The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Dakwah merupakan usaha yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Usaha dakwah seperti sering dikatakan oleh para mubalig adalah usaha yang terus berlangsung sepanjang Dien al-Islam ini ada. Bagi setiap umat Islam, dakwah merupakan kewajiban. Hanya saja kewajiban itu dilakukan sesuai kemampuannya masing-masing.
Keberhasilan menyebarkan nilai keislaman dan menebarkan kasih sayang sudah cukup untuk menegaskan bahwa dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad sama sekali tidak seperti yang dilakukan oleh para penebar kebencian namun mengatasnamakan dakwah saat ini.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ansori.sag, 2021-05-25 23:05:26

DAKWAH SOLUSI MENJAWAB PROBLEMATIKA UMAT

Dakwah merupakan usaha yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Usaha dakwah seperti sering dikatakan oleh para mubalig adalah usaha yang terus berlangsung sepanjang Dien al-Islam ini ada. Bagi setiap umat Islam, dakwah merupakan kewajiban. Hanya saja kewajiban itu dilakukan sesuai kemampuannya masing-masing.
Keberhasilan menyebarkan nilai keislaman dan menebarkan kasih sayang sudah cukup untuk menegaskan bahwa dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad sama sekali tidak seperti yang dilakukan oleh para penebar kebencian namun mengatasnamakan dakwah saat ini.

Keywords: Dakwah Islah,Islam,Dakwah Islam,Penyuluh Agama Islam,Problematika Umat

PENYULUH AGAMA ISLAM FUNGSIONAL
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PROBOLINGGO
REPORTER MPA JATIM,PENULIS AKTIF LTNNU KABUPATEN PROBOLINGGO

DAKWAH

SOLUSI

MENJAWAB PROBLEMATIKA UMAT

Written by Ansori MP

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Segala puji milik Allah SWT. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan
kepada Sang Baginda Rasulullah SAW. Semua keluarga dan para sahabat-sahabatnya.

Keimanan dan ketaqwaan akan senantiasa bermuara pada petunjuk dan hidayah-NYA.
Sebagaimana para hamba yang memperoleh kenikmatan dan kasih sayangNya dengan penuh
ketulusan akan terus mensyukuri akan nikmat yang diraihnya.

Selanjutnya, Penulis sampaikan terima kasih kepada Kepada Kantor Kementerian Agama
kabupaten Probolinggo yang dengan semangatnya memberikan inovasi serta sentuhan literasi bagi
aparaturnya. Kepada Bapak Kasi Bimas Islam Moh. Barzan yang dengan gigihnya membina dan
membimbing para penyuluh agama untuk lebih proaktif dalam mengembangkan serta melahirkan
generasi binaan yang menadi solusi keumatan.

Karya tulis tangan ini merupakan kajian hasil analisis problematika umat dengan
mengangkat judul “Dakwah Solusi Menjawab Problematika Umat” disamping untuk mengikuti
lomba yang dilaksanakan oleh Panitia Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag RI Ke 75, penulis juga
ingin memeriahkan dunia literasi di lingkungan Bimas Islam Kantor Kementerian Agama
kabupaten Probolinggo.

Penulis meyakini bahwa di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kealfaan
yang membutuhkan penyempurnaan, baik dari segi penulisan maupun penguasaan materi. kami
sangat mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan kritik yang konstruktif demi
sempurnanya makalah kami.

Akhirnya kepada Allah juga lah penulis minta dan memohon petunjuk, semoga makalah ini
dapat memberikan sedikit sumbangsih pemikiran dan khazanah ilmu pengetahuan…. Amin.

Probolinggo, 27 Desember 2020
Penulis

Ansori

“DAKWAH
SOLUSI MENJAWAB PROBLEMATIKA UMAT”

DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN ..………………………………………………………………….…………………………
A. LATAR BELAKANG ..…………………………………………………………………………………..
B. IDENTIFIKASI MASALAH ..……………………………………………………………………….…..
C. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………
BAB II.………………………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN..………………………………………………………………………………………………
BAB III..…….…………………………………………………………………………………………………
KESIMPULAN..……………………………………..…………………………………………………………
BAB IV..…………..……………………………………………………………………………………………
REFERENSI/ MARAJI’..………………………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan usaha yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Usaha dakwah seperti
sering dikatakan oleh para mubalig adalah usaha yang terus berlangsung sepanjang Dien al-Islam
ini ada. Bagi setiap umat Islam, dakwah merupakan kewajiban. Hanya saja kewajiban itu
dilakukan sesuai kemampuannya masing-masing.1

Secara konseptual, makna dakwah adalah mengajak kepada agama Allah, memperkenalkan
ajarannya, dan membumikan nilai-nilainya di dalam perilaku sehari-hari. Karena itu, salah satu
prinsip dari dakwah adalah ketulusan.

