PROFIL DESA BANDAR 2023 EDISI BANDAR.DESA.ID
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR VISI DAN MISI STRUKTUR ORGANISASI DESA SEJARAH DESA DESA BANDAR PETA DESA TRADISI DESA POTENSI DESA BANDAR 1 2 3 4 7 10 11 14
KATA PENGANTAR 1 Bandar, 28 Juli 2023 Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyusun buku profil Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang tahun 2023. Buku profil desa ini disusun berdasarkan kondisi riil Desa Bandar dan dalam penyusunan buku ini penyusun dibantu oleh aparatur desa. Penyusun menyadari bahwa buku profil desa ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan buku profil desa ini. Penyusun berharap buku profil desa ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
"Terwujudnya Desa Bandar Lebih Baik, Damai, dan Berkeadilan" V I S I 1. Melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Bandar yang lalu, sebagaimana tercatat dalam dokumen RPJDes Desa Bandar. 2. Memperdayakan semua potensi yang ada di masyarakat, meliputi: a. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) b. Pemberdayaan Sumber Daya Alam (SDA) c. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan 3. Menciptakan kondisi masyarakat Desa Bandar yang aman tertib, guyub dan rukun dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpegang pada prinsip-prinsip yaitu: a. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi b. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul 4. Mengoptimalisasikan penyelenggaraan Pemerintahan Desa Bandar yang meliputi: a. Penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan akuntabel b. Pelayanan masyarakat yang prima, cepat, tepat, dan benar c. Pelaksanaan pembangunan yang berkesinambungan dan mengedepankan partisipasi dan gotong royong masyarakat. M I S I VISI & MISI 2
STRUKTUR DESA BANDAR KEPALA DESA WAHYUDIN, S.PD.I BPD SEKRETARIS DESA ERNY HARTANTI KAUR KEUANGAN AMIEK MAHAYANI KAUR TY & UMUM ROFIKOH AMBAR W KAUR PERENCANAAN ITA IDAYANTI KASI PEMERINTAHAN SLAMET ROCHMAT KASI KESEJAHTERAAN AHMAD SUHADA KASI PELAYANAN AHMAD ZAHRONI KADUS SIDOMULYO JUNADI KADUS BANDAR UTARA RUGITO KADUS BANDAR SELATAN - 3
Asal Usul/ Sejarah Desa Bandar; Berawal pada tahun 1628, saat terjadinya perlawanan antara Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung melawan VOC (Vereenigde Oostindsiche Compagnie) mengalami kekalahan. Beberapa pasukan kemudian melarikan diri dan menetap di sebuah hutan. Hutan kemudian dibuka untuk dijadikan tempat tinggal, setelah cukup lama dan banyak penduduk yang berdatangan hutan itu kemudian dijadikan sebagai desa. Desa ini kemudian diberi nama "Bandar" yang memiliki arti "Pelabuhan". Nama tersebut diberikan karena diyakini bahwa desa jika dilihat dari bawah terlihat seperti kabut melebar dan terlihat seperti sebuah lautan SEJARAH DESA BANDAR 4
pada tahun 1927, Desa Bandar mulai diakui oleh Pemerintahan Belanda. Di tahun tersebut, telah dimulai penempatan pemimpin sebuah desa. Kepala Desa Bandar pertama adalah Mbah Jayakartono. Sejak saat itu, kepala desa terus berganti. Setelah Mbah Jayakartono, kepala desa berganti menjadi Mbah Si'Ud dan Mbah Marjono. Memasuki masa Agresi Militer di tahun 1945, terjadinya kekosongan dalam pemerintahan desa, kemudian Belanda membuat pemerintah desa yang disebut "COMBA". Pemerintahan COMBA desa dipimpin oleh Lurah Moch. Sa'ad yang ditunjuk oleh Belanda. Setelahnya, pemerintah desa berganti menjadi Lurah H. Zen. Saat Indonesia berada di masa Orde Baru di tahun 1966, pemerintah menjalankan "Pemerintahan Kentaker" di masa itu pemerintahan desa melakukan sentralisasi dengan mengangkat Kepala Desa melalui pengangkatan pemerintah pusat, Lurah Wasmad dipilih menjadi kepala desa bandar di tahun itu. 5
Ketika negara berada dalam kondisi siaga di tahun 1978 karena terjadinya pemberontakan di beberapa daerah yang ada, pemerintahan desa Bandar dipimpin oleh seseorang dari unsur militer yaitu Lurah Syamhari Qohar. Dengan selesainya masa jabatan Lurah Syamhari Qohar di tahun 1991, pemilihan kepala Desa Bandar kembali dipimpin oleh putra daerah, yaitu Lurah Ahmat Basori. Ia memimpin selama dua periode hingga tahun 2007. Pemilihan kepala desa mulai dilakukan secara langsung oleh masyarakat pada tahun 2005. di tahun 2008, kepemimpinan kepala desa bandar dilakukan melalui pemilu dengan terpilihnya Lurah Mohamad Ja'far. Sejak tahun 2019 hingga saat ini, Desa Bandar dipimpin oleh Lurah Wahyudin S. Pd. l 6
