu warna ungu hanya digunakan oleh

bangsawan, karena warna ungu susah untukj didapatkan.

D. Warna dan Makna Psikologis
1. Merah : darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, kebahagiaan,
cinta, keunguan: mulia, agung, kaya, bangga (sombong), mengesankan.
2. Hitam : misteri, berwibawa, berkelas, konservatif, kegelapan, tegas, kukuh,

11

formal, struktur yang kuat

3. Merah jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.

4. Kuning jingga : kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.

5. Putih : sporty, bersih, segar, mahal, positif, merangsang, cemerlang ringan, sederhana,
polos, jujur, murni., suci,lugu, spiritual, tenang.

6. Kelabu : maskulin, serius, tenang, sopan, sederhana, orang yang telah berumur,

kepasifan, sabar, rendah hati, intelegensia, ragu-ragu, tidak dapat membedakan yang
penting dan tidak penting. Netral, penengah dalam peperangan.

7. Jingga : kecerahan, hangat, semangat muda, ekstrimis, menarik.

8. Kuning : ceria, hangat, semangat, cerah, kesenangan, kelincahan kemuliaan cinta,
pengertian yang mendalam, lambang intelektual, bijaksana, pengecut, pengkhianatan.

9. Kuning hijau : persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.

10. Hijau muda : tumbuh, cemburu, kurang berpengalaman, iri ahti, kaya, segar,
istirahat, tenang.

11. Hijau biru : tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.

12. Biru : melankolis, teknologi, sejuk, pasif terhormat, tenang, damai, depresi,
menahan diri, ikhlas, setia, konservatif, lembut, menahan diri. Goethe menyebutnya
mempesona, spiritual, monoteis, kesepian, sedang memikirkan masa lalu dan masa akan
datang. Warna perspektif yang menarik kita dalam kesendirian, dingin, membuat jarak,
dan terpisah. Melambangkan kesucian dan harapan.

13. Ungu : kebesaran, sejuk, negative, mundur, tenggelam dan khidmat, berarti sukacita,
kontemplatif, suci, lambang agama, murung, melankolis, pendiam, agung(mulia),
aristokrasi, dan menyerah.

12

14. Cokelat : bersahabat, hangat, tenang, alami, kebersamaan, sentosa, rendah hati.
15. Hijau : emosi hampir mendekati pasif, lebih istirahat Melambangkan renungan,
kepercayaan(agama), dan keabadian. Fungsi: kesegaran, mentah, muda, belum dewasa,
pertumbuhan, kehidupan dan harapan, kelahiran kembali, dan kesuburan.
16. Pastel : lembut, feminim, romantis, inspirasi.
E. Warna dan Kepribadian Seseorang
Berikut ini adalah warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang,
diambil
dari buku Design in Dress oleh Marian L. David :
1. Merah : cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitive, menarik bahaya, dosa,
pengorbanan, vitalitas.
2. Merah jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.

3. Jingga : hangat semangat muda, ekstrimis, menarik.
4. Kuningjingga : kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.
5. Kuning : cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, penghianatan.
6. Kuning hijau : persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.
7. Hijau muda : kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar,
istirahat, tenang.
8. Hijau biru : tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan.
9. Biru : damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi,

13

lembut, menahan diri, ikhlas.
10. Biru ungu : spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana,
rendah diri, keterasingan, tersisih, tenang, sentosa.
11. Ungu : misteri, kuat, supremasi, formal, melankolik, pendiam, agung
(mulia).
12. Merah ungu : tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, terpencil.
13. Coklat : hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang,
sentosa, rendah hati.
14. Hitam : kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu.
15. Kelabu : tenang.
16. Putih : senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.

F. Respon Psikologi Terhadap Warna
Color express moods of nature, ungkapan Walter Sargent dalam bukunya The
Enjoyment and use of color, mengatakan bahwa warna itu mengungkapkan
keadaan/suasana alam. Menurut Maitland Graves, dalam bukunya “The Art of color and
design”, diketahui bahwa:
a. Warna panas/hangat adalah: keluarga kunIng, jingga, merah. Sifat: positif, agresif,
aktif, merangsang.
b. Warna dingin/sejuk: keluarga hijau, biru, ungu Sifatnya: negative, mundur, tenang,
tersisih, aman.
c. Warna yang disukai mempunyai urutan seperti berikut:

14

merah, biru, ungu, hijau, jingga, kuning. Menurut F.S. Breeds dan SE, Katz warna
merah lebih popular untuk wanita dan biru untuk pria. Wanita lebih sensitif daripada
pria. Hal tersebut kemungkinan karena lebih banyak pria yang buta warna dibandingkan
dengan wanita. Warna murni dan hangat disukai untuk ruangan sempit, sementara warna
gelap n pastel digunakan untuk ruangan luas. Kombinasi warna yang disukai adalah
warna kontras/komplemen, selaras analog atau nada, monokromatik.

