The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fadlihrp213, 2022-06-02 03:18:23

MODUL EKONOMI KREATIF

MODUL EKONOMI KREATIF

BAB I

KONSEP DAN KONTEKS EKONOMI KREATIF

A. Konsep dan Konteks Kreativitas

Konsep kreativitas memiliki bahasan yang luas, yaitu menyangkut hubungan antara
kreativitas dengan inteligensi, mental, tipe, dan kemampuan personal, kesehatan mental,
pendidikan, dan pelatihan, teknologi, proses pembelajaran, dan mengajar Bahkan, kreativitas dan
tindakan kreatif dipelajari secara lintas disiplin, multidefinis dan multipendekatan, seperti, pada
psikologi, ilmu kognitif (cognitive science), un pendidikan, filsafat (philosophy of sciences),
teknologi, teologi, sosiologi, linguistik, studs bisnis (business studies), dan ilmu ekonomi.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Creativity, Creativity Definition, 14-8-2011:1).

Dari sudut pandang ekonomi, kreativitas lebih menunjukkan pada suatu tindakan kreasi
manusia. Kreativitas menunjukkan suatu fenomena di mana seseorang menciptakan sesuatu yang
baru, baik dalam bentuk produk barang dan jasa, pekerjaan seniman, jenaka maupun dalam
bentuk pemecahan masalah suatu persoalan atau suatu kebaruan barang dan jasa yang memiliki
nilai ekonomi. Seperti dikemukakan oleh Howkins (2001: i) dalam bukunya The Creative
Economy How People Make Money From Ideas, baliwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru (creativity is the ability to generate something new).

Kapan dan di Mana Kreativitas Muncul?

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kreativitas muncul apabila seseorang
berkata, melakukan sesuatu yang baru, baik dalam pengertian sesuatu dari yang tidak ada
maupun dalam pengertian memberikan sesuatu karakter baru terhadap sesuatu yang ad sehingga
menjadi sesuatu yang baru dan istimewa. Perubahan karakter, seperti bentuk. Kreativitas bisa
muncul kapan saja, misalnya ketika orang berpikir, mengkhayal (dreams), menggagas,
berimajinasi, dan bahkan sering kali muncul ketika bangun tidur. ketika berjalan santai, ketika
mendesain taman, ketika memulai bercocok tanam, ketika memulai membangun rumah, ketika
menulis sesuatu, atau menemukan sesuatu, baik digunakan maupun tidak, dan bahkan ketika
sedang berada di kamar mandi atau toilet.

Konteks Berpikir Kreatif

Berdasarkan pada definisi yang telah dikemukakan tersebut, ada beberapa ahli dan negara
masih menggunakan konsep kreativitas secara berbeda-beda. NESTA (National Endowment for
Science, Technology and the Arts), misalnya mengemukakan pandangan kreativitas dengan
konsep yang lebih luas dan lebih manusiawi (humanity) terutama dalam mengasumsikan
kreativitas yang terdapat pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan engineering (teknik mesin).
Dalam konsep tersebut sudah termasuk unsur-unsur sesuatu yang baru. Sementara itu, Inggris
tetap menggunakan istilah kreativitas pada seni dan budaya (Howkins, 2001: xili-xiv). Dewasa
ini para ahli masih membedakan kreativitas dalam dua jenis, yaitu kreativitas dalam seni dan
kreativitas dalam ilmu pengetahuan. Menurut Howkins (2001: xi), kreativitas ilmuwan
berkembang dalam riset dan pengembangan serta diperoleh melalui pengalaman, observasi, dan
penelitian (riset). Misalnya, riset pengembangan produk. riset pengembangan desain, riset
pengembangan pemasaran, dan riset pengembangan usaha lainnya. Sementara itu, kreativitas
seniman berkembang pada kemampuan otak dalam berpikir untuk menciptakan skenario baru
dan menerapkannya secara efektif. Misalnya, berimajinasi untuk menciptakan skenario yang
digunakan untuk pertunjukan dan hiburan, membuat sketsa untuk membuat patung, seni pahat,
seni lukis, dan seni desain serta membuat rancangan untuk arsitektur.

Bagaimana Agar Proses Kreatif Terjadi

Menurut Howkins (2001: 16), ada lima tahap proses kreatif yang disebut a five-fold mix of
dreams and analysis, intuitive jumps, and cold-blooded, calculation (terdapat lima tahap yang
terjalin secara integral, yang dimulai dari khayalan-khayalan, analisis, lompatan lompatan
ide/gagasan/intuitif, dan diaplikasikan dengan tenang, saksama, dan penuh perhitungan). Kelima

tahapan tersebut disingkat menjadi RIDER (Review, Incubation, Dreams, Excitement, Reality
Check),

1. Peninjauan/pengkajian ulang (Review)

Peninjauan merupakan suatu proses pengambilan persediaan tentang sesuatu (is the procces
of taking stock of things). Menyangkut apa yang ingin diketahui (curious). membangun
hubungan-hubungan (connectios), bertanya tentang apa yang telah terjadi, dan mengapa? (asking
what was that? and why?). Merupakan evaluasi terhadap bahan dasar apa saja yang kita miliki
termasuk pola pikir kita, baik ide-ide maupun sesuatu yang kita miliki dan harus dimunculkan
sebagai persediaan. Pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk mengidentifikasi
masalah, tantangan, dan memecahkan masalah dengan banyak belajar, berpikir, mencari
jawaban, dan bertanya kepada orang lain.

2. Inkubasi (Incubation)

Inkubasi merupakan pembiaran ide-ide kita untuk saling mencocokkannya sendiri. yang
dapat terjadi atau muncul beberapa jam atau bulan, atau ketika beristirahat (is letting our ideas
sort themselves out; it can last a few hours or several months; it is a time of rest). Pada tahap ini,
seseorang mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, dan santai, bebas dari
rutinitas berpikir. Pada masa inkubasi, kita perlu beristirahat untuk merenung sejenak, setelah itu
kita berkreasi. Orang kreatif selalu mengenal kapan inkubasi diperlukan dan memiliki sumber-
sumber seperti waktu, uang, dan apa saja yang perlu dimiliki dan disediakan.

3. Mengkhayal (Dreams)

Mengkhayal merupakan aktivitas pikiran dalam berkelana pada alam bawah sadar.
penggalian, dan penjelajahan simbol-simbol, khayalan, mimpi-mimpi, dan cerita cerita (...are
unconscious wanderings, the explorations and tastings of myth and symbol and magic and
stories). Mimpi-mimpi (dreams) merupakan khayalan kita yang membuat pikiran kita terbuka
dan berpengaruh. Francis Bacon menyebutnya "drifting" (berkelana) yang memungkinkan
pikiran kita terbuka terhadap pengaruh luar dan energi yang tidak diketahui (allowing his mind to
be open to outside influences and unknown energies). Pada tahapan ini, ide atau gagasan-
gagasan bermunculan dalam bentuk penyelesaian, pemecahan, cara kerja, dan jawaban-jawaban
baru dalam penciptaan.

4. Rangsangan (Excitement)

Rangsangan merupakan perangkat yang memperkuat loncatan intuitif dan arah perubahan
yang pergerakannya setengah diperhitungkan ( is the adrenaline that power intuitive jumps and
half-calculated sideways movements).

5. Pemeriksaan secara nyata (Reality check)

Pemeriksaan secara nyata merupakan analisis secara nyata untuk menjamin atau memastikan
bahwa khayalan-khayalan dan intuisi kita tidak terlalu jauh dan dapat diwujudkan (... we need
reality checks to ensure our dreams and intuitions have not taken us too far away). Pada tahap
ini, ide atau kreasi baru harus diwujudkan dalam realitas. Tentu saja diperlukan pemikiran kritis
dan konvergen.

Bagaimana Siklus Kreativitas Itu Muncul?

Berikut adalah beberapa pertanyaan untuk memulai siklus kreatif: pernahkah Anda berpikir
kreatif dengan mencoba berimajinasi, mengkhayal, melahirkan ide-ide dan gagasan gagasan
baru? Sudahkah Anda mencoba mengubah imajinasi, ide, dan mimpi mimpi, atau khayalan
menjadi tindakan nyata dalam wujud kekayaan riil? Sudahkan Anda bermimpi untuk
menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang kita lihat dan kita miliki? Sudahkan, Anda
berpikir tentang bagaimana hasil pertanian, perkebunan. perikanan, pertambangan, dan budaya-
budaya lokal yang ada di setiap daerah dikelola secara kreatif dan menghasilkan produk yang
memiliki nilai tambah? Padahal Tuhan (Allah Swt.) sudah menciptakan segala-galanya, Anda

tinggal mengembangkannya! Misalnya, ketika kita melihat sebatang kayu bakar, kemudian
berimajinasi agar bisa dibuat menjadi beberapa jenis produk seperti hiasan dan cenderamata?
Dapatkah Anda membuat karakter lain dari karya-karya Anda sendiri yang sudah ada? Misalnya,
ketika melihat keset (matras) dari sabut kelapa yang berwarna coklat, kemudian kita gambar
burung merak yang berwarna persis seperti burung merak aslinya, dan pasanglah bingkai berkaca
untuk dijadikan hiasan dinding yang ditempel dalam ruang tamu Anda? (Jangan coba-coba
menggambar warna burung merak tidak seperti aslinya) Unik bukan? Bila ide tersebut kita jual,
kira-kira berapa harga jualnya? Memang aneh atau unik, tetapi karya ini sangat bernilai karena
bisa menjadi karya seni dan cenderamata yang dapat dijual dengan harga yang tinggi.

B. Konsep dan Konteks Keinovasian

Secara etimologi, kata inovasi yang dalam bahasa Inggris dieja dengan "innovation anal
mulanya diambil dari bahasa Latin, yaitu "innovatus, yang dalam bentuk kata bendanya dieja
dengan "innovare", untuk menyatakan "pembaruan atan perubahan (te renew change), dari akar
kata "ke dalam suatu yang baru" (stemming from in-"intonovus "new"
(http://en.wikipedia.org/wiki/Innovation Multi-dimensional_views/2011/hlm. 13.

Inovasi merupakan kreasi yang baik atau lebih efektif tentang produk, proses. pelayanan,
teknologi, atau ide-ide yang telah tersedia untuk keperluan pasar, pemerintah. dan masyarakat.

Berdasarkan pada definisi tersebut dibedakan antara inovasi, invensi, dan perbaikan
(improvement). Perbedaan inovasi dengan invensi adalah inovasi mengacu pada penggunaan
suatu idea atau metode baru, sedangkan invensi (penemuan) lebih mengacu langsung pada
penciptaan gagasan atau metode itu sendiri. Inovasi juga berbeda dengan perbaikan
(improvement); inovasi menunjukkan pada gagasan untuk melakukan sesuatu yang berbeda
(bahasa Latin "innovare" artinya "mengubah"), sedangkan perbaikan (improvement) lebih
mengacu pada aktivitas melakukan sesuatu yang lebih baik. Dalam Wikipedia
(http://en.wikipedia.org/wiki/Innovation Multidimensional views, 13/7/2012: 2), dikemukakan
bahwa secara multidimensional, inovasi memiliki beberapa makna penting, yaitu inovasi sebagai
pembaruan (innovation as novelty). inovasi sebagai perubahan (innovation as change), dan
inovasi sebagai keunggulan (innovation as advantage).

Objek inovasi adalah nilai tambah suatu produk, proses, atau jasa. Inovasi selalu
dinyatakan dalam bentuk solusi teknologi yang lebih baik diterima oleh masyarakat. Kebaruan
hanya merupakan konsekuensi dari implementasi praktis inovasi. Inovasi selalu baru. Parameter
kunci dari inovasi adalah nilai tambah bagi pengguna. Inovasi Sebagai Perubahan (Innovation as
Change) Inovasi merupakan perubahan. Perubahan bisa dalam bentuk transformasi, difusi yang
berujung pada perubahan. Seperti dikemukakan dalam Wikipedia, yaitu sebagai berikut. "When
examining the time dimension of innovation, we are no longer interested in new objects new but
rather in new processes (that might also lead to new objects). In this context, innovation means
refers to transformations, to diffusions, and ultimately to change."

Menurut Avanti Fontana (2009: 22), dalam perusahaan ada tiga jenis inovasi yang dikenal, yaitu
sebagai berikut.

1. Inovasi produk
2. Inovasi proses
3. Inovasi distribusi

Ketiga jenis inovasi bisnis tersebut masing-masing menghasilkan nilai tambah dan daya saing
inovasi.

C. Hakikat dan Inti Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan pada
kreativitas berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang memiliki nilai dan
bersifat komersial. Berikut telah dikemukakan oleh UNCTAD dalam Creative Report, (2008: 3).

Dalam konteks ekonomi, kreativitas menunjukkan suatu formulasi ide-ide baru dan
menerapkan ide-ide tersebut untuk mengasilkan pekerjaan-pekerjaan yang berasal dari produk-
produk seni dan budaya, kreasi-kreasi yang berfungsi, penemuan ilmu pengetahuan, dan
penerapan teknologi. Ada beberapa aspek ekonomi yang dapat diamati dari kreativitas, yaitu
kontribusi terhadap kewirausahaan, pendorong inovasi, peningkatan produktivitas, dan
pendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Kelompok Kerja Desain Power Kementerian
Perdagangan RI, dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014 (2009 4)
mengemukakan "Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengutamakan informasi
dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan (stock of knowledge) dari sumber
daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi."

D. Peran Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama dalam menghasilkan
pendapatan (income generation), menciptakan lapangan kerja (job creation) dan meningkatkan
penerimaan hasil ekspor (export earning), meningkatkan teknologi (technology development),
menambah kekayaan intelektual (intelectual property), dan peran sosial lainnya. Oleh sebab itu,
ekonomi kreatif dapat dipandang sebagai penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
suatu bangsa (engine of economic growth and development). Seperti dikemukan oleh UNCTAD
(2008: 15), dalam Creative Economy

Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Summary Creative Economics Report, 2008: 11-12;
dan Creative Economy Report, 2008: 4), secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam
menggerakan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan, penciptaan lapangant kerja, dan
penerimaan ekspor. Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek
sosial (social inclusion), ragam budaya, dan pengembangan sumber daya manusia

2. Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang saling
berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuan tujuan wisata.

3. Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivitas ekonomi dengan suatu
dimensi perkembangan dan keterkaitan antara tingkat makro dan mikro untuk ekonomi
secara secara keseluruhan.

4. Ini adalah salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk menggugah inevass yang
multidisiplin, respons kebijakan, dan tindakan antarkementrian

5. Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri kreatif (at the heart of the
creative economy are the creative industries).

E. Jenis-Jenis Kreativitas yang Membentuk Ekonomi Kreatif

Menurut KEA European Affairs (2006: 42) yang dikutip oleh UNDP dan UNCTAD dalam
Creative Economy Report, (2008: 9), ada empat jenis kreativitas yang membentuk ekonomi
kreatif, yaitu sebagai berikut.

1. Kreativitas ilmu pengetahuan (Scientific creativity)
2. Kreativitas ekonomi (Economic creativity)
3. Keativitas budaya (Cultural creativity)
4. Kreativitas teknologi (Technological creativity)
5. Kreativitas ilmu pengetahuan (scientific creativity)

BAB II

MODAL DASAR DAN AKTOR PENGGERAK EKONOMI KREATIF

A. Modal Dasar Ekonomi Kreatif

Perkembangan ekonomi kreatif dapat dilihat pada seberapa besar faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti faktor modal, komponen inti dan komponen pendukung serta faktor
penggerak dan faktor pendorong. Hal ini yang menjadi kebutuhan dasar bagi para pelaku industri
untuk mengembangkan usahanya serta mempertahankan produksinya. Pada pelaku usaha kecil
dan menengah di beberapa daerah pada umumnya masih merasa kekurangan modal yang
diperlukan untuk pengembangan usahanya. Terutama pada modal finansial dan material yang
akan dipergunakan untuk pembelian bahan baku, dan peralatan usaha serta untuk operasional.

1. Faktor Modal

Modal Kreatif (creative capital), dalam dunia industri sangat dibutuhkan adanya kreativitas
sebagai modal intelektual yang berupa kekayaan intelektual seperti desain produk, merek
dagang, hak cipta, paten dan royalti. Sehingga masih diperlukan beberapa modal agar kreativitas
memberikan hasil dan memberi dampak positif bagi luaran dan hasilnya, sebagaimana menurut
Home Affairs Bureau (2005:41): UNDP-UNCTAD (2008:10) bahwa dibutuhkan empat modal,
sebagai berikut: 1) Modal insani (human capital), 2) Modal sosial (social capital). 3) Modal
budaya (cultural capital), 4) modal struktur kelembagaan (structural institusional capital).

