The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Zain Dana Prakasa, 2022-05-26 10:20:33

E BOOK - AKUNTANSI KEUANGAN 1

E BOOK - AKUNTANSI KEUANGAN 1

• Pendekatan Neraca atau Pendekatan Harta
Dengan pendekatan neraca, bunga berjalan pada waktu pembelian obligasi akan dicatat

dalam akun piutang bunga disebelah debet sebesar bunga yang berjalan pada saat pembelian
terjasi dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.

Selanjutnya pada saat penerimaan bunga obligasi yang pertama kali maka jumlah bunga
diterima, sebahagian akan dicatat dalam akun piutang bunga sebelah kredit sebesar bunga yang
berjalan yang tercatat dalam akun piutang bunga pada waktu pembelian, dan sisanya diakui
sebagai pendapatan bunga yangt sesungguhnya dan akan dicatat pada akun pendapatan bunga
sebelah kredit diterima dan sebagai perkiraan lawan adalah kas.

Pelunasan Pinjaman Obligasi
Pada tanggal jatuh tempo utang obligasi akan dilunasi dengan jalan menjualnya kembali
pada perusahaan yang mengeluarkannya.
Obligasi dilansir sebesar harga nominalnya dan oleh sebab itu maka akun kas didebet
sebesar jumlah uang yang diterima (harga nominal dikurangi beban dan ditambah bunga
berjalan sampai saat penjualan) selanjutnya akun surat-surat berharga akan dikredit sebesar
harga perolehannya dan jika terdapat selisih antara harga perolehan dengan harga jual maka
jumlah itu akan dicatat dalam akun rugi atau laba penjalan surat berharga.
Perlu diingat pada tanggal jatuh tempo ini yang menjadi kewajiban pemegang obligasi
adalah melunasi utang obligasi sebesar nominalnya dan membayar bunga yang masih tersisa
terhitung dari tanggal kupon terakhir sampai tanggal pelunasan obligasi.

44 | H a l a m a n

BAB IX
INVESTASI JANGKA PANJANG
9.1 Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkan kelebihan uang kas. Tujuan investasi
jangka panjang adalah untuk melindungi, mempermudah, mempertahankan bisis atau hubungan
perdagangan (investasi dagang). Investasi semacam ini akan tetap di pertahankan
selama hubungan usaha masih saling menguntungkan.
Invesatasi jangka panjang juga dilakukan dengan maksud untuk mengontrol kegiatan
persahaan lain. Istilah kontrol atau pengendalian mengacu pada kemampuan untuk mengatur
kebijakan finansial dan operasional dari suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari
kegiatan perusahaan tersebut.
Investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau
penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak ada hubungan langsung dengan operasi
utama perusahaan. Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi
atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas
penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat
bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
9.2 Tujuan Investasi Jangka Panjang
1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
2. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
3. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas
perusahaan tersebut.
4.Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
5. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
9.3 Bentuk-Bentuk Investasi Jangka Panjang
Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka
panjangnya Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk

45 | H a l a m a n

operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi
dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham
atau obligasi.

Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham.
Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas
penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat
bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal.
Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih
tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi
dan sebaliknya.
9.4 Investasi Jangka Panjang dalam Saham

Investasi jangka panjang dalam saham perusahaan lain sering disebut juga penyertaan
disamping untuk memperoleh tambahan pendapatan, investasi dalam saham biasanya
dimaksudkan untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan dimana investasi dilakukan atas
dasar besarnya kontrol yang dapat dilakukan, investasi yang dalam perusahaan lain dapat
digolongkan menjadi tiga keadaan yaitu :
1. Perusahaan yang melakukan investasi tidak dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan

dimana ia melakukan investasi.
2. Perusahaan induk hanya dapat melakukan sebagian kontrol saja terhadap perusahaan

anak, tetapi mempunyai pengaruh yang signifikan.
3. Perusahaan induk secara pasti dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan anak, Pada

umumnya investasi dalam saham mempunyai tujuan ganda, yaitu selain memperoleh
tambahan pendapatan juga untuk melakukan kontrol atau menjalani hubungan kerjasama
dengan perusahaan tempat investasi di lakukan. kriteria pemilihan saham, hubungan dengan
perusahaan yang dimiliki.

