sebuah baki dan anda bisa mendapatkan salah satu kebutuhan itu atau
lebih hari ini, sebelum anda meninggalkan sesi ini mana yang akan
anda pilih cinta, kekuasaan, kesenangan atau kebebasan?” (1989:
174). Jawaban konseli dapat menunjukkan ke mana arah terapi
sebaiknya difokuskan. Konseli berada dalam posisi yang lebih baik
untuk menghasilkan dan mengevaluasi gambar-gambar dalam dunia
kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan apa yang ingin
dipenuhinya.
W mengacu pada persepsi maupun keinginan. Terapis
mendiskusikan bersama konseli sumber yang dipersepsinya atas
berbagai peristiwa dalam hidupnya. Terapis realita menganggap
bahwa ada korelasi tinggi antara sumber eksternal dan perilaku tidak
efektif. Bilamana konseli memfokuskan pada ingin mengubah orang
lain, fokusnya diubah pada bagaimana ia dapat mengubah dirinya,
karena sistem perilakunya tidak dapat mengontrol orang lain. Terapis
realita membantu konseli untuk memfokuskan pada apa yang
mungkin untuk dicapainya dan pada memikul tanggung jawab
pribadi untuk mencapai tujuannya.
b. “D” (Doing)
“D” yaitu direction and doing, apa yang konseli kerjakan atau
lakukan untuk meraih yang diinginkannya. Pada tahap ini, terapis
dapat mengajukan pertanyaan “kemana pilihan-pilihan anda saat ini
akan membawa anda?”, atau pertanyaan-pertanyaan lainnya seperti
“apa yang anda lakukan besok?” dan “apa yang anda telah lakukan
pada minggu yang lalu?”.
Pertanyaan-pertanyaan global seperti itu meningkatkan kesadaran
konseli tentang betapa membantu atau merugikannya pilihannya saat
ini jika “dilihat dari jauh”. Hal ini dapat berefek membuat konseli
merasa santai sehingga mereka lebih siap untuk mengevaluasi dan
mengubah pikiran dan perilakunya (Glasser & Wubbolding, 1995).
c. “E” (Evaluation)
“E” yaitu evaluasi diri (self evaluation). Tahap ini merupakan
konsep utama dalam konseling realita. Evaluasi diri dapat membantu
konseli dalam menganalisis dirinya dalam menjawab “apakah
kegiatan yang dilakukan dapat memenuhi keinginannya ataukah
tidak?”.
Evauasi diri melibatkan konseli untuk menguji arah tingkah laku,
kegiatan-kegiatan khusus, pikiran, perasaan, keinginan, persepsi
sebagai keseluruhan perilaku dalam ruang lingkup tanggung jawab
konseli. “Apakah tingkah laku anda menyebabkan lebih dekat
dengan orang lain atau menjauhkan dari orang-orang?’.
Melalui pertanyaan, terapis membantu konseli mengevaluasi apa
yang telah dilakukannya dan mengarahkan untuk meningkatkan atau
mengubahnya. Tugas utama terapis adalah memfasilitasi konseli
untuk mengevaluasi keefektifan kegiatan atau tingkah laku yang
dipilihnya. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu klien
mengevaluasi apa yang dilakukannya adalah sebagai berikut :
1) Apakah yang anda lakukan membantu atau melemahkan anda?
2) Apakah yang anda lakukan sekarang mendukung apa yang anda
inginkan?
3) Apakah ada keselarasan antara apa yang anda lakukan dengan
keyakinan anda?
4) Apakah tindakan anda bertentangan dengan norma?
5) Apakah keinginan anda realistik dan dapat dicapai?
6) Bagaimana komitmen anda terhadap proses konseling dan
perubahan kehidupan anda?
7) Setelah mengevaluasi apa yang anda inginkan, apakah hal itu
menjadikan minat anda lebih baik dan mendorong anda untuk
berhubungan secara lebih baik dengan orang lain?
d. “P” (Planning)
“P” yaitu perencanaan (planning). Tahap terakhir ini membantu
konseli merencanakan perubahan-perubahan berarti untuk memenuhi
kebutuhannya yang lebih efektif. Perencanaan yang efektif memiliki
ciri-ciri sederhana, dapat dicapai, terukur dan dapat dilakukan
dengan segera. Konseli akan dapat mengontrol kehidupannya secara
efektif dengan perencanaan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1) Konseli memiliki motivasi dan kemampuan untuk
merealisasikannya.
