The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by PENDIDIKAN ISLAM SKPTLDMKK, 2021-01-10 05:47:23

Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Pernikahan Nabi Sulaiman dengan
Ratu Bulqis

Berawal dari sang Ayah,

Nabi Daud yang konon sudah

memiliki 99 isteri.

Satu waktu, beliau jatuh cinta lagi

pada isteri seorang prajurit.

Beberapa saat kemudian, di saat ia

memasuki istananya,

Entah darimana datangnya, 2 orang

sedang berseteru.

Nabi Daud bertanya,

“Wahai, ada apakah ini ?

Mengapakah engkau bertengkar

dengan saudaramu ?”

“Saudara saya ini punya 99 kambing

Ya nabi, sedangkan aku cuma
memiliki 1

kambing saja.

Tapi milikku

yang satu ini

mau diminta

pula”

Nabi Daud menjawab,

“Apa yang engkau lakukan sungguh

hina. Bukankah engkau sudah

memiliki 99 kambing. Mengapa milik

saudaramu sendiri yang cuma 1 itu

engkau minta pula ?”

Salah seorang dari mereka

menjawab,

“lalu mengapakah engkau masih

mengharap isteri orang Nabi ?

Sementara engkau sudah memiliki

99 isteri ?”

Tahulah Nabi Daud bahwa mereka

adalah malaikat yang diutus Alloh.

Berhari-hari, Nabi Dawud tobat,

memohon ampun pada Alloh.

Satu ketika,

Karena musibah,

Suami dari wanita yang dicintai

Daud tersebut wafat.

Cinta Daud padanya belumlah

pupus.

Maka setelah tiba waktu yang

tepat,

Daud meminangnya.

Sang Wanita bersedia asal dengan

beberapa syarat.

Yang pertama,

Bahwa anak mereka haruslah laki-

laki.

Yang kedua,

Anak mereka memiliki kekuasaan di

dunia ini yang tidak ada bandingnya

baik untuk manusia jaman dulu

maupun manusia jaman mendatang.

Dan yang ketiga,

tidak ada yang mengalahkan

kekayaannya baik bagi manusia

jaman dulu maupun bagi manusia

jaman mendatang.

Setelah memohon berbulan-bulan,

barulah kemudian Alloh

mengabulkan do’a Nabi Daud atas

permintaan calon isterinya itu.

Begitulah,

Nabi Sulaiman kekuasaannya tidak

ada yang menandingi.

Meliputi manusia, hewan dan jin.

Kekayaannya juga tak ada yang

menandingi.

Legendanya,

Istana Sulaiman berlapis berlian

dan emas serta batu-batu

berharga lainnya.

Alkisah,

Di dalam dakwahnya,

Nabi Sulaiman mendengar bahwa di

satu negri yang bernama Saba’,

Hiduplah seorang putri yang cantik

jelita, terkenal atas kecerdikannya

dan ia adalah Ratu pemimpin negri

itu.

Konon ibunya adalah Putri Raja Jin

dan ayahnya adalah Raja di sebuah

negara manusia.

Nabi Sulaiman mengirim surat

kepada Ratu itu,

“Bismillahirrohmanirrohim”

“Ala ta’lu alaya wa’tuni muslimin”

“Aku Nabi utusan Alloh, janganlah

engkau menyembah matahari,

melainkan sembahlah Alloh yang

Maha Kaya dan Maha pencipta.
Kekuasaannya meliputi seluruh
makhluk”
Sang Ratu Bulqis tidak gegabah
dalam menanggapi surat dari Raja
Sulaiman. Ia juga sudah mendengar
kekuasaan Nabi Sulaiman meliputi
semuanya. Hewan dan jin pun
tunduk padanya. Kekayaan
kerajaannya mungkin tak ada
bandingnya.
Ia memanggil para menterinya,
mengajak mereka meeting.
“Para menteriku, ada Surat dari
Raja Sulaiman. Ia tidak memaksa
dan tidak mengancam kita. Ia

meminta kita menyembah pada

Tuhan Alloh. Tetapi kita tahu,

seandainya kita menolak, segala

kemungkinan juga bisa terjadi.

Kekuatan perang kerajaan kita tak

ada artinya dibanding kekuatan

perang kerajaan Sulaiman.

Kekuasaan kita tak ada artinya

dibandingkan dengan kekuasaan

Sulaiman.”

Para menteri saling mengeluarkan

pendapat mereka.

Dari sisi sosial mereka sampaikan,

Dari sisi budaya mereka sampaikan,

Dari sisi militer mereka sampaikan,

Dari sisi keyakinan mereka

sampaikan,

Dari sisi politik mereka sampaikan,

Dari sisi ekonomi mereka

sampaikan,

Akhirnya, Ratu Bulqis sendiri

menyampaikan pendapatnya,

Dari sisi kebenaran,

“Begini, akan kita lihat. Akan

kukirimkan harta yang berlimpah-

limpah kepada Raja Sulaiman. Kalau

dia memang seorang utusan Tuhan,

dia tidak akan mau menerimanya.

Kalau dia seorang raja biasa,

tentulah kiriman harta kita akan

dianggap upeti dan akan

diterimanya. Tidak itu saja, kita

akan uji. Pembawa kekayaan yang
berlimpah itu akan kita iringi
dengan beberapa wanita dan
pemuda yang cara pakaian mereka
cara berjalan mereka dan
semuanya kita didik, tetapi kita
ubah. Yang laki-laki berpakaian
wanita, yang wanita berpakaian
laki-laki. Kalau dia memang seorang
Nabi, tentulah tahu mana yang laki-
laki sebenarnya dan mana yang
bukan”.
Kalau memang Raja Sulaiman itu
seorang Nabi, maka sungguh celaka
kalau kita tidak mau mengikutinya.
Tapi kalau ia seorang raja biasa,

akan kita perangi”

Para menteri semua setuju,

sepakat.

Begitulah dikirimnya serombongan

orang laki-laki dan perempuan dan

disertai harta kekayaan yang

berlimpah-limpah dinaikkan ke

baghal (sejenis keledai).

Sampai dihadapan Sulaiman, surat

dari ratu Bulqis dibacanya :

“Yang mulia Raja Sulaiman, ini

adalah separo kekayaan Bulqis,

mohon diterima.

Dan yang kedua, kami ingin

bertanya, dari kumpulan orang-

orang yang membawa harta

kekayaan ini, manakah yang laki-
laki dan manakah yang perempuan
?”
Nabi Sulaiman menggerakkan
tangannya mengisyaratkan pada
prajuritnya agar mengembalikan
harta kekayaan kiriman dari
kerajaan Bulqis. Dan yang kedua,
dimintanya dua golongan laki dan
perempuan itu untuk mencuci muka
mereka.
Inilah yang terlewatkan oleh Ratu
Bulqis. Cara menyiram air ke muka
antara wanita dan laki-laki
berbeda. Nabi Sulaiman tersenyum
dan kemudian menulis surat lagi.

“Bismillahirrohmanirrohim”

“Aku adalah Nabi Alloh, Alloh Maha

Kaya dan telah mencukupiku dengan

harta kekayaan yang berlebih.

Biarlah harta kekayaan kiriman

sang Ratu untuk kesejahteraan

penduduk kerajaan sang Ratu. Dan

diantara dua golongan yang

membawa harta kekayaan ini, yang

laki-laki sesungguhnya adalah

orang-orang yang

memakai baju perempuan dan yang

perempuan sesungguhya adalah

yang memakai baju laki-laki”.

Kemudian dalam surat yang

terpisah, Nabi Sulaiman menulis

undangan untuk sang Ratu agar mau

berkunjung ke kerajaan Sulaiman.

Setelah rombongan dari kerajaan

Saba’ berangkat kembali, Raja

Sulaiman mengumpulkan seluruh

bala-nya, dari pihak hewan maupun

dari pihak jin dan manusia. Salah

seorang jin sempat memberikan

info bahwa ratu Bulqis memiliki

cacat yaitu betisnya seperti betis

onta.

Nabi Sulaiman tidak berkomentar,

kemudian berkata,

“Wahai para pegawai kerajaan, aku

berkeinginan mengundang Ratu

Bulqis ke sini. Siapakah yang

sanggup membawakan

singgasananya ke sini dalam waktu

yang cepat ?”

Jin ifrit yang memiliki kesaktian

level tertinggi di dunia perjin-an.

Rajanya jin berkata,

“Ya Nabi Alloh, hamba sanggup

mendatangkan singgasana sang

Ratu bahkan sebelum Engkau

beranjak dari singgasana ini”.

Seorang ahli kitab ? berkata,”Aku

sanggup membawa sekarang,

bahkan sebelum engkau berkedip”

Demikianlah, sekejap kemudian

singgasana sang Ratu sudah

berpindah ke kerajaan Sulaiman

Singgasana tersebut diberi warna

sedikit berbeda. Kemudian

diletakkan disuatu tempat yang

jalan menuju singgasana itu dilapisi

kaca yang dibawahnya diberi air.

Sekilas, seolah genangan air.

Beberapa waktu berlalu, sang Ratu

Bulqis yang sudah takluk pada

kebenaran, sampai di kerajaan

Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya,

“tahukah engkau singgasana itu ?”,

kata Nabi Sulaiman sambil

menunjukkan tangan ke Singgasana

di depan mereka.

“Sepertinya”, jawab sang Ratu.

Tampaklah kecerdikan,

kewaspadaan, dan ketidak

sembronoan sang Ratu.

Ia tidak menjawab “tidak” sebab ia

merasa itu seperti singgasana

miliknya, tetapi ia juga tidak

menjawab “ia” sebab ada sedikit

perbedaan dengan singgasana

miliknya, yaitu warnanya.Kemudian

Nabi Sulaiman mengajaknya

berjalan menuju singgasana itu.

Ketika lewat di atas kaca yang

seperti tampak genangan air,

spontan sang ratu mengangkat

sedikit kain bajunya yang dibawah,

dan tampaklah betisnya yang indah

dan sempurna. Tidak seperti yang

diberitakan oleh jin sebelumnya.
Demikianlah, Nabi Sulaiman timbul
kekaguman pada sang Ratu dan
tumbuhlah rasa cinta, demikian
pula dengan sang Ratu yang
memang sudah takluk pada sang
Nabi.
Beberapa waktu setelah persiapan,
Nabi Sulaiman dan sang Ratu Bulqis
dari kerajaan Saba’ melangsungkan
pernikahannya.


Click to View FlipBook Version