9.5 Pencatatan Investasi Jangka Panjang dalam Saham
Dalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan investasi, yaitu metode biaya (cost

method) dan metode ekuitas (equity method), adalah sebagai berikut :
Metode Biaya (Cost Method)
Berdasarkan metode biaya investasi dalam saham biasa di catat pada biayanya, dan

deviden dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan deviden. Ada suatu pengecualian

46 | H a l a m a n

deviden yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham diperoleh, dianggap sebagai
pengembalian modal (lekuidasi deviden)dan dicatat seebagai pengurang terhadap akun
investasi. Metode biaya (cost method) yaitu metode pencatatan dan pelaporan investasi jangka
panjang dimana investasi dicatat pada harga perolehannya (harga pokoknya), tanpa adanya
penyesuaian untuk bagian dicatat laba atau rugi yang diperoleh perusahaan anak. Pendapatan
dari investasi ini dan diakui pada saat deviden telah dikeluarkan.

Metode Equitas (Method Equity)
Metode Equitas (Method Equity) adalah metode pencatatan dan pelapoan investasi
jangka panjang dimana investasi mula-mula dicatat pada harga pokoknya, kemudian secara
berkala saldo ini disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan kekayaan persahaan anak yang
menjadi bagiannya. Dalam metode bagiankekayaan laba (rugi) yang dihasilkan (diderita) oleh
perusahaan anak dicatat sebagai penambahan (pengurangan) terhadap saldo akun investasi.
Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang akun ini. Akuntansi metode equitas pada
dasarnya adalah akuntansi aktual untuk akuntansi equitas yang memungkinkan perusahaan
investor menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan investasi.
Prosedur Akuntansi Berdasarkan Metode Biaya dan Equitas
Prosedur dasar akutansi untuk metode biaya dan equitas dapat diilustarasikan dengan
mengasumsikan bahwa PT Pardi memperoleh 2.000 lembar saham dari 10.000 lembar saham
beredar PT Suti dengan nilai nomial Rp50.000 per saham dengan tanggal 1 juli, sama dengan
nilai buku dan nilai wajar aktiva bersih PT Suti. Laba bersih PT Suti untuk PT Suti seluruh
tahun Rp50.000.000dan deviden sebesar Rp20.000.000 dibayar pada tanggal 1 November. Jika
ada bukti ketidakmampuan menggunakan pengaruh yang signifikan, PT Pardi seharusnya
menggunakan metode biaya. Jika sebaliknya maka metode equitaslah yang digunakan.

Amortisasi Diskon Obligasi
Berarti mengalokasikan selisih antara nilai nominal dengan harga pasar obligasi yang
lebih rendah ke laba-rugi pada periode-periode sepanjang jangka waktu obligasi. Ditinjau dari
sudut pandang penerbit obligasi, diskon obligasi pada dasarnya merupakan tambahan biaya
pinjaman yang terjadi pada saat utang obligasi diperoleh. Dengan prinsip mempertemukan
biaya dengan pendapatan yang menerima manfaat, biaya pinjaman itu mula-mula dikapitalisasi
dengan cara dikurangkan terhadap nilai nominal obligasi. Setiap periode, jumlah diskon
dibebankan sebagai tambahan beban bunga di laba-rugi. Dengan metode garis lurus, jumlah
yang diamortisasikan setiap periode selalu sama, yaitu sejumlah total diskon dibagi dengan
jumlah periode obligasi.

