Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3) BEKERJA AMAN 1
PADA MESIN PENDINGIN AC SPLIT WALL
(Agus Maulana)
1.1 Kondisi Rentan Kecelakaan Kerja Pada AC Split Wall.
Dalam bekerja dengan mesin pendingin setiap teknisi harus menyadari akan terjadinya
kecelakan kerja yang akan dialaminya saat melakukan kegiatan perbaikan, pemasangan,
pemeliharaan pada waktu melakukan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu situasi yang perlu
diperhatikan dan cukup rentan terjadinya kecelakaan selama bekerja dengan mesin
pendingin diantaranya :
1.1.1 Bekerja menggunakan gas refrigeran yang bertekanan dalam tabung.
1.1.2 Bekerja dengan arus listrik tegangan 220 Volt dan 380 Volt.
1.1.3 Bekerja dengan alat las asitilen yang memerlukan api.
1.1.4 Bekerja dengan tekanan refrigeran yang cukup tinggi di dalam pipa unit AC.
1.1.5 Bekerja pada kondisi ketinggian.
1.1.6 Bekerja dengan sifat refrigeran yang dapat terbakar.
1.1.7 Bekerja dengan suhu pipa yang cukup panas.
1.1.8 Bekerja dengan motor listrik yang memutar baling-baling.
1.1.9 Bekerja dengan komponen peralatan listrik.
1.1.10 Bekerja dengan beban yang cukup berat.
1.1.11 Bekerja pada suasana panas dari terik sinar matahari.
1.1.12 Bekerja dengan suhu refrigeran yang sangat dingin.
1.1.13 Bekerja dengan menghirup gas refrigeran.
Semua situasi ini harus dapat diantisipasi oleh seorang teknisi atau tim teknisi yang bekerja
dengan mesin AC split wall atau mesin AC pada umumnya, perlu dipertimbangkan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan tersebut, dan
pengetahuan K-3 yang cukup dikuasai oleh teknisi mesin AC split wall, supaya selama
bekerja tidak terjadi kecelakaan kerja, dan semua pekerjaannya dapat diselesaikan dengan
baik. Banyak terjadinya kecelakaan kerja saat melakukan pekerjaan pada mesin AC split wall,
lebih banyak dikakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang K-3 para teknisi saat
mereka bekerja dengan unit mesin AC split wall. Kejadian kecelakaan dapat terjadi secara
sangat fatal dialami teknisi hingga sampai meninggal dunia, kejadian tersebut pernah terjadi
dan dialamii oleh banyak teknisi. Pada bab 1 ini akan dibahas 13 poin sebagaimana telah
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
disebutkan diatas sebagai pengetahuan bagi para teknisi dalam mengantisipasi kondisi yang 2
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja terhadap dirinya.
1.1.1 Bekerja menggunakan gas refrigeran yang bertekanan dalam tabung.
Refrigeran atau sering disebut dengan nama lain freon merupakan gas yang tersimpan
dalam wadahnya berupa tabung freon, saat refrigeran terisi penuh dalam tabung
penampungnya memiliki tekanan yang cukup tinggi. Sebagai contoh pada suhu kamar yang
besarnya 250C tabung freon yang berisi R-12 harga tekanan dalam tabungnya = 97 psia,
tabung freon yang berisi R-22 harga tekanan dalam tabungnya = 110 psia, dan tabung freon
yang berisi R-32 harga tekanan di dalam tabungnya = 220 psia. Harga tekanan refrigeran
dalam tabung akan meningkat dengan kenaikan suhu luar di sekitarnya, oleh karena itu
dalam menyimpan tabung yang terisi refrigeran harus ditempat yang teduh, tidak boleh
terkena langsung sinar matahari. Kecelakaan yang pernah terjadi menimpa teknisi akibat
dari tekanan refrigeran dalam tabung yang berlebihan, yakni terjadinya ledakan tabung
tersebut dikarenakan tabung tidak kuat saat refrigeran dalam tabung naik tekananya hingga
mencapai harga yang cukup tinggi, dikarenakan tabung tidak dapat menahan tekanannya.
Tabung yang dipakai untuk refrigeran sintetik tidak boleh diisi ulang dengan refrigeran
sintetik yang sama atau refrigeran yang berlainan jenisnya, sesuai anjuran dari produsennya.
