Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 47 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Kemiringan memanjang aliran harus dibuat 1-2 %. Membentuk saluran drainase pengumpul sesuai kebutuhan yang tertuang di DDR. Dimensi saluran drainase harus dihitung minimum berdasarkan hujan rancang kala ulang 20 tahunan. Memasang gorong-gorong sesuai kebutuhan yang tertuang di DDR. Pengawas Pelaksana harus memastikan gorong-gorong terpasang secara masif dan tidak berpotensi terjadi rembesan/piping. Menyiapkan pondasi bangunan terjunan/drop structure menggunakan excavator. Pemadatan menggunakan backhoe haus dilakukan untuk menjamin daya dukungnya terhadap material drop structure. Membentuk footprint atau pondasi bund dengan melakukan semi pemadatan pada permukaan batuan penutup menggunakan dozer. Ini ditujukan untuk memperkuat dasar pondasi karena bund juga difungsikan sebagai jalan reklamasi. Langkah 8: Konstruksi Tanggul/Bund dan Jalan Reklamasi Konstruksi Bund dan Jalan Reklamasi merupakan satu kesatuan pekerjaan. Bund selain difungsikan untuk membatasi aliran melimpas di luar jalur yang sudah ditentukan, juga sekaligus sebagai jalan reklamasi. Jalan reklamasi penting difungsikan sebagai akses kegiatan penanaman, inspeksi, dan pemeliharaan area reklamasi. Prinsip dan tahapan konstruksi bund / jalan reklamasi adalah: Jalan reklamasi harus dapat menghubungkan seluruh jenjang area reklamasi, karena itu dibuat di atas sepanjang bund. Perkerasan jalan reklamasi adalah bund dari material tanah yang sama dengan tanah sebagai media penanaman. Dimensi bund minimum 0,5 m x 4 m; kemiringan sisi samping 1 : 2 dan dipadatkan menggunakan dozer sepanjang tepi luarnya. Elevasi bund harus lebih tinggi minimal 0,5 m dari elevasi permukaan tanah di sisi kanan kirinya. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sebelum penyebaran tanah permukaan akhir. Tujuannya untuk memastikan pada area ini tidak dilakukan penggaruan yang menyebabkan adanya rongga atau celah di badan jalan. Pada setiap bagian penyebrangan air, harus dipasang gorong-gorong dengan dimensi yang telah dihitung berdasarkan kebutuhan debitnya. Timbunan berikutnya bisa mulai dilakukan selama pekerjaan ini dikerjakan. Pasak toe berpita warna kuning akan dipasang sebagai tanda batas luar penimbunan untuk jenjang berikutnya. Gambar 33. Spesifikasi Dimensi Jalan Penanaman Langkah 9: Penghamparan Tanah Media Tanam Revegetasi hanya dapat optimal dengan menyediakan tanah sebagai media tanam. Prinsip dan tahapan pekerjaan penyebaran tanah sebagai media tanam adalah: Ketebalan penghamparan tanah rerata 1 m.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 48 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Hanya truk ukuran sedang atau ekivalen dengan Articulate Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut tanah. Tujuannya untuk menghindari rusaknya lapisan permukaan tanah akibat amblas oleh beban truk yang terlalu berat. Pengawas Pelaksana harus memastikan elevasi jalan lebih tinggi 0,5 m dari permukaan tanah kanan kirinya. Penghamparan tanah dimulai dari konstruksi bund sekaligus perkerasan jalan reklamasi, dilanjutkan dengan penghamparan tanah pada permukaan media tanam dimulai dari atas ke arah bawah. Tanah diratakan dengan dozer. Untuk mendapatkan ketebalan yang benar, ketinggian pasakpasak harus ditempatkan dengan interval yang teratur di seluruh daerah tersebut. Bila pasak telah tertutup material berarti telah tercapai ketebalan yang benar. Setelah disebar, tanah harus digaru searah kontur sedalam kurang lebih 0,4 m dengan interval 1 m. Tujuan penggaruan adalah untuk menambah daya serap tanah, mengendalikan erosi, dan menghindari terjadinya saluran air yang tidak terkendali. Penggaruan harus dilakukan menggunakan dozer ripping atau alat lain yang ekivalen. Penghamparan tanah tidak dilakukan pada lokasi bangunan air. Pengawas Pelaksana harus memastikan bahwa patok batas penghamparan tanah tidak terlampaui. Perapihan harus dilakukan pada setiap tepi akhir penghamparan tanah. Tata cara penyebaran tanah secara khusus dibahas pada Bab A tentang Pembukaan Lahan dan Pengelolaan Tanah. Langkah 10: Konstruksi Bangunan Terjunan / Drop Structure Bangunan terjunan atau drop structure adalah bangunan air yang berfungsi untuk meredam energi aliran yang menyebabkan erosi/kerusakan. Prinsip kerja drop structure adalah mengurangi energi aliran secara bertahap di setiap terjunan yang dibuat dengan material yang kuat. Drop stucture harus dibentuk sepanjang permukaan lereng yang ditentukan sebagai saluran utama sampai batas kemiringan lereng berakhir. Secara detil spesifikasi pekerjaan ini dimuat di dalam Bab E tentang Pengendalian Erosi. 6. Pengendalian Mutu Efektivitas penutup timbunan batuan bergantung pada tercapainya sejumlah parameter fisik dan geokimia, seperti massa jenis, distribusi ukuran pori penutup, ketebalan dan homogenitas penutup, dan potensi pembentukan asam. Pengendalian mutu teknis yang baik dibutuhkan supaya dapat mencapai parameter-parameter ini. Potensi keberadaan kejadian AAT dapat dilihat dari beberapa kondisi di bawah ini: Terdapat warna merah kecoklatan pada permukaan saluran air sepanjang timbunan batuan penutup. Terdapat lapisan warna kuning dan atau putih pada permukaan timbunan batuan penutup. Terdapat material berwarna hitam (batubara atau carbonaceous mudstone) pada permukaan timbunan batuan penutup. Ditemukan pH air lebih kecil dari 4 pada aliran permukaan timbunan batuan penutup. Gambar 34. Kondisi Fisik Air Asam Tambang
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 49 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Keberadaan hal-hal tersebut memberikan bukti awal adanya kemungkinan pembentukan air asam dari timbunan tersebut. Kontrol pengendalian mutu dilakukan untuk membuktikan bahwa konstruksi timbunan batuan penutup telah dilaksanakan sesuai spesifikasi yang disyaratkan. Kontrol pengendalian mutu dibedakan menjadi dua kegiatan, yakni: 6.1. Uji pemadatan tanah Uji pemadatan tanah diterapkan pada tipe penutup DC01 dan DC02, bertujuan untuk memeriksa bahwa pemadatan dan pengkondisian lapisan yang dipadatkan memenuhi syarat pemadatan yang diperlukan. Uji ini dilakukan langsung oleh Departemen Geologi. Tahapan uji ini mencakup detil berikut: Uji pemadatan dilaksanakan di atas permukaan masing-masing lapisan setebal setengah meter yang dipadatkan (2 lapisan pada DC01; 4 lapisan pada DC02). Pengetesan dilakukan pada jarak 20 m x 20 m atau yang ekuivalen. Sebelum pengetesan, permukaan tanah setebal 100 mm harus dikupas. Pengetesan dilakukan sesuai standar yang diterapkan oleh Departemen Geologi. Pemadatan terpenuhi apabila 90% titik uji pemadatan memiliki nilai pemadatan standar >95%. Apabila nilai tersebut tidak tercapai, maka perlu dilakukan pemadatan ulang di masingmasing area 20 m x 20 m yang tidak memenuhi syarat tersebut, sesuai yang direkomendasikan oleh Departemen Geologi. Perlu dilakukan tindakan perbaikan sebelum menambahkan lapisan yang selanjutnya. 6.2. Uji NAG timbunan final Uji NAG timbunan final ditujukan untuk memeriksa bahwa lapisan NAF telah ditimbun dengan benar pada area timbunan akhir dan tidak berpotensi membentuk AAT akibat adanya batuan PAF di permukaan. Pengujian ini dilakukan oleh Departemen Lingkungan dengan pengambilan sampel batuan dilakukan oleh Departemen Pit. Pengujian yang digunakan adalah melakukan pengeboran lapisan penutup sedalam 8 meter pada timbunan akhir, kemudian mengambil contoh batuannya secara komposit untuk diuji NAG di laboratorium. Standar pengujian NAG timbunan final adalah sebagai berikut: Contoh batuan diambil dari permukaan timbunan pada setiap jarak 50 m x 50 m dengan pola segitiga dengan jarak 10 m dari batas crest timbunan (Gambar 35). Pada setiap titik diambil contoh seberat 2 kg. Analisis NAG dilaksanakan pada semua sampel. Data dievaluasi oleh Departemen Lingkungan dan rekomendasi dibuat untuk keperluan: o Investigasi lanjutan (pengambilan sampel tambahan). o Tindakan perbaikan (misal pemindahan/penambahan batuan NAF). Hasil uji NAG final harus memenuhi standar NAF ≥ 95% (PAF < 5%) dari seluruh area uji. Jika ditemukan kandungan PAF melebihi batas dari seluruh contoh yang diambil di suatu lokasi timbunan bantuan penutup, maka diperlukan penanganan khusus. Jika tidak, maka timbunan batuan penutup tersebut tidak bisa disiapkan untuk kegiatan reklamasi. Pada kondisi tertentu, standar persentase NAF dapat disesuaikan berdasarkan pemodelan StripBlock-Bench yang telah mendapatkan rekomentasi teknis dari GM HSES dan disetujui oleh KTT. Tabel 6. Ketentuan Pelaksanaan Uji NAG Timbunan Final No Tahapan Ketentuan 1 Pengeboran dan pengambilan sampel batuan • Jarak antar titik bor 50 m x 50 m pola segitiga; • Jarak terhadap crest 10 m; • Sampel batuan adalah komposit hasil bor dengan berat 2 kg setiap sampel; • Pengeboran sedalam 8 m; • Khusus area yang dirancang untuk DC04, pengeboran sedalam 4 m.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 50 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 No Tahapan Ketentuan 2 Analisis NAG • Pengujian laboratorium dilakukan maksimum H+1 setelah pengiriman; • Hasil pengujian adalah klasifikasi tipe PAF/NAF, disampaikan kepada Departemen Pit oleh Departemen Lingkungan maksimum H+2. 3 Pengeboran dan Pengujian Ulang Jika didapatkan hasil PAF, maka dilakukan pengeboran ulang pada radius jarak maksimum 25 m dari titik uji sebelumnya. 4 Remediasi/Perbaikan konstruksi timbunan (setelah hasil pengujian ulang tetap membuktikan PAF) • Jika hasil dominan PAF, lakukan penerapan tipe penutup DC01 atau DC02. • Jika PAF hanya pada beberapa titik dan tidak menerus, perbaikan dilakukan dengan dua opsi: • Jika titik PAF berada pada sisi tepi crest, lakukan pengupasan lapisan permukaan batuan PAF sampai kedalaman 5 m, kemudian diganti dengan batuan NAF. Hasil kupasan batuan PAF didorong ke jenjang di bawahnya dengan arah menyerong kanan kiri, kemudian ditutup dengan batuan NAF setebal 5 m. • Jika titik PAF berada pada sisi tengah, lakukan pelapisan tambahan NAF 5 m tanpa pemadatan atau 2 m NAF dipadatkan. Gambar 35. Jarak Acuan Titik Uji NAG Timbunan Final Gambar 36. Tahapan Kegiatan dan Kendali Mutu Timbunan Akhir Batuan Penutup