Inilah yang membedakan antara dakwah dengan politik. Dakwah berpijak pada nilai-nilai
kemaslahatan untuk menyebarkan nilai-nilai agama, sedangkan politik seringkali menghalalkan
segala cara untuk meraih tujuan.Dengan demikian, prinsip dan cara dakwah berbeda dengan
kegiatan propaganda politik.

Seiring dengan perjalanan waktu, makna dakwah mulai mengalami pergeseran. Dakwah
lebih ditekankan kepada upaya untuk membangun motivasi dibandingkan menebarkan larangan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang ajaran agama.

Dakwah dewasa ini menjadi hal yang santer dibicarakan di kalangan masyarakat Indonesia.
Dimana informasi teknologi banyak mengulas dan membicarakan perihal dakwah yang
dilakukan banyak kalangan baik yang murni dakwah maupun yang memiliki tujuan tertentu
(propaganda) yang cenderung merugikan orang lain.

Padahal seharusnya dakwah yang kita lakukan mengacu pada dakwah yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Yaitu selain berlandaskan pada aspek kasih sayang, menyeru kepada
kebenaran, juga dilakukan dengan metodologi yang baik dan kokoh. Tak heran jika melihat
keberhasilan Rasulullah dalam mengemban misi dakwah ini, yang kemudian dilanjutkan oleh
para sahabatnya, Michael H. Hart menempatkannya dalam ranking pertama daftar manusia yang
paling berpengaruh dalam sejarah.2

Keberhasilan menyebarkan nilai keislaman dan menebarkan kasih sayang sudah cukup
untuk menegaskan bahwa dakwah Islam yang dilakukan Nabi Muhammad sama sekali tidak
seperti yang dilakukan oleh para penebar kebencian namun mengatasnamakan dakwah saat ini.

Kalau kita mencoba melihat kembali Aqidah Islam misalnya sebagai gerakan berjiwa
keyakinan berdasar Qur’an dan Hadits yang dilaksanakan dalam bentuk dakwah amar ma'ruf
nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dan kita ketahui bahwa Rasulullah
SAW di utus oleh sebagai Rahmat semesta alam.

1 Abdi Kurnia Djohan : Pedoman Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin,Panduan Mubalig, Guru Pendidikan Agama Islam, Wahid Foundation
SeedingPeaceful Islam, Cet. 1 Juni 2019

2 Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Jakarta: Gramedia,1994).

‫َو َما أ ْر َسلـْنَا َك إَاّل َر ْح َمةً لِل َعالَ ِمـ ْي َن‬

“Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”3. (QS.Al-
Anbiya:107).

Dengan Aqidah Islam terwujudlah pandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh
aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat duniawiyah yang merupakan
satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan sebagai pribadi, suami, isteri
maupun kolektif.

Dengan da’wah amar ma'ruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
insya Allah terpenuhilah suatu kewajiban sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw. dan ada
harapan untuk memperoleh ridha Allah Swt. berupa kebaikan di dunia dan kenikmatan di
akhirat.

Amar ma’rūf nahi munkar adalah salah satu pilar agama Islam yang sangat
penting.Tegaknya amar ma’rūf nahi munkar akan menjamin tegaknya Islam dan baiknya
masyarakat. Sebaliknya, diabaikannya amar ma’rūf nahi munkar akan menyebabkan maraknya
kemunkaran. Pelaksanaan terhadap ajaran amar ma’ruf nahi munkar seringkali dilakukan dengan
cara -cara yang justru didalam prespektif agama tidak dibenarkan, bahkan dapat dikategorikan
dengan kekerasan yang mengatas namakan agama, banyak orang yang melakukan nahi munkar
tetapi tidak mengurangi kemunkaran justru menambah kemungkaran. Padahal dalam agama
Islam selalu diajarkan tentang rasa kasih sayang, saling menghargai, sabar dan sikap perduli
terhadap orang lain. Sebagaimana aktivitas dakwah yang KH. HasyimAsy’ari lakukan, dakwah
yang berlandaskan keadilan, kasih sayang, sabar,ikhlas, saling menghargai, dan sikap peduli
terhadap orang lain.4

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab
dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata. (Q.S. Al Jumu’ah (62): 2)5.