1.1.2 Bekerja dengan arus listrik tegangan 220 V dan 380V.
Setiap mesin pendingin yang akan dijalankan tentunya akan memerlukan aliran liatrik
sebagai sumber energinya. Untuk unit AC split yang menggunakan kompresor hingga
kapasitas 2,5 pk, tegangan listrik yang dipakai untuk menjalankan kompresor tersebut
menggunakan tegangan 220 V menggunakan kabel 1 phasa. Untuk unit kompresor yang
dipakai pada mesin AC split yang kapasitasnya lebih besar dari 2,5 pk, tegangan listrik yang
dipergunakan 380 V menggunakan kabel 3 phasa. Semakin besar kapasitas kompresor yang
dipakai semakin besar tegangan listrik dan arus yang dipakainya. Kompresor kapasitas 1 pk
dengan tegangan listrik 220 V, besar arus listriknya 4 amper sampai 4,3 amper, sedangkan
kompresor kapasitas 2 pk, dengan tegangan listrik 220 V, besar arusnya 8 amper sampai 8,5
amper. Dengan semakin besar arus yang mengalir dalam kabel listrik hal ini menunjukan
indikasi tingkat bahaya dari listrik ini cukup tinggi bagi teknisi yang sedang bekerja, karena
bilamana terjadi arus listrik ini mengenai anggota tubuh dapat berakibat fatal hingga
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
terjadinya kematian. Hal ini pun sama dengan instalasi kompresor yang menggunakan 3
tegangan listrik 380 V, listrik dengan tegangan 380 V bilamana mengenai anggota tubuh
dengan arus listrik yang tinggi dapat melepuhnya kulit anggota tubuh dan terbakar, akibat
fatalnya dapat membuat kematian. Oleh karenanya dalam bekerja pada mesin AC split dan
berkaitan dengan adanya perbaikan komponen yang terkait listrik, misalkan bekerja dengan
panel listrik, harus tahu langkah kerja dan tahapan-tahapannya bekerja dengan aman,
jangan menganggap enteng bilamana bekerja dengan listrik.
1.1.3 Bekerja dengan alat las yang memerlukan api.
Bekerja dengan mesin AC split tentu tidak lepas bekerja dengan penyambungan pipa
tembaga atau juga memperbaiki adanya kebocoran pada pipa tembaga, dimana refrigeran
keluar dari pipa mesin AC split. Untuk kondisi semacam ini teknisi tentunya harus melakukan
brazing, yakni pengelasan menggunakan perak yang dipanaskan dengan sumber api, untuk
menyambung pipa tembaga atau memperbaiki kebocoran pipa dimana refrigeran dari
dalam pipa keluar. Dalam melakukan perbaikan kebocoran pipa tembaga yang masih banyak
terisi bahan refrigeran, tentunya harus tahu tahapan-tahapan dan langkah kerja saat akan
dilkukan proses brazing / pengelasannya. Aturan keselamatan dari dinas tenaga kerja terkait
melakukan perbaikan kebocoran pada pipa dimana didalamnya terdapat gas yang
bertekanan telah ada SOP nya, yakni gas yang bertekanan harus dikeluarkan terlebih dahulu
dari dalam pipa hingga kosong, setelah itu perlu dilakukan pembilasan menggunakan gas N2.
Selanjutnya barulah proses pengelasan dapat dilakukan pada pipa yang bocor atau
sambungan pipa yang mengalami kebocoran menggunakan api dan bahan perak las.
1.1.4 Bekerja dengan tekanan refrigeran yang cukup tinggi di dalam pipa unit AC.
Setiap refrigeran yang dipakai sebagai media pendingin dalam mesin AC split memiliki
tekanan kerja yang berbeda, besarnya tekanan kerja refrigeran dalam sistem pemipaan
refrigeran sangat tinggi. Sebagai contoh refrigeran R-410A yang dipakai pada unit mesin AC
split wall memiliki harga tekanan suction 140 psia, dan harga tekanan discharge 350 psia.
Sedangkan untuk refrigeran R-22 yang dipakai pada unit AC split wall memiliki harga
tekanan suction 60 psia dan harga tekanan dsichargenya 200 psia. Sehingga peralatan
manifold yang dipergunakan untuk mengukur besarnya tekanan refrigeran, harus memiliki
kesesuaian dengan tekanan operasi dari refrigeran yang dipakainya pada unit mesin AC split
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
wall. Banyak teknisi yang menggunakan satu jenis manifold untuk mengukur tekanan 4
refrigeran yang bukan peruntukannya, hal ini akan salah dalam menetapkan besarnya
tekanan refrigeran yang sedang diukur, dilain hal bilamana kemampuan selang manifold
yang dipakainya tidak memiliki kemampuan menahan tekanan yang berlebihan dari
refrigeran yang diukur, maka selang akan mengalami pecah karena tidak kuat menahan
tekanan yang berlebihan, tentunya hal ini dapat mengakibatkan kecelekaan kerja kepada
teknisi yang sedang melaksanakan pekerjaan.
