Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
bagi Jamaah Haji Kecamatan Kramat Jati
daftar isi Penyakit tidak menular
Vaksinasi bagi Jamaah
Haji
Peningkatan kesehatan
reproduksi dan
pengaturan haid
Himbauan Kesehatan bagi
Jamaah Haji
Penyakit yang perlu
diwaspadai
Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular yang umumnya
diderita oleh jamaah haji di antaranya:
1. Hipertensi
2. Kencing Manis
HIPERTENSI
HIPERTENSI
Kondisi angka tekanan darah
dari pengukuran selama dua
kali berturut-turut
memperlihatkan hasil yang
lebih besar dari 140/90 mmHg
Gejala Hipertensi
Sakit kepala Mimisan
Masalah penglihatan Nyeri dada
Sesak napas Telinga berdengung
Gangguan irama jantung
Untuk hipertensi yang berat gejalanya bisa berupa:
Kelelahan Gemetar otot yang
Mual dan/atau muntah tidak terkendali
Kebingungan
Nyeri pada dada Adanya darah
dalam urine
Faktor resiko :
Sering mengonsumsi makanan
tinggi garam.
Alami kelebihan berat badan atau
obesitas.
Adanya riwayat keluarga dengan
kondisi medis yang sama.
Kurang mengonsumsi buah dan
sayuran.
Tidak aktif secara fisik atau jarang
berolahraga.
Faktor resiko :
Mengonsumsi terlalu banyak
makanan atau minuman yang
mengandung kafein.
Memiliki kebiasaan merokok.
Stress
Alami kondisi kronis tertentu,
seperti penyakit ginjal, diabetes,
atau sleep apnea.
Pencegahan Hipertensi
Batasi asupan garam
(menjadi kurang dari 5g
setiap hari)
Berhenti merokok
Kurangi konsumsi
kafein yang berlebihan
Menjaga berat badan
Pencegahan Hipertensi
Berolahraga
secara teratur
Mengonsumsi makanan
sehat, seperti buah dan
sayuran
Membatasi asupan
makanan tinggi lemak
jenuh
Menghilangkan atau
mengurangi lemak trans
dalam diet
DIABETES (KENCING MANIS)
Penyakit kronis yang ditandai dengan
tingginya kadar gula (glukosa) di
dalam darah.
Tipe 1
Gangguan autoimun yang menyebabkan
kerusakan sel-sel yang memproduksi
hormon insulin di dalam pankreas
Kurangnya produksi insulin dapat
meningkatkan kadar glukosa darah.
Lebih sering terdeteksi pada usia yang lebih
muda, terutama pada masa kanak-kanak
atau remaja
DIABETES (KENCING MANIS)
Tipe 2
Terjadi karena kemampuan produksi insulin
yang melemah atau berkurangnya
kemampuan tubuh dalam merespons
insulin
Lebih sering terjadi pada orang dewasa,
terutama yang berumur di atas 30 tahun.
Umumnya terjadi karena masalah gaya
hidup
Tanda dan Gejala Diabetes
Sering Sering Sering buang
air kecil
merasa haus merasa lapar
Lemah, lesu, Sering Berat badan
dan tidak mengalami turun tiba-
bertenaga
infeksi tiba
Luka Pandangan Gatal pada
diabetes sulit kabur kulit
sembuh
Mengetahui gejala diabetes melitus
lebih awal akan memudahkan
untuk mengendalikan penyakit gula
ini dan mencegah terjadinya
komplikasi diabetes yang
berbahaya.
Faktor Resiko Diabetes
Riwayat penyakit keluarga
Kebiasaan konsumsi makanan
tinggi gula
Obesitas alias kegemukan
Malas gerak
Terkena infeksi virus tertentu
Adanya kerusakan sel sistem
kekebalan tubuh
Kekurangan vitamin D
Berusia di atas 45 tahun
POLA HIDUP SEHAT UNTUK
PASIEN DIABETES MELITUS
Mengganti gula Anda
dengan pemanis
rendah kalori
Mengonsumsi
karbohidrat kompleks,
seperti nasi merah,
kentang panggang,
oatmeal, biji-bijian utuh
Melakukan olahraga ringan
yang cocok untuk pasien
diabetes, seperti berjalan,
berenang, bersepeda di
dekat rumah
POLA HIDUP SEHAT UNTUK
PASIEN DIABETES MELITUS
Berolahraga minimal tiga kali
seminggu selama sekitar 30-45
menit
Melalukan beberapa aktivitas
lain agar tetap aktif bergerak
Tes gula darah sebelum,
selama, dan sesudah olahraga
Rajin cek dan mencatat
kadar gula darah setiap hari
Pencegahan Diabetes
Aktif berolahraga
Miliki berat badan ideal
Banyak makan buah
dan sayur
Kurangi konsumsi gula
Vaksinasi
Jamaah Haji
VAKSINASI BAGI JAMAAH HAJI
Meningitis Pneumonia
Influenza Covid 19
Vaksinasi Meningitis
Meningitis adalah infeksi yang
menyebabkan peradangan pada
selaput pelindung otak dan sumsum
tulang belakang.
