The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

2. MODUL PEMBELAJARAN BAB 1 SUB MATERI 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by zoomsmpitbaitussalam, 2022-09-23 12:22:21

2. MODUL PEMBELAJARAN BAB 1 SUB MATERI 1

2. MODUL PEMBELAJARAN BAB 1 SUB MATERI 1

MODUL BELAJAR
MATA PELAJARAN PPKn

Sub Materi
Penerapan Pancasila dari Masa ke
Masa

PENULIS:
Rakhyan Risnu Sasongko, S.Pd.
DESAINER GRAFIS DAN ILUSTRATOR:
Rakhyan Risnu Sasongko, S.Pd.

SMP IT Baitussalam Prambanan
Pondok Pesantren Modern Baitussalam
Tahun Pelajaran 2022/ 2023

I

HALAMAN PENGESAHAN

Modul Ajar PPKn Kelas IX SMP/MTs dengan Sub Materi Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa,
setelah memperhatikan berbagai pertimbangan dari Pengawas dan Kepala Sekolah dengan ini
“Modul Ajar PPKn Kelas IX SMP/MTs” ini digunakan dalam proses pembelajaran di SMP IT
Baitussalam Prambanan dan disahkan:

Hari Tanggal : 23 September 2022
Mengetahui :

1. Kepala Sekolah Ririn Setyaningsih, S.Sos ( ……………… )

2. Kepala Perpustakaan Aprian Resahadi, S.Pd. ( ………………)

II

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Modul Belajar Mata Pelajaran PPKn Sub Materi Penerapan Pancasila dari
Masa ke Masa Kelas IX Semester Gasal SMP IT Baitussalam Prambanan Prambanan Tahun
Pelajaran 2022/2023 ini dapat terwujud.
Modul ini bertujuan untuk membantu peserta didik kelas IX SMP IT Baitussalam
Prambanan dalam mendeskripsikan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dari Masa ke Masa.
Modul ini memuat tentang uraian materi-materi yang berkaitan dengan dinamika penerapan
Pancasila dari masa awal kemerdekaan hingga masa reformasi sampai dengan sekarang. Selain itu
modul belajar ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
materi melalui rangkuman maupun gambar-gambar yang menarik bagi peserta didik. Modul
belajar ini juga menyisipkan latihan-latihan mandiri maupun kelompok untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan peserta didik.
Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada;
1. K.H. Abdul Hakim, Aka selaku Pimpinan Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan
yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada segenap guru SMP IT
Baitussalam Prambanan.
2. Ustadzah Ririn Setyaningsih, S.Sos. selaku Kepala Sekolah SMP IT Baitussalam Prambanan
yang terus memberikan motivasi dan dukungan dala penyusunan modul.
3. Bapak ibu guru SMP IT Baitussalam Prambanan yang selalu memberikan dukungan,
masukan, dan saran demi kesempurnaan modul.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan kurikulum ini.
Modul ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik, sehingga dapat
terjadi kegiatan belajar mengajar yang lebih komunikatif dan optimal dan meningkatkan kualitas
pendidikan di SMP IT Baitussalam Prambanan.
Tidak ada gading yang tak retak. Begitupun modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang kompeten
sangat kami harapkan. Akhir kata, selamat belajar dan semoga sukses.

Sleman, 22 September 2022
Hormat kami,

Penyusun

III

PETA KONSEP

Pemberontakan PKI di
Madiun

Pemberontakan DI/TII

PENERAPAN PANCASILA DARI MASA AWAL KEMERDEKAAN Pemberontakan RMS
MASA KE MASA (1945 - 1959)
Pemberontakan
Masa Orde Lama (1959 - PRRI/Permesta
1966)
Pemberontakan APRA
Masa Orde Baru (1966 -
1998) Perubahan bentuk negara
dari RIS menjadi NKRI
Masa Reformasi - Sekarang
Demokrasi Terpimpin

Peristiwa G30S/PKI

IV

DAFTAR ISI I

HALAMAN SAMPUL II
III
HALAMAN PENGESAHAN IV
KATA PENGANTAR V
PETA KONSEP
DAFTAR ISI 1
1
BAB I Pendahuluan 2
A. Identitas Modul 2
B. Deskripsi 3
C. Petunjuk Penggunaan Modul 3
BAB II Kegiatan Pembelajaran 3
A. Tujuan Pembelajaran 3
B. Uraian Materi Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa 9
10
1. Masa Awal Kemerdekaan (1945 – 1959) 11
2. Masa Orde Lama (1959 – 1966) 12
3. Masa Orde Baru (1966 – 1998) 14
4. Masa Refirmasi – Sekarang 15
C. Latihan Peserta Didik
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA

V

BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul

Mata pelajaran : PPKn

Kelas/Semester : IX/Gasal

Materi Pokok : Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan

Pandangan Hidup Bangsa

Sub Materi : Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 1.1 Mensyukuri perwujudan 1.1.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap

Pancasila sebagai dasar Tuhan Yang Maha Esa dalam

negara yang merupakan mewujudkan Pancasila sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha dasar negara dan pandangan hidup

Esa. bangsa.

2 2.1 Menunjukkan sikap bangga 2.1.1 Menunjukkan perilaku gotong

akan tanah air sebagai royong, disiplin, dan bertanggung

perwujudan nilai-nilai jawab dalam mempertahankan

Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan

negara. pandangan hidup bangsa.

3 3.1 Membandingkan antara 3.1.1 Mendeskripsikan penerapan

peristiwa dan dinamika yang Pancasila sebagai dasar negara dari

terjadi di masyarakat dengan Masa ke Masa.

praktik ideal Pancasila

sebagai dasar negara dan

pandangan hidup bangsa.

4 4.1 Merancang dan melakukan 4.1.1 Menyusun laporan dan menyajikan

penelitian sederhana tentang hasil telaah tentang peran tokoh

peristiwa dan dinamika yang nasional dalam perwujudan

terjadi di masyarakat terkait Pancasila sebagai dasar negara.

penerapan Pancasila sebagai

dasar negara dan pandangan

hidup bangsa.

1

B. Deskripsi
Pancasila secara resmi telah disahkan pada sebagai dasar negara Indonesia satu hari

setelah diproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia, yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia,
meski demikian dalam perwujudannya banyak sekali mengalami pasang surut. Bahkan tercatat
dalam sejarah negara Indonesia telah ada berbagai upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dengan ideologi lainnya. Selain itu ada banyak tantangan dan permasalahan yang
dalam upaya penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Tantangan dan permasalahan itu tidak hanya datang pada masa awal kemerdekaan negara
Indonesia, namun hingga sekarang di tengah perkembangan globalisasi saat ini, tantangan dan
permaslahan terhadap Pancasila masihlah ada.

C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal maka langkah-langkah yang perlu

dilaksanakan pada modul ini adalah:
1. Pelajari daftar isi serta peta pembelajaran modul dengan cermat dan teliti.
2. Baca dan pahamilah materi dalam modul ini pada setiap kegiatan pembelajaran, jika ada

materi yang kurang jelas tanyakan kepada guru
3. Kerjakan setiap penugasan, dan soal-soal test formatif dalam mengecek kemampuan untuk

mengukur sampai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang anda kuasai dalam
kegiatan belajar tersebut.
4. Apabila anda mengerjakan penugasan dan soal-soal test formatif mendapat nilai ≥ 77 maka
anda dapat melanjutkan kegiatan belajar berikutnya

2

BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran

1.1.1 Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan rasa
2.1.1 syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila sebagai
3.1.1 dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
4.1.1 Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat menunjukkan perilaku
gotong royong, disiplin, dan bertanggung jawab dalam mempertahankan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat mendeskripsikan
penerapan Pancasila sebagai dasar negara dari Masa ke Masa.
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat menyusun laporan dan
menyajikan hasil telaah tentang peran tokoh nasional dalam perwujudan Pancasila
sebagai dasar negara.

B. Uraian Materi
Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan
pedoman untuk membimbing warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Pancasila secara resmi ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia dalam Sidang
PPKI pertama (18 Agustus 1945). Namun, setelah ditetapkan sebagai dasar negara, penerapan
Pancasila pada awal kemerdekaan tidak berjalan mulus.

Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan pemberontakan
yang tujuannya menganti Pancasila dengan ideologi lainnya. Masa awal kemerdekaan adalah
masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila
diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda pada awal kemerdekaan. Tantangan penerapan
Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan yakni sebagai berikut:
1. Masa Awal Kemerdekaan (1945 – 1959)
a. Pemberontakan PKI di Madiun

Sebelum memulai pembelajaran pada modul ini, perhatikan gambar berikut!