G. Karakteristik & Perlambangan Warna

Dari sisi psikologi, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan
emosi manusia, membuat suasana panas atau dingin, provokatif atau simpati,
menggairahkan atau menenangkan. Warna merupakan sebuah sensasi, dihasilkan otak
dari cahaya yang masuk melalui mata. Secara fisik sensasi-sensasi dapat dibentuk dari
warna-warna yang ada. Sebagai contoh, ruang yang diberi warna putih atau
warna-warna lembut lainnya dapat memberikan kesan bahwa ruang tersebut lebih besar
dari dimensi yang sebenarnya. Hal sebaliknya akan terjadi jika ruang menggunakan
warna-warna gelap. Untuk mendapatkan sensasi hangat yang sama, ruang yang diberi
warna-warna dingin memerlukan pengaturan suhu (misalnya dengan air conditioning)
yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang yang diberikan warna-warna hangat.
Ditinjau dari efeknya terhadap kejiwaan dan sifat khas yang dimilikinya, warna dipilah
dalam 2 kategori yaitu golongan warna panas dan golongan warna dingin. Diantara
keduanya ada yang disebut warna antara atau ‘intermediates’.

Kita akan dapat dengan cepat memahami dan merasakan makna yang terkait
dengan warna-warna hangat dengan matahari, sebagai sumber kehidupan dan
kehangatan bagi semua orang seperti Merah, Kuning dan Oranye. Di sisi lain, jika kita
memikirkan gunung bersalju yang sejuk, kita mendapatkan warna keren seperti Hijau,
Biru dan Violet. Mengetahui cara menggunakan roda warna penting dalam ilmu desain
apapun. Sisi roda warna yang terdiri dari merah, kuning, oranye bersama dengan
berbagai kombinasi warna lainnya, biasanya disebut sebagai warna hangat.
Warna-warna hangat sering mengingatkan kita pada sinar matahari, pasir, api, dan

15

panas. Karena itu, warna ini biasanya menarik perhatian dan umumnya dianggap
energik atau menggairahkan. Bahkan untuk tujuan kesehatan, warna-warna ini juga
dikenal untuk meningkatkan efek adrenalin (hormon yang meningkatkan laju sirkulasi
darah, metabolisme karbohidrat, dll) dan laju pernapasan, meningkatkan tekanan darah
dan suhu tubuh, sehingga membuat Anda merasa lebih hangat. Jelas, semakin kuat
warnanya semakin kuat efeknya. Warna dingin digunakan untuk menggambarkan warna
apa pun yang bersifat tenang atau menenangkan. Pada dasarnya, warna dingin adalah
sisi roda warna di mana kita melihat warna Biru, hijau, dan ungu. Sebagai contoh ketika
kita memikirkan danau atau sumber air yang dingin, kita biasanya melihat warna-warna
dingin. Warna-warna sejuk yang menenangkan dan tentram membantu menenangkan
emosi dan mempertajam pikiran kita, dengan memungkinkan pikiran kita melakukan
pekerjaan terbaik. Inilah sebabnya mengapa biru biasanya adalah warna yang paling
populer untuk pakaian dan kemeja bisnis, serta seragam.

16

BAB III
Komposisi Warna

A. Komposisi Warna

Dengan adanya komposisi warna, suatu pesan dari sang seniman di karyanya

dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Misalkan penggunaan warna-warna

unik, atau warna neon di suatu lukisan yang berada di sebelah kanan lukisan akan

menarik perhatian mata pengamat pada suatu objek, agar tercapai suatu komposisi

yang seimbang, bisa ditaruh warna neon di lukisan sebelah kiri agar seimbang, dan

lebih selaras jikak dilihat secara kasat mata. (dikutip dari

https://guidetodrawing.com/color/color-in-composition/ diakses pada tanggal 22

April 2021, jam 23:16)

B. Skema Warna

Kelompok perpaduan warna-warna yang menyenangkan untuk dipandang, dan
memenuhi estetika biasa disebut skema warna. (dikutip dari
https://learn.g2.com/color schemes diakses pada 25 April 2021, jam 16:41). Pada
dasarnya terdapat hanya 4 skema warna dasar di komposisi warna, yaitu
monokromatis, komplementer, analogus, dan triadic. (dikutip dari
https://guidetodrawing.com/color/color-in-composition/ diakses pada 22 April
2021, jam 23:16). Berikut ini adalah beberapa skema warna:

1) Skema Monokromatis
Menurut Allen & Stimpson dalam bukunya Beginnings of Environment
(1994) skema warna monokromatik dibuat dari satu warna, tapi dengan
beragam nilai dan tingkat intensitas yang berbeda. Misalnya warna biru
muda sampai ke warna biru tua. Biasanya tidak terdapat kesusahan untuk
mengharmonisasikan skema monokromatis, suasana yang digambarkan oleh
skema monokromatis adalah terus terang dan simpel.

Gambar 1 Skema Monokromatis
17

(sumber: www.kombinasiwarna.blogspot.com, diakses pada tanggal 23 April
2021, jam 0:07)

Gambar 2 Monochrome looks
(sumber: www.stylecaster.com diakses pada 23 April 2021, jam 0:41)
2) Skema Akromatik

Warna-warna akromatik adalah warna yang memiliki lightness, tapi
tidak memiliki hue dan saturation. Warna akromatik diantaranya adalah
warna yang berada diantara hitam dan putih, seperti abu-abu. (dikutip dari
https://art-design glossary.musabi.ac.jp/chromatic-and-achromatic-colors/
diakses pada 25 April 2021, jam 17:00).