47 | H a l a m a n

Sebagai contoh, obligasi dengan nilai nominal Rp100.000.000 dijual dengan harga
Rp97.500.000. Jika periode pembayaran bunganya adalah 10 tahun, jumlah yang diamortisasi
per tahun adalah Rp250.000 ((Rp100.000.000 – Rp97.500.000)/10).

48 | H a l a m a n

BAB X
AKTIVA TETAP
10.1 Pengertian Aktiva
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta
pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang. Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut:
1. Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :“Aktiva ialah
Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau
perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang
terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah
Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh
perusahaan”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva ialah Kekayaan
atau sumber- sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi
manfaat di masa depan.
Aktiva Lancar ialah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang pendek.
Yang termasuk dalam aktiva lancar ialah :
1. Kas, uang tunai untuk membiayai operasional perusahaan.
2. Investasi jangka pendek, investasi yang sifatnya sementara hanya untuk
memanfaatkan uang yang belum dibutuhkan dalam operasi.
3. Piutang wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam
perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
4. Piutang dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan
secara kredit.
5. Persediaan, baik persediaan barang mentah, barang dalam proses maupun barang
jadi.
6. Piutang penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
diterima pembayarannya.

49 | H a l a m a n

7. Persekot/uang muka/biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau
prestasi dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang
melainkan pada periode berikutnya.

Aktiva tidak lancar ialah aktiva yang tidak berupa kas dan mempunyai jangka waktu
yang panjang. Yang termasuk aktiva tidak lancar ialah:

1. Investasi jangka panjang, investasi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai
kekayaan lebih dari yang dibutuhkan.

2. Aktiva tetap, kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan
berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu juga mempunyai
umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan.

3. Aktiva tetap tidak berwujud, kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak
tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan
untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.

4. Beban yang ditangguhkan, transaksi yang menunjukkan adanya pengeluaran atau
biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang.

5. Aktiva lain-lain, item ini menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak
dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikas-klasifikasi yang telah diuraikan
sebelumnya.

10.2 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka

panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli
sebagai berikut :

1. Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang
sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan”.

2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun”.

50 | H a l a m a n

Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam
operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang
sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan
dengan panca indera.
10.3 Sifat Aktiva Tetap

Meskipun semua aktiva memiliki beberapa ciri dasar yang umum, aktiva tetap memiliki
ciri-ciri tambahan sebagai berikut :

1. Aktiva tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk
memperlancar/mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk menyediakan
jasa-jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan normal
perusahaan.

2. Semua aktiva tetap memiliki usia terbatas, pada akhir usianya harus dibuang atau
diganti.

3. Nilai aktiva tetap berasal dari kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain
dalam mendapatkan hak - hak yang sah atas penggunanya dan bukan dari pemaksaan
dari suatu kontrak.

4. Aktiva tetap seluruhnya nonmoneter : manfaatnya diterima dari penggunaan atau
penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.

5. Pada umumnya jasa yang diterima dari ativa tetap meliputi suatu periode yang lebih
panjang dari satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Akan tetapi terdapat
terkecualian. Misalnya suatu bangunan atau peralatan tidak klasifikasikan kembali
sebagai aktiva lancar bilamana sisa manfaatnya kurang dari satu tahun. Dalam
beberapa kasus seperti halnya,beberapa unsur memiliki usia asli yang lebih pendek
dari pada satu siklus operasi perusahaan.

Unsur-unsur aktiva tetap mempunyai ciri umum dan memiliki beberapa tujuan
pelaporan keuangan yang sama. Salah satu tujuan ini di dasarkan kepada keseragaman mereka
dalam proses akuntansi. Aktiva tetap dimiliki untuk mendapatkan jasa-jasanya di masa
mendatang : karena itu aktiva tetap dibebankan sebagai biaya usia manfaatnya dengan cara yang
sama seperti biaya di bayar dimuka (prepaid expense). Perbedaan pokok antara biaya dibayar
dimuka dan aktiva tetap terletak pada usia aktiva tersebut. Biaya dibayar dimuka biasanya di
bebankan sebagai ongkos selama siklus kegiatan berjalan atau satu tahun,tergantung mana yang
lebih lama,sedangkan aktiva tetap di bebankan sebagai biaya selama satu periode yang lebih
panjang. Tetapi jika keseragaman dalam proses akuntansi itu di anggap sebagai tujuan utama