B. Identifikasi Masalah

Dakwah yang semula dimaknakan sebagai ajakan, dalam perjalanannya telah berubah
menjadi di’ayah (propaganda).Tentu saja, terdapat perbedaan makna yang sangat jauh di antara
keduanya.Dakwah, dalam bentuk di’ayah ini, yang kemudian mendominasi ruang publik Tanah
Air belakangan ini. Mimbar-mimbar dakwah di masjid, musalla atau tabligh akbar, lebih
menekankan kepada ajakan untuk mendukung usaha yang dilakukan oleh pendakwah, termasuk
juga gerakan politik yang sedang dilakukan pendakwah. Jika pada masa lalu, dakwah lebih
diarahkan kepada mengembalikan orientasi pemahaman umat kepada al-akhlak al-Karimah,
maka pada masa kini dakwah diarahkan kepada upaya membangun dukungan di dalam
mengkritik pemerintah.

3 QS.Al-Anbiya:107
4 Aan Gufroni, Komunikasi dan Penyiaran Islam, https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/945/15 Jan 2020,
5 Q.S. Al Jumu’ah (62

Sementara itu, di sisi lain, dakwah yang bernuansa di’ayah menggiring opini khalayak untuk
memusuhi keragaman pemikiran yang telah lama berkembang di masyarakat.Akibatnya, dakwah
pun tidak lagi menjadi forum untuk memunculkan solusi yang membuat lega banyak
pihak.Dakwah seperti kehilangan elannya sebagai upaya untuk memunculkan uswatun hasanah.

Melihat situasi seperti diatas diperlukan hadirnya tokoh agama, ulama, cerdik pandai
termasuk para penyuluh agama untuk mencarikan solusi dalam memberikan problem solving
kepada masyarakat melalui bahasa agama sebagaimana diamanatkan.

Penyuluh Agama Islam berkewajiban memberikan counseling,(menganjurkan atau menasehati)
orang-orang yang memerlukan itu semua. Penyuluh Agama memiliki tugas dan kewajiban menerangkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan Agama, Hukum Halal Haram, cara, syarat dan rukun dari suatu
pelaksanaan Ibadah tertentu, Pernikahan, Zakat, Keluarga Sakinah, Kemasjidan dan lain sebagainya.

Memberikan bimbingan kepada umat Islam dalam rangka Pembinaan mental, moral dan ketaqwaan
kepada Allah SWT, serta menjabarkan segala aspek pembangunan melalui bahasa Agama.sesuai dengan
KMA Nomor 791 tahun 1985.

Sementara perannya, tambah Barzan diantaranya, fungsi Informatif dan Edukatif, ialah Penyuluh
Agama Islam memposisikan diri sebagai Da’i yang berkewajiban menda’wahkan Islam, menyampaikan
Penerangan Agama dan mendidik masyarakat dengan sebaik baiknya sesuai ajaran Agama. Serasa
membacakan Firman Allah Swt yang artinya :

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.( QS. Ali Imran : 110)”6

Berikutnya Fungsi Advokatif, ialah Penyuluh Agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan
sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap masyarakat dari berbagai ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan yang merugikan aqidah, mengganggu Ibadah dan merusak Akhlak.