Gambar 3 Warna Akromatik
(sumber: www.blogernas.com diakses pada 25 Aapril 2021, jam 17:03)

18

Gambar 4 Achromatic Outfit
(sumber: www.thetaleofavixen.com diakses pada 25 April 2021, jam 17:16)

3) Skema Polikromatik
Penggunaan beberapa warna secara acak, atau intuitif yang pemilihan

warnanya tertuju pada suatu skema warna tertentu. (dikutip dari
https://www.slideshare.net/wyncko/color-schemes-8857410 diakses pada 25
April 2021, jam 17:45)

Gambar 5 Warna Polikromatik
(sumber: www.dictio.id diakses pada 25 April 2021, jam 17:48)

19

Gambar 6 Polichromatic outfit
(sumber: www.polychome.blog.com diakses pada 25 April 2021, jam 17:50)

4) Skema Analogus
Warna yang saling berdekatan didalam lingkaran warna disebut skema
analogus. Misalkan jingga, merah, dan kuning. Skema monokromatis dengan skema
analogus sebenarnya lumayan mirip, bedanya skema monokromatis terlihat hanya
seperti 1 warna yang sama, sedangkan analogus lebih bervariasi. Terkadang warna
dari sisi berlawanan roda warna digunakan sebagai aksen. (dikutip dari
https://guidetodrawing.com/color/color-in
composition/ diakses pada 22 April 2021, jam 23:16).

Gambar 7 Warna Analogus
(sumber www.teresabernerdart.com diakses pada 23 April 2021,

jam 1:08)
20

Gambar 8 Analogous Outfit
(sumber www.editorialist.com diakses pada 23 April 2021, jam 1:15)

5) Skema Komplementar

Setiap dua warna yang dengan penyatuannya menghasilkan cahaya putih

disebut komplementer. Pengetahuan yang akurat tentang sifat dan penampilan

warna pelengkap penting untuk tujuan artistik, karena warna-warna ini memberikan

kemungkinan kontras yang paling kuat'. (Ogden Rood). Warna komplementer

adalah warna yang berhadap hadapan dalam lingkaran warna tersebut, misalnya,

kuning berkomplementer dengan ungu. (dikutip dari

https://guidetodrawing.com/color/color-in-composition/ diakses pada 22 April 2021,

jam 23:16). Warna komplementer dibagi menjadi 4, ada original komplementer,

split komplementer, triad komplementer, dan tetra komplementer. ∙

● Original Komplementer

Warna yang berseberangan satu sama lain di dalam lingkar warna disebut

original komplementer. (dikutip dari

https://www.slideshare.net/wyncko/color-schemes 8857410 diakses pada 25

April 2021, jam 19:11).

21

Gambar 9 Warna Komplementer (original)
(sumber: www. Blogernas.com diakses pada tanggal 23 April 2021, jam 0:34)

Gambar 10 Complementary Look
(sumber www.personalbravery.com diakses pada tanggal 23 April 2021, jam 0:48)

● ∙ Split Komplementer
Split komplementer tidak jauh berbeda dengan yang original, pembedanya
adalah split komplementer terdiri dari warna terdekat dari original
komplementer. Misalkan pada roda warna, kombinasi warna kuning dengan
ungu. (dikutip dari Junaedi, D. (2019). KOMPOSISI WARNA SPLIT

22

KOMPLEMENTER UNTUK PENCIPTAANLUKISAN LANSKAPCAT AIR.
Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Diakses pada 25 April 2021)

Gambar 11 Split Complementary Color
(sumber: www.moving.com diakses pada 25 April 2021, jam 19:19)

Gambar 12 Split Complementary Outfit
(sumber: www.pinterest.com diakses pada 25 April 2021, jam 19:25)

● Triadik Komplementer
Warna yang membentuk segitiga sama sisi dianggap warna skema

triadik. Warna triadic menciptakan suasana yang ceria dan playful.
23

Gambar 13 Triadic Color
(sumber: www.homedit.com diakses pada 23 April, jam 1:36)

Gambar 14 Triadic Color Scheme (sumber www.pinterest.com diakses pada

tanggal 23 April 2021, jam 1:31) ∙

● Tetra Complementary

Empat warna yang berjarak sama satu sama lainnya, lalu membentuk suatu

persegi panjang di dalam roda warna. (dikutip dari

https://www.slideshare.net/wyncko/color-schemes-8857410 diakses pada 25

April 2021, jam 19:30)

24

Gambar 15 Complementary Color Scheme
(sumber: www.artaffective.com diakses pada 25 April 2021, jam 19:31)

Gambar 16 Triadic Komplementer
(sumber: www.pinterest.com diakses pada 25 April 2021, jam 19:38)
6) Warna Netral
Warna-warna yang tidak pernah gagal jika dipadukan dengan warna-warna
monokromatis, misalkan perpaduan antara warna putih, abu-abu, dan coklat,
justru akan terlihat harmonis. (dikutip dari Meilani. (2013). TEORI WARNA.

25

Penerapan Lingkaran Warna Dalam Berbusana, diakses pada 25 April 2021, jam
20:30)

Gambar 17 Warna Netral
(sumber: www.vinili.com diakses pada 9 Juli 2021, jam 5:48)

Gambar 18 Neutral Outfit
(sumber: www.whowhatwear.com diakses pada 9 Juli 2021, Jam 5:59)
7) Susunan Warna Perulangan
Perpaduan beberapa warna yang sama, dan perulangannya menyeluruh. (dikutip dari
Award, D. (n.d.). PENGANTAR DESAIN GRAFIS. Diakses pada 25 April 2021, jam
21:22)

26

Gambar 19 Perulangan Warna
(sumber: www.fitinline.com diakses pada 9 Juli 2021, jam 6.00)
8) Susunan Warna Selaras
Perpaduan warna-warna yang memiliki suatu kesamaan, yang bisa dicapai
menggunakan monotone, monochrome atau analogus. Bisa juga dengan menambahkan
unsur putih (lightness) terhadap suatu warna, maka akan tercapai warna pastel. (dikutip
dari https://slideplayer.info/slide/3780312/ (Diakses pada 25 April 2021, jam 21:47)