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 51 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 6.3. Audit penataan lahan reklamasi Untuk menjamin pemenuhan kualitas penataan lahan reklamasi sesuai spesifikasi, penilaian/audit dilakukan pada akhir kegiatan. Audit ini mencakup persyaratan berikut. A. Data – data yang harus tersedia: No. Dokumen/Data Penanggung jawab 1 File “DXF” boundary lokasi yang diajukan CMD / MS (MOD) 2 Dokumen DDR yang telah disetujui seluruh pihak CMD / PIT (MOD) 3 Dokumen CSA Final Dump beserta Boundary-nya CMD / MS (MOD) 4 File “DXF” titik-titik bor NAG test beserta hasilnya (optional) CMD / MS (MOD) 5 Peta cetak lokasi yang diajukan, beserta data luasan CMD / MS (MOD) 6 Data kumulatif angka pencapaian Reklamasi ENV 7 Formulir Audit Reklamasi ENV B. Data yang harus diolah: Dokumen/Data Penanggung jawab Overlay boundary Lokasi Audit yang diajukan terhadap data boundary CSA Final Dump, Titik-titik Bor NAG test, dan Kumulatif Reklamasi ENV C. Pengamatan data yang harus dilakukan: Memastikan lokasi yang diajukan tidak overlap dengan data kumulatif lahan Reklamasi. Memastikan lokasi yang diajukan berada di dalam area yang telah dilakukan CSA Final Dump dan tidak ada temuan yang belum selesai. Memastikan kesesuaian konstruksi terhadap desain DDR, mencakup : bentuk akhir timbunan, tata kelola air, jalan inspeksi/penanaman, dan bangunan air (gorong-gorong, drop structure, saluran, dsb). D. Pengamatan lapangan yang harus dilakukan: No. Dokumen/Data Spesifikasi 1 Dokumen DDR yang disetujui Terdapat tanda tangan seluruh pihak terkait 2 Bentuk timbunan akhir sesuai DDR Peta cross section final dump pada kegiatan CSA Final Dump 3 Tidak ada isu material PAF Terdapat dokumen CSA Final Dump yang disetujui 4 Kemiringan lereng timbunan setiap level adalah 1 : 4 5 Panjang lereng maksimum setiap level timbunan (per tinggi 10m) 40 m 6 Back slope setiap Bench 2% 7 Tanggul di crest (Berm), sekaligus sebagai jalan inspeksi 0,5 x 4 m 8 Crossfall Channel < 1% ; bentang panjang tidak lebih dari 200 m dari Drop Structure atau sesuai DDR 9 Lebar Bench Minimum 15 m ; maksimum 50 m setiap 1 crossfall channel 10 Telah terbangun Drop Structure sesuai DDR Plan Seluruh tahap konstruksi selesai 11 Telah terbentuk Crossfall Channel sesuai DDR Plan, tidak ada genangan di sepanjang Bench Grade 1 % 12 Terdapat Sediment Pond di hilir Terdapat dokumen Ijin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) dari Pemerintah 13 Ketebalan Soil yang dihampar 1m atau sesuai keputusan KTT 14 Soil tidak tercampur material overburden atau batubara 15 Penggaruan (ripping) soil tegak lurus arah lereng timbunan Ripping menggunakan Dozer
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 52 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 No. Dokumen/Data Spesifikasi 16 Memastikan tidak ada free dump soil Inspeksi lapangan 17 Jalan Inspeksi/Penanaman telah terbentuk di atas soil dan bertahan lama Jalan Inspeksi berada di atas Bund 18 Jalan Inspeksi yang menyeberangi channel harus dipasang goronggorong Dimensi gorong-gorong sesuai perhitungan debit 19 Memastikan terdapat patok batas area Audit dengan jelas Minimal patok tiap siku atau per jarak 30 m 20 Memastikan tidak ada channel yang memotong/tegak lurus kontur tanpa Drop Structure Sesuai DDR 21 Memastikan jalan inspeksi/penanaman yang memotong kontur berada pada batas sub DTA Sesuai DDR 22 Memastikan dimensi channel sesuai dengan DDR atau sesuai dengan debit dan laju sedimentasi yang akan terjadi Minimal dimensi channel kedalaman = 1 m Lebar dasar = 2 m Saran – saran Auditor untuk upaya penyelesaian masalah di lapangan: a) Pada area yang datar (Top Dump, Flat area, atau Bench) dengan lebar lebih dari 100 m, maka harus dibuat crossfall channel ganda yang memanjang sampai menuju Drop Structure / Saluran Pengumpul terdekat. b) Pemohon diminta untuk menghitung ulang dan membuat addendum DDR jika terjadi banyak penyimpangan dari DDR yang telah disetujui. c) Pada area dengan panjang lereng lebih dari 40m dan atau kemiringan lereng tunggal kurang dari 4:1, harus ditambahkan bangunan kontrol erosi (misal : guludan). d) Pada area crossfall channel dengan grade > 2 %, harus ditambahkan bangunan perangkap erosi seperti Check Dam atau Collecting Ditch. e) Pada crossfall channel dengan bentang panjang > 200 m dengan kondisi tidak dapat dibentuk grade 1-2 %, maka harus ditambahkan saluran khusus seperti Drop Structure, ayl sesuai rekomendasi Departemen Lingkungan. f) Penggaruan tanah perakaran (ripping) dilakukan searah kontur menggunakan Dozer. g) Jika ripping dilakukan dengan Excavator, untuk area lereng disarankan membuat minimal 1 guludan untuk mencegah terjadinya erosi galur. Gambar 37. Contoh Peta Pengajuan Audit Penataan Lahan Reklamasi
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 53 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 7. CATATAN LAIN 7.1. Jarak horisontal lapisan penutup Pada beberapa kasus, timbunan batuan penutup memiliki daerah atau blok batuan NAF yang saling bercampur dengan daerah batuan PAF. Lapisan penutup tidak cukup hanya menutup dari sisi atas, namun juga harus menutup sisi samping/tepi untuk menjamin tidak ada oksigen yang masuk melalui celah samping sehingga berdifusi dengan batuan PAF di dalamnya. Berdasarkan model komputasi yang telah disesuaikan dengan penerapan di lapangan, sedikitnya ditetapkan jarak horisontal lapisan penutup terhadap batas timbunan selebar 5 kali tinggi jenjang. Penentuan jarak ini didasarkan pada jarak aman dari kondisi lereng freedump yang kemudian dilandaikan sesuai spesifikasi. Gambar 38. Contoh Persyaratan Jarak Horisontal Lapisan Penutup pada Tinggi Jenjang 10 m 7.2. Jarak berhenti dari batas sementara lapisan penutup Saat menyelesaikan pemadatan di suatu lahan, batas penutup batuan NAF atau tanah liat di atasnya harus berjarak minimum 5 m dari batas lapisan pemadatan. Dengan demikian, maka proses pemadatan selanjutnya akan memiliki ruangan yang cukup untuk akses. Gambar 39. Jarak Berhenti dari Batas Sementara Penutup
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 54 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa - 5. Daftar Periksa Serah Terima (CSA) Timbunan Akhir Form Periksa - 5 Tanggal : Auditor (ENV) : Lokasi : Auditee (PIT) : Luas : Spesifikasi Memenuhi Spesifikasi Nilai yang diterapkan Ya Tidak NA Maks Rencana yang disetujui A Rencana rehabilitasi yang disetujui Tersedia rencana yang ditandatangani oleh seluruh Tim Peninjau Rehabilitasi 20 Pembentukan tempat C D Bentuk timbunan akhir Patok kuning untuk batas reshaping 15 penimbunan Patok Patok merah pada toe timbunan 15 Topografi Dapat mendukung rencana bentuk akhir timbunan dilihat dari cross section 10 Konstruksi lapisan penutup D DC01 Persetujuan pengerjaan dan pengujian 10 1 m tanah liat yang dipadatkan per 50 cm dan memenuhi standar pemadatan 95% 15 2 m batuan penutup di atas penutup tanah liat dan memenuhi spesifikasi 100% NAF 15 DC02 Persetujuan pengerjaan dan pengujian 10 2 m batuan penutup 100% NAF yang dipadatkan per 50 cm dan memenuhi standar pemadatan 95% 15 2 m batuan penutup di atas penutup batuan yang dipadatkan dan memenuhi spesifikasi 100% NAF 15 DC 03 Persetujuan pengerjaan dan pengujian 10 10-20 m batuan penutup memenuhi spesifikasi NAF 15 Hasil NAG Test final > 95% 15 DC 04 Persetujuan pengerjaan dan pengujian 10 1 m pelapisan material FABA dan 3 m batuan penutup memenuhi spesifikasi NAF 15 Hasil NAG Test final > 95% 15 Total APPROVAL Auditor : ____________________________ ____________________________ _________________________ Auditee : ____________________________ ____________________________ _________________________ Keterangan Spesifikasi: B. Konstruksi Tempat Timbunan, D. Desain Penutup Lembar putih untuk Manager terkait Lembar hijau untuk Pengawas Lapangan Lembar kuning untuk Dept. Lingkungan Lembar biru untuk CMD Aspek Pengecekan Kembali Tanggal Status Finding / Temuan Environment Department Daftar Periksa Serah Terima Area (CSA) Timbunan Akhir DATE Parameter Standar Keberhasilan
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 55 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa - 6. Daftar Periksa Audit Penataan Lahan Reklamasi Form Periksa - 6 Tanggal : Auditor (ENV) : Lokasi : Auditee (CMD/MOD) : Luas Reklamasi : Spesifikasi yang diterapkan Ya Tidak NA Maks Rencana reklamasi yang disetujui Tersedia rencana yang ditandatangani oleh seluruh Tim Peninjau Reklamasi 10 NAG Test DC 03 ≥ 95% NAF Standar pemadatan DC 01/02 ≥ 95%, NAG Test ≥ 95% NAF Patok Batas Patok hijau-putih pada toe 5 Kemiringan lereng maksimum 4:1 5 Panjang lereng maksimum 40 m 5 Panjang maksimum bench 50 m untuk setiap saluran (crossfall channel ) 10 Jalan penanaman Menjangkau seluruh area reklamasi yang terletak diatas tanggul, tidak menjadi jalur aliran air dan tidak berpotensi tergenang 7.5 Backslope 2% 5 Tanggul 1 x 4 m 5 Crossfall 1% - 2% 5 Lebar berm minimum 15 m 5 Dropstructure Patok lokasi sesuai rencana 5 Contour drain Ukuran dan spesifikasi sesuai rencana 5 Kolam perangkap sedimen Sesuai rencana 2.5 Kuantitas Ketebalan 1 m 7.5 Memenuhi kriteria topsoil (Contoh tidak terkontaminasi oleh batubara/batuan) Penggaruan sejajar contour 5 Sumber Soil : Corrective Action Request Ya / Tidak *Pihak auditee tetap bertanggungjawab atas segala kerusakan struktur. *Konstruksi Drop Structure harus mulai dikerjakan maksimum satu bulan setelah audit dilaksanakan APPROVAL Auditor : ______________________________________ _____________________________________ Auditee : ______________________________________ _____________________________________ Pengawas Lapangan : ___________________________ _____________________________________ Keterangan Spesifikasi: B. Konstruksi Tempat Timbunan, C.Bangunan Pengendali Erosi, E.Top Soil Lembar putih untuk Manager terkait Lembar hijau untuk Pengawas Lapangan Lembar kuning untuk Dept. Lingkungan Pembentukan Tempat Penimbunan Akhir Rencana yang Disetujui Pekerjaan Pengendalian Erosi A D D E D Form CSA Final Dump 10 Pengecekan Kembali Total Kualitas 2.5 Tanggal Closed Finding / Temuan: Penempatan Tanah Perakaran Daftar Periksa Audit Penataan Lahan Reklamasi Environment Department DATE Aspek Parameter Standar Keberhasilan Memenuhi Spesifikasi Nilai