Keempat jenis modal tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan bagi pertumbuhan
kreativitas dan dikatakan sebagai modal ekonomi kreatif.

1) Modal Insani ( Human Capital)

Merupakan salah satu modal yang terpenting dalam ekonomi kreatif, merupakan modal
intelektual yang dimiliki oleh individual atau untuk melihat kemampuan para tenaga ahli atau
tenaga artistik yang memiliki spesialisasi tertentu di bidangnya seperti kecakapan, pengetahuan,
keterampilan dan motivasi dalam upaya menghasilkan pada kekayaan intelektual seperti hak
paten, merek dagang, royalty dan desain.

2) Modal Sosial (Social Capital)

Modal Sosial (social capital) merupakan modal yang paling mendasar bagi setiap individu,
organisasi perusahaan bahkan suatu bangsa, sebagai kepercayaan dan kejujuran dan etika dalam
menjalankan usaha. Kepercayaan, kejujuran, dan etika dalam suatu usaha merupakan faktor
kunci kesuksesan. Sikap ketidakjujuran, kurang komitmen, korupsi dan kolusi yang dimiliki pada
individu atau suatu perusahaan menyebabkan ketidakpercayaan terhadap masyarakat, bangsa,
dan negara, serta menyebabkan terhambatnya kreativitas ekonomi. Dalam berupaya untuk
membentuk modal sosial diperlukan sistem pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai
kejujuran, etika, dan norma norma ke dalam kurikulum, program, serta materi pembelajaran.
Modal sosial dikembangkan melalui sistem sosial yang bertumpu pada hukum sebagai rekayasa
sosial (social engineering).

Melihat pada eksistensi modal sosial yang rendah di masyarakat adalah akibat dari iklim sosial.
Iklim sosial merupakan produk dari budaya yang sudah ada. Selanjutnya, budaya yang ada
tersebut adalah akibat dari produk sistem yang dibangun melalui kebijakan dan kemauan politik
(political wil) pemerintah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa modal sosial merupakan
produk dari pendidikan dan kebijakan pemerintah.

3) Modal Budaya (Cultural Capital)

Modal budaya yang dimiliki oleh setiap bangsa atau suatu perusahaan secara turun-temurun
merupakan bentuk lain dari budaya. Modal budaya adalah nilai nilai, orientasi, kebiasaan, adat-
istiadat modal dasar yang sudah dimiliki oleh industri terutama industri kecil dan industri lokal
yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Keanekaragaman budaya seperti etnis, suku, adat,

nilai-nilai, warisan budaya, dan bahasa yang tersebar di berbagai daerah merupakan modal dasar
ekonomi kreatif.

Dilihat dari berbagai aspek, Indonesia memiliki modal ekonomi kreatif yang potensial untuk
dikembangkan seperti:

a. Modal seni, budaya dan warisan budaya

Budaya Indonesia nampak dalam berbagai kegiatan karya seni. seperti kesenian, kerajinan,
dan pertunjukan. Indonesia memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang dan memiliki
banyak peninggalan sejarah dan budaya, seperti pakaian adat istiadat. keris, patung, candi, dan
peninggalan sejarah lainnya. Warisan budaya lain yang tidak kalah penting adalah seni
tradisional. pakaian tradisional, makanan khas daerah, minuman dan jamu jamuan tradisional,
dan rempah-rempah.

b. Modal Sumber Daya Alam

Secara alamiah, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa dan hasil
kekayaan alam yang beraneka ragam. Kondisi tanahnya yang sangat subur, dapat ditumbuhi
segala macam tanaman dapat dikembangkan. Semua kekayaan alam tersebut merupakan modal
dasar ekonomi kreatif dan dapat dikembangkan secara komersial. Berbagai usaha dapat
dilakukan untuk menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan dari sumber daya alam, misalnya
usaha kreatif hasil pertambangan dan galian. usaha kreatif hasil pertanian, hasil perkebunan,
hasil kehutanan. hasil perikanan, hasil kelautan, hasil peternakan, dan bentuk kekayaan alam
lainnya, seperti objek-objek wisata alam.

c. Modal Kebinekaan suku bangsa, budaya, bahasa dan agama

Memiliki suku bangsa, budaya, dan bahasa yang beragam merupakan modal ekonomi kreatif dan
dapat dikemas serta dikembangkan menjadi kekayaan bangsa. Lagu-lagu daerah. bahasa daerah,
kesenian daerah, makanan daerah, rumah adat daerah, merupakan potensi ekonomi kreatif
Indonesia yang dapat dikembangkan secara komersial.

4) Modal Kelembagaan dan Struktural

Modal kelembagaan dan struktural merupakan modal yang diperlukan oleh industri kreatif yang
berasal dari pemerintah, modal ini dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dapat mengakomodasi
dan melindungi keberadaan industri kreatif. Oleh sebab itu, diperlikan departemen khusus dalam
pemerintahan yang membina industri kreatif.

Modal struktural atau lebih dikenal dengan modal infrastruktur oleh John Howkins (2001: 210)
didefinisikan sebagai alat yang diperlukan dan dipandang sebagai modal sumber daya manusia
bagi organisasi. Modal infrastruktur ini meliputi:

1). Kebijakan rekrutmen organisasi. 2) pelatihan dan remunerasi, 3) sistem informasi manajemen
dan sistem manajemen ilmu pengetahuan, 4) arahan kerja tim, 5) sikap dalam pekerjaan, 6)
manajemen hak kekayaan intelektual, 7) nama, 8) perlindungan merek dagang. 9) lisensi, 10) hak
paten, dan 11) perlindungan hak cipta.

Dalam upaya menciptakan modal infrastruktur diperlukan modal institusional
(kelembagaan) yang bertujuan untuk melindungi, membina, mengarahkan, dan mengakomodasi
serta menciptakan iklim ekonomi kreatif. Kelembagaan ini adalah domain pemerintah yang
selalu proaktif dalam menciptakan program dan iklim usaha kreatif melalui kebijakan yang
kondusif.

B. Komponen Inti dan Pendukung Ekonomi Kreatif

Komponen inti dan pendukung merupakan mesin pendorong perkembangan (engine of
growth) kegiatan ekonomi kreatif. Komponen inti disebut sebagai komponen utama pelaku
ekonomi kreatif yang meliputi individu, kelompok. dan perusahaan yang menghasilkan produk.
Komponen pendukung adalah merupakan komponen yang mendukung terciptanya iklim

ekonomi kreatif, seperti lingkungan geografis masyarakat, lingkungan industri, dan organisasi
budaya. Sebuah model komponen inti dan pendukung yang sudah di kenal dalam ekonomi
kreatif adalah model New England's Creative Economy.

Menurut Mt. Aubur yang dikutip oleh Departemen Perdagangan (2008). terdapat tiga komponen
inti, dan tiga komponen pendukung dalam ekonomi kreatif tersebut meliputi:

1. the creative cluster (kelompok kreatif), yaitu perusahaan, kelompok, dan individu yang
secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan suatu produk kultural.

2. the creative workforce (tenaga kerja kreatif), yaitu orang-orang pemikir dan pelaksana yang
dilatih secara khusus dalam keterampilan budaya dan artistik yang mendorong
kepemimpinan industri yang tidak hanya terbatas pada budaya dan seni.

3. the creative community (komunitas kreatif), yaitu tempat konsentrasi area geografis dari
pekerjaan kreatif, bisnis kreatif, dan organisasi budaya. (Mt. Auburn:5)

Setiap domain dari kegiatan ekonomi saling berhubungan di mana creative cluster merujuk
pada pengertian industri, baik komersial maupun nonkomersial. Creative workforce merujuk
pada pekerjaan, dan creative community merujuk pada wilayah di mana creative cluster berada.

C. Aktor Penggerak Ekonomi Kreatif

Pembinaan dan pengembangan ekonomi kreatif juga bergantung pada peran aktor utama
penggerak ekonomi kreatif yang terdiri dari: 1) cendekiawan (intellectuals), 2) bisnis (business),
dan 3) pemerintah (government). Ketiga aktor penggerak tersebut dinamakan sistem triple helix.
Teori ini awalnya dipopulerkan oleh Henry Etzkowitz dan Loct Leydesdorf (2000:29) dalam
bukunya The Dinamics of Innovation From National Systems and "Mode 2" to a Triple Helix of
University-Industry-Government Relations, dan dikutip juga oleh Departemen Perdagangan
(2008: 57), bahwa triple helix sebagai metode pembangunan kebijakan berbasis inovasi.

Teori ini mengungkapkan tentang pentingnya penciptaan sinergi tiga kalangan. yaitu akademisi,
bisnis, dan pemerintah. Di Indonesia dikenal dengan konsep ABG (Akademisi, Bisnis, dan
Government) atau IBG (Intellectuals, Business, and Government), dengan tujuan pembangunan
ekonomi berkelanjutan berbasis pengetahuan. Sinergi dari ketiga kalangan ini diharapkan
tercipta sinergi yang menguntungkan dan seimbang menuju pada inovasi, yaitu inovasi yang
memiliki potensi ekonomi atau knowledge capital (modal pengetahuan).

Interaksi triple helix ini akan memberikan ruang (space), sebagai berikut:

1. Ruang ilmu pengetahuan Di ruang ini, individu dalam berbagai disiplin ilmu berpartisipasi
dalam pertukaran informasi, ide-ide, dan gagasan-gagasan, wacana wacana, dan konsepsi-
konsepsi baru.

2. Ruang konsensus Di sini mulai terbentuk komitmen yang mengarah pada inisiatif
3. Ruang inovasi Disini inovasi tercipta menjadi modal pengetahuan (knowledge

capital)berupa munculnya realisasi bisnis, realisasi produk baru, dan partisipasi dari
kelembagaan keuangan.

D. Peran Aktor Ekonomi Kreatif
a. Cendekiawan (intellectuals)

Cendekiawan bertugas melakukan riset dan melakukan pengembangan, mengajarkan, serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran utama cendekiawan adalah sebagai
agen yang mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi, serta
sebagai agen yang membentuk nilai-nilai yang konstruktif bagi pengembangan industri kreatif.
Kontribusi akademis dari cendekiawan diwujudkan dalam bentuk peran Tri Darma Perguruan
Tinggi, yang meliputi: 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian dalam rangka pengembangan
ilmu. teknologi, dan seni, 3) pengabdian pada masyarakat dengan cara menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi hasil-hasil riset tersebut kepada masyarakat

b. Pembisnis (business)

Peran pembisnis dalam pengembangan industri kreatif meliputi hal-hal berikut:

1) Pencipta, yaitu sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dari kreator produk dan jasa
kreatif, pasar-pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang dihasilkan, serta
pencipta lapangan pekerjaan bagi individu-individu kreatif ataupun individu pendukung
lainnya.

2) Pembentuk komunitas dan entrepreneur kreatif, yaitu sebagai penggerak yang membentuk
ruang publik tempat terjadinya tukar pemikiran (sharing) mentoring yang dapat mengasah
kreativitas dalam melakukan industri kreatif. pelatihan bisnis (business coaching) atau
pelatihan manajemen pengelolaan usaha di industri kreatif.

c. Pemerintah (government)

Peran utama pemerintah dalam pengembangan industri kreatif, yaitu sebagai berikut:

1) Katalisator, Peran pemerintah adalah sebagai fasilitator, dan advokasi, yang memberi
rangsangan, tantangan, dorongan agar ide-ide bisnis bergerak ke tingkat kompetensi yang
lebih tinggi. Dukungan yang diberikan berupa finansial, insentif, proteksi, dan komitmen
pemerintah untuk menggunakan kemauan politiknya secara proporsional, dan memberikan
pelayanan administrasi publik dengan baik.

2) Regulator, Pemerintah yang menghasilkan kebijakan-kebijakan untuk menciptakan iklim
usaha yang kondusif yang berkaitan dengan orang. industri intermediasi, sumber daya, dan
teknologi.

3) Konsumen, investor, dan entrepreneur. Pemerintah sebagai investor harus dapat
memberdayakan aset negara untuk lebih produktif dalam lingkup industri kreatif. Sebagai
konsumen pemerintah harus mengambil kebijakan untuk penggunaan produk-produk
industri kreatif. Sebagai entrepreneur, pemerintah berperan serta secara tidak langung dan
memiliki otoritas dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN)

4) Urban planner (perencana perkotaan), Pemerintah harus merencanakan kota-kota kreatif.
Kreativitas dapat tumbuh di kota-kota yang memiliki iklim kreatif. Kota-kota kreatif sangat
penting terutama untuk menarik minat para investor.

E. Pemegang Kepentingan Ekomi Kreatif

Terdapat tiga pemegang kepentingan, yaitu pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Tugas
masing-masing pemegang kepentingan ekonomi kreatif dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pemerintah

Dalam ekonomi kreatif, pemerintah berkepentingan untuk mengarahkan agar mengutamakan
kesejahteraan bersama, bukan sistem kapitalis yang individualis. Selain itu, melalui ekononi
kreatif, pemerintah juga berkepentingan untuk memberdayakan masyarakat agar semakin kreatif
dan produktif, serta melestarikan warisan budaya dan lingkingan.

2. Perusahaan.

Dalam ekonomi kreatif perusahaan berkepentingan untuk keberlanjutan investasi melalui
keterlibatan masyarakat, pendekatan kemitraan, pola adaptasi terhadap masyarakat lokal, serta
mengembangkan kepemilikan dan kemandirian masyarakat.

3. Masyarakat

Dalam ekonomi kreatif, masyarakat berkepentingan untuk berpartisipasi, pemberdayaan, dan
kepemilikan usaha. Partisipasi masyarakat dalam industri kreatif sangat penting. Masyarakat
harus bisa bermitra, mengadaptasi, mengembangkan usahanya sendiri, dengan cara mengubah
pola pikir mereka, bahwa apa yang dilakukannya harus ada nilai tambah dan berkualitas.

F. Pendorong ( Drivers ) Perluasan Ekonomi Kreatif

Ada tiga faktor pendorong ekonomi kreatif, yang meliputi:

1. teknologi (technology) 2. permintaan (demand) 3. turis (tourism)

Teknologi diperlukan untuk menciptakan pembaruan, percepatan, dan perluasan. Industri
kreatif harus segera beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan teknologi. Dengan
menggunakan teknologi maka produk-produk baru dapat tercipta dengan segera. Hasil
pembaruan yang tercipta diperlukan untuk merespons permintaan.

Permintaan yang semakin tinggi dapat mendorong ekonomi kreatif. Semak in tinggi
permintaan terhadap produk-produk ekonomi kreatif semakin tinggi rang sangen untuk berkreasi
dan berinovasi. Selain faktor teknologi dan faktor perinintaan, perluasan ekonomi kreatif sangat
ditentukan oleh faktor turis.

Semakin banyak turisme maka semakin tinggi permintaan terhadap produk ekonomi
kreatif, dan semakin tinggi permintaan terhadap produk-produk ekonomi kreatif maka semakin
cepat perluasan ekonomi kreatif. Semakin cepat perluasan ekonomi kreatif maka semakin tinggi
turisme yang datang.

G. Kreativitas Dalam Kinerja Bisnis

Untuk melihat seberapa jauh kreativitas daiam kinerja bisnis, bisa diamati dari beberapa
indikator, seperti volume usaha, skala usaha, cakupan usaha, daya saing, pangsa pasar, jumlah
pelanggan, banyaknya saluran distribusi, jumlah karyawan, rasio modal, jumlah relasi-mitra
usaha, banyaknya pesanan (order), permintan, dan tingginya proftablitas.

Kinerja bisnis sangat bergatung pada tingkat produktivitas bisnis itu sendiri. Produktivitas
bisnis adalah kemampuan bisnis untuk menghasilkan barang dan jasa yang memuaskan
pelanggan (customer satisfaction) yang dicirikan oleh selalu mengingat (retention), dan terus
loyal berlangganan (loyality). Kepuasan pelanggan itu sendiri terjadi apabila:

1. memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan/konsumen
2. sesuai standar, dan
3. bernilai atau memiliki manfaat.

Kinerja bisnis ditentukan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Dalam
ekonomi kreatif, kinerja bisnis ditentukan oleh produktivitas, iklim kreatif, inovasi, riset, dan
pengembangan dari kelas kreatif. Untuk meningkatkan produktivitas bisnis, kelas kreatif
berperan melakukan riset dan pengembangan, berinovasi, dan mengembangkan desain-desain
baru. Kelas kreatif juga. menumbuhkan iklim kreatif yaag mendorong bisnis berkinerja tinggi.

