The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pastorank7b, 2023-04-30 00:55:52

Warta Mingguan Paroki Katedral #156

Warta Mingguan Paroki Katedral #156

MENELADAN SANG GEMBALA BAIK oleh P. Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ Hal yang patut ditekankan dan ditegaskan kembali adalah tanggung jawab seluruh umat teristimewa mereka yang memilih panggilan hidup berkeluarga untuk mempersembahkan putra putri terbaik kepada Tuhan. Hanya keluarga yang bisa menyediakan calon-calon untuk hidup panggilan khusus. Tidak berlebihan kalau Keluarga adalah Seminari awal tempat benihbenih panggilan disemai. Sekiranya keluargakeluarga sungguh menghidupi semangat iman Katolik, kita boleh berharap akan muncul benihbenih panggilan. Namun demikian, kalau keluarga-keluarga tidak mendukung dan merelakan maka benih itu mati layu sebelum berkembang. Oleh karena itu, kalau keluarga-keluarga Katolik tidak mau memberikan anak-anak yang terbaik, maka jangan menuntut mendapat pelayanan maksimal dari para imam dan biarawan/wati. Sebaiknya kemurahan hati keluarga-keluarga sungguh diharapkan dan dimohonkan dalam doa Panggilan. Tentu sangat baik kita berdoa mohon panggilan, tetapi jauh lebih mulia lagi bila keluarga-keluarga murah hati dan mendukung bila Tuhan memanggil anak-anak terbaik dari keluarga Katolik. Yesus meminta kita semua memohon agar mengirimkan pekerja-pekerja untuk menuai panenan. Kita memang harus tekun memohon dan berdoa kepada Tuhan, namun doa kita harus disertai komitmen mendukung mereka yang telah terpanggil untuk setia dan bahagia dalam panggilannya. Sekaligus mengetuk keluargakeluarga Katolik untuk bermurah hati mempersembahkan putra putrinya sebagai pekerja di ladang Tuhan. Kiranya, Bunda Maria dan St. Yusuf teladan keluarga-keluarga mendampingi dan meneguhkan keluarga-keluarga Katolik sehingga menyiapkan anak-anak muda untuk menyediakan diri dan menanggapi Panggilan Tuhan untuk menjadi Imam, Biarawan/wati. Pada hari minggu Paskah IV ini dalam tradisi Gereja Katolik dirayakan sebagai hari Doa Minggu Panggilan sedunia ke 60. Tahun ini mengambil tema “Panggilan: Rahmat dan Perutusan.” Bacaan Injil diambil dari Injil Yohanes yang mewahyukan Yesus sebagai Gembala yang baik. Spiritualitas Gembala baik dan murah hati menjadi motto KAJ sebagaimana tercantum dalam logo. Tulisan diletakkan di dasar logo dengan kesadaran dan harapan bahwa semangat gembala baik dan murah hati melandasi seluruh gerak umat Allah di KAJ baik para pelayan pastoral baik imam dan biarawan biarawati maupun kaum awam. Dalam logo KAJ Yesus Sang Gembala Baik digambarkan berada di tengah domba-domba yang berdiri. Sebuah imajinasi bahwa gereja akan hidup kalau seluruh Gereja berdiri dalam keadaan siap siaga, tanggap dan gesit menangkap tanda zaman dan menanggapinya dengan langkahlangkah nyata menyambut gerak Roh Kudus. Domba-domba tidak digambarkan sedang berbaring malas-malasan, menunggu atau manja menuntut dilayani. Sebaliknya domba-domba yang berani dan bernyali menanggapi panggilan sejarah sebagai pejuang yang terlibat bukan sebagai penonton berjarak dalam pergumulan manusia jaman now. "Keluarga yang sungguh menghidupi semangat iman katolik merupakan seminari awal tempat benih-benih panggilan di semai'' Minggu Panggilan ini merupakan ajakan dan tanda pengingat kepada seluruh umat beriman bahwa ada panggilan khusus dalam Gereja yaitu sebagai Imam dan Hidup Bakti sebagai Biarawan/wati. Mereka inilah membaktikan seluruh hidupnya bagi Tuhan melalui pelayanan kepada Gereja dan umat beriman. Salam Sehat. Penuh Berkat. Tuhan memberkati. "