2) Perencanaan itu sederhana dan mudah untuk dipahami.
3) Perencanaan itu ideal tetapi operasional.
Pada tahap ini konseli dibantu untuk membuat perencanaan
dengan sistem SAMI2C3 (Fall a. Kevin, et al., 2004) yaitu sebagai
berikut :
1) Simple; perencanaan itu mudah dipahami.
2) Attainable; klien mampu merealisasikan perencanaan dalam
perilaku nyata.
3) Measurable; perencanaan itu terukur, baik hasil maupun waktu
pencapaian, seperti klien mengatakan “saya akan membaca buku
dua jam setiap hari”.
4) Immediate; perencanaan itu sesegera mungkin dapat
direalisasikan.
5) Involve counselor; keterlibatan konselor dapat memberikan
dukungan dan umpan balik yang objektif pada klien.
6) Controlled by the client; klien bertanggung jawab terhadap
pilihan yang diambilnya.
7) Commitment; klien memiliki komitmen untuk melaksanakan
kegiatan yang direncanakannya, seperti dengan mengatakan
“saya akan melakukannya.
8) Consistent; klien memantapkan perilaku yang sudah berubah
dengan baik menjadi kebiasaan dalam hidupnya.
D. Peran Dan Fungsi Konselor
Pada pendekatan konseling realita, konselor berperan sebagai guru dan
konseli sebagai siswa. Konselor mengajar konseli agar dapat mengevaluasi
diri. Peranan konselor bukan mengevaluasi konseli, tetapi menata konseli
untuk menguji dan mengevaluasi tingkah lakunya sendiri, serta membuat
perencanaan untuk berubah.
Menurut Wubbolding dan Brickell dalam Yusuf (2016) ada beberapa
karakteristik konselor yang efektif yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan dirumuskan dalam akronim ABCDEFG
AB (always be, selalu berpihak kepada klien, C (courteous, bersikap santun
terhadap klien), D (determined, bahwa klien dapat berubah, dan perubahan itu
terjadi melalui pilihan ), E (entusiastic, menunjukkan sikap semangat), F (firm,
menyusun rencana dan komitmen), G (genuine, bersikap jujur, dan terbuka
pada klien).
2. Fokus terhadap waktu sekarang
Proses perubahan itu terjadi melalui pembuatan pilihan disini dan sekarang
(here-and-now).
3. Menggunakan rumor
Fun merupakan salah satu kebutuhan dasar, dan tertawa tidak hanya sebagai
suatu cara ekspresi untuk memenuhi kebutuhan, tetapi juga mengarahkan
kepada keintiman (keakraban) psikologi antara konselor dan klien.
4. Menggunakan konfrontasi empatik
Tugas utama konselor adalah mempengaruhi klien untuk membuat pilihan
yang efektif.
E. Lembar Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 5) evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan.
Evaluasi yang dilakukan dalam pendekatan konseling realita ini adalah :
1. Evaluasi Proses
Evaluasi proses adalah evaluasi yg mencakup usaha-usaha yg terarah,
terencana, sistematik untuk meneliti proses konseling, baik terhadap fase
perencanaan maupun terhadap fase pelaksanaan.
Evaluasi proses dalam pendekatan konseling realita ini menggunakan
lembar evaluasi proses untuk konseli.
2. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
konseling yang dicapai sebagai dasar untuk melihat keefektifan layanan
konseling.
LEMBAR EVALUASI HASIL KONSELINGUNTUK KONSELI
PENILAIAN SEGERA
KONSELING INDIVIDU
Nama Pengisi : …………………………………..
Kelas/ No. Urut : …………………………………..
Tanggal Pengisian : …………………………………..
Kegiatan Siswa
Pemahaman (Understanding)
1. Permasalahan apa yang telah dibahas dalam konseling individu?
..................................................................................................................
a. Dari masalah yang anda hadapi, bagaimana gambaran mengenai keinginan,
kebutuhan, persepsi dan komitmen anda untuk memenuhi kebetuhan anda?
..................................................................................................................
Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang anda peroleh dari layanan
tersebut?
..................................................................................................................
2. Solusi apakah yang sudah didapatkan untuk penyelesaian masalah tersebut?
..................................................................................................................
Nyaman (Comfort)
3. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti kegiatan konseling individu?
..................................................................................................................
Tindakan (Action)
4. Bagaimana rencana dan tindakan anda setelah mengikuti layanan konseling
individual?