Arab Saudi adalah salah satu negara
dengan tingkat resiko penularan
meningitis yang cukup tinggi.
Dengan mendapatkan vaksin
meningitis, jemaah haji bisa
terlindungi dari penyakit infeksi ini
selama 3 tahun.
Vaksinasi Influenza
Vaksin influenza dianjurkan untuk
jemaah haji dan umrah yang masih
anak-anak, berusia lanjut, dan
wanita hamil
Vaksin ini juga perlu diberikan
kepada jemaah haji dan umrah yang
memiliki kondisi atau penyakit
tertentu, seperti:
Asma
Gagal jantung kronis
Penyakit paru-paru kronis
HIV/AIDS
Gangguan metabolik
Kelebihan berat badan
atau obesitas
Vaksinasi Pneumonia
Vaksin pneumonia diberikan untuk
mencegah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri S.
pneumoniae atau pneumokokus,
termasuk pneumonia dan
meningitis.
Vaksin ini sangat disarankan bagi
calon jemaah haji dan umrah
dengan kondisi tertentu, seperti
lansia berusia 65 tahun ke atas,
anak-anak, dan orang yang memiliki
penyakit kronis, seperti diabetes,
asma, gangguan ginjal, atau
penyakit jantung.
Vaksinasi Covid 19
Kegiatan ibadah haji di masa
pandemi Covid-19 seperti saat ini,
tentu mengharuskan seluruh
pihak untuk melakukan tindakan
preventif, agar penyebaran Covid-
19 baik di negara asal maupun
negara tujuan dapat dicegah atau
lebih diminimalisir.
Untuk itu seluruh jamaah haji dan
umrah diwajibkan telah mendapat
dosis lengkap vaksinasi covid 19
dari negara asal.
Peningkatan
kesehatan reproduksi
dan pengaturan haid
Pengaturan Haid
selama berhaji
Muslimah yang sedang haid saat
berhaji dilarang melakukan thawaf,
shalat wajib dan sunah, berdiam di
masjid serta membaca Al Quran
dan hanya boleh melakukan sa`i,
wuquf di Arafah, mabit, melontar
jumroh, memotong rambut dan
berdoa.
Calon jemaah haji perempuan bisa
mengelola siklus haidnya supaya
tidak mengganggu ibadah haji
Pengaturan Haid
selama berhaji
Calon jemaah perempuan harus
terlebih dulu memeriksakan diri dan
berkonsultasi dengan dokter paling
lambat satu bulan sebelum tanggal
keberangkatan.
Pemeriksaan dan konsultasi
diperlukan untuk mendeteksi
adanya kelainan organ reproduksi
atau kondisi lain yang dapat
menimbulkan komplikasi bila
diperlukan obat pengatur haid
Pengaturan Haid
selama berhaji
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebelum
menggunakan obat pengatur haid
yakni riwayat kesakitan dan
gangguan kesehatan.
Pengaturan haid bisa dilakukan
dengan menunda masa haid,
memajukan masa haid atau
memperbaiki siklus haid yang tidak
teratur.
Pengaturan Haid
selama berhaji
Dokter dapat merencanakan
pemberian obat pengatur haid
yang paling sesuai dengan kondisi
kesehatan jamaah.
Obat yang digunakan untuk
mengatur haid berisi hormon
progesteron atau gabungan
hormon progesteron dan estrogen.
Obat yang mengandung
progesteron, berupa pil satuan
dalam kemasan biasa yang harus
dimakan setiap hari.
Himbauan Kesehatan
bagi Jamaah Haji
di Tanah Suci
Makan makanan bergizi, perbanyak
buah-buahan
Hindari aktifitas fisik yang
berlebihan
Lakukan peregangan, terutama
setelah melakukan perjalanan jauh
Periksa kesehatan secara teratur
dan rutin minum obat sesuai
dengan jenis penyakit yang diderita
Pakai payung saat beraktifitas di
luar ruangan
Rutin menyemprot air ke area muka
dan kulit yang tidak ditutupi
pakaian dengan water spray
Minum air putih/ air zam-zam
sesering mungkin
Gunakan masker dengan benar dan
ganti masker secara berkala
Wajib memakai alas kaki saat
beraktifitas di luar ruangan agar
kaki tidak melepuh karena panas
Hindari kontak langsung dengan
unta, seperti foto dekat unta atau
minum susu unta langsung dari
peternakan
Bagi wanita usia subur,
konsultasikan periode haid dengan
dokter untuk mengatur siklus haid
selama ibadah haji
Jangan menahan atau menunda
buang air kecil
Tidak merokok
Tahallul (bercukur) secara sehat dan
aman
Sering memanjatkan doa-doa
kesehatan dan keselamatan
Penyakit lain yang
perlu diwaspadai
selama ibadah Haji
Diare
Buang air besar (BAB) yang lebih
sering dari biasanya.