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 56 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 E. PENGENDALIAN EROSI Pengendalian erosi merupakan kunci upaya preventif stabilisasi lahan reklamasi dari resiko erosi yang berdampak pada turunnya kualitas air lingkungan. Pengendalian erosi dari hulu secara bertahap akan mengurangi beban sedimentasi di kolam pengendap, khususnya ketika kolam sudah tidak aktif setelah tambang selesai. Sesuai Kepmen ESDM No.1827/K/30/MEM/2018, upaya pengendalian erosi dan sedimentasi merupakan salah satu dari indikator penilaian kegiatan penatagunaan lahan reklamasi. Dalam bab ini, upaya pengendalian erosi yang diatur mencakup spesifikasi teknis bangunan terjunan (drop structure), bangunan perangkap sedimen, dan secara khusus pengendali erosi pada saluran drainase jalan angkut. Ketiganya merupakan bagian dari bangunan air yang dipasang sejalan dengan saluran air. Keberhasilan pengendalian erosi akan tergantung pada seberapa baik konstruksi-konstruksi pengendali erosi terpadu dengan rencana tata kelola air yang tertuang di dalam dokumen perencanaan. Pentingnya ketersedian dokumen rencana sebelum pekerjaan dimulai menjadi penentu keberhasilan tata kelola air. 1. TUJUAN Menentukan bangunan terjunan yang dibutuhkan di area reklamasi berdasarkan prinsip stabil, efektif, ekonomis, dan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Menentukan sarana perangkap sedimen yang berfungsi secara bertahap untuk mengurangi konsentrasi sedimen yang mengalir ke kolam pengendap akhir. Memberikan petunjuk/spesifikasi teknis konstruksi bangunan pengendali erosi. 2. BANGUNAN TERJUNAN Bangunan terjunan atau drop structure sebagai pengendali erosi merupakan bangunan air yang dibuat pada saluran dengan kemiringan yang relatif curam untuk memecahkan energi aliran sehingga erosi sepanjang saluran dapat terkontrol. Pemilihan tipe bangunan terjunan sebagai pengendali erosi dipertimbangkan berdasarkan beberapa namun tidak terbatas pada aspek berikut: Kecepatan aliran yang dihasilkan oleh debit dalam setiap daerah tangkapan air (DTA), Optimalisasi bahan baku yang murah namun kuat, dan Masa layan fungsi bangunan. Tabel 7. Beberapa Tipe Bangunan Drop Structure Type Tyre Drop Structure (TDS) Gabion/Mattress Rock line Struktur Kayu Kecepatan aliran maks diijinkan 6,0 m/s 5,5 m/s 5,0 m/s 2,0 m/s Kemiringan memanjang maks 1 : 4 1 : 4 1 : 6 1 : 4 Lapisan pondasi - Batuan penutup/tanah dipadatkan (stabil) - Geotextile Woven/ Non Woven - Batuan penutup/tanah dipadatkan (stabil) - Geotextile Woven/ Non Woven - Batuan penutup/tanah dipadatkan (stabil) - Geotextile Woven/ Non Woven - Batuan penutup/tanah dipadatkan(stabil) Bahan baku utama Ban bekas (> tipe DT 20T) Rock boulder (dia. 100-300 mm) Rock boulder (dia. >300 mm) Timber (kayu) Bahan baku pengikat Baut baja anti karat Kawat gabion/ mattress anti karat - Baut / Kawat baja anti karat / Rotan Bahan baku pengisi/filler red mudstone/ rock boulder/ timber - - -
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 57 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 2.1. Prinsip umum Berikut ketentuan-ketentuan umum dalam konstruksi drop structure: Desain dimensi dan lokasi struktur drop structure harus ditentukan kasus per kasus oleh Departmen Pit dan diperlihatkan secara jelas dalam desain DDR yang telah disetujui. Jarak antara drop structure satu dengan yang lain sepanjang aliran kontur timbunan batuan penutup tidak boleh lebih dari 200 m (atau sesuai dengan desain DDR) dengan crossfall 1 % untuk mencengah timbulnya genangan, kecuali jika sejak awal Departemen Pit telah membentuk grade 1 % sesuai dengan desain DDR yang telah disetujui. Drop structure harus dibangun sesegera mungkin setelah audit penataan lahan reklamasi dilakukan. Hal ini guna mencegah kerusakan lahan akibat erosi di sepanjang alinyemen drop structure. Pada setiap tambahan debit aliran akibat berubahnya luas DTA timbunan (termasuk juga aliran pompa), maka dimensi drop structure harus dihitung dan dirancang ulang. Jika didapati kapasitas drop structure tidak mampu lagi, maka harus dibuatkan drop structure di tempat yang lain. Konstruksi drop structure harus melibatkan Tim Survey masing-masing Pihak Pelaksana (MS/CMD) untuk menjamin bahwa posisi dan kemiringan aktual telah sesuai desain. Setelah konstruksi dan sebelum difungsikan, drop structure akan diaudit oleh Departemen Lingkungan. Jika didapati kegagalan konstruksi baik sebelum atau setelah difungsikan, maka Pihak Pelaksana bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada konstruksi drop structure, diantaranya: Pemasangan patok sepanjang alinyemen saluran wajib dilakukan sebagai acuan dasar dan secara khusus ditujukan sebagai pembatas agar penghamparan tanah tidak menutup area ini. Pondasi terpasang di seluruh daerah rencana, bersifat tidak tembus air (impermeable layer) yang mencegah aliran terinfiltrasi kedalam lapisan tanah. Material utama menunjukan tipe drop structure yang dipilih berdasarkan ketersediaan bahan baku ramah lingkungan dengan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Recovery). Material dasar dalam hal ini dapat berupa ban (tyre), boulder rock, kayu tebangan, atau yang lainnya. Material pengikat adalah material pengunci antar material utama, dapat berupa baut, gabion, dan mattress. Material pengisi adalah material untuk menambah kestabilan struktur, secara khusus diperlukan pada tipe tyre drop structure, dapat berupa pecahan batu gunung atau kayu ulin yang dipasang secara komposit di rongga-rongga ban. Untuk menjamin keakurasian kualitas pekerjaan, konstruksi sebaiknya dilaksanakan hanya pada siang hari. Perkuatan struktur drop structure pada saluran hanya wajib dipasang di bagian lereng timbunan. Pada area bench/jenjang yang relatif datar, saluran cukup berupa saluran gali lapisan batuan penutup. Pada ujung muara saluran yang berpotensi terjadi erosi (local scouring), maka harus dikendalikan dengan memasang perkuatan seperti: susunan ban dan/atau batu, atau bahan lainnya yang sesuai.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 58 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 40. Prinsip Konstruksi Drop Structure Tampak Samping Gambar 41. Contoh Tyre Drop Structure
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 59 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 42. Contoh Drop Structure Gabion Gambar 43. Contoh Drop Structure Rock Line
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 60 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 44. Contoh Drop Structure Struktur Kayu 2.2. Tahapan konstruksi drop structure Drop structure relatif rentan terhadap kerusakan karena dihadapkan langsung dengan tingginya energi aliran yang mengalir sepanjang waktu. Langkah-langkah berikut ini harus dilakukan untuk menjamin kualitas konstruksi drop structure terpenuhi sesuai rencana: 1. Pembuatan desain drop structure di dalam dokumen DDR yang telah disetujui. 2. Pemasangan patok alinyemen saluran drop structure. 3. Konstruksi struktur pondasi. 4. Pengkinian data koordinat alinyemen saluran drop structure. 5. Pemasangan struktur utama drop structure. 6. Pengikatan antar struktur utama. 7. Pemasangan material pengisi. 8. Penilaian konstruksi drop structure. Langkah 1: Pembuatan Desain Drop Structure Desain drop structure dibuat berdasarkan debit rencana kala ulang 20 tahunan atas kondisi awal lahan terbuka (belum terdapat vegetasi). Seiring penutupan lahan oleh vegetasi, koefisien limpasan/runoff semakin kecil sehingga debit yang dialirkan juga semakin kecil. Sampai pada usia reklamasi 20 tahun, kondisi tutupan diyakini telah menutup 100% permukaan lahan mendekati kondisi hutan. Desain drop structure dibuat oleh Departemen Pit dan disetujui oleh Departemen Mine Planning, Pelaksana (MS/CMD), dan Lingkungan. Desain dimuat di dalam dokumen DDR. Departemen MS/CMD harus memastikan ketersediaan material dan alat sebelum konstruksi dimulai. Langkah 2: Pemasangan Patok Alinyemen Drop Structure Standarisasi patok adalah patok yang dilengkapi pita warna jingga. Pemasangan patok dilakukan pada saat konstruksi tata aliran lahan reklamasi. Patok dipasang dengan jarak maksimum 20 m antar satu dengan lainnya. Pengawas Pelaksana harus menjamin bahwa patok terlihat jelas oleh seluruh pekerja khususnya operator alat berat. Jika terdapat rusaknya patok, rebah, atau hilang, Pengawas Pelaksana harus segera memasang kembali penggantinya.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 61 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Langkah 3: Konstruksi Struktur Pondasi Konstruksi lapisan impermeable berupa 2 m batuan penutup atau 1 m tanah lempung yang dipadatkan dengan standar pemadatan 85 %. Uji pemadatan dilakukan pada setiap 0,5 m lapisan atau sesuai dengan ketentuan dari Departemen Geologi. *Lapisan impermeable juga harus dibuat sepanjang saluran pada bagian bench/jenjang yang tidak dilengkapi perkuatan drop structure. Pemasangan lapisan geotextile non moven pada seluruh lantai dasar dan menanamnya minimum sedalam 0,5 m pada tepi kanan kirinya. Pemasangan geotextile dimulai dari bawah ke atas secara tumpang tindih (overlap) sejarak minimum 2 m untuk menjamin tidak ada area yang tidak tertutup oleh lapisan ini. Pada area tumpang tindih antar lapisan satu dan lainnya harus diikat atau dijahit. Pengawas Pelaksana harus melakukan pengecekan kualitas pekerjaan ini sebelum dilanjutkan konstruksi pemasangan struktur utama. Langkah 4: Pengkinian Data Koordinat Alinyemen Saluran Resiko terbesar kegagalan struktur adalah tejadinya erosi lokal (local scouring) pada pondasi struktur akibat adanya beda tinggi antar struktur yang tidak terlindungi. Ketika bagian kaki struktur terlepas/rontok, maka dapat dipastikan akan menjalar ke sisi atasnya. Keakurasian kemiringan saluran harus dipastikan melalui pengkinian data survey (pick up) khususnya pada setiap peralihan antara lereng timbunan dan area bench/jenjang. Gambar 45. Prinsip Pengendalian terhadap Local Scouring (kiri: kegagalan struktur ; kanan: keberhasilan struktur) Langkah 5: Pemasangan struktur utama drop structure Sebelum struktur dipasang atau dirakit, seluruh pihak mencakup: Kontraktor Pelaksana, Departemen Custodian/Pengawas, dan Departemen Lingkungan harus melakukan inspeksi bersama untuk memastikan bahwa konstruksi pondasi telah sesuai desain dan spesifikasi. Pamasangan struktur utama dilakukan dari elevasi bawah kontinyu ke elevasi atas. Pengawas Pelaksana harus memastikan tidak terjadi kerusakan pondasi, baik amblas atau robeknya lapisan geotekstil akbiat pemasangan strutur utama. Langkah 6: Pengikatan antar struktur utama Untuk menjamin struktur utama tetap terikat kokoh, hanya material tahan korosi yang digunakan sebagai pengikat antar struktur utama. Pengikatan dilakukan pada seluruh struktur yang terhubung.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 62 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Langkah 7: Pemasangan materil pengisi Material pengisi harus memiliki berat yang cukup untuk menjaga kestabilan struktur. Material pengisi harus tahan terhadap abrasi air. Pengisian material harus maksimal dan menyeluruh pada rongga-rongga. Langkah 8: Penilaian konstruksi drop structure Penilaian berupa Audit dilakukan sebagai bagian akhir pengendalian mutu, tujuannya untuk memastikan konstruksi akhir telah sesuai dengan desain dan spesifikasi. Jika ditemukan kondisi yang tidak sesuai, maka Pelaksana harus melakukan perbaikan konstruksi sesuai rekomendasi dari Departemen Mine Planning dan Departemen Lingkungan. Gambar 46. Contoh Gambar Kerja Tyre Drop Structure