BAB III

RANTAI NILAI DAN MODEL PENCIPTAAN NILAI TAMBAH
EKONOMI

A. Rantai Nilai (value chain)

Pengertian rantai nilai Berikut definisi dari rantai nilai yang dapat mencakup artian sebagai
berikut.

a. Urutan proses produksi dari masuknya inputtertentu untuk sebuah untuk sebuah produk
tertentu ke dalam produk tertentu ke dalam produksi produksi primer, primer, transformasi,
transformasi, pemasaran, pemasaran, dan sampai pendistribusian kepada konsumen akhir.

b. Rangkaian institusional yang menghubungkan dan mengoordinasikan penyeda bahan baku,
produsen. produsen. Pemroses, pedagang, dan distributor dari Pemroses, pedagang, dan
distributor dari produk.

B. Strategi penciptaan rantai nilai

Nilai tambah yang dihasilkan dalam setiap rantai nilai sangat mudah untuk memperbaiki
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. maupun kualitatif. Secara kuantitatif, nilai dapat
ditambahkan dari selisih atau perbedaan harga jual dan jumlah peminat. Jika harga jual semakin
tinggi dan peminatnya semakin tinggi, maka nilai kuantitatif bertambah meningkat sementara itu,
secara kualitatif, nilai tambah bisa ditingkatkan dengan menggunakan tiga karakter nilai tambah,
yaitu meningkatkan (baru), kegunaan kegunaan (uscful), dan gunakan untuk dibahas atau
dipahami (dimengerti). Apakah produk-produk hasil inovasi mengandung pembaruan,
keruguian tambahan, dan kemudahan? Bila demikian, secara kualitatif barang itu bertambah
nilainya.

Supaya menghasilkan nilai tambah dan daya saing, setiap kegiatan usaha harus membentuk
rantai nilai, dan setiap rantai nilai harus menghasilkan nilai tambah, lalu setiap nilai tambah
memiliki tambah memiliki kebaruan, kegunaan, kebaruan, kegunaan, dan memanfaatkan.
Dengan cara meningkatkan nilai tambah, daya bersaing, dan peluang perusahaan meningkatkan
ting Mulai dari penyediaan input, proses produksi, distribusi hingga barang dan jasa tersebut
tersebut hingga ke konsumen. Hal tersebut tersebut merupakan proses nilai tambah yang dapat
menghasilkan nilai tambah dan daya saing, Berikut tahap-tahap yang dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai tambah dan peluang.

1. Tahap penyediaan input Pada layar ini, nilai tambah diciptakan dengan mengombinasikan
input. Sebagai contoh, jika bahan makanan terdiri dari tahu dan bakso sebagai input,
outputnya terdiri nya terdiri bakso tahu. Sementara itu, jika bahan makanan bakso atau
tahunya saja yang dijual, nilai jualnya akan relatif rendah dibandingkan dengan bahan
makanan tersebut digabungkan menjadi bakso tahu.

2. Tahap proses operasi / produksi Pada tahap proses, nilai tambah lebih banyak melalui
penelitian dan pengembangan, yaitu dengan mengembangkan desain dan keistimewaan
produk yang lebih berguna dan menarik.

3. Tahap distribusi Nilai tambah pada distribusi yang dibuat dengan menciptakan efisiensi,
kemudahan dan daya tarik, misalnya melalui pemesanan elektronik, pedagang grosir
(grosir), pengecer / peritel, atau melalui distribusi multilevel. Ada beberapa kegiatan
distribusi yang dibuat strategi untuk meningkatkan harga jual dengan cara mendistribusikan
distribusi menjadi kurang dan harga menjadi tinggi.

4. Tahap pemasaran Teknik dan strategi pemasaran merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan daya tarik dan nilai produk menghasilkan nilai tambah. Misalnya, Alfamart,
Misalnya, Alfamart, Yomart, Holland Bakery, Starbuck, dan KFC yang memasarkan produk
dengan kemasan yang lengkap dan tempat yang bersih dan menarik.

Dalam bidang pemasaran, nilai tambah juga dapat digunakan dengan menggunakan nilai egi
(strategi penciptaan nilai) melalui nilai tambah (nilai pelanggan). Strategi ini dikenal dengan
Strategi ini dikenal dengan "Model Terbaik", Model Terbaik yang diundang oleh Walters
memilah-milah model menjadi tiga kelompok, yang dilengkapi:

a. analisis pelanggan (analisis pelanggan);

b. Penghargaan nilai (penciptaan nilai), dan

c. kepuasan pelanggan (kepuasan pelanggan).

Untuk meningkatkan kreativitas dan keinovasian diperlukan input modal insani terdiri dari
modal sosial, modal intelektual, modal moral, dan modal mental.

a. Modal Sosial

Modal sosial merupakan modal pertama dan utama dalam ekonomi kreatif untuk
menghasilkan modal-modal lain seperti modal material. Modal sosial pada ekonomi kreatif
dilengkapi kepercayaan, kejujuran, dan dilengkapi kepercayaan, kejujuran, dan integrasi.
integrasi. Ini merupakan modal dasar yang harus tumbuh sebelum modal-modal lainya. Semua

terpercaya dipinjami modal uang, modal usaha, bermitra, aha, bermitra, menjadi agen, menjadi
pemasok, dan distributor karena jujur, berintegritas tinggi dan dapat dipercaya. Modal ini
memerlukan keterhubungan, kemitraan, dan ukan keterhubungan, kemitraan, dan jejaring yang
ha jejaring yang harus dibentuk.

b. Modal Intelektual

Modal insani kedua adalah modal adalah modal intelektual. intelektual. yaitu membentuk
pengetahuan membentuk pengetahuan dan percakapan percakapan untuk menghasilkan
menghasilkan ide, visi, dan khayalan-khayalan khayalan-khayalan (mimpi) (mimpi) untuk
menciptakan menciptakan kekayaan intelektual, seperti kekayaan intelektual, seperti desain,
merek dagang, desain, merek dagang, hak cipta, paten. hak cipta, paten. dan royalti. dan royalti.

c. Modal Motivasi

Modal insani tiga adalah modal motivasi. Motivasi yang mendukung adalah motivasi yang
muncul dari seseorang yang memiliki pandangan tentang hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Modal motivasi dapat memunculkan
motivasi dan tindakan untuk melakukan perbaikan terus-menerus (perbaikan berkelanjutan) atau
dikenal dengan model Kaizen. Modal motivasi penting untuk mendorong pengembangan dan
mengubah terus-menerus.

d. Modal Moral dan Mental

Modal insani keempat adalah modal moral dan mental, yaitu berupa sikap dan kepribadian
hargai dirinya sendiri dan orang lain menjunjung tinggi etika dan nilai – nilai kejujuran,
meghargai nilai kejujuran, meghargai karyanya sendiri, dan or karyanya sendiri, dan orang lain,
tanggung jawab te ang lain, tanggung jawab terhadap diri sendiri rhadap diri sendiri dan terhadap
pekerjaannya, memiliki prinsip tentang apa yang dikerjakannya harus diselesaikan dengan yang
terbaik, tidak asal-asalan, seperti asal selesai, asal jadi, asal jalan, asal dijual, dan asal untung.
asal untung. Semua yang dikerjakan harus Semua yang dikerjakan harus dengan cara yang terbai
dengan cara yang terbaik dan menghasilkan kualitas dan menghasilkan kualitas yang terbaik (
yang terbaik (nomor satu). Orang yang harus Orang yang harus bertanggung jawab atas
bertanggung jawab atas apa yang dikerjakannya apa yang dikerjakannya pasti perlu atau untuk
orang lain. Salah satu modal mental yang terpenting adalah modal mental yang unggul dan
terdepan (bukan mental standar). Mental unggul adalah mental yang selalu mengedepankan
sesuatu yang terbaik, seperti keinginan untuk tampil beda dan terbaik, yang mau
mempertanyakan dan bertanggung jawab, mau memulai memulai dan berani menghadapi
resiko, berani mencoba, berani menghadapi tantangan dan berani menggunakan cara berfikir
sendiri.

e. Modal Spiritual

Modal spiritual adalah modal keyakinan, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu sebenarnya
sudah sebenarnya sudah diciptakan oleh diciptakan oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang
Mahakuasa. Oleh karena Oleh karena segala sesuatunya sudah diciptakan, sudah diciptakan,
manusia tinggal manusia tinggal berpikir, berti berpikir, bertindak, dan ndak, dan menjaga
berbagai menjaga berbagai keseimbangan keseimbangan secara kreatif. Manusia harus berusaha
untuk mengembangkan, menemukan, dan mengembangkan ciptaan-Nya. mengembangkan
ciptaan-Nya. Kunci utamanya Kunci utamanya berada pada berada pada kemauan dan
kemampuan kemauan dan kemampuan manusia manusia itu sendiri untuk menggali dan
mengungkap ciptaan-Nya.

C. Model Penciptaan Nilai Tambah dalam Ekonomi Kreatif

Ada beberapa model yang dapat dilakukan untuk menciptakan nilai tambah :

a. Model Penciptaan Nilai Dengan Cara Kreasi dan Gagasan

Seperti diketahui bahwa masih banyak industri kecil yang kurang mampu berkreasi untuk
meningkatkan nilai taambah. Hal tersebut disebabkan kurangnya adaptasi dan pengembangan
(tolok ukur – bencharking ), terhadap produk – produk yang sudah ada. Akibatnya, produk dari
perusahaan tradisional dan kecil tidak dapat bersaing dengan produk dari perusahaan modern dan
dari perusahaan modern dan besar.

b. Model Penciptaan Nilai Melalui Produksi

Nilai – nilai komersial yang diciptakan oleh industri kecil pada umumnya masih rendah dan
didominasi oleh hasil produksi yang menonton, terbatas, tidak berkembang, beberapa jenis,
turun – turunan, tanpa standar kualitas dan harga yang jelas.

c. Model Penciptaan Nilai Melalui Distribusi

Secara komersial, produk industri kecil pada umumnya belum memiliki saluran distribusi
yang memadai, bersifat lokal, terbatas, menunggu permintaan, kurangnya sarana transportasi,
dan komunikasi serta memproduksi tidak berdasarkan pada penasaran. Hal ini dapat
menyebabkan kelebihan produk (oversupply). Sesuai dengan hukum penwaran, kelebihan
penawaran penawaran cenderung cenderung memperendah memperendah harga. Kelebihan
Kelebihan produk atau tidak terjual, terjual, maka produk dijual dengan harga murah (diobral ).
Penjualan dengan cara mengobrol produk mencerminkan rendahnya kualitas, yang berarti dapat
memperburuk kualitas produk. Hindari obarl produk, jika perlu lakukan sistem inden.

d. Model Penciptaan Nilai Melalui Pemasaran

Pemasaran sebagai ujung tombak dalam penyampaian produk industri kecil kepada
konsumen masih banyak kelemahan , disebabkan oleh sebagian besar industri kecil tidak genal
informasi pasar dan ukuran pasar , akibatnya pasar yang terbatas dan bersifat Lokal , produk
yang tidak market driven , tidak banyak dikenal karena kurang promosi , tidak mengenal segmen
, dan tidak mengenal kekuatan pasar , serta susah masuk ke dalam pasar yang penuh dengan
persaingan persaingan .

e. Model Penciptaan Nilai Inovasi

Melalui Inovasi Dalam ekonomi kreatif, inovasi merupakan sarana untuk meningkatkan nilai
tambah den keunggulan bersaing. Semakin sering berinovasi, maka akan semakin tinggi nilai
tambah dan keunggulannya. Keunggulan adalah daya saing. Daya saing adalah posisi tawar di
pasar. Dengan demikian inovasi dapat m

f. Model Penciptaan Nilai Peluang

Oleh Entrepreneur Kreatif Semua langkah untuk menciptakan nilai tambah dalam rangka
mencari keunggulan merupakan model penciptaan peluang . Oleh sebab itu , peluang dapat dicari
dan diciptakan Peluang dapat dicari dan diciptakan dengan cara menciptakan ide , gagasan ,
imajinasi , dan khayalan ( mimpi - mimpi ) untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dan
menghasilkan nilai tambah. Syaratnya, adalah modal kreatif, yaitu kemampuan untuk mengubah
ide gagasan, majinasi, dan mimpi - mimpi menjadi kekayaan intelektual seperti desain, merek
dagang, keistimewaan produk, hak cipta , citra , paten, dan royalti.

g. Model Penciptaan Nilai Tambah

Nilai tambah muncul karena adanya imajinasi yang berbarengan dengan kreativitas, gagasan
(emphaty) dan ditindaklanjuti dengan inovasi sebagai proses penciptaan penciptaan kebaruan,
kebaruan, kemudahan kemudahan dan kegunaan. kegunaan. Jika anda menciptakan menciptakan
kebaruan kebaruan dan bermanfaat dan memudahkan bagi kehidupan disebut nilai tambah.

h. Model Penciptaan Peluang Melalui Penawaran dan Permintaan

Menciptakan karakter baru seperti desain, tipe, fitur dan merek-merek baru akan
menciptakan penawaran produk-peoduk baru. Penawaran baru dapat merangsang atau menarik
minat konsumen untuk membeli produk baru dan dengan demikian meningkatkan permintaan.

Permintaan yang cenderung meningkat dari konsumen terhadap produk-produk baru dapat
mendorong para kreator utnuk menciptakan produk-produk baru lebih lanjut yang berarti
mencipatakan penawaran baru.

i. Model Penciptaan Iklim Ekonomi Kreatif

Produk industri kecil harus terlindung oleh regulasi agar tercipta iklim ekonomi kreatif.
Sebab masih banyak industri kecil yang terjerat oleh lingkaran bisnis yang tidak berujung
pangkal. Kekuranan modal dapat menyebabkan ketergantungan terhadap berbagai aspek, seperti
seperti ketergantungan bahan baku, teknologi, metode produksi, volume produksi, dan
pemasaran.

D. Rantai Nilai Industri Kreatif

Yang dimaksud rantai nilai (value chain) dalam industri kreatif adalah rantai proses penciptaan
nilai yang pada umumnya terjadi dalam industrin kreatif. Penciptaan nilai dalam industri
manufaktur didasari atas standar proses, produk massal, dan perulangan (Departemen
Perdagangan, 2008: 69) rantai nilai yang menjadi pokok perhatian pengembangan industri kreatif
memiliki urutan linier tahapan kreasi, produksi, distribusi, dan komersialisasi.

Kreasi adalah penciptaan, dimana daya kreasi merupakan faktor masukan (input ) dalam industri
kreatif. Daya kreasi adalah kekuatan yang muncul dalam diri individu. Semua orang memiliki
daya kreasi yang memanfaatkannya sebagai pekerjaan dan ada juga yang memanfaatkannya
sebagai hobi saja.

E. Pendekatan Inovasi Rantai Nilai

Menurut Simatupang dkk. upang dkk. (2008: 86), ada (2008: 86), ada beberapa beberapa
langkah dalam pendekatan inovasi rantai nilai, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Penentuan ( phase of phase of define), adalah proses mengenali nilai individu dan
diikuti dengan pemaparan jaringan nilai yang dipersepsikan oleh para pemangku
kepentingan.

2. Tahap desain ( phase of design), adalah mengembangkan proposisi nilai dan peta
pengantaran nilai bagi pihak yang membutuhkan.

3. Tahap distribusi ( phase of delivery delivery) adalah tahap pelaksanaan proposisi nilai yang
dapat diperoleh dengan realisasi nilai.

4. Diagnosis tahap awal ( phase of diagnose), adalah diagnosa yang melihat apakah ada
kelemahan dari inovasi rantai nilai yang kelemahan dari inovasi rantai nilai telah
berlangsung.

BAB IV

INDUSTRI KREATIF

A. Definisi Industri Kreatif

Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut
(Kemendag, 2007: 10). Sejalan dengan berkembanganya ekonomi kreatif, kenyataan sejarah
membuktikan bahwa ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif telah memberikan
kontribusi nyata bagi perkembangan perekonomian di sejumlah negara.

Menurut Howkins (2005: 4) menemukan kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah
menyadari untuk pertama kalinya pada tahun 1996 karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai
nilai penjualan ekspor sebesar 60,18 miliar dolar (sekitar Rp600 triliun) yang jauh melampaui
ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat. Howkins berargumentasi bahwa

ekonomi baru sudah muncul seputar industri kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan
intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalti, dan desain.

