The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku kerja untuk pelatihan Melaksanakan manajemen Aset

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by budisutjahjo, 2022-01-10 01:34:57

Melaksnakan Manajemen Ast

Buku kerja untuk pelatihan Melaksanakan manajemen Aset

Keywords: aset,life cycle cost,asset life cycle,critically

Sebagai contoh ke 1, Bobot Gambar 43 - Probablita Sederhana
Probablita 100%, apabila kejadian
dianggap hampr pasti terjadi, dan
diperkirakan akan terjadi 1 tahun
sekali. Probablita terendah 1,
apabila diperkirkan terjadi dalam
100 tahun.

Beriku cintih lain, probablita yang
disederhanakan.

Gambar 44 - Probablita Disederhanakan

DAMPAK KEGAGALAN ASET

Kegagalan asset pada suatu timgakt, bisa jadi

akan menimbulkan kegagalan pada hirarki

diatasnya. Misalkan suatu komponen pompa

terjadi kerusakan, maka pompa gagal

berfungsi, Kemungkinan system

perpompaan distribusi juag akan

mengalamai kegagalan, sesuai kedudukan

asset dalam hirarki. Gambar 45- Dampak Kegagalan Dan Hirarki Aset

Dampak akibat kegagalan asset bisa dikuantifikasikan sebagai biaya, sesuai dengan penjelasan pada Modil
5, yang terdiri dari 1) Biaya langsung untuk/kepada pemerintah, 2) Biaya untuk/kepada pelanggan, dan 3)
Biaya langsung kepeda/untuk masyarakat.

Dampak kegagalan umumnya dikuantifikasi secara
kualitatif, kemudian diberi bobot. Contoh
1disamping ini salah satunya.

Gambar 46 - Dampak Kegagalan 1

Berikut ini salah satu contoh 2, dampak dari
kegagalan asset dan bobotnya.

Gambar 47 - Dampak Kegagalan 2

Mlaksanakan Manajemen Aset 50

Berikut contoh 3, dampak dan bobot yang
disederhanakan

Gambar 48 - Dampak Kegagalan 3

ANALISIS RISIKO.

Secara umum, risiko merupakan perkalian antara konsekuensi/dampak dikalikan dengan
probablita/kemungkinan kegagalan

RISIKO = DAMPAK x PROBABLITA

Dampak sering juga disebut konsekuensi. Sedanhkan probablita sering disebut sebagai kemungkinan atau
frekeuensikejadian. Sehingga dengan perkalian antara dampak dan probablita, maka terdapat risiko-risiko
yang tinggi maupun risiko yang rendah.

Contoh fambar disamping ini, Gambar 49 - Risiko dan tindakan
menghubungkan risiko dengan Tindakan-
tindakan untuk perbaikan ataupun
pencegahan.
Apabila probablita tinggi dan konsekuensi
tinggi, perlu Tindakan segera.
Apabila probabalita rendah sedangkan
konskuensi tinggio, atau probablita tinggi
konsekuensi rendah, maka perlu dilakukan
monitoring intensif. Namun jika prbablita
dan konsekuensinya tinggi perlu Tindakan
segera.

Contoh berikut ini menghubungkan risiko

dengan strategi pemeliharaan. Risiko

digolongkan pada tingkatan;

1) Risiko Tinggi, probablita dan

konsekuensi tinggi, strategi

pemeliharaan yang diterapkan

penggantian atau pembahruan asset.

2) Risiko Sedang, jika probablita tinggi,

stratgi yang diterapkan; campuran

pemeliharaan proaktif dan reaktif

tergantung biaya dan isu spesifik lainnya.

Sedangkan jika probablita rendah, Gambar 50 - Risiko & Strategi Pemeliharaan

strategi proaktif dan monitoring kinerja.

3) Risiko Rendah, strategi pemeliharaan yang diterapka Reaktif (run to failure)

Mlaksanakan Manajemen Aset 51

Berbagai metode serupa juaga bisa diterpkan,
misla pabila digunkan bobot probablita yang
sederhana (skala 1 sd 5) dan boboy
konsekuensi yang sederhana (skla 1 sd 5), dan
bisa digubyungkan dengan Tindakan strategis
stau taktis yang diperlukan.

Gambar 51 - Risiko dan Tindakan

Apabila analisis risiko diterpkan pada masing- Gambar 52 - Risiko dan Tindakan per Aset
masing asset, maka terdapat matrix risiko dan
Tindakan yang diperlukan untuk setiap asset
yang ada, seperti pada contoh berikut ini.
Risiko dengan warna merah merupak asset
yang perlu tindakan segera, sedangkan asset
dengan risiko berearna kuning, merupkan asset
yang perlu dikaji iulang dan monitoring
intensuf.

MELAKSANAKAN MITIGASI RISIKO KEGAGALAN ASET

FAKTOR MITIGASI RISIKO.

Tahap-tahap yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan manajemen risiko adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan, setelah
mengidentifikasi maka dilakukan evaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya. Tahap terakhir adalah mitigasi risiko pengendalian risiko.

Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya kerugian misalnya dalam
mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko
dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian misalnya dalam produksi, peluang terjadinya
produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control). Menahan sendiri risiko berarti
menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam
perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan pengalihan/transfer
risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain,
misalnya perusahaan asuransi.

Faktor mitigasi risiko secara signifikan akan mengurangai atau menghilangkan risiko;

Dimana; R (PRB) = P x K x M

R : Risiko
PRB : Paparan Risiko Bisnis (BRE Bussines Risk Exposure)
P : Probablita
K : Konsekuensi
M : Faktor Mitigasi Risiko

Mlaksanakan Manajemen Aset 52

Faktor mitigasi risiko, sebenaranya ada beberapa, tetapi yang paling penting adalah REDUANDANCY
(Cadangan).

Redundansi hanya bisa dilakukan apabila terdapat asset
atau system asset lain yang mempu berfungsi penuh atau
berfungsi ebagian, apabila asset gagal berfungsi.

Dengan demikian, redundansi bisa dilakukan redundansi
penuh atupun redundansi sebagian.

Gambar 53 - Algoritma Redendansi

Berikut fambar disamping ini merupakan table fajtor

redundansi. Redundansi Sebagian, akan terdapat

pengurangan probabilta 60%. Contohnya, Pompa

kapasitas 100 lpd, diberikan cadangan pompa 50 lpd.

Jika pompa kapasitas 100 lpd, diberikan cadangan dengan

kapasitas sama, 100 lpd, maka pengurangan probablita

sebesar 90%, karena ada kemungkinan 2 pompa gagal Gambar 54 - Faktor Redundansi
secara bersamaan. Namun, jika pompa kapasitas 100 lpd,

diberikan cadangan dengan kapasitas 100 lpd,, 2 buah,

maka pengurangan probablita sebesar 98%, karena ada kemungkinan 3 pompa gagal secara bersamaan.

Menetapkn bobot redundansi sebaiknya mempertimbangkan kondisi operasi
• Redundansi nyata (jam puncak vs rata-rata)
• Kondisi dan umur peralatan
• Kondisi lingkungan
• Moda kegagalan (bukti, random,
tersembunyi)

Apbila factor redundansi ini diterpkan pada Gambar 55 - Risiko Dengan Faktor Redundansi
contoh sebelumnya, maka akan terjadi
pengurangan risiko secara signifikan.

RISIKO YANG BISA DITOLERANSI

Saat mempertimbangkan Paparan Risiko Bisnis, pertimbangkan pertanyaan berikut untuk setiap aset atau
grup aset:

Apa konsekuensi kegagalan yang dapat ditoleransi yang dapat terjadi berulang kali dan mengapa?
• Apa konsekuensi kegagalan yang tidak boleh gagal walaupun sekali dan mengapa?
• Apa yang paling ingin Anda hindari dan mengapa?
• Skor risiko apa yang dapat diterima pada waktu tertentu dan mengapa?

Kategori
1. Dapat ditoleransi dengan strategi manajemen yang berfokus pada strategi reaktif (run to failure)
2. Dapat ditoleransi dengan strategi manajemen proaktif/PdM/monitoring
3. Tidak dapat ditoleransi – tidak boleh gagal

Risiko bisa pula dihubungkan denganpeta GIS,
misalkan untuk penilaian risiko jaringan pipa
distribusi, sehingga tindakan-tindakannyangsesuai
bisa dilakukan

Gambar 56 - Risiko FDihubungkan dg Peta .

GIS Mlaksanakan Manajemen Aset 53

Berdasarkan uraian-uraian diatasm maka bisa disusun risiko-risiko yang bisa ditoleransim menurut zona
rrisikonya, sebagai berikut;

1) ZONA 1 – Tidak Bisa Ditoleransi
2) ZONA 2 – Risiko dapat ditoleransi dan dikelola, mirip dengan Zona 1 dalam hal dampak

lingkungan dan operasional yang akan dialami pada kegagalan; namun kegagalan aset ini sangat kecil
kemungkinannya saat ini; strategi yg diterapkan
pemantauan intensif
3) ZONA 3 - Risiko dapat ditoleransi dan
dikelola - Aset di zona ini memiliki konsekuensi
kegagalan
4) ZONA 4 - Risiko dapat ditoleransi dan
dikelola - Aset di ini mengalami konsekuensi
kegagalan yang dapat ditoleransi karena dikelola
melalui redundansi yang dirancang dan mitigasi
operasional seperti suku cadang dan pemantauan
kondisi.
5) ZONA 5 - Risiko Berulang - Konsekuensi kecil Gambar 57 - Risiko Yang Bisa Ditoleransi
dialami karena kegagalan aset di Zona 5. Kegagalan
berulang dapat diterima dalam hal konsekuensi.

Perhatikan gambar disamping ini. Risiko
digambarkan dengan rumus;

R = P x K x M, dimana R = risiko, P =
Probablita, K = konskuensi, dan M = factor
mitigasi rsisko.

Dalam mnetepkan probability, gunakan

table umur standar. Sesuikan dengan;

Sesuaikan dengan; 1) Standar desain, 2) Gambar 58 - Mitigasi Risiko
Kualitas konstruksi, 3) Kualitas bahan, 4)

Riwayat operasional, 5) Riwayat pemeliharaan, 6) Lingkungan operasi, 7) Tekanan eksternal

Kemudian pertimbangkan ; 1) Moda kegagalan, 2) Kondisi, 3) Kinerja Operasi, 4) Keandalan (Realibility),

5) Ketersediaan (Availability), 6) Kemampuan Pemeliharaan.

Penetapak konsekuensi pertimbangka; 1) Keselamatan dan kesehatan, kerja, 2) Dampak lingkungan, 3)
Kekritisan proses, 4) Biaya perbaikan, 5) Pendapatan, 6) Keluhan pelanggan.

Dalam menetapkan faktor redundansi pertimbangka; 1) Redundansi, 2) Suku cadang di lokasi, 3) SCADA.

Pada intinya dari analisis risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menerapkan strategi mitigasi risiko !

Faktor mitigasi risiko secara umum adalah bagaimana menurunkan probabilita dan menurunkan
konsekuensi, dengan berbagai cara;

1) Menurunkan probabilita
a. Menambah Redundansi
b. Perbaikan O & M
c. Pembaruan/ Rehabilitasi

2) Menurunkan konsekuensi
a. Memastikan dampak kegagalan
b. Mengelola dampak kegagalan
c. Mempengaruhi persepsi pelanggan

Mlaksanakan Manajemen Aset 54

Sebagai contoh, bangunan intake pada gambar ini, apakah Gambar 59 - Risiko & Mitigasi Intake

berisiko ? Bagaiamana mitigasinya ?

• Simpan suku cadang utama di lokasi
• Pasang anti water hammer
• Menyediakan antarmuka listrik yang tepat untuk

generator
• Tingkatkan sistem alarm ke SCADA dalam jaringan

(online)
• Mengubur saluran listrik
• Bangun tanggul penahan banjir
• Meningkatkan redundansi (penuh)
• Lainnya

Risiko bisnis adalah ancaman bahwa suatu peristiwa – karena risiko kegagalan asset - akan berdampak
buruk pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan bisnisnya dan menjalankan strateginya
dengan sukses.
Manajemen risiko ini memiliki keuntungan ganda yaitu menghindari dan meminimalkan risiko itu
sendiri, dan memungkinkan pengambilan keputusan bisnis yang terinformasi berdasarkan pemahaman
tentang di mana letak kerentanan bisnis.

PESAN PENTING

1) Tidak semua aset gagal dengan cara yang sama

2) Tidak semua aset memiliki kemungkinan
kegagalan yang sama

3) Tidak semua aset memiliki konsekuensi
kegagalan yang sama

4) Memahami kegagalan mendorong keputusan
manajemen untuk investasi, pemeliharaan, dan
pembaruan.

PERTANYAAAN DAN DISKUSI 7
Diskusikan materi-materi dibawah ini dengan rekan anda, atau coba anda jawab sendiri

1) Apa penegrtian risiko ?
2) Jelaskan apa pengertian analisis risiko.
3) Apa yang disebut dengan keandalan ?
4) Jelaskan 5 analisis kegagalan.
5) Sebutkan 5 sumber data untuk probablita/kemungkinan kegagalan.
6) Bagaiman menetapkan kemungkinan kegagalan asset berdasarkan proxy kegagalan asset ?
7) Kapan monitorinf secara sampling dilakukan ?
8) Redundansi merupakan cara untuk mitigasi risiko, jelaskan !
9) Jelaskan mengenai risiko yang bisa ditoleransi !
10) Sebutkan cara-cara untuk itigasi risiko !
11) Apa yang disebut dengan risiko bisnis !