Gambar 1 Monumen Kresek sebagai pengingat

terjadinya pemberontakan PKI Madiun (Sumber: www.detik.com)

Bagaimana tanggapan kalian mengenai isi dari gambar tersebut?

3

1) Latar belakang

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun terjadi pada tanggal 18

September 1948 yang berlangsung selama tiga bulan. Pemberontakan PKI Madiun

dilatarbelakangi oleh persoalan yang agak pelik antara pemerintah dan sayap kiri. Peristiwa

ini diawali dengan jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin pada tanggal 28 Januari 1948 dan

dibentuklah kabinet baru yang diberi nama Kabinet Hatta. Mohammad Hatta membentuk

kabinet baru tanpa partisipasi sayap kiri. Hal ini kemudian menyebabkan kelompok kiri

merasa kecewa dan ingin melakukan pemberontakan.

Situasi meningkat setelah Musso, seorang tokoh komunis Indonesia berpangkat

tinggi, kembali ke negaranya setelah belajar di Uni Soviet. Musso mendirikan badan baru

partai-partai sayap kiri, termasuk PKI yang disebut FDR (Front Demokrasi Rakyat).

Mereka kemudian melakukan perjalanan dakwah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemberontakan PKI di Madiun pecah dini hari pada tanggal 18 September 1948 pukul

03.00.

2) Tujuan pemberontakan

Tak hanya berusaha menggulingkan pemerintahan Indonesia, pemberontakan PKI

di Madiun juga bertujuan untuk: mengatasi
➢ Membentuk negara Republik Soviet Indonesia
➢ Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
➢ Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan

Untuk

pemberontakan PKI Madiun,

pemerintah melakukan beberapa

cara untuk mengakhiri

pemberontakan, di antaranya:

Gambar 2 Amir Sjarifuddin digiring oleh aparat TNI setelah
tertangkap pada November 1948 di Kudus, Jawa Tengah
(www.kompas.com)

➢ Soekarno memperlihatkan pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih Soekarno-

Hatta atau Muso-Amir.
➢ Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan

Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para

santri.

4

b. Pemberontakan DI/TII

Selanjutnya, terjadi pemberontakan Darul

Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Pemberontakan ini berawal dari kekecewaan rakyat

Indonesia terhadap pemerintah yang menyetujui

Perjanjian Renville dengan Belanda. Berdasarkan

perjanjian tersebut, tentara Indonesia terpaksa

Gambar 3 Bendera Negara Islam Indonesia mundur dari Jawa Barat ke Jawa Tengah yang
(sumber.belajar.kemdikbud.go.id) dikenal dengan Long March Siliwangi. Kondisi ini

kemudian mendorong Kartosuwiryo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII)

berdasarkan Islam. Kartosuwiryo melancarkan gerakan perlawanan yang dikenal dengan

pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1949. Tak disangka, gerakan

ini ternyata menular di beberapa daerah lain. Pemberontakan DI/TII terjadi di empat daerah

lainnya, yaitu:

1) Jawa Barat

Pemimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah Sekarmadji Maridjan

Kartosuwirjo (S. M. Kartosuwirjo). Konteks pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah

ketika pemerintah Indonesia menandatangani Perjanjian Renville pada tahun 1948.

Berdasarkan perjanjian tersebut, tentara Indonesia terpaksa meninggalkan Jawa Barat dan

pindah ke Jawa Tengah. Kartosuwiryo melihat ini sebagai pengkhianatan pemerintah

Indonesia terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat. Bersama sekitar 2.000 pengikut pasukan

Hizbullah dan Sabilillah, ia enggan berhijrah dan memulai upaya mendirikan Negara Islam

Indonesia (NII).

2) Jawa Tengah

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah dan Mahfu'dz

Abdurachman atau Kyai Somangu). Amir Fatah adalah komandan tentara Hizbullah di

Tulangan, Sidoarjo dan Mojokerto. Setelah memperoleh pengikut, Amir Fatah menyatakan

bergabung dengan DI/TII pada tanggal 23 Agustus 1949 di desa Pangarasan, Tegal. Ia juga

diangkat menjadi Panglima Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal

Tentara Islam Indonesia.

3) Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh. Dia adalah seorang

sarjana berpengaruh di sana. Peristiwa DI/TII di Aceh bermula dari ketidakpuasan

masyarakat Aceh terhadap kebijakan pemerintah karena wilayah mereka diubah menjadi

tempat tinggal di bawah Sumatera Utara. Daud Beureuh memberontak karena tidak puas

dengan otonomi daerah, minimnya rehabilitasi dan modernisasi di Aceh, dan konflik

antargolongan.

5

4) Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Mudzakar. Setelah

perang kemerdekaan, ia kembali ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan dan
memimpin beberapa Laskar di sana yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi
Selatan (KGSS). Alasan utama mengapa dia memberontak adalah ketidakpuasan dengan
jatahnya. Pemerintah telah menetapkan pemilihan anggota KGSS untuk menjadi Tentara
Nasional Indonesia Bersatu (APRIS).
5) Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar atau Haderi
bin Umar alias Angli. Ibnu Hajar adalah mantan letnan dua TNI yang memisahkan diri
dengan mendirikan gerakan Persatuan Rakyat Tertindas (KRYT). Ibnu Hajar juga
mengatakan bahwa gerakannya adalah bagian dari DI/TII Kartosuwirjo. Pada Oktober
1950, Ibnu Hajar menyerang pos-pos APRIS di Kalimantan Selatan.

c. Pemberontakan RMS

1) Latar belakang

Berdirinya Negara Kesatuan

Republik Indonesia memancing respon

dari masyarakat Maluku Selatan saat itu.

Mantan Jaksa Agung Negara Indonesia

Timur Mr. Christian Robert Soumokil,

memproklamirkan berdirinya Republik

Gambar 4 RMS atau Republik Maluku Selatan adalah Maluku Selatan pada tanggal 25 April
gerakan separatis yang diproklamasikan pada 25 April 1950 1950. Ini sebagai bentuk penolakan
terhadap berdirinya Republik Indonesia,
dan bermarkas di Ambon (Sumber: Soumokil tidak setuju dengan
https://nasional.sindonews.com)

penggabungan daerah-daerah negara Indonesia Timur ke wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Dengan mendirikan Republik Maluku Selatan, ia berusaha

memisahkan Maluku Tengah dan NIT dari NKRI.

2) Tindakan pemerintah

Ditolaknya mentah-mentah ajakan pemerintah kepada RMS untuk berdamai,

membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer.

Kolonel A.E. Kawilarang dipilih sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer

tersebut.

Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal November 1950. Akan tetapi,

ketika melakukan perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi

gugur. Namun, perjuangan gerilya kecil-kecilan masih berlanjut di Pulau Seram sampai

1962. Setelah itu, pada tanggal 12 Desember 1963, Soumokil akhirnya dapat ditangkap dan

6

kemudian dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta. Berdasarkan
keputusan Mahkamah Militer Luar Biasa, Soumokil dijatuhi hukuman mati.

d. Pemberontakan PRRI/Permesta
1) Latar belakang

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia,
sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat
Semesta. Pemberontakan keduanya sudah muncul saat menjelang pembentukan Republik
Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949. Akar masalahnya yaitu saat pembentukan RIS tahun
1949 bersamaan dengan dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade
saja.

Kemudian, brigade tersebut diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB.
Kejadian itu membuat para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng merasa kecewa, karena
mereka merasa telah berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti
Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan
masyarakat yang sangat rendah.

2) PRRI/PERMESTA
PRRI selanjutnya membentuk Dewan Perjuangan dan sekaligus tidak mengakui

kabinet Djuanda, maka terbentuklah kabinet PRRI. Pada tanggal 9 Januari 1958 para tokoh
militer dan sipil mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. PRRI
kemudianmengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah pusat, yaitu:
a) Dibubarkannya Kabinet Djuanda
b) Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX membentuk pemerintahan

sementara sampai pemilihan umum berikutnya akan dilaksanakan
c) Soekarno kembali pada posisi konstitusionalnya.

Selanjutnya Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958
memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
dengan perdana menteri Syafruddin Prawiranegara. Hal ini merupakan respon atas
penolakan tuntutan yang diajukan oleh PRRI. Pada saat dimulainya pembangunan
pemerintahan, PRRI mendapat dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat. Dengan
bergabungnya PERMESTA dengan PRRI, gerakan kedua kelompok itu disebut
PRRI/PERMESTA.

