FLIP BOOK
“ETNOMATEMATIKA”
Disusun Oleh :
Kelas Pendidikan Matematika 2021 A
Mata Kuliah:
Sejarah Matematika
Dosen Pengampu:
Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
PM 2021 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat terucap selain puji dan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT
atas rahmat, taufiq, hidayah serta karuniaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan flip book
dengan judul “Etnomatematika”.
Penulisan makalah ini sebagai penilaian hasil pembelajaran mata kuliah Sejarah
Matematika tahun 2022/2023. Selain itu makalah ini bisa dipakai sebagai bacaan di perpustakaan
sekolah dan dapat dipakai untuk menambah wawasan seputar Sejarah Matematika.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak.
Oleh karenanya kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
masukan dari Ibu Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Matematika dan teman-teman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun telah
disertai dengan usaha yang keras. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan.
Akhirul kalam, semoga modul ini bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.
Rabu, 21 September 2022
Penulis
DAFTAR ISI
A. Surabaya
IMPELEMENTASI ASPEK SEJARAH MONUMEN KAPAL SELAM
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
https://video-newsletters.tf/ByodPDJu9
Perkenalkan nama saya Rizka Yolanda Putri Hariyanti dari kelompok 4 kelas 2021A Jurusan
Matematika, Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Surabaya. Saya akan
memperkenalkan Implementasi Sejarah Monumen Kapal Selam Surabaya yang memuat unsur
matematika didalamnya dan dosen pengampu pada mata kuliah sejarah matematika yaitu ibu Dr.
Janet Trineke Manoy, M.Pd.
• Deskripsi :
Sejarah Monumen Kapal Selam terkait erat dengan sejarah pertempuran di Laut
Aru, serta sejarah trikora mengenai Irian Barat. Sekaligus sebagai sejarah KRI Pasopati
410, sebuah kapal yang berdiri megah saat ini di Monumen Kapal Selam. Setelah masa
itu selesai, maka kapal selam tersebut dibawa ke Surabaya untuk dijadikan monumen,
serta untuk mengenang keberanian para awak kapal, sebagai pahlawan yang berjuang
gigih untuk Indonesia. Jadi, kapal selam yang ada di Monumen Kapal Selam bukanlah
sebuah replika, itu asli kapal selam yang menjadi saksi atas pertempuran di Laut Aru, KRI
Pasopati 410. Kapal selam tersebut merupakan kapal tipe Whiskey Class, buatan Uni
Soviet, tahun 1952. Proses pemindahan kapal selam ke lokasi saat ini memang rumit.
Kapal selam dibagi menjadi beberapa potongan terlebih dahulu, kemudian dirangkai
kembali menjadi utuh di lokasi saat ini. Kemudian pada tanggal 17 Juni, tahun 1998, area
tersebut diresmikan menjadi Monumen Kapal Selam oleh Kepala Staf TNI Angkatan
Laut.
• Asal Kapal Selam :
Monumen kapal selam terletak di i Jalan Pemuda No. 39, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Data Dinas Pariwisata Jawa Timur mencatat Monumen Kapal Selam dibuat dari kapal selam
KRI Pasopati 410. Salah satu kapal selam milik armada Angkatan Laut Republik Indonesia
buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut
Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Semenjak digunakan sebagai
museum, pengunjung dapat menikmati interior kapal serta menonton film tentang proses
peperangan yangterjadi di Laut Aru. Monkasel dimulai pada tanggal 1 Juli 1995 ditandai
dengan peletakan batu pondasi pertama oleh Gubernur Jawa Timur, Basofi Sudirman,
bersama Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda
(Laksda) TNI Gofar Soewarno dan baru dibuka pada tanggal 15 Juli 1998.
• Unsur Matematika :
kita bisa mengenal matematika dimulai dari bentuk monumen kapal selam sendiri yaitu
berbentuk seperti tabung, selain itu dalam pembuatan kapal selam memerlukan perbandingan
berat, tinggi, panjang, serta lebar agar menjadi sebuah kapal selam yang sempurna. Kapal
selam ini memiliki panjang 76,6 meter, lebar 6,30 meter, berat 1.300 ton serta panjang torpedo
7 meter.
Bilangan bulat juga digunakan pada kapal selam. Kapal selam digunakan untuk
kepentingan penjagaan, perang, dan operasi-operasi penyelamatan. Oleh karena itu, para
penyelam dan kapten kapal selam perlu mengetahui tingkat kedalaman laut. Jika permukaan
air laut dinyatakan 0 meter maka tinggi di atas permukaan laut dinyatakan dengan bilangan
positif dan kedalaman di bawah permukaan laut dinyatakan dengan bilangan negatif.
Misalnya, kedalaman 10 m di bawah permukaan laut ditulis –10 m.
Implementasi Permainan tradisional engklek dalam pembelajaran
matematika
https://video-newsletters.tf/S1i2PE9P5
KELOMPOK 2 :
1. Serly Wahyu Eka Sari (21030174003)
2. Fauzia Firdausy Nuzula (21030174007
3. Shilvia Wahyuni (21030174010)
4. Kharisma Normala Dewi (21030174033)
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd
Deskripsi :
Engklek adalah permainan tradisional lompat–lompatan pada bidang–bidang datar yang
digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu
kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. permainan tradisional ini umumnya dimainkan oleh
anak-anak dan biasanya dimainkan dua sampai lima orang. Pemain menggambar area
permainannya di halaman dengan bata, kapur atau menggambar langsung di tanah. Biasanya
permainan ini dimainkan oleh anak-anak di waktu bermain ketika di sekolah maupun dirumah.
Asal permainan :
Permainan Manda Engklek awalnya berasal dari bahasa Belanda yaitu ZondagMaandag.
Permainan ini awalnya populer di kalangan anak perempuan pada masa penjajahanBelanda
namun hingga sekarang masih di mainkan dan Istilah Engklek sendiri berasal dari Jawa meski
di daerah lain juga dikenal dengan nama lain.
Unsur matematika :
❖ Memanfaatkan bidang datar sebagai arena bermainnya.
❖ Dalam petak engklek terdapat unsur bangun datar. Dapat terlihat dari bentuknya yang
terdiri dari persegi, persegi panjang, dan setengah lingkaran.
❖ dalam membentuk urutan bermain terdapat unsur kaidah pencacahan. Dalam
membentuk urutan dapat menggunakan permutasi. Misalkan terdapt 4 orang yang
bermain. Dapat dibuat pola urutan pemain pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
4! 4!
4 4 = (4 − 4)! = 0! = 24
❖ Belajar matematika dengan berhitung atau membilang 1 –10.
❖ belajar berbagai model pola, seperti pola pesawat, pola baling-baling, pola kubus
danmasih banyak lagi.
B. Sidoarjo
IMPLEMENTASI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Link Video Newsletter : https://video-newsletters.tf/S1Jjd84vc
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Kelompok 7 :
1. Yanti Nur Rahmadhani (21030174004)
2. Adela Mulyani (21030174014)
3. Mustika Maharani Jarkoni (21030174015)
4. Fita Amidanal Hikmah (21030174018)
Deskripsi
Dakon (Congklak) merupakan permainan tradisional yang menyelipkan nilai keikhlasan
kepada anak. Dalam permainan dakon, siapapun disilahkan bermain dan berandil. Ibarat
kehidupan dunia yang sudah bergulir semenjak orang pertama (Nabi Adam), maka siapapun
penerusnya tinggal mengisi, berbagi secara bergantian. Bahkan yang seharusnya memiliki
kesempatan berperan boleh mewakilkan kepada orang. Asalkan satu persatu lobang dakon
diberikan haknya maka tak ada kecurangan. Inilah pembelajaran hidup tentang keikhlasan dalam
permaianan dakon. Dakon merupakan salah permainan tradisional anak yang paling populer di
Indonesia. Permainan ini dapat menggunakan papan dakon dan dapat pula langsung memakai
alas tanah.