......................................................................................................
Berau, ......................
(.....................................)
LEMBAR OBSERVASI
KONSELING REALITAS
Nama Konselor : ………………………………………
Nama Konseli : ………………………………………
Tempat Praktik : ………………………………………
PETUNJUK
Berikan penilaian terhadap implementasi pendekatan konseling realita yang
anda amati dengan memberikan tanda ceklist (√) pada nomor 1, 2, 3, 4 atau 5
dengan ketentuan :
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi masih mengalami kekurangan/ kekeliruan
3 = dilaksanakan cukup baik
4 = dilaksanakan dengan baik
5 = dilaksanakan dengan sangat baik dan tanpa ada kekurangan
No. Tahapan Konseling Realitas Skor
1 23 4 5
Pembinaan Hubungan Baik
1 Konselor menerima kehadiran konseli
dengan hangat dan terbuka
2 Membicarakan topik netral sebelum
masuk kedalam topik permasalahan
konseli
3 Konselor melakukan structuring dengan
konseli (tujuan, asas, peran, waktu dan
masalah) dengan konseli
4 Konselor meminta konseli mengisi lembar
persetujuan mengikuti konseling
(Informed consent)
Mengeksplorasi Keinginan, Kebutuhan, dan Persepsi
(Wants and needs)
5 Konselor menanyakan persepsi/ cara
pandang konseli berkenaan dengan
keinginan dan kebutuhanya
6 Konselor mengajak konseli untuk melihat
kesesuaian antara apa yang benar-benar
diinginkan dan apa yang dibutuhkan
7 Konselor menanyakan kepada konseli
tentang komitmen dalam pemenuhan
keinginan dan kebutuhanya
8 Konselor mendorong konseli untuk
bertanggung jawab dan menerima
konsekuensi terhadap pilihan tindakan
yang diambilnya
9 Konselor mendorong konseli untuk
menjelaskan pengaruh pikiran terhadap
kondisi fisiologis, perasaan dan perilaku
10 Mendorong konseli untuk mencapai hidup
yang berkualitas (Quality world)
Mengeksplorasi Arah dan Tindakan (Direction and Doing)
11 Konselor menanyakan kepada konseli apa
yang sudah dilakukan untuk memenuhi
keinginannya
12 Konselor mendorong konseli untuk
mampu memilih/ mengambil tindakan
yang realistis sesuai dengan keinginan dan
kebutuhanya
Evaluasi Diri (Self Evaluation)
13 Konselor mengajak konseli untuk
mengevaluasi persepsinya tentang
keinginan dan kebutuhanya
14 Konselor membantu konseli untuk
mengevaluasi arah tindakan yang ia pilih
untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhannya
15 Konselor mendorong konseli untuk
mengevaluasi kualitas perilakunya sendiri
sesuai dengan 3R (responsibility, reality
and right)
16 Konselor meyakinkan konseli atas
pilihannya (thinking, feeling, action and
physiology)
Perencanaan dan Komitmen (Planning)
17 Konselor mendorong konseli untuk
menyusun dan mengembangkan rencana
tindakan yang realistik dan bertanggung
jawab sesuai dengan prinsip SAMI2C3
(simple, attainable, measurable,
immediate, involved, control by planner,
commitment, consistent)
18 Konselor menentang apabila konseli
menunjukkan adanya kesenjangan dalam
pernyataan konseli (konfrontasi)
19 Konselor mendorong konseli agar dapat
mengkomunikasikan pikiran, perasaan
dan keinginan secara jujur kepada orang
lain tanpa merugikan orang lain (asertif)
20 Konselor mendorong konseli untuk dapat
merubah sudut pandang masalah
(reframing)
21 Konselor mendorong konseli untuk
menerapkan rencana yang telah disusun
bersama sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan
Evaluasi (Penilaian)
22 Konselor menanyakan pemahaman
tentang apa yang akan konseli lakukan
(understanding)
23 Konselor menanyakan perasaan konseli
setelah mengikuti kegiatan konseling
(comfort)
24 Konselor menanyakan rencana tindakan
langsung konseli setelah mengikuti
kegiatan dan kapan rencana tindakan
langsung tersebuat akan dilakukan konseli
(action)
Terminasi (pengakhiran)
25 Konselor bersama dengan konseli
membuat kesimpulan dari konseling yang
sudah dilakukan
26 Konselor dan konseli bersama-sama
merencanakan tindak lanjut
27 Konselor melakukan termination/
mengakhiri proses konseling
Total
NILAI= SKOR TOTAL x 100 = ………
135
CATATAN :……………………………………………………………....
Berau,…….........................
Observer
(.......................................)
LEMBAR KESEPAKATAN KONSELI
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : .....................................................................
Jenis kelamin : ........................................................................
Alamat : ........................................................................
Tanggal : ........................................................................
Saya yang tersebut di atas menyatakan setuju dan bersedia untuk
terlibat dan berpartisipasi aktif dalam proses konseling yang diselenggarakan
oleh konselor selaku penyelenggara layanan konseling individu.
Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima
bahwa :
1. Saya bersedia terlibat penuh dan aktif selama proses konseling
berlangsung.
2. Saya diminta untuk memberikan informasi yang sejujur-jujurnya berkaitan
dengan masalah yang saya hadapi.
3. Identitas dan informasi yang saya berikan akan dirahasiakan dan tidak
akan disampaikan secara terbuka kepada umum.
4. Saya menyetujui adanya perekaman proses konseling berupa tulisan
rekaman percakapan selama proses konseling berlangsung dengan jaminan
informasi pribadi saya dirahasiakan.
5. Rahasia konseli dapat diberitahukan kepada pihak lain dengan catatan
permasalahan tersebut dapat membahayakan diri konseli dan orang lain,
melanggar hukum, dan melanggar norma agama.
6. Guna menunjang kelancaran proses yang akan dilaksanakan, maka segala
hal yang terkait dengan waktu dan tempat akan disepakati bersama.
7. Penyelenggara konseling dilakukan oleh konselor professional.
8. Pelaksanaan konseling bertujuan untuk pengentasan masalah konseli.
9. Pelaksanaan konseling dilakukan selama ( ) pertemuan, dengan
durasi waktu/pertemuan 1x45 Menit.
10. Konseli mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari segi afektif,
kognitif, dan psikomotor.
11. Kegiatan konseling akan dievaluasi bersama apabila konseli merasa tidak
mendapatkan apa-apa dari proses konseling sebelumnya.
12. Kegiatan konseling dapat direferal atau dialih tangankan kepada pihak
yang lebih ahli sesuai dengan persetujuan konseli.
Dalam menandatangani lembar ini, saya menyatakan tidak ada paksaan
dari pihak manapun sehingga saya bersedia untuk mengikuti proses konseling
ini dari awal hingga selesai serta menerima segala hal terkait dengan
pelaksanaan kegiatan ini.
LEMBAR REKAMAN
KONSELING INDIVIDU
Nama konseli : ..............................................................
Konselor : ..............................................................
Tanggal : ..............................................................
Waktu/ Pertemuan Ke- : ..............................................................
Deskripsi konseli :
..............................................................................................................................
Keluhan subjektif :
..............................................................................................................................
Penemuan objektif :
Evaluasi perkembangan :
..............................................................................................................................
Rencana untuk sesi berikut :
..............................................................................................................................
Rencana konselor :
..............................................................................................................................
Berau, ......................
Konselor,
(.....................................)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDU
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20../20..
1. Nama Konseli : X11126
2. Kelas/Semester : X1/Genap
3. Hari, Tanggal : Selasa, 11 April 20..
4. Pertemuan ke- 1
5. Waktu : 10.00-10.45 (45 menit)
6. Tempat : Ruang Konseling Individu
7. Gejala yang nampak/keluhan :
Berdasarkan hasil sosiometri pada indeks pemilihan teman yang tidak disukai
dalam kelompok bermain, maka ditemukan gejala yang nampak bahwa tidak
ada teman sekelas yang memilih konseli. Setelah melakukan wawancara,
ditemukan bahwa konseli merasa minder dengan teman-teman sekelasnya
karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, sedangkan teman-
temannya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ia selalu diejek oleh
teman-temannya karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga
konseli sering terlihat murung di dalam kelas.
8. Diagnosa :
Permasalahan yang dialami oleh konseli merupakan permasalahan
pribadi yaitu konseli merasa minder dengan teman sekelasnya yang
kaya.
Konseli memiliki permasalahan dari faktor internal yaitu dalam dirinya
dia merasa lebih rendah dari teman-temannya yaitu dia merasa tidak
mampu bersaing karena berasal dari keluarga yang miskin dengan
teman sekelasnya dan dari faktor eksternal bahwa teman-temannya.
Permasalahan yang dialami konseli apabila tidak segera ditangani
maka, dapat berpotensi menimbulkan masalah yang lebih besar lagi
Berau, ......................
Konselor,
(.....................................)
Keterangan :
Dokumen ini bersifat rahasia
LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDU
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20../20..
1. Nama Konseli : X11126
2. Kelas/Semester : X1/Genap
3. Hari, Tanggal : Selasa, 11 April 20..
4. Pertemuan ke- 1
5. Waktu : 10.00-10.45 (45 menit)
6. Tempat : Ruang Konseling Individu
7. Pendekatan teknik konseling
yang digunakan : Teknik Konfrontasi
8. Hasil yang dicapai :
a. Konseli mampu mengenali dan mengidentifikasi kegagalan/
permasalahanya saat ini.
b. Konseli dapat menyusun rencana positif untuk mengatasi masalahnya.
c. Konseli mampu menerima kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
sehingga konseli mampu menyapa teman-temannya dengan baik dan
konseli dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
Mengetahui, Berau, ......................
Kepala Sekolah Konselor
(.....................................) (.....................................)
Keterangan :
Dokumen ini bersifat rahasia
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Basher, Kitty. 2009. Solution-Focused Brief Therapy: Overview and Implications
for School Counselors. The Alabama Counseling Association Journal.
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoteraapi. Terjemahan
oleh E. Koeswara. Jakarta. ERESCO.
Corey, Gerald. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (Ninth
Edition). USA: Brooks/Cole.
Corey, G. 2014. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama.
Fall, Kevin, A, Holden, Jan, Miner and Marquis, Andre. 2004. Theoritical Models
of Counseling and Psychoterapy. New York: Brunner Routledge.
Glasser, William. 1999. Reality Therapy (A New Approach to Psychiatri). New
York: Harper and Row Publisher.
Glasser, William. 2001. Counseling with Choice Theory The New Reality Therapy.
New York: Harper Collins Publisher Inc.
GTK, Ditjen. 2016. Pedoman Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
GTK, Ditjen. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Kemendikbud.
Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM
Nelson, Richard. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi Edisi Keempat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pratiwi, Manis. 2014. Penerapan Solution Focused Brief Therapy (Sfbt) Untuk
Meningkatkan Harga Diri Siswa Kelas XI Bahasa SMA Al-Islam Krian. Jurnal
Universitas Negeri Surabaya.
Priscilla Nangoi.”Berkenalan dengan Solution-Focused Brief Therapy”. 11 April
2017.http://psychology.binus.ac.id/2015/04/29/berkenalan-dengan-solution-
focused-brief-therapy/.
Selligman, Linda. 2006. Theories of Counseling and Psychotherapy (9th edition).
New Jersey: Merril Prentice Hall.
Sharf, Richard, S. 2012. Theories of Psychotherapy and Counseling: Concepts and
Cases (5th Edition). California: Brooks/Cole.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, Muhammad. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Konsep).
Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang.
Surya, Mohammad. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individu: Teori Dan Praktek. Bandung:
Alfabetha.
Yusuf, Syamsu & Juntika, Nurihsan.2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung Rosda Karya.
Yusuf, Syamsu. 2016. Konseling Individual Konsep Dasar dan Pendekatan.
Bandung: Refika Aditama.
BIODATA PENULIS
Rifai Ade Luxman, S.Pd.
Rifai Ade Luxman, lahir di Tegal, Jawa Tengah 26 Mei 1989.
Menempuh pendidikan bimbingan dan konseling tahun 2010-2014 di Universitas Pancasakti
Tegal, Jawa Tengah.
Bekerja sebagai Guru Bimbingan dan Konseling di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
“Semoga Buku Teknik-teknik Konseling” bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian, terima
kasih.
SINOPSIS
Buku Teknik-teknik Konseling ini sangat bagus dan menunjang
kinerja Konselor sekolah dalam proses pelayanan konseling individu, sehingga
dapat membantu mengentaskan masalah konseli.
Selain itu, buku ini merangkum berbagai macam pendekatan konseling
termasuk pendekatan konseling terbaru yaitu Solution Focused Brief
Counseling (SFBC) atau pendekatan konseling singkat. Terima kasih.
Buku Teknik-teknik Konseling
ini sangat bagus dan
menunjang kinerja Konselor
sekolah dalam proses
pelayanan konseling individu,
sehingga dapat membantu
mengentaskan masalah
konseli.
Rifai Ade Luxman, S.Pd.