Mlaksanakan Manajemen Aset 55

Modul 8
OPTIMALISASI OPEX

MEMAHAMI KONSEP MANJEMEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

KERANGKA MANAJEMEN

Pada intinya perusahaan menetapkan strategi Gambar 60 - Kerangka Manajemen
bisnis, umumnya berupa Rencana Bisnis. Rencana
Manajemen Aset disusun untuk perencanaan
investasi, operasi dan pemeloharaan, yang
diwujudkan dalam renxana pembiayaan selama
periode proyeksi. Rencana pembiayaan ini
kemudian fityerjemhkan dalam rencana tahunan
atau RKAP (Rencana Kegiatan dan Anggaran
Perusahaan), yang pada intinya terbagi dua, yaitu
biata operasioanl (OPEX)M dan biaya
modal/investasi (CAPEX)

PENGERTIAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN.

OperasI adalah desain sistematis, mengarahkan, mengendalikan, proses yang mengubah masukan (input)
menjadi 0utput produk (air & pelayanan).

Pemeliharaan adalah desain sistematis, mengarahkan, mengendalikan, untuk mengupaykan supaya
sarana dan prasarana produksi & distribusi berfungsi secara memuaskan sesuai rencana

Pendekatan input – proses – output sering Gambar 61 - Pendekatan Input, Proses dan Output
digunakan dalam memhami operasi dan
pemeliharaan. Input dalam operasi ini adalah,
air baku, SDM, dana, peralatan, enerji dan
bahan kimia.
Kemudian proses menggunkan thapan dalam
manajemen mutu, yaitu PLAN, DO, CHECK
dan ACTION.
Hasil mengubah fiproses menjadi outpuy akan
dihasilkan output berupa air minum yang
harus memnuhi persyaratan kualitas, kuantitas
dan kontinuitas, dan pelayanan yang prima.

WORK ORDER

Manajemen operasi dan pemeliharaan yang Gambar 62 - Work Order / Surat Perintah Kerja
baik umumnya berbasis “Work
Order/WO” atau Surat Perintah Kerja
(SPK). Dimana SPK/WO merupkan
perangkat dengan berbagi kegunaan.
SPK/WO memberikan jenis pemeliharaan
yang diterapkan, informasi perkiraan RAB
dan realisasi, tenaga kerja yang dibutuhkan,
peralatan dan bhan yang dibutuhkan,

Mlaksanakan Manajemen Aset 56

prosedur yang diikuti, riwayat atau catatan pola kegagalan/kerusakan dan penyebab utama
kegagalan/kerusakan.

Dari level porto folio, WO/SPK memberikan informasi detail tentyang; jenis asset yang membutuhkan
pemeliharaan, kategori pemeliharan, ukuran asset, kondisi aset, riwayat kinerja dan moda kegagalan. Lebih
penting lagi WO/SPK memberikan informasi tentang biaya yang berhubungan dengan aset, bisa digunakan
analisis yang berarti bisa saja digunkan untuk analisis (contohnya);

• Seberapa banyak pipa yang pecah akibat tekanan yang tinggi
• Seberapa banyaK pipa yang pecah akibat beban eksternal (kendaraan dll.)
• Seberapa banyak pipa yang pecah berdasarkan kondisi tanah, jenis pipa, diameter, umur pipa.

Data asset merupakan perangkat penting dalam manajemaset. Data asset oKus pada work order: (SPK)
pemeliharaan dan kinerja pemeliharaan pada periode yang ditentukan. Pemeliharaan yang baik, misalkan
menggunakan CMMS (Computurized Naintenance Management System), yang beroKus pada kinerja aset
sepanjang siklus hidupnya dan konsolidasi kinerja sekelompok asset, maka akan menghasilkan kinerja
operasi dan pemliharaan yang optimum.

JENIS JENIS STRATEGI PEMELIHARAAN

Terdapat 4 jenis pemeliharaan sebagai berikut;

1) Corrective Maintenance (CM)
2) Preventive Manitenace (PM)

a. Routine Maintenance
b. Periodic Maintenance
3) Predictive Maintenance (PdM)
4) Proactive Maintenance (Pro M)

Dimana pengertiannya masing-masing dibawah ini.

1) PEMELIHARAAN REAKTIF
Sering juga disebut pemeliharaan korektif, walaupun ada sedikit perbedaan. Pemeliharaan dilakukan
setelah terjadi kegagalan fungsional atau setelah terjadi kegagalan akibat kejadian tidak terduga.
Dalam pemeliharaan reaktif, peralatn/aset dioperasikan dalam mode run-to-failure (RTF), dan
aktivitas pemeliharaan harian dilakukan tanpa deteksi kinerja peralatan/asset sampai terjadu
kegagalan

2) PEMELIHARAAN PREVENTIF
Pemeliharaan dilakukan secara berkala, dengan interval terjadwal berdasarkan statistik rata-rata
perkiraan masa pakai untuk menghindari kegagalan, termasuk inspeksi, servis dan/atau penggantian
suku cadang. Interval pemeliharaan dapat berdasarkan kalender atau waktu operasi.

3) PEMELIHARAAN PREDIKTIF
Pemeliharaan berdasarkan kondisi aset aktual (bukti obyektif kinerja) yang diperoleh dari tes in-
situ non-invasif serta pengukuran kondisi dan kinerja operasi. Juga disebut sebagai Pemeliharaan
Berbasis Kondisi (CBM).

4) PEMELIHARAAN PROAKTIF
Program pengoptimalan pemeliharaan berkelanjutan berdasarkan umpan balik dari perbaikan Root
Cause Failure Analysis (RCFA),operasi Pemeliharaan Preventif kuantitatif, rutinitas Pemeliharaan
Prediktif, dan Pemeliharaan Korektif

Kelemahan dan Manfaat

Keempat strategi pemeliharaan tersebut, sebtulnya merupakan sutu perkembangan dalam Teknik
pemeliharaan, semenjak revolusi industry pada puluhan tahun yang lalu. Tentu masing-masing mempunyai
kelemahan dan kekuatan atau manfaat masing-masing.

Tabel pada gambar dibawah ini, menunjukkan plus minus masing-masing strategi pemeliharaan.

Mlaksanakan Manajemen Aset 57

Sebagai contoh strategi reaktif, memiliki kelebihan
tidak diperlukan pekerjaan sebelumnya, sedangkan
kelemahannya, kekuranganya gangguan produksi,
cedera atau kematian. Sumber daya yang diperlukan;
mungkin membutuhkan tenaga kerja / suku cadang
pada jam-jam ganjil. Contohnya; pipa bocor, mesin
fotokopi.

Strategi Preventif; Kelebihannya; pekerjaan bisa

dijadwalkan terlebih dahulu. Kekurangnaya ; biaya

tenaga kerja, dapat menggantikan komponen yang

sehat. Sumber daya yang dibutuhkan; perlu Gambar 63 - Plus Minus Strategi Pemeliharaan
mendapatkan tenaga kerja / suku cadang untuk

perbaikan. Contoh penerpan; pelumasan mesin, pemeliharaan bangunan sipil dan jembatan pipa.

Strategi Prediktif & Proaktif, keuntungannya; kegagalan yang akan datang dapat dideteksi & pekerjaan
dijadwalkan. Kelemahannya ; biaya tenaga kerja, biaya untuk peralatan dan layanan deteksi. Sember daya
yang dibutuhkan ; alat sensor getaran, peralatan analisis IR atau layanan yang dibeli atau dilakukan oleh
pihak ketiga. Contoh penerapan; analisis getaran dan oli dari pompa, genset.

PENERAPAN STRATGI PEMELIHARAAN

Bagan alir pada gambar ini, menunjukkan salah satu metoda pemilihan penerapan strategi pemeliharaan.

Gambar 64 - Bagan Alir Pemilihan Strategi Pemeliharaann

Penjelasannya sebagai berikut;

1) Apakah asset termasuk dalam golongan risiko kegagalan tinggi atau rendah ? Apabila risiko ringgi,
menuju 2), apabila rendah menuju 4).

2) Apakah kita mampu mendeteksi degradasi (penurunan kinerja) dan kegagalannya ? Jika jawabnya
ya, menuju ke 3), jika jawabnya tidak, menuju ke 5).

3) Apakah kita mampu memonitor secara kontinyu ? Jika jawabnya ya, diterpkan pemeliharaan dengan
Continuous Monitoring. Jika jawabnya tidak, diterpkan pemeliharaan Scheduled Monitoring.

4) Hitunga biaya perawatan: yaitu; biaya reparasi, lead time spare part , apakah bisa diatasi oleh teknisi
internal atau dari eksternal, biaya kerugian produksi. Jika biaya tinggi, menuju ke langkah 2), apabila
rendah menuju ke lengkah 8).

Mlaksanakan Manajemen Aset 58

5) Mampukah kita memeriksa kapabilitas dengan pengujian (test) ? apabila jawabnya, maka diterpkan

strategi pemliharaan dengan pengujian Scheduled Function. Jika jawabnya tidak menuju Langkah

6).

6) Spakah kita mampu melakukan prediksi kegagalan, berdasarkan waktu atau jam pemakaian ? Apabila

jawabnya ya, menuju langkah 7). Jika jawabnya tidak, diterpkan strategi pemeliharaan Corrective

Maintenance

7) Apakah perawatan memungkinkan dan layak (biaya wajar) ? Jika jawabnya ya, diterpkan strategi

pemeliharaan Scheduled Maintenance. Jika jawabnya tidak, terpkan strategi pemeliharaan

Scheduled Replacement.

8) Maintainability, apakah terdapat kemampuan Maintainability didefinisikan sebagai kemampuan
“maintability”, dengan mempertimbangkan; suatu item dalam kondisi pemakaian tertentu, untuk
waktu reparasi, keterampilan teknisi, alat dan dirawat, atau dikembalikan ke keadaan semula
spare part, apakah terdapat pedoman persiapan dimana item itu dapat menjalankan fungsi yang
dan perbaikan, dan prosedur tindakan darurat ? diperlukan, jika perawatan dilakukan dalam kondisi
Jika jawabnya tidak, menuju langkah 6). Jika tertentu dan dengan menggunakan prosedur dan
jawabnya tidak, terpkan strategi pemeliharaan sumber daya yang sudah ditentukan
Corrective Maintenance.

Secara sederhana, sebenatnya cukup mudah untuk
menrapkan strateginpemeliharaan tertentu.
Perhatikan gambar disebelah ini. Dengan
menggunakan kurva kematian asset, stratgi
pemeliharaan bisa diterpkan.

Sekurang-kurangnya yang harus diterpkan adalah Gambar 65 - Strategi Pemeliharaan vs Kurva
pemeliharaan preventif. Hampir semua asset SPAM Kematian
bisa dilakukan pemeliharaan preventif. Kecuali
jaringan perpipaan yang ditanam, mau tidak mau
diterpak strategi pemeliharaan korektif.

Apabila mungkin diterpkan pemeliharaan prdikitif dan ptroaktif. Sebisa mungkin dihindari strategi
pemeliharaan reaktif atau korektif, karena biaya pemeliharaannya relative mahal. Dalam kasus
penerapan strategi pemeliharaan reaktif, ketika asset gagal berfungsi, maka produksi bisa berhenti.
Kagaglan dilaporkan, baru dijadwlkan rencana perbaikan. Kemudian dilakukan proses pengadaan, baru
dilakukan pembelian dan pemsangan. Banyak waktu yang terbuang, dan potensi kerugian akibat waktu
yang terbuanhg.

Berdasarkan uraian-uraian
diatas, maka gambar disamping
ini, merupakan alternati
strategi pemeliharaan pada
suatau system penyediaan air
minum (SPAM).

Gambar 66 - Alternatig Strategi Pemeliharaan Berdasarkan
Fungsi SPAM

Mlaksanakan Manajemen Aset 59

MEMAHAMI JENIS-JENIS STRATEGI PEMELIHARAAN

Strategi pemeliharaan (maintenance strategy), yang bertujuan untuk menemukan titik temu antara
biaya pemeliharaan sistem dan risiko atau keuntungan finansial dari sistem, merupakan masalah
penting namun kompleks. Dengan banyaknya tantangan, mungkin kita membutuhkan saran dari
sang ahli untuk menetapkan strategi yang krusial ini.

Maintenance strategy—strategi pemeliharaan—dapat didefinisikan sebagai aturan keputusan yang
menetapkan urutan tindakan yang harus dilakukan berkaitan dengan keadaan operasi sistem
manufaktur yang menjadi obyeknya.

Jika kita sering menghabiskan waktu membaca tentang tren industri, kita tentu tahu bahwa
perawatan prediktif semakin populer setiap hari. Maraknya Industry Internet of Things (IIoT)
memungkinkan organisasi untuk menggunakan perangkat lunak smart maintenance untuk
mengumpulkan data dan mengintegrasikan dengan perangkat yang terhubung untuk meningkatkan
proses manufaktur.