DESA BANDAR 05 Sebelah timur: batas Desa Wonokerto Sebelah selatan: batas Desa Sidayu Sebelah barat: batas Desa Binangun Sebelah utara: batas Desa Tambahrejo dan Desa Pucanggading Desa Bandar merupakan daerah dataran tinggi yang berada di atas permukaan laut yang terletak ±18 KM dari ibu kota Kabupaten. Desa Bandar mempunyai luas wilayah 168 Ha yang terdiri dari 3 dusun yaitu Bandar Selatan, Bandar Utara, dan Sidomulyo. Desa Bandar terletak pada batas wilayahnya: Dengan luas wilayah 168 Ha, sebagian besar lahan di Desa Bandar digunakan sebagai pemukiman penduduk, pertanian, dan tegalan. Pada lahan pertanian digunakan untuk tanaman padi, jagung, dan ketela. Sedangkan untuk lahan tegalan banyak digunakan untuk tanaman durian, pete, dan sengon. Wilayah Desa Bandar terdiri dari 5 RW yang terbagi menjadi 19 RT. Jumlah penduduknya tergolong padat. Pada tahun 2023 jumlah penduduk yang tercatat mencapai 4.216 jiwa. 7
KONDISI EKONOMI Desa Bandar memiliki luas lahan yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat desa sebagai pemukiman dan lahan persawahan. Hal ini mempengaruhi mata pencaharian masyarakat desa yang mayoritasnya adalah pedagang dan sebagian lainnya adalah para petani kecil dengan komoditas kentang, pete, dan jengkol. KONDISI PENDIDIKAN Lembaga pendidikan yang tersedia di Desa Bandar terdiri dari Play Group, TK, SD/sederajat, SD, SMP, dan pendidikan formal keagamaan seperti Sekolah Islam, Raudhatul Athfal, Ibtidaiyah. Total lembaga pendidikan yang berada di Desa Bandar berjumlah 13 Lembaga. KONDISI SOSIAL BUDAYA Desa Bandar memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam yang taat dalam menjalankan ajaran agamanya, sehingga keadaan masyarakat Desa Bandar hidup damai, rukun yang sesuai dengan kaidah bahwa agama Islam membawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Masyarakat Desa Bandar juga menjalankan toleransi yang tinggi terhadap masyarakat agama lainnya. 8
KONDISI GEOGRAFIS Secara geografis, Desa Bandar terletak pada posisi 7°01”32”61 Lintang Selatan dan 2°59”00”65” Bujur Timur. Desa Bandar terletak pada wilayah dataran tinggi yang memiliki jarak tempuh antar Desa dengan Kecamatan adalah 0,5 km, atau dapat ditempuh dengan waktu sekitar 5 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 18 km, atau yang dapat ditempuh dengan waktu 30 menit. KONDISI DEMOGRAFIS Pembagian lahan di Desa Bandar sebagian besar digunakan untuk pemukiman penduduk, pertanian dan tegalan. Dengan total jumlah penduduknya yang mencapai jumlah 4.216 Jiwa, sebagian besar penduduk Desa Bandar adalah wiraswasta, buruh harian lepas, karyawan swasta, pedagang, pegawai negeri sipil, dan lain sebagainya. Wiraswasta menempati jumlah terbanyak yaitu 787 jiwa, sedangkan buruh harian lepas menempati jumlah terbanyak kedua dengan mencapai jumlah 152 jiwa. Penduduk Desa Bandar mayoritas beragama islam dengan jumlah 3.987 jiwa, sedangkan untuk agama Kristen berjumlah 120 jiwa, agama Katolik berjumlah 98 jiwa, agama Hindu berjumlah 5 jiwa, dan agama Buddha berjumlah 5 jiwa. 9
PETA DESA BANDAR 10
TRADISI DESA BANDAR Kesenian Dengklung adalah jenis kesenian yang berbentuk sholawatan yang hidup dan berkembang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kesenian Dengklung dari Desa Bandar mempunyai ciri khas tersendiri. Lazimnya, Dengklung dimainkan oleh laki-laki, di Desa Bandar pemainyya adalah para wanita. Mereka padu memainkan alat musik terbang Jawa dengan lantunan lagu-lagu islami Jawa, sembari diiringi penari. Kesenian Dengklung berfungsi sebagai alat untuk dakwah, namun sekarang Dengklung memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat untuk berdakwah juga sebagai hiburan bagi masyarakat. Di Desa Bandar sendiri, tradisi Dengklung Putri sudah mulai hilang pamornya, hal ini disebabkan karena tidak adanya generasi penerus, selain itu juga karena situasi masyarakat yang semakin disibukkan oleh rutinitas sehari-hari. Walaupun keberadaan Dengklung Putri di Desa Bandar kini sudah terasa hilang eksistensinya, namun sebagai seni tradisi kerakyatan kesenian Dengklung Putri masih dirasakan sangat relevan dalam kehidupan masyarakat karena kesenian ini memiliki sifat yang luwe sehingga mampu bertahan di zaman yang serba modern. DENGKLUNG PUTRI 11