Gambar 20 Susunan Warna Selaras
(sumber: https://slideplayer.info/slide/3780312/ diakses pada 25 April 2021,

jam 21:56)

27

Gambar 21 Pastel Outfit
\(sumber: www.justtrendygirls.com diakses pada 9 juli 2021, jam 6:03)

28

BAB IV
IDENTITY COLOR

A. Energizing Color

Warna-warna dengan kontras dan saturasi tinggi menyiratkan efek

keaktifan, biasanya warna-warna tersebut adalah warna yang hangat seperti

merah atau kuning. Warna tersebut meningkatkan kegairahan. Menurut Pamuk

dan Göknar (2002, p. 204), “Saya sangat beruntung menjadi merah! Saya

berapi-api. Saya kuat. Saya tahu lelaki memperhatikan saya dan tak

tertahankan.” (dikutip dari

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2158244014525423 diakses pada

24 juni 2021).

Gambar 1 Energizing Color Scheme
(dikutip dari www.schemecolor.com diakses pada 24 juni 2021)

B. Found Color

Merek-merek mewah di dunia memiliki warna ikonik yang seringkali

mereka gunakan dalam produk-produk desainnya. Berakar dari warisan sejarah

mereka, warna khas ini harus tetap digunakan seiring berjalannya waktu dan

mengikuti perkembangan zaman. (dikutip dari

https://www.lareserve-mag.com/the-colors-of-luxury/# diakses pada 24 Juni

2021). Berikut adalah beberapa contohnya:

● Burberry, menggunakan warna beige atau krem. Pada tahun 1912 Thomas

Burberry mematenkan Burberry Trench Coat ciptaannya yang berwarna

krem, dan masih diminati masyarakat hingga sekarang. (dikutip dari

https://www.lareserve-mag.com/the-colors-of-luxury/# diakses pada 24

Juni 2021).

29

Gambar 2 dan 3 Burberry Trench Coat dan Scarf
(dikutip dari www.sk.burberry.com diakses pada 24 Juni 2021)
● Dior, Christian Dior percaya bahwa warna abu-abu cocok dengan apa

saja, dan tetap cantik di situasi apapun. Abu-abu juga merupakan warna
yang direkomendasikan untuk berbagai aksesoris. (dikutip dari
https://www.lareserve-mag.com/the-colors-of-luxury/# diakses pada 24
Juni 2021).

Gambar 4 Small Dior Booktote
(dikutip dari www.dior.com diakses pada 24 Juni 2021)
● Tiffany &Co, terkenal dengan box perhiasannya yang berwarna biru
kehijau-hijauan. Charles Lewis Tiffany terinspirasi dari telur burung
American Robin yang berwarna biru. (dikutip dari
https://www.lareserve-mag.com/the-colors-of-luxury/# diakses pada 24
Juni 2021).

30

Gambar 5 Tiffany & Co.
(dikutip dari: www.tiffany.com diakses pada 24 Juni 2021)

C. Product Color
Bagi brand, warna tidak hanya digunakan sebagai dekorasi, namun bagi strategi

marketing warna juga digunakan untuk menggapai konsumen secara lebih dalam,
dan agar Brand -nya lebih unggul dibandingkan brand-brand lain. Untuk
memaksimalkan keefektifan warna, brand harus melakukan penelitian, bagaimana
warna dapat merepresentasikan produknya dan bagaimana warna tersebut dapat
mencuri perhatian konsumen. Pada tahun 1980an sebuah studi menunjukan bahwa
hubungan konsumen-brand diawali dengan ‘financial value’ atau nilai finansial,
yang lalu mengarah kepada konsep citra brand, lalu mendorong brand-brand besar
agar menghabiskan waktu lebih untuk mengkaji sains warna dan bagaimana itu
berarti kepada para konsumen (Grimes and Doole, 1998: p. 800). (dikutip dari
https://www.scirp.org/journal/paperinformation.aspx?paperid=81301 diakses pada
23 mei 2021, jam 18:16)

Gambar 6 Colors and Brand
(dikutip dari: www. Mortimerland.com diakses pada 23 mei 2021)

Tutssel (2000) berpendapat bahwa warna di kemasan produk lebih
mempengaruhi respon emosional dibandingkan tulisan dalam kemasan. Sedangkan
pengertian warna di setiap daerah berbeda-beda, misalkan warna kemasan abu-abu
di Cina diaggap murahan, sedangkan di Jepang dan Amerika Serikat dianggap
berkualitas tinggi. Dan juga di Amerika Serikat produk-produk berkualitas rendah
biasanya menggunakan kemasan berwarna ungu, namun warna ungu di Asia
dianggap mahal. Maka dari itu perusahaan-perusahaan lebih memperhatikan warna
dibandingkan beberapa segmen yang lebih besar (Grossman dan

31

Wisenblit, 1999).
https://www.researchgate.net/publication/336240833_Color_Psychology_in_Marke
ting (diakses pada 23 mei 2021, jam 19:50)

D. Theatrical Color

Dalam pertunjukkan kita dapat menggunakan warna pastel, warna cerah,

warna mencolok, hingga warna yang redup. Itu semua tergantung dari

pertunjukannya itu sendiri, apa yang ingin disampaikan, perlihatkan, dan

rasakan. (dikutip dari

https://www.theatrefolk.com/blog/telling-the-story-through-clothing-choosing-a

-colour-p

alette-for-your-show/ diakses pada 24 juni 2021) Berikut ini adalah beberapa hal

yang harus dpertimbangkan saat memilih palet warna untuk kostum teater:

● Akurasi sejarah, arti warna pada tiap-tiap era berbeda. Misalkan pada

masa renaissance warna ungu dianggap mahal dan royal. Sedangkan

warna yang digunakan oleh kelas menengah kebawah adalah warna

earth-tone seperti warna coklat. (dikutip dari

https://www.theatrefolk.com/blog/telling-the-story-through-clothing-cho

osing-a-c olour-palette-for-your-show/ diakses pada 24 juni 2021)

● Suasana hati atau emosi yang ingin dibangkitkan oleh karakter, misalkan

suasana sedih menggunakan warna biru, karakter lucu menggunakan

warna pink. (dikutip dari

https://www.theatrefolk.com/blog/telling-the-story-through-clothing-ch

oosing-a-c olour-palette-for-your-show/ diakses pada 24 juni 2021)

● Menampilkan koneksi atau kontras antara karakter atau kelompok

karakter, contohnya adalah film animasi “The Little Mermaid”, Ariel

menggunakan warna mencolok, glitter, dan cerah. Sedangkan peran

lainnya bernuansa warna pastel, kedua kontras tersebut melengkapi satu

sama lain. (dikutip dari

https://www.theatrefolk.com/blog/telling-the-story-through-clothing-cho

osing-a-c olour-palette-for-your-show/ diakses pada 24 juni 2021)

E. Cultural Color

Pemaknaan warna tiap daerah dan masyarakatnya berbeda-beda,
misalkan masyarakat suku sasak di Lombok, mereka kerap menggunakan warna
hitam pada saat waktu pernikahan. (dikutip dari
https://core.ac.uk/download/pdf/287169587.pdf diakses pada 24 juni 2021).
Menurut tradisi cina, warna merah dianggap kebahagiaan, kemeriahan,
selebrasi, kehangatan, dan lain lain. (dikutip dari

32

http://aijcrnet.com/journals/Vol_1_No_3_November_2011/13.pdf diakses pada
24 juni 2021).

Gambar 7 Red Color in Chinese
(dikutip dari www.yellowpages.ca diakses pada 24 juni 2021)
F. Ambient Color

Warna ambien adalah warna suatu objek dalam bayangan, warna
tersebut adalah warna yang diterangi cahaya dari bayangan bukan warna yang
diterangi langsung oleh cahaya asli. (dikutip dari
https://knowledge.autodesk.com/support/3ds-max/learn-explore/caas/CloudHelp
/cloudhel
p/2017/ENU/3DSMax/files/GUID-FE816049-4624-46CD-BAFC-F59931A92F
06-htm.ht ml diakses pada 24 juni 2021). Warna-warna ini biasanya adalah
warna putih gading, abu-abu, off-white,dll.

G. Natural Color
Dalam roda warna, yang termasuk warna natural adalah warna hitam,

abu-abu, dan putih. Warna natural adalah warna yang didapat dari warna tersier
dan warna sekunder dengan tone yang rendah/gelap. (dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/167532-ID-teori-warna-penerapan-l
ingkaran
warna-da.pdf diakses pada 24 juni 2021),

Gambar 8 Warna Natural
(dikutip dari www.vyond.com diakses pada 24 juni 2021)

33

BAB V
WARNA DAN USIA

A. Warna dan Usia

Dari beberapa studi terdahulu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

preferensi warna berdasarkan jarak umur. Tujuan studi ini adalah untuk menilai

apakah pemilihan preferensi warna didasari oleh seiring pertambahan usia.

(dikutip dari

https://www.researchgate.net/publication/11930692_Changing_Colour_Preferen

ces_with

_Ageing_A_Comparative_Study_on_Younger_and_Older_Native_Germans_A

ged_19-9 0_Years , diakses pada 17 Juni 2021, jam 17:25)

B. Usia 0-3 (bayi)

Warna sangat mempengaruhi suasana seseorang, begitu juga dengan bayi.

Berikut adalah beberapa warna yang dapat membuat lingkungan yang

menenangkan untuk bayi: 1. Biru muda, seperti warna biru tosca dapat

membantu tidur. Warna biru memberikan efek menenangkan karena

mengingatkan kepada laut dan juga langit yang berawan. (dikutip dari

https://snuggin.com/parenting-tips/color-psychology-calming-colors-paint-babys

nursery/ diakses pada 2 juli).

Gambar 1 Biru Muda
(www.kamini.id diakses pada 2 juli)
2. Hijau, dapat mengurangi rasa cemas karena kita terbiasa mengasosiasikan
warna hijau dengan alam. (dikutip dari
https://snuggin.com/parenting-tips/color-psychology-calming-colors-pai
nt-babys nursery/ diakses pada 2 juli).

34

Gambar 2 Classic Sage Green
(dikutip dari www.limitedpapers.com diakses pada 2 juli 2021)
3. Merah Muda (pink)

Warna pink muda seringkali diasosiasikan dengan perasaan cinta. Warna
pink muda memberikan efek menenangkan, berbeda dengan pink tua
yang memberikan efek cemas. (dikutip dari
https://snuggin.com/parenting-tips/color-psychology-calming-colors-pai
nt-babys
nursery/ diakses pada 2 juli).

Gambar 3 Pastel Pink
(dikutip dari www.shutterstock.com diakses pada 2 juli 2021)
C. Usia 3-5
Warna yang cocok digunakan adalah warna-warna cerah karena anak pada usia
3- 5 tahun sedang berada di fase aktif-aktif nya. Contohnya adalah warna merah,
biru, dan hijau. Penggunaan warna ini memberikan efek ceria. (dikutip dari
https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/ diakses pada 2 juli 2021)

35

Gambar 4 Warna Cerah Merah Biru Kuning
(dikutip dari www.dosenpintar.com diakses pada 2 juli 2021)
D. Usia 6-12
Pada usia ini anak sudah semakin tumbuh, penggunaan warna cerah digabung
dengan warna yang cocok dengan usia anak tersebut. Namun suasana masih
terbilang ceria, seperti warna merah, kuning, hijau, atau biru pastel. (dikutip dari
https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/ diakses pada 2 juli
2021).

Gambar 5 Toddler Fashion
(dikutip www.itsgravybaby.com diakses pada 2 juli)
E. Usia 13-17 (remaja)
Pada masa remaja, mereka sudah memiliki kesukaan masing-masing, dan
kesukaan tersebut mempengaruhi warna pilihannya. Misalkan seorang anak
lelaki mengidolakan michael jordan, dan warna kesukaannya adalah
jingga/oranye karena berhubungan dengan warna bola basket. (dikutip dari
https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/ diakses pada 2 juli
2021).
F. Umur 17-25 (pasca remaja)
Pada fase umur pasca remaja, mereka sudah memiliki kebebasan untuk memilih
warna dan mereka sudah tahu warna apa yang mereka suka. Warna-warna
tersebut biasanya terpengaruhi oleh seseorang/sesuatu yang mereka idolakan.
(dikutip dari https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/ diakses
pada 2 juli 2021).
G. Umur 25-50 (dewasa)
Masa dimana sudah menapak kedewasaan, warna yang digunakan pun sudah
tidak se ceria sebelumnya. Warna yang digunakan tidak terlalu bervariasi,
mereka sering menggunakan warna abu-abu, putih, hitam, dan juga monokrom.
(dikutip dari https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/ diakses
pada 2 juli 2021).

36

Gambar 6 Monochrome
(dikutip dari www.popbela.com diakses pada 2 juli 2021)
H. Umur 50 keatas (orangtua)
Biasanya warna hangat seperti warna coklat, kuning atau jingga digunakan oleh
orangtua. Karena warna hangat memberikan efek rileks, hangat, santai, maka
dari itu mereka merasa nyaman.

Gambar 7 Fashion Orangtua
(dikutip dari www.pinterest.id diakses pada 2 juli 2021)

37

BAB VI
WARNA DAN STYLE

A. Classic Elegant

Berdasarkan Majalah Dewi tahun 2015-2018, masyarakat Indonesia

paling menyukai style Classic Elegant dibandingkan style-style yang lain. Warna

yang paling sering digunakan dalam style ini adalah warna hitam, putih, dan

abu-abu. Classic Elegant adalah tipe-tipe baju yang dapat membantu menaikkan

tingkat kepercayaan diri wanita dalam kegiatan sehari-hari. Contoh jenis

pakaiannya adalah jaket, coat, setelan tailor yang bersifat genderless atau

unisex. (dikutip dari

https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=PkwqEAAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PA16&

dq=color+in+classic+elegant+style&ots=dvd6cYKEtb&sig=DbQhGj21sIPI5QR

TNCAo4 pHcZUc diakses pda 25 juni 2021).

Gambar 1 Classic Elegant
(dikutip dari www.styleclinic.co diakses pada 25 juni 2021)

B. Feminine Romantic
Style yang didasari oleh kata “feminine” sudah pasti bernuansa lembut,

warna-warna pastel, juga kelembutan. Style ini memberikan efek wanita yang
halus, awet muda, lugu, dan hangat. Style ini sering menggunakan bahan yang
lungs untuk dijadikan gaun. (dikutip dari
https://styleclinic.co/your-style-personality-revealed/ diakses pada 25 juni 2021)

38

Gambar 2 Feminine Romance Color Palette
(dikutip dari https://www.color-hex.com/color-palette/82258 diakses pada 25

juni 2021)
Gambar 3 Feminine Romantic

(dikutip dari www.pinterest.com diakses pada 25 juni 2021)
C. Sporty Casual

Style yang didasari oleh “sporty” biasanya menggunakan warna-warna yang
cerah. (dikutip dari Marchella, Jessica (1061021) (2015) Perancangan Busana

Siap Pakai bagi Wanita Dewasa Muda dengan Tema Street Style yang
Terinspirasi dari Seni Graffiti. Undergraduate thesis, Universitas Kristen

Maranatha, diakses pada 25 juni 2021)
Style sporty casual sangat cocok dipadukan dengan sneakers, dan juga layering
beberapa pakaian, seperti menggunakan coat/denim jacket diatas kaos. Style ini
juga sangat cocok dengan celana jeans/denim. (dikutip dari
https://justtrendygirls.com/sporty-casual-street-style-looks/ diakses pada 25 juni
2021).