Strategi maintenance perlu dipilih berdasarkan penilaian risiko dan konsekuensi dari
kegagalan/kerusakan. Ini membutuhkan tinjauan secara menyeluruh terhadap total peralatan di
pabrik sehingga semua kegagalan teridentifikasi.

Setelah semua jenis kegagalan diidentifikasi, maka konsekuensi untuk setiap kegagalan dapat
ditentukan. Ini akan memungkinkan kegagalan untuk diperingkat sesuai dengan dampaknya pada
keselamatan dan biaya.

Biaya ini dapat berupa output yang hilang atau mungkin biaya perbaikan yang tinggi. Jika asset atau
system mengalami kegagalan mesin, maka ia memerlukan pemeliharaan agar dapat kembali
beroperasi. Ini membutuhkan sumber daya manusia dan material. Tujuan penetapan strategi
pemeliharaan adalah untuk mencapai keseimbangan optimal dari semua faktor ini.

Karenanya, pemilihan strategi maintenance yang sesuai harus didasarkan pada kebutuhan untuk
mengurangi atau menghindari risiko yang ada. Karena pada kenyataannya persyaratan operasional
berbeda dari satu industri dengan industri lainnya, perbedaan ini juga mempengaruhi periode serta
pola maintenance yang diperlukan termasuk penjadwalannya.

Memilih strategi maintenance yang tepat bukanlah perkara mudah. Akan ideal jika ada
sebuah roadmap yang dikembangkan oleh para ahli dalam pemeliharaan dan kehandalan untuk
memberi tahu kita apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara mencapai tujuan kita—tetapi
seperti kehidupan pada umumnya, itu tidak mudah.

STRATEGI INTI PEMELIHARAAN

Terdapat 3 jenis strategi pemeliharaan yang popular dan banyak digunakan dalam industri, yitu;
1) Total Productive Maintetnace
2) Raelibility Centered Maintenance
3) Zero Breakdown Maintenance.

Total Productive Maintetnace.

TPM adalah metode untuk meningkatkan produktivitas di area kerja dengan cara membuat proses tersebut
lebih reliable/andal dan lebih efisien energi. TPM berfungsi untuk memelihara kondisi peralatan dalam
industri tetap dalam kondisi prima dan meminimalisir kerusakan.

Mlaksanakan Manajemen Aset 60

Secara umum. Total Productive Maintetnace adalah;
1) Menggabungkan desain aset dan pemeliharaan
2) Tujuannya untuk memaksimalkan efektifitas aset secara keseluruhan
3) Fokus pada pengembangan rencana manajemen aset untuk setiap aset sepanjang siklus hidup aset
4) Merangkai tujuan pemeliharaan ke rantai; waktu pemasangan, kekurangan bahan, kualitas perelatan
yang buruk, kegagalan fungsional peralatan, dll

Raelibility Centered Maintenance.

Reliability Centered Maintenance merupakan metode untuk memilih, mengembangkan, dan membuat
alternatif strategi perawatan berdasarkan kriteria operasional, ekonomi dan keamanan. Berdasarkan
metode rangkaian aset sebagai sistem kritis yang akan dianalisis.

RCM terdiri dari 6 strategi pokok;

1) Mengurangi keausan/kerusakan akibat usia dengan menetapkan kondisi dasar (base line)
2) Mengurangi keausan/kerusakan akibat usia dengan mempertimbangkan penggunaan peralatan
3) Memperbaiki peralatan ke kondisi optimal dengan memperbaiki keausan/kerusakan akibat usia
4) Memperbaiki proses ke kondisi optimal dengan mengakhiri kondisi yang menyebabkan percepatan

kerusakan/keausan akibat usia
5) Memperpanjang usia peralatan dengan memperbaiki kelemahan desain
6) Mengurangi kegagalan/kerusakan yang tidak diharapkan dengan memperbiki ketrampilan operasi

dan pemeliharaan

Zero Breakdown Maintenance.

Zero Breakdown Maintenance merupakan metode untuk memilih, mengembangkan, dan membuat
alternatif strategi perawatan berdasarkan kriteria operasional, ekonomi dan keamanan, sehingga
menhghasilkan produk yang nihil cacat.

Terdapat 7 prinsip dalam zero breakdown maintetnace, dengan pertanyaan daser sebagai berikut;

1) Apa fungsi standard kinerja aset pada konteks kondisi operasi saat ini ?
2) Dengan cara apa gagal memenuhi fungsinya ?
3) Apa penyebab setiap kegagalan fungsi ?
4) Rangkaian kejadian apa yang terjadi ketika kegagalan/kerusakan terjadi ?
5) Dengan cara apa terjadinya setiap kegagalan/kerusakan ?
6) Apa yang bisa dilakukan untuk memperkirakan atau mencegah setiap kegagalan/kerusakan ?
7) Apa yang seharusnya dilakukan jika kegiatan proaktif yang sesuai tidak ditemukan ?

Zero Breakdown Maintetnance menggunkan teknik-teknik;
✓ Standar fungsi dan kinerja
✓ Kegagalan fungsional
✓ Pola kegagalan
✓ Efek kegagalan
✓ Dampak kegagalan
✓ Kegiatan proaktif

MEMNGGUNAKAN MODA KEGAGALAM UNTUK MENETAPKAN STRATEGI
PEMELIHARAAN.

Mlaksanakan Manajemen Aset 61

Kita Kembali ke 4 moda kegagalan, perhatikan
gambar disebelah ini.

1. Probabilitas kegagalan berbeda untuk
setiap mode kegagalan utama !

2. Cari mode kegagalan utama yang akan
segera terjadi!

Diagram ini bisa jadi petunjuk untuk Gambar 67 - Moda Kegagalan vs Strategi Pemeliharaan
memperkirakan kegagalan aset dan sisa umur
aset

Monitoring Kondisi Dan Pemeliharaan

Pada gambar sebelah ini, terdapat kurva Gambar 68 - Interval Monitoring Pemeliharaan
kematian sebuah asset. Pada keaddan dimana Prediktif
kinerj asset masih diatas rata-rata, mungkin
monitoring kondisi asset, terutama untuk
pemeliharaan prdiktif, dilakukan sebulan sekali.
Namun pada saat kinerja asset sudah dibawah
rata-rata, maka apabila dilakukan monitoring
kondisi sebulan sekali akan terlambat untuk
mengantisipasi kegagalan. Terdapat periode
dimana frekwensi monitoring perlu
ditingkatkan, sehingga sebelum kegagalan terjadi
bisa dilakukan perbaikan yang diperlukan, dan
kegagalan bisa dicegah atau ditnda.

Seperti yang telah diuraikan didepan, parameter yang perlu dimonitoring adalah, akar penyebab kegagalan.
Peralatan monitoring pada saat ini sangat beragam dan tersdia dipasaran dengan harga yang beragam pula.
Pada intinya perlatan monitoring merupkan evolusi dari sensor yang semula manual, kemudia analog dan
saat ini secara digital.

Berdasarkan data asset (bisa dilihat pada ID asset Gambar 69 - Pemeliharaan Berbasis
dan name plate pompa, misalnya), ditambah Kondisi
kegiatan-kegiatan;

• Indikasi vinrasi
• Indikasi suara
• Indikasi termal/suhu
• Indikasi kinerja
• Indikasi kelistrikan
• Indikasi elektromagnetik
Bisa dikembangkan kurva kematian. Berdasarkan
kurva kematian bisa dikembangkan strategi
pemeliharaan.

KEANDALAN (REALIBILITY)

Keandalan adalah probabilitas kemampuan suatu sistem beroperasi dengan rencana kinerja, tanpa

kegagalan, dalam waktu yang ditetapkan.

Digambarkan dalam rumus sebagai berikut; Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn

Mlaksanakan Manajemen Aset 62

Dimana : Rs= reliabilitas sistem
R1= reliabilitas komponen 1
R2 = reliabilitas komponen 2
Rn = reliabilitas komponen n

Kendalan digunakan untuk menilai kendalan system, permesinan, kelitrukan, dan jaringan perpipaan.

Sebagai contoh system Instalasi Pengolahan Air, sebagai berikut, dengan data kendalannya;

Keandalan/Reliabilitas keseluruhan proses ;
Rs = R1 x R2 x R3 x R4

= .95 x .97 x .90 x .90 = .705 atau =
70.5%

Konfigurasi ini disebut juga redundansi Gambar 70 - Kendalan IPA (contoh)
seri.

LAJU KEGAGALAN (FR – FAILURE RATE)

Laju kegagalan (λ) adalah banyaknya kegagalan per satuan waktu. Laju kegagalan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu tertentu dengan total waktu
operasi komponen, subsistem, atau sistem. Laju kegagalan, merupakan dasar untuk mengukur keandalan

FR(%) = Jumlah Kegagalan x 100%
Jumlah unit yg diuji

FR(N) = Jumlah Kegagalan
Jumlah unit-jam waktu operasi

MEAN TIME BETWEEN FAILURE (MTBF) – Waktu Rata-rata Antar kegagalan.

Mlaksanakan Manajemen Aset 63

Laju kegagalan terkait dengan Mean Time Between Failure CONTOUH SOAL;
(MTBF) – Waktu Rata-rata Antar kegagalan. Ada beberapa 10 unit pompa dirancang untuk digunakan
terminology yang terkait dengan MTBF. diInstalasi Pengolahan Air beroperasi selama

1.000 jam. Satu gagal setelah 200 jam operasi

Mean Time Between Failure (MTBF) adalah ukuran dan satu lagi setelah 600 jam. Hitung laju
keandalan untuk sistem yang dapat diperbaiki, yaitu waktu kegagalan !

rata-rata suatu system/perangkat dari satu kegagalan ke FR(%) = 2 (100%) = 20%
waktu kegagalan lainnya, atau waktu rata-rata antar 10
kegagalan. 2
FR(N) = 10,000 - 1,200 = .000227 gagal/unit jam
Mean Time To Failure (MTTF) adalah waktu rata-
MTBF = 1 = 4,405 jam
.000227

rata yang diharsuatu system/peralatan dari mulai operasi sampai terjadi kegagalan.

Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu rata - rata yang diperlukan untuk memperbaiki komponen
atau perangkat yang gagal.

 Hubungan Laju Keagagalan dan MTBF

AVALIABLITY (KETERSEDIAAN)

Kesiapan (availability) adalah keadaan siap
suatu mesin/peralatan baik dalam jumlah
(kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan untuk
melaksanakan proses operasi. Kesiapan
(availability) tersebut dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan atau efektifitas dari
kegiatan perawatan yang telah dilakukan.

Availability berhubungan dengan probabilitas
suatu peralatan untuk melakukan
operasionalnya, secara matematis Availability
dapat dinyatakan dengan :

Jika tanpa perawatan preventif :

Jika dengan perawatan preventif, dimana TP adalah waktu interval perawatan ;

MUT=(P(failure).MTTF)+(P(not failure).TP)
MDT = (P(failure).MTTRC) + (P(not failure).MTTRP)

Gambar 71 - Mean Time Between Failure 64

Mlaksanakan Manajemen Aset

REDUNDANSI

Redundansi/cadangan adalah upaya untuk memastkan bahwa jika salah satu asset gagal secara fungsional,
maka system asset masih memiliki cadangan, guna meningkatkan keandalan (reliability) dan ketersediaan
(availability).

Ada 3 (tiga) macam redeundansi, yitu;

1) Active Redundancy (parallel, hot),
Elemenelemen yang mempunyai hubungan redundansi menjalankan fungsional sama dengan beban
berimbang secara berbagi dan tidak bersifat independen.

2) Warm Redundancy (lightly loaded)
Elemenelemen yang mempunyai hubungan redundansivbekerja dengan beban lebih rendah (kondisi
reserve state) sampai salah satu elemen yang beroperasi (kondisi operating state) mengalami
kegagalan; memungkinkan pembagian beban (load sharing); laju kegagalan elemen cadangan lebih
rendah daripada elemen operating state.

3) Standby Redundancy (cold, unloaded)
Elemen elemen yang mempunyai hubungan redundansi tidak dioperasikan atau tanpa beban
(kondisi standby state) sampai salah satu elemen yang beroperasi (kondisi operating state) mengalami
kegagalan; tidak memungkinkan pembagian beban (load sharing); laju kegagalan elemen standby state
diasumsikan nol atau sangat kecil mendekati nol.

Cadangan Aktif.

Rs = Ra + (Rb – (RaxRb))
→ Rs = Ra + (Rb x (1 – Ra))
→ Rs = 1 – (1 – Ra) (1 – Rb) (1 – Rc)…

= (.8) + (0.8 – (0.8 x 0.8))
= 0.8 + 0.16 = 0.96 = 96%
Konfigurasi ini disebut juga redundansi parallel.

Cadangan Stndby.

Cadangan stand-by, adalah cadangan asset jika satu asset
betroperasi, asset lain tidak beroperasi sebgai cadangan.

Mlaksanakan Manajemen Aset 65

MEMAHAMI KONSEP OPTIMALISASI BIAYA PEMELHARAAN

BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN.