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 63 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 3. BANGUNAN PERANGKAP SEDIMEN Bangunan perangkap sedimen yang dimaksud adalah bangunan perangkap sedimen skala kecil yang dipasang di titik-titik tertentu untuk mengendapkan material sedimen kasar (coarse) secara bertahap. Secara khusus bangunan ini direkomendasikan pada saluran-saluran utama reklamasi yang mengarah langsung ke kolam pengendap. Bangunan perangkap sedimen direkomendasikan pada klasifikasi lokasi sebagai berikut: Perangkap sedimen pada jenjang timbunan Perangkap sedimen ini direkomendasikan pada jalur crossfall channel dimana memiliki panjang lebih dari 200 m atau sesuai DDR yang disetujui. Tujuannya untuk melokalisasi terjadinya sedimentasi akibat aliran yang panjang dengan kemiringan yang relatif landai (1-2 %). Perangkap sedimen pada titik belok saluran Titik belok merupakan lokasi kritis terjadinya erosi pada dinding sisi luar saluran dan penumpukan sedimen pada dinding sisi dalam saluran, karena itu perlu adanya kolam khusus untuk memperlambat aliran sekaligus sebagai muara sedimentasi. Dimensi bangunan disesuaikan dengan ketersediaan area dan rekomendasi dari Departemen Geoteknikal, dengan paramater kunci adalah kemiringan dinding kolam tidak lebih curam dari kemiringan 1 : 4. Gambar 47. Bangunan Perangkap Sedimen 4. PENGENDALI EROSI PADA SALURAN JALAN (HAUL RAMP) Saluran pada jalan yang menurun memiliki resiko terjadinya erosi yang menyebabkan penyempitan jalan sampai dengan kerusakan jalan. Pengendali erosi dan perangkap sedimen direkomendasikan untuk mengurangi resiko tersebut dengan syarat penerapannya seperti berikut: Arah aliran hujan dari badan jalan harus diarahkan ke sisi samping jalan dengan membentuk sudut superposisi jalan 3 %. Sudut ini harus dijaga untuk menghindari adanya genangan air di tengah badan jalan. Saluran pinggir jalan harus selalu mengalir ke sarana pengelola air terpadu dengan tata kelola air secara menyeluruh di area tersebut. Penampang saluran jalan harus dipelihara. Jika saluran berubah menjadi profil-V, maka akan terjadi erosi pada saluran tersebut. Bangunan pengendali erosi dipasang pada saluran jalan yang memiliki kemiringan memanjang lebih dari 2 %. Jika terjadi erosi saluran, maka pemulihan harus dilaksanakan dengan cepat. Ini bisa dicapai dengan memasang lapisan pada saluran, tanggul-tanggul terjunan, atau dengan membangun perangkap erosi pada interval yang teratur sepanjang saluran. Bak kontrol
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 64 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Lapisan saluran atau tanggul-tanggul terjunan dibuat dari ban bekas, batu, atau tumpukan kayu. Tanggul-tanggul terjunan dipasang dengan interval jarak yang teratur sedemikian hingga tidak menjadikan erosi pada dinding atau dasar salurannya (lihat Gambar 48). Perangkap erosi juga dapat berupa kolam kecil dengan saluran keluarnya dilapis batu (Gambar 49). Perangkap sedimen sebaiknya diperiksa secara teratur dan dibersihkan sebagaimana perlunya. Gambar 48. Tampak Samping Jalan Angkut (tanpa skala) Gambar 49. Sarana Pengendali Erosi untuk Haul Ramp 5. PENCEGAHAN DRAINASE YANG TIDAK TERENCANA Drainase yang tak terencana dapat mengakibatkan erosi paritan yang sangat merusak lereng timbunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Hanya saluran drainase yang disetujui dan pekerjaan tanah yang diijinkan di tempat itu (seperti diperlihatkan pada rencana yang disetujui). Hanya operator di bawah pengawasan Superintendent Shift Production yang boleh bekerja di tempat itu. Pemasangan bendera atau tanda-tanda diperlukan untuk membatasi akses kendaraan. Terjadinya genangan air yang berlebihan akan menyebabkan masalah-masalah keselamatan pekerjaan, karena itu air harus dialirkan ke perangkap sedimen yang telah ditentukan. Air yang menggenang sebaiknya tidak dialirkan melewati tepi timbunan batuan penutup.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 65 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa - 7. Daftar Periksa Audit Konstruksi Drop Structure Form Periksa - 7 Tanggal : Lokasi Reklamasi : Panjang Drop Structure (m) : Auditor (ENV) : Auditee (MOD/CMD/CPHD) : Spesifikasi Memenuhi Spesifikasi Nilai yang diterapkan Ya Tidak NA Maks Rencana yang disetujui A Penempatan bangunan D Lokasi Sesuai rencana yang disetujui 10 Dimensi Sesuai rencana yang disetujui 10 Elevasi Elevasi memanjang alinyemen saluran sesuai rencana (diambil data survey aktual) 10 Struktur dan konstruksi E Material lapisan fondasi Terpasang di seluruh tapak/footprint drop structure 15 Material dasar Tipe dan jumlah sesuai rencana 15 Material pengikat Ukuran dan jumlah sesuai kebutuhan material dasar 15 Material pengisi Mengisi seluruh rongga material dasar 15 Aliran dari setiap bench D E Posisi material Elevasi crossfall terhadap material sejajar 10 Corrective Action Request Ya / Tidak *Pihak auditee tetap bertanggungjawab atas segala kerusakan struktur. APPROVAL Auditor : ____________________________ _________________________ Auditee : ____________________________ _________________________ Keterangan Spesifikasi: B. Konstruksi Tempat Timbunan, C. Bangunan Pengendali Erosi Lembar putih untuk Manager terkait Lembar hijau untuk Pengawas Lapangan Lembar kuning untuk Dept. Lingkungan 10 TOTAL Finding / Temuan Pengecekan Kembali Tanggal Status Daftar Periksa Audit Konstruksi Drop Structure Environment Department DATE Aspek Parameter Standar Keberhasilan Rencana reklamasi (DDR) yang disetujui DDR ditandatangani oleh seluruh Tim Peninjau Reklamasi
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 66 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 F. REKLAMASI BENTUK LAIN Pada kondisi khusus, lahan bekas tambang yang tidak dapat sepenuhnya dilakukan reklamasirevegetasi (rehabilitasi) harus tetap dikondisikan. Dalam hal ini lahan tersebut direklamasi dalam bentuk lain. Sesuai Kepmen ESDM No.1827/K/30/MEM/2018, kriteria reklamasi bentuk lain harus memenuhi standar pemulihan kualitas lingkungan, disusun dan disepakati oleh pihak-pihak terkait, kemudian dituangkan dan diajukan persetujuannya melalui dokumen Rencana Reklamasi 5 Tahunan Kementerian ESDM. Bab ini mengatur kategori, syarat, dan spesifikasi reklamasi bentuk lain, namun tidak menggugurkan kewajiban perusahaan untuk mengoptimalkan reklamasi revegetasi pada lahan-lahan bekas tambang yang tidak difungsikan secara khusus untuk program sosial dan ekonomi. Kategori reklamasi bentuk lain dalam spesifikasi ini mencakup area: Reklamasi lahan bekas kolam pengendap Reklamasi lahan bekas lubang tambang (void) Reklamasi pendukung program pascatambang 1. KATEGORI REKLAMASI BENTUK LAIN 1.1. Reklamasi lahan bekas Kolam Pengendap Reklamasi lahan bekas kolam pengendap dirancang ke dalam tiga bentuk kategori: (1) danau buatan; (2) rawa buatan, dan (3) reklamasi lahan bekas kolam interm. a. Danau Buatan (constructed lake) Danau buatan diterapkan pada lahan bekas kolam pengendap tipe bendung, yang dibentuk dengan membendung creek dan menahan sebagian airnya sebagai tampungan kolam. Aspekaspek yang mendasari penentuan tipe reklamasi ini adalah: Penyediaan air tanah bagi hilir seperti masyarakat atau perkebunan. Dengan tetap menjaga adanya reservoir kolam, kedalaman muka air tanah berada pada elevasi yang lebih dangkal dengan mengikuti pelapisan batuannya. Kolam masih masih memiliki kedalaman air bersih ≥ 2 m. b. Rawa Buatan (constructed wetland) Rawa buatan diterapkan pada lahan bekas kolam pengendap tipe labirin atau kolam gali. Aspekaspek yang mendasari penentuan tipe reklamasi ini adalah: Besaran debit pasok kolam telah dikontrol optimal, sehingga adanya debit banjir tidak memberikan resiko debris terhadap kolam. Elevasi dasar kolam relatif dangkal dengan kedalaman < 2 m. Kondisi ini sangat potensial untuk dilakukan revegetasi tanaman rawa. c. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Interim Kolam interim merupakan kolam yang dibangun di wilayah hulu dengan ukuran relatif kecil dan berfungsi untuk membantu pengelolaan tata aliran penambangan. Reklamasi ini meliputi namun tidak terbatas pada: kolam pumping, kolam lumpur, kolam sump, dan kolam detensi debit. Aspek-aspek yang mendasari penentuan tipe reklamasi ini adalah: Kondisi eksisting kolam memiliki resiko geoteknikal yang signifikan, misal: pergerakan tanah/longsor, rembesan di kaki tanggul (seepage). Jika dibiarkan dapat beresiko terhadap penurunan kualitas air ke hilir. Bentuk reklamasi ini dapat berupa penimbunan kembali atau pembongkaran tanggul kolam untuk kemudian direklamasi. Prosedur tata cara pelaksanaan reklamasi lahan bekas kolam pengendap diatur di dalam SOP Penutupan Operasi Kolam Pengendap.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 67 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 50. Contoh Reklamasi Bentuk Danau Buatan Gambar 51. Contoh Reklamasi Bentuk Rawa Buatan 1.2. Reklamasi Lubang Bekas Tambang (Void) Operasi penambangan dengan mengikuti kaidah ramah lingkungan sejatinya adalah inti dari penyiapan reklamasi void. Keberhasilan reklamasi void tidak hanya ditentukan ketika penambangan telah selesai, namun juga dari kondisi reklamasi yang dilaksanakan secara bertahap di sepanjang DTA void. Selesai dan suksesnya reklamasi tersebut menjadikan pelaksanaan reklamasi void menjadi lebih mudah dengan hanya fokus pada pemulihan lahan di dalam bekas lubang tambang. Reklamasi lubang bekas tambang mencakup 6 lingkup pekerjaan, yakni: Perencanaan dan pemanfaatan; Stabilisasi lereng dinding tambang; Pengamanan keliling lubang tambang; Pengelolaan dan pemulihan kualitas air; Konstruksi prasarana sesuai peruntukan; dan Pemantauan. a. Perencanaan Perencanaan akhir dibuat dengan menyesuaikan rencana penambangan yang disetujui. Secara khusus rencana pemanfaatan dituangkan di dalam rencana pascatambang. Perencanaan ini mencakup: penentuan fungsi, desain prasarana, dan penunjukan lembaga pengelola. Salah satu contoh pemanfaatan adalah penggunaan air void sebagai sumber air baku. Tujuan ini dikatakan berhasil setelah terbukti bahwa kualitas air void telah memenuhi baku mutu lingkungan yang disyaratkan.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 68 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 b. Stabilisasi Lereng Stabilitasi lereng meliputi dua pekerjaan: pertama adalah stabilisasi berdasarkan pembentukan dimensi lereng dengan memenuhi standar keamanan FK ≥ 1,2; kedua adalah stabilitasi permukaan lereng dengan penanaman vegetasi penutup untuk mengurangi resiko erosi dan pelapukan batuan akibat hujan dan panas. Tahapan revegetasi lereng lubang tambang dijelaskan detil pada Bab G tentang Revegetasi. c. Pengamanan Lubang Tambang Upaya pengamanan lubang tambang ditujukan untuk membatasi akses masuk khususnya bagi pihak-pihak luar yang tidak diberikan ijin memasuki areal tambang. Pengamanan lubang tambang diterapkan dengan pemasangan pagar keliling dan pemasangan rambu peringatan. Pada setiap pintu masuk ke area tambang juga dipasang pintu gerbang dan petugas keamanan. d. Pengelolaan dan Pemulihan Kualitas Air Pengelolaan dan pemulihan kualitas air mencakup beberapa aktifitas: Pengelolaan tata aliran berdasarkan sistem klaster. Sistem klaster adalah sistem pengelolaan air secara berjenjang dengan membagi beban aliran ke dalam sub-sub DTA. Tujuannya untuk menurunkan konsentrasi beban air limbah secara bertahap agar pengelolaan di kolam paling hilir menjadi lebih mudah. Prosedur tersebut tertuang di dalam SOP Pengelolaan Air Tambang Sistem Clustering. Optimasi pelaksanaan reklamasi khususnya pada areal bekas tambang di luar tambang. Reklamasi ditujukan untuk menghilangkan resiko AAT dan erosi lahan. e. Konstruksi Prasarana sesuai Peruntukan Setelah kualitas lingkungan terpenuhi, rencana pemanfaatan hanya dapat diterapkan setelah dibangunnya prasarana pendukung. Prasarana mencakup: jalan, instalasi, dan bangunanbangunan yang terintegrasi di dalam rencana induk pascatambang. f. Pemantauan Pemantauan lubang tambang mencakup 3 aspek, yakni: Pemantauan kestabilan lereng dilakukan reguler dengan mengukur pergerakan lereng secara periodik sampai waktu pascatambang. Pengukuran diambil dengan rentang waktu yang semakin panjang seiring pergerakan yang semakin kecil. Pemantauan pertumbuhan revegetasi dilakukan untuk mengukur tingkat pertumbuhan tanaman. Pemantauan terhadap kualitas air void dilakukan selama pemanfaatan dilakukan. Pemantauan ini dilakukan oleh badan yang secara resmi telah tersertifikasi. 