1.1.5 Bekerja pada kondisi ketinggian.
Unit AC split wall yang akan dipasang baik unit indoor dan unit outdoor biasanya harus
dipasang pada suatu ketinggian tertentu yang disesuiakan dengan kondisi yang ada di
lapangan. Saat melakukan pekerjaan pemasangan unit AC pada ketinggian sering terjadi
kecelakaan pada teknisi, misalkan jatuh, terbentur kepala oleh benda keras, atau tangga
atau alat yang dipakai sebagai tumpuan saat bekerja ambruk. Tentu kejadian kecelakaan
kerja pada kondisi ketinggian harus menjadi perhatian teknisi AC split. Kesiapan alat safety
bilamana bekerja pada kondisi ketinggian harus dilengkapi dengan body harnes atau safety
belt yang mendukung ketika teknisi bekerja pada ketinggian. Safety belt ini atau body
harnes ini akan melindungi teknisi bilamana suatu saat dalam bekerja terjadi kejadian
kecelakaan kerja dimana teknisi terpeleset saat jalan, atau merasa kepalanya pusing, maka
safety belt ini menahan teknisi tidak jatuh ke bawah yang berakibat fatal, dikarenakan salah
satu belt ujungnya diikatkan ke bagian yang menahan atau bagian tiang yang kuat.
1.1.6 Bekerja dengan refrigeran yang dapat terbakar.
Dengan terjadinya pembatasan pemakaian beberapa refrigeran sintetik dikarenakan
menjadi penyebab terjadinya penipisan ozon, maka banyak refrigeran sintetik generasi baru
muncul dan diproduksi dalam mengantisipasi adanya ketimpangan gangguan terhadap
lingkungan serta dalam menyediakan ketersediaan bahan refrigeran penggantinya di
masyarakat. Seperti saat dilarangnya refrigeran sintetik CFC R-12, telah disiapkan refrigeran
sintetik lainnya yakni HFC R-134A. Disamping itu dengan telah dilakukannya program HPMP
terhadap refrigeran sintetik HCFC R-22, telah dikenalkan refrigeran sintetik HFC R-32 yang
dipakai pada unit mesin AC split produk baru, refrigeran R-22 sudah tidak boleh dipakai
pada unit mesin AC split produk baru. Salah satu karakteristik dari refrigeran sintetik HFC R-
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
32 ini bersifat dapat terbakar dengan sifat terbakarnya pada kelas A2L. Akan tetapi sesuai 5
instruksi dari pabrikannya dalam menangani refrigeran R-32 ini harus diperlakukan seperti
menangani pemakaian refrigeran hidrokarbon pada umumnya. Sehingga saat ini terdapat
dua jenis refrigeran yang dapat terbakar pada unit mesin AC yaitu R-32 dan refrigeran
kelompok hidrokarbon seperti R-290, R-600, R600A dan R-1270. Refrigeran hidrokarbon
kalaupun terbakar tidak menghasilkan gas beracun, sedangkan HFC R-32 kalau terbakar
akan menghasilkan gas beracun yang disebut dengan asam florida (baca MSDS), bilamana
terhisap oleh teknisi dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kematian.
1.1.7 Bekerja dengan suhu pipa yang cukup panas.
Pada setiap mesin AC split dengan siklus kompresi uap terdapat dua daerah pemipaan
dengan suhu yang berbeda, yang satu permukaan pipa bersuhu rendah dan satu lagi
permukaan pipa bersuhu tinggi, tentunya suhu tinggi ini menunjukan bahwa suhu
permukaan pipanya panas, dan bila tersentuh atau mengenai anggota tubuh tidak dengan
sengaja dapat mengakibatkan luka pada anggota badan yang dikenainya. Adapun
permukaan pipa yang suhunya panas yakni di bagian pipa tekanan discharge kompresor,
bagian pipa kondensor yang sering disebut dengan daerah pipa tekanan tinggi. Oleh karena
itu perlu kehati-hatian dalam bekerja dengan menggunakan alat pelindung yang sesuai dan
standar.
1.1.8 Bekerja dengan motor listrik yang memutar baling-baling.
Mesin AC split yang kondensornya menggunakan pendinginan udara selalu dilengkapi
dengan motor yang memutar baling-balingnya, disamping itu motor dan baling-balingnya
juga terdapat di bagian evaporator atau unit indoor untuk mendistribusikan udara dingin
keseluruh ruangan. Kecelakaan kerja sering terjadi diakibatkan oleh motor yang
memutarkan baling-baling mengenai anggota tubuh teknisi dikarenakan adanya
kecerobahan dari teknisi saat bekerja. Motor listrik yang banyak dipakai pada unit mesin AC
split termasuk jenis motor induksi yang memiliki putaran = 1450 rpm (rotasi per menit).
1.1.9 Bekerja dengan komponen peralatan listrik.
Pada setiap mesin AC split selalu dilengkapi dengan peralatan listrik untuk menjalankannya,
peralatan listrik ini bekerja menggunakan tegangan 220 V atau juga tegangan 380 V
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
tergantung besarnya kapasitas dari kompresor yang dipergunakan. Oleh karena itu dalam 6
bekerja memperbaiki komponen kelistrikan harus tahu SOP kerjanya demi untuk
keselamatan. Komponen kelistrikan yang sring ditemui pada mesin AC split umumnya
adalah : MCB, relai, trafo, kontaktor dengan berbagai model, overload, kapasitor untuk
kompresor, kapasitor untuk motor kondensor, kapasitor untuk motor blower evaporator,
resitor, termistor, elco, potensiometer, stop kontak atau switch, terminal hubungan kabel
listrik untuk menjalankan unit AC split.
1.1.10 Bekerja dengan beban yang cukup berat.
Unit mesin AC split wall yang terdiri dari unit indoor dan unit outdoor perlu dipasang pada
posisi yang cukup tingggi sehingga perlu untuk diangkat ke lokasi yang telah ditetapkan.
Berat dari unit outdoor unit AC split wall tergantung besarnya ukuran kapasitas dari
kompresor yang dipakainya. Unit outdoor merk Gree yang kapasitasnay 2 pk beratnya = 47
kg, untuk unit outdoor AC split wall merk Daikin kapasitas 2 pk = 49 kg. Dalam melalukan
penempatan outdoor ini diperlukan proses pengangkatan unit tersebut untuk sampai ke
lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejadian yang sering terjadi saat melakukan
pengangkutan unit outdoor ke tempat yang lebih tinggi adalah tidak disesuaikannya dengan
kemampuan dari tangga yang dipakai sebagai tumpuan untuk mengangkat unit outdoor
bersama dengan berat badan teknisi, akibatnya tangga bisa jadi patah dan terjadi
kecelakaan yang cukup fatal mengenai diri teknisinya.
1.1.11 Bekerja pada suasana panas dari terik sinar matahari.
Bekerja sebagai teknisi mesin AC split harus mengalami bekerja langsung dikenai sinar panas
matahari di ketinggian. Hal yang harus disadari oleh teknisi bekerja pada suasana panas
adalah banyaknya uap air yang keluar dari dalam tubuh, sehingga bilamana tidak disadari
akan terjadi proses dehidrasi yang berlebihan pada tubuh hingga akhirnya dapat
menimbulkan gejala pusing di kepala. Selama bekerja tentunya harus diimbangi dengan
melakukan minum air secukupnya, dan tidak berlama—lama bekerja pada lokasi yang
panas, atau dengan memasang atap pelindung selama bekerja supaya terhindar dari panas
teriknya sinar matahari.
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
1.1.12 Bekerja dengan suhu refrigeran yang sangat dingin. 7
Refrigeran yang sering dipakai untuk melakukan perbaikan pada mesin pendingin memiliki
suhu pendidihan yang sangat rendah, contoh R22 pada suhu kamar akan mendidih pada
suhu -290C. Refrigeran dengan suhu seperti itu bilamana mengenai anggota tubuh kita
dapat mengakibatkan luka bakar dengan melepuhnya kulit serta rusaknya jaringan dari
anggota tubuh yang dikenainya, kondisi ini sering disebut frostbite. Oleh karenanya saat
refrigeran ini keluar dari tabung penampungnya tidak boleh terjadi kebocoran karena dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja hingga menjadikan cacat pada sebagian anggota tubuh
teknisi, dan yang sering dikenai biasanya anggota tubuh tangan.