Asal Permainan
Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau
dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal
dengan nama congkak. Di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban,
sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: Mokaotan,
Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa
Inggris permainan ini disebut Mancala. Secara bahasa, dakon berasal dari gabungan kata “nDak
diKon” (tak perlu disuruh; silahkan!). Dalam pepatah Jawa ada ungkapan seperti ini: “Cik Tak
Ocak Acik Mrico Polo Agawe Dakon” ( Karepku Agawe Becik nanging Tinompo Olo Monggo
Kemawon). Artinya: Niatku Berbuat Baik Namun Apabila Diterima Tidak Baik Silahkan Saja.
Unsur Matematika
Pertama, dalam permainan ini dapat belajar kemampuan berhitung. Ketika sudah bisa
berhitung satu sampai sepuluh, ketika itu pula kita bisa mengajak bermain dakon karena biji yang
digunakan hanya 7 atau 5. Saat bermain, pemain akan tertantang untuk menang sehingga sadar/
tidak sadar akan terbiasa menghitung biji dakonnya. Kedua, pemain akan belajar memperkirakan
jumlah biji dakon yang akan diputar. Ketika melakukan putaran, biji akan berhenti di cekungan
yang kosong, Artinya pemain akan langsung memberikan kesempatan pada lawan untuk
menambah koleksi biji dakon.
IMPLEMENTASI WARISAN BUDAYA CANDI PARI DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
https://video-newsletters.tf/S1LKoNguc
Nama : Yanti Nur Rahmadhani
NIM : 21030174004
Kelas : PM2021A
Dosen Pengampu : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Candi Pari merupakan bangunan bata yang mengarah ke barat dan bagian atas gapura
terbuat dari batu andesit. Candi ini memiliki bentuk fisik yang tambun dikarenakan berukuran
panjang 18,86 m, lebar 14,10 m, serta tinggi 13,40 m. Candi ini memiliki bilik berbentuk bujur
sangkar dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 6 m. Candi Pari terletak di Desa Candi Pari,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Candi Pari adalah peninggalan dari masa kerajaan Majapahit pada tahun 1293 saka
(1371 M). Jika dilihat dari angka tahun, Candi Pari berada di era Raja Hayam Wuruk. Candi ini
ditemukan pada tanggal 16 Oktober 1906 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Candi ini
dipugar pada tahun 1994-1996 oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan SPSB Jawa Timur.Keunikan yang dimiliki Candi Pari yaitu gaya ataupun bentuknya tidak
sama dengan candi-candi Majapahit lainnya, dimana Candi Pari bergaya seperti Champa
(Vietnam). Pada bangunan Candi Pari minim sekali dengan relief ataupun gambaran, sehingga
tidak terlihat seperti candi peninggalan Majapahit pada umumnya.
Unsur- unsur geometri yang berbentuk bangun datar dan bangun ruang ini terdapat
pada setiap struktur bentuk candi. Unsur- unsur tersebut di antaranya:
• Bentuk Persegi. Persegi di sini terlihat pada salah satu bentuk atap Candi Pari. Selain itu
bentuk persegi juga terdapat pada dinding Candi PariBentuk Persegi Panjang. Persegi
panjang di sini dapat dilihat dari setiap susunan bata pada candi. Candi Pari merupakan
bangunan bujur sangkar dari bata, mengarah ke barat.
• Bangun persegi panjang juga terlihat pada lorong pintu masuk Candi Pari serta pada
dinding Candi Pari yang terlihat berbentuk bangun persegi Panjang.
• Bentuk Trapesium. Trapesium dapat dilihat dari sisi atas pintu candi juga sisi atap bagian
luar candi.
• Bentuk Segitiga. Segitiga dapat dilihat pada ornamen Candi Pari yang terdapat di ketiga
sisi candi.
• Bentuk Balok. Balok pada Candi Pari terlihat pada bangunan di sisi atas pintu candi atau
biasa disebut ambang. Bagian ambang pada Candi Pari berasal dari batu andesit yang
berbentuk balok. Selain itu sisi samping pintu masuk candi juga berbentuk balok.
Etnomatematika pada Candi Pari Sidoarjo berdasarkan konsep geometri di Sekolah
Dasar yaitu terdapat konsep matematika geometri dalam Candi Pari yang dieksplorasi melalui
kegiatan observasi yang telah dilakukan oleh penulis. Hasil temuan konsep geometri tersebut
di antaranya konsep geometri bangun datar yang terdiri dari persegi, persegi panjang,
trapesium, lingkaran dan segitiga. Sedangkan untuk konsep geometri bangun ruang terdiri dari
balok dan limas.
Nama : Nursyahidatin Amrullohis Solikha
NIM : 21030174040
Kelas : PM 2021 A
Masjid Agung Sidoarjo
https://video-newsletters.tf/Syc9jnpw5
Dosen Pengampu : Dr. Janet Trineke Manoy, M. Pd.
Kelompok :8
Anggota Kelompok :
1. Muna Tania Attiba (21030174013)
2. Nirmala Adinda Fikriah (21030174017)
3. Nursyahidatin Amrullohis Solikha (21030174040)
4. Shabrina Devi Marella (21030174042)
Masjid Agung Sidoarjo terletak di Jalan Sultan Agung No. 36, Gajah timur, Magersari,
Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Tepatnya di seberang pintu masuk alun-alun Sidoarjo,
di samping kantor DPRD dan Lapas Sidoarjo Masjid Agung Sidoarjo merupakan salah satu
Masjid yang terkenal di Sidoarjo. Masjid Agung Sidoarjo pertama kali dibangun pada tahun
1862 oleh bupati terdahulu yaitu Cokronegoro I. Seiring dengan pergantian bupati, Masjid Agung
mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Masjid Agung Sidoarjo diresmikan pertama kali pada
tanggal 7 Desember 1968.
Beberapa arsitektur pada Masjid Agung Sidoarjo mengandung berbagai konsep
matematika, seperti atap masjid mengandung konsep segitiga dan trapesium, Jendela Masjid
mengandung konsep translasi, Bingkai Nama Kantor Ta’mir Masjid mengandung konsep persegi,
Pagar Besi Masjid mengandung konsep belah ketupat, Menara Masjid mengandung konsep
prisma segi delapan dan kerucut, Kaca Jendela Masjid mengandung konsep trapesium, Plafon
Masjid mengandung konsep persegi, Pintu Masjid mengandung konsep persegi panjang, Tiang
Masjid mengandung konsep tabung, Lantai Keramik Masjid mengandung konsep persegi
Panjang
Implementasi Warisan Budaya Monumen Jayandaru dalam Pembelajaran
Matematika
https://video-newsletters.tf/Skw1-oldc
Nama : Fita Amidanal Hikmah
NIM : 21030174018
Kelas : PM 2021 A
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M. Pd.
Deskripsi : Kabupaten Sidoarjo memiliki sebuah monumen yang
berdiri di sisi depan Alun-Alun, Monumen ini disebut dengan Monumen
Jayandaru. Monumen Jayandaru memiliki ketinggian 25 meter. Ikan
Bandeng, padi, udang, kerupuk, dan kupang yang terdapat di bagian atas
monumen ini menggambarkan produk yang dihasilkan oleh masyarakat
Sidoarjo. Nama Jayandaru ini berasal dari bahasa Sansekerta dimana
“jaya” yang berarti kejayaan atau kemenangan dan “ndaru” berarti
wahyu.
Tempat : Jl Jenggolo No 21, RW 01, Sidokumpul, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur
Unsur Matematika :
● Pada sisi depan monumen ini terdapat benda berbentuk bangun ruang balok. Terdapat
5 buah yang dimana sisi paling depan berisi nama monumen Jayandaru. Dari benda
bentuk balok tersebut bisa dihitung volume atau luas permukaan. Selain itu 5 buah
dudukan pot tersebut kongruen, hal tersebut dapat membantu dalam pemahaman
tentang konsep geometri khususnya dibab kekongruenan yakni dengan melihat benda-
benda yang kongruen.
● Pada bagian tengah monumen ini terdapat bangun ruang berbentuk bola yang
berwarna putih. Dari sini terdapat unsur matematika yaitu adanya bangun ruang
berbentuk bola dan bisa dijadikan sebagai media pembelajaran matematika khususnya
materi bangun ruang. Dari sini bisa dihitung volume atau luas permukaan dari bangun
ruang tersebut.
● Pada tembok monumen ini terdapat bentuk persegi panjang yang mengelilingi
monumen Jayandaru. Dari sini bisa dijadikan sebagai media untuk membantu
memahami pelajaran matematika khususnya materi luas dan keliling bangun datar.
● Pada tembok monumen ini juga terlihat ubin yang tersusun rapi pada tembok
monumen ini. Ubin ini berbentuk persegi panjang dan tembok monumen ini juga
disusun oleh ubin yang kongruen dan sebangun. Dari sini bisa dijadikan sebagai media
belajar dalam memahami pelajaran matematika khususnya materi bangun datar
persegi panjang.
C. Gresik
Nama : Niken Ayu Paras Sari
NIM : 21030174020
Kelas : PM 2021 A
IMPLEMENTASI SEJARAH MATEMATIKA DALAM WARISAN BUDAYA
https://video-newsletters.tf/r1HLSGmPq
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Deskripsi:
Makam Maulana Malik Ibrahim Gresik
Maulana Malik Ibrahim atau sering disebut Sunan Gresik merupakan nama dari salah satu walisongo,
dimana beliau dianggap sebagai penyebar agama islam pertama kali di Pulau Jawa. Maulana Malik
Ibrahim merupakan turunan yang berasal dari Persia dimana ia memiliki seorang ayah bernama Syeh
Jumadil Qubro. Maulana Malik Ibrahim datang di Kota Gresik dimulai pada tahun 1404 M, beliau
memulai dakwahnya di Gresik dengan menggunakan cara bahasa dialog yang sederhana. Lokasi
komplek area makam ini sebagai bukti adanya penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Dulu
masyarakat Gresik masih di bawah naungan kerajaan Majapahit sehingga perlu cara-cara khusus untuk
menarik masyarakat Gresik untuk beragama Islam. Maulana Malik Ibrahim menyebarkan dakwah
sampai penghujung usianya, beliau wafat pada tahun 1419 M.
Lokasi Makan Maulana Malik Ibrahim:
Maulana Malik Ibrahim merupakan wali senior di antara para Walisongo yang lainnya. Makam ini
berada di Desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Hanya seratus meter dari alun-alun Gresik atau
150 meter dari masjid Jami’ Gresik. Lokasi ini cukup mudah untuk dijangkau oleh khalayak umum
karena lokasinya juga berada di dekat alun-alun kota Gresik.
Unsur Matematika:
Pada bangunan pendopo yang pertama atap bangunan tersebut berbentuk limas, bentuk yang dimiliki
atap tersebut sesuai dengan definisi serta ciri-ciri limas. Pendopo yang kedua dapat diidentifikasi
bahwa konsep matematika yang terkandung adalah konsep prisma segitiga. Pada Atap Pendopo
Pengurus Makam Maulana Malik Ibrahim, bangunan tersebut mengandung konsep matematika
segitiga. Hal Pada bangunan gapura dapat ditemukan konsep matematika adalah konsep geometri
yakni trapesium, hal tersebut dibuktikan dengan terpenuhinya definisi trapesium pada bangunan
gapura tersebut.
KAMPUNG KEMASAN
https://video-newsletters.tf/SJy1nbZO5
Halo semuanya perkenalkan nama aku Aliyah Yasmin Rahmah Dillah NIM 21030174038. Saya
dari kelompok 6 kelas PM 2021 A Jurusan Matematika Universitas Negeri Surabaya dengan
dosen pembimbing yaitu ibu Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd. Kali ini saya akan menjelaskan
sedikit banyak mengenai Implementasi Sejarah Matematika dalam Warisan Budaya yaitu
Kampung Kemasan.
Apasih Kampung Kemasan itu?
Kampung kemasan merupakan perkampungan yang terdapat beberapa bangunan rumah kuno
peninggalan zaman penjajahan yang berlokasi di kelurahan pekelingan, Gresik, Jawa Timur.
Nama Kemasan konon bermula pada keberadaan seorang pengrajin emas yang bernama Bak
Liong. Karena kualitas atau hasil kerajinannya yang bagus, maka banyak orang yang memesan
perhiasan kepadanya. Lama kelamaan kampung tempat pengrajin emas itu tinggal disebut
Kampung Kemasan. Beberapa bangunan yang ada di kampung ini tergolong bangunan tua yang
berpotensi sebagai Bangunan Cagar Budaya karena usia bangunan yang lebih dari 50 tahun,
keunikan arsitektur, dan sejarah yang melatarbelakanginya. Gaya arsitektur rumah-rumah itu
beragam, ada yang bergaya kolonial (Belanda), Otina, Melayu dan Jawa yang sekarang usianya
rata-rata 100 tahun lebih. Gaya arsitektur Eropa dapat dilihat pada pilar-pilar penyangga atap,
jendela dan pintu relatif besar, serta ornamen pada dinding/ pilaster. Sedangkan gaya arsitektur
Cina dapat dilihat pada atap dan pemakaian warna serba merah.
Lalu apa saja sih implementasi sejarah matematika yang terdapat pada kampung
kemasan?
Pada bangunan pertama, atap dari bangunan tersebut tampak depan merupakan gabungan dari
bentuk segitiga dan trapesium. Lalu untuk tiang rumahnya menyusung konsep kekongruenan
antar tiang dan bentuk balok. Lalu pada motif dinding rumahnya menerapkan konsep matematika
garis, titik, bentuk persegi panjang, dan segitiga.
Pada gambar bangunan kedua terdapat 2 tiang rumah berbentuk tabung. Selain itu terdapat bentuk
persegi dan persegi panjang sebagai hiasan atau motif di samping pintu. Lalu untuk lantainya
menerapkan perpaduan bentuk heksagon (segienam) dan segitiga.
Pada gambar ketiga menunjukkan bahwa lantai dari bangunannya memiliki motif yang cantik
dengan menggabungkan keramik berbentuk belah ketupat dan bentuk heksagon (segienam).
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
D. Jombang
Nama : Dhea Berliana Puspita
NIM : 21030174032
Kelas : PM 2021 A
Etnomatika dalam Candi Rimbi
https://video-newsletters.tf/rkbr_5g_5
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Jannet Trineke Manoy, M.Pd.
DESKRIPSI SINGKAT
Candi Rimbi berlokasi di Kaki Gunung Anjasmoro, Desa Pulosari, Kecamatan Bareng,
Kabupaten Jombang. Candi ini tersusun dari batu adesit dengan langgam menara
menghadap ke barat. Denah dasar candi berbentuk bujur sangkar berukuran 13,24 × 9,10
meter dan tinggi tersisa 12 meter. Bagian candi ini terdiri dari lapik candi, kaki candi
bertingkat dua, tubuh candi yang hanya tersisa fasad utara dengan relung semu, dan atap
candi yang sudah runtuh. Berdasarkan temuan area Ganesa, Durga Mahisasuramardhini
bertaring yang disimpan di Museum Mpu Purwa dan Parwati yang disimpan di Museum
Nasional menunjukkan bangunan ini bernafaskan Hindu Siwa. Pada bagian lapik candi
diukir relief Tantri, Garudeya, Sri Tanjung dan Sang Satyawan sebanyak 51 panil.
Candi Rimbi menjadi tempat pendharmaan Tribhuwana Tunggawedi, Ratu Majapahit
ketiga (1329-1350) berdasarkan interpretasi terhadap temuan area Parwati berukuran
besar yang kemungkinan menjadi arca utama di bagian inti (garbagrha). Candi ini
ditemukan pertama kali oleh Alfred Wallace dalam perjalanannya ke Wonosalam untuk
mengumpulkan contoh-contoh tumbuhan pada akhir abad ke-19 masehi. Suaka
Peninggalan Cagar Budaya dan Purbakala Jawa Timur melakukan tindakan pemugaran
terhadap candi ini pada tahun 1994 hingga 1996.
SEJARAH
Dengan berlatar belakang perkebunan masyarakat, Candi Rimbi menghadap ke barat. Hal
ituterilhat dari tangga masuk candi. Nama Rimbi sendiri merupakan nama salah satu
tokoh pewayangan Mahabarata yakni Dewi Arimbi yang merupakan istri dari Prabu
Bima Sena atauWerkodoro, salah satu Pandawa Lima.
Nama Dewi Arimbi ini juga dijadikan nama dusun tersebut. Konon, Dewi Arimbi yang
merupakan adik dari Raja Raksasa Prabu Arimbo ini dimakamkan di salah satu tempat di
dusun tersebut, sehingga nama dusun ini dinamakan sebagai Dusun Ngrimbi.
Sumber lain menyebutkan bahwa candi tersebut merupakan petilasan tempat
peristirahatan anggota kerajaan Majapahit. Pendapat tersebut bisa jadi benar sebab, suasana
yang sejuk di tempat tersebut memberikan kenyamanan bagi anggota kerajaan ketika
berada di lerang gunung.
BENTUK CANDI RIMBI
Separuh lebih dari tubuh dan atap candi telah hancur, seolah teriris secara vertikal, namun
bagiankaki masih dapat dikatakan utuh. Kaki candi tampak seperti bersusun dua, terbagi
oleh pelipit yangmenonjol keluar. Bagian kaki yang terletak di atas pelipit agak menjorok
ke dalam sehingga ukurannya menjadi kebih kecil dibandingkan dengan kaki bagian
bawah. Antara kaki bagian atasdengan tubuh candi juga dibatasi oleh pelipit dengan
hiasan yang menonjol keluar di setiap sudutnya.
Tubuh candi juga lebih kecil dibandingkan dengan bagian kakinya, sehingga terlihat
sepertiterdapat selasar yang mengelilinginya. Akan tetapi saat ini, sebagaimana halnya
sebagian atap dantubuh candi, tangga naik ke selasar juga sudah runtuh, sehingga hanya
selasar di sisi selatan yangdapat terlihat dari bawah.
Pada kaki bagian atas maupun dinding luar tubuh candi yang masih tersisa tidak tampak
adanya pahatan. Akan tetapi, di seputar kaki candi bagian bawah dipenuhi oleh jajaran
panel-panelrelief cerita-cerita binatang. Relief yang dipahat dengan teknik datar (wayang
style) yang sangat indah dan halus tersebut dapat dikatakan masih utuh. Untuk
membacanya digunakan teknik prasawiya (berlawanan dengan arah jarum jam), dimulai
dari sisi utara.
Pada dinding Candi Arimbi sisi utara terdapat terdapat 17 bidang relief. Salah satunya
relief sepasang pengantin yang berada di dalam gentong. Ada pula relief sepasang pria
dan wanita. Pria sedang mencangkul, sedang yang wanita membawa payung.
Pada kaki sisi timur, juga dihiasi 17 bidang relief cerita binatang dan kegiatan keagamaan.
Sedangkan pada sisi selatan terdapat 8 buah bidang relief. Selain itu, terdapat ukiran relief
sosokbinatang yang digambarkan berbeda-beda dan sangat menarik.
Sebagian besar posisi binatang itu digambarkan menghadap ke kanan dan kiri secara
bergantian. Namun ada juga yang sama arah hadapnya pada dua relief sela yang
berdekatan. Di tepi halaman terdapat batu-batu reruntuhan candi yang disusun rapi
memagari candi.Di sisi timur, tepat di depan candi berjajar 3 potongan arca yang menarik
perhatian karena ukurannya yang sangat besar.
Tinggi masing-masing potongan sekitar 125 cm. Yang terletak di tengah jajaran adalah
potongan kepala arca raksasa, sedangkan di kiri dan kanannya terdapat potongan arca
yang tampak seperti bagian dada sebatas leher.
IMPLEMENTASI DALAM MATEMATIKA
Bangunan Candi Arimbi memiliki 4 tingkatan. Tingkat pertama atau bagian dasar
memiliki bentuk sama dengan tingkat kedua yaitu prisma dengan alas persegi, tingkat
pertama lebih luas dari tingkat kedua. Tingkat kedua lebih tinggi dari tingkat pertama.
Tingkat ketiga memiliki bentuk yang sama dengan tingkat keempat (bangun paling atas)
berbentuk prisma dengan alas persegi panjang dimana luas alas tingkat ketiga lebih luas
dari tingkat empat. Hal initentu tidak luput dari ilmu matematika tentang bangun ruang.
DOKUMENTASI
Judul : Bentuk Warisan Budaya Sendang Made yang Berhubungan dengan
Matematika Asal : Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten
Jombang Nama : Betita Nadia Fernanda
NIM : (21030174016)
Nama Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Deskripsi Singkat
Dinamakan Sendang Made karena terletak di Desa Made Kecamatan Kudu
Kabupaten Jombang. Saat musim kemarau panjang Sendang Made dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat dikarenakan air di Sendang Made tidak pernah surut. Sejarah Sendang
Made bermula dari pernikahan Dewi Sekar Wati dan Prabu Airlangga. Saat melangsungkan
pernikahan tiba- tiba kota Watan diserbu raja Wora Wari yang berasal dari Pulau Warman
Tulungagung. Mereka merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya. Kehidupan Dewi Sekar Wati
dan Prabu Airlangga menjadi tidak tenang. Dewi sekarwati dan Prabu Airlangga
diselamatkan oleh Prabu Narotama ke Gunung Lawu karena Prabu Narotama itu merasa
kasihan dengan kedua pasangan tersebut. Mereka segera pergi beserta dengan dayang-
dayang yang menemaninya menuju ke gunung. Namun, sebelum sampai ke Gunung Lawu
mereka berakhir di sebuah kolam yang kini disebut sebagai Sendang Made. Mereka merasa
Sendang Made adalah tempat yang cocok untuk persinggahan mereka. Sejak kejadian itu
Sendang Made berfungsi sebagai tempat menyepi atau meditasi Prabu Airlangga dan istrinya
dengan dijaga dayang-dayang dan pasukan yang bersama mereka.
Sendang Made itu memiliki 7 sumber mata air diantaranya yaitu :
1. Sendang Drajat
Masyarakat setempat meyakini bahwa sumber air ini suci. Dimana dan siapapun
yang memiliki permintaan akan dikabulkan sesuai dengan apa yang diinginkan cerita
mempunyai maksud untuk meningkatkan derajat atau jabatan pada pekerjaannya.
2. Sendang Condong
Dipercaya oleh masyarakat setempat dapat memperlancar bisnis seseorang apabila
sedikit campuran air dari Sendang ini itu dioleskan atau disiramkan di media
bisnisnya. Tetapi hal ini bertentangan dengan ajaran agama.
3. Sendang Pomben
Dipercaya dapat menjaga tubuh dari segala macam penyakit serta memunculkan.
Bagi masyarakat desa, mandi di Sendang Pomben dipercaya membuat awet muda
4. Sendang Pangilon
Airnya itu bersih berkilau bagaikan cermin yang mempunyai makna bagi siapa yang
berkaca di Sendang pangilon dipercaya wajahnya itu semakin cantik rupawan dan
terpancar auranya.
5. Sendang Gede
Aliran airnya menuju ke sungai yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi sawah.
Masyarakat beranggapan bahwa air yang mereka gunakan sehari-hari itu telah bercampur
dengan air di Sendang Gede. Mandi di Sendang Gede dipercaya oleh masyarakat menjadi
awet muda.
6. Sendang Kamulyan
Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pengunjung yang bermaksud
untuk menyembuhkan sakit dianjurkan untuk minum air dari Sendang Kamulyan
tanpa dimasak.
7. Sendang Sumber Payung
Digunakan untuk minum setelah melakukan ritual di Sendang Drajat terutama bagi
sinden setelah melakukan Kum-kum. Apabila sinden meminum air Sendang sumber
payung dipercaya menjadikan suaranya semakin merdu.
Bentuk dari Sendang Made mengandung unsur matematika di dalamnya. Bentuk Sendang
Made ialah bangun ruang terbuka yang dapat diukur volumenya. Ada beberapa macam
bentuk bangun ruang di Sendang Made yaitu balok dan tabung.
RINGIN CONTONG DALAMMATEMATIKA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Selamat pagi, siang, sore malam teman-teman !!
Perkenalkan kami dari Kelompok 3 kelas 2021 A jurusan Matematika, prodi S1
Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Surabaya. Kami akan memperkenalkan
Implementasi Sejarah Ringin Contong dari sudut pandang matematika untuk
memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Media Pembelajaran dengan dosen
pengampu Ibu Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Ringin Contong adalah bangunan menara air yang menjadi simbol atau icon Kota Jombang.
Ringin Contong sendiri berasal dari dua kata yaitu Ringin yang merupakan pohon beringin besar
yang berada di lokasi. Sedangkan Contong merupakan menara air (wadah air atau tandon air).
Ringin Contong semula berasal dari pohon ringin (beringin) yang ditanam oleh Bupati
Jombang yang pertama Raden Adipati Arya Soeroadiningrat V pada tanggal 22 Februari 1910
yang juga bertepatan dengan peletakan batu pertama gedung Pendopo Kabupaten Jombang.
Ringin Contong juga ditetapkan sebagai titik nol Kabupaten Jombang. Keputusan ini juga
sejalan dengan penetapan batas-batas wilayah di Kabupaten Jombang oleh Pemerintah Hindia
Belanda yang saat itu berkedudukan di ibu kota afdeeling yakni di Karesidenan Surabaya.
Penetapan ini terjadi pada tanggal 20 September 1877 yang dimuat dari lembaran negara No. 172 (
Staatblad Van Nederlandsch-Indie besluit van den).
Masa Kolonial Belanda, sumber air itu dibuatkan kaptering air/tower, sebagai cadangan air
kota Jombang. Kini, Ringin Contong Sebagai Simbol Gotong Royong dan Kedamaian Bangunan
yang terletak di Jl. KH Wachid Hasyim ini sering juga dianggap sebagai simbol kerukunan dan
kesejahteraan oleh masyarakat Jombang. Ringin Contong juga dijadikan lambang semangatgotong
royong dan saling tolong menolong.
Dilihat dari sudut pandang matematika bangunan ringin contong memiliki 4 tingkatan
(bangun ruang). Tingkat pertama berupa pondasi terbuat dari batu. Terdiri dari 2 bangun yaitu
sama-sama berbentuk bangun segi enam dimana bangun bagian bawah memiliki diameter lebih
besar dibanding bangun diatasnya. Tingkat kedua terdapat tiang penyangga terbuat dari besi
berjumlah 6 maka bagian ini memiliki bentuk segi enam dengan ketinggian paling besar. Tingkat
ketiga diatasnya terdapat bangun berbentuk segi dua belas. Tingkat keempat, paling atas (atap)
memiliki bentuk segi dua belas sama seperti tingkat ketiga tetapi memiliki diameter yang lebih
besar dan ketinggian (ketebalan) paling kecil. Hal tersebut tentu menggunakan unsur matematika
mengenai bangun ruan
ANYAMAN
Nama : Azzahra Binar P. I
NIM : 21030174043
Kelas : PMA 2021
Deskripsi
Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak zaman
nenek moyang dan masih ditekuni sampai saat ini. Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan
mulai dari bentuk dan motif yang bervariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan monoton. Bahan
yang digunakan untuk menganyam bermacam-macam seperti bambu, rotan, mendong, daun pandan, dan
sebagainya. Ketrampilan menganyam bambu di Kabupaten Jombang mungkin satu-satunya berada di Dusun
Patuk, Desa Kertorejo, Kecamatan Ngoro.
Konsep Matematika
Pada kerajinan anyaman rotan juga ditemukan adanya konsep matematika, yaitu pada keranjang rotan
terdapat konsep matematika yaitu konsep lingkaran pada bagian alas dan atas keranjang, serta bentuk
keranjang rotan tersebut menyerupai bentuk tabung tanpa tutup. Sedangkan pada kursi rotan juga terdapat
konsep matematika, bentuknya berbentuk seperti bangun geometri yaitu balok.
1. Bilangan dan basis bilangan
Bilangan dan basis bilangan ditemukan pada penggunaan bilangan masyarakat Mollo Utara di mana
bilangan 1 sampai 10 memiliki nama yang berbeda-beda yakni mese, nub, teun, ha, nim, ne, hiut, faun, seo,
bo’es. Sedangkan pada bilangan 11-99 merupakan kombinasi dari bilangan 1-9, kontruksi bilangan diketahui
bahwa sistem bilangan yang digunakan adalah sistem bilangan basis 10.
2. Menghitung Kegiatan
Menghitung yang dilakukan berupa menghitung banyaknya daun lontar dari satu pelepah, banyaknya helai
daun lontar dari satu daun lontar dan banyaknya daun lontar yang butuhkan dalam proses menganyam.
Dengan konsep matematika yang terkandung yaitu, operasi penjumlahan dan perkalian, luas permukaan
balok, perbandingan senilai, barisan aritmatika, dan pecahan.
3. Mengukur Aktivitas
Mengukur dilakukan pada saat penganyam membuat alat ukur hete dari lidi daun lontar. Hete yang
digunakan penganyam ada 3 ukuran, yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar. Dalam budaya menganyam di
Mollo, aktivitas mengukur menggunakan alat ukur tidak baku sehingga hasil pengukuran yang diperoleh
tidak baku.
4 Geometri
a. Dalam aktivitas menganyam terdapat konsep geometri pada anyaman pese (kipas), nahe (tikar), snipi
(sniuk), flolo (ketupat) dan taka (bakul kecil). Terdapat konsep geometri seperti persegi, persegi panjang,
belah ketupat, jajar genjang, segitiga sama kaki dan segitiga siku-siku. Terdapat pula konsep geometri
lainnya seperti titik, garis, garis sejajar, garis berpotongan, sudut, dan diagonal pada anyaman snipi dan
taka.
b. Konsep transformasi geometri juga ditemukan pada anyaman-anyaman tersebut antara lain meliputi
rotasi, translasi, refleksi, dan dilatasi.
5 Pola bilangan
a. Pada anyaman, anyaman ini dapat dikaitkan dengan konsep bilangan. Untuk snipi terdapat pola bilangan
2,4,6,8,9. Sedangkan taka terdapat pola 2,4,6,8,10,12.
b. Jenis-jenis pola bilangan ditemukan pada anyaman nahe yang terdiri dari, pola garis lurus, pola persegi,
pola persegi panjang, pola segitiga, pola bilangan ganjil, pola bilangan genap.
E. Madura
GENDANG MADURA
Saya Wildan Fitroni dengan NIM 21030174030 dari kelompok 1, kelas Pendidikan
Matematika 2021A Universitas Negeri Surabaya. Disini saya akan menjelaskan pengamatan
saya terhadap alat musik gendang yang berasal dari Madura. Tepatnya di Desa Asampitu,
Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan. Saya melakukan pengamatan ini untuk memenuhi ujian
tengah semester mata kuliah Sejarah Matematika dengan dosen pengampu Ibu Dr. Janet
Trineke Manoy, M.Pd.
Alat musik gendang adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, bisa dipukul
menggunakan tangan dan juga bisa dipukul menggunakan alat pemukul. Alat musik gendang
ini terbuat dari bahan kayu dengan bagian atas yang terbuat dari bahan kulit. Tali pengikat
bagian atas dan bawah bisa terbuat dari tali tambang ataupun kawat. Alat musik gendang ini
biasanya digunakan untuk mengiringi musik tradisional, kalau di Madura dinamakan musik
ul daul. Alat musik gendang ini juga bisa digunakan untuk mengiringi tari- tarian.
F.
Gambar 1: alat musik gendang
Unsur matematika yang ada di alat musik gendang ini yaitu yang pertama adalah pada
bagian atas dan bawah gendang atau bagian yang biasanya dipukul oleh pemain gendang
agar menghasilkan suara berbentuk bangun datar lingkaran dengan diameter yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan suara yang dihasilkan. Kedua adalah bagian tali pengikat antara
bagian atas dan bawah gendang agar tidak mudah lepas berbentuk bangun datar belah
ketupat.
Ketiga adalah alat musik gendang ini menggunakan konsep bangun ruang tabung akan
tetapi tidak sepenuhnya berbentuk tabung. Keempat adalah alat music ini menggunakan
konsep ukuran dan volume yaitu semakin besar ukuran lingkaran bagian atas dan bawah
gendang dan juga ukuran dan volume dari gendang semakin besar maka suara yang
dihasilkan juga akan semakin besar. Oleh karena itu dibentuklah gendang dengan ukuran
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan ukuran yang diinginkan.
G. Bojonegoro
Warisan budaya Kayangan Api Bojonegoro yang memuat
unsur matematika dan dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran disekolah.
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trinke Manoy M,Pd. (21030174003)
Anggota Kelompok 2 : 1. Serly Wahyu Eka Sari (21030174007)
(21030174010)
2. Fauzia Firdausy Nuzula (21030174033)
3. Shilvia Wahyuni
4. Kharisma Normala Dewi
Hallo semuanya….
Apa kabar? Perkenalkan saya Serly Wahyu Eka Sari dari kelompok 2 kelas 2021A Jurusan
Matematika, Prodi S1 Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Surabaya. Kami akan
memperkenalkan media pembelajaran yang telah kami buat yaitu “ warisan budaya kayangan
api bojonegoro yang memuat unsur matematika”.
Kayangan Api
Nama tempat : Kayangan Api
Asal/ lokasi : Ds.Sendangharjo, kec. Ngasem, Kab. Bojonegoro (62171), Jawa Timur.
Deskripsi :
Sejarah kayangan api
Sumber api abadi yang merupakan fenomena geologi berupa gas alam yang keluar dari
dalam tanah melalui rekahan. Terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur
Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa, lebih
dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari Kerajaan Majapahit. Tempat wisata ini
telah dibenahi dengan berbagai fasilitas seperti pendopo, tempat jajanan, jalan penghubung ke
lokasi dan fasilitas lainnya. Lokasi kayangan api sangat baik untuk kegiatan sebagai lokasi
wisata alam bebas (outbound). Acara tradisional masyarakat yang dilaksanakan adalah
Nyadranan (bersih desa) sebagai perwujudan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa.
Pengembangan wisata alam Kayangan Api diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana
transportasi, telekomunikasi dan akomodasi yang memadai.
Konsep Matematika yang membentuk konsep Geometri pada kayangan api
Konsep matematika pada Kayangan Api ditunjukkan oleh bentuk struktur bangunan
menyerupai konsep bangun datar dan bangun ruang dalam matematika. Pada pembahasan dari
segi matematika kita dapatkan beberapa bangunan tersebut dapat mewakili beberapa jenis
bangun datar.
Setelah diamati maka diperoleh beberapa macam bangun datar yang terdapat di Gapura Utama
kayangan api ini, salah satunya adalah
Segitiga
Jika kita amati bentuk bangunan Gapura kayangan api bagian samping kanan kirinya terdapat
sebuah bangunan mengerucut k. Apabila diamati dari depan maka bangunan tersebut akan
menghubungkan tiga titik yang tidak terletak pada satu garis lurus yang kemudian apabila
dihubungkan akan membentuk sebuah bangun datar berupa segitiga. Sehingga dalam hal ini
dapat kita simpulkan bahwa segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga garis lurus
dan membentuk tiga sudut. Pada bangunan gapura kayangan api ini memiliki empat bentuk
segitiga yang terletak di bagian samping kanan dan kirinya.
Persegi
Jika kita amati pada bangun persegi di atas maka kita ketahui bahwa keempat sisinya memiliki
panjang yang sama. Pada gapura utama kayangan api terlihat keempat sisi pada bangunan
gapura kayangan api memiliki sisi-sisi yang sama yaitu dengan ukuran kisaran 10 cm x 10
cm. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa persegi adalah sebuah bangun datar segi
empat yang keempat sisinya adalah sama panjang.
Trapesium
Jika kita amati pada bangun segiempat di atas maka kita ketahu bahwa bangun tersebut
memiliki sepasang kaki yang sama panjang dan 2 pasang sisi yang saling sejajar, satu
diantaranya sama. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa trapesium adalah segi
empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.
Persegi panjang
Setelah dilakukan pengamatan pada Bangunan gapura kayangan api, maka terdapat bangun
datar berbentuk segiempat yang memiliki panjang sisi berhadapan adalah sama dengan sudut
siku-siku di setiap sudutnya. Persegi panjang adalah segi empat dengan sisi-sisi yang
berhadapan sejajar dan sama panjang, serta keempat sudutnya siku-siku.
Setelah diamati maka diperoleh beberapa macam bangun datar yang terdapat di objek utama
bara kayangan api ini, salah satunya adalah
Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dengan satu titik
tertentu. Yang dimaksud titik tertentu adalah titik pusat lingkaran, sedangkan jarak yang sama
adalah jari-jari lingkaran.
Sekian penjelasan mengenai media pembelajaran yang kami buat.
Semoga sukses ☺
“ETNOMATEMATIKA PADA TUGU PALAGAN TEMAYANG”
https://video-newsletters.tf/HJn32yy_q
Kelompok 1:
1. Khofifah Luthfi Faizah (21030174019)
2. Wildan Fitroni (21030174030)
3. Ilma Nuril Taqwim (21030174066)
4. Putri Dwi Juniyanti (21030174068)
Dosen Pembimbing: Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
1. Deskripsi Singkat
Sejarah Tugu Pahlawan dan Maknanya
Tugu Palagan Temayang merupakan ikon Desa Temayang yang terletak di Jalan
Pahlawan, Desa Temayang, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro. Tugu Palagan
Temayang merupakan tugu untuk mengenang jasa pahlawan yangm empertahankan
kemerdekaan Indonesia, yang mana di tahun 1948 terjadi pertempuran antara tentara
Indonesia melawan Belanda setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Palagan
Temayang menjadi pusat pertempuran. Temayang menjadi markas Komando Brigade I
Ronggolawe dan Komando Batalyon 16.
Kronologis Pembangunan Tugu Palagan Temayang
Tugu Palagan Temayang dibangun pada tanggal 18 Juni 1973 dan diresmikan pada
tanggal 15 Februari 1975 untuk mengenang perjuangan TNI bersama rakyat dalam melawan
Agresi Militer Belanda II (1948-1949) dan gugurnya seorang pahlawan Lettu Suyitno.
2. Unsur Matematika
• Konsep Bangun Ruang
1) Tugu bagian atas (limas segi empat)
2) Susunan tugu (balok)
• Konsep Bangun Datar
1) Inti tugu dan lukisan pejuang, logo, dan hewan di tugu (persegi panjang)
2) Lukisan garis-garis seperti batu bata pada tugu (persegi panjang)
3) Kaki tugu bagian bawah (trapesium)
4) Alas tugu (persegi)
5) Alas terapi kaki (persegi panjang)
6) Pot tanaman (lingkaran)
7) Ubin semen (persegi)
3. Foto Tugu Palagan Temayang
H. Ngawi
BENTENG VAN DEN BOSCH
NGAWI
https://video-newsletters.tf/r1wOVfmPc
Saya Muhammad Rizal Rizqullah dengan NIM 21030174039 dari kelompok 6 kelas
Pendidikan Matematika 2021 A Universitas Negeri Surabaya. Saya akan menjelaskan
pengamatan saya terhadap unsur matematika yang ada di Benteng Van Den Bosch tepatnya
di Desa Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Saya melakukan pengamatan ini untuk
memenuhi ujian tengah semester mata kuliah Sejarah Matematika dengan dosen pengampu
Ibu Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Benteng Van den Bosh atau lebih dikenal dengan Benteng Pendem, adalah sebuah benteng
yang terletak di daerah Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng ini
didirikan oleh Johannes van den Bosch. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari
tanah sekitar, yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.
Unsur matematika yang ada di benteng ini adalah Lorong benteng yang berbentuk dari
gabungan bangun datar persegi panjang dan setengah lingkaran.
I. Madiun
IMPLEMENTASI MAKANAN TRADISIONAL JADAH PADA PELAJARAN SEJARAH
MATEMATIKA
Dosen Pengampu : (21030174013)
(21030174017)
Dr. Janet Trineke Manoy, M. Pd. (21030174040)
(21030174042)
Disusun Oleh :
1. Muna Tania Attiba
2. Nirmala Adinda Fikriah
3. Nursyahidatin Amrullohis S
4. Shabrina Devi Marella
Sejarah
Sejarah jadah, merupakan salah satu jenis makanan kecil (nyamikan ) yang sejak abad X masehi sudah
cukup popular. Dalam kitab Kidung Harsa Wijaya sesebut jawadah/ juadah. Penggunaan jadah
sebagai nyamikan berasal dari istilah amik-amikan, yang dalam bahasa Jawa tersebut Nyamikan.
Jadah merupakan satu dari banyak sekali makanan yang harus disediakan di dalam pernikahan adat
Jawa. Biasanya makanan yang disediakan ialah makanan – makanan tradisional yang mempunyai
nilai – nilai filosofi atau kandungan arti khusus di balik sebuah makanan itu. Jadah merupakan
makanan yang terbuat dari beras ketan. Bentuknya yang lengket merupakan ciri khas dari makanan
tradisional ini. Bersama dengan wajik dan jenang, jadah merupakan panganan yang selalu hadir di
pernikahan adat Jawa zaman dahulu kala.
Makna yang terkandung didalamnya
Makna dalam jadah ialah karena terbuat dari beras ketan yang lengket, maka bisa menjadi pelajaran
bagi setiap pengantin agar keduanya senantiasa memiliki hubungan lengket atau hubungan yang erat
dan susah untuk dilepaskan. Selain itu juga dalam proses pembuatannya, makanan ini membutuhkan
waktu yang lama serta kesabaran yang ekstra. Hal ini bisa diartikan supaya kedua mempelai pengantin
diberikan pelajaran untuk tidak mudah putus asa dalam membangun dan mengarungi rumah tangga.
Kini tidak hanya digunakan dalam acara hajatan pernikahan, jadah ketan tetap kerap dibuat dan
dijajakan oleh para pembuat kuliner tradisional.
Pembuatan Jadah
Pertama masak (jawa=karu) beras ketan. Setiap satu bathok (satu kilogram lebih sedikit) beras ketan
menggunakan kelapa satu buah. Kemudian kukus bersama parutan kelapa dan garam. Apabila ketan
sudah melunak atau matang selanjutnya ditumbuk (jawa=tetel) dalam lumpang. Setelah halus,
tumbukan beras ketan dihamparkan di atas wadah lalu dipadatkan dengan tangan dan di potong sesuai
keinginan. Umumnya jadah ketan bewarna putih, memiliki tekstur kenyal, sedikit lembek dan lengket.
Dan karena proses pembuatannya dicampur dengan parutan kelapa menjadikan jadah ketan memiliki
rasa gurih yang dominan disamping rasa manis dan asin.
Unsur Matematika
Aspek matematika dalam Jadah adalah makanan ini biasanya dipotong menyerupai bangun balok.
Dari bangun tersebut bisa dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas matematika dengan mengamati
ciri – ciri jadah yang menyerupai bangun balok, serta sarana untuk mencari volume balok melalui
makanan tradisional jadah. Dalam memotongnya pun perlu diperkirakan seberapa besar untuk cukup
dibagikan kepada semua tamu undangan. Dalam pembuatannya pun menggunakan aspek matematika
untuk mengatur takaran bahannya.
Foto Warisan
J. Tuban
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd.
Nama Kelompok :
1. Muna Tania Attiba (21030174013)
Gapura Bejagung
https://video-newsletters.tf/rJgkLmAP9
Deskripsi
Gapura bejagung terletak di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur.
Gapuro ini termasuk gapuro bersejarah di Kota Tuban. Gapura bejangung ini adalah akses keluar
masuknya peziarah Makam Sunan Bejagung dan Masjid Syekh Asy'ari. Dimana Sunan Bejangung
adalah tokoh penyebar agama islam di Jawa. Sunan Bejagung dipercaya sebagai generasi wali
pertama yang menyebarkan Islam di Jawa pada 1300-an Masehi. Nama asli Sunan Bejangung ialah
Syekh Asy'ari. Syekh Asy'ari adalah saudara Syekh Ibrahim As-Samarqandy atau Syekh
Asmoroqondi, yang merupakan ayah Sunan Ampel (Raden Rahmat). Sejumlah riwayat sejarah,
Sunan Bejagung Lor dipercaya sebagai orang yang setiap hari menyalakan ribuan ublik (lampu
minyak) untuk menerangi Kakbah di Kota Makkah. Gapura bejangung didirikan pada tahun 1814
Masehi. Kemudian Gapuro ini dirawat dan dibangun oleh pemerintah dan warga setempat sehingga
gapura ini menjadi ikon makan bejagung,banyak wisata yang berfoto-foto pada gapura tersebut. Dan
foto tersebut bisa sebagai bukti bahwa orang tersebut pernah ke Makan Sunan Bejagung.
Terkait sejarah matematika gapura bejagung ini termasuk contoh aspek sejarah dalam
pembelajaran matematika. Hal ini dapat dibuktikan dari bentuk gapura. Gapura bejagung ini memiliki
banyak bentuk antara lain,berbentuk trapezium,persegi panjang,balok. Kemudian bentuk gapura ini
memiliki ukuran yang berbeda-beda. Trapesium,persegi panjang, balok termasuk dalam pembelajaran
matematika yaitu bangun datar dan bangun ruang.
Selain gapura bejangung adapun masjid yang berada dibelakang gapura juga termasuk aspek
sejarah dalam pembelajaran matematika. Masjid tersebut bernama Masjid Syekh Asy'ari tetapi
masyarakat sekitar sring menyebut Masjid Sunan Bejagung. Kemudian Masjid Syekh Asy'ari y
dibangun pada tahun 1400 Masjid Sunan Bejagung merupakan kategori masjid umum. Masjid Sunan
Bejagung masjid sunan bejagung memiliki luas tanah 200 m2 luas bangunan 1.000 m2 dengan status
tanah wakaf. Dalam pembelajaran matematika masjid tersebut juga contoh dari aspek sejarah dalam
pembelajaran matematika yaitu bangun ruang terbukti dari atap masjid yang berbentuk setengah bola
dan pada pilar masjid berbentuk tabung yang dihiasi dengan ukiran.
Gambar
K. Pacitan
Implementasi Warisan Budaya Wayang Beber dalam Sejarah Matematika
Kelompok 7 :
1. Yanti Nur Ramadhani 21030174004
2. Adela Mulyani 21030174014
3. Mustika Maharani Jarkoni 21030174015
4. Fita Amidanal Hikmah 21030174018
Dosen Pembimbing : Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd
Deskripsi :
Wayang Beber merupakan wayang tertua di Indonesia yang menceritakan kisah Dewi Sekar
Taji dan Panji Asmoro Bangun. Penamaan wayang Beber berasal dari cara memainkannya
dengan cara membentangkan layar atau kertas yang berupa gambar. Wayang ini dimainkan
dengan cara menguraikan cerita lakon melalui gambar yang tertera pada kertas atau layar
tersebut.
Asal Budaya :
Wayang beber tertua dengan usia 2,5 abad terdapat di Desa Karang Talun, Kelurahan
Kedompol, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur. Wayang beber ini disimpan di rumah
bapak Sukimin yang lebih dikenal bapak Mangun. Bapak Mangun merupakan generasi ke 13
yang mewarisi 5 gulungan wayang beber. Butuh waktu 1,5 jam dari pustat kota Pacitan untuk
sampai ke rumah bapak mangun sehingga wayang beber ini hanya disimpan sebagai warisan
turun temurun. Warisan gulungan wayang beber ini sempat menjadi lirikan dunia, pernah
ditawar harga mahal dari berbagai kolektor negara asing seperti Jepang dan UNESCO.
Unsur Matematika :
Penerapan matematika dalam wayang yaitu tentang bentuk, ukuran, dan pembagian waktu.
• Letak gambar wayang dengan kertas yang berbentuk persegi panjang, memiliki
jarak dan bentuk ukuran yang proposional.
• Waktu untuk memainkannya butuh waktu kurang kebih 2 jam dan harus membaginya
dalam 6 gulungan, dimana setiap gulungan terdapat 4 adegan cerita. Sehingga para
dalang harus menyajikan seperempat demi seperempat.
Gambar Warisan Wayang Beber
:
• Gambar Gulungan Wayang Beber
• Gambar Dalang Menyajikan Wayang Beber
• Gambar Wayang Beber
L. Pasuruan
IMPLEMENTASI ASPEK SEJARAH CANDI JAWI DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Kelompok 4
1. Mukhammad Rafly Eka Rosyadi (21030174035)
2. Rizka Yolanda Putri H (21030174008)
3. Nur Kholifatur Rohma (21030174029)
4. Fakhtiyah Nur Rosidah (21030174067)
Dosen Pembimbing: Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd
• Deskripsi Candi Jawi
Candi Jawi terletak di Dusun Jawi, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Candi Jawi menempati lahan yang cukup luas,
sekitar 40 x 60 meter persegi, yang dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 meter.
Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Bentuk
candi berkaki Siwa, berpundak Buddha. Ketinggian candi ini sekitar 24,5 meter
dengan panjang 14,2 m dan lebar 9,5 m. Bentuknya tinggi ramping seperti Candi
Prambanan di Jawa Tengah dengan atap yang bentuknya merupakan paduan antara
stupa dan kubus bersusun yang meruncing pada puncaknya. Pintunya menghadap ke
timur. Posisi pintu ini oleh sebagian ahli dipakai alasan untuk mempertegas bahwa
candi ini bukan tempat pemujaan atau pradaksina (upacara penghormatan terhadap
dewa, disebut Dewayadnya atau dewayajña), karena biasanya candi untuk
peribadatan menghadap ke arah gunung, tempat yang dipercaya sebagai tempat
persemayaman kepada Dewa. Candi Jawi justru membelakangi Gunung
Penanggungan. Sementara ahli lain ada pula yang beranggapan bahwa candi ini
tetaplah candi pemujaan, dan posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung karena
pengaruh dari ajaran Buddha. Pada waktu dilakukan pemugaran terhadap Candi Jawi
pada tahun 1938, diketahui bahwa Candi jawi semula merupakan kompleks
percandian yang besar terdiri dari dua halaman. Candi Jawi memiliki berbagai
macam keunikan, candi ini berbeda dengan kebanyakan candi lainnya yang berada
di kawasan 7 Jawa Timur. Batu yang dipakai sebagai bahan bangunan Candi Jawi
terdiri dari tiga jenis. Kaki candi sampai selasar candi dibangun menggunakan batu
berwarna gelap, tubuh candi menggunakan batu putih, sedangkan atap candi
menggunakan campuran batu berwarna gelap dan putih. Bangunan Candi Jawi
dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Taman-taman indah
berhiasan bunga mawar merah dan pohon kamboja menambah keindahan candi.
Pada bagian kaki candi terdapat relief yang menggambarkan miniatur bentuk
bangunan Candi Jawi secara keseluruhan.
• Unsur Matematika
Unsur matematika yang ada pada Candi Jawi yaitu bentuk bangun
datar dan bangunruang yang menyusun bangunan Candi Jawi.
1. Segitiga
Gerbang Candi Jawi bagian atasnya terdapat sebuah bangunan
mengerucut ke atas. Apabila diamati dari depan maka bangunan
tersebut akan menghubungkantiga titik yang tidak terletak pada
satu garis lurus yang kemudian apabila dihubungkan akan
membentuk sebuah bangun datar berupa segitiga.
2. Persegi Panjang
Bentuk bangunan pintu Candi Jawi terdapat sebuah bangunan berbentuk
persegipanjang.
3. Balok
Bentuk tangga Candi Jawi maka berbentuk banguan ruang balok.
Gambar bangunan yang terdapat di Candi Jawi
M. Tulungagung
Nama : Nadira Desva Fitri Shofi’i
NIM : 21030174045
Kelas : PM2021A
Sejarah Warisan Padepokan Hyang Agung Wisnu Petir /
Tingkat Sewu
https://video-newsletters.tf/r1cz8wxO5
Dosen Pengampu : Dr. Jannet Trineke Manoy, M.Pd.
Bangunan ini terletak di dusun Mojo, Wajak Kidul, Kec. Boyolangu, Kabupaten Tulungagung,
Jawa Timur. Bangunan ini merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Timur yang sering
dianggap keramat karena keistimewaan serta keunikan tersebut diyakini sebagai bagian dari
karomah yang di berikan Allah. Sekarang, padepokan ini adalah hanya berisi ratusan anak tangga
untuk menuju kesebuah makam keramat yang disebut makam Eyang Agung Wisnu Petir atau
dikenal sebagai Eyang Agung Tjokrokoesoemo. Menurut juru kunci bangunan ini, makam ini
ditemukan sekitar tahun 1501 pada masa kerajaan Demak.
Bangunan ini mengandung beberapa unsur unsur matematika, antara lain:
1. bentuk gapura depan yang kongruen antara bagian kanan dan bagian kiri,
2. pintu masuknya terdiri dari gabungan 2 bangun datar, yaitu bangun datar persegi dan
setengah lingkaran,
3. ukuran anak tangga yang berbeda-beda saat di ujung dan di tengah tengahnya, ukuran anak
tangga di ujung lebih besar daripada anak tangga yang ada di tengah.
Berikut terdapat beberapa foto di lokasi tingkat sewu:
Gambar 1 Pintu Masuk Tingkat Sewu
Gambar 2 Anak Tangga Menuju Makam
N. Lamongan