Seberapa besar biaya operasi dan pemeliharaan 7% 2% Biaya Enerji
dibandingkan dengan Haoarga Poko Produksi untuk 4% Biaya Bahan Kimia
rata-rata BUMD Air Minum/PDAM di Indonesia ? Biaya Pemeliharaan
Rata-rata Hraga Poko Produksi sebesar Rp 5,009 31% Biaya Kehilangan Air
/m3. Biaya pemeliharaan sebetulnya kecil, hanaya Rp Biaya Pegawai
204/m3. Biaya Bahan Kimia sebeasr Rp 114/m3, 35% Biaya Adm dll
sedangkan Biaya Enerji sebesar Rp 352/m3. 21%
Sebetulnya masih terdapat biaya langsung yang
terkait dengan operasi dan pemeliharaan, yaitu Gambar 72 - Biaya Operasi dan Pemeliharaan
biaya SDM, namun data khusus tersebut tidak
tersedia. Hanaya terdapat biaya total SDM sebesar
Rp 1.034/m3.

Salah satu buaya atau potensi kerugian yang besar adalah biaya
atau potensi kerugian yang disebabkan oleh kehilangan air, yaitu
sebesar Rp 1.732/m3. Terdapat pula biaya Administrasi Umum
sebesar Rp 1.572/m3.

Sebenarnya, dari perbandingan biaya diatas biaya pemeliharaan Gambar 73 - Biaya OM (Rp/m3)
termasuk kecil,bila dibandingkan dengan biaya operasi lainnya.
Namun biaya operasi juga dipengaruhi oleh biaya pemeliharaan.
Berdasarkan biaya ini, maka nampak bahwa biaya pemeliharaan
kurang wajar, artinya banyak BUMD Air Minum/PDAM yang
belum menrapak pemeliharaan dengan baik dan benar, sehingga
biayanya Nampak kecil.

BIAYA PEMELIHARAAN.

Berdasarkan pengelaman praktis, secara umum, biaya perawatan terencana sepertiga lebih rendah daripada
perawatan tidak terencana untuk pekerjaan yang sama.

Biaya pemeliharaan identic dengan biaya atau kerugian yang terbebankan untuk pemeliharaan sebelum
terjadinya kegagalan, misalnya untuk pencegahan (prventif. prediktif dan proaktif). Sedngkan biaya kegagalan
adalah biaya atau kerugian yang ditanggung akibat terjadinya kegagalan, misalnya untuk perbaikan (reaktig,
korektif). Sehingga total biaya adalah jumlah biaya pemeliharaan ditambah dengan biaya kegagalan.

TOTAL BIAYA = BIAYA PEMELIHARAAN + BIAYA KEGAGALAN 66

Komponen Biaya Pemeliharaan.

1) Biaya Administrasi Dan SDM
a) Tenaga kerja dan manajemen
b) Pelatihan
c) Alat tulis/kantor (ATK) dan administrasi

2) Biaya Peralatan
a) Investasi peralatan dan depresiasinya
b) Modifikasi atau rekonfigurasi peralatan
c) Operasional alat (material, energi, pelumasan, perawatan)

3) Biaya Inspeksi Dan Pemeriksaan

Mlaksanakan Manajemen Aset

a) Investasi dan instalasi alat bantu monitor
b) Operasional alat (material, energi, pelumasan, perawatan)
c) Pelaksanaan dan analisa hasilnya
4) Biaya Perbaikan

a) Variabel terhadap waktu perbaikan
b) Teknisi dan peralatan
c) Spare part
5) Biaya Kesempatan/Kerugian Produksi
a) Akibat berkurangnya waktu untuk produksi
b) Akibat penurunan kecepatan produksi
6) Biaya Produk Cacat
a) Akibat produk cacat yang di-reject
b) Proses ulang (rework) pada produk cacat
c) Penguraian ulang (recycle/recovery) pada produk cacat
7) Biaya Keselamatan Kerja
a) Pengobatan
b) Rehabilitasi
c) Empati
8) Biaya Persediaan
a) Pemesanan
b) Penyimpanan dan pemeliharaan stok spare part
c) Gudang dan operasionalnya termasuk ATK administrasinya
d) Personalia logistik
9) Biaya Menunggu/Menganggur
a) Akibat keterlambatan spare part
b) Akibat tiadanya teknisi

OPRIMALISASI BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Optimasi pemeliharaan sangat dibutuhkan karena :

1) Kinerja perusahaan tergantung dari kinerja aset.
2) Perlu meminimalkan kegagalan asset (“downtime”) untuk memaksimalkan ketersediaan

(“availability”.)
3) Perusahaan perlu peningkatan kinerja keuangan (pendapatan) sambil menurunkan biaya-biaya

operasi dan pemeliharaan, sehungga tercapay “full cost recovery”,
4) Biaya pemekiharaan merupakan salah satu yang pellu dilakukan optimalisasi, selaian biaya operasi.

Pada gambar disamping ini, Sumbu

tegak adalah biaya tahunan

pemeliharaan, sedangkan sumbu

mendatar adalah tingkat

pemeliharaan.

Semaikin tingg tingkat pemeliharaan Gambar 74 - Optimalisasi Biaya Pemeliharaan
akan semakin rendah biaya
pemeliharaan tahunan. Hubungannya
ditunjukkan pada garis exponensial
berwaena ungu.

Semakin tinggi tingkat pemeliharaan, mak semakin rendah biaya kegagalan tahunan, dan sebaliknya (garis
putus warna hijau) .Biaya total merupakan jumlah biaya pemeliharaan dan biaya kegagalan, dimana jumlahnya
merupkan garis lengkung berwarna merah. Terdapat suatu titik yang bisa disebut sebagai titik optimum
total biaya, dimana apbila tingkat pemeliharaan ditingkatkan maka biayanya akan meningkat, dan apabila
tingkat pemeliharaan diturunkan, biaya tahunan juga akan meningkat.

Mlaksanakan Manajemen Aset 67

EFISIENSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN MELALUI AUTOMASI/SCADA

Pengelolaan operasi dan pemeliharaan pada BUMD Air MInum/PDAM kebanyakan masih secara
konvensional, prose dan prosedur tidak terdokumentasi atau ttertulis, dan pengambilan keputusan
manajemen masih sangat tergantung pada factor manusia. Pada era teknologi 4.0 saat ini dimana dunia
sudah serba digital, mau tidak mau kita akan berhadapan dan menerapkan teknologi digital guna
meningkatkan efisiensi pengelolaan.

Saat ini dipasaran sudah banyak berkembang Computerized Maitetnace Management System (CMMS) –
Sistem Manajemen Pemelharaan Terkomputerisasi. Pada intinya system ini menggabungkan sensor pada
Remote Terminal Units (RTU), Programable Logic Controller (PLC), infrastruktur komunikasi, perangkat
antarmuka mesin dan manusia.

Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik,
elektronik dan sistem kontrol yang berbasis komputer. Semuanya bergabung menjadi satu untuk
memberikan fungsi terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Pada Gambar
1 dapat dilihat piramida hirarki otomasi.

Pada bagian paling dasar (Level 0) yaitu yang berkenaan langsung dengan unit operasi dan proses, terdapat
sensor-sensor yang dibutuhkan untuk melakukan pembacaan pada parameter-parameter yang diinginkan.
Pada level ini pula terdapat aktuator, yaitu alat untuk mengaplikasikan perintah yang diberikan secara
otomatis sebagai respon dari bacaan sensor.
Pada Level 1, terdapat peralatan-peralatan yang berhubugan dengan kontrol otomatis (automatic control).
Beberapa sistem kontrol diantaranya adalah Programmable Logic Controller (PLC), Distributed Control
System (DCS), Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA).

PLC umumnya digunakan untuk menangani suatu sistem, misalnya sistem instalasi dengan pengaturan
input/output digital (on-off), dan yang membutuhkan adanya logic operation. Terutama digunakan untuk
mengatur suatu relay, karena bekerja secara digital (on-off). Dituntut memiliki scanning time yang cepat
dengan orde 1 milisecond. PLC umum diletakkan di lapangan untuk kemudian meneruskan data yang
didapat ke sistem yang lebih tinggi, yakni SCADA. Penjelasan detail mengenai SCADA akan dilakukan pada
sub bab selanjutnya.

Sementara DCS digunakan untuk menangani suatu proses dengan parameter-parameter analog sebagai
input/output. Memiliki scanning time yang lebih lambat (ada yang mencapai orde second) dibanding PLC.
DCS dituntut untuk memiliki kehandalan yang lebih tinggi karena fungsinya yang digunakan sebagai
controller dalam process yang penting. Biasanya untuk menangani proses yang kompleks, ditangani dengan
mengkombinasikan kedua sistem dimana biasanya PLC dikontrol oleh DCS. PLC menangani proses yang
butuh action cepat dan berlangsung secara digital, sedangkan DCS mengatur keseluruhan sistem termasuk
PLC. DCS umum digunakan pada skala industri yang besar, sedangkan untuk skala industri PDAM, cukup
digunakan SCADA.

Konsep CMMS.

Konsep CMMS menggunkan pendekatan Gambar 75 - Sistem Manajemen Pemeliharaan
input – proses – output. Sebagai input adalah Terkomputerisasi
sensor parameter fisik dilapangan, keluhan
pelanggan, laporan petugas lapangan dan
jadwal pemeliharaan, Pada komponen proses,
terdapat; jadwal pemelharaan, riwayat
pemeliharaan, spesifikasi teknis, prosedur
pemeliharaan dan .peta GIS. Komponen
output yang paling utama adalah menerbitkan
“Work Order” /SPK, penjadwalan SDM,
penjadwalan peralatan, kinerja SDM, RAB
kegiatan dan manajemen bahan/material.

Mlaksanakan Manajemen Aset 68

Sebagai contoh gambar diatas. Semua jadwal pemeliharaan, preventif, prediktif/proaktif dan korektif/reaktif.
Peta dasar GIS juga dimuat dalam system kompter, termasuk, riwayat pemeliharaan, prosedur
pemeliharaan dan data spesifikasi teknis asset. Ketika terjadi laporan petugas atau pelanggan yang misalkan
menemykan pipa bocor, maka informasi ini akan dikirm melalui infrastruktur komunikasi dalam hal ini
adalah internet atau “cloud”, ke sever/kompter.

Secara otomatis system akan menerbitkan”work order”, dan mengirim ke “smart phone” operator,
instruksi perbaikan pipa. Instruksi dilengkapi dengan data lokasi, diameter pipa dan prosedur pemeliharaan.
Instruksi dikirim ke operaotor yang terdekat dan khusus.

Operator ketika menerima “work order”,

langsung akan menuju lokasi perbaikan. Sampai

dilokasi, operator sebelum memulai pekerjaan,

merekam foro atau video lokasi pipa bocor, dan

mengunggah ke sistem. Pada saat pekerjaan

dimulai, dan menemukan pipa bocor, kembali

operator merekam foto dan video, dan

mengunggah ke system. Setelah pekerjaan

selesai, Kembali operator merekan foto atau

video pekerjaan perbaikan, dan menunnggah ke

system. Maka pekerjaan teradministrasi secara

otomatis. Pekerjaan akan diverifikasi supervisor. Gambar 76 - Komponen CMMS
Secara otomatis system akan mencatat waktu

penyelesaian pekerjaan, dan menilai atau

mencocokkan dengan sasaran waktu yang telah ditetapkan.

Berapa Efisiensi Dari Sistem Manajemen Operasi dan Pemeliharaan Melalui
Automasi/SCADA ?

Tidak ada kajian tentang seberapa efisien dari system operasi dan pemeliharaan melalui automasi/SCADA,
di BUMD Air/PDAM. Namun jelas dari uraian-uraiann diatas, paling kurang terjadi percepatan untuk
mengirim instruksi secara elektronik kepada semua yang terloibat dalam operasi dan pemeliharaan. Selain
itu terdapat peningkatan kecepatan dalam pengambilan keputusan, karean system auotmasi/SCADA
merupakan alat bantu sebagai penunjang pengembilan keputusan (Decision Suport System), tentu akan
lebih mengefisienkan manajemen operasi dan pemeliharaan.

Dilain pihak terjadi penghmatan penggunaan kertas sebagai sarana komunikasi pada system manajemen
yang konvensional. Secara umumberdasarkan kajian Pustaka penggunaan automasi/SCADA akan
menghemat sebesar 20% smapai dengan 40% biaya operasi dan pemeliharaan. Videoclip berikut ini adalah
tentang SCADA.

Mlaksanakan Manajemen Aset 69

MENGHUBUNGKAN PEMELIHARAAN dan DESAIN

Apabila peningkatan efisiensi hanya dilakukan tindakan pada proses pemeliharaan saja tentu kurang optimal.
Mungkin saja penyebab ketidak efisien adalah karena desian peralatan dan asset yang kurang sesuai.
Perhatikan gambar dibawah ini.

Pada tahap pengembangan
desain, dibutuhkan evaluasi alternatif
pengembangan yang berdampak pada
efisiensi operasi dan pemeliharaan.

Pada tahap design & konstruksi,

disiapkan spesifikasi dan prosedur

operasional, mengembangkan

strategi pemeliharaan dan inspeksi, Gambar 77 - Hubungan Desian dan Pemeliharaan

menyiapkan masukan untuk rencana

manjemn aset, mengembangkan

data (system) asset.