B. Karakteristik Industri Kreatif

Berdasarkan hasil studi pemetaan Industri kreatif yang dilakukan Departemen Perdagangan
RI (2007: 38), industri kreatif memiliki karekteristik umum sebagai berikut

1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri kreatif.
2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah

perusahaan.
3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi fluktuas

pertumbuhan perusahaan.
4. Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif konstan. Artinya teknologi

yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri padat modal (capital intensive)

C. Klasifikasi Industri Kreatif
1. Berdasarkan UK DCMS model terdiri atas: periklanan, arsitektur, seni dan pasar barang

antik, kerajinan, desain, pakaian, film dan video, musik, pertunjukan, kesenian, penerbitan,
perangkat lunak (software), televisi dan radio, serta video dan permainan komputer
(computer games).
2. Berdasarkan symbolic texts model ada beberapa kategori, yaitu:
a. kategori industri budaya inti (core cultural industries), meliputi periklanan. film, internet,

musik, penerbitan, televisi dan radio, serta video dan permainan komputer.
b. kategori industri budaya di sekelilingnya (peripheral cultural industries), meliputi

kesenian kreatif.
c. kategori industri budaya perbatasan (borderline cultural industries), melipu elektronik

untuk konsumen, mode, perangkat lunak, olahraga.
3. Berdasarkan concentric circles model terdiri atas empat kategori:

a. kategori seni kreatif inti (core creative arts), meliputi literatur, musik, seni pertunjukan,
dan seni visual

b. kategori inti industri budaya lainnya (other core cultural industries), meliputi film,
museum, dan perpustakaan.

c. kategori industri budaya yang lebih luas (wider cultural industries), meliputi jasa jasa
heritage (heritage services), penerbitan, rekaman suara, televisi dan radio, video, dan
permainan komputer.

d. kategori industri yang berkaitan (related industries), meliputi periklanan, arsitektu desain,
dan mode

4. Berdasarkan WIPO copyright model ada beberapa kategori, yaitu:
a. kategori industri penerbitan inti (core copyright industries), meliputi periklanan collecting
societies, film dan video, serta musik.
b. kategori seni pertunjukan (performing arts),meliputi penerbitan, perangkat lunak televisi
dan radio, serta visual dan seni grafise
c. kategori industri penerbitan yang saling terkait (interdependent copyright industries),
meliputi materi rekaman yang masih kosong, elektronika untuk konsumen (consumer
electronics), alat-alat musik, kertas, fotokopi, dan peralatan fotografis
d. kategori industri secara parsial (partial copyright industries), meliputi arsitektur, pakaian
(clothing), alas kaki (footwear), desain, mode, alat-alat rumah tangga (household goods)

Sementara itu, klasifikasi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan Republik
Indonesia (2008: 4), terdapat 14 subsektor industri yang berbasis kreativitas, meliputi:

1. periklanan,
2. arsitektur.
3. pasar barang seni,
4. kerajinan,
5. desain,

6. pakaian.
7. video, film, dan fotografi,
8. permainan interaktif,
9. music,
10. seni pertunjukan,
11. penerbitan dan percetakan,
12. layanan komputer dan perangkat lunak,
13. televisi dan radio,
14. riset dan pengembangan.

D. Peran Industri Kreatif

Industri kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional maupun global
karena memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kehidupan baik secara ekonomi maupun
nonekonomi. Secara ekonomi, industri kreatif berperan dalam menciptakan iklim bisnis,
penciptaan lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, pencipta sumber daya yang
terbarukan, dan berkontribusi positif terhadap pendapatan nasional bruto (Gross National
Product-GNP).

E. Keunggulan Industri Kreatif

Menurut Departemen Perdagangan RI. yang dikutip Ubaydillah dalam karyanya Melirik Peluang
Industri Kreatif, (2009: 1), industri kreatif memiliki kelebihan dan telah terbukti memberikan
sumbangan dalam pembangunan, di antaranya sebagai berikut.

1. Kebutuhan terhadap modal uang dan material relatif lebih kecil. Siapa saja, individu atau
kelompok bisa memulainya dengan menggunakan modal yang sudah ada

2. Fleksibel terhadap perubahan sehingga lebih tahan terhadap goncangan eksternal Ide kreatif
itu bisa diterapkan dan diadaptasikan ke tingkat yang tak ada batasnya meski masih dalam
satu bidang.

3. Kelincahan dalam bermain, terutama dalam distribusi dan pemasaran. Kalau kita mengirim
barang ke Saudi, ini butuh waktu beberapa hari, di samping juga biayanya mahal. Namun,
kalau kita mengirim berkas (file), hitungannya menit dan biayanya lebih murah.

F. Peluang Industri Kreatif

Industri kreatif sangat responsif terhadap fenomena fenomena sosial konsumen. Sebaliknya,
konsumen juga sangat responsif terhadap barang barang dan jasa-jasa baru yang unik yang
diciptakan industri kreatif. Oleh sebab itu, industri kreatif akan merespons balik dari konsumen
dengan cara menciptakan produk produk yang berkarakter baru

Dengan daya respons dan fleksibilitas maka permintaan konsumen telah mengubah
pendekatan dalam orientasi industri, dari supply driven, yaitu industri yang merespons
konsumen, ke demand driven, yaitu pendekatan industri yang berorientasi untuk merangsang
permintaan, dan proses produksinya tidak di suatu tempat, tetapi tersebar. Perkembangan industri
jasa lebih cepat daripada perkembangan industri barang, seperti tampak pada industri jasa
transportasi, keuangan, dan telekomunikasi

BAB V

SUMBER DAYA EKONOMI KREATIF

A. Sumber Daya Manusia Kreatif

Richard Florida menggolongkan sumber daya kreatif di Amerika menjadi strata baru yang
disebut strata kreatif (Creative Class). Dalam bukunya The Rise of Creative Class: And How It's
Tranforming Work, Leisure, Community, and Everyday Life, (2003), dan dikutip oleh

Departemen Perdagangan (2008: 30-31), Florida mengemukakan bahwa sumber daya kreatif
terdiri dari dua komponen utama, yaitu sebagai berikut.

1) Inti super kreatif (super creative core)

Strata inti super kreatif (super creative core) terdiri dari ilmuwan dan insinyur, profesor pada
universitas, pujangga dan pengarang cerita, seniman dan seniwati, entertainers, aktor, desainer
dan arsitek, pengarang cerita nonfiksi, editor, tokoh budaya, peneliti, analis, produser film, dan
pekerja kreatif lainnya yang secara intensif berperan dalam proses kreatif.

2) Pekerja kreatif profesional (creative professional)

Orang yang bekerja pada strata ini pada umumnya bekerja pada industri yang memiliki
karekteristik dalam mengintensifkan penggunaan ilmu pengetahuan (knowledge intensive),
seperti industri berbasis teknologi tinggi (high tech), berbasis jasa keuangan, berbasis hukum,
praktisi kesehatan, keteknikan (technical), dan manajemen bisnis. Semua Individu tersebut
terlibat dalam penyelesaian masalah yang memerlukan kreativitas (creative problem solving).
Mereka biasanya mengombinasikan metode standar dengan cara yang unik. Misalnya, dokter,
pengacara atau manajer pada umumnya melakukan hal ini untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Individu-individu ini akan menjadi strata inti super kreatif jika terlibat dalam proses
penciptaan sesuatu yang baru.

Untuk menciptakan sumber daya manusia kreatif menurut Departemen Perdagangan RI
(2008:21), lembaga pendidikan seharusnya mengarah kepada sistem pendidikan yang dapat
menciptakan hal berikut.

1) Kompetensi yang kompetitif

Untuk menciptakan kompetensi yang kompetitif, lembaga pendidikan harus memperbanyak
pelatihan yang berorientasi ke lapangan, eksperimen, penelitian dan pengembangan (riset and
development), serta mengadakan proyek kerja sama multidisipliner yang beranggotakan berbagai
keilmuan, sains, teknologi, dan seni.

2) Inteligensia multidimensi

Harus menempatkan porsi yang sama dalam dunia pendidikan antara kecerdasan rasional
(Intellegentia Quotient-IQ), kecerdasan emosi (Emotional Quotient-EQ). dan kecerdasan
spiritual (Spiritual Quotient-SQ), untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berinteligensia, rasional tinggi, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi.

B. Pola Pikir Kreatif Masa Depan (Five Minds Of the Future)

Fondasi ekonomi kreatif adalah modal insani, yang terdiri dari modal intelektual yang
diwujudkan dalam bentuk pola berpikir kreatif. Pola berpikir kreatif adalah pola pikir yang lebih
mengedepankan high concept (konsep tinggi) dan high touch (sentuhan tinggi). High concept
adalah kemampuan menciptakan keindahan secara artistik dan menciptakan emosional dalam
rangka mengenali pola-pola dan peluang-peluang, serta menciptakan sesuatu yang indah dan
mampu menghasilkan temuan-temuan yang belum dipikirkan orang lain. Sedangkan high touch
adalah kemampuan berempati, dan memahami esensi interaksi antarmanusia dan menemukan
makna-makna.

Berpikir kreatif adalah kegiatan berimajinasi, abstrak, dan berobsesi. Menurut Daniel the
Conceptual Age, dan dikutip oleh Departemen Perdagangan (2008:2) serta dimuat dalam harus
dimiliki dalam pola pikir kreatif atau disebut whole-brain innovation.)

C. Kemampuan yang Diperlukan Dalam Ekonomi Kreatif

Selain pola pikir, Thomas L. Friedman, (2005) dalam bukunya The World is Flat A Brief
History of the Twenty-First Century, dan dikutip oleh Departemen Perdagangan (20084)
mengemukakan "tujuh kemampuan wajib" yang harus disiapkan oleh orang- orang yang ingin
bekerja di bidang pekerjaan apa pun, yaitu sebagai berikut.

1. Kemampuan berkolaborasi dan menyelaraskan (great collaborators and orchestrator), yaitu
kemampuan mengombinasikan dan menyelaraskan atau mengubah atau mengomposisikan
berbagai bidang dan produk barang maupun jasa

2. Kemampuan dalam menyintesis segala sesuatu (the great synthesizers), yaitu kemampuan
untuk mencari perbedaan dan persamaan dari hal-hal yang ada

3. Kemampuan dalam menjabarkan suatu konteks (the great explainer), yaitu kemampuas
untuk menguraikan dan menjabarkan dari suatu konteks ke konteks lain.

4. Kemampuan dalam menciptakan nilai tambah (the great leveragers), yaitu kemampuan
untuk menghasilkan nilai tambah barang dan jasa pada setiap rantai nilai, mulai dari tahap
penyediaan (supply) bahan baku sampai dengan purnajual (postsale).

5. Kemampuan dalam mengadaptasi terhadap lingkungan baru (the great adapters), yaitu
kemampuan untuk mengadaptasi, kemudian hasil adaptasinya itu dikembangkan untuk
menghasilkan perbedaan dan nilai tambah baru. Misalnya, proses benchmark (tolok ukur)
suatu produk atau perusahaan terhadap produk atau perusahaan lain. Benchmark adalah
suatu proses adaptasi dan pengembangan suatu produk atau usaha untuk menciptakan
kebaruan sehingga menghasilkan nilai baru.

6. Kesadaran yang tinggi terhadap kelestarian alam (the green people), yaitu kesadaran untuk
melestarikan sumber daya alam agar terjadi keseimbangan antara alam dan kehidupan
manusia. Kesadaran bahwa ada beberapa sumber daya alam akan berkurang dan habis, serta
tidak dapat diperbarui sehingga manusia perlu menjaga.

7. Kemampuan yang andal dalam menciptakan kandungan lokal (the great localizer),
keseimbangan dalam pengelolaannya. yaitu kemampuan yang andal untuk menciptakan
sesuatu dari kandungan lokal Peluang (Deperindag, 2008: 4). Misalnya, penggunaan bahan
baku industri yang mengunakan kandungan lokal, yaitu bahan baku yang tersedia dalam
lingkungannya. Kemampuan ini sangat penting untuk memaksimumkan pemanfaatan
potensi lokal.

D. Sumber Daya Mannusia Kreatif dan Inovatif

Sumber daya manusia kreatif dan inovatif merupakan modal utama dalam ekonomi kreatif,
karena jantungnya ekonomi kreatif adalah kreativitas dan keinovasian. Kreativitas lebih
mengarah pada konsep berpikir, yaitu kemampuan seseorang dalam berpikir sesuatu yang baru
dan berbeda. Sedangkan keinovasian lebih mengarah kepada konsep bertindak seseorang, yaitu
seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau melakukan sesuatu yang baru dan
berbeda.

Orang kreatif memiliki ciri-ciri dan karakter sebagai berikut.

a. Terbuka terhadap pengalaman dan sensitif terhadap masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu,
ia memiliki karakter atau ciri-ciri: selalu mencari pengalaman baru, gagasan baru, lebih suka
melihat dunia luar, dan bila ada masalah ingin segera dicari pemecahannya.

b. Suka memperhatikan dan mencari. Karakter orang kreatif adalah lebih suka melakukan
observasi-observasi.

c. Selalu ingin tahu, apa, mengapa, dan bagaimana? Karakter orang kreatif adalah selalu
bertanya: apa, mengapa, dan bagaimana, dan berani berpikir berbeda.

d. Menerima pandangan yang berbeda dan terbuka terhadap pandangan dari orang lain.
Karakternya adalah terbuka, menerima pandangan orang lain, membuka diri untuk dikritik.

e. Toleransi terhadap perbedaan-tidak memihak, tetapi selektif. Karakternya adalah menolerir
perbedaan pendapat dan selektif.

f. Memerlukan dan memiliki otonomi, memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi
Karakternya bersikap mandiri, mampu berkonsentrasi, berpikir tenang, serta arif dan
bijaksana (wisdom).

g. Percaya diri dan berkemampuan imajinasi. Karakternya selalu penuh percaya diri dan selalu
menciptakan citra diri.

h. Bebas dalam mengambil pertimbangan atau keputusan, dan bebas dari rasa cemas terhadap
kelompok. Karakternya bebas menentukan sikapnya, serta bebas dari rasa takut dan gagal.

i. Tidak bergantung pada standar kelompok yang sudah ada, karakternya tidak suka
menggunakan standar kelompok, tetapi ia memilih yang lebih unggul dari standar dan selalu
melakukan di atas standar.

j. Bersedia menghadapi risiko yang terperhitungkan, bukan spekulasi atau untung untungan.
Karakternya berani menghadapi risiko, selalu penuh pertimbangan. tidak mau berspekulasi
atau untung-untungan.

E. Daya Kreatifitas dan Hasil Berfikir Kreatif

Daya Kreativitas

Beberapa ciri dari orang yang memiliki daya kreativitas, sebagai berikut.

1. Kuatnya motivasi untuk berprestasi, indikatornya:
a. sangat bersemangat untuk meningkatkan dan memenuhi standar keunggulan,
b. suka tantangan,
c. berani mengambil risiko yang diperhitungkan,
d. selalu mencari informasi optimal untuk mengurangi ketidakpastian, dengan cara: mencari
alternatif terbaik dan tekun belajar untuk meningkatkan kinerja.

2. Penuh komitmen, indikatornya setia pada visi, misi, dan sasaran yang ingin dicapai, bukan
loyal pada orang-orang tertentu.

3. Memiliki inisiatif dan optimisme yang unggul.
4. Berpikir divergen, yaitu selalu melihat sesuatu dibalik yang tampak, tidak mudah hanyut

atau terpengaruh oleh keadaan, dan mampu berpikir abstrak.
5. Selalu membiasakan diri untuk mencari alternatif-alternatif

Metode Kreatif

Menurut Gary K. Himes dalam artikelnya "Mengembangkan Gagasan Kreatif Anda yang
disunting oleh A. Dale Timpe (1992: 89), mengemukakan bahwa pekerjaan yang berbeda di
berbagai tingkatan memerlukan jenis kreativitas yang berbeda. Ada tiga metode kreatif yang
utama, sebagai berikut.

1. Duplikasi

Kemajuan yang dicapai oleh para pemimpin adalah dengan menyaring metode/ prosedur
kerja, gagasan yang pantas untuk diubah atau dimodifikasi berdasarkan keperluan.

2. Perluasan

Suatu inovasi dasar perlu dilakukan, kemudian manfaatnya ditingkatkan dengan memperluas
penerapannya.

3. Inovasi

Sesuatu yang baru harus dihasilkan. Seseorang yang menghasilkan gagasan untuk mengubah
praktik-praktik yang masih tradisional, walaupun perubahan ini mendapat kesulitan untuk
diterima.

4. Sintesis

Gunakan gagasan dari berbagai sumber. Konsep-konsep yang tampaknya tidak berhubungan
digabungkan menjadi suatu produk atau jasa yang berharga.

Hasil Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah berpikir tentang bagaimana menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Hasil berpikir kreatif adalah berupa sesuatu yang bersifat imajinasi, abstrak, dan obsesi,
seperti gagasan, khayalan, dan ide-ide. Proses berpikir kreatif disebut kreativitas. Kreativitas
adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya sebagai berikut.