Umumnya disebabkan oleh
makanan yang tercemar dan tidak
menjaga kebersihan diri, terutama
kebersihan tangan
Gejala :
Sakit perut dan mules
BAB sering dan encer, lebih dari 3x
sehari
Lemas dan mual
Pusing
Pencegahan Diare
Cuci tangan pakai sabun
sebelum dan sesudah makan
Cuci tangan pakai sabun
sesudah buang air besar dan
buang air kecil
Hindari makanan pedas, asam,
tidak bersih, dan kadaluarsa
Pencegahan Diare
Segera konsumsi makanan yang
disediakan panitia haji, tidak boleh
lebih dari 4 jam
Buang sampah di tempat sampah,
jaga kebersihan kamar dan
lingkungan asrama
Konsultasi dengan Tenaga
Kesehatan di kloter
J
A
M
ISPA
Penyakit batuk yang ditandai
dengan napas cepat dan sesak nafas
Gejala:
Batuk terus menerus
Nyeri tenggorokan
Demam
Pencegahan:
Menggunakan masker yang dibasahi
Minum air yang cukup
Hindari kontak dengan penderita batuk
Kunjungi dokter bila batuk
Kelelahan
Kondisi yang ditandai oleh adanya
keletihan, kejenuhan, ketegangan
otot, perubahan dalam kebiasaan
makan dan tidur
Gejala:
Badan letih dan lemas
Otot kaki pegal
Kelelahan
Pencegahan:
Istirahat cukup (tidur 6-8 jam/hari)
Kurangi kegiatan yang tidak perlu dan
menguras tenaga
Konsumsi makanan bergizi,
perbanyak buah dan sayur
Perbanyak minum air putih, 1/2-1
gelas air setiap jam
Konsumsi suplemen atau vitamin
Persiapkan fisik untuk kegiatan ibadah
haji di Arafah, Muzdalifah, dan MIna
(Wukuf dan Jumrah)
Heatstroke (sengatan panas)
Heat Stroke merupakan kondisi paling berat
pada tubuh akibat cuaca panas karena tubuh
tidak dapat mengontrol suhu badan.
Suhu badan meningkat dengan cepat hingga
41 C dalam 10 sampai 15 menit dan tubuh
sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Heat Stroke dapat memperberat kondisi orang
yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.
Heatstroke (sengatan panas)
Gejala Sengatan Panas:
Suhu tubuh di atas 39,5
Pusing
Sakit kepala.
Kulit memerah dan mengering.
Tidak berkeringat walau suhu tubuh sedang
tinggi.
Mual dan muntah.
Kelemahan otot dan kram.
Jantung berdebar kencang.
Perubahan perilaku, seperti kebingungan,
linglung, gelisah, dan cepat marah.
Kejang.
Pingsan.
Heatstroke (sengatan panas)
Pencegahan Sengatan Panas
di dalam pondokan:
Istirahat cukup
Berdiam di tempat sejuk dengan AC dan
kipas
Minum 1 gelas air putih tiap jam, jangan
menunggu haus
Hindari minuman yang terlalu manis dan
terlalu dingin
Makan makanan bergizi secara teratur
Gunakan pakaian longgar dan berbahan
katun
Rutin cek kesehatan bagi jama'ah yang
mempunyai riwayat penyakit
Heatstroke (sengatan panas)
Pencegahan Sengatan Panas di luar pondokan:
Hindari terkena sinar matahari langsung
Selalu gunakan payung atau topi serta
pakai krim pelindung kulit
Rutin menyemprotkan air ke kulit yang
terkena sinar matahari langsung dengan
botol semprot /spray
Atur waktu beraktifitas di luar pondokan,
pilih pagi atau sore hari
Jangan berdiam di dalam kendaraan yang
mati mesin
Rutin pantau cuaca lewat aplikasi ponsel
Saling mengawasi antar jamaah haji
Segera melapor ke petugas jika ada gejala
sengatan panas
Heatstroke (sengatan panas)
Tindakan awal penanganan sengatan panas
pada jamaah haji:
Pindahkan jamaah ke tempat dingin atau
ruangan ber AC
Siram badan jamaah menggunakan air
dingin
Kompres menggunakan kain basah dan
dingin serta gunakan kipas angin
Pantau suhu badan jamaah dan lanjutkan
tindakan awal sampai suhu badan di bawah
38
Segera hubungi tim kesehatan untuk
pertolongan lebih lanjut
Lakukan perilaku hidup
bersih dan sehat selama
menjalani ibadah Haji.
Jamaah sehat, ibadah
nyaman!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Humas Puskesmas Kec. Kramat Jati:
0895-3217-48470
Kontributor:
Pembina : dr. Inda Mutiara, MM
Penasehat : Ns. Antik Rachmawati P, S.Kep
Penanggung Jawab : dr. Zahniar
Editor : Yunita Wulandari, S.K.M.
Shella Kartika Andira, S.KM
Materi : Kementerian Kesehatan RI