Ketika tahap operasi dan pemeliharaan dilakukan, proses Plan – Dod – Check Action, dalam manajemen
mutu diterapkan. Pada tahap perencanaan (Plan), menyiapkan dan mengkonsolidasikan rencana dan
anggaran. Pada tahap pelaksanaan (do), dilakukan penjadwalan pekerjaan terkait asset, pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan dilakukan. Tahap evaluasi (check), dilakukan analisis kinerja aset dan efektivitas sistem
pemeliharaan, dibandingkan terhadap sasaran-sasaran kinerja sesuai dengan sasaran mutu. Pada tahap
tindakan (action), dilakukan tinjau dan perbarui strategi pemeliharaan, kinerja, perkiraan risiko, rencana
kerja, FMECA (Failur Mode Efectadn Crticalyy Analysis).

Pada tahap ini, diperlukan pengmabilan keputusan, apakah perlu dilakukan perbaikan untuk perbaikan
operasi dan pemeliharaan (atau tidak perlu kalau perbaikan tak sugnifikan). Perbaikan operasi dan
pemeliharaan, memberikan masukan kepada desian dan konstruksi, sehingga taerdapat efisiensi operasi dan
pemeliharaan.

PESAN PETING

1) Pemeliharaan darurat reaktif dapat menjadi jenis pemeliharaan yang
paling mahal dan biasanya tidak lebih dari 20% hingga 25% dari total
upaya pemeliharaan,

2) Strategi proaktif berbasis pencegahan dan prediktif harus mencakup
sebagian besar upaya PEMELIHARAAN,

3) Aset, terutama aset dinamis, kondisi dan kinerja nya yang dapat dilihat
dari kapasitas,

4) Strategi pemeliharaan yang paling hemat biaya untuk aset tertentu
ditentukan oleh kemungkinan kegagalan dan konsekuensi kegagalan,

5) ‘Run to failure (jalankan dan rusak)' mungkin merupakan strategi
pemeliharaan yang paling hemat biaya untuk aset tertentu, tetapi
hanya jika digabungkan dengan rencana respons kegagalan yang
dikembangkan dengan cermat.

Mlaksanakan Manajemen Aset 70

PERTANYAAAN DAN DISKUSI 8

Diskusikan materi-materi dibawah ini dengan rekan anda, atau coba anda jawab sendiri
1. Apa yang disebut dengan operasi ?
2. Apa yang disebut pemeliharaan ?
3. Jelsakan konsep input – prose – output dalam operasi dan pemeliharaan
4. Jelsakan mengapa “work order” itu penting bagi manajemen pemeliharaan ?
5. Secara garis besar, jelaskan isi work order !
6. Mengapa kita menhindari pemeliharaan yang tidak direncanakan ?
7. Jelskan stratgei pemeliharaan yang anda ketahui
8. Apa kelemahan dari strategi pemeliharaan korektif/reaktif ?
9. Bandingkan kelebihan dan kelemahan antrara stratgi pemeliharaan preventif dan predikitif.
10. Apa yang dimaksud dengan ketersediaan (“availability”) ?
11. Apa yang dimaksud dengan kendalan (“reliability”) ?
12. Apa yang dimaksid dengan “Overall Equipment Effectiveness” ?
13. Apa yg dimaksud dengan redundansi ? Ada beeapa jenis redundansi ?
14. Mengapa perbaiakan Operasi dan Pemeliharaan perlu menghubungkan dengan design dan
konstruksi ?

Mlaksanakan Manajemen Aset 71

Modul 9

OPTIMALISASI CAPEX

MELAKSANKAN TAHAPAN IDENTIFIKASI PADA PRAKONSTRUKSI
INVESTASI

KERANGKA MANAJEMEN

Pada intinya perusahaan menetapkan strategi bisnis, umumnya berupa Rencana Bisnis. Rencana Manajemen
Aset disusun untuk perencanaan investasi, operasi dan pemeloharaan, yang diwujudkan dalam renxana
pembiayaan selama periode proyeksi. Rencana pembiayaan ini kemudian fityerjemhkan dalam rencana
tahunan atau RKAP (Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan), yang pada intinya terbagi dua, yaitu biata
operasioanl (OPEX)M dan biaya modal/investasi (CAPEX).

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ASET

Untuk mengisi kesenjangan antara
kebutuhan asset dimasa yang akan dating
dengan asset yang ada poada saat ini, maka
diperlukan identifikasi kebutuhan asset.

Aset yang ada saat ini, timbul karena

kebutuhan air minum yang ada saat ini.

Sedangkan kebutuhan air minum yang akan

dating merupkan. Tetapi tidak semua Gambar 78 - Identifikasi Kebutuhan Aset
kebutuhan asset diperlukan investasi asset

baru. Maka terdapat strategi

manajemen asset,, yang memilah dan memilih, asset yang perlu dilakukan pembelian baru.

1) Aset yang masih bisa dipelihara, dan mempunyai kinerja baik, belum sampai pada akhir

usianya, tidak perlu diganti.

2) Ekisisting aset yang diperbaharui (renewal), asset belum mencapai akhir umur teknisnya,

namun untuk beroperasi dengan baik secara ekonomis perlu diperbahatru, misa melali “over

hauled”, penggantian suku cadang yang penting, dan lain sebaganiuanya. Pembaharuan ini tanpa

menambah kapasitas.

3) Aset baru, pemngadaan asset baru, dimana perlu menambah kapasitas.

4) Aset direkonfigurasi, asset lama perlu dihapuskan kemudian diganti dengan asset baru yang

lebih efisien. Sebagai contoh, missal sbuah system mempunyai kapasitas 1.000 lpd, namu pompa

yang dipasang ber mascam-macam, missal ada kapasitas 200 lpd 3 buah, 100 lpd 5 pompa. Maka

semua poma diganti dengan 3 pompa 500 lpd,. Pompa dengan kapasitas besar mempunyai

kecenderungan lebih efisien penggunaan enerji nya.

5) Solusi non asset, Strategi ini berupaya mempengaruhi kebutuhan air (demand) dangan cara-cara

non teknis. Misal, terdapat kebutuhan karena pengembangan untuk 5.000 pelanggan. Kapasutas

yang ada saat ini, 2.000 lpd. Maka dilakukan kampanye penghmatan air, sehingga konsumsi

menurun. Kelebihan kapasitas karena konsumsi menurun, digunkan untuk memasok pelanggan

baru.

TAHAPAN INVESTASI CAPEX

Secara umum tahapan investasi capex terdiri dari 3 tahap. Masing masing tahap tentu mempunyai proses
dan sub tahapan masingh-masing, sebagaai berikut

Mlaksanakan Manajemen Aset 72

1) Pra konsruksi. Pada tahap in dikembangkan strategi investasi (bisnis plan), yang harus bisa
menjawab pertanyaan;
a. Apa yang akan dilakukan dan mengapa ?
b. Biaya dan kelayakan investasi ? (IRR, NPV)
c. Siapa yang mendanai ?
d. Dampak siklus hidup aset pada tarif dan keuangan PDAM/perusahaan
Pada tahap in perlu untuk; IDENTIFIKASI, VALIDASI, menyusun SKLA PRIORITAS, dan
mengembangan PENDANAAN

2) Konstruksi. Pada tahap adalah masa konstruksi lapanfan, dimana perlu mengendalikan
pelaksanaan supaya tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Kegiatan utama pada tahap ini
adalah;
a. Mengelola biaya
b. Mengelola jadwal
c. Mengelola kontrak dan perubahannya

Pada tahap ini kegiatan utama adalah PELAKSANAAN dan PENGENDALIAN.

3) Pasca Konstruksi, Pada hakekatnuya, tahap ini merupakan integrasi asset baru dengan
manajemen asset, dimana perlu melalui proses-proses;
a. Pencatatan inventarisasi aset
b. Uji coba, commisioning
c. Pedoman, suku cadang
d. Pembentukan Tim O&M

Ketika tahapan ini selesai maka dilakukan SERAH TERIMA, antara konstraktor/pihak ketiga
dengan perusahaan.

Titik Kritis Dalam Pengadaan Proyek.

Pengadaan proyek bisa saja melalui tahapan-tahapan; identifikasi proyek, studi kelayakan, detail
enginerring designed, konstruksi dan commissioning. Dari sudut pandang Biaya Total Siklus Hidup
Aset (BTHA) pada proyek infrakstruktur, tahapan pengadaan umumnya hanya sebesar 10% sd 20% dari
kesluruhan BTHA. Tahapan operasi sebser 35% sd 45%, dari BTSHA, demikia pula tahapan pemeliharaan
sebesar 35% sd 45%, dari BTSHA. Sedangkan tahap penghapusan sebesar 5% sd 10% dari BTSHA.
Walaupun pada tahap biaya pengadaan relatifkecil, namun merupakan titik kritis, dimana umumnya tahapan
identifikasi sulit lama untuk diputuskan.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana menidentifikasi proyek sedemian rupa, sehingga bi.sa dipilh
proyek dengan biaya paling optimum antara biaya inbvestasi, operasi dan pemeliharaan, sehingga didaptakan
biaya paling efektif.

Secara umum pada setiap ptoyek investasi capex terdapat dua macam, yaitu;

1) Pembaharuan ase (Renewal). Pada umunya kapasitas tidak ditambah, tetapi asset yang ada dan
mungkinkinerjanya sudah menurun, sehingga perlu dilakukan intervensi pemeliharaan. Teriri dari;
a. Perbaikan, asset yang ada hanya perlu diperbaiki untuk meningktkan kinerjanya sehingga
bisa menambah umur asset.
b. Rehabilitasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak sebagian dengan tanpa meningkatkan
kualitas dan atau kapasitas dengan maksud dapat digunakan sesuai dengan kondisi semula.
c. Penggantian, adalah perbaikan asset dengan cara mengganti asset yang ada, dengan asset
yang baru tanpa peningkatan kualitas dan kapasitas. Aset yang lama dihapuskan.

2) Penambahan asset baru
a. Penambahan fungsi, adalah penembaham asset baru dengan perubahan atau penambahan
fungsi asset, kapasitas bisa meningkat atau tetap.
b. Penambahan kapasitas, adalah penambahan kapasitas tetapi funhsi tidak bertambah.

Mlaksanakan Manajemen Aset 73

IDENTIFIKASI INVESTASI

Identifikasi investasi melalui tahapan=tahapan sebagai berikutl .

1) Identifikasi proyek investasi, diturunkan dari dua pertimbangan, pertama tenetu dari
rancanagan strategis, bisa dari rencana bisnis, atau rencana manajemen asset, dan yang kedua adalah
asset-aset yang berisiko tinggi

2) Daftar Alternatif Proeyek. Dari kedua pertimbangan inj, maka terdapat alternatif-alternatif
proyek.

3) Validasi. Setiap alternatif proyek dilakukan valifasi dan penyusunan prioritas proyek. Validasi
diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan
pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

4) Penyusunan Sjaka Prioritas. Skala prioritas akan membantu dalam menentukan hal-hal apa
yang penting dan perlu segera dilakukan dan meminimalkan risiko kegagalan. Salah satu tujuan
menyusun skala prioritas adalah untuk mencapai pengembangan proyekmpaling penting dari
alternatif proyekn yang ada.

5) Strategi Pendanaan. Strategi pendanaan dibuat dengan pertimbangan bagaimana membentuk
struktur pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal atau cost of capital. Dari
proyek[royeknuag diusulkan.

6) Dolimentasi Proyek. Tujuan utama dokumentasi proyek adalah panduan untuk melakukan
pelaksanaan proyek investasi. Itulah sebabnya komposisi dokumentasi proyek diatur dengan jelas,
dan prosedur untuk persetujuan dan persetujuan dari para pengambil keputusan pada perusahaan.

Penentuan aet kritis dan beresiko tinggi, rujukan paling penting adalaj 4 moda kefafalan..Berikut ini
merupakan pertimbangan untuk menetapkan asset dengan risiko tinggi.;

1) Nilai paparan risiko bisnis yang tinggi,
2) Umur manfaat asset yang tersisa sangat rendah,
3) Kinerj/kondisi buruk atau mendekati tingkat minimum yang dapat diterima,
4) Nilai kinerja buruk,
5) Keandalan (Realibity) yang buruk,
6) Tidak ada redundansi,
7) Moda kegagalan untuk kapasitas atau tingkat, pelayanan sangat berisiko,
8) Aset bermasalah (frekuensi pemeliharaan tinggi/work order – SPK banyak jumlahnya)

Setiap proyek harus memiliki identifikasi yang jelas. Informasi berikut ini sekurang kurangnya harus ada
pada setiap proyek..

1) Pernyataan permasalahan, permaslahan dan isu penting yang muncul bisa diidentifikasi
dengan jelas.

2) Tujua pengembangan proyek, proyek harus mampu menjawab permaslahan-permasalan
yang ada pada perusahaan.

3) Usulan lingkup proyek, Batasan-batasan proyek perlu dirumuskan, apa yang perlu
dikerjakan dan apa yang tidak perlu.

4) Lokasi, isu tentang lokasi, dan alternatifnya, kepemilikan tanah dlsnya.
5) Konteks & latar belakang, latar belakang mengapa proyek harus ada dan pa kaitannya

dengan perusahaan.
6) Alasan kenapa proyek ada, rumusan alas an mengapa proyek harus adam dan apa

akubatnya kalua proyek tidak ada.
7) Kebutuhan pendanaan, besaran kebutuhan dana, dan kemungkinan alternatif pendanaan.
8) Isu-isu desain, apakag terdapat hambatan-hambatan dalam desainm metode konstrksi,

keterbatasan material konstruksi.
9) Ijin/persyaratan yang harus dipenuhi, pemenuhan terhadapperatiran yang berlaku

nasional atau didaerah.
10) Catatan/tanggapan, hal0hal penting lain yang perlu diperhatikan.