1. Baru (new), cirinya inovatif, belum ada sebelumnya, segar menarik, serta aneh dan
mengejutkan.

2. Berguna (useful), cirinya lebih praktis, lebih mudah, memperlancar, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, dan mendatangkan hasil yang lebih baik atau lebih banyak.

3. Dapat dimengerti (understable), cirinya hasil yang sama dapat dimengerti dan dibuat di lain
waktu.

F. Investasi Modal Insani Dalam Ekonomi Kreatif

Dalam beberapa literatur tentang ekonomi kreatif dikemukakan bahwa industri kreatif yang
sukses dalam menciptakan nilai tambah ditentukan oleh kemampuan intelektual dari modal
insani (human capital). Investasi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan, serta pengalaman sangat penting dalam pembentukan modal insani. Dengan
pendidikan akan membuat seseorang menjadi tahu, berpikir, bersikap, bertindak. merasakan, dan
bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan UNESCO bahwa
tujuan pendidikan diarahkan pada: belajar untuk mengetahui, belajar menjadi, belajar untuk
bertindak, dan belajar untuk hidup bersama (learning to know. learning to be, learning to do, and
learning to life together). Melalui pendidikan, seseorang diharapkan memiliki pengetahuan,
vokasi, profesi, dan dapat melakukan sesuatu untuk hidupnya, dan dapat hidup bermasyarakat
dengan bangsa lain. Dengan berlatih orang menjadi cakap dan terampil dalam menggunakan
pikiran dan perilakunya. Oleh sebab itu, dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman,
seseorang akan memiliki modal insani yang lengkap, yaitu berupa modal sosial (social capital),
modal intelektual (intellectual capital), modal mental dan spiritual (mental and spiritual capital),
modal emosional (emotional capital), dan modal motivasi (motivation capital). Kapasitas mental
atau daya otak (mentality) sebagai salah satu bentuk modal insani akan melahirkan kreativitas.
Sedangkan kecakapan, keberanian, dan motivasi akan melahirkan keinovasian. Itulah sebabnya,
seseorang yang memiliki modal insani akan produktif dalam menghasilkan nilai tambah.

Investasi sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan praktik-
praktik kerja akan membentuk modal insani berupa ilmu pengetahuan, kecakapan, kepribadian,
serta pola pikir kreatif dan perilaku inovatif. Modal insani membentuk kepribadian kreatif dan
inovatif. Modal insani yang semakin tinggi maka kinerja sumber daya manusia akan semakin
tinggi, dan daya saing sumber daya manusia juga semakin tinggi.

G. Instrumen Tes untuk Megukur Kreatifitas

Untuk mengukur sejauh mana kreativitas yang dimiliki seseorang, dapat digunakan suatu
alat tes. Salah satu alat tes untuk mengukur kemampuan dan perilaku kreatif dikemukakan oleh
Eugene Raudsepp dalam artikelnya yang berjudul "Seberapa Kreativitaskah Anda" yang
disunting oleh A Dale Timpe (1992: 40-44). Tes ini berfungsi untuk mengukur apakah Anda
mempunyai bakat, sikap, motivasi, dan minat yang membentuk kreativitas.

Dalam tes ini setiap pernyataan ditunjukkan dengan sebuah huruf tentang tingkat sejauh
mana Anda setuju atau tidak setuju dengan memilih: A=Sangat Setuju; B = Setuju; C=setengah-
setengah atau tidak tahu; D = Tidak setuju; E=Sangat Tidak Setuju. Berikan jawaban Anda
seteliti dan sejujur mungkin. Usahakan untuk tidak "membuat terkaan kedua".

BAB VI

KONDISI DAN FAKTOR-FAKTOR

PEMBENTUK KARAKTER KREATIF DAN INOVATIF

A. Kondisi Penting Kreativitas

Menurut Howkins (2001: 6), semua jenis kreativitas memiliki tiga kondisi penting yang
meliputi kepribadian (personality), keastian (originality), dan makna (meaning).

1) Kepribadian (Personality)

Kepribadian merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan kreativitas. Namun,
keberhasilan kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang secar personal, tetapi juga bisa oleh
tim atau kelompok. Ketika dua orang kreator atau lebih bekerja secara tim, mereka tidak bisa
berhasil tanpa kerja sama dalam t Kecakapan personal dan kontribusi individu penting dalam
mendorong kreativita dan produk kelompok. Spirit seseorang dalam berkreativitas untuk
berkolabora dalam kelompok sangat diperlukan dalam ekonomi kreatif Keahlian individual
sangat menentukan kinerja tim. Sumber daya individual akan lebih efisien dan produktif dalam
kelompok karena bekerja secara tim.

2) Orisinalitas/Keaslian (Originality)

Kebaruan bukan standar yang mutlak. Sementara itu, keunikan adalah standar yang mutlak
(uniqueness is absolute). Ini berarti bahwa sesuatu yang diciptakan tidak sama dengan yang ada
sebelumnya. Tentu saja, semua yang unik adalah sesuatu yang baru, tetapi semua yang baru
belum tentu unik. Perbedaannya direfleksikan dalam bentuk hukum kekayaan intelektual dan
hukum hak cipta. Semua memerlukan suatu pengerjaan menjadi yang baru, akan tetapi tidak
perlu menjadi unik. Sementara itu. hukum paten memerlukan kebaruan dan keunikan.

3) Makna (Meaning)

Menurut Teresa Amabile yang dikutip oleh Howkins (2001: 10) mengemukakan bahwa
dalam bisnis, keaslian saja tidak cukup. Untuk menjadi produk kreatif, suatu ide harus berguna
dan dapat dilakukan. Untuk menjadikan sesuatu berguna, nilai atau maknanya harus
dikommikankan kepada konsumen. Ketika kita sedang kan kita pada umumnya merasa memiliki
sesuatu yang sempurna, kita telah membuat dan menghasilkan sesuatu yang memiliki identitas
dan karakter Sesuatu yang bermakna merupakan sesuatu yang memiliki kegunaan/manfaat lebih
dan sesuatu yang memiliki manfaat lebih merupakan sensatu yang memilik nilai tambah.
Misalnya, megpunyai banyak kegunaan (multiguna), lebih sederhana, lebih fickalbel, lebih
hemat, lebih memudahkan, dan kelebihan lain.

B. Karakteristik Kreativitas yang Tidak Selalu muncul

Menurut Howkins (2001:16-14) ada enam karekteristik dari kreativitas yang tidak selalu
muncul, tetapi hal tersebut ada di sekitar kita. Berikut beberapa karekteristik kreativitas yang
tidak selalu muncul

Kreativitas Merupakan Elemen Pokok Dalam Hidup (Creativity is a Basic Element of Life)

Untuk hidup, mamusia harus kreatif. Banyak ahli yang mengemukakan elemen penting
seperti itu. Misalnya, Socrates mengatakan: "hidup yang tidak teruji bukan kehidupan berhargs
(the unexamined life is not worth living). Sementara itu, Shakespeare mengatakan tanpa sesuatu,
tidak akan mendatangkan apa pun" (nothing will come of nothing). Orang kreatif melakukan
sesuatu dari yang sebelumnya tidak ada. Kami idris (1977) mengemukakan: "Ini adalah formula
yang sangat sederhana: untuk hidup kita harus menciptakan. Tampa kreativitas kita tidak dapat

berimajinasi, menggali at menemukan senatu. Kita tidak akan memiliki apt, bahasa, dan ilmu
tanpa kreativitas (Howkins, 2001: 10).

Kreativitas adalah mencukupi diri sendiri. Kita tidak perlu sumber daya dari luar untuk
menjadi kreatif, meskipun kita memerlukannya untuk produk-produk kreatif manufaktur.
Menurut Henry Margenau dalam buku karya Howkins (2001: 10) yang mengemukakan tindakan
kreatif (creative act) terdiri atas ide-ide organisasi untuk menjadi pernyataan baru dan memiliki
paten." Kemudian, Henry Margenau melanjutkan "Saya dapat memula dari satu ide dan
menggerakkan tiga atau bahkan tiga belas bergantung pada sejauh mana saya berkreativitas".
Richard Rogers dalam artikelnya, mengemukakan bahwa Einstein bercerita bagaimana ketika dia
membuat penemuan besar, dengan mengatakan: by using the imagination and I suppose
creativity means using the imagination to move forward. We all do this all the time. Of the two
main meanings of creativity (create something from nothing and giving a new character to
something'), he favours the second He says giving birth' is too violent. He prefers the idea of
giving life, because the process incremental It's quite slow work, even though things do sneak up
on one. Everything is hand on something else. Very little new From the moment we are born, we
are imbued with experiences" (Howkins, 2001: 182)

Kreativitas Merupakan kecakapan Universal (Creativity is a Universal Talent)

Setiap orang memiliki kecakapan kreatif secara inheren, termasuk dorongan, bahkan
memilk kecakapan, dan terpelajar, tetapi sangat sedikit sekali orang yang mengetahui bagaimana
menggalinya. Hasil riset menunjukkan bahwa secara psikologis, memoles make up) sesuatu
dalam bentuk kreativitas adalah hal yang umum, hal yang jarang adalah kemampuan dan
kemasan untuk selakukannya. Setiap orang bisa mengkhayal dan memiliki ide akan tetapi sedikit
orang yang dapat menghasilkan produk-produk kreatif Hal itu sangat bergantung kepada
keterampilan teknik, sumber days fisik, dan faktor lingkungen. Michael Owe, mengemukakan
bahwa motivasi berprestasi untuk berkreasi (creative achievementi bergantung pada perilaku
umum dan faktor-faktor mental lingkungan, la setu bahwa setiap orang memiliki kecenderungan
utama untuk kreatif tetap sedikit orang yang memiliki perlengkapan dan sifat yang diperlukan
untuk mengembangkannya secara penuh. Mereka memerlukan komitmen jangka panjang.
motivasi yang kuat untuk berhasil, dan kapasitas untuk berusaha yang lebih fokus ke arah najuan
dan dalam lingkungan yang mendukung (supportive).

Kreativitas Adalah Menyenangkan (Creativity is Fun)

Kreativitas merupakan hal yang menyenangkan Kreativitas merupakan pancaran cahaya hati
yang menyenangkan Ketika kesenangan berhenti, maka orang berhenti menyenangkan yang lain
Seseorang yang berhasil dari kreativitanya akan merasa senang dan bangga satan
keberhasilannya Berdasarkan pada "gema Archimedes" ada tiga hal yang harus dipelajari "One
have fun Twa, always have a problem at the back of your mind. Three, don't skip lunch.”
(Howkins, 2008 13). Maksudnya: “Satu, bersenang-senang. Dua, selalu memiliki masalah di
akhir pikiran Anda. Tiga, jangan melewatkan makan siang”.

Perasaan Bersaing (A Sense of Competition)

Orang kreatif la medasarkan pada perasaannya, bahwa apa yang dihadapinya adalah
pessing Orang kreatif merasa senang bersaing dan bersaing dengan penuh semangat Banyak
orang kreatif menempatkan dirinya dengan standar yang tinggi. lika mereka ingin membuat
produk kreatif. Orang-orang kreatif juga bersaing secara komersial di pasar. Sementara itu
banyak melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, untuk pekerjaannya dan untuk kedua duanya,
tidak untuk bersaing. Dengan demikian, orang yang men untuk dibaca sendiri (tidak
dipublikasikan) adalah orang yang takut bersaing.

Kreativitas Merupakan Kebiasaan Perseorangan (Creativity is a Personality Traits)

Menurut Anthony Storr, salah satu analisis yang paling dapat dipahami dari spirit kreatif,
yaitu bahwa orang kreatif dicirikan sebagian besar oleh bagian yang berlawanan dengan orang
lain, dan yang lebih penting lagi ia lebih perhatian terhadap yang berlawanan. Orang kreatif tidak

menutup berbagai kemungkinan, dan selalu bersifat independen, memilik ego yang kuat dan
memiliki perhatian yang besar terhadap keadaan dan bentuk memilik perferens yang besar
terhadap kompleksitas dan ketidaksimetrisan.

Kreativitas Adalah Kejutan (Creativity is Surprising)

Orang memiliki kejutan karena mendapat nobel dari penemuan-penemuannya. Orang
memiliki kejutan karena kreatif menemukan dan menciptakan sesuatu yang bernilai, serta
bermakna dalam kehidupan.

C. Faktor Pembentuk Karakter Kreatif dan Inovatif

Ada beberapa faktor yang memengaruhi karakter kreatif dan inovatif, yang dibagi dalam dua
kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut.

Faktor individu, seperti bakat, pengetahuan, kemampuan, sikap, motivasi, perilaku, dan
pengendalian diri (locus of control yang dimiliki oleh seseorang menentukan perilaku kreatif dan
inovatif.

Sementara itu, faktor eksternal yang memengaruhi kreativitas dan keinovasian adalah
lingkungan, keluarga, pendidikan, pengalaman, kelompok, dan organisasi. Kemampuan kreatif
dan berinovasi sangat bergantung pada lingkungan di mana ia berada, pendidikan, pengalaman,
kelompok, dan organisasi. Namun, perlu diingat bahwa bakat, pengetahuan, kemampuan, sikap,
dan motivasi serta pengendalian diri dapat dikembangkan melalui pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman.

BAB VII

MANAJEMEN KREATIVITAS

A. Pengertian Manajemen Kreatifitas

Menurut Bob Geldof, manajemen kreativitas (creativity management)
menyangkut pengetahuan (knowing) tentang Pertama, bagaimana menggali sifat-sifat yang tidak
menyamai/menandingi (nonrivalrous) dari ide-ide. Kedua, bagaimana menyatakan (a) hak
kekayaan intelektual dan membuat ide-ide yang dimilikinya sebagai produk yang memiliki
kesamaan (rivalrous). Dua sisi keputusan itu merupakan hal yang pokok (cm) dari proses
manajemen (Howkins, 2001: 129).

Menurut Howkins (2001), ada beberapa perbedaan pandangan yang mun dalam mengelola
ekonomi kreatif dan ekonomi konvensional, yaitu pertama, perbedaan kreativitas ekonomi
(economics of creativity) dengan ilmu ekonomi konvensional terutama dalam peran pokok
individual. Menurut pandangan ahli ekonomi konvensional, seperti Adam Smith, bahwa
ekonomi konvensional memusatkan perhatian pada perusahaan. dan berkeyakinan bahwa
perusahaan lebih efisien daripada individu dalam menggunakan sumber days. Pandangan yang
sama dikemukakan oleh ahli ekonomi Ronald Coate (1930-an) yang mengemukakan bahwa,
perusahaan memiliki biaya transaksi yang lebih rendah daripada individu, dan peran sentral
perusahaan dipandang permanen. Sedangkan menurut pandangan kreativitas ekonomi, justru
sebaliknya bahwa kreativitas ekonomi lebih efisien, karena kreativitas ekonomi, seperti teka-teki
dalam berimajinasi, tidak bergantung pada organisasi dan tidak memerlukan peralatan dan
sejumlah modal sumber daya yang besar. Ini berarti memiliki biaya transaksi yang rendah.

B. Mengelola Kreativitas Individu dan Organisasi

Bertone (1993) memandang kreativitas sebagai "kemampuan berpikir di
luar rencana menciptakan kebaruan dan konklusi yang cocok dan berfungsi untuk pemecahan
masalah atau untuk menangkap peluang" (http://www.diegm.uniud.it/create/Handbook/
management/ IndexCreativity.htm, hlm 1, 2012) Ada tiga kata kunci dari definisi kreativitas
tersebut, yaitu:

1. kecakapan (ability),
2. di luar rencana (out of scheme),
3. masalah/peluang (problem/opportunity).

Menurut Bertone ada dua elemen penting yang berbeda dari kreativitas. Pertama, elemen tidak
spesifik, keterampilan manajerial (managerial skills--soft skill), hal ini menyangkut kreativitas,
kepemimpinan, komunikasi, dan kapabilitas belajar. Kedua, elemen spesifik seseorang (hard
skill) menyangkut keterampilan memproduksi, keuangan, pemasaran, dan sebagainya. Hal
tersebut bisa dilakukan oleh setiap orang. dengan ukuran yang berbeda, dan dapat diperbaiki.
(http://www.diegm.uniud.it/ create/Handbook/management/ IndexCreativity.htm/, 3/7/2012).

Faktor-Faktor Organisasi yang Mendorong Kreativitas

Kreativitas merupakan kompetensi yang diperlukan oleh seorang manajer. Semua organisasi
memerlukan kreativitas, iklim yang tepat, gaya kepemimpinan, sumber daya dan kompetensi,
struktur dan sistem organisasi, dan budaya.