1.3. Reklamasi pendukung program pascatambang Reklamasi Pendukung Program Pascatambang ditujukan untuk menyediakan lahan reklamasi sesuai dengan rencana program pascatambang yang telah disetujui. Beberapa peruntukan bentuk reklamasi ini diantaranya: Reklamasi lahan sebagai padang gembala hewan ternak; Reklamasi lahan perkebunan; Reklamasi pemanfaatan lahan bekas jalan tambang; Reklamasi pemanfaatan lahan bekas sarana penunjang (instalasi pengolahan, perkantoran, perumahan karyawan, bengkel, gudang, pelabuhan, dsb) Kriteria reklamasi pendukung program pascatambang harus memenuhi standar pemulihan kualitas lingkungan, disusun dan disepakati oleh pihak-pihak terkait, kemudian dituangkan dan diajukan persetujuannya melalui dokumen Rencana Reklamasi tahap Operasi Produksi periode 5 Tahunan kepada Kementerian ESDM.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 69 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 2. TEKNIK PELAKSANAAN REKLAMASI BENTUK LAIN Pelaksanaan reklamasi bentuk lain mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan penatagunaan lahan, pemantauan, dan evaluasi. 2.1. Reklamasi lahan bekas Kolam Pengendap Teknik reklamasi lahan bekas kolam pengendap mencakup tahapan kegiatan: (1) penentuan bentuk akhir kolam, (2) pengajuan dokumen internal penutupan operasi kolam pengendap, (3) pemantauan dan evaluasi kualitas reklamasi DTA kolam, (4) kajian lanjutan dan rekomendasi. Pelaksanaan reklamasi lahan bekas kolam pengendap relatif tidak singkat, terlebih jika direkomendasikan adanya pekerjaan perbaikan. Secara ringkas tahapan reklamasi sesuai Panduan Penutupan Operasi Kolam Pengendap dituangkan dalam bagan alir di bawah. Gambar 52. Bagan Alir Pelaksanaan Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 70 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 2.2. Reklamasi Lubang Tambang (Void) Lahan lubang tambang yang ditinggalkan setelah tambang selesai meliputi: (1) dinding lereng searah pelapisan batubara atau low wall; (2) dinding lereng tegak lurus pelapisan batubara atau high wall; (3) dinding samping atau sidewall, dan (4) dasar lubang tambang yang menjadi tampungan air void. Pemulihan dinding lereng lubang tambang dibatasi hanya pada lahan di atas elevasi muka air void. Gambar 53. Lahan di Lubang Bekas Tambang Pemulihan dinding lereng yang dimaksud adalah stabilisasi lereng dengan penanaman vegetasi. Sebelum dapat ditanami permukaan lereng harus dikondisikan dan ditata sehingga penanaman dapat dilakukan dengan aman dan mendukung tempat tumbuh tanaman. Teknik penaatan lahan pada dinding lubang tambang diatur sebagai berikut: b. Low Wall Tabel 8. Tahap Penataan Lahan Lereng Low Wall Void No Penataan Lahan Keterangan 1 Pembersihan lapisan permukaan dari sisa batubara (carbonacious) Penambangan batubara biasa meninggalkan sisa lapisan batubara muda atau carbonasious. Lapisan ini cukup keras, berpotensi asam, dan tidak dapat ditumbuhi tanaman. Pembersihan lapisan carbonasious ditujukan untuk mengurangi potensi AAT. Material hasil kupasan didorong ke bawah sampai elevasi di bawah muka air void. 2 Pengaturan drainase Pengendalian erosi tambahan berupa guludan diperlukan untuk mengurangi resiko erosi selama tanaman penutup (cover crops) belum tumbuh. Prinsip pengendalian erosi adalah membagi aliran dari masing-masing segmen ke arah samping. Guludan dibuat dari gundukan tanah yang memanjang dengan dimensi sekitar 1 m x 2 m kemiringan 2 %. 3 Penggaruan permukaan lahan Lapisan permukaan yang gembur (tergaru/ripped) akan mereduksi erosi sekaligus menyimpan sebagian air hujan. Penggaruan juga bermanfaat untuk memudahkan pertumbuhan tanaman. Penggaruan efektif menggunakan dozer, dimana kedalaman garu tidak lebih dari 30 cm. 4 Pembuatan media tanam Media tanam dapat dipilih dua opsi, yakni pembuatan lubang tanam dan pemasangan jutnet dan cocomesh. Pertimbangan pemilihan tipe keduanya didasarkan atas kondisi lahan, waktu penyelesaian, dan alokasi biaya yang direncanakan. Dalam hal ini didasarkan atas kesepakatan manajemen KPC. Pembuatan lubang tanam sistim pot Dibuat lubang tanam dengan dimensi sekitar 20 cm x 20 cm x 10 cm dengan jarak antar lubang atas maupun samping sekitar 100 cm secara zig-zag. Pemasangan jutnet dan cocomesh Diterapkan pada lereng yang relatif curam dan tidak memungkinkan untuk dibuat lubang tanam.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 71 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Catatan: Pada tahap penyiapan lahan, pengaturan drainase harus didesain secara komprehensif dan mendapat persetujuan dari Departemen Lingkungan. Gambar 54. Penataaan Lahan Reklamasi Low Wall Gambar 55. Formasi Lubang Tanam Sistem Potting Gambar 56. Pembuatan Lubang Tanam Sistem Potting Low wall setelah dikupas Guludan (kemiringan 2%)
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 72 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 57. Pemasangan Jutnet dan Cocomesh pada lereng Low Wall c. High Wall Kestabilan lereng adalah kunci utama untuk menjamin tidak terjadi longsor lereng secara masif khususnya setelah penambangan selesai. Departemen Pit dan Geologi memiliki tanggung jawab untuk terus memantau kondisi kestabilan lereng sampai pada pascatambang. Apabila terjadi longsor yang beresiko terhadap manusia atau kualitas lingkungan di hilirnya, maka perusahaan wajib untuk melakukan perbaikan. Upaya penanaman vegetasi area high wall merupakan upaya tambahan untuk memperkecil resiko pelapukan jangka panjang pada batuan lereng akibat hujan dan panas. Pemilihan teknik revegetasi lereng high wall harus dapat mempertimbangkan beberapa faktor: Derajat kemiringan lereng yang curam; Sempitnya lebar antar jenjang; Penyesuaian terhadap sekuen penambangan. Menyesuaikan ketiganya, salah satu teknik revegetasi yang dipilih adalah hydroseeding, yakni penyemprotan benih tanaman menggunakan mesin pompa yang ditempatkan pada truk. Keuntungan teknik hydroseeding meliputi: Durasi kerja relatif cepat; Mobilisasi alat fleksibel, namun terbatas pada dimensi truk dan ketersediaan jalan sesuai dengan kapasitas truk; Kemudahan pengoperasian. Namun demikian, teknik hydroseeding juga memiliki keterbatasan, diantaranya: Benih tanaman tidak akan maksimal menempel pada lereng batuan yang curam. Dalam hal ini, harapan tumbuhnya tanaman hanya pada area jenjang yang relatif datar; Pertumbuhan benih sangat ditentukan oleh curah hujan, dimana ketika terjadi panas yang ekstrem, maka kecil peluangnya benih dapat bertunas; Pilihan jenis tanaman terbatas hanya tanaman yang mudah ditumbuhkan melalui biji; Daya jangkau penyemprotan sangat terbatas dengan radius ±10 m (ke atas maupun ke samping). Mengingat terbatasnya daya jangkaunya, pelaksanaan hydroseeding sangat tergantung pada sinkronisasi sekuen penambangan. Pada setiap selesainya 1 jenjang high wall setinggi 10 m, hydroseeding harus segera dikerjakan secara bertahap. Dalam hal ini perlu adanya strategi pengaturan jadwal penambangan dengan menyediakan alokasi waktu kerja bagi hydroseeding namun tidak menghambat jadwal penambangan secara keseluruhan. Penyusunan jadwal secara kontinyu akan disepekati antara Departemen Pit dan Lingkungan.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 73 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 58. Teknik Hydroseeding Gambar 59. Contoh Revegetasi High Wall Void TBA 2.3. Reklamasi pendukung program pascatambang Teknik pelaksanaan reklamasi ini mencakup tahapan berikut: Penatagunaan Lahan Revegetasi sesuai peruntukan program pascatambang Konstruksi infrastruktur sesuai program pascatambang Secara khusus, perencanaan reklamasi ini disusun dan disepakati oleh Divisi MOD/CMD, Divisi HSES, Divisi ESD, dan KTT. a. Penatagunaan Lahan Teknik penatagunaan lahan harus memenuhi prinsip: pengelolaan material pembangkit air asam tambang, stabilisasi lahan, dan pengendallian erosi sesuai spesifikasi pada Bab D dan Bab E. b. Revegetasi sesuai peruntukan program pascatambang Teknik revegetasi diawali dari penanaman tanaman penutup (cover crops) guna mengendalikan erosi permukaan, kemudian dipilih jenis revegetasi tertentu sesuai program pasctambang. Pada program diperlukannya ijin khusus dari Pemerintah terkait jenis vegetasi tertentu, maka proses perijinan menjadi tanggung jawab Divisi ESD.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 74 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 c. Konstruksi infrastruktur sesuai program pascatambang Infrastruktur pendukung program pascatambang dibuat sesuai standar podaman yang berlaku dan harus memenuhi nilai-nilai lingkungan. 3. CATATAN LAIN 3.1. Catatan mengenai bukaan lantai batuan Setelah penambangan berlangsung, suatu daerah dengan batuan penutup PAF bisa saja tertinggal/terbuka di lantai lapisan batubara. Walaupun akan menghasilkan asam, namun tingkat produksi asam daerah tersebut dianggap kurang dari batuan PAF yang terganggu/tertambang karena kondisi aslinya yang padat. Strategi reklamasi daerah-daerah tersebut akan ditentukan secara kasus per kasus, dengan permulaan semua sisa lapiran batubara dan batuan lepas sudah diambil. Jika tidak diperlukan penutup khusus, maka spesifikasi untuk singkapan lantai batuan dengan kemiringan permukaan tidak lebih curam dari 23o adalah menutupnya dengan tanah setebal 1 m. 3.2. Catatan mengenai lereng terjal Sudut kemiringan lereng tunggal suatu timbunan batuan ditetapkan sebesar 4:1. Lereng yang lebih terjal yang tidak dilindungi merupakan bahaya erosi yang tidak dapat diterima. Namun demikian, lereng yang demikian bisa saja disetujui jika diperkuat dengan lapisan batuan dan drainase yang sesuai. Rancang bangun untuk perkuatan lereng terjal akan disetujui kasus per kasus (semua kasus harus memenuhi persyaratan kestabilan geoteknis).