Mlaksanakan Manajemen Aset 74

MELAKSANKAN TAHAPAN VALIDASI PADA PRAKONSTRUKSI INVESTASI

TUJUAN VALIDASI

Validasi, spseri yanh telah dijelaskan didepan adalah proses pembuktian bahwa usulan proyek, cara untuk
mengetahui sejauh mana data pdan unfirmasi yang ada mencerminkan hasil data yang tepat dan akurat.
Dalam identifikasi proyek, tujuan terpenting dari validasi adalah, nagaimana kita bisa memperoleh biaya
prooyek yang paling efektif dan optimum.

Untuk itu, apabila kita mengajukan pertanyaan dibawah ini, bisakah kita memproleh biaya palaing mitah,
apabila :

1) Batalkan/Hilangkan proyek?
2) Menunda proyek?
3) Ubah/modifikasi pemeliharaan?
4) Ubah/modifikasi operasi?
5) Beralih ke solusi pembaharuan (“renewal”) optimal yang lebih tepat (perbaiki, perbarui, ganti) ?
6) Menemukan solusi non-aset ?

Validasi berarti menjawab apakah proyek yang kita usulkan tepat? Pada waktu yang tepat? Dengan biaya
yang tepat? Untuk alasan yang tepat ?

Bagaimana caranya supaya dapat investasi dengan biaya paling tepat ?
• Menyusun “business case” yang baik dan rinci untuk semua proyek yang membenarkan waktu dan
solusi proyek termasuk
• Melakukan analisis biaya siklus hidup (modal dan O&M)
• Analisis Risiko (keuangan, langka, dan lingkungan)
• Analisis dalam pendekatan langkah demi langkah untuk memastikan bahwa telah mencapai tingkat
kepercayaan data dan analisis yang dapat diterima (peringkat tingkat kepercayaan – CLR)
• Rincian proses analitis agar dapat diperkirakan risiko yang realistis, kebutuhan modal, dan biaya
siklus hidup yang akan diinvestasikan



PROSES VALIDASI

Apa yang dilakukan pada proses validasi ? Pertamma, berdasarkan dari rencana strategis perusahaan dan
alternatif proyek, dilakukan validasi, yaitu proses pembuktian bahwa proyek investasi memang baiak dan
beanr. Apavila valid, tentu proyek dilaksanakan.Jika tidak, pertanyaannya adalah, apakah ptoyek perlu dikaji
ulang dan dilakukan validasi sekali lagi ? Atau proyek invetasi bisa ditunda, ataupun di batalkan.

Perhatikan gambar dibawah ini. Langkah
validasi adalah sebagai berikut;
1) Identifikasi Proyej
2) Analisis Nilai Tingkat Kepercayaan

(NTK)
3) Paparan Risiko Bisnis (PRB)
4) Analisis Biaya Siklus Hidup Aset (BDHA)
5) Penyusunan Business Case
6) Revisi NTK
7) Penyusunan Skala Prioritas
8) Strategi pendanaan.

Nilai Tingkat Kepercayaa. Gambar 79 - Proses Validasi

Mlaksanakan Manajemen Aset 75

Seberapa jauh kita percaya kepada suatu data atau informasi ? Seberapa yakin bahwa usulan proyek
direkomendasikan sebagai solusi yang tepat pada waktu yang tepat dengan biaya yang tepat ?Tidak ada
alat untuk mengukur NTK, kecuali penilai subyektif kita sendiri.

Umpamanya kita meyakini bahwa kualitas analisis sebesar 70%, sedangkan kita mempercayai kualitas data
yang digunakan sebesar 50%. Maka Nilai Tingkat Kepercayaan adalah = ( 70% + 50%) : 2 = 60%.

Nilai Tingkat Kepercayaan bisa Gambar 80 - Penetapan NTK
ditetpkan terlebih dahlul, seperti table
disamping ini. Penetapannya
berdasarkan jenis dokumen dan umur
design yang terdapat dalam design.
NTK dari dokumen-dokumen yang
bersifat strategis, umumnya mempyai
NTK yang rendah. Nilai NTK yang
tinggi tentu diperoleh dari dokumen
yang bersifat rinci, sperti penggunaan
biaya dari detail engineering designed.

Proses Penilaian NTK

Proses penilaian NTK adalah sebagai berikut;

1) Konsep proyek oleh pemrakarsa
2) Penegmbangan “Business Case”
3) Evalusi “Business Case”
4) Ranking “Business Case”

Faktor pertimbangan dibawah ini merupakan serangkaian “daftar simak” atau check list untuk penilaian
Nilai Tingkat Kepercayaan.

1) Standar pelayanan yang ada?
• Apa tujuan dari pengadaan aset tersebut? Mengapa itu ada?

2) Pengetahuan tentang aset atau fasilitas yang ada (pembaruan)
• Bagaimana kondisi aset tersebut?
• Bagaiman kinerjanya? Bagaimana keandalan?

3) Pemanfaatan aset saat ini (pembaruan)
• Apa yang sebenarnya dihasilkan oleh aset vs. apa yang diperlukan untuk dilakukan aset?

4) Tuntutan dan keandalan masa depan
• Perubahan apa dalam tingkat layanan yang diharapkan di masa depan?

5) Prediksi keandalan dan mode kegagalan (pembaruan)
• Dari empat mode kegagalan (Kapasitas, Tingkat Layanan, Mortalitas, dan Efisiensi), mana yang
paling menonjol?

6) Waktu keandalan/kegagalan pembaruan (renewal)
• Seberapa besar kemungkinan kegagalan ini terjadi?

7) Konsekuensi keandalan dan kegagalan pembaruan (renewal)
• Apa dampak dari kegagalan ini?

8) Penilaian biaya modal
• Seberapa baik perkiraan untuk biaya modal?

9) Penilaian manfaat (pengurangan risiko)
• Apa yang sebenarnya didapatkan dengan mengerjakan proyek ini dan apakah telah
menghitungnya dengan memadai?
• Apakah ini akan memberikan manfaat nyata bagi para pemangku kepentingan?
• Apakah sudah memahami semua manfaatnya termasuk pelanggan?

Mlaksanakan Manajemen Aset 76

10) Kesesuaian proses evaluasi
• Sudahkah menyeimbangkan risiko bisnis dan semua biaya dan manfaat (siklus hidup) dan
mendokumentasikannya dalam kasus bisnis?

Penyusunan Rencana Bisnis (“Business Case”).

Business case adalah analisa nilai proyek, kelayakan, biaya, manfaat dan risiko dari beberapa alternatif atau
pilihan yang diusulkan untuk mengembangkan asset perusahaan atau organisasi.

Berikut ini adalah ringkasan isi dari “Business Case”.

1) Bagian 1, Aset yang ada dan Kebutuhan
• Tujuan
• Latar belakang proyek
• Faktor penentu & moda kegagalan

2) Bagian 2, Analisis Alternatif
• Penentuan alternatif
▪ Untuk setiap opsi:
▪ Paparan risiko bisnis
▪ Biaya siklus hidup
▪ Peringkat tingkat kepercayaan (NTK)
• Ringkasan table penilaian alternatif

3) Bagian 3, Rekomendasi
• Alternatif dan deskripsi yang direkomendasikan.

Bisa dikatakan bahwa “Busines Case” adalah semacam studi kelayakan dengan lingkup yang tidak
besar. Untuk proyek-proyek investasi dengan skala besar, perlu dibuat studi kelayakan. Dalam
studi kelayakan harus bisa menjawab, selain proyek layak, apakah proyek didanai melalui dana
sendiri, sewa, pinjaman jangka Panjang/pendek atau Kerjasama dengan badan usaha.

Muatan studi kelayakan sebagai berikut dibawah ini.

1) Aspek teknis
▪ air baku, pasar (RDS), alaternatif & pemilihan sistem, mutu konstruksi, RAB

2) Aspek lingkungan
▪ Dampak penting, luasnya dampak, pra konstruksi, kosntruksi dan pasca konstruksi, pengelolaan
lingkungan

3) Aspek sosial
▪ Penerimaan masyarakat, potensi konflik (air/lahan)

4) Aspek budaya
▪ Dinamika budaya, budaya khusus

5) Aspek ekonomi
▪ EIRR, EBCR

6) Aspek keuangan
7) NPV, FIRR, BCR, Payback periode, DCR
8) Aspek kelembagaan

▪ Organisasi, SDM

MATRIX VALIDASI INVESTASI

Mlaksanakan Manajemen Aset 77

Gambar 81 - Mtrix Validasi Investasi

Sebagai langkah akhir dari proses validasi, setogynya bisa dinilai untuk semua alternatif proyek investasi
berdaasarkan risiko bisnis. Sebagai contoh, proyek dengan risiko rendah, tetapi memiliki Nilai Tingkat
Kepercayaan yang tinggi, maka proyek bisa dilaksanakan tanpa perubahan apapun. Sebaliknya jika proyek
merupakan proyek dengan risiko tinggi, sedangkan Nilai Tingkat Kepercayaan rendah, proyek bisa ditunda,
dibatalkan atau diperbaiki, sehingga nilai tingkat kepercayaan meningkat.

MELAKSANKAN TAHAPAN PENYUSUNAN SKALA PERIORITAS PADA
PRAKONSTRUKSI INVESTASI

BOBOT SKLA PRIORITAS

Proyek prioritas adalah proyek yang diselenggarakan oleh PDAM yang merupakan program
proyek baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung capaian prioritas pembangunan daerah
dan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar serta syarat layanan minimal.

Mengapa Skala Prioritas ?
• Keterbatasan Pendanaan
• Keterbatasan Sumber Daya manusia
• Keterbatasan waktu pelaksanaan ( misal 5 tahun)

Tujuan penyusunan skala prioritas adalah ditetapkannya program prioritasi dalam investasi proyek (capex)
yang terpadu, efektif dan menyeluruh untuk jangka waktu yang ditentukan.

Secara garis besar proses penyusunan skala prioritas, sebagai berikut;
• Tetapkan acuan pertimbangan (kriteria) untuk menentukan proyek prioritas
• Pertimbangkan proyek yang memiliki nilai atau keterkaitan yang kuat terhadap acuan rencana bisnis
yang telah disepakati,
• Gunakan metode Pembobotan (Weighting Factor Analyisis) dengan mengutamakan analisis kualitatif
serta kuantitatif dan diskusi

Secara sederhana, skala prioritas bisa diialkuan
secara langsung berdasarkan kepetngan-
kepetunganyang lebuih luas, seperti gambar
disamping ini.

Gambar 82 - Bobot Skala Prioritas

Mlaksanakan Manajemen Aset 78

CONTOH KASUS DENGAN BOBOT KRITERIA SETARA
Berikut contoh kasus utnuk menetapkan skla prioritas.

Gambar 83 - Kasus Skala Prioritas Proyek
Contoh diatas memperlihatkan beberapa alternatif proyek, dengan besaran biaya, benefit cost ratio (B/C),
pay back period (PBP), Internal Rate of Return (IRR), Nilai Tingkat Kepercayaan (NTK), dan Paparan Risiko
Bisnis (PRB). Dalam contoh ini, total biaya proyek Rp 25 milyar. Berarti ukuan-ukuan yang melekat ke
setiap alternatif proyek, merupakan kriteria yang dinilai.
Pada tahap awal, dinilai tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Bisa saja salah sutaa kriteria lebih
penting dari kriteria yang lain. Alternatif lain, kalua dianggap semua kriteria mempunyai kepentingan yang
sama. Apabila dianggap semua kriteria sama, penyelesaiannya sebagai berikut.

Gambar 84 - Skala Prioritas Dengan Bobot Kritria Sama
Proesesnya sebagai berikut;

1) Proses pertama, Menyusun ranking berdasarkan kriteria untuk masing-masing alternatif
proyek. Angka merah dalam % pada masing-masing kriteria untuk masing-masing alternatif
proyek.

2) Proses yang kedua, adalah menjumlhkan kesamping untuk masing-masingalternatif proyek
kesamping, sehingga didaptkan total dalam % berwarna merah.

3) Berikutnya, adalah Menyusun ranking prioritas, sesuai biobot total, sehingga ranking alternatif
proyek sesuai urutan adalah; Prpa Trans. PE 400 mm, L = 5.7 km, Ganti pompa Q = 150 lpd,

Gambar 85 - Skala Prioritas Alternatif Proyek 79

Mlaksanakan Manajemen Aset

H = 40 m, Penyusunan Sistem OM, SCADA WTP, Peremajaan Call Center, dan Reservoir
baru 2.00 m3.
4) Beradasarkan informasi, jumlah biaya total adalah Rp 27.2 milyar. Karena pagu dana hanya Rp
25 milyar, maka biaya hanya cukup untuk membiayai dari ranking 1 sampai dengan 5.m dengan
jumlah biaya total Rp 22.7 milyar.