1.1.13 Bekerja dengan menghirup gas refrigeran.
Kegiatan melakukan pekerjaan perbaikan pada mesin AC split yang membutuhkan bahan
refrigeran tentunya kondisi ini harus disadari oleh teknisi bilamana refrigeran ini terhirup
secara tidak sadar saat refrigeran ini dikeluarkan dari tabungnya. Bilamana bahan gas
refrigeran ini terhirup dengan jumlah yang cukup banyak dapat mengakibatkan kepala
menjadi pusing berat, dan dapat menjadikan tidak sadar diri. Mesin AC split yang terletak di
suatu ruangan dan tidak memiliki ventilasi yang baik, jika refrigeran terjadi kebocoran
cukup besar dapat mengakibatkan teknisi menjadi lemas bahkan terjadi kematian. Salah
satu contoh hal ini pernah terjadi pada mesin pendingin cold storage yang disimpan di
bawah palka kapal pengkap ikan, terjadi kebocoran refrigeran yang memenuhi ruangannya,
dan teknisi ada di dalam ruang tersebut, dalam waktu singgkat teknisi langsung meninggal
karena terlalu banyak menghirup gas refrigeran yang sudah memenuhi ruangan cold storage
akibat adanya kebocoran yang cukup besar.
1.2 Alat Pelindung Diri (APD).
Alat pelindung diri harus selalu menjadi bagian yang penting disadari oleh setiap teknisi
yang bekerja dengan mesin AC split, dari penjelasan tersebut diatas pada kondisi rentan
kecelakaan yang dapat menimpa teknisi begitu banyak, dan semuanya harus dijadikan
bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan pekerjaannya. Alat pelindung diri yang
harus dipakai oleh teknisi yang sudah dipersyaratkan oleh peraturan dari kementrin tenaga
kerja adalah : helmet, kaca mata, sarung tangan, dan sepatu keselamatan (safety shoes),
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
ditambah dengan safety belt. Pemakaian APD harus menjadi kewajiban bagi teknisi saat 8
bekerja guna meminimalisir kecelakaan kerja yang tidak kita harapkan terjadi.
Gambar dibawah ini memberikan symbol untuk beberapa perlengkapan APD lainnya yang
harus dipakai oleh teknisi dalam melakukan pekerjaan dengan suatu kondisi tertentu.
Gambar 1.1 APD yang lainnya bila diperlukan harus dipakai.
1.3 Memahami Tanda-Tanda Rambu Keselamatan Kerja.
Seorang teknisi mesin AC split yang bekerja harus mengerti tanda-tanda warna yang ada dan
sudah baku dipakai untuk membantu teknisi dalam bekerja memahami arti dari tanda-tanda
tersebut. Adapun tanda-tanda yang dipergunakan dalam keselamatan kerja ini terdiri dari :
1.3.1 Pemakain warna dan maknanya.
1.3.2 Simbol-simbol larangan untuk dilakukan.
1.3.3 Tanda-tanda kondsi waspada.
1.3.4 Simbol untuk P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).
Untuk pemakaian warna dan maknanya dalam keselamatan kerja bisa dilihat pada gambar
dibawah ini, yang terdiri dari lima warna dengan memiliki masing-masing maknanya untuk
keselamatan kerja selama melakukan pekerjaan.
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
9
Gambar 1.2 Gambar warna dan maknanya dalam peraturan keselamatan kerja.
Untuk simbol-simbol berupa larangan dalam keselamatan kerja juga harus dipahami oleh
teknisi yang bekerja di lapangan, diantaranya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.3 Simbol-simbol larangan untuk dilakukan.
Untuk kondisi dan situasi waspada juga perlu diketahui oleh teknisi yang bekerja dilapangan,
hal ini tentunya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang menimpa dirinya
dapat dihindari.
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon
Agus Maulana –Refrigeran Hidrokarbon- K3 Bekerja Pada Mesin AC
10
Gambar 1.4 Gambar yang memeperlihatkan kondsi waspada.
Sedangkan untuk symbol P3K bilamana terjadi kecelakaan kerja menimpa seseorang teknisi,
tindakan P3K harus secepatnya dilakukan dengan cermat sebagai salah satu usaha dalam
penyelamatan penangan pertama kecelakaan. Gambar di bawah ini memberikan panduan
dalam hal tindakan P3K.
Gambar 1.5 Simbol untuk penanganan pertama P3K.
Tanda-tanda dan rambu-rambu tersebut berlaku untuk situsai dan kondisi pekerjaan bukan
hanya untuk teknisi mesin AC split akan tetapi juga berlaku untuk kondisi dan situasi
pekerjaan lainnya yang memerlukan K3.
K-3 Bekerja pada Unit AC Agus Maulana Refrigeran Hidrokarbon