KHOL MAKAM MBAH SAEBA SAEBU Berkaitan untuk mengenang akan jasa-jasa para pendahulu, Desa Bandar memiliki tradisi yang dikenal dengan nama “Khol/Tasyakuran Makam Mbah Saeba Saebu”. Khol makam mbah saeba saebu merupakan rangkaian acara berupa pembacaan surat yasin tahlul dan doa bersama yang ditujukan kepada tokoh yang sudah berjasa “babat alas” atau masyarakat setempat mengistilahkan “Sembunggoni” Desa Bandar, yakni Mbah Saeba Saebu. Menurut sejarah yang diyakini warga masyarakat Desa Bandar, Saeba Saebu merupakan seorang prajurit dan utusan dari kerajaan Mataram, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam misinya ke Jawa Barat. Ia singgah, menetap hingga meninggal di Bandar. Atas jasa-jasanya, warga masyarakat Bandar hingga kini memiliki tradisi khol yang telah digelar sejak tahun 1990. Tujuan dilakukannya khol tersebut adalah sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rasa terima kasih kepada Mbah Saeba Saebu atas jasa-jasanya yang telah mendirikan Desa Bandar hingga berkembang sampai saat ini. Khol makam mbah saeba saebu ini dilakukan setiap menjelang awal Ramadhan dan setiap hari jumat kliwon. 12
Masyarakat Jawa terkenal dengan beragam jenis tradisi budaya, salah satu tradisi masyarakat Jawa yang sampai sekarang masih tetap eksis dilaksanakan setiap tahunnya adalah tradisi Legenanan, yang pada Desa Bandar dikenal juga dengan sebutan tradisi sedekah bumi. Tradisi Legenanan ini merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di Desa Bandar yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang terdahulu. Tradisi Legenanan dilaksanakan pada bulan Legena atau dalam bulan Islam disebut bulan Dzulqa’dah. Tradisi Legenanan biasanya dilakukan oleh petani atau masyarakat yang menggantungkan hidup mereka dari pertanian. Upacara ini melibatkan sejumlah prosesi, termasuk persembahan hasil panen kepada Tuhan atau kekuatan spiritual, berdoa untuk kelancaran pertanian di masa mendatang, serta berbagai kegiatan sosial dan keagamaan lainnya. Tradisi Legenanan merupakan bagian dari tradisi yang berada di Desa Bandar yang sangat berhubungan dengan kepercayaan dan budaya lokal. Sedekah Bumi bukan hanya sejedar bentuk ungkapan rasa syukur, tetapi juga merupakan cara untuk menjaga keseimbangan alam dan memelihara hubungan yang baik antara manusia dan alam. LEGENANAN SEDEKAH BUMI 13
POTENSI DESA BANDAR 08 Desa Bandar merupakan salah satu desa yang menjadi pusat dalam perdagangan di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Lokasinya yang strategis, desa ini menjadi jalur utama dalam perdagangan. Jalan utama Desa Bandar menghubungkan desa-desa atau pusat perdagangan terdekat, jalan ini menjadi jalur utama bagi aktivitas transportasi dan distribusi barang. P A S A R B A N D A R Pasar Bandar yang terletak di Desa Bandar merupakan satusatunya pasar yang ada di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Pasar ini menjadi pasar induk untuk desa-desa yang berada di Kecamatan Bandar, yakni Desa Wonokerto, Desa Sidayu, Desa Binangun, Desa Tambahrejo, dan Desa Pucanggading. Pasar ini aktif menjadi tempat jual beli berbagai macam komoditas seperti jagung, kentang, ubi, sayur-sayuran, dan bahan makanan lainnya cukup lengkap tersedia di pasar ini. 14
MASJID BAABUSSALAM Dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam, di Desa Banda masjid memiliki peran yang sangat penting dan beragam, tidak hanya sebagai tempat ibadah semata, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial, budaya, dan pendidikan. Masjid Baabussalam merupakan salah satu masjid terbesar yang dimiliki oleh Desa Bandar. Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat ibadah bagi umat Islam. Masjid juga digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan seperti pengajian, tafsir, kajian kitab, dan pelatihan keagamaan lainnya. Masyarakat Desa Bandar memanfaatkan masjid sebagai tempat di mana komunitas muslim desa dapat berkumpul, berinteraksi, dan memperkuat ikatan sosial. 15
Guna meningkatkan kesadaran akan budaya literasi, Desa Bandar memiliki fasilitas Perpustakaan Desa yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk mencari informasi. Koleksi pustaka yang tersedia di dalam perpustakaan desa sudah cukup untuk dimanfaatkan guna mendukung konsep pembelajaran sepanjang hayat, dalam arti warga desa dapat terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru melalui sumber-sumber bacaan yang tersedia di dalam perpustakaan desa. Kehadiran perpustakaan di suatu desa tidak hanya memberikan manfaat individu, tetapi juga membantu dalam memajukan masyarakat dan membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan berkelanjutan. PERPUSTAKAAN DESA 16
KKN TIM II UNDIP 2022/2023 17
"Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang." -Soekarnooleh Zahwa Febryan MAHASISWA KKN TIM II UNDIP TAHUN 2022/2023