CONTOH KASUS DENGAN BOBOT KRITERIA TIDAK SETARA
Jika bobot kriteria tidak setara, biasanya digunakan metode pengambilan keputusan dengan multi
kriteria. Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk
menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria
biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Gambar 86 - Pengmbilan Keputusan Dengan Multi kriteria
Beberapa software/aplikasi teleh tersedia dipasaran, seperti Expert Choice, Super decision, bahkan tersedia
aplikasi pada smart phone berbasis Andorid, seperti Decision Mentor.
Metode pengambilan keputusan yang popular adalah Analitycal Hierarchy Process, yang digagas oleh Saaty
tahun 1970. Berdasarkan metode ini maka terdapat hirarki, yang pertama adalah tujuan, yaitu mendapatkan
investasi yang paling efektif. Hirarki yang kedua adalah kriteria, adalah; BCR, IRR, PBP, CLR, dan BRE.
Alternatif adalah alaternati masing-masing proyek.
Kriteria dalam hal ini tidak setara dalam skala kepentingan, maka dilakukan pembobotan terhadap kriteria,
Kriteria mana yang lebih penting dari kriteria yang lain.

Gambar 87 - Pembobotan Berdasarkan Multi Kriteria Menggunakan Expert
Choice

Dalam kasus proyek yang ditinjau, pembobotan ktiteria berdasarkan multi ktiteria, didapatkan pembobotan
kriteria bertutur-turut; Paparan Risiko Bisnis (32.9%), Nilai Tiningkat Kepercayaan 24. 7%), (BCR (16.3%),
IRR (13..9%) dan payback period (12.3%).

Mlaksanakan Manajemen Aset 80

Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut, maka skala prioritas alternatif proyek sebagai berikut; 1) Pipa
Tranmisi PE 400 mm, L = 5,7 km (18.9%), 2) Ganti Pompa Q = 150 lpd, H = 40 m (18.2%), 3) Penyusunan
Sistem OM (17.6%), 4) SCADA WTP (16.1%), ) Peremajaan Call center (15.1%), 6) Reaservoir 2.000 m3
(14.1%).

Gambar 88 - Skala Prioritas Proyek Dengan Multi Kriteria

Gambar diatas, menunjukkan skala prioutas, dengan pagar total biaya Rp 25 Milyar, dengan total
pelaksanaan Rp 22. 7 milyar, yang keberulan sama dengan skala prioritas dengan kriteria yang setara.

MELAKSANKAN TAHAPAN SERAH TERIMA PADA PASCA KONSTRUKSI
Serah terima merupakan tahapan palaing terakhir pada setiap pengembangan proyek. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

• Minta kontraktor/vendor membangun atau menyesuaikan catatan/ inventarisasi aset saat serah
terima, sesuai system existing
• Gunakan waktu retensi (pemeliharan) untuk memastikan bahwa semua asset
diinventarisasi
• Berikan protokol inventarisasi aset kontraktor/vendor

• Kumpulkan data kinerja dasar setelah “commissioning” dan “trial-run” dan simpan dengan
ID/kodefikasi aset

• Tetapkan strategsi perawatan/pemeliharaan (reaktif, preventif, dan prediktif) dari awal,
• Masukkan manual pemeliharaan ke dalam Sistem Manajemen Dokumen Elektronik,
• Tentukan protokol pasokan ulang suku cadang.

Mlaksanakan Manajemen Aset 81

1) Investasi (capex) yang optimal adalah biaya solusi yang tepat pada
waktu yang tepat – keseimbangan antara permintaan dan
risiko/konsekuensi,

2) Tinjau Investasi (capex) untuk menentukan 'tingkat kepercayaan,’
dengan mempertimbangkan – praktik yang baik ditambah data yang
baik akan menghasilkan keputusan dengan keyakinan tinggi,

3) Putuskan untuk melanjutkan atau menunda proyek tertentu
berdasarkan risiko yang ditimbulkan,

4) Untuk proyek-proyek yang ditunda, lakukan analisis yang diperlukan
untuk mengangkat tingkat kepercayaan, sehingga bisa meningkatkan
skor penilaian, dan mungkin bisa dilanjutkan

5) Kualitas proses pengembangan investasi (capex) dan kualitas data
yang tersedia menentukan tingkat kepercayaan yang dapat diberikan
kepada proyek investasi,

6) Investasi (capex) yang baik membutuhkan Rencana Bisnis Strategis,
agar sesuai dengan pendanaan untuk proyek

PERTANYAAAN DAN DISKUSI 9

Diskusikan materi-materi dibawah ini dengan rekan anda, atau coba anda jawab sendiri

1) Bagaimana cara untuk mengembangkan investasi baru ?
2) Apa yang disebut solusi non asset dalam mengembangan investasi ?
3) Jelsakan tahapan proses pengembagan investasi (proyek)
4) Menurut anda pada tahap mana oprimalisasi capex dilakukan ? Jelaskan !
5) Jelskan 2 jenis investasi capex !
6) Apa maksud “ memahami moda kegagalan bisa merupakan factor stratgeis” dalam penentuan

investasi.
7) Jelsakan cara-cara atau prose mengidentifikasi proyek !
8) Jelaskan tahapan proses validasi proyek !
9) Apanyang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ! Jelaskan.
10) Apa saja isi secara garis besar “Business Case” !
11) Apa tujuan menetapkan prioritas ?
12) Bagaimana prinsip penetapan prioritas proyek ?

Mlaksanakan Manajemen Aset 82

Modul 10

STRATEGI PENDANAAN.

MEMPERKIRAKAN JENIS-JENIS BIAYA INVESTASI, OPERASI DAN
PEMELIHARAAN

Strategi pendanaan manajemen aset dibuat dengan pertimbangan bagaimana membentuk struktur
pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal atau capital expenditure dan biaya operasional atau
operational expenditure. Struktur yang membentuk komposisi bauran pendanaan hutang jangka panjang
dan modal sendiri disebut dengan struktur modal (capital structure).

Komponen rencana investasi manajemen asset, sebagai berikut;

1) Investasi Kapital/Modal (Capex)
a. Pembaharauan (perbaikan, rehabilitasi, penggantian)
b. Penambahan (kapasitas, fungsi)

2) Investasi Pemeliharaan
a. Direncanakan
• Preventif
• Prediktif
• Korektif/Reaktif
b. Tidak direncanakan (cadangan)

3) Investasi Operasi
a. Kecenderungan biaya operasi

Kesluruhan biaya diatas harus disusun proyeksi biaya untuk seluruh siklus hidup asset.

Dari perspektif pendanaan manajemen asset strategis, terdapat dua pertanyaan yang mendasar, yaitu :

1) Berapa banyak/kapan – berapa banyak aset dari kelas tertentu yang cenderung gagal dalam jangka
waktu tertentu? (digunakan untuk membangun kurva kebutuhan dana – proyeksi biaya yang
diharapkan di masa depan)

2) Aset Yang Mana/Kapan – aset spesifik mana yang cenderung gagal dalam jangka waktu tertentu?
(digunakan untuk menyusun anggaran CAPEX terperinci)

Berikut dibawah ini contih proyeksi untuk investasi dalam manajemen asset.

Pada tingkat strategis - berapa

banyak aset dalam jangka waktu

periode proyejsi tertemtu dan

berapa biayanya masing-masing

(ini menetapkan kerangka

pendanaan). Mungki suatu

proyek memerlukan

peneyelesaian dalam beberapa

tahun. Sehingga masing0masing

proyek diperlukan proyesi multi

tahun.

Periode proyeksi bisa saja

seperti contoh dalam jangka Gambar 89 - Proyeksi Investasi Proyek Baru
waktu 30 tahun. Lazimnya

proyeksi dilakukan sekurang-kurangnya dalam 10 tahun.

Mlaksanakan Manajemen Aset 83

Contoh pada gamnbar disamping ini, merupkan Gambar 90 - Proyeksi Pembaharuan Aset
proyeksi untuk pemharuan asset.

Proyeksi terdiri dari investasi untuk asset yang
ada sekarag (perbaikan dan rehabilitasi), dan
pembaharuan dimana terdapat penggantian
asset yang ada diganti dengan asset yang baru.
Kemudian sepanjang periuode proyeksi dibuat
rata-rata investasi tahuan, baik untutk investasi
utnuk asset yang ada maupun untuk
pembahruan, dan rata-rata total investasi .

Gambar disamping contoh proyeksi untuk
investasi berulang, kadang-kadang disebeut
sebagai “Cyclical Maintetnace” . Aset ada yang
setiapa 10 tahun perlu dilakukan “total over
hauked”.

Gambar 91 - Proyeksi Investasi Berulang

Gambar disamping memperlihatkan contoh
proyeksi untuk pipa distribusi. Proyeksi dibagi
dua, yaitu proyeksi untuk rehabilitasi system
distribusi, dan proyeksi biaya penggantian pipa
distribusi.

Gambar 92 - Proyeksi investasi Pipa Distribusi

Berikut disamping ini merupakan proyeksi
investasi WTP, yang terdiri dari investasi
rehabilitasi dan investasi penggantian.

Gambar 93 - Proyeksi Investasi WTP

Berikut proyek total untuk untuk investasi
rehabilitasi.

Gambar 94 - Proyeksi Total Biaya Rehabilitasi

Mlaksanakan Manajemen Aset 84

Baerikut adalah proyeksi total biaya
rehabilitasi, yang terdiri dari proyek
investasi, proyek rehabilitasi, proyeksi
penggantian, kemudian dijumlahkan.

Gambar 95 - Total Biaya Investasi

Disamping ini gambar proyeksi total biaya
operasi dan pemeliharaan, yang terditi
dari biaya overhead, operasi dan
pemeliharaan, kemudian diproyeksikan
juga nilai buku dan nilai penggantian dari
asset yang ada.

Proyeksi todal biaya meliputi kesleuruan Gambar 96 - Biaya Operasi dan Pemekiharaan
biaya investasi dengan rincian sebagai
berikut;

• Investasi asset existing Gambar 97 - Proyeksi Total Biaya (Optimal)
• Investasi untuk asset baru
• Rehabilitasi
• Biaya Operasi
• Biaya Pemeliharaan
• Biaya Overhead
• Nilai Bukdu
• Nilai Penggantian

Berdasarkan semua biaya, dianalisis rata-rata biaya tahuanan.

MEMPERKIRAKAN STRATEGI PENDANAAN

SUMBER PENDANAAN

Secara umum, terdapat dua sumber pendanan untuk investasi asset, yaitu dana dari internal perusahaan,
dan dana dari luar perusahaan. Berikut dibawah ini adalah alaternatif-alternatig sumber pendanaan;

1) Dana Internal Perusahaan (Modal Sendiri)
a. Modal disetor (Penyertaan Modal), penyertaan modal adalah kewajibana setiap pemilik
kepada perusahaan yang harus dipenuhi.
b. Laba ditahan, dana ini umumnya merupakan akumulasi dari laba yang tidak disetor
sebagai deviden.
c. Penyusutan, perusahaan memiliki akun khusus sebagai tabungan dari biaya penyusutan.

2) Dana Dari Luar Perusahaan
a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), umunya merupakan invetasi
pemetintah pusat dibidnag air minum, kemudian di hibahkan kepemtintah daerah.
Umumnya
b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dana berasala dari pemerintah
Provinsim Kabupaten dan Kota, umumnya untuk infrastruktur.
c. Badan Usaha, Kerjasama/B to B, Trade Credit atau Kethasama Berbasis Angsuran,
Leasing atau sewa – beli, Corporate Social Responsibility)
d. Masyarakat, missal obligasi

Mlaksanakan Manajemen Aset 85

e. Hibah, dari perusahaan missal dari real estate.
f. Pinjaman/Hutang

• Pinjaman/Hutang jangka pendek,
• Pinjaman/Hutang jangka Panjang

KELAYAKAN PROYEK
Meskipun terdapat proyek nirlaba dan proyek yang tidak dapat diukur labanya, namun harus bisa diketahui
apabkaj proyek layak atau tidak secara keuangan.
Total seluruh proyek harus memberikan gambaran keuangan yang positip, sehingga semua biaya proyek
bisa didanai oleh keuangan dari berbagai sumber.
Seluruh proyeksi biaaya proyek tidak boleh lebih besar dari proyeksi seluruh pendapatan, atau ;

B / C > 1

Sehimhingga diperlukan proyeksi keuangan sebagai berikut;
1) Arus Kas
2) Laba / Rugi
3) Neraca

Namun apabila pendanaan dibiauai oleh pinjaman bank, maka harus di tambah rangan proyeksi;
1. Net Present Value (NPV) > 0
2. Financoal Internal Rate 0f Return (FIRR) > bunga + country risk

PESAN PETING
1) Biaya ekonomi penuh adalah konsep dasar dari mana pengambilan

keputusan keuangan yang efektif dibuat.

2) Biaya penggantian dan perbaikan, dan bukan biaya penyusutan, adalah
kunci pengambilan keputusan keuangan yang baik

3) Pembiayaan Pembaruan Tahunan Jangka Panjang menyediakan
pendanaan dasar untuk kinerja yang berkelanjutan.

4) Kebutuhan secara sederhana, efektif, merupakan gambaran besar
menetapkan tingkat pelayanan( LOS), serta pengambilan keputusan
berbasis risiko bisnis.