51 | H a l a m a n

klasifikasi maka pos-pos tidak berwujud yang usianya terbatas mungkin harus di sertakan pula
di dalamnya tetapi klasifikasi menurut proses akuntansi bukanlah tujuan yang relevan.

Tujuan kedua dalam penguraian dan pengukuran pos-pos aktiva tetap adalah
memberikan indikasi jumlah fisik atau kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan dan juga
beberapa petunjuk mengenai usia relatifnya serta taksiran masa pakainya yang akan datang.
Semua informasi itu tidak mungkin terpenuhi dengan sejumlah angkadalam rupiah. Namun
demikian untuk aktiva atau aktiva tertentu mungkin lebih relevan jika digunakan basis penilaian
input daripada nilai likuidasinya : dan suatu penilaian yang di dasarkan pada tafsiran nilai
barang atau jasa atau arus kas di masa mendatang tidak mungkin di pergunakan sebagai
pengukur baik secara teoritis maupun praktis. Suatu jumlah akumulasi penyusutan yang di
kurangkan dari suatu nilai input tidak dapat menghasilkan gambaran yang cukup tentang
kondisi atau usia relatif aktiva tetap tersebut.

Tujuan ketiga adalah tujuan yang penting dari klasifikasi dan penilaian aktiva tetap
untuk menyajikan suatu gambaran mengenai kegiatan suatu perusahaan sebagaimana
pengelompokkan moneter dan aktiva lancar menunjukkan informasi mengenai kegiatan
perusahaan, demikian pula halnya dengan pengelompokkan investasi dalam pos-pos modal.
Jumlah relatif modal yang di tanamkan dalam aktiva tetap merupakan informasi yang relevan
bagi penanam modal dan para kreditur, karena hal itu mungkin dapat menambah informasi
untuk membantu meramal arus kas di masa depan dan memberikan petunjuk mengenai periode
sebelum perusahaan berkesempatan menanamkan kembali sumber dayanya untuk penggunaan
yang sama atau penggunaan lainnya tanpa adanya keharusan likuidasi (forced liquidation).
Dalam perusaan Public Utility (pelayanan umum seperti PLN, TELKOM, GAS, dll) dan dalam
berbagai perusahaan jasa lainnya, jumlah yang ditanamkan sebagai pos-pos modal jangka
panjang merupakan kelompok terpenting sebagai sumber daya penghasilan di masa mendatang.
Karena alasan inilah maka sebagian besar public utility menyajikan pos-pos aktiva tetap pada
bagian pertama dalam neraca, mendahului aktiva lancar.

Pos-pos aktiva tetap nonoperasional biasanya disajikan di neraca dalam kelompok yang
terpisah, meskipun masalah penilaian dan penyusutanya sama dengan aktiva tetap operasi.
Karena itu sebagian besar uraian berikut akan dikaitkan baik dengan unsur-unsur aktiva tetap
operasional maupun non operasional.
10.4 Penggolongan Aktiva Tetap

1. AKTIVA TETAP BERWUJUD

52 | H a l a m a n

Adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan
dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana
aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.

AkitIva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-
macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan lain-
lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :

a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias
diganti dengan aktiva yang sejenis.

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.

• Klasifikasi Aktiva Tetap Berdasarkan Jenis
Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung
perusahaan.

2. Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun oleh
perusahaan, tempat parkir, dan pagar.

3. Gedung, seperti kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan

mebel.

• Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi:

1. Tangible Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2. Intangible Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill,

Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

• Sudut Disusutkan Atau Tidak

53 | H a l a m a n

1. Depreciated Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris dan lain-lain.

2. Undepreciated Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land
(Lahan).

2. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secarafisik tidak dapat

dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah hak paten, hak cipta hak merek, biaya riset
dan pengembangan biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak
berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.

Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka
disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya – biaya
tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah dan
notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud
diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri ,maka termasuk dalam harga perolehan adalah
biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung
misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.

Aktiva tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu-seperti frenchise dan lease.
Ciri- ciri aktiva tetap tidak berwujud
1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari

BPR dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui
suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
3. Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara
terpisah dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
4. Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal. Sedangkan
biaya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan aset
tidak berwujud secara internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud,
kecuali merupakan bagian dari perolehan aset lain.

54 | H a l a m a n

10.5 Aktiva Tetap Berwujud

1. AKTIVA TETAP BERWUJUD (PEROLEHAN, PENYUSUTAN DAN
PELAPORAN)

Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva atau harta (assets). Aktiva
menunjukan bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupalan sumber daya
(resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha. Setiap perusahaan memiliki laporan
keuangan .Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan,terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Neraca adalah laporan keuangan yang dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya
yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini
menyajikan posisi keuangan perusahaan yang didalamnya terdiri dari tiga komponen penting
yaitu aktiva, kewajiban dan modal. Aktiva dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar
dan aktiva tetap.

Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama digunakan dalam
kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan
serta nilainya cukup besar. Aktiva ini digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible
fixed assets ) dan aktiva tidak berwujud ( intangible assets ). Tidak ada criteria standar mengenai
jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainnya.
Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun, pada umumnya digunakan sebagai
pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus dipakai dalam kegiatan perusahaan dan
tidak untuk dijual kembali. Hanya aktiva yang nilainya tinggi saja yang biasanya dikelompokan
sebagai aktiva tetap.
Harga Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat
dan siap dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang
bersangkutan. Contoh : apabila perusahaan membeli sebuah tanah dengan harga Rp.20.000.000
dan untuk biaya notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000 dan komisi
kepada makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut adalah Rp.20.900.000.
Perolehan Dengan Angsuran

55 | H a l a m a n

Ada kalanya aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam hal demikian kontrak pembelian

dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan

terhadap saldo yang belum dibayar dikenakan bunga. Sebagai contoh perusahaan membeli

tanah dengan harga Rp .50.000.000 dengan 25 kali angsuran bulanan terhadap saldo yang belum

dibayar, dan dikenakan bunga 12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :

(D) Tanah 50.000.000

(K) Hutang angsuran 50.000.000

Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai

berikut:

Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp. 2.000.000 Bunga selama sebulan yang

belum dibayar

1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = Rp. 500.000

Jumlah yang harus dibayar Rp. 2.500.000

Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini :

(D) Hutang angsuran 2.000.000

(D) Biaya bunga 500.000

(K) Bank 2.500.000

Angsuran kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang

Rp 48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000. Ayat jurnal

yang perlu dibuat yaitu :

(D) Hutang angsuran 2.000.000

(D) Biaya bunga 480.000

(K) Bank 2.480.000

proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran seperti tersebut akan berulang

setiap bulan sekali samapai semua hutang angsuran telah dibayar.

Penyusutan
Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk
memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang mempengaruhi
menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang
tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti
berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan dilaporkan.
Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan ( depreciation)
. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan dalah debit biaya penyusutan dan

56 | H a l a m a n

kredit akumulasi penyusutan. Perkiraan akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat

secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan .Selisih antara harga perolehan

dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum disusutkan.

Selisih ini disebut nilai buku( book value) aktiva tetap.

Metode Penyusutan

Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan yaitu nilai aktiva tetap yang

digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar

penyusutan dapat berupa : harga perolehan dan nilai buku. Untuk menghitung penyusutan,

taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus :

a. Metode garis lurus ( Straight line ), biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan

berlalunya waktu ,dalam jumlah yang sama,sepanjang masa manfaat aktiva tetap.