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 75 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 G. REVEGETASI 1. TUJUAN Menentukan metode, material, dan pemilihan jenis tanaman revegetasi yang sesuai dengan peruntukan pada lahan bekas tambang yang mencakup: timbunan akhir batuan penutup, lahan bekas infrastruktur tambang, dan lahan pada dinding lubang bekas tambang. Revegetasi dilaksanakan setelah selesainya penaatan lahan reklamasi. 2. STRATEGI Strategi program revegetasi di KPC adalah: 1. Stabilisasi yang cepat untuk mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terbentuknya endapan. Hal ini dilakukan dengan penanaman spesies tanaman penutup, terutama jenis rumput-rumputan dan polong-polongan (cover crops). 2. Penanaman tanaman pionir atau tanaman cepat tumbuh, dimaksudkan untuk segera memulihkan lahan bekas tambang dan memulihkan iklim mikro untuk mendukung pengembalian ekosistem semula, termasuk di dalamnya menyediakan tanaman buah-buahan sebagai sumber pakan fauna. 3. Penanaman tanaman lokal daur panjang, dimaksudkan untuk menstabilkan ekosistem hutan secara jangka panjang ketika tanaman pionir daur pendek secara bertahap telah mati. 4. PT KPC telah menyusun zonasi ekosistem lahan pascatambang sesuai peruntukannya, dimaksudkan untuk mencapai kestabilan lahan jangka panjang yang secara ekologis dan ekonomis dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Penggolongan zonasi tersebut meliputi: Zona lindung, untuk mengembalikan fungsi ekologi hutan seperti konservasi air tanah dan mengembalikan kesuburan tanah. Zona penyangga Taman Nasional, menimbang tata letaknya yang berdampingan langsung dengan Taman Nasional Kutai. Zona konservasi keanekaragaman hayati, dengan memperkaya jenis tanaman sebagai pendukung ekosistem hutan mendekatkan kondisi aslinya. Zona wisata, memberikan tempat wisata bagi masyarakat lokal khususnya wisata yang berbasis lingkungan. Zona pemanfaatan, untuk mengambil nilai manfaat ekonomi pada lahan bekas tambang sebagai modal keberlangsungan hidup masyarakat lokal. 3. JENIS REVEGETASI Terdapat 3 jenis kegiatan revegetasi yang diterapkan di KPC yang mencerminkan tahapan dalam proses pencapaian tujuan reklamasi jangka panjang, yaitu: Stabilisasi Area Eksplorasi Stabilisasi Dinding Lereng Infrastruktur dan Lereng Lubang Tambang Revegetasi Akhir Secara umum, ketiga jenis kegiatan tersebut ditunjukkan dalam Tabel 10. 3.1. Stabilisasi area eksplorasi Stabilisasi ini dilakukan pada lokasi eksplorasi dimana terjadi pembukaan lahan tetapi tidak memindahkan lapisan tanah atas. Area eksplorasi dikhususkan pada jarak bor spasi 200 m x 200 m dan yang lebih renggang. Stabilisasi ini dilakukan untuk mengurangi erosi lahan, dilakukan dengan menanam tanaman penutup seperti jenis polong-polongan (Legume Cover Crop = LCC) dan rumputrumputan. Penanaman dilakukan secara manual.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 76 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 3.2. Stabilisasi dinding lereng infrastruktur dan lereng lubang tambang Stabilisasi ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko erosi dan resiko pelapukan batuan oleh air dan panas pada permukaan lereng galian atau timbunan infrastruktur tambang, seperti: jalan, saluran, bangunan, dan lereng lubang tambang. Stabilisasi ini tidak mensyaratkan penghamparan tanah dan dikhususkan pada kemiringan yang lebih terjal dari 1:4. Stabilisasi diawali dengan menanam tanaman penutup seperti jenis polong-polongan (Legume Cover Crop = LCC) dan rumput-rumputan, kemudian ditanam tanaman pionir cepat tumbuh. Terdapat dua metode penanaman yaitu manual sistim potting dan hydroseeding. 3.2.1. Penanaman Manual Sistem Potting Media tanam adalah kompos yang ditempatkan di setiap lubang tanam yang telah dibuat. Material kompos disyaratkan mengisi penuh volume lubang tanam. Pada lereng batuan yang berpotensi asam dengan pH < 4, disyaratkan pemberian kapur pada tiap lubang tanam untuk memperbaiki pH tanah. Gambar 60. Penanaman Sistem Potting 3.2.2. Penyemprotan Benih atau Hydroseeding Berdasarkan peruntukannya, komposisi bahan baku hydroseeding mencakup penggolongan berikut: Benih tanaman sebagai bahan baku utama. Pemilihan jenis tanaman adalah tanaman yang mudah ditumbuhkan melalui biji. Pupuk sebagai sumber nutrisi tanaman. Pupuk yang digunakan adalah campuran antara kompos dan NPK. Kertas dan perekat yang difungsikan untuk menempelkan benih dan pupuk pada dinding lereng. Air sebagai bahan pelarut. Dalam hal ini, ketepatan penentuan jumlah air sangat mempengaruhi campuran yang pas, yakni menempel secara optimal pada lahan tanam dengan daya jangkau penyemprotan yang maksimal. 3.3. Revegetasi akhir Area timbunan batuan penutup yang didesain sebagai reklamasi, telah dinyatakan final, dan telah dibentuk sesuai spesifikasi timbunan akhir harus segera direvegetasi. Revegetasi akhir ditujukan untuk menutup lahan reklamasi secara cepat guna memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem, atau peruntukan lain sesuai perencanaan. Revegetasi akhir terdiri dari kegiatan penanaman dan pemeliharaan yang mencakup: tanaman penutup, tanaman pionir atau tanaman cepat tumbuh, tanaman lokal, dan tanaman jenis buahbuahan. Komposisi jenis tanaman ini dirangkum pada Tabel 9.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 77 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Tabel 9. Komposisi Tanaman Reklamasi Akhir Kelompok Proporsi Contoh Jenis Tanaman Tanaman Penutup/ Cover crops 100% Poeraria javanica (PJ) Centrosema Pubescens (CP) Clotolaria juncea (CRJ) Sesbania grandiflora (Turi) Pionir 70% Cassia siamea (Johar) Paraserianthes falcataria (Sengon) Samanea saman (Trembesi) Macaranga triloba (Mahang) Primer/ Lokal 20% Shorea leprosula (Meranti) Pterospermum javanicum (Bayur) Eusideroxylon swager (Ulin) Irvingia malayana (Paukijang) Aquilaria mallacencis (Gaharu) Buahbuahan/ Wildlife 10% Dracontomelon dao (Singkuang) Ptelobium lobatum (Jengkol) Arcidendrum havilandi (Jengkol hutan) Tanaman penutup ditanam di seluruh area reklamasi, mencakup: lereng, berm, bund, dan dinding crossfall channel. Sedangkan tanaman pionir dan lokal ditanam hanya pada area lereng dan berm. Jumlah tanaman pionir dan tanaman lokal yang ditanam sebanyak 830 pohon per hektar dengan jarak 3 m x 4 m saling menyilang antar barisnya (balak 5). Penanaman dilakukan bersamaan di awal. Dalam kaitannya dengan pembentukan zona ekosistem lain, diperlukan kegiatan-kegiatan khusus yang dikategorikan pula sebagai reklamasi akhir. Kegiatan ini meliputi berbagai macam studi yang ditentukan kasus per kasus. Lingkup ini juga termasuk kegiatan revegetasi pada lahan bekas kolam pengendap yang telah dinyatakan selesai (Bab F tentang Reklamasi Bentuk Lain). Daerah reklamasi akhir memerlukan pemeliharaan tanaman untuk memastikan pertumbuhan tanaman berlangsung dengan baik. Pemeliharaan tanaman dilakukan 2 kali pada umur tanaman 3 s.d 6 bulan (pertama) dan 9 s.d 12 bulan (kedua). Jika dalam umur 12 bulan setelah penanaman kondisi revegetasi belum memenuhi kriteria, maka diperlukan perlakuan khusus untuk memperbaiki kondisi tersebut. Perlakuan khusus dapat berupa penanaman ulang atau penggantian jenis tanaman. Gambar 61. Area Penanaman Reklamasi Akhir
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 78 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Gambar 62. Pengaturan Jarak Tanam Revegetasi Reklamasi Tabel 10. Jenis Revegetasi Reklamasi JENIS REKLAMASI PRASYARAT LAHAN TEKNIK REVEGETASI JENIS TANAMAN DAN BAHAN PENDUKUNG JUMLAH Stabilisasi Area Eksplorasi Tidak dikupasnya tanah perakaran Penebaran manual Benih rumput dan polongpolongan. Menyesuaikan dengan Panduan Penanaman Stabilisasi Lereng Insfrastruktur dan Lereng Lubang Tambang Kemiringan lereng curam > 1 :4 Tidak dihampar tanah perakaran Penanaman manual sistem potting Hydroseeding Benih rumput dan polong-polongan. Tanaman pionir Benih rumput dan polong-polongan. Jarak lubang tanam (pot) 1 m x 1 m Merata pada permukaan lereng Pemupukan dan pemeliharaan Pupuk NPK (16, 16, 16) Menyesuaikan dengan Panduan Penanaman Revegetasi Akhir Pembentukan timbunan, penyebaran tanah, penggaruan, dan drainase, serta hal lainnya sesuai dengan Spesifikasi Bab D Penebaran manual benih rumput dan polonganpolongan. Mengacu pada Panduan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna Menyesuaikan dengan Panduan Penanaman Penanaman tumbuhan pionir, tanaman lokal, dan tanaman buah-buahan Mengacu pada Panduan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna 830 pohon/ha (jarak tanam 3 x 4 m) Penaburan pupuk Pupuk NPK (16, 16, 16) Menyesuaikan dengan Panduan Penanaman Pemeliharaan Tanaman: Pembersihan gulma, penggemburan tanah serta pemberian pupuk disekitar tanaman Pemangkasan dahan Penanaman ulang di daerah yang diperlukan Pupuk NPK (16,16,16) Mengacu pada Panduan Penanaman