PERTANYAAAN DAN DISKUSI 10

Diskusikan materi-materi dibawah ini dengan rekan anda, atau coba anda jawab sendiri.
1. Apa saja kompenen rencana investasi dalam manajemen asset ?
2. Apa saja pertimbangan dalam rencana investasi dalam manajemen asset ?
3. Apa saja jenis pendanaan yang berasal dari internal perusahaan ?
4. Apa saka jenis pendanaan yang berasal dari external perusahaan ?
5. Apa saja risiko dalam investasi ?

Mlaksanakan Manajemen Aset 86

Modul 11
RENCANA MANAJEMEN ASET

MEMAHAMI RENCANA MANAJEMEN ASET

KERANGKA MANAJEMEN

Pada intinya perusahaan menetapkan strategi bisnis, umumnya berupa Rencana Bisnis. Rencana Manajemen
Aset disusun untuk perencanaan investasi, operasi dan pemeloharaan, yang diwujudkan dalam renxana
pembiayaan selama periode proyeksi. Rencana pembiayaan ini kemudian fityerjemhkan dalam rencana
tahunan atau RKAP (Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan), yang pada intinya terbagi dua, yaitu biata
operasioanl (OPEX)M dan biaya modal/investasi (CAPEX).

RENCANA MANAJEMAN ASET

Rencana manajemen aset (RMA) adalah rencana taktis untuk
mengelola infrastruktur organisasi dan aset lainnya untuk
memberikan standar layanan yang disepakati.

Secara umum Rencana Manajemen Aset, bis akita pahamai dalam gambaran yang lebih besar dalam
Perspektif portofolio secara keseluruhan, terdapat kecenderungan kebutuhan dimasa yang akan dating.
Dari sudut pandang keuangan makro perusahan; laba dan rugi, kebijakan perusahaan dalam investasi dan
strategi pendanaan.
Dari sudut pandang mikro, rencana manajemen asset berdasarkan kegiatan, dan fokus ke aset yg spesifik,
sedangkan pengmbilan keputusan kasus per kasus.

Pada intinya dalam rencana manajemen asset, adalah apakah asset perlu diperbaiki, rehabilitasi, ganti atau
perlu ditambah ?

Proses penyusunan rencan manajemen asset meninjau factor-faktor dibawaj ini;

1) KEADAAN INFRASTURKTUR/ASET
• Fasilitas sudah memasuki tahap matang dari siklus hidup
• Mode kegagalan besar yang paling dekat—kapasitas
• Asumsikan dua tahun sebelum aliran desain puncak terlampaui—pertumbuhan
• Kapasitas tambahan tidak dapat ditambahkan secara layak
• Kondisi fisik sangat buruk, terutama pompa dan motor
• Aset sebagian besar pada 75% hingga 90% kehidupan fisik dikonsumsi

2) KEBUTUHAN PEMENUHAN TINGKAT PERSYARATAN DAN PELAYANAN
• Kebisingan karean Genset di pompa booster 2
• Memenuhi persyaratan aliran di Zona tertentu

3) ASET KRITIS
• Motor pada pompa intake
• Tenaga listrik cadangan di IPA
• Kontrol ketinggian pada resrevpir 5000 m3

Mlaksanakan Manajemen Aset 87

• Suku cadang pada pompa distribusi

4) STRATEGI INVESTASI CAPEX dan OPEX
• Tetap jalankan pompa booster selama dua tahun, lalu nonaktifkan
• Semua peralatan/suku cadang pengganti harus berukuran standard untuk digunakan
kembali di pompa booster baru
• Pindah ke pemeliharaan prediktif (mengatur interval pemantauan) untuk peralatan dinamis
(mekanis/listrik) berdasarkan akar masalah
• “Run to Failure” dengan rencana respons reaktif yang efektif untuk istirahat
• Pastikan bahwa rencana respons reaktif pada resvoir menyediakan fungsi yang
berkelanjutan (bypass/daya tambahan/pompa tambahan)

5) STRATEGI PENDANAAN
• Identifikasi kebutuhan anggaran O&M untuk mendanai strategi O&M sementara
• Siapkan anggaran modal/proyek yang valid untuk menggantikan stasiun lift
• Siapkan kasus bisnis dan presentasikan ke Dewan

LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA MANAJEMEN ASET

Penyusunan Rencana Manajemen Aset, memliki 12 tahapah, sesuai gambar dibawah ini.

Gamba 98 - Langkah Penyusunan Rencana Manajemen Aset

1) Tingkat pelayanan eksisting, peraturan yang berlaku dalam spesifikasi produk dan layanan,
dimana saja pelanggan, bagaimana interval operasi dan pemeliharaan

2) Tinjauan aset eksisting, data detail aset, kondisi/sisa umur teknis, kinerja masing-masing asset,
kapasitas (saat ini, max)

3) Perkiraan kebutuhan, perkiraan LOS dimasa yang akan dating, kapasitas, kebutuhan, Tingkat
pelayanan (LOS), dan risiko kinerja

4) Perkiraan moda kegagalan, kapasitas vs kebutuhan, kegagalan pada tingkat pelayanan, kurva
kematian, efisiensi.

5) Perkiraan program investasi, pertumbuhan, penambahan asset, pembaharuan, peningkatan
reliability, LOS yg baru, efisiensi bisnis

6) Perkiraan O & M, Pertumbuhan (+ debit), tingkat pelayanan aset baru, portofolio keseluruhan
7) Model ptoyeksi investasi, Investasi, operasi, pemeliharaan dan biaya adm & umum
8) Model perkiraan pendapatan, tarif, pendapatan air, pendpatan non air, total biaya,
9) Kemampuan & kemauan pelanggan membayar air, OK ? apabila ya, menuju ke langkah

11, apabila tidak lanjut ke no 10)

Mlaksanakan Manajemen Aset 88

10) Tinjau pilihan program/kegiatan (kurangi), kurangi tingkat pelayanan, hapuskan aset
menganggur & kinerja buruk, demand management, operasi & pemeliharaan, menerima resiko yang
tinggi, sesuikan program/kegiatan sesuai resiko

11) Ulangi dari no 1, revisi komponen AMP yang perlu
12) Implementasi.

Dokumen Rencana Manajemen Aset &Asset
Management Plan)m terdiri dari 6 babm yaitu;

1) Kondisi Aset
2) Tingkat Pelayanan
3) Proyeksi Kebutuhan Air Minum
4) Profil Risiko
5) Manajemen Strategis
6) Sttategi Pendanaan

Gambar 99 - Dokumen AMP

Di negara maju, dimana pertumbuhan penduduk dan pengmbangan wilayaj hamper tidak bertumbuh,
penyusunan Rencana Bisnis tidak terlalu menjadi kebutuhan. Justru penyusunan Rencana Manajemen Aset
menjadi kebutuhan utama, karean untuk memberikan gambaran bagaiman perusahaan merawat asset
mereka sebaik0baiknya sehingga menunda kebutuhan
investasi.
Disamping ini adalah contoh laporan Asset Management Plan.

Gambar - 100 - Laporan AMP

MEMAHAMI RENCANA STRATEGIS MENAJEMEN ASET

Kalau Rencana Manajemen Aset, lebih betroreintasi kepada manajemen taktis, maka Rencana Strategis
Manajemen Aset, sesuai dengan Namanya, lebih berorientasi kepada manajemen strategis.

SAMP (Strategic Asset Management Plan – Rencana Strategis Manajemen Aseu) didefinisikan oleh ISO
55000 sebagai; “informasi yang terdokumentasi untuk menentukan bagaimana tujuan tujuan
organisasi yang dikonversi menjadi tujuan manajemen aset, pendekatan untuk mengembangkan
rencana manajemen aset dan peran sistem manajemen aset dalam mendukung pencapaian tujuan
manajemen aset“

ISI DAN PENJELASAN SAMP
1) Lingkup - aset mana dan (bagian dari) organisasi mana yang terlibat;

Mlaksanakan Manajemen Aset 89

Pemangku kepentingan – apa saja pemangku kepentingan utama, apa persyaratan dan harapan
mereka terkait kinerja (keuangan, operasional, dll.) dan informasi. Sejauh mana persyaratan dan
harapan ini diperhitungkan saat membuat keputusan dan dalam manajemen informasi.
2) Pengaturan - pengaturan apa (politik, teknis, ekonomi, peraturan, lingkungan, sosial, dll.) tempat
organisasi beroperasi dan bagaimana hal ini memengaruhi manajemen aset.
3) Kebijakan manajemen aset - ini harus diselaraskan dengan kebijakan lain yang relevan dan
memberikan kerangka kerja yang jelas untuk tujuan manajemen aset.
4) Tujuan manajemen aset – konversi tujuan organisasi menjadi tujuan manajemen aset. Tujuan ini
pada gilirannya dapat diubah menjadi tujuan untuk aset (kinerja) dan untuk sistem manajemen
aset (proses, informasi, sistem TI, kompetensi, dll.). Jika memungkinkan, tujuan pengelolaan aset
harus SMART.
5) Status aset - kinerja saat ini, biaya dan risiko dan hubungannya dengan tujuan pengelolaan aset.
Evaluasi strategi manajemen aset saat ini.
6) Perubahan - daftar (kemungkinan) perubahan dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada aset
dan manajemen aset. Perubahan ini mungkin terkait dengan pemangku kepentingan atau
lingkungan (baca: setting). Dalam kasus perubahan yang tidak pasti mungkin perlu untuk
mengembangkan beberapa skenario.
7) Strategi manajemen aset - bagaimana organisasi memastikan bahwa tujuan manajemen aset
akan tercapai, dengan mempertimbangkan (kemungkinan) perubahan. Termasuk trade-off yang
dibuat dalam pengembangan strategi ini. Gambaran umum tindakan yang diambil sehubungan
dengan aset, manajemen aset, dan sistem manajemen aset. Termasuk perencanaan dan
dampaknya terhadap tujuan pengelolaan aset. (Dalam rencana pengelolaan aset, strategi
pengelolaan aset untuk masing-masing aset dapat dijelaskan.)

8) Manajemen kinerja - Bagaimana implementasi strategi manajemen aset dipantau dan
disesuaikan bila perlu.

9) Sistem manajemen aset - bagaimana organisasi memastikan bahwa tujuan manajemen aset akan
tercapai. Gambaran umum pendekatan untuk perencanaan manajemen aset dan elemen serta
proses yang diperlukan untuk itu.

10) Peran dan tanggung jawab
a. Manajemen risiko dan peluang termasuk kriteria keputusan
b. Orang, manajemen kompetensi, dan kesadaran
c. Sumber daya (perangkat lunak analisis, metode analisis, sistem informasi, sistem
pengukuran, dll.)
d. Komunikasi
e. Informasi dan manajemen informasi
f. outsourcing
g. Manajemen Perubahan
h. audit internal
i. Evaluasi - bagaimana, kapan dan siapa yang akan mengevaluasi SAMP?

Sebuah SAMP dapat terdiri dari beberapa dokumen. Bisa merujuk ke sumber yang ada.. Pengembangan
SAMP adalah proses berulang. Keselarasan antara berbagai tingkat dan departemen yang terlibat dalam
manajemen aset (atau terkait dengannya) adalah kuncinya.

Mlaksanakan Manajemen Aset 90

STRUKTUR RENCANA STRATEGIS MANAJEMEN ASET

Seperti yang terlihat pada gambar,
strukrtur SAMP bisa dijeklaskan pada
piramida sebagai berikut.

1) Pada pincak piramida, pemenuhan

terhadap harapan pelanggan dan

pemangku kepentingan merupakan

tujuan utama dari perusahaan.

2) Lapisan dibawahnya, cara

penvapaian pemenuhan tersebut

diwujudkan dalaam Kebijakan

Manajemen Aset,

3) Berikutnya, SAMP diturunkan dari

kebijakan yangdisusun diatasnya,

yang lebih bersifar strategis, yang

menghubungka rencana taktis Gambar 101 - Struktur Rencana Strategis Manajemen
manajemen asset dengan tujuan- Aset
tujuan strategis perusahaan.

4) Pada lapisan ini, terdapat Rencana Manahemen Aser, yang bersifat lebih ke manajemen taktis, dan

detail.

5) Berikutnya adalah pengelolaan asset dengan tahapan pemgadaan, pemengaatan, pemeliharaan dan

penghapusan.

6) Sebagai dasar operasional adalah proses, sumber daya, sustem dan teknologi.

PESAN PETING

1) Manajemen Aset berfokus tanpa henti untuk memberikan kinerja
berkelanjutan dengan biaya siklus hidup terendah bagi perusahaan,

2) Manajemen Aset adalah cara berpikir dan menggunakan perangkat
teknologi dan praktik terbaik,

3) Semakin kita memahami tentang aset kita, semakin baik kita dapat
mengelolanya,

4) Memahami aset dimulai dengan mengajukan pertanyaan kritis yang
tepat,

PERTANYAAAN DAN DISKUSI 11

Diskusikan materi-materi dibawah ini dengan rekan anda, atau coba anda jawab sendiri.
1. Apa itu Asset Management Plan ? Jelaskan
2. Apa itu Strategic Asset Management Plan (SAMP)?
3. Jelaskan perbedaan antara keduanya Asset Management Pkan dan Strategic ManagementAsset ?
4. Jelsakan langkah-Langkah penyusunan Asset Management Plan (Rencana Manajemen Aset) !
5. Jelsakan isi SAMP secara garis besar

Mlaksanakan Manajemen Aset 91


Click to View FlipBook Version