Biaya penyusutan :
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa

Contoh :

tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %

harga kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,
maka biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) = Rp.2.190.000

Th Harga Biaya Ak. Nilai buku

Perolehan Penyusutan penyusutan

1 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.2.190.000 Rp.10.310.000

2 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.4.380.000 Rp. 8.120.000

3 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.6.570.000 Rp. 5.930.000

4 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.8.760.000 Rp. 3.740.000

5 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.10.950.000 Rp. 1.550.000

b. Metode saldo menurun ( Declining balance ), biaya penyusutan akan merata sepanjang

umur aktiva tetap dan biaya penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun selama

taksiran masa manfaat dikarenakan semakin tua, kapasitas aktiva dalam memberikan

jasanya juga akan semakin menurun.

Biaya penyusutan =

Tarif penyusutan x Dasar penyusutan Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode

(Contoh dan penyelesaian sama dengan metode jumlah angka tahun)

c. Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan

metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.

57 | H a l a m a n

Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
d. Metode unit produksi,dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat
dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit
unit kegiatan yang lain. Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar
penyusutan.
Penilaian dan pelaporan
Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi
sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan
nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tersebut dicata sebagai
kerugian. Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah,
gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan
dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Aktiva tetap :

Peralatan kantor Rp. 30.000.000

Peralatan toko 50.000.000

Kendaraan 25.000.000

Gedung 105.000.000

Tanah 20.000.000 +

Rp. 230.000.000
Akumulasi penyusutan (52.500.000 )
Total aktiva tetap,neto Rp. 177.500.000
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan aktiva tetap dibuku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap
(fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku besar menurut
jenisnya.
2. AKTIVA TETAP BERWUJUD ( PENARIKAN)
Penjualan

58 | H a l a m a n

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual,ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang begitu
saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi tersebut sedikit
berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari
pembukuan. Hal ini dilakukan dengan mengkredit hargaperolehan dan mendebit akumulasi
penyusutannya. Suatu aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah
habis disusutkan.Harga perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis
disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.

Apabila suatu aktiva tetap dijual, niai bukunya dihitung sampai dengan tanggal
penjualan. Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih
yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap.

Penukaran
Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang
lain. Penukaran aktiva teatp dapat dilakukan dengan aktiva sejenis ( misalnya mobil dengan
mobil ) atau dapat juga dengan tidak sejenis ( misalnya mobil dengan mesin ).
Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus ditentukan nilai tukarnya
( trade in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan
keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka
memperoleh keuntungan dan sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai buku maka
merupakan kerugian. Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yaitu :
a. Untuk penukaran aktiva tidak sejenis ,keuntungan dan kerugian dibebankan dalam

tahun berjalan.
b. Untuk penukaran aktiva sejenis, keuntungan dikurangkan pada harga aktiva baru,

sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
Penghapusan
Kemungkinan lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini
terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan
penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti
halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva juga
dilaporkan sebagai biaya lain-lain. Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena
kejadian – kejadian yang tidak diharapkan seperti kebakaran.
Aktiva Tetap Bernilai Kecil

59 | H a l a m a n

Salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya yang
besar. Aktiva tetap yang nilai per unitnya kecil, dapat langsung dibebankan sebagai biaya pada
saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu menetapkan atau untuk pengeluaran yang harus
dikapitalisir sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai biaya.

Apabila pengeluaran untuk aktiva – aktiva tetap yang nilainya kecil misalnya suku
cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokan menjadi satu. Penyusutan secara
regular tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan dengan menghitung secara phisik aktiva
tetap yang masih tersisa. Harga perolehan aktiva yang masih ada ditaksir kemudian selisih
antara saldo menurut perkiraan dengan nilai taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.