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 79 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 H. KRITERIA PENYELESAIAN 1. TUJUAN Kriteria penyelesaian dibuat untuk menentukan standar pemenuhan keberhasilan reklamasi dan upaya pemantauannya. Penyusunan kriteria keberhasilan ini mengacu pada dokumen Analis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dokumen Rencana Pascatambang (RPT), peraturan perundangan yang berlaku, dan studistudi ekologi yang dilakukan oleh PT KPC. Secara umum, seluruh lahan bekas tambang harus: Telah cukup berkembang dalam hal berlimpahnya spesies-spesies, keanekaragaman dan biomassa yang menunjukkan stabilitas jangka panjang. Memiliki tata guna lahan yang bersifat stabil dan permanen, termasuk lahan lubang bekas tambang dan kolam-kolam pengendap yang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kesepakatan perencanaan pascatambang. Mempunyai kesesuaian dengan peruntukan lahan selanjutnya, selama hal tersebut masih sesuai dengan struktur dan penggunaan lahan di sekitarnya dan bersifat berkelanjutan. Mempunyai tata guna lahan, tanah, hidrologi, dan ekositem yang dalam jangka panjang tidak memerlukan perawatan lagi. Kondisi ini dibuktikan dari pemantauan flora dan fauna, serta pemantauan iklim mikro. Aman dari keberadaan bahan buangan yang berpotensi untuk memberikan pengaruh pada penggunaan lahan atau menghasilkan polusi. Tidak membahayakan manusia dan keberadaan hewan disekitarnya. Memperhatikan kondisi pemilikan lahan sekitar. Pemantauan kualitas reklamasi diatur sebagai dasar evaluasi dan penilaian terhadap keberhasilan reklamasi. 2. LINGKUP Bab ini menjalaskan kriteria keberhasilan reklamasi pada lingkup: Reklamasi Revegetasi (Normal) Reklamasi Peruntukan Lain 3. KRITERIA KEBERHASILAN 3.1. Reklamasi revegetasi Lahan reklamasi revegetasi dikatakan berhasil ketika mencapai kondisi aman, stabil, dan mendukung keberlangsungan ekosistem alam jangka panjang. Kriteria keberhasilan reklamasi ini dibagi ke dalam 3 bagian, yakni: penataan lahan reklamasi, revegetasi, dan penyelesaian akhir. Keberhasilan utama penaatan lahan reklamasi adalah ketika terbukti tidak ada lagi AAT yang mengalir di permukaan dan tidak terjadi erosi aktif yang merusak lahan; keberhasilan utama revegetasi adalah ketika tanaman reklamasi tumbuh subur dan menutup seluruh lahan reklamasi; kriteria penyelesaian akhir reklamasi didapat ketika keanekaragaman hayati telah menyediakan sumber kehidupan bagi keberlangsungan ekosistem mendekati kondisi alam. Kriteria keberhasilan reklamasi sesuai dengan ketentuan perundangan tercantum pada Tabel 11.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 80 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Reklamasi (dikembangkan berdasarkan Kepmen ESDM No.1827/K30/MEM/2018) No Kegiatan Reklamasi Objek Kegiatan Parameter Standar Keberhasilan 1 Penatagunaan lahan Penataan lahan a. Luas area yang ditata Sesuai dengan rencana b. Stabilitas timbunan Tidak ada longsoran Penimbunan kembali lahan bekas tambang a. Luas area yang ditimbun Sesuai atau melebihi rencana b. Stabilitas timbunan Tidak ada longsoran Pengelolaan material pembangkit air asam tambang Pengelolaan material Sesuai dengan rencana Penebaran tanah zona pengakaran a. Luas area yang ditebar Baik (lebih dari 75% terhadap keseluruhan luas area lahan bekas tambang); Sedang (50-75% terhadap skeseluruhan luas area lahan bekas tambang) b. pH tanah Baik (5≤ ph ≤ 6); Sedang (4,5 ≤ ph < 5) Pengendalian erosi dan sedimentasi a. Saluran drainase Tidak terjadi erosi dan sedimentasi aktif pada lahan yang sudah ditata b. Bangunan pengendali erosi Tidak terjadi alur-alur erosi 2 Revegetasi Penanaman a. Luas area penanaman Tanaman penutup (cover crop) Tanaman cepat tumbuh Tanaman lokal Sesuai dengan rencana b. Pertumbunan tanaman Tanaman penutup (cover crop) Tanaman cepat tumbuh Tanaman lokal Baik (rasio tmbuh > 80%) Sedang (rasio tumbuh 60 – 80%) Pengendalian Air Asam Tambang a. Kolam pengendap Kualitas air keluaran memenuhi ketentuan Baku Mutu Lingkungan 3 Penyelesaian akhir Penutupan tajuk ≥ 80% Pemeliharaan a. Pemupukan Sesuai dengan dosis yang dibutuhkan b. Pengendalian gulma, hama, dan penyakit Pengendalian berdasarkan analisis c. Penyulaman Sesuai dengan jumlah tanaman yang mati Tabel 12. Standar Pertumbuhan Tanaman Pionir Umur 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan Survival 90% 90% 95% 95% 95% Tinggi Tanaman 60 cm 80 cm 110 cm 114 cm 200 cm Diameter Batang 0,2 cm 0,6 cm 1,2 cm 1,8 cm 2,0 cm Lebar Tajuk 10 cm 30 cm 60 cm 90 cm 100 cm Ground Cover 5% 10% 25% 50% 60%
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 81 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Tabel 13. Kriteria dan Standar Keberhasilan Revegetasi Akhir No Kriteria Metode pengukuran Standar keberhasilan Keterangan 1 Jumlah spesies pohon - pioneer - buah-buahan - sisipan/lokal daur panjang Primary plot (20m X 20m) 14 Jumlah minimum jenis spesies 2 Jumlah pohon Primary plot (20m X 20m) 26 Jumlah minimum pohon 3 Tanaman penutup Primary plot (20m X 20m) Menutup >80% seluruh area reklamasi 4 pH tanah Sampling & analisis laboratorium Baik > 5,5 Sedang 4,5 – 5,5 Kurang < 4,5 5 pH aliran 6 – 9 6 Kualitas tanah Uji laboratorium Memiliki kandungan organik yang cukup bagitanaman Dibuktikan oleh dokumen pendukung, sesuai peruntukan reklamasi 7 Indeks Keragaman (Shannon – Wiener Diversity index) Primary plot (20m X 20m) >1 Rencana Pascatambang 8 Kerapatan tajuk tanaman Primary plot (20m X 20m) ≥80% 8 Kelimpahan spesies hewan (Shannon – Wiener Diversity index) - Herpetofauna - Mamalia - Avifauna Jaring, pemotretan, penelusuran jejak, dsb. Diversity Index : - Herpetofauna > 1 - Mamalia > 1 - Avifauna > 1 Pengukuran dilakukan pada daerah reklamasi yang telah berumur lebih dari 8 tahun 3.2. Reklamasi bentuk lain 3.2.1. Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap Keberhasilan reklamasi lahan bekas badan air (termasuk bekas kolam pengendap) sebagai reklamasi akhir harus memenuhi memenuhi prinsip: struktur bangunan kolam stabil dan tidak lagi diperlukan modifikasi atau perbaikan pada masa yang akan datang; tidak lagi terjadi sedimentasi yang menyebabkan diperlukannya lagi pengerukan kolam sampai masa yang akan datang; secara pasif kualitas air kolam telah memenuhi standar baku mutu lingkungan untuk mendukung ekosistem akuatik. Prinsip tersebut dijadikan dasar dalam mengembangkan kriteria keberhasilan reklamasi ini. Detil kriteria sesuai pada Panduan Penutupan Operasi Kolam Pengendap secara ringkas dituangkan pada Tabel 13.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 82 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Tabel 14. Kriteria Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Kolam Pengendap Indikator Kuantitas dan Kualitas Air Aspek Parameter KPI Dokumen Bukti Kuantitas Air Debit Debit kolam kala ulang 25 tahunan tidak berpotensi menjadikan aliran superkritis (Fr > 1). Dilakukan perhitungan debit kondisi final /aktual Terdapat desain modifikasi bangunan air (jika direkomendasikan) Kualitas Air pH 5 < pH inlet < 9 6 < pH outlet < 9 Parameter di inlet tidak terlampaui selama minimal 1 tahun terakhir (tanpa treatment aktif) Parameter di outlet tidak terlampaui selama minimal 1 tahun terakhir (tanpa treatment aktif) TSS TSS inlet < 300mg/l TSS Outlet < 300mg/l Fe Fe inlet < 7mg/l Fe outlet < 7mg/l Mn Mn inlet < 4mg/l Mn outlet < 4mg/l Pemetaan profil kualitas air kolam Parameter air pH, TSS, Fe, Mn berada pada batas baku mutu lingkungan Dilakukan pemetaan profil kualitas air kolam akhir Indikator Kondisi Fisik Kolam Aspek Parameter KPI Dokumen Bukti Geoteknis Stabilitas lereng galian/ timbunan Kestabilan lereng dengan FS > 1,2 Terdapat dokumen persetujuan kajian geoteknis kolam akhir/pascatambang Data monitoring pergerakan tanah tidak menunjukkan pergerakan yang signifikan (laporan monitoring pergerakan tanah) Tidak terjadi longsoran Tidak terjadi rembesan di tanggul timbunan Tidak terjadi rembesan/aliran AAT di dinding lereng galian Vegetasi kolam Tanaman penutup lereng timbunan Cover crops telah menutup > 100% lereng timbunan dan tanggul jalan Laporan inspeksi kolam pengendap Tanaman penutup lereng galian Cover crops telah menutup > 60% lereng galian Laporan inspeksi kolam pengendap Sedimentasi Kemampuan pengendapan sedimen Kecepatan aliran alir di dalam tampungan lebih kecil dibandingkan kecepatan sedimentasi Sedimentasi akhir yang terjadi tidak lebih dari ekivalen TSS 300mg/l Terdapat perhitungan sedimentasi VS kecepatan aliran kolam Umur Sedimentasi Tidak terjadi sedimentasi aktif yang beresiko menambah beban kolam jangka panjang. Tanpa upaya pengerukan sedimen, kolam harus mampu menampung sisa sedimentasi minimal 25 tahun ke depan. Terdapat perhitungan proyeksi sedimentasi akhir
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 83 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 3.2.2. Reklamasi Void Reklamasi lahan lubang bekas tambang yang mencakup area void dan dinding lubang tambang tercantum pada Tabel 15. Tabel 15. Kriteria Keberhasilan Reklamasi Lubang Bekas Tambang Aspek Parameter KPI Dokumen Bukti Stabilitas Lereng Faktor keamanan lereng lubang tambang FK > 1,2 Tidak terjadi longsor/pergerakan lereng secara signifikan Kajian geoteknik void akhir Dinding void telah distabilisasi Faktor keamanan dengan tanaman penutup lereng timbunan inpit Jalan akses pemeliharaan dan pemantauan Lebar jalan minimal 8m Perkerasan jalan dengan batumerah Drainase jalan dibuat secara proper Desain jalan inspeksi permanen Commissioining konstruksi jalan Pemantauan geoteknis Pelaporan data pemantauan secara kontinue Terdapat sistem penanganan peringan dini (early warning system) Terpasang instrument monitoring pergerakan lereng secara jangka panjang Laporan pemantauan secara reguler Pengamanan Lubang Tambang Pagar pengaman Orang/pihak yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk secara bebas ke lokasi void Terpasang pagar pengaman di sekeliling lubang tambang Dipasang pintu gerbang pada akses masuk ke lokasi void Terdapat mekanisme perijinan masuk ke kawasan void Pengelolaan dan Pemulihan Kualitas Air Kuantitas air/debit Optimalisasi detensi debit void dengan mempertimbangkan strategi pemurnian kualitas air dan daya rusak air Kenaikan muka air diprediksi dan diukur secara reguler Hidrograf debit Hidrograf elevasi muka air % Detensi debit Kualitas air Kualitas air void (TSS, Fe, Mn, pH) memenuhi baku mutu lingkungan Sesuai peruntukan reklamasi bentuk lain Laporan uji kolom pengendapan partikel inflow Perhitungan sedimentasi di dalam void Air keluaran void memenuhi baku mutu lingkungan Pemantauan air void Pamantauan dilakukan reguler Pemetaan profil kualitas air menggunakan Horriba Laporan pemantauan kuantitas dan kualitas air bulanan Pemanfaatan Sumber air baku Debit air pemanfaatan sesuai dengan debit andalan void Kualitas air memenuhi baku mutu lingkungan yang ditetapkan Pemantauan dan pemeliharan fasilitas penunjang pemanfaatan Terdapat perhitungan water balance air void, termasuk kapasitas dan dimensi reservoir Terdapat infrastruktur bangunan air void, mencakup inlet dan outlet Terdapat infrastruktur fasilitas penunjang pemanfaatan Terdapat rencana pengelolaan, pemantauan, dan pemeliharaan fasilitas penunjang pemanfaatan