1. Iklim organisasi (organizational climate). Iklim organisasi merupakan suasana yang
menciptakan motivasi seseorang dalam organisasi, mendorong kreativitas, partisipasi aktif
semua pekerja, kebebasan berekspresi, dan standar kinerja yang terdefinisikan.

2. Gaya kepemimpinan (style of leadership) Gaya Kepemimpinan demokratis meningkatkan
kreativitas dalam organisasi, sedangkan kepemimpinan outokrasi dapat menurunkan
kreativitas. Hal yang paling fundamental adalah mengomunikasikan visinya secara formal
dan nonformal dan melakukan tindakan yang sesuai dengan visi itu.

3. Sumber daya dan kompetensi (resources and competences). Kreativitas organisasi sangat
bergantung pada modal intelektual (intellectual capital), yaitu sumber daya manusia.
Beberapa saran yang baik untuk persiapan staf (preparation of the staff), yaitu:

4. Budaya organisasi (organizational culture) Untuk mendorong pengembangan kreativitas
dalam organisasi sangat penting suatu budaya yang menyeimbangkan dengan tiga faktor
yang terdiri atas: pengendalian (control), kebebasan bertindak (freedom of action), dan
risiko (risk). Organisasi telah banyak mengembangkan sistem pengendalian dan kadang-
kadang membuat konflik. karena sistem pengendalian dapat menghambat kinerja. Sistem
pengendalian yang ketat sering kali tidak cukup untuk menghadapi lingkungan persaingan
yang sangat cepat. Dalam aktivitas manajerial, jika satu sisi ada pengendalian dan
sebaliknya, di satu sisi ada kebebasan untuk bertindak, khususnya kebebasan untuk
menggali, untuk mengejar objektivitas tanpa mengabaikan sistem pengendalian, untuk
mengambil risiko, untuk mengadakan eksperimen tanpa takut gagal atau rugi, untuk mencari
dana eksternal dalam rangka mendanai ide-ide inovasi. Saat ini manajer senior harus
mendanai jenis kebebasan bagi organisasi, hal ini diperlukan agar dapat menggali opsi-opsi
dan alternatif-alternatif baru untuk menciptakan nilai baru untuk masa yang akan datang.

5. Struktur dan sistem (structures and systems) Untuk mendorong kreativitas muncul dan
meningkat dalam organisasi maka sistem dan struktur baru harus tumbuh. Dalam sistem
organisasi kreatif, hal yang sangat penting alah menggunakan peran motivasi individu
pekerja untuk menaruh perhatian terhadap imbalan non-uang. Sistem insentif uang bukan
satu-satunya, dan yang terpenting adalah menciptakan keinginan untuk berinovasi secara
nyata.

C. Ekonomi Imajinatif

Ekonomi imajinatif membahas bagaimana mengelola ide dan membuat keuntungan (profit),
Menurut Bob Geldof dalam karyanya Managing Creativity,...sementara orang memandang
bahwa kreativitas dan manajemen, seperti uang koin yang bersifat kompatibel (compatible),
yaitu saling melengkapi, sedangkan kreativitas dan ekonomi bersifat saling merusak (mutually
destructive), yaitu saling menghancurkan (Howkins, 2001: 127). Salah satu tugas dari
manajemen adalah mengelola bagaimana membuat orang lebih kreat atau tidak

Untuk memahami manajemen kreativitas, kita harus memahami kreativitas ekonomi. Ada
dua jalinan sistem nilai, yaitu: satu sisi berdasarkan produk-produk fink alat/perlengkapan, karier
dan platform, bersifat riil, dan material secara fisik. Di lain pihak, berdasarkan kekayaan
intelektual, yang bersifat nonriil dan memiliki sedikit karekteristik. Karekteristik ekonomi yang
lain dari ide-ide adalah bahwa biaya mereplikasi atau meniru ide-ide sering kali diabaikan
(negligible). Hampir semua syarat dan keperluan ilmu pengetahuan, keterampilan (skill),
kompetensi dan input intelektual lainnya sangat diperlukan dalam berpikir, dalam riset, dan
dalam tahapan pengembangan.

D. Prinsip-prinsip Manajemen Kreativitas

Menurut Bob Geldof pemimpin The Boowtown Rats dan sebagai penemu alat bantu hidup
dan pengusaha internet (entrepreneur internet) yang di muat dalam buku Howkins (2001: 131)
yang berjudul The Creative Economy: How People Make Money from Ideas, mengemukakan 10
prinsip manajemen yang memengaruhi proses kreativitas:

1. orang kreatif (creative peole),
2. pekerjaan pemikir (the job of thinker),
3. wirausaha kreatif (the creative entrepreneur),
4. pekerjaan setelah bekerja (the post-employment job),
5. orang yang tepat waktu (the just-in-time person),
6. perusahaan sementara (the temporary company).
7. kantor jaringan dan kelompok bisnis (the network office and the business cluster),
8. kerja tim (teamwork),
9. keuangan (finance).
10. kontrak dan perjanjian (deals and hits).

BAB VIII

MENGELOLA IDE DAN GAGASAN

A. Cara Mengembangkan Gagasan

Yosep G. Mason dalam artikelnya "Cara Mengembangkan Gagasan" yang disunting oleh A.
Dale Timpe (1992: 14) mengemukakan bahwa terdapat empat sifat utama yang membuat
seseorang kreatif, yaitu sebagai berikut.

1. Kepekaan terhadap masalah

Kepekaan terhadap masalah adalah kemampuan untuk mengenali masalah. Bagi seseorang
yang peka terhadap masalah akan berpandangan bahwa apa-apa yang telah dikerjakan dapat
diperbaiki menjadi lebih baik. Banyak cara dan jalan untuk memecahkan suatu persoalan asal
kita berpikir kreatif untuk mencari cara yang terbaik. Cara termudah untuk mengenali masalah
adalah dengan cara memandang bahwa tidak ada sesuatupun yang dikerjakan dengan baik
sebagaimana seharusnya.

2. Aliran gagasan

Aliran gagasan sangat bergantung pada aliran mental seseorang. Seseorang dapat mencari
beberapa cara untuk memecahkan berbagai persoalan. Semakin banyak gagasan yang dimiliki
seseorang akan semakin banyak seseorang itu menemukan pemecahan terhadap suatu alah dan
makin banyak peluang untuk menemukan sesuatu yang baru dan berbeda.

Cara mengembangkan gagasan adalah dengan mengamati sekeliling kita kemudian dicatat
karena gagasan bisa muncul di mana saja. Catatan-catatan tersebut Anda gunakan untuk
memikirkan lebih lanjut. Seperti dikemukakan Joseph G. Mason bahwa ada manfaat dasar dari
aliran gagasan: "Jika Anda memiliki satu masalah dan satu gagatan cara memecahkannya, maka
hanya memiliki satu pagatan pe baik atau buruk Jika Anda memiliki dua gagasan,
kemungkinannya adalah satu gagasan akan lebih baik dari yang lainnya. Jika Anda memiliki 20

atau 50 pagina, bahkan 100 gagasan, maka masalah Anda yang terbesar adalah memutuskan
maNN yang terbaik" (Dale Timpe, 2002: 19),

3. Keaslian

Keaslian yang dimaksud adalah menemukan sesuatu yang baru dan berbeda untuk
melahirkan keragaman. Cara untuk menemukan sesuatu yang baru dan berbeda (keragaman)
dapat dilakukan dengan mengubah karakter terhadap cara-cara a duk-produk yang sudah ada,
atau cara-cara baru untuk menerapkan gagas gagasan yang ada ke dalam keadaan baru, atau
modifikasi baru dari keadaan yang ada Keaslian diperlukan untuk memenuhi keadaan yang ada
dan cocok dengan situ baru.

4. Fleksibilitas

Banyak pendekatan untuk memecahkan berbagai masalah. Kualitas fleksibilita sangat
bergantung pada kesediaan untuk mempertimbangkan bermacam macam pendekatan terhadap
suatu masalah. Orang kreatif selalu menggunakan pendekatan dengan berpegang teguh pada satu
pendekatan, tetapi fleksibel dan selalu mempertimbangkan pendekatan lain. Seorang psikolog,
yaitu James E. Gates mengemukakan kebiasaan kebiasaan khusus untuk menjadi kreatif, sebagai
berikut. “...cara kita merasakan segala sesuatu... cara kita melihat segala sesuatu... cara kita
berpikir bagaimana kita harus mengerjakan sesuatu." Kebiasaan-kebiasan tersebut sangat penting
bagi orang yang selalu berpikir kreatif. Kebiasan-kebiasaan cara merasakan segala sesuatu, cara
kita melihat sesuatu, dan cara berpikir bagaimana kita harus mengerjakan sesuatu, sangat penting
dalam melahirkan berbagai inspirasi. ide, dan gagasan-gagasan baru (Dale Timpe, 1992: 42).

B. Mengelola Ide Menjadi Peluang

Kemampuan untuk Menciptakan Peluang

Menurut Zimmerer (1996). kemampuan untuk memperoleh peluang sangat bergantung
pada beberapa masalah berikut ini.

1. Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi terhadap karakter dan sifat-sifat yang sudah
ada. Artinya, kita dapat mengubah karakter suatu kegiatan atau barang atau jasa-jasa yang
sudah ada. Perubahan karakter ini bisa menambah nilai. Nilai-nilai inilah sebagai peluang,

2. Kemampuan menganalisis sifat-sifat dan perilaku pengguna atau pasar atau disebut
kemampuan analisis pasar. Analisis pasar berhubungan dengan analisis fokus pasar. Fokus
pasar bisa diungkap melalui riset untuk mengetahui persepsi, emosi, dan budaya konsumen.
Fokus pasar juga bisa dalam berbagai tingkatan seperti usia, jenis kelamin, dan karakter
konsumen.

3. Kemampuan untuk menganalisis keunggulan-keunggulan yang dapat dijadikan daya saing
dan peluang. Perlu diingat bahwa keunggulan lahir dari kebaruan, kebaruan muncul dari
keunikan, keunikan muncul dari perbedaan, perbedaan muncul dari kreativitas. Nilai tambah
ada jika ada kegunaan, keistimewaan, kebaruan, dan kemudahan untuk dipahami. Oleh
sebab itu, sesuatu itu akan disebut unggul, jika memiliki keunikan/keistimewaan,
pembaruan, perbedaan, tambahan manfaat/ kegunaan, dan tambahan kemudahan
penggunaannya.

Langkah-Langkah Menciptakan Peluang

Ide merupakan potensi yang dapat ditransformasi menjadi peluang Bagaimana caranya?
Agar ide-ide menjadi peluang, cara yang sangat sederhana adalah dengan melakukan evaluasi
dan pengamatan secara terus-menerus terhadap apa yang ada, terhadap apa yang kita ketahui,
yang kita alami, kita pikirkan, kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita perhatikan. Ide-ide itu
perlu disaring secara terus-menerus. Proses penjaringan ide disebut proses screening, yaitu suatu
cara terbaik untuk menuangkan ide-ide potensial menjadi peluang.

Untuk menciptakan peluang menurut Zimmerer (1996) ada beberapa langkah proses penjaringan
(screening), yaitu sebagai berikut. Ciptakan produk baru yang berbeda.

1. Amatilah pintu peluang.
2. Analisislah produk dan proses.
3. Taksirlah risiko yang mungkin terjadi.

Mengamati Pintu Peluang

Pengamatan terhadap pintu peluang dapat dilakukan dengan cara mengamati potensi yang
dimiliki, di antaranya:

1. mengamati sesuatu produk atau proses untuk dikembangkan lebih lanjut:
2. mengamati sesuatu untuk dilakukan perbaikan sehingga nilai tambah meningkat.
3. mengamati sesuatu untuk dilakukan transformasi sehingga muncul keunggulan:
4. mengamati sesuatu untuk direkayasa dan dieksploitasi nilai tambahnya,
5. mengamati sesuatu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, kemudian

atasi kelemahan dan kembangkan kekuatan:
6. mengamati sumber daya yang dimiliki:
7. mengamati kembali pengalaman yang lalu
8. mengamati faktor-faktor pendukung seperti dukungan keuangan dan dukungan sumber daya.

Untuk melakukan pengamatan tersebut, diperlukan dukungan ilmu pengetahuan.
pengalaman, keterampilan, dan kemampuan. Misalnya, seseorang yang memiliki kemampuan
seni, maka ia dapat mengembangkan karya seninya secara serius. Seseorang yang memiliki
kemampuan dan ilmu desain, maka ia akan mengembangkan desain produk secara beraneka
ragam.

Analisis Produk dan Proses Secara Mendalam

Analisis produk dan proses sangat penting untuk memastikan dan menjamin apakah
jumlah dan kualitas yang dihasilkan sudah memadai atau tidak, apakah proses sudah efisien atau
tidak. Ingat bahwa yang dimaksudkan analisis produk dan proses tidak tertuju pada bagaimana
memproduksi dan memproses barang serta jasa tersebut, tetapi memproses dan memproduksi
jasa-jasa kreatif seperti paten, merek dagang, desain, dan royalti. Misalnya, menganalisis proses
bagaimana agar penyajian jasa-jasa franchising (pewaralaba) bisa bertahan lama dan
menguntungkan. Bagaimana merek-merek yang kita buat itu betul betul bersifat komersial. Oleh
karena itu, dalam menganalisis proses tersebut, sebaiknya jangan hanya melihat sejarah, tetapi
filosofi yang dikandung di dalamnya harus dapat dimengerti, dipahami oleh
konsumen/masyarakat secara global

Menaksir Risiko yang Mungkin Terjadi

Risiko bisa terjadi pada level rendah, tinggi, dan moderat. Kemungkinan risiko hanya
salah satu dari ketiga-tiganya. Risiko rendah kemungkinan keuntungannya rendah, risiko sedang
kemungkinan keuntungannya sedang, dan risiko tinggi kemungkinan keuntungannya tinggi.
Menurut Zimmerer (1996: 125), untuk meminimalkan risiko yang timbul dala memperkenalkan
produk dan jasa-jasa baru kita harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Kesederhanaan (simplicity), yaitu bahwa apa yang diproses itu harus mudah digunakan (user
friendly), misalnya barang yang mudah ditempatkan di mana saja, dibawa ke mana saja,
banyak fungsi dan fasilitas yang dapat digunakan (multifunction), mudah dioperasikan,
mudah dalam perawatan, dan mudah ditempatkan. Contoh yang paling sederhana adalah
handphone, Ipad, televisi, dan barang-barang elektronik lainnya yang multifungsi serta
sederhana untuk digunakan.

2. Integritas (integrity), yaitu apa yang didesain itu harus baik sejak awal desain itu dibuat.
Apabila barang atau jasa itu pernah gagal dan cacat sejak didesain pada awal pembuatan dan
diketahui oleh konsumen, maka risiko yang harus dipikul akan semakin tinggi karena akan
memperburuk citra barang atau jasa tersebut.

3. Fokus pada orang (human focus), yaitu memperhatikan peranan komplementer pemakai
akhir dan untuk mendesain integritas yang memperhatikan pemakainya secara ekonomis.
Beridava

4. Berdaya juang (synergy), yaitu bahwa desain produk yang baik memerlukan kombinasi
antara pengalaman, pengetahuan, dan kecakapan dari suatu tim yang profesional.

5. Kreativitas (creativity), yaitu bahwa keberhasilan sangat bergantung pada keahlian kreatif
berbagai orang dan harus didorong menjadi lingkungan yang kreatif

6. Risiko (risk), yaitu bahwa desain produk yang baik ditunjukkan oleh produk-produk yang
terus terjamin keberadaannya sampai batas akhir.

C. Cara Menciptakan Peluang

Seorang kreator dan inovator merupakan orang yang mampu melihat sesuatu dalam
perspektif dan dimensi yang berlainan pada suatu waktu. Bahkan mampu melakukan berbagai
kegiatan sekaligus dalam satu waktu, la mampu melakukan dan menangani berbagai persoalan
yang dihadapi dengan piawai. Semakin tinggi kemampuan kreator dalam mengerjakan berbagai
tugas sekaligus, maka semakin besar kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber
daya yang produktif menghasilkan nilai tambah.

Untuk mengungkap dan mengubah hidupnya, manusia telah diberi kelengkapan dan
kesempurnaan berupa akal dan pikiran agar digunakan dalam berusaha, belajar, berpikir, dan
bertindak. Dengan akal-pikiran, tindakan, dan usaha itulah, maka nasib manusia dapat berubah.
Tuhan Yang Mahakuasa (Allah Swt.) sudah menciptakan segala sesuatu yang dibutuhkan
manusia.