Pengeluaran modal
Pengeluaran-pengeluaran aktiva tetap seperti biaya pemeliharaan (maintenance),
penambahan (additions), penggantian (replacement) atau perbaikan (repairs) dapat
dikategorikanmenjadi pengeluaran modal (capital expenditures) and pengeluaran pendapatan (
renevue expenditures). Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat
sebagai aktiva (dikapitalisir ).
Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode
akutansi termasuk dalam kategori ini. Misalnya,penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil
merupakan pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran – pengeluaran yang
menambah efisiensi memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu
produksi. Pengeluaran modal dicatat sebagai debit pada perkiraan : aktiva ataupun akumulasi
penyusutan. Pengeluaran –pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya
dicatat dalam perkiraan aktiva sedangkan untuk perbaikan besar-besaran yang akan
memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan.
Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan
manfaat untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran-
pengeluaran akan dibebankan sebagai biaya. Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin
merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Biaya perbaikan adalah biaya-biaya
untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.

60 | H a l a m a n

BAB XI
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
11.1 Pengertian Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva yang sulit diubah bentuk dan wujudnya non-
fisik. Aktiva tetap tidak berwujud umumnya disimpan dalam bentuk dokumen dan wajib
diperbarui beberapa tahun sekali, tapi sulit diubah menjadi kas. yang membedakan Intangible
Assets dengan Aset Tetap? Jawabannya adalah jangka waktu. Biasanya, Aset Tetap bisa dapat
terlihat kegunaannya sejak awal. Contoh, uang bisa digunakan untuk modal, alat produksi bisa
digunakan untuk memulai pembuatan produk. ada sebagian Aset Tetap Tidak Berwujud yang
tidak dapat ditukar dengan uang berapapun, sebut saja branding atau merk.
1. Ciri-ciri Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Ciri- ciri aset tetap tidak berwujud antara lain:
1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari
BPR dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan melalui
suatu kontrak terkaitaset atau kewajiban secara individual maupun secara
bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas dari hak tersebut
dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
3. Hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal.

Contoh Aktiva Tetap Tidak Tertutup
1. Franchise dan Licences
Franchise adalah hak guna dalam melakukan suatu jenis usaha dimana perjanjian
bisnis telahdisepakati oleh franchisor dengan franchisee. Franchisor adalah orang
yang memberikan hak kepada franchisee untuk memasarkan atau menjual produk
yang dimiliki franchisor. Sedangkan licences adalah hak agar dapat memakai suatu
jasa atau produk.
2.Goodwill
Goodwil adalah suatu keadaan dimana terjadi lebih bayar untuk aktiva dibandingkan
dengan nilai pasar. Biasanya goodwill akan timbul jika suatu perusahaan membeli
perusahaan lain. Ketika melakukan pembelian, perusahaan mendapatkan

61 | H a l a m a n

keuntungan. Keuntungan inilah yang dinamakan goodwill. Dasar yang digunakan
untuk mengetahui nilai goodwill adalah nilai pasaratau nilai yang dapat
direalisasikan untuk goodwill tersebut.

3. Trademark (Hak Merek Dagang)
Saat seseorang membangun suatu bisnis dan melakukan pemasaran dengan
menciptakan logoataupun merek, maka bisnis tersebut telah menciptakan hak merek
dagang. Agar dapat menggunakan hak dagang, dapat dimulai dari menciptakan
produk, logo dan desain hingga mengurus penerbitan sertifikat hak dagang.
4. Copyright (Hak Cipta)
Salah satu aktiva tidak berwujud lainnya yang sering digunakan adalah hak cipta atau
copyright. Hak cipta adalah hak eksklusif perusahaan agar dapat menjual karya cipta,
sepertimusik dan karya seni lainnya, atas perjanjian yang telah disepakati. Nilai dari
hak cipta dapat ditentukan dari semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
hak cipta tersebut.
5. Patent (Hak Paten)
Jenis aktiva berikutnya adalah hak paten. Hak paten adalah hak yang diberikan atas
suatu temuanyang didapatkan dari sebuah penelitian untuk diberikan perlindungan
bahkan dapat dijual untuk temuan tersebut. Nilai dari hak paten adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak paten.

4. Pengakuan Aktiva Tak Berwujud
Aset tak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan:
• Individu/Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang
akandatang dari aset tersebut.
• Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.

5. Penilaian/Pengukuran Aktiva Tak Berwujud
Aset tak berwujud dinilai/diukur sesuai dengan harga perolehannya. Biaya perolehan

aset tidakberwujud terdiri dari:
1. harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat;
2. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebutsehingga siap untuk digunakan.

62 | H a l a m a n

6. Pencatatan Aktiva Tetap Tak Berwujud

Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud secara

sederhana adalahsebagai berikut:

PEMBELIAN AMORTISASI

(D) ASET TAKBERWUJUD (D) Biaya amortisasi

(K) KAS (K) Aset tak berwujud

7. Pelaporan Aktiva Tak Berwujud
Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai dengan

nilai bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi. Jadi dapat dikatakan akuntansi aset
takberwujud adalah proses pencatatan, pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas
harta tak berwujud/tak terterlihat yang memberikan manfaat.

Aset tidak berwujud dicatat dalam neraca pada kolom aktiva sesuai dengan nilai bersih
setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Akuntansi aset tidak berwujud adalah proses
pencatatan,pengakuan, pengukuran, dan pelaporan harta tak berwujud atau tak terlihat yang
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan.

Pengakuan pendapatan dan penilaian aset tidak berwujud sangat penting karena
pelaporan kepada pemerintah ini sebagai bentuk pelaksanaan hukum negara dan pertumbuhan
keuntungan (profit) sebagai tolok ukur berkembangnya sebuah perusahaan.

63 | H a l a m a n

DAFTAR PUSTAKA
Arin, F. (t.thn.). Makalah Standar Akuntansi Keuangan. Diambil kembali dari Academia:

https://www.academia.edu/11882813/Makalah_Standar_Akuntansi_Keuangan
KAMPA, R. R. (2021). LAPORAN KEUANGAN.Tokopedia. (t.thn.). Laporan Keuangan.

Diambil kembali dari tokopedia Kamus Keuangan:
https://kamus.tokopedia.com/l/laporan-keuangan/
Suwardjono.2014. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE
Shevalina. 2013. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model.
Khoyunita. 2012. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2012/11/19/rerangka-konseptual-suatu-
model-teori- akuntansi/
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Warfield, T. D. (2017). Akuntansi Keuangan
Menengah Intermediate Accounting Vol. 1. Jakarta: Salemba Empat.
Ramadhan, F. (2022, Maret 2). Contoh Soal Rekonsiliasi Bank 2, 4 dan 8 Kolom.
Diambil kembali dari Nraleaders.com: https://nraleaders.com/contoh-
rekonsiliasi-bank/
Akuntansi Persediaan. (2009, September 14). Retrieved from http://dasar-
akuntansi.blogspot.com: http://dasar-akuntansi.blogspot.com/2009/09/akuntansi-
persediaan.html
Biaya Perolehan (Accountingpedia). (2021, Oktober 20). Retrieved from
accountingunsoed.org: http://accountingunsoed.org/biaya-perolehan-accountingpedia/
Gie. (2021, November 29). Metode Persediaan Ritel: Pengertian, Manfaat, Cara Hitung dan
Contohnya. Retrieved from accurate.id: https://accurate.id/akuntansi/metode-
persediaan-ritel/
Luvito, A. (2016, Agustus 23). WESEL TAGIH. Diambil kembali dari andiluvito.blogspot.
com : http://andiluvito.blogspot.com/2016/08/vbehaviorurldefaultvmlo.html?m=1

64 | H a l a m a n


Click to View FlipBook Version