39

Gambar 4 Sporty Casual
(dikutip dari www.artforia.com diakses pada 25 juni 2021)

Gambar 5 Sporty Casual
(dikutip dari www.hijup.com diakses pada 25 juni 2021)
D. Exotic Dramatic
Style ini bersifat unik, beda dari biasanya (out of the box), dramatis,
dan mencolok. Penggunaan bahan exotic dramatic juga unik, style ini dapat
menggabungkan bahan brokat dengan bahan wol agar menciptakan efek/ilusi
etnis/tradisional. (dikutip dari
https://nova.grid.id/read/05942629/kenali-kepribadianmu-lewat-6-dasar-style-fa
shion-ini kamu-yang-mana?page=all diakses pada 25 juni 2021). Pada tren
2021/2022 style exotic termasuk kedalam kategori spirituality, dimana style ini
didominasikan oleh warna-warna
earth-tone, yaitu warna yang berasal dari alam. (dikutip dari Arievta, D.,
Kusmayadi, T. K., & Mawardi, N. (2021). Fashion Trend 2021/2022 (Ser. The

40

New Beginning). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diakses pada 25 juni 2021)

Gambar 6 Exotic Dramatic
(dikutip dari www.nova.grid.id diakses pada 25 juni 2021)
E. Art Off-Beat
Style ini digemari oleh orang yang tidak menyukai hal-hal yang basic,
penggunaan warna di art off beat biasanya adalah warna neon atau metalik.
Penggemar art off beat biasanya adalah orang yang kreatif, menyukai seni, dan
juga antimainstream. (dikutip dari
https://nova.grid.id/read/05942629/kenali-kepribadianmu-lewat-6-dasar-style-fa
shion-ini

kamu-yang-mana?page=all diakses pada 25 juni
2021).

41

Gambar 7 Art Of Beat
(dikutip dari www.haho.com diakses pada 25 juni 2021).

F. Sexy Alluring

Sexy alluring adalah style yang sangat lekat dengan hal-hal glamor, gelimang,

dan berkilau. Tipe penggemar style ini biasanya bersifat agresif, sensual, berani,

dan suka menjadi pusat perhatian. Penggunaan warna dalam sexy alluring dalam

warna merah, hitam, dan juga gold. Biasanya style ini menggunakan warna yang

bersifat mahal. (dikutip dari

https://nova.grid.id/read/05942629/kenali-kepribadianmu-lewat-6-dasar-style-fa

shion-ini kamu-yang-mana?page=all diakses pada 25 juni 2021).

Gambar 8 Sexy Alluring
(dikutip dari www.pinterest.com diakses pada 25 juni 2021)

42

KESIMPULAN
Teori warna adalah salah satu akar atau pondasi yang sangat mempengaruhi
bidang fashion. Warna memberikan banyak sekali dinamis bagi suatu busana. Warna
dapat memberikan efek psikologis, efek kehangatan, efek yang mempengaruhi umur,
style, dan lain lain.
Warna juga memiliki banyak komposisi dan juga campuran yang memberikan arti
dan makna yang berbeda-beda tiap campurannya. Dengan perpaduan warna yang tepat
dapat menghasilkan berbagai mood yang berbeda bisa disesuaikan dengan moodboard
atau tema.

43

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih, S. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP
WARNA MELALUI METODE PROYEK. Penelitian Pendidikan Indonesia, 1.
https://i-rpp.com/index.php/jpp/article/download/552/538. (diakses pada 8 Juli 2021,
jam 22:48)

Meilani, M. (2013). Teori Warna: Penerapan Lingkaran Warna dalam Berbusana.
Humaniora, 4(1), 326. https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i1.3443 (diakses pada 9
Juli 2021, jam 4:34)

Ernawati, E. (2011). Humaniora, 2.
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/download/3217/2601/8541.
(diakses pada 9 Juli 2021, jam 5:04)

Maslich, I. (2014). Teori Warna dan Psikologi Warna.
https://www.slideshare.net/IrmaYulindaMaslich/teori-warna-psikologis-warna-4298387
1 (diakses pada

Psikologi Warna: Pengertian, Teori dan Manfaatnya Untuk Bisnis. (2020).
Epsikologi.Com. https://epsikologi.com/psikologi-warna/ (diakses pada 19 Maret 2021)

Savitra, K. (2017). Psikologi Warna – Pengaruh dan Penerapannya.
Dosenpsikologi.Com. https://dosenpsikologi.com/psikologi-warna (diakses pada 19
Maret 2021)

Darmawan, F. (2011). Materi: Warna dalam desain (teks).
https://kuliahonline.unikom.ac.id/?listmateri/&detail=7133&file=/Warna-dalam-desain-t
eks.html (diakses pada 19 Maret 2021)

Marysa, I., & Anggraita, A. (2016). Studi Pengaruh Warna pada Interior Terhadap
Psikologis Penggunanya, Studi Kasus pada Unit Transfusi Darah Kota X. JURNAL
DESAIN INTERIOR, Vol. 1, No, 43–44.