Penyuluha agama juga harus mengerti pola pembinaan. Strategi dakwah harus ia kuasai agar
kegiatan penyuluhan dan objek dakwah dapat ditangani dengan baik. Diantara strategi yang harus
diperhatikan Asas filosofis, yaitu masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dalam proses atau aktifitas dakwah, Asas kemampuan dan keahlian, Asas sosiologis, yaitu
membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, Asas
psycologis, yaitu membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia dan Asas
efektifitas dan efisiensi, maksudnya di dalam aktifitas dakwah harus berusaha menseimbangkan antara
biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya.7

C. Rumusan Masalah

Salah satu ciri abad ini adalah meluasnya penggunaan media massa. dan tren ini di masa
mendatang akan terus memperlihatkan akselerasinya yang susah untuk diikuti jejaknya. Sekarang
ini, dengan bantuan teknologi komunikasi yang serba mutakhir, sebuah pesan dapat mencapai
miliaran manusia sekaligus di mana pun mereka berada.8

6 QS. Ali Imran : 110
7 Moh.Barzan, “Pengembangan SDM Kementerian Agama”, http://probolinggo.kemenag.go.id/hm-barzan-penyuluh-agama-harus-kuasai-

metodologi-dakwah/, 6 November 2018.
8 Encep Dulwahab. Dakwah di Era Konvergensi Media. Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5 No. 16 Juli-Desember 2010

Perkembangan teknologi yang serba canggih ini adalah sebuah peluang besar para kader dan juru
dakwah untuk terus memikirkan cara berdakwah. Tiada lain sebuah ijtihad dalam mencari peluang-
peluang pesan dakwah yang bisa disalurkan ke berbagai media. Seperti yang sudah terlihat dilakukan
oleh para penggiat bisnis dengan terus melakukan inovasi produknya ke berbagai media yang bisa
menjangkau luas masyarakat konsumennya.

Ikhtiar ini sudah pernah dilakukan oleh Al-Ghazali ketika waktu itu beliau memikirkan cara
berdakwah dalam majelis ilmu. Dan sudah seperti itu pula hendaknya para dai memikirkan
kemungkinan dakwah melalui media massa. selain itu, Al-Ghazali juga pernah merenungkan pengaruh
buku-buku filsafat Yunani pada pemikiran Islam, sedalam itu pula hendaknya para dai masa
kini merenungkan pengaruh infiltrasi kebudayaan melalui media massa.9

Betapa hebatnya media mengubah tatanan kehidupan masyarakat dengan mudah dan cepat.
Tidak sedikit masyarakat yang tadinya tidak melek sekarang menjadi melek terhadap informasi
yang begitu banjir di belantara media. Melihat peluang seperti itu, dakwah pun sangat bisa dilakukan
di berbagai media massa. Namun para pembuat pesannya inilah yang harus berubah seiring
denganperkembangan teknologi komunikasi yang terus berakselerasi memenuhi kebutuhan manusia.10

Kini, masyarakat tidak hanya melek terhadap pentingnya dan signifikannya media terhadap
diri dan lingkungannya. Lebih dari itu, masyarakat kini tengah gandrung dengan internet. Tak
ubahnya seperti sebuah mainan, internet sudah dianggap mainan yang mengasyikan masyarakat. Di
mana internet menjadi telah menjadi teman pengganti di waktu-waktu senggangnya.

Melihat perkembangan dunia yang seperti tersebut diatas selanjutnya perlu penulis rumuskan sebagai
berikut :
a. Pengertian dakwah
b. Metodologi dakwah Islam
c. Peran Penyuluh Agama
d. Eksistensi dakwah sebagai solusi problematika umat

9 Jalaluddin Rakhmat, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Bentang. 1997), hlm. 50.
10 Encep Dulwahab. Dakwah di Era Konvergensi Media. Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5 No. 16 Juli-Desember 2010.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah bagi kalangan awam disalahartikan dengan pengertian yang sempit
terbatas pada ceramah, khutbah atau pengajian saja.Pengertian dakwah bisa kita lihat dari segi
bahasa dan istilah. Berikut akan kita bahas pengertian dakwah secara etimologis dan pengertian
dakwah secara terminologis.