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 84 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 4. PEMANTAUAN dan PENILAIAN Penilaian dan pemantauan ditujukan untuk menjamin mutu rehabiltasi sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Kegiatan ini mencakup obyek kondisi penataan lahan dan revegetasi. Pada Bab ini obyek penilaian dan pemantauan dikhususkan pada revegetasi dan kondisi penataan lahan pasca revegetasi. Prosedur pemantauan keduanya diatur di dalam Panduan Pemantauan Kondisi Lahan Area Reklamasi dan Panduan Pemantauan Flora Area Reklamasi. Kegiatan penilaian dan pemantauan diatur dalam detil di bawah. 4.1. Pemantauan revegetasi inisial Pemantauan ini dilakukan pada usia revegetasi ≤ 1 tahun, ditujukan untuk menjamin prosentase tumbuh tanaman (survival rate). Pada ditemukannya tanaman yang mati, seketika dilakukan penanaman ulang (penyulaman) sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan. Pemantauan ini dilakukan menyeluruh pada menggunakan metode sensus 100%. 4.2. Penilaian revegetasi Penilaian revegetasi dilakukan pada usia lebih dari 1 tahun, ditujukan secara khusus untuk mengevaluasi kualitas revegetasi sebelum masuk pada peride pertumbuhan mandiri. Pada usia di atas 1 tahun pemeliharaan tanaman secara mayor sudah tidak lagi dijadwalkan. 4.3. Pemantauan jangka panjang Pemantauan ini dilakukan pada usia reklamasi 3, 6, 9, dan 12 tahun, ditujukan untuk mendapatkan data kualitas pertumbuhan tanaman dan kondisi stabilisasi lahan reklamasi. Pemantauan ini dilakukan menggunakan Petak Ukur Permanen (PUP) yang dibuat pada setiap perwakilan lokasi area reklamasi. Hasil pemantauan dievaluasi dan disimpulkan. Laporan hasil pemantauan kemudian disampaikan kepada pihak penanggung jawab area dan menjadi kewajiban untuk melakukan perbaikan sesuai tanggung jawab departemen yang dijelaskan pada bagian Tinjauan Manajemen Bab Pendahuluan.
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 85 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa – 8. Penilaian Kegiatan Revegetasi
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 86 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 87 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa – 9. Penilaian Keberhasilan Revegetasi
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 88 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 89 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa - 10. Penilaian Kegiatan Penanaman Sisipan
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 90 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 91 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa – 11. Penilaian Keberhasilan Tanaman Sisipan
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 92 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 93 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 Form Periksa - 12. Penilaian Keberhasilan Penatagunaan Lahan Reklamasi Kegiatan Reklamasi Obyek Kegiatan Parameter Spesifikasi Ya Tidak Catatan Bobot Nilai Bobot Didapat Realisasi luas area yang ditata Sesuai dengan Rencana Reklamasi 5 Tahunan 8 Realisasi luas area yang ditimbun (in pit dump) Sesuai dengan Rencana Reklamasi 5 Tahunan 7 Realisasi Dump Drainage and Rehabilitation (DDR) Keadaan di lapangan sesuai dengan DDR 7 Sudut kemiringan maksimum 4:1 5 Kemiringan keseluruhan 5.5:1 5 Kondisi longsoran lahan Lereng stabil, lapisan OB tidak tersingkap 5 Panjang lereng (antara tanggul-tanggul drainase) dalam satu lift 40 m 3 Lebar berm drainase (termasuk bund ) 15 m 4 Kegiatan Reklamasi Obyek Kegiatan Parameter Spesifikasi Ya Tidak Catatan Bobot Nilai Bobot Didapat Crosfall dari berm drainase <1% 5 Backslope 2% 5 Bund dari berm tanggul drainase (TxL) 1x4 m 3 Jarak maksimum ke drop structure sepanjang berm ± 200 m 4 Perhitungan berdasarkan hujan kala ulang minimal 20 tahun 3 Kondisi fisik normal 3 Realisasi luas area yang ditebar >75% dari luas keseluruhan areal bekas tambang 8 Topsoil 1 m 5 pH tanah 4.5-6 3 Kegiatan Reklamasi Obyek Kegiatan Parameter Spesifikasi Ya Tidak Catatan Bobot Nilai Bobot Didapat Kedalaman <1 m 2 Lebar <1.62 m 2 Saluran drainase berfungsi normal Tidak terjadi sedimentasi aktif terus menerus 3 Tidak terjadi longsoran Lapisan OB tersingkap 3 Tidak terdapat genangan Luas >16 m2 3 Drop structure stabil Berfungsi normal 3 Contour drain dan /atau guludan Setiap panjang lereng 40 m, harus memiliki satu contour drain 3 100 PENATAGUNAAN LAHAN PENATAGUNAAN LAHAN PENATAGUNAAN LAHAN Pengaturan Permukaan Lahan Drop structure Penebaran Tanah Zona Pengakaran Lahan reklamasi tidak terjadi erosi jenis parit Pengendalian Erosi dan Pengelolaan Air Pengaturan Permukaan Lahan
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 94 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 95 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 DAFTAR ISTILAH Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup : Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Areal Penggunaan Lain (APL) : Areal hutan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi, atau berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) menjadi bukan kawasan hutan. (Permenhut No 58/2009 tentang Penggantian Nilai Tegakan Dari Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Dari Penyiapan Lahan Dalam Pembangunan Hutan Tanaman) Audit Reklamasi : Evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab kegiatan terhadap persyaratan/spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen Spesifikasi Reklamasi. Backfill : Kegiatan penimbunan kembali batuan penutup ke dalam lubang bekas tambang. Bench : Jenjang penggalian atau penimbunan pada tambang batubara terbuka pada pekerjaan pemindahan tanah/batuan. Bund : Bagian dari jenjang (bench) berupa tanggul timbunan untuk membatasi limpasan aliran. Berm : Bagian dari jenjang (bench) berupa teras yang memiliki bidang datar dengan kemiringan relatif landai, juga membagi bagian teras satu dengan lainnya Clearing : Kegiatan pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang tumbuhan atau bangunan-bangunan sebagai langkah permulaan sebelum pengupasan lapisan penutup batubara atau bahan galian lain. Crest : Bagian dari jenjang (bench) pada timbunan atau penggalian yang merupakan titik sudut tepi atas berm dengan slope, biasa juga disebut puncak jenjang timbunan/penggalian. Drainase : Serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan. Drop Structure : Struktur bangunan air yang berfungsi untuk meredam energi aliran sehingga erosi dapat dikendalikan. Ekosistem : Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuhmenyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) : Izin untuk memanfaatkan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan hutan produksi yang dikonversi, penggunaan kawasan hutan produksi atau hutan lindung dengan status pinjam pakai, tukar-menukar, dan dari Areal Penggunaan Lain (APL) yang telah diberikan izin penggunaan lahan. (Permenhut No 58/2009 tentang Penggantian Nilai Tegakan Dari Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Dari Penyiapan Lahan Dalam Pembangunan Hutan Tanaman) NAG Test : Net Acid Generation test, pengujian material secara statik untuk
Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 PT Kaltim Prima Coal Document Title Approved By Effective Date Original Document Spesifikasi Reklamasi Versi 3.0 GM HSES & KTT 1 Oktober 2019 Doc Registration No. Version Next Review Due Page 96 of 97 ENV_KPC_ENV_MSE2.06_DOC_MANi_006 3.0 1 Oktober 2024 menentukan potensi pembentukan asam. NAF : Non Acid Forming, material yang tidak berpotensi menghasilkan asam. PAF : Potentially Acid Forming, material yang berpotensi menghasilkan asam. Pascatambang : Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan Usaha Pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan. (Permen ESDM No.26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerak dan Batubara) Pengelolaan Sumber Daya Air : Upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. (PP No 42/2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air) Pengupasan Soil : Kegiatan mengupas lapisan tanah untuk ditebarkan secara langsung pada lahan reklamasi atau diamankan sementara sebelum dimanfaatkan pada reklamasi berikutnya. Pinjam Pakai Kawasan Hutan : Penggunaan atas sebagian kawasan hutan kepada pihak lain untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah status, peruntukan dan fungsi kawasan tersebut. (Permenhut No 43/2008 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan) Rehabilitasi Hutan dan Lahan : Upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. (PP No 76/2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan) Reklamasi : Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. (Permen ESDM No.26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerak dan Batubara) Revegetasi : Usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan. (PP No 76/2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan) Sediment Pond : Bangunan air berupa kolam untuk tempat pemulihan kualitas air limbah tambang, diantaranya adalah material sedimen akibat erosi lahan. Sediment Trap : Bangunan perangkap sedimen skala kecil yang dipasang di titik-titik tertentu untuk mengendapkan material sedimen kasar (coarse) secara bertahap. Slope : Lereng atau permukaan yang miring membentuk sudut dengan bidang datar. Lereng ini biasa memiliki sudut kemiringan yang relatif curam. Soil / Tanah : Lapisan tanah atas yang biasanya mengandung humus dan atau bahanbahan organik untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Toe : Bagian dari jenjang (bench) pada timbunan atau penggalian yang merupakan titik sudut tepi bawah berm dengan slope, biasa juga disebut kaki jenjang timbunan/penggalian. Terasering : Bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng.