Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.3 “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid” Nalurita P. Putri, S.Pd CGP Angkatan 7
JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN I Modul 3.3 ini mempelajari tentang “Pengelolaan Program Yang Berdampak Positif Pada Murid” dimana sebagai calon guru penggerak hendaknya mampu membuat sebuah program yang memeberikan dampak positif bagi siswa. Sebagai pemenuhan tugas jurnal refleksi dwi mingguan, maka saya menulis jurnal ini menggunakan metode F4 yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Metode F4 ini antara lain mencakup tentang : FACT ( Kenyataan ) FEELING ( Perasaan ) FINDINGS ( Pembelajaran ) FUTURE ( Harapan di masa depan) Seperti pada modul sebelumnya, metode pembelajaran modul ini menggunakan alur MERDEKA, yang menurut saya sangat efektif digunakan untuk proses pembelajaran, dimana sebelum belajar kita lebih dulu membekali diri dengan materi yang ada di LMS selain itu alur ini mengajarkan kita untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, inovatif dalam menemukan ide-ide baru serta mandiri dalam mengerjakan setiap tugas yang ada di LMS. Alur MERDEKA tersebut merupakan akronim dari : M : Mulai dari diri E : Eksplorasi konsep R : Ruang kolaborasi D : Demonstrasi kontekstual
E : Elaborasi pemahaman modul K : Koneksi antar materi A : Aksi nyata Proses pembelajaran modul 3.3 “ Pengelolaan Program Yang Berdampak Positif Pada Murid” ini berkaitan dengan bagaimana cara calon guru penggerak menghadirkan sebuah program yang berpihak pada murid dan memberikan dampak positif pada murid selama proses pembelajaran baik itu dalam bentuk ekstrakurikuler, intrakurikuler ataupun kokurikuler. Pada tanggal 15 mei 2023 saya memulai kegiatan pada modul ini dengan alur MULAI DARI DIRI, disini saya mempelajari modul tentang “Pengelolaan Program Yang Berdampak Positif Pada Murid” melalui belajar mandiri saya mempelajari materi yang ada di LMS dan menjawab setiap pertanyaan yang disajikan didalam LMS. Berlanjut pada alur EKSPLORASI KONSEP dimana saya lebih mendalami konsep-konsep atau dasar teori yang digunakan dalam pembelajaran modul ini, disini juga disajikan beberapa kasus yang bisa memperdalam pengetahuan saya terkait dengan materi Kepemimpinan Murid yang juga bisa disebut dengan Student Agency. . Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya, di mana murid mampu berperan sebagai pemimpin dalam pembelajarannya sendiri. dan murid mengambil peran aktif dalam proses
pembelajarannya sendiri. Murid diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri dapat dimaksimalkan. Sehingga potensi kepemimpinannya selalu berkembang menjadi lebih baik. ‘Kepemimpinan murid’ berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency, mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset (pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat. Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, secara tidak langsung mereka memiliki suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. Selain itu, dalam modul ini juga terdapat materi tentang 7 karakteristik lingkungan yang mendukung dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid yang meliputi:
1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan murid untuk menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosiyang positif 2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, dimana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah 3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun nonakademik 4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan disekitarnya 5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapatmenentukan tujuan, harapan ataumimpi yang manfaat dan menindaklanjuti kebaikannya melampauipemenuhan kepentingan individu, kelompok maupungolongan. 6. Lingkungan yang menempatkan murid sebagai fokusnya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri 7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikaptangguh murid untuk terus bangkit diberbagai kesempatan Saya akan melakukan hal konrit nantinya untuk mewujudkan 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Tindakan yang akan saya lakukan tentu dengan mempertimbangkan asset yang ada seperti program shalat zuhur berjemaah dengan memanfaatkan masjid di dekat sekolah. dan diharapkan program yang akan dikembangkan nanti dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dan profil pelajar Pancasila.
Perasaan yang saya rasakan setelah mempelajari modul 3.3 ini adalah satu sisi saya merasa cemas dan ragu bisa mengimplementasikan ilmu di modul ini. Namun, saya yakin karena masih ada alur pembelajaran yang akan saya ikuti seperti kolaborasi bersama fasil dan CGP yang lain serta elaborasi bersama instruktur akan membuat saya lebih mengerti isi modul ini. Namun, disisi lain saya sangat senang dan bahagia karena selain menambah ilmu pengetahuan, wawasan secara tidak langsung juga merubah sudut pandang saya sebagai seorang pendidik. Di modul ini saya memahami bahwasannya murid seyogyanya diberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri sehingga potensi kepemimpinan murid tersebut dapat muncul dan juga selalu berkembang lebih baik. Kita guru hanya sebagai penuntun agar murid betul-betul menjadi insan cendikia yang memiliki profil pelajar Pancasila. Setelah mempelajari modul 3.3 ini saya berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,khususnya di kelas pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia yang saya ampu. Saya akan berusaha untuk dapat memberikan perubahan awal. Selain menerapkannya saya juga akan berbagi praktik tersebut terhadap rekan sejawat di sekolah. Sehingga terjalin kolaborasi dan kebersamaan. Dan harapan untuk membangun sekolah sekolah yang berpusat pada murid dapat terwujud dengan usaha bersama-sama.