1. Etimologis

Kata dakwah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari dakwah/dak·wah/ n Isl1
penyiaran; propaganda; 2 penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat;
seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.11

Yang sebenarnya merupakan derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”.Kata kerjanya da’aa
yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak.Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’i
yang berarti pendakwah. Di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam disebutkan
makna da’i sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau
mazhabnya.12

Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat al-Qur’an antara
lain:Surah al-Baqarah: 186

‫َواِ َذا َساَلَ َك ِعبَا ِد ْي َعنِّ ْي فَاِ ِنّ ْي قَ ِر ْيب ۗ اُ ِج ْي ُب َد ْع َوةَال ادا ِع اِ َذا َد َعا ِن فَ ْليَ ْستَ ِج ْيبُ ْوا ِل ْي َو ْليُ ْؤ ِمنُ ْوابِ ْي‬
‫لَ َعلاهُ ْم يَ ْر ُش ُد ْو َن‬

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka

sesungguhnya Aku dekat.Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa

kepada-Ku.Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran. (QS. al-Baqarah: 186)13

Surah Yunus: 25

‫َوّله ٰلاُ َي ۡد ُعۡۤۡوا ِاهلى َدا ِر ال َّسهلِِؕم َو َي ۡه ِد ۡى َم ۡن َّي َشآ ُء ِاهلى ِص َرا ٍط ُّم ۡس َت ِقۡي ٍم‬

Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan memberikan petunjuk kepada
orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).14

Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh.Ali Aziz
(2009:6), kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang, minta

11 Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/dakwah
12 Kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam
13 Departemen Agama RI, 1990: 264
14 Departemen Agama RI, 1990: 310

tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan,
mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi.15

Dalam Al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali dengan makna yang
berbeda-beda setidaknya ada 10 macam yaitu: Mengajak dan menyeru, Berdo’a, Mendakwa
(red. Menuduh), Mengadu, Memanggil, Meminta, Mengundang, Malaikat Israfil, Gelar,
Anak angkat.

Dari makna yang berbeda tersebut sebenarnya semuanya tidak terlepas dari unsur
aktifitas memanggil. Mengajak adalah memanggil seseorang untuk mengikuti kita, berdoa
adalah memanggil Tuhan agar mendengarkan dan mengabulkan permohonan kita,
mendakwa/menuduh adalah memanggil orang dengan anggapan tidak baik, mengadu adalah
memanggil untuk menyampaikan keluh kesah, meminta hampir sama dengan berdoa hanya
saja objeknya lebih umum bukan hanya tuhan, mengundang adalah memanggil seseorang
untuk menghadiri acara, malaikat Israfil adalah yang memanggil manusia untuk berkumpul di
padang Masyhar dengan tiupan Sangkakala, gelar adalah panggilan atau sebutan bagi
seseorang, anak angkat adalah orang yang dipanggil sebagai anak kita walaupun bukan dari
keturunan kita. Kata memanggil pun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meliputi beberapa
makna yang diberikan Al-Quran yaitu mengajak, meminta, menyeru, mengundang, menyebut
dan menamakan.Maka bila digeneralkan makna dakwah adalah memanggil.

2. Terminologis

Definisi dakwah dari literature yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:
Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan
hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik
(Aboebakar Atjeh, 1971:6)

Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada
kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh
Muhammad Al-Khadir Husain).

Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia
dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata (M. Abul Fath al-Bayanuni).

Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui
cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini
(dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat) (A. Masykur Amin).

Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan
atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada
Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam
kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah,
seperti yang ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu Islam.

Setelah kita ketahui makna dakwah secara etimologis dan terminologis maka kita akan
dapatkan semua makna dakwah tersebut membawa misi persuasive bukan represif, karena

15 Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz (2009:6)

sifatnya hanyalah panggilan dan seruan bukan paksaan. Hal ini bersesuaian dengan firman
Allah (ayat la ikraha fiddin) bahwa tidak ada paksaan dalam agama.

B. Tatacara dakwah dalam Islam

Metode berasal dari dua kata yaitu ‘’meta’’ (melalui) dan ‘’hodos’’ (jalan,
cara). Dengan demikian, dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal
dari bahasa Jerman methodicay artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode
berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq. Secara
terminologi metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk
mencapai suatu maksud (dalam Saputra, 2011: 242).16

a. Metode al-Hikmah

Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi
tiga cakupan, yaitu :Metode a. al-HikmahMetode dakwah al-Hikmah (wisdom) yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah metode dakwah dalam bentuk kata-kata maupun
perbuatan da’i yang bernilai islami. Menurut M. Natsir, metode hikmah digunakan sebagai
metode dakwah untuk semua golongan , golongan cerdik. Oleh karena itu metode dakwah
al-Hikmah bisa berarti hikmah dalam berbicara sesuai keadaan mad’u yang dihadapi
seperti dalam ceramah. Begitu pula hikmah ketika dakwah dengan akhlak dan metode
memberi contoh (Aripudin, 2011: 72).17

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa al-Hikmahadalah merupakan
kemampuan dan ketepatan dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik
dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al-Hikmah merupakan kemampuan da’i dalam
menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan
bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, al-Hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan
antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.

b. Metode al-Mujadalah

Dari segi etimologi (bahasa) lafal mujadalah artinya memintal, melilit, berdebat dan
perdebatan. Dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu.
Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan
menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.

Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-mujadalah. Al-
Mujadalah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara
sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirinya permusuhan di antara ke
duanya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi (dalam Aripudin, 2011:

16 Saputra, Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
17 Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Respon Da’i Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama Di Kaki Ciremai,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

242-243)18 al-Mujadalah adalah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan
pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa al-mujadalahmerupakan tukar
pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling
menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui
kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut (dalam Aripudin, 2011:
243).19 Mujadalahmerupakan cara terakhir yang digunakan yang digunakan untuk
berdakwah, manakala kedua cara sebelumnya tidak mampu.

c. Metode Al-Mau’idzah al-Hasanah

Secara bahasa, mau’izah hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’izah dan hasanah
yang berarti nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Mau’izah hasanah dapatlah
diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran,
kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiyat) yang bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat (Saputra,
2011: 36). Jadi metode al-mau’izah al-hasanah merupakan bentuk ceramah nasehat atau
penerangan yang digunakan bagi masyarakat awam.

Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa umat yang dihadapi seorang
pendakwah dibagi tiga golongan, sehingga masing-masing harus menggunakan pendekatan
yang berbeda.

1. Golongan cendikiawan, yaitu golongan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara
kritis. Golongan ini harus didakwahkan secara hikmah, yaitu dengan alasan, dalil dan
hujah yang dapat diterima oleh akal sehat.

2. Golongan awam, yaitu golongan masyarakat yang belum mampu berfikir secara
kritis dan belum memahami sesuatu makna secara mendalam. Golongan ini
harus didakwahkan dengan cara memberikan pelajaran yang baik (al-mau’izah
hasanah), yaitu dengan anjuran dan didikan yang mudah mereka pahami.

3. Golongan yang tingkat kecerdasannya berada antara kaum 3. cendikiawan dan
awam, atau lazim disebut sebagai golongan pertengahan. Mereka harus
didakwahkan secara dialog, debat, diskusi atau mujadalah (Mubasyaroh, 2009: 87).20

Kemudian Abdullah juga memaparkan macam macam metode dakwah diantaranya
sebagai berikut.

1. Metode ceramah
Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato ini telah dipakai oleh semua Rasul Allah
dalam menyampaikan ajaran Allah swt. Sampai sekarang pun masih merupakan metode
yang paling sering digunakan oleh para pendakwah sekalipun alat komunikasi modern

18 Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Respon Da’i Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama Di Kaki Ciremai,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

19 Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Respon Da’i Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama Di Kaki Ciremai,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

20 Mubasyaroh, 2009, Metodologi Dakwah, Kudus: STAIN Kudus.

telah tersedia sebagai contoh Khotbah Jum’at. Ceramah Jum’at ini tidak seperti
ceramah-ceramah yang lain. Ia telah ditentukan waktu, tempat dan unsur-unsur yang
harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang ada dalam hadis dan kitab-kitab fikih.
2. Metode Tulisan
Metode karya tulis merupakan sebuah keterampilan tangan dalam menyampaikan
pesan dakwah. Keterampilan tangan ini tidak hanya melahirkan tulisan, tetapi juga
gambar atau lukisan yang mengandung misi dakwah (Abdullah, 2012: 27-29).21
Metode ini, tepatnya disasarkan terhadap komunitas yang wilayahnya berjauhan
dengan kondisi da’i dengan mengirimkan surat. Menurut sejarah, Nabi Muhammad
pernah mengembangkan dakwahnya dengan cara mengirimkan surat kepada para
pemimpin dan raja-raja pada waktu itu, yang isinya mengajak mereka untuk memeluk
islam.
3. Metode Perbuatan
Secara sederhana, dakwah perbuatan dapat dimaknai keadaan, perilaku, akhlaq dan
keteladanan yang sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Sunnah, dakwah yang
dimaksud disini yaitu dakwah dengan cara perbuatan Abdullah, 2012: 26). Dakwah
perbuatanakan lebih berkesan apabila ditujukan kepada rakyat miskin, dengan
memenuhi enam kebutuhan, yaitu pangan (makanan), sandang (pakaian), papan
(perumahan), pendidik, pekerjaan dan kesehatan. Melalui dakwah ini secara langsung
akan turut merubah ekonomi dan sosial menuju kearah masyarakat yang sejahtera.

Menurut Ali Aziz juga dalam bukunya tentang metode dakwah, ada beberapa macam
metode dakwah yaitu:

1. Metode Konseling
Metode konseling merupakan wawancara secara individual dan tatap muka antara konselor
sebagai pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.

2. Metode Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu metode dalam dakwah perbuatan (dakwah dengan aksi nyata) adalah
metode pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki kemandirian. Metode ini selalu berhubungan antara tiga aktor,
yaitu masyarakat (komunitas), pemerintah, dan agen (pendakwah).

3. Metode Kelembagaan
Metode kelembagaan yaitu pembentukan dan pelestarian norma dalam wadah
organiasi sebagai instrument dakwah. Untuk mengubah perilaku anggota melalui
institusi umpamanya, pendakwah harus melewati proses fungsi-fungsi manajemen yaitu
perencanaan / planning), pengorganisasian / organizing, penggerakan / actuating dan
pengadilan controlling (Aziz, 2009: 359-381).
Bagi seorang da’i sangat penting dalam memilih metode dakwah sebagaimana yang
telah penulis paparkan pada sebelumnya guna suksesnya penyampaian dakwah
terhadap mad ’u. Tentunya seorang da’i juga perlu mengetahui kondisi mad ’u, kiranya

21 Abdullah, 2012, Dakwah Kultural Dan Struktural, Bandung: Citapustaka Media Perintis

metode dakwah yang seperti apa yang perlu diaplikasikan oleh da’i terhadap mad ’u.
Sehingga metode dakwah yang digunakan dapat mengenai sasaran dan pada akhirnya
akan mengantarkan pada suksesnya penyebaran dakwah.

Metode dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-
masing juru dakwah. Yang pasti, setiap Muslim wajib melaksanakannya karena seorang
muslim berkewajiban menyebarkan kebenaran Islam kepada orang lain.

C. Urgensi Dakwah dalam kehidupan
Sebagai Aqidah yang berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits Aqidah Islam dipandang

mampu memecahkan kejumudan dan kemunduran pemikiran karena pijakannya Fir’man Allah
yang terus mampu beradabtasi dengan perkembangan zaman. Agama ini menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia dengan menguatamakan
unsur ‘Aadalah” keadilan, tidak pandang suku, agama dan ras diberlakukan sama.

Seluruh aspek kehidupan tidak lepas dari ulasannya baik mengenai; aqidah, ibadah, akhlaq,
dan mu'amalat duniawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan sebagai pribadi, keluarga maupun masyarakat.

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
kitab dan Hikmah (As Sunnah).dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. (Q.S. Al Jumu’ah (62): 2).22

Dengan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar secara terus-menerus, maka insya Allah
terwujudlah masyarakat/umat yang memiliki peradaban yang tinggi, mendapatkan ridha Allah
Swt. terjauh dari kebinasaan, siksa-Nya baik di dunia demikian kelak di akhirat.
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Huud (11): 117).23

Dengan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar secara terus-menerus, maka adalah satu usaha
nyata untuk menyelamatkan diri kerabat, masyarakat, mereka mentaati atau tidak mentaati
semuanya adalah kembali kepada yang bersangkutan masing-masing.

22 Q.S. Al Jumu’ah (62): 2
23 Q.S. Huud (11): 117

BAB III

KESIMPULAN

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan
akhlak Islam.

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
di akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhamad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya
dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan
teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu.

Dalam perannya, Penyuluh Agama harus mampu memposisikan dirinya sebagai Da’i yang
berkewajiban menda’wahkan Islam, menyampaikan Penerangan Agama dan mendidik masyarakat dengan
sebaik baiknya sesuai ajaran Agama.