Untuk menciptakan peluang kita harus memiliki kebiasaan kebiasaan untuk menciptakan,
menemukan, dan menggiatkan/menggerakan. Harus selalu lebih banyak mimpi-mimpi atau
mengkhayal dengan ide baru dan bertanya "apa mungkin?", dan "mengapa tidak".

1. Selalu mencari peluang baru (always be on the look out for new opportunities). Harus selalu
mencari peluang-peluang baru, dengan cara menciptakan cara-cara dan karakter-karakter
baru untuk menciptakan peluang.

2. Berpikir sederhana (keep it simple). Berpikir sederhana dan tidak jelimet (rumit). Cobalah,
tetapkan, dan kerjakan (try it, fix it, do it). Cobalah, canangkanlah, dan lakukanlah. Mulailah
sejak sekarang. Apabila Anda memiliki ide saat ini, lakukan dan kerjakan sekarang juga.

3. Kejarlah yang terbaik (shoot for the top). Kejarlah yang terbaik, terunggul, terdepan, dan
tercepat untuk mencapai sasaran. Bermimpi besarlah Anda karena hanya dengan bermimpi
besar inovasi dan visi bisa tercapai meskipun belum tentu benar

4. Jangan malu-malu untuk memulai dari hal yang kecil (don't be ashamed to start small).
Jangan malu-malu untuk memulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Banyak pengusaha
besar yang sukses justru dimulai dari usaha-usaha yang sangat kecil.

5. Jangan takut gagal, belajarlah dari kegagalan (don't fear failure, learn from it). Jangan takut
gagal, belajarlah dari kegagalan itu. Banyak keberhasilan yang diawali dari kegagalan.
Kegagalan adalah tantangan. Tantangan adalah sumber peluang. Tidak ada tantangan tidak
ada usaha. Tidak ada usaha tidak akan menemukan tantangan dan peluang.

6. Jangan mudah menyerah (never give up). Jangan mudah menyerah dan berhenti karena
peluang bagi orang kreatif tidak muncul dari mental orang yang mudah menyerah.
Upayakan terus. Tahukan Anda, berapa kali Thomas Alfa Edison gagal untuk menemukan
listrik yang kita gunakan sekarang?

7. Kejarlah apa yang ingin dicapai sampai berhasil (go for it). Berusahalah terus untuk
mengejar apa-apa yang belum tercapai dan dinginkan. Cara yang sederhana untuk
menciptakan peluang adalah dengan mengamati berbagai kemungkinan terhadap apa yang
kita lihat, kita beli, kita gunakan, kita makan, dan kita rasakan. Perhatikan ilustrasi dalam
kotak berikut ini.

BAB IX

KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Konsep Kekayaan Intelektual

Konsep Kekayaan Intelektual Kekayaan intelektual (intellectual property) merupakan
kekayaan. Kekayaan didefinisikan sebagai hak milik seseorang Kekayaan intelektual bukan
dalam bentuk barang atau gagasan itu sendiri, tetapi dalam bentuk hubungannya dengan
seseorang. Dilihat dari jenisnya kekayaan ada dua, yaitu kekayaan fisik (physical property) dan
kekayaan intelektual Menurut Thomas Raleigh, kekayaan fisik adalah keseluruhan yang bersifat
komplek yang terbangun dari berbagai hak-hak, termasuk kepemilikan pemilikan, hak untuk
menggunakan dan menghancurkan, hak untuk menjual, hak untu meminjamkan, dan hak
membuang (ownership possession, the right to use and destroy and the right to sell, lend and give
away) (Howkins, 2001: 23-31).

Berdasarkan definisi tersebut, kekayaan fisik adalah kekayaan yang bersifat riil, yang memiliki
beberapa hak penting sebagai berikut.

1. Hak kepemilikan
2. Hak pemilikan
3. Hak untuk menggunakan
4. Hak untuk menghancurkan
5. Hak untuk menjual
6. Hak untuk meminjamkan.
7. Hak untuk membung

B. Macam-macam Kekayan Intelektual

Menurut Syafruddin (2001: 1) ada beberapa macam hak kekayaan intelektual yang diberikan
perlindungan, sebagai berikut.

Paten (Patent)

Menurut Sulaeman Kamil (2001: 1), "Paten adalah hibah oleh negara untuk penemu-atau yang
ditunjuknya, memberikan hak eksklusif untuk membuat, menggunakan, menjalankan. dan
menjual penemuan untuk jangka waktu terbatas dengan imbalan yang dituangkan dalam
dokumen paten." ("Patent is a grant by a state to an inventor-or his assignee, giving exclusive
rights to make, use, exercise, and vend the invention for a limited period in exchange for
disclosure in a patent document)

Oleh karena itu, paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya
tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Paten
merupakan suatu pengakuan dari lembaga yang berwewenang untuk membuat, menggunakan,
dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan.

Merek Dagang (Trademark)

Merek diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Sedangkan untuk
memperoleh pendaftaran merek diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 1993.
Merek dagang tidak perlu penemuan yang unik seperti berlaku pada paten dan intelektual
lainnya.

Menurut Pasal 1 Ayat (1) UU No. 19 Tahun 1992 tentang Merek, "Merek adalah tanda
berupa gambar, nama, kata-kata, huruf-huruf, angka-angka susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang dan jasa." (Sutikno, Administrasi dan Tata Cara Pengajuan Hak Merek, Penlok HAKI
DIKTI, 2001: 3).

Menurut Sutikno (2001: 41, pada saat ini merek tidak hanya berfungsi sebagai tanda
pengenal yang diletakan pada barang saja, akan tetapi, juga memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Jaminan kualitas barang

Misalnya, deterjen Rinsa, dijamin kualitasnya sama baik dengan yang diedarkan di Jakarta,
Surabaya, maupun Bali sehingga tidak perlu ragu akan kualitas barang tersebut

2. Nama barang

Pembeli yang sudah mengenal merek barang tersebut maka cukup hanya menyebut
mereknya saja, misalnya, "Tinso, maksudnya ingin membeli deterjen Rinso, "Gudang Garam,
maksudnya rokok Gudang Garam, "Argus", malkanabinya membeli air minerk. Jadi, merek hisa
sebagai pengganti nama barang dari suatu peranan Suatu perusahaan memperkenalkan
produknya kepada para konsumen-day dengan memperkenalkan mereknya saja melalui kan,
besar, papan iklan

3. Alat promos (billboards)

Desain dan Kerahasiaan (Design and Secrets)

Untuk menjamin dan melindungi kekayaan intelektual desain dan rahasia dagang diatur
dalam undang undang. Rahasia dagang diatur dalam UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang. Sedangkan desain diatur dalam UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan
atau bisnis. Informasi tersebut bernilai ekonomi yang dapat digunakan dalam kegiatan usaha, dan
kerahasiaannya dijaga oleh pemilik rahasia dagang (Emawati Yunus, 2001: 20). Rahasia dagang
tidak memerlukan formalitas pendaftaran, kecuali pencatatan jika terjadi pengalihan hak atau
pemberian lisensi.

Menurut Emawati Yunus (2001) ada tiga macam desain, yaitu sebagai berikut.

1. Desain industry

Desain industri adalah suatu karya intelektual tentang bentuk, konfigurasi komposisi garis
atau warna yang memberikan kesan estetis, dapat diwujudkan dalam pola dua atau tiga dimensi,
dan dapat dipakai untuk menghasilkan suatu barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan
(UU No. 31 Tahun 2000). Asas desain industri adalah kebaruan. Dianggap baru apabila pada
tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan sebelumnya.
Sedangkan asas desain tata letak adalah orisinal.

2. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTSLT)

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu merupakan suatu produk dalam bentuk jadi, yang
didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan, serta dibentuk secara terpadu di
dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik
Asasiya desain tata letak sirkuit terpadu adalah orisinal (original). Disebut orisinal apabila desain
tata letak sirkuit terpadu tersebut merupakan hasil karya mandiri Pendesain, dan pada saat
DTLST tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum bagi para pendesain

3. Desain tata letak

Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai
elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semasa interkoneksi dalam sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan
untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu. Asas desain tata letak adalah orisinal. Saat ini, desain
produk barang dan jasa sedang mengalami perkembangan yang har biasa Desain produk barang,
seperti kendaraan, elektronik, pakaian, kontruksi dan bangunan, serta perumahan disesuaikan
dengan kemajuan teknologi dan keinginan konsumen. Demikian pula, desain produk jasa, seperti
jasa angkutan dan transportasi, jasa pariwisata dan perhotelan, jasa keuangan dan perbankan,

serta jasa jasa pendidikan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan umum berkembang
cukup pesat. Para desainer menciptakan desain-desain barang dan jasa untuk menciptakan
keunggulan dan meraih pangsa pasar sehingga konsumen bisa memilih model dan desain yang
paling cocok atau sesuai dengan yang diinginkan.

C. Cara Mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Pendaftaran Merek

Sebagaimana diatur dalam PP No. 23 Tahun 1993, bahwa permintaan pendaftaran merek
diajukan secara tertulis dengan bahasa Indonesia kepada Direktorat Merek dengan cara cara dan
syarat-syarat sebagai berikut.

1. Mengisi formulir yang tersedia rangkap empat. Apabila diajukan atas nama perorangan
maka nama, alamat warga negara pemilik merek harus sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk
(KTP). Bila atas nama perseroan (badan hukum) maka alamat harus sesuai dengan domisili
badan hukum. Formulir surat permintaan pendaftaran merek untuk perseroan ditandatangani
oleh Direktur Perseroan, sedangkan untuk perorangan ditandatangani oleh pemohon.

2. Formulir permintaan merek harus dilampiri/dilengkapi sebagai berikut.
a. Surat pernyataan kepemilikan merek di atas kertas bermaterai Rp6000 sebagaimana
diatur dalam Pasal 10 UU No. 14 Tahun 1997.
1) Merek yang diminta pendaftarannya adalah miliknya, tidak meniru merek orang lain,
baik untuk keseluruhan maupun pada pokoknya.
2) Surat pernyataan ditandatangani oleh pemilik merek apabila diajukan atas nama
perseroan, surat pernyataan ditandatangani oleh Direktur Perseroan.
3) Harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
b. Surat kuasa (khusus untuk mengajukan permintaan pendaftaran merek dengan
menyebutkan mereknya) apabila permintaan diajukan melalui kuasa, dan bermaterai
Rp6000.
c. Etiket merek 20 lembar (pasal 10)
d. Tambahan Berita Negara (TBN)-Salinan resmi akta pendirian perseroan-jika pemohon
adalah perseroan, yang telah dilegalisir.
e. Bakti pembayaran biaya Rp450.000 disetorkan ke Bank Rakyat Indonesia (BRI)
f. (Bukti priorites (jika diajukan dengan hak prioritas) asli dan terjemahannya dalam No.
Rekening 0120.01.000303.30-1 bahasa Indonesia
g. Fotokopi KTP pemohon/Direktur Perseroan.
h. Salinan peraturan merek kolektif apabila merek dagang/jasa akan digunakan sebagai
merek kolektif (Sutikno, 2001: 6).

Suatu permintaan pendaftaran merek hanya diperbolehkan dalam satu permintaan
pendaftaran merek untuk satu kelas barang/jasa. Proses penyelesaian permintaan pendaftaran
merek membutuhkan waktu 16 bulan 14 hari.

Merek-merek yang terdaftar bisa diperpanjang dengan mengajukan perpanjangan terhadap
merek terdaftar. Merek juga dapat dialihkan dengan mengajukan permintaan pencatatan
pengalihan atas merek terdaftar.

Pendaftaran Paten

Paten diberikan untuk invensi yang baru, dan mengandung langkah inventif dan dapat
diterapkan dalam industri. Paten diatur dalam UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.

Pemberian Paten

Setelah paten disetujui maka langkah berikutnya adalah proses pemberian paten. Proses
pemberian paten dilakukan sebagai berikut.

D. Jaminan Perlindungan Atas Kekayaan Intelektual

Semua kekayaan intelektual yang didaftarkan patennya akan terjamin dan dilindungi oleh
undang-undang

1. Paten

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Pasal 1 Ayat (1). "Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi,
yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya."

2. Merek

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Pasal 1 Ayat (1), "Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa.

3. Desain industri

Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Pasal 1 Ayat (1), "Desain
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi, serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan.

4. Hak cipta

Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Pasal 1 Ayat (1). "Hak Cipta adalah
hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurang pembatasan pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

A. Alasan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Pengembangan ekonomi kreatif didasarkan pada fungsi, peran, dan kontribusi ekonomi
kreatif terhadap aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Departemen
Perdagangan RI (2008: 24), ada enam alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan,
yaitu sebagai berikut.

1) Ekonomi kreatif berkontribusi terhadap:
a. pendapatan domestik bruto (PDB);
b. menciptakan lapangan pekerjaan;
c. peningkatan ekspor.

2) Ekonomi kreatif berdampak sosial, yaitu dapat meningkatkan;
a. kualitas hidup;
b. peningkatan toleransi sosial.

3) Ekonomi kreatif mendorong inovasi dan kreativitas, yaitu dapat merangsang
a. ide dan gagasan;
b. penciptaan nilai.

4) Dengan ekonomi kreatif, sumber daya terbarukan, yaitu:
a. berbasis pengetahuan, kreativitas;
b. green community

5) Ekonomi kreatif dapat menciptakan iklim bisnis, disebabkan
a. dapat menciptakan lapangan usaha,

b. berdampak bagi sektor lain;
c. dapat memperluas jaringan pemasaran.
6) Dengan ekonomi kreatif dapat meningkatkan citra dan identitas bangsa, yaitu melalui cara:
a. meningkatkan turisme;
b. mengembangkan ikon nasional;
c. membangun budaya, warisan budaya;
d. memelihara dan mengembangkan nilai-nilai lokal.

B. Pembaruan Sumber Daya Dalam Ekonomi Kreatif
1) Pembaruan sumber daya alam

Sekarang yang terpenting adalah bagaimana memperbarui sumber daya alam untuk
menghasilkan manfaat ekonomi (green economy). Melalui model ekonomi kreatif,sumber daya
bisa diperbarui dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya hasil kehutanan seperti kayu,
pada fase pertama kayu tersebut bisa dijadikan mebel, hiasan, dan alat kebutuhan rumah tangga
lainnya. Fase berikutnya, kayu tersebut bisa saja dibuat barang-barang lain dengan model dan
desain yang berbeda. Sementara itu, dari bahan tambang bisa dijadikan berbagai jenis barang
berharga, seperti hiasan, cenderamata, dan alat keperluan lainnya.

2) Pembaruan produk ekonomi

Indonesia sangat kaya dengan produk-produk ekonomi, baik yang berasal dari sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan, maupun kelautan. Berbagai jenis
dan macam produk yang dapat dihasilkan oleh setiap sektornya serta semuanya dapat
dikembangkan menjadi produk kreatif untuk menghasilkan nilai tambah baru. Dari sektor
pertanian, misalnya sangat banyak ragamnya, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ubi-ubian,
rempah-rempah, dan bahan makanan lain yang bisa ditingkatkan nilai tambahnya.

Produk-produk makanan dengan jenis dan kekhasan antarberbagai daerah merupakan modal
dasar ekonomi kreatif yang belum banyak dikembangkan. Apabila semua produk dari berbagai
daerah ditransformasi dan dikembangan ke dalam bentuk dan karakter yang baru atau dilakukan
pembaruan melalui desain baru, merek dagang baru yang dilindungi dengan paten, dan
dikomersialkan, maka selain akan meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, juga akan
menyerap tenaga kerja lebih banyak.

3) Pembaruan seni dan kerajinan

Seperti halnya produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan industri produk
dalam bidang seni dan kerajinan tradisional Indonesia yang beragam sebenarnya dapat
direkayasa. Kita dapat mengambil contoh, seni dan kerajinan asal daerah, misalnya seni dan
kerajinan di daerah Yogyakarta dan Bali-karena direkayasa dan dilakukan pembaruan, maka
produk seni dan kerajinan itu menjadi sangat menarik bagi wisatawan sehingga dapat diekspor.
Dengan mengembangkan wisata kerajinan, seni, dan budaya serta wisata belanja seperti pada
kedua daerah tersebut, semua produk daerah dapat dipromosikan ke mancanegara.

