Ulat Dan Pohon Apel
Di sebuah hutan terdapat banyak hewan dan pohon yang hidup rukun dan
saling berdampingan. Siang hari yang cerah, seekor semut sedang berjalan didahan
pohon mangga tempat ia tinggal. Tak sengaja semut melihat seekor ulat sedang
memakan daun di salah satu dahan pohon mangga tempat ia tinggal. “hei ulat,
sedang apa kamu ?” sahut sang semut.
“Aku sedang mencari makanan, aku sangat lapar dari tadi pagi belum makan” kata
ulat sambil memakan daun pohon tersebut.
“Aduuh sakit, ada apa ini semut. Kenapa daunku jadi berlubang ? huhuhuuu” tanya
pohon mangga sambil menangis kesakitan.
“Ada seekor ulat sedang memakan daunmu” jawab semut.
“Hei ulat! pergi kamu dari dahanku. Carilah makan dipohon lain, jangan kau makan
daunku” kata pohon mangga mengusir sang ulat.
“Baik pohon, maafkan aku sudah memakan daunmu. Aku akan segera pergi” sahut
sang ulat sambil turun dari dahan pohon mangga.
Ulat kembali berjalan menyusuri sungai yang ada dihutan, hari semakin sore
ia memutuskan untuk beristirahat dan tidur disebuah dahan pohon manggis.
Keesokan harinya “Siapa kamu ? Sedang apa kau didahanku ?” tanya pohon manggis
kaget.
“hai pohon manggis, aku kelelahan dan aku beristirahat didahanmu” kata ulat.
“Pergi kau dari dahanku, jangan tinggal disini nanti semua daunku yang rindang
dimakan habis olehmu. Pergi sana!” usir pohon manggis.
Ulat dengan sedih turun dari dahan dan kembali berjalan. Ulat melewati
banyak pohon dihutan, ada pohon anggur, pohon pisang, pohon cemara dan pohon
rindang lainnya. Tapi semua pohon selalu mengusir ulat agar tidak berada didahan
mereka. Semua pohon tidak mau daunnya akan berlubang karena dimakan oleh
ulat.
Ulat terus berjalan dengan lemas karena seharian belum makan apapun.
Sampai akhirnya ia bertemu pohon apel yang daunnya sangatlah rindang.
“Aduh perutku sakit, aku sangat lapar. Wahai pohon apel, daunmu sangat banyak
dan rindang, bolehkah aku memakan daunmu ? Dari pagi aku belum makan apapun”
kata ulat dengan lemas.
“Hai ulat, kenapa kamu belum makan ? Naiklah kedahanku dan makanlah daunku”
jawab pohon apel.
“Benarkah ? Aku boleh memakan daunmu ?” Ulat kembali bertanya dengan girang.
Ulat langsung naik keatas dan memakan beberapa daun yang ada di dahan pohon
apel.
“Terimakasih pohon apel, kau sangat baik membolehkan aku memakan daunmu
yang rindang ini” ucap ulat berterima kasih kepada pohon apel.
“Sama-sama ulat, jika kau tidak memiliki tempat untuk tinggal silahkan kau tinggal
disalah satu dahanku saja dan kita bisa hidup berdampingan” kata pohon apel.
Akhirnya sang ulat tinggal didahan pohon apel, mereka hidup bersama
dengan bahagia. Tiba-tiba sang ulat bertanya kepada pohon apel “Pohon apel,
apakah kau tidak masalah ada banyak daunmu yang berlubang olehku ? Dan
sekarang aku akan memakan lebih banyak daunmu untuk bekalku tidur selama
beberapa hari”
“Tak apa ulat, silahkan kau makan saja daunku. Seperti biasa daun-daun yang baru
akan kembali tumbuh dari dahanku” jawab pohon apel sambil tersenyum.
“Terima kasih pohon apel, aku akan tidur untuk beberapa hari didahanmu. Setelah
bangun aku akan membalas kebaikanmu” kata ulat.
“Sudahlah kamu makan saja untuk bekal selama beberapa hari kamu akan tertidur
dengan tidak makan apapun” ucap pohon apel.
Ulat kembali memakan daun pohon apel dengan lahap, ia memakan sangat
banyak daun. Kemudian sang ulat membungkus dirinya menjadi kepompong. Pohon
apel merasa kesepian karena tidak ada teman berbicara selain sang ulat yang kini
menjadi kepompong.
Setelah berhari-hari, kepompong ulat bergerak terlihat seperti ada yang
akan keluar dari dalam kepompong
“Ulat, apakah kamu baik-baik saja ? Sudah waktunya untuk km keluar ?” tanya
pohon apel dengan gembira. Tak lama keluarlah seekor kupu-kupu dengan sayap
yang sangat indah dari dalam kepompong
“Hei siapa kamu ? Kenapa kamu yang keluar dari dalam kepompong ? Dimana
temanku, ulat yang ada didalam kepompong ?” ucap pohon apel dengan penuh
kebingungan.
“Hai pohon apel, ini aku ulat temanmu. Selama aku tertidur didalam kepompong
aku berubah mencadi kupu-kupu seperti yang kamu lihat. Sekarang waktunya aku
menepati janjiku kepadamu, aku akan membalas kebaikanmu selama ini dengan
aku bantu penyerbukan bunga yang ada didahanmu agar bisa menjadi buah apel”
sahut ulat yang kini telah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Sang kupu-kupu terbang mengelilingi pohon apel dan hinggap disetiap bunga
untuk membantu penyerbukan. Pohon apel sangat berterimakasih kepada kupu-
kupu karena telah membantu penyerbukan bunganya agar menjadi sebuah apel.
Kini pohon apel kembali berdaun rindang dan berbuah apel sangat banyak. Pohon
apel dan kupu-kupu terus bersahabat dan hidup bersama dengan bahagia.