The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dihlisintan, 2022-06-04 04:22:23

ulat dan pohon apel

ulat dan pohon apel

ULAT
DAN

POHON APEL

Oleh Dihlis Intan Nur Putri Utami

Di sebuah hutan terdapat banyak hewan dan pohon yang hidup
rukun dan saling berdampingan. Siang hari yang cerah, seekor

CVsemut sedang berjalan didahan pohon mangga tempat ia tinggal.

Tak sengaja semut melihat seekor ulat sedang memakan daun
disalah satu dahan pohon mangga tempat ia tinggal.
“hei ulat, sedang apa kamu ?” sahut sang semut.
“Aku sedang mencari makanan, aku sangat lapar dari tadi pagi
belum makan” kata ulat sambil memakan daun pohon tersebut.

“Aduuh sakit, ada apa ini semut. Kenapa daunku jadi
berlubang ? huhuhuuu” tanya pohon mangga sambil
menangis kesakitan.
“Ada seekor ulat sedang memakan daunmu” jawab semut.
“Hei ulat! pergi kamu dari dahanku. Carilah makan dipohon
lain, jangan kau makan daunku” kata pohon mangga
mengusir sang ulat.

“Baik pohon, maafkan aku sudah memakan
daunmu. Aku akan segera pergi” sahut sang
ulat sambil turun dari dahan pohon mangga.

Ulat kembali berjalan menyusuri sungai yang
ada dihutan, hari semakin sore ia memutuskan
untuk beristirahat dan tidur disebuah dahan
pohon manggis.

“hai pohon manggis, aku kelelahan dan aku
beristirahat didahanmu” kata ulat.
“Pergi kau dari dahanku, jangan tinggal disini nanti
semua daunku yang rindang dimakan habis olehmu.
Pergi sana!” usir pohon manggis.
Ulat dengan sedih turun dari dahan dan kembali
berjalan.

Ulat terus berjalan melewati banyak pohon namun semua
pohon mengusirnya. Ulat semakin lemas karena seharian
belum makan apapun. Sampai akhirnya ia bertemu
pohon apel yang daunnya sangatlah rindang.
“Aduh perutku sakit, aku sangat lapar. Wahai pohon apel,
daunmu sangat banyak dan rindang, bolehkah aku
memakan daunmu ? Dari pagi aku belum makan apapun”
kata ulat dengan lemas.

“Hai ulat, kenapa kamu belum makan ? Naiklah
kedahanku dan makanlah daunku” jawab pohon
apel.

“Benarkah ? Aku boleh memakan daunmu ?” Ulat kembali
bertanya dengan girang.
Ulat langsung naik keatas dan memakan beberapa daun yang
ada di dahan pohon apel.
“Terimakasih pohon apel, kau sangat baik membolehkan aku
memakan daunmu yang rindang ini” ucap ulat berterima
kasih kepada pohon apel.

“Sama-sama ulat, jika kau tidak memiliki
tempat untuk tinggal silahkan kau tinggal
disalah satu dahanku saja dan kita bisa hidup
berdampingan” kata pohon apel.

Akhirnya sang ulat tinggal didahan pohon apel, mereka
hidup bersama dengan bahagia. Tiba-tiba sang ulat bertanya
kepada pohon apel “Pohon apel, apakah kau tidak masalah
ada banyak daunmu yang berlubang olehku ? Dan sekarang
aku akan memakan lebih banyak daunmu untuk bekalku
tidur selama beberapa hari”

“Tak apa ulat, silahkan kau makan saja daunku.
Seperti biasa daun-daun yang baru akan kembali
tumbuh dari dahanku” jawab pohon apel sambil
tersenyum.
“Terima kasih pohon apel, aku akan tidur untuk
beberapa hari didahanmu. Setelah bangun aku
akan membalas kebaikanmu” kata ulat.

“Sudahlah kamu makan saja untuk bekal
selama beberapa hari kamu akan tertidur
dengan tidak makan apapun” ucap pohon
apel.

Tak lama sang ulat membungkus dirinya menjadi
kepompong. Pohon apel merasa kesepian karena
tidak ada teman berbicara selain sang ulat yang kini
menjadi kepompong. Setelah berhari-hari,
kepompong ulat bergerak terlihat seperti ada yang
akan keluar dari dalam kepompong

“Ulat, apakah kamu baik-baik saja ? Sudah waktunya untuk
kamu keluar ?” tanya pohon apel dengan gembira. Tak lama
keluarlah seekor kupu-kupu dengan sayap yang sangat indah
dari dalam kepompong
“Hei siapa kamu ? Kenapa kamu yang keluar dari dalam
kepompong ? Dimana temanku, ulat yang ada didalam
kepompong ?” ucap pohon apel dengan penuh kebingungan.

“Hai pohon apel, ini aku ulat temanmu. Selama aku
tertidur didalam kepompong aku berubah mencadi kupu-
kupu seperti yang kamu lihat. Sekarang waktunya aku
menepati janjiku kepadamu, aku akan membalas
kebaikanmu selama ini dengan aku bantu penyerbukan
bunga yang ada didahanmu agar bisa menjadi buah apel”
sahut ulat yang kini telah menjadi kupu-kupu yang cantik.

Sang kupu-kupu mengajak temannya
untuk terbang mengelilingi pohon apel
dan hinggap disetiap bunga untuk
membantu penyerbukan. Pohon apel
sangat berterimakasih kepada kupu-kupu
karena telah membantu penyerbukan
bunganya agar menjadi sebuah apel.

Kini pohon apel kembali berdaun rindang dan berbuah sangat
banyak. Pohon apel dan kupu-kupu terus bersahabat dan
hidup bersama dengan bahagia.


Click to View FlipBook Version