Katekese Sakramen Perkawinan (2) Maka: (a) perkawinan antara dua orang katolik atau (b) seorang Katolik dengan seorang Kristen yang baptisannya diakui Gereja Katolik atau (c) dua orang Kristen yang baptisannya diakui Katolik adalah perkawinan sakramen. 1. Apakah yang Dimaksud dengan Perkawinan sebagai Sakramen? - Secara teknis-yuridis, KHK 1055 menegaskan bahwa Perkawinan sebagai Sakramen adalah perkawinan yang dilakukan oleh dua orang baptis, entah itu baptis secara Katolik atau baptis secara Kristen (asalkan baptisan mereka diakui oleh Gereja Katolik). - Yang menentukan perkawinan sebagai sakramen bukanlah perayaan ekaristi yang dilaksanakan dalam rangka meneguhkan perkawinan kedua mempelai, tetapi baptisan kedua mempelai tersebut. Maka, meskipun perkawinannya dilaksanakan dalam ibadat sabda, tetapi bila mempelai tersebut adalah dua orang yang dibaptis (entah Katolik atau Kristen), perkawinan itu tetap sakramen. Sebaliknya, bila seorang Katolik menikah dengan Non-Baptis, perkawinannya belumlah Sakramen. - Dengan Perkawinan Sakramental, mereka menjadi tanda kelihatan dari cinta Allah pada manusia dan cinta Kristus pada GerejaNya. Martabat Sakramen Perkawinan dapat membantu calon menikah bertumbuh dalam bersama dalam iman dan perkawinannya, dan Rahmat Allah tumbuh di dalamnya. Konsekuensinya: ikatannya kekal dan tak terpisahkan. YOUCAT 262 mengatakan, “Sebuah perkawinan sakramental memerlukan tiga unsur: (a) persetujuan bebas: tidak adanya paksaan/tekanan dari pihak luar, (b) penegasan kesatuan eksklusif seumur hidup (satu dan tak terceraikan) yang melambangkan cinta Allah pada manusia dan cinta Kristus pada GerejaNya, dan (c) keterbukaan terhadap hadirnya anak.” Hal yang paling mendalam tentang perkawinan sakramental, bagaimanapun, adalah pemahaman pasangan: "Kami adalah gambar hidup dari cinta antara Kristus dan Gereja." Pasangan siap menjadi tanda dan sarana kehadiran Allah dan mewujudkan cinta Allah pada manusia, Kristus pada GerejaNya. 2. Selain Baptisan, Unsur-Unsur Apa yang Diperlukan dalam Perkawinan Sakramen? Halangan nikah adalah suatu halangan yang menyebabkan seorang tidak dapat menikah secara sah (valid). Jika seorang terkena halangan nikah ini, maka orang tersebut tidak dapat menikah secara sah dalam gereja katolik. Beberapa halangan dapat dimintakan dispensasi (kemurahan hati otoritas gerejawi, setelah mempertimbangkan terpenuhinya syarat-syarat yang dituntut), sebelum pernikahan dilangsungkan. Ada dua jenis halangan nikah yakni halangan yang bersifat Ilahi atau kodrati dan halangan nikah yang bersifat gerejawi. 3. Apakah Halangan Nikah itu dan Berapa Jenis Halangan Nikah? a. Halangan Nikah Kodrati atau Ilahi adalah halangan yang diciptakan oleh Allah sendiri dan berlaku untuk semua orang di dunia ini dan tidak dapat didispensasi oleh siapapun juga. Yang termasuk dalam halangan ini adalah:


Katekese Sakramen Perkawinan (2) halangan nikah usia (KHK 1083): dalam hukum kanonik, batas minimal laki-laki menikah adalah 16 tahun dan perempuan 14 tahun. Namun di Indonesia (berdasarkan pada UU Perkawinan 2019 pasal 16 ditentukan usia minimal menikah laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun) dan pada pasal 6 dituliskan sebelum berumur 21 tahun, calon harus mendapatkan izin dari orang tua atau walinya. b. Halangan Nikah Gerejawi adalah halangan nikah yang dibuat oleh otoritas Gereja yang berwenang. Hanya berlaku untuk orang Katolik saja atau mereka yang akan menikah dengan orang Katolik. Halangan ini dapat didispensasi oleh otoritas gereja yang berwenang. Yang termasuk dalam halangan ini adalah Halangan nikah penculikan dan penahanan (KHK 1089): Antara laki-laki dan perempuan yang diculik atau sekurang-kurangnya ditahan dengan maksud untuk dinikahi, tidak dapat ada perkawinan, kecuali bila kemudian setelah perempuan itu dipisahkan dari penculiknya serta berada di tempat yang aman dan merdeka, dengan kemauannya sendiri memilih perkawinan itu. Bahkan jika perempuan sepakat menikah, perkawinan itu tetap tidak sah, bukan karena kesepakatannya tetapi karena keadaannya yakni diculik dan tidak dipisahkan dari si penculik atau ditahan bertentangan dengan kehendaknya. Halangan Nikah Impotensi (KHK 1084): ketidakmampuan untuk melakukan hubungan suami-istri. Impotensi yang menjadi halangan nikah adalah yang terjadi sejak sebelum perkawinan, tidak tersembuhkan. Halangan Nikah hubungan darah garis lurus (KHK 1091): seorang ayah tidak dapat menikah dengan anak perempuannya atau seorang ibu tidak dapat menikah dengan anak laki-lakinya; seorang kakek atau nenek tidak dapat menikah dengan cucunya. Halangan Nikah hubungan darah garis menyamping tingkat dua (KHK 1091): seorang kakak tidak dapat menikah dengan adiknya Halangan nikah ikatan perkawinan sah yang terjadi sebelumnya (KHK 1085): orang yang masih terikat dengan perkawinan yang sah tidak dapat menikah secara sah. Misalnya A pernah menikah dengan B di Gereja Katolik, dalam perjalanan waktu mereka bercerai sipil dan A pengin menikah dengan C di Gereja Katolik. Hal ini terkena halangan ikatan nikah secara sah dalam Gereja Katolik. 1. 2. 3. 4. halangan nikah nikah beda agama (KHK 1086): Orang Katolik terhalang menikah dengan orang dari agama lain. Perkawinan yang melibatkan disparitas cultus (beda agama) ini, sesungguhnya tetap dapat dianggap sah, asalkan: 1) sebelumnya pasangan memohon dispensasi kepada pihak Ordinaris wilayah/ keuskupan di mana perkawinan akan diteguhkan. Dengan dispensasi ini, maka perkawinan pasangan yang satu Katolik dan yang lainnya bukan Katolik dan bukan Kristen tersebut tetap dapat dikatakan sah dan tak terceraikan; setelah pihak yang Katolik berjanji untuk tetap setia dalam iman Katolik dan mendidik anak-anak secara Katolik; dan janji ini harus diketahui oleh pihak yang non- Katolik (lih. kan 1125). 2) Atau, jika pada saat sebelum menikah pasangan tidak mengetahui bahwa harus memohon dispensasi ke pihak Ordinaris, maka sesudah menikah, pasangan dapat melakukan Convalidatio (lih. kann. 1156- 1160) di hadapan imam, agar kemudian perkawinan menjadi sah di mata Gereja Katolik. halangan nikah tahbisan suci atau kaul kekal (KHK 1087-1088): seorang imam yang telah keluar dari imamatnya atau biarawan/wati yang telah mengundurkan diri dari tarekatnya tidak dapat secara otomatis menikah secara sah di Gereja Katolik. Butuh surat laisisasi (untuk imam) dan dispensasi.


Katekese Sakramen Perkawinan (2) halangan nikah hubungan saudara semenda (KHK 1092): Menurut hukum Gereja hubungan kesemendaan muncul hanya antara suami dengan saudarasaaudari dari isteri dan antara isteri dengan saudara-saaudara suami. Saudara-saudara suami tidak mempunyai kesemendaan dengan saudara-saudara isteri dan sebaliknya. Menurut kodeks baru 1983 hubungan kesemendaan yang membuat perkawinan tidak sah hanya dalam garis lurus dalam semua tingkat Jadi tidak sah bila si A menikah dengan saudari dari istrinya. halangan nikah hubungan saudara kelayakan publik (KHK 1093): Halangan ini muncul dari perkawinan tidak sah yakni perkawinan yang dilaksanakan menurut tata peneguhan yang dituntut hukum, tetapi menjadi tidak sah karena alasan tertentu, misalanya cacat dalam tata peneguhan. Halangan ini muncul juga dari konkubinat (kumpul kebo) yang diketahui publik.. Dispensasi adalah kemurahan yang diberikan oleh Gereja sebagai syarat demi sahnya perkawinan secara hukum. Tujuannya: memberikan solusi yuridis jika suatu perkawinan terdapat halangan. Jika dispensasi tidak diberikan, akibatnya adalah perkawinan tidak sah. Wujud dispensasi itu adalah surat yang menjelaskan mengenai pemberian dispensasi; Dispensasi dapat diberikan kepada mereka yang memiliki halangan menurut hukum gerejawi (misalnya beda agama, beda gereja, usia, kejahatan, hubungan darah garis menyamping, hubungan kesemendaan, kelayakan publik, pertalian hukum. Halangan hukum yang bersifat kodrati dan Ilahi tidak dapat diberikan dispensasi. 4.Apa itu Dispensasi dalam Perkawinan Katolik? Karena ini adalah kemurahan hati, maka harus dimohon dengan menyertakan syarat-syaratnya; terjadi saat penyelidikan kanonik. Yang memohonkan dispensasi ke keuskupan (ordinaris wilayah) adalah pastor paroki di mana pasangan tersebut berdomisili. Praktisnya: pastor yang melayani penyelidikan kanonik akan memohonkan dispensasi sesuai dengan halangan yang ada. Setelah beberapa minggu dan diteliti, pastor tersebut akan mendapatkan surat balasan dari ordinaris wilayah. halangan nikah kejahatan (KHK 1090): jika seorang menikah dengan cara membunuh pasangan lain atau pasangannya sendiri secara sengaja, dengan maksud untuk menikah lagi. halangan nikah hubungan darah garis menyamping tingkat 3 dan 4 (KHK 1091): seorang om/tante terhalang menikah dengan sepupunya dan sepupu terhalang menikah dengan sepupu. .