Penyuluh Agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan kegiatan
pembelaan terhadap masyarakat dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang merugikan
aqidah, mengganggu Ibadah dan merusak Akhlak.

Penyuluh agama juga harus mengerti pola pembinaan. Strategi dakwah harus ia kuasai agar kegiatan
penyuluhan dan objek dakwah dapat ditangani dengan baik. Memberikan bimbingan kepada umat Islam
dalam rangka Pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta menjabarkan segala aspek
pembangunan melalui bahasa Agama.sesuai dengan KMA Nomor 791 tahun 1985, sehingga keberadaannya
benar-benar menjadi solusi dalam menjawab problematika umat.

REFERENSI :

1. Abdi Kurnia Djohan : Pedoman Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin,Panduan Mubalig,

Guru Pendidikan Agama Islam, Wahid Foundation SeedingPeaceful Islam, Cet. 1 Juni 2019

2. Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah (Jakarta: Gramedia,1994).
3. Al-Qur’an cetakan Departemen Agama RI, 1990

4. Aan Gufroni, Komunikasi dan Penyiaran Islam,

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/945/15 Jan 2020,

5. Moh.Barzan, “Pengembangan SDM Kementerian Agama”,

http://probolinggo.kemenag.go.id/hm-barzan-penyuluh-agama-harus-kuasai-metodologi-

dakwah/, 6 November 2018.

6. Encep Dulwahab. Dakwah di Era Konvergensi Media. Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5

No. 16 Juli-Desember 2010

7. Jalaluddin Rakhmat, Hegemoni Budaya, (Yogyakarta: Bentang. 1997), hlm. 50.

8. Encep Dulwahab. Dakwah di Era Konvergensi Media. Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5

No. 16 Juli-Desember 2010.

9. Kamus Besar Bahasa Indonesia, https://kbbi.web.id/dakwah
10. Kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam : 264

11. Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz (2009:6)

12. Saputra, Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
13. Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Respon Da’i Terhadap

Dinamika Kehidupan Beragama Di Kaki Ciremai, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

14. Mubasyaroh, 2009, Metodologi Dakwah, Kudus: STAIN Kudus.

15. Abdullah, 2012, Dakwah Kultural Dan Struktural, Bandung: Citapustaka Media Perintis

PROFIL PENULIS

ANSORI, S.Ag, M.PdI. M.Sy.
Probolinggo, 24 Desember 1974
Tunggak Cerme Rt.04 Rw.01 Kec. Wonomerto Kab. Probolinggo
Phone : 081234564096-08123452316, Email : [email protected],
[email protected],ansori MP (facebook)
Penyuluh Agama Islam FungsionalKankemenag Kab. Probolinggo

Dakwah merupakan usaha yang tidak dibatasi
oleh tempat dan waktu. Usaha dakwah seperti
sering dikatakan oleh para mubalig adalah usaha
yang terus berlangsung sepanjang Dien al-Islam
ini ada. Bagi setiap umat Islam, dakwah
merupakan kewajiban. Hanya saja kewajiban itu
dilakukan sesuai kemampuannya masing-masing.

S e i r i n g d eOnLg aEnHp eEr jLa lAa n aPn RwAa kMt uU, DmYa kAn a d a k w a h

mulai mengalami pergeseran. Dakwah lebih
ditekankan kepada upaya untuk membangun
motivasi dibandingkan menebarkan larangan
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang ajaran agama.
Dakwah dewasa ini menjadi hal yang santer
dibicarakan di kalangan masyarakat Indonesia.
Dimana informasi teknologi banyak mengulas
dan membicarakan perihal dakwah yang
dilakukan banyak kalangan baik yang murni
dakwah maupun yang memiliki tujuan tertentu
(propaganda) yang cenderung merugikan orang
lain.
Keberhasilan menyebarkan nilai keislaman dan
menebarkan kasih sayang sudah cukup untuk
menegaskan bahwa dakwah Islam yang dilakukan
Nabi Muhammad sama sekali tidak seperti yang
dilakukan oleh para penebar kebencian namun
mengatasnamakan dakwah saat ini.


Click to View FlipBook Version