4) Pembaruan ekonomi kepariwisataan

Sumber daya alam, seni, kerajinan, dan warisan budaya dapat direkayasa, dikolaborasikan,
dan dikembangkan untuk menghasilkan pembaruan serta nilai tambah baru dari waktu ke waktu.
Demikian juga, dari sektor wisata seperti, wisata alam, wisata seni, wisata budaya, wisata
belanja, dan perdagangan, wisata makanan kuliner, wisata seni, wisata bahari, wisata olahraga,
dan lain sebagainya sebenarnya dapat dikembangkan serta direkayasa menjadi sektor yang
sangat komersial. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan warisan budaya, seperti
artefak, patung, candi, pakaian adat, seni adat, rumah adat, dan jenis-jenis cagar budaya
(heritage) lainnya, baik yang berasal dari nenek moyang bangsa maupun dari penjajah. Semua
nilai dan warisan budaya tersebut dapat dikembangkan dan dikolaborasikan untuk menghasilkan
nilai-nilai ekonomi.

C. Cetak Biru Industri Keatif Indonesia

Seperti tertuang pada cetak biru pengembangan ekonomi kreatif Departemen Perdagangan
pada 2004-2009 bahwa pengembangan ekonomi kreatif tahap pertama di Indonesia (periode
2004-2009), sebenarnya diharapkan menghasilkan kreativitas modal sosial (social capital
creation), yang meliputi empat unsur, sebagai berikut.

1. Pembentukan komunitas kreatif (creative community formation).
2. Kesadaran berkreasi (awareness creation).
3. Perluasan jejaring (networking expansion).
4. Kolaborasi orang kreatif (creative people collaboration).

Setelah kreativitas modal sosial terbentuk, langkah berikutnya adalah membentuk cetak biru
(blue print) industri kreatif Indonesia (Departemen Perdagangan, 2007), yang dibagi menjadi dua
tahap utama, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Penguatan (Periode 2007-2015)

Pada tahap ini kontribusi industri kreatif ditargetkan mencapai 6-8 persen terhadap PDB riil
nasional, kontribusi ekspor IK diharapkan mencapai 6-8 persen dari ekspor nasional, dan
menyerap tenaga kerja minimal 6,5 persen. Selanjutnya akan meningkatkan jumlah perusahaan
1,5-2 kali lipat dari 2006.

2) Tahap Akselerasi (Periode 2015-2025)

Tahap ini, ekonomi kreatif ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 9-11 persen terhadap
PDB riil nasional dan menyerap tenaga kerja mencapai 9-11 persen terhadap tenaga kerja
nasional serta pada 2015 akan meningkatkan jumlah usaha yang bergerak dalam sektor industri
kreatif 3 kali lipat dari 2006, yaitu sekitar 6,8 juta perusahaan serta ditargetkan akan menciptakan
504 merek lokal baru (new local brand). Pembangunan industri kreatif ini akan mendapatkan
hasil yang optimal jika terjadi kolaborasi antartiga aktor utama, yaitu cendekiawan
(intellectuals), kalangan bisnis (businessmen), dan pemerintah (government), atau yang disebut
dengan "triple helix".

D. Kekuatan, Kelemahan, Tantangan seta Kesulitan Pengembangan Industry Kreatif

Kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan

a. Kekuatan (Strength)
1) Potensi penduduk dan jumlah penduduk
2) Kaya budaya dan warisan budaya.
3) Sumber daya alam yang berlimpah dan menarik.
4) Industri kreatif tersebar di berbagai wilayah tanah air.
5) Bahan baku industri kreatif kebanyakan bukan impor, tetapi berasal dari lokal.

b. Kelemahan (Weakness)

Seperti dikemukakan dalam buku Kerajinan (2006: 110-112), kelemahan sumber daya
industri kreatif seperti tercemin pada beberapa kelemahan industri kerajinan umumnya.

1) Lemah dalam desain produk, baik dalam jumlah maupun kualitas desain pekerjaan.
Kelemahan tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan mengenai
pasar yang menyebabkan lemahnya desain yang kurang bermutu dan minimnya sentuhan
kontemporer. Pendidikan, bimbingan, pembinaan, konsultasi, dan pelatihan yang
berkelanjutan merupakan suatu kebutuhan bagi mereka.

2) Lemah dalam pengomersialisasian produk. Lemahnya dalam mengomersialisasikan
produk tercermin dari minimnya jaringan pasar. minimnya loyalitas konsumen terhadap
produk, dan pada akhirnya nilai tambah yang dinikmati para pengusaha menjadi kecil.
Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan wawasan untuk melakukan
komersialisasi seperti promosi, menajemen merek, dan untuk mencari tahun kondisi,
aturan, dan preferensi konsumen asing.

3) Kurang memahami manajemen produksi dan bisnis. Kurang memahami manajemen
produksi dan bisnis, berdampak pada ketidakberhasilan untuk meningkatkan peringkat
(ranking) usaha. Hal tersebut terjadi karena tidak memiliki pengetahuan tentang apa
kekuatan dan kelemahan yang harus diatasi dari internal.

4) Etos kerja dan produktivitas yang masih kurang. Bekerja yang kurang rapi asal-asalan,
asal selesai, asal memenuhi pesanan, asal terjual-mengakibatkan produk kurang
berkualitas, biaya tinggi, dan bermasalah dalam pengiriman pesanan (delivery order-DO).
Pesanan menjadi tidak berkelanjutan.

5) Menganggap bahwa industri kerajinan bukan tempat berkarier yang menjanjikan.
Pekerjaan ini dianggap sebagai sambilan yang dikerjakan apabila tidak ada pekerjaan
lain, akibatnya kinerjanya kurang baik yang mengakibatkan hasilnya kurang memuaskan
dari berbagai aspek 6) Belum adanya gerakan pengembangan industri kreatif yang
menyentuh tingkat bawah dan baru tahap wacana.

c. Peluang (opportunities)
1) Pangsa pasar hasil industri kreatif, baik lokal, nasional maupun global cenderung
meningkat.
2) Ada kecenderungan semakin diminatinya hasil industri kreatif.
3) Ekspektasi konsumen terhadap produk industri kreatif semakin tinggi.

d. Tantangan (challenge) industry
1) Globalisasi dan perdagangan bebas yang menuntut daya saing yang tinggi.
2) Semakin tingginya persaingan produk luar dan jumlah pesaing
3) Kualitas produk pesaing yang relatif lebih tinggi karena sudah menggunakan perangkat
teknologi.
4) Kemajuan teknologi yang semakin cepat.
5) Kurang diminatinya produk dalam negeri oleh sebagaian besar masyarakat.

Kesulitan pengembangan ekonomi kreatif

Menurut UNDP-UNCTAD (2008: 40), ada beberapa kesulitan untuk ekspansi yang
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

a. Kekurangan modal (lack of capital), terutama modal finansial untuk pengadaan dan
pembiayaan operasional ekonomi kreatif. Kekurangan modal finansial akan menghambat
kegiatan ekonomi kreatif terutama untuk mewujudkan gagasan ke dalam bentuk produk
ekonomi kreatif yang riil. Namun, harus dipahami bahwa modal yang utama bagi industri
kreatif adalah modal intelektual untuk meningkatkan nilai tambah. Hal ini terlihat dari
kepentingan industri kreatif untuk meningkatkan nilai tambah.

b. Kekurangan keterampilan berwirausaha (lack of entrepreneurial skills) Keterampilan
berwirausaha meliputi keterampilan berkreasi, berinovasi, keterampilan melakukan riset,
dan pengembangan, keterampilan manajerial serta keterampilan berbisnis. Kekurangan akan
keterampilan ini berdampak pada kesulitan pebisnis untuk melakukan komersialisasi produk.

c. Kekurangan infrastruktur dan kelembagaan (lack of infrastructures and institutions).
Infrastruktur ekonomi kreatif berupa regulasi, kemudahan, advokasi, dan sarana lainnya
yang diciptakan oleh pemerintah seperti kelembagaan, pembinaan, dan perlindungan.

E. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Pedesaan dan Perkotaan

Pengembangan ekonomi kreatif di pedesaan perlu diarahkan pada advokasi pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, dan peternakan yang dihasilkan dari sektor tradisional untuk
menghasilkan nilai tambah baru. Sementara itu, pengembangan ekonomi kreatif di perkotaan
diarahkan pada pembinaan dan penguatan sektor informal, seperti industri kerajinan, makanan,
minuman, perdagangan, dan jasa-jasa lainnya melalui rekayasa karakter produk untuk
menghasilkan paten, desain, merek dagang, dan royalti.

BAB XI

EKONOMI KREATIF SEBAGAI PILAR PEREKONOMIAN MASA
DEPAN

A. Pilar-Pilar Dalam Ekonomi Kreatif

BEKRAF telah mengklasifikasikan produk-produk ekonomi kreatif ke dalam 16 subsektor
yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Perpres No. 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif kemudian oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) dirinci dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), dalam
perkembangannya. ekonomi kreatif juga memiliki beberapa jenis bisnisnya, sesuai buku
yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam "Pengembangan
Industri Kreatif Indonesia 2025".

Di dalam peta industri kreatif, pemerintah membuat lima pilar ekonomi kreatif dan dijabarkan
sebagai berikut, (Rochmat, 2016):

a. Sumber Daya (Resources)

Yang dimaksudkan dengan Sumber Daya disini sebagai input yang sangat dibutuhkan dalam
proses penciptaan nilai tambah dan daya saing, ide. gagasan atau kreativitas yang dimiliki oleh
sumber daya insani juga bisa menjadi landasan dari industri kreatif, hal ini karena sumber daya
alam maupun ketersediaan lahan yang menjadi faktor penunjang dalam industri kreatif.

b. Industri (Industry)

Industri merupakan bagian dari usaha masyarakat yang terkait dengan produksi, distribusi,
serta konsumsi hasil produk atau jasa dari sebuah negara atau wilayah tertentu. Dalam upaya
terbentuknya struktur pasar industri kreatif dengan persaingan yang sempurna agar
mempermudah pelaku industri kreatif untuk melakukan bisnis dalam sektor tertentu.

c. Teknologi (Technology)

Teknologi didefinisikan sebagai suatu entitas baik material dan non material, yang berupa
aplikasi penciptaan dari proses fisik untuk mencapai nilai tertentu. Atau dikatakan bahwa
teknologi bukan hanya berupa mesin atau alat bantu yang sifatnya nampak, tetapi termasuk
dalam kumpulan teknik atau metode-metode, dalam aktivitasnya dalam membentuk dan
mengubah budaya. Teknologi ini berupa enabler untuk mewujudkan kreativitas individu dalam
karya nyata.

d. Institusi (Institution)

Institution atau institusi termasuk dalam pilar pembangunan industri kreatif dapat diartikan
sebagai tatanan sosial di mana termasuk di dalamnya adalah kebiasaan, norma, adat istiadat,
aturan, serta hukum yang berlaku. Industri kreatif telah memajukan gagasan-gagasan yang dapat
dieksploitasi menjadi potensi ekonomi. Dengan demikian peranan hukum dalam memproteksi
ide-ide sangat penting. Termasuk pula perlindungan ide dengan alur Hak Kekayaan Intelektual,
tetapi HKI bukanlah poin utama dari industri kreatif, yang lebih penting adalah bagaimana insan
Indonesia mampu melaksanakan proses kreatif di dalam kehidupan sehari hari, baik secara
keilmuan, industri maupun komersial. Oleh sebab itu, pendaftaran HKI pada produk dilakukan
sesuai proporsi tertentu.

e. Lembaga Keuangan (Financial Institution)

Lembaga keuangan merupakan lembaga yang mempunyai peran untuk menyalurkan dana
kepada pelaku industri yang membutuhkan, baik dalam bentuk modal atau ekuitas serta pinjaman
atau kredit. Lembaga keuangan merupakan salah satu endorsement dalam operasional suatu

industri kreatif dan merupakan salah satu elemen penting untuk menjembatani kebutuhan
keuangan bagi pelaku dalam industri kreatif.

B. Peluang Pengembangan Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif memiliki peluang yang besar untuk tumbuh kembang dan berkontribusi
yang signifikan terhadap pembangunan. Ekonomi kreatif berpeluang berkembang di wilayah
dengan potensi SDA yang tinggi dan sumber daya manusia yang mampu mengkonversi ide
kreatif menjadi sesuatu yang produktif. Peluang tersebut meliputi peluang pasar di dalam negeri
dan luar negeri, peluang sebagai akibat adanya perubahan perilaku konsumen, dan kekayaan
sosio kultural Indonesia. Produk kreatif yang dihasilkan industri kreatif yang merupakan jantung
ekonomi kreatif pengembangan ekonomi kreatif Indonesia memiliki kekuatan yang bersumber
pada kekayaan.

Adapun peluang dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia antar lain :

BONUS DEMOGRAFI HINGGA TAHUN 2035

Pada tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60% dan 27% di
antaranya adalah penduduk muda dengan rentang usia 16-30 tahun. Penduduk muda Indonesia
berpotensi menjadi Creative Class.

PERKEMBANGAN GAYA HIDUP DIGITAL

Akses teknologi informasi dan komunikasi sudah menjangkau lebih dari 90% populasi
Indonesia.

PENINGKATAN JUMLAH KELAS MENENGAH

Tahun 2030, diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia akan memiliki penghasilan
bersih (net income) di atas US$ 3.600 sebagai konsumen ekonomi kreatif.

MENINGKATNYA PERMINTAAN PRODUK KREATIF

Peningkatan di pasar global terutama produk berbasis media dan ICT (content industry).

POTENSI KEKAYAAN ALAM DAN BUDAYA

Indonesia memiliki international cultural heritage, serta kekayaan dan keindahan alam
sebagai “bahan baku” ekonomi kreatif.

C. Kontribuksi Ekonomi Kreatif

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, sektor ekonomi
kreatif mampu menjadi lokomotif pembangunan melalui sinergi dengan UMKM. Melalui sinergi
tersebut, ekonomi kreatif bisa berkontribusi yang semakin besar terhadap PDB utamanya dari
sektor perpajakan. Sandiaga mengatakan, pelaku UMKM merupakan pilar utama dalam
pertumbuhan ekonomi bangsa, karena memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap
perekonomian nasional, dan sektor perpajakan menyumbang sekitar 85 persen terhadap
pembiayaan perekonomian di Indonesia.

Berdasarkan Data Statistik Indikator Makro Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kontribusi sektor
ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional terus meningkat dari Rp 526 triliun di tahun
2010, menjadi Rp 989 triliun pada tahun 2017. Sementara, pada tahun 2019, sektor ekonomi
kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp 1,105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga, setelah Amerika Serikat dan
Korea Selatan. Walaupun pandemi Covid-19 membuat PDB atas dasar harga konstan (ADHK)
ekonomi kreatif pada 2020 mengalami pertumbuhan minus 2,39 persen, namun subsektor seperti
televisi, radio, aplikasi dan, game developer, justru mengalami peningkatan.

Kontribusi ekonomi kreatif bagi perekonomin indonesia tahun 2013

5,76% ekonomi kreatif di atas rata-rata pertumbuhan nasional

7,05% share PDB

10,7% penyerapan tenaga kerja

D. Daya Saing Ekonomi Kreatif di Indonesia

Daya saing ekonomi kreatif nasional masih lemah, yang ditunjukkan oleh rendahnya skor pada
tujuh dimensi ekosistem ekonomi kreatif (Skor tertinggi sebesar 5,3 yaitu pada dimensi
Pengembangan Industri dan terendah sebesar 3,5 yaitu pada dimensi pembiayaan).

E. Peran stakeholder dalam pengembangan ekonomi kreatif

Industri kreatif diyakini akan menjadi tumpuan perekonomian indonesia di masa depan.
Untuk itu dibutuhkan dukungan dari stakeholders terka atau yang biasa disebut dengan unsur
pentahelix A-B-C-G-M (academic business, community, government, media) Salah satunya yait
stakeholder pariwisata yang terdiri dari pemerintah, swasta, da masyarakat.

Peran stakeholder dalam pengembangan ekonomi kreatif berup penyediaan sarana prasarana,
pembinaan sumber daya manusi pemberdayaan masyarakat lokal, promosi, dan car (corporate
soci responsibility).

a. Pelaku Bisnis
1. pengembangan industry
2. penciptaan pasar, barang, dan jasa kreatif serta lapangan pekerjaan
3. penelitian dan pengembangan
4. pembentukan komunitas dan wirausaha kreatif

b. Komunitas Kreatif
1. wadah berbagai pengetahuan
2. wadah pengembangan jejaring kreatif
3. wadah ekspresi dan eksplorasi kreativitas

c. Intelektual
1. penciptaan SDM kreatif
2. pengembangan, pemanfaatan dan distribusi pengetahuan
3. apresiasi dan literasi terhadap kreativitas

d. Pemerintah
1. Regulator: menetapkan dan mengendalikan kebijakan
2. Fasilitator/Akselerator: dukungan, insentif, dan kemudahan


Click to View FlipBook Version