44

https://iptek.its.ac.id/index.php/jdi/article/download/1461/1235 (diakses pada 19 Maret
2021)

Perbedaan Warna Hangat dan Warna Dingin. (2020). Arsitur Studio.
https://www.arsitur.com/2019/06/perbedaan-warna-hangat-dan-warna-dingin.html
(diakses pada 19 Maret 2021)

Color Theory. (2014). http://teoritentangwarna.blogspot.com/ (diakses pada 19 Maret
2021)

Martin, S. (n.d.). Color in Composition.
https://guidetodrawing.com/color/color-in composition/ (diakses pada
tanggal 22 April 2021, jam 23:16)

Mizrahi, V. (2009). Is colour composition phenomenal? University of Geneva. (diakses
pada tanggal 22 April 2021, jam 23:28)

Hardhika, H. (2005). Pengaruh Penerapan Komposisi Warna Monokrom Biru Pada
Ruang Kerja Terhadap Tingkat Stress Kerja. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
(diakses pada tanggal 22 April 2021, jam 23:57)

Junaedi, D. (2019). KOMPOSISI WARNA SPLIT KOMPLEMENTER UNTUK
PENCIPTAANLUKISAN LANSKAPCAT AIR. Institut Seni Indonesia
Yogyakarta. (diakses pada tanggal 23 April 2021, jam 0:29)

Fleming, G. (2015). Triadic Color Scheme: What Is It And How Is It Used?
https://www.homedit.com/triadic-color-scheme/ (diakses pada tanggal 23 April
2021, jam 1:28)

Musaishoku. (n.d.). Chromatic and Achromatic Colors. Musashino Art University.
https://art design-glossary.musabi.ac.jp/chromatic-and-achromatic-colors/ (diakses
pada 25 April 2021, jam 16:57)

Beaufort, J. (2011). Color Schemes [PowerPoint slides]. Retrieved from

1. Kurt S, Osueke KK. The Effects of Color on the Moods of College Students.
SAGE Open. January 2014. doi:10.1177/2158244014525423 (diakses pada 24 Juni
2021)

Clerc, A.-M. (n.d.). The Colors Of Luxury. La Réserve Magazine.
https://www.lareserve-mag.com/the-colors-of-luxury/. (diakses pada 24 Juni 2021)

45

Hishon, K., Hishon, W. by K., & Hishon, K. (2018, July 22). Telling the Story Through
Clothing: Choosing a Colour Palette for Your Show. The Theatrefolk Blog.
https://www.theatrefolk.com/blog/telling-the-story-through-clothing-choosing-a-colour-
palette-f or-your-show/. (diakses 24 juni 2021)

Suhandra, I. R. (2019). STUDI KOMPARATIF MAKNA KONOTASI WARNA
DALAM BUDAYA MASYARAKAT BARAT DAN MASYARAKAT SUKU SASAK
LOMBOK INDONESIA. Cordova Journal : Language and Culture Studies, 9(1),
17–38. https://doi.org/10.20414/cordova.v9i1.1774 (diakses pada 24 juni 2021)

Qiang, H. (2011). A Study on the Metaphor of “Red” in Chinese Culture. American
International Journal of Contemporary Research, 1(3).
file:///C:/Users/Vercoach/Downloads/Documents/13.pdf. (diakses pada 24 juni 2021)

autodesk.help. (2017, June 15). Ambient Color. Ambient Color | 3ds Max 2017 |

Autodesk Knowledge Network.

https://knowledge.autodesk.com/support/3ds-max/learn-explore/caas/CloudHelp/cloudh

elp/2017/ENU/3DSMax/files/GUID-FE816049-4624-46CD-BAFC-F59931A92F06-ht

m.html. (diakses pada 24 juni 2021)

Dittmar, Manuela. (2001). Changing Colour Preferences with Ageing: A Comparative

Study on Younger and Older Native Germans Aged 19–90 Years. Gerontology. 47.

219-26. 10.1159/000052802. (diakses pada 17 Juni 2021, jam 17:00)

Community, S. (2017, May 16). Color Psychology: Calming Colors To Paint Your
Baby's Nursery. Snuggin.
https://snuggin.com/parenting-tips/color-psychology-calming-colors-paint-babys-nurser
y/. (diakses pada 2 juli 2021)

Memilih Warna Berdasarkan Usia. Konsultan Arsitek & Desain Interior - Omah Alit -

Pekalongan Batang Tegal. (2018, April 9).

https://omahalit.com/memilih-warna-berdasarkan-usia/. (diakses pada 2 juli 2021)

Ratuannisa, T., Kahdar, K., J, A., & Nurfitriyana, A. (2020). Classic Elegant Style
Preference in Indonesian Upper-Class Customers in 2015-2018. Proceedings of the
Proceedings of the 1st Conference of Visual Art, Design, and Social Humanities by
Faculty of Art and Design, CONVASH 2019, 2 November 2019, Surakarta, Central
Java, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.2-11-2019.2294883 (diakses pada 25 juni
2021)

YOUR STYLE PERSONALITY REVEALED. Style Clinic. (2019, March 26).
https://styleclinic.co/your-style-personality-revealed/. (diakses pada 25 juni 2021)

46

Marchella, Jessica (1061021) (2015) Perancangan Busana Siap Pakai bagi Wanita
Dewasa Muda dengan Tema Street Style yang Terinspirasi dari Seni Graffiti.
Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha. (diakses pada 25 juni 2021)
Just Trendy Girls. (2016, February 19).
https://justtrendygirls.com/sporty-casual-street-style-looks/. (diakses pada 25 juni 2021)
Fauziyyah, S. Z. (2018, September 23). Kenali Kepribadianmu Lewat 6 Dasar Style
Fashion Ini, Kamu yang Mana? - Semua Halaman. Nova.
https://nova.grid.id/read/05942629/kenali-kepribadianmu-lewat-6-dasar-style-fashion-in
i-kamu-y ang-mana?page=all. (diakses pada 25 juni 2021)
Arievta, D., Kusmayadi, T. K., & Mawardi, N. (2021). Fashion Trend 2021/2022 (Ser.
The New Beginning). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (diakses pada 25 juni 2021)

47


Click to View FlipBook Version