7

3) Penumpasan
Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah melancarkan operasi militer

gabungan yang diberi nama Operasi Merdeka, dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto
Hendraningrat. Operasi ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern
buatan Amerika Serikat. Terbukti dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara
Revolusioner (Aurev) yang dikemudikan oleh Allan L. Pope seorang warga negara
Amerika Serikat.

Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan
Agustus 1958, dan pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa
anggota Permesta untuk kembali Republik Indonesia.

e. Pemberontakan APRA

Pemberontakan APRA terjadi pada

tanggal 23 Januari 1950 dengan melakukan

serangan dan menduduki kota Bandung, serta

menguasai markas Staf Divisi Siliwangi.

Gambar 5 Raymond Westerling (Sumber: portal- Gerakan APRA bertujuan untuk
sejarah.com/) mempertahankan bentuk negara federal di
Indonesia, serta memiliki tentara sendiri bagi

negara-negara RIS.

Pemberontakan ini digagalkan Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS waktu itu

dengan melakukan perundingan dengan Komisi Tinggi Belanda untuk percepatan

pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.

Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA didirikan Kapten KNIL Raymond

Westerling pada tanggal 15 Januari 1949. Raymond memandang dirinya sebagai "Ratu

Adil" yang diramalkan akan membebaskan Indonesia dari tirani.

f. Perubahan bentuk negara dari RIS menjadi NKRI
Pada masa awal kemerdekaan terjadi perubahan

bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan konstitusi
yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara
Tahun 1950.

Negara kesatuan Republik Indonesia mengadakan
pemilihan umum pertama di Indonesia pada tahun 1955
yang dianggap paling demokratis. Namun anggota Majelis

Gambar 6 Dekrit Presiden 5 Juli 1959

(Sumber: rumusrumus.com) Konstituante setelah pemilu tidak berhasil menyusun

8

konstitusi seperti yang diharapkan. Hal ini mengakibatkan krisis politik, ekonomi dan
keamanan, yang mendorong pemerintah untuk menyusun Dekrit Presiden 1959. Berikut
adalah isi Dekrit Presiden 1959 dikenal dengan sebutan Dekrit 5 Juli 1959 yaitu:
➢ Membubarkan Badan Konstituante
➢ Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berlaku kembali dan Undang-Undang Dasar

Sementara Tahun 1950 tidak berlaku
➢ Dibentuknya MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan

Pertimbangan Agung Sementara)
Penerapan Pancasila saat itu lebih lurus sebagai ideologi liberal, yang ternyata tidak

menjamin stabilitas pemerintahan.

2. Masa Orde Lama (1959 – 1966)
a. Demokrasi Terpimpin
Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah
nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno, sehingga
pada masa ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin.
Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.
Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, dan
menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis (NASAKOM), yang ternyata tidak
cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak
lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila
dengan ideologi lain.

b. Peristiwa G30S/PKI

Akibat dari kemerosotan moral di

sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup

bersendikan nilai-nilai Pancasila Pada

periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada

tanggal 30 September 1965 yang dipimpin

oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini

adalah kembali mendirikan Negara Soviet

Gambar 7 Ilustrasi Peristiwa G30S/PKI (Sumber: di Indonesia serta mengganti Pancasila
www.detik.com) dengan paham komunis. Pemberontakan ini

bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai

dengan perbuatannya. Beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:

1) Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya

sebagai negara komunis

2) Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan

9

3) Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk
sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat
komunis

4) Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis
5) Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan

komunisme internasional.

3. Masa Orde Baru (1966 – 1998)
Era demokrasi terpimpin di bawah

pimpinan Presiden Soekarno mendapat
tamparan yang keras ketika terjadinya
peristiwa tanggal 30 September 1965, yang
disinyalir didalangi oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI). Pemberontakan PKI
Gambar 8 Peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno tersebut membawa akibat yang teramat fatal
kepada Presiden Suharto (Sumber: www.maxmanroe.com) bagi partai itu sendiri, yakni tersisihkannya
partai tersebut dari arena perpolitikan Indonesia. Begitu juga dengan Presiden Soekarno yang
berkedudukan sebagai Pimpinan Besar Revolusi dan Panglima Angkatan Perang Indonesia
secara pasti sedikit demi sedikit kekuasaannya dikurangi bahkan dilengserkan dari jabatan
Presiden pada tahun 1967, sampai pada akhirnya ia tersingkir dari arena perpolitikan nasional.
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat yaitu
antara tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik
Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan visi
tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat Indonesia, terutama yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada masa
demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis.
Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada
perubahan yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia. Antara Orde Baru dan Orde Lama
sebenarnya sama saja (sama-sama otoriter). Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru,
kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.
Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya baik
yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun yang bersifat
infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu juga Presiden Soeharto
mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapapun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima Tertinggi ABRI.

10

Dari uraian di atas, kita bisa menggambarkan bahwa pelaksanaan demokrasi Pancasila
masih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya
dijadikan alat politik penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila sama
dengan kediktatoran.

4. Masa Refirmasi – Sekarang
Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup

bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Di era globalisasi dan digital saat ini, muncul
peluang dan tantangan tersendiri dalam penerapan Pancasila.
a. Peluang penerapan Pancasila

Apa yang dimaksud dengan peluang penerapan Pancasila? Peluang penerapan
Pancasila merupakan kesempatan dan usaha mencapai persatuan dan kesatuan dengan
menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Di era globalisasi dan digital seperti sekarang, peluang penerapan Pancasila bisa
dilakukan menggunakan teknologi informasi. Dengan teknologi informasi kita bisa
mengampanyekan nilai-nilai Pancasila ke seluruh dunia dengan mudah dan cepat.
Sehingga, praktik kehidupan sehari-hari yang berpedoman pada Pancasila bisa menjadi
insipirasi negara-negara lain di dunia.

Contohnya bahan kampanye Indonesia kepada negara-negara lain di dunia seperti
kerukunan dalam keberagaman di Indonesia yang disebarluaskan melalui teknologi
indformasi. Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara yang terbuka juga dapat menyerap
nilai-nilai baru yang bermanfaat dan tidak menyimpang dengan nilai-nilai sebelumnya bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia.

b. Tantangan penerapan Pancasila

Penerapan Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari juga memunculkan

tantangan tersendiri. Berikut tantangan

penerapan Pancasila.

1) Munculnya paham atau pemikiran

Gambar 9 Kasus Pencurian data oleh Hacker Bjorka yang baru yang bertentangan dengan nilai-nilai
sedang ramai di Indonesia (Sumber: www.detik.com) dan ideologi Pancasila.
2) Masuknya budaya asing yang

mengikis budaya asli Indonesia.

3) Masuknya kebiasaan dan informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

4) Efek globalisasi yang memasukkan budaya asing pada bangsa Indonesia dan banyak

ditiru, padahal budaya asing tersebut tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

5) Kondisi geografis Indonesia yang berbeda, menyebabkan pembangunan tidak merata.

11

6) Pembangunan sarana yang tidak merata menyebabkan kesenjangan sosial antara pulau-
pulau di Indonesia.

7) Kemajuan Pendidikan Indonesia banyak yang terpusat pada Pulau Jawa, sehingga
banyak kemajuan pendidikan di pulau lain yang tertinggal.

8) Indonesia mengakui enam agama berbeda, sehingga ada tantangan bagi masyarakat
untuk menumbuhkan sikap tenggang rasa dan toleransi pada keyakinan lain.

9) Indonesia memiliki banyak latar belakang suku dan budaya, sehingga ada tantangan
bagi masyarakat untuk bersikap saling menghargai dan mencegah diskriminasi.

10) Masih banyak contoh kurangnya pengawasan dan hukuman dari pihak berwajib bagi
orang yang berlaku tidak adil.

11) Penggunaan gadget berlebihan, sehingga orang Indonesia mudah terpengaruh hal-hal
negatif dan kurang beradab.

12) Adanya kesenjangan sosial dan ekonomi antar daerah menurunkan rasa nasionalisme
dan persatuan masyarakat.

13) Masih banyak praktik kecurangan dalam penggunaan hak rakyat untuk mengeluarkan
pendapat dengan bebas.

14) Masih banyak rakyat yang memilih golput (golongan putih) atau tidak menggunakan
hak pilihnya dalam Pemilu.

15) Adanya praktik kecurangan dan tidak adil dalam penegakan hukum.
16) Budaya main hakim sendiri masih banyak dilakukan.

C. Latihan Peserta Didik
Latihan Mandiri

Jawablah pertanyaan berikut!
1. Pada akhirnya setiap pemberontakan yang terjadi pada masa awal kemerdekaan berhasil

dituntas. Jelaskan mengapa pada masa awal kemerdekaan banyak terjadi pemberontakan!
2. Meski pemerintahan pada masa orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto

memberikan secercah harapan bagi rakyat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan
perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di
bawah Presiden Soekarno, namun harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud.
Jelaskan apa yang membuat harapan rakyat tidak sepenuhnya terwujud!
3. Sebutkan tiga tantangan penerapan Pancasila di era globalisasi yang akan dihadapi oleh
seorang pelajar! Berilah setidaknya tiga solusi sikap seorang pelajar dalam menghadapi
tantangan tersebut?

12

Kegiatan Kelompok
a. Bentuklah sejumlah 4 kelompok dalam satu kelas
b. Setiap kelompok akan dibagi ke dalam tema-tema yang sudah ditentukan
c. Analisislah Tantangan dan Permasalahan yang Muncul dalam Penerapan Pancasila dari

Masa ke Masa

13

➢ PERMESTA GLOSARIUM
➢ Kabinet : Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta disingkat
➢ Pemberontakan
Permesta adalah sebuah gerakan militer di Indonesia.
➢ Rehabilitasi : Kabinet adalah badan pejabat tinggi negara, biasanya terdiri

➢ Modernisasi dari para pemimpin puncak cabang eksekutif. Anggota kabinet
biasanya disebut menteri kabinet atau sekretaris..
: Pemberontakan, dalam pengertian umum, adalah penolakan
terhadap otoritas. Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai
bentuk, mulai dari pembangkangan sipil hingga kekerasan
terorganisir.
: Rehabilitasi adalah pemulihan posisi seseorang dengan
memperbaiki anggota tubuh yang cacat dan orang lain,
misalnya korban kecelakaan pasien untuk menjadi orang yang
berguna dan mengambil posisi dalam posisi masyarakat.
: Modernisasi merupakan proses perubahan dari suatu hal yang
belum maju berubah ke arah yang lebih maju.

14

DAFTAR PUSTAKA

Verelladevanka Adryamarthanino. 2022. Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal

Kemerdekaan. https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/26/160000879/penerapan-

pancasila-sebagai-dasar-negara-pada-awal-kemerdekaan-?page=all. diakses pada

23/09/2022.

Pusdatin. 2021. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa.

https://bpip.go.id/berita/991/638/penerapan-pancasila-dari-masa-ke-masa.html. diakses

pada 23/09/2022.

Novia Aisyah. 2022. Daftar Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat sampai Kalimantan

Selatan. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6279820/daftar-pemimpin-

pemberontakan-ditii-di-jawa-barat-sampai-kalimantan-selatan. diakses pada 23/09/2022.

Tedy Rizkha Heryansyah. 2022. Pemberontakan Republik Maluku Selatan | Sejarah Kelas 12.

https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-pemberontakan-republik-maluku-selatan.

diakses pada 23/09/2022.

Rabia Edra. 2017. Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PRRI/Permesta | Sejarah Kelas 12.

https://www.ruangguru.com/blog/latar-belakang-dan-tujuan-pemberontakan-

prri/permesta. diakses pada 23/09/2022.

Puspasari Setyaningrum. 2022. Pemberontakan PRRI Permesta: Tokoh, Latar Belakang, dan

Penumpasan. https://regional.kompas.com/read/2022/07/27/164942678/pemberontakan-

prri-permesta-tokoh-latar-belakang-dan-penumpasan?page=all. diakses pada 23/09/2022.

Kristina. 2021. G30S PKI: Sejarah, Tujuan, Kronologi, dan Latar Belakangnya.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5747435/g30s-pki-sejarah-tujuan-kronologi-dan-

latar-belakangnya. diakses pada 23/09/2022.

Atika Mayasari. 2022. Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari.

https://adjar.grid.id/read/543440875/peluang-dan-tantangan-penerapan-pancasila-dalam-

kehidupan-sehari-hari?page=all. diakses pada 23/09/2022.

Niken Bestari. 2022. Contoh-Contoh Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan

Berbangsa. https://bobo.grid.id/read/083437839/contoh-contoh-tantangan-penerapan-

pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa?page=all. diakses pada 23/09/2022.

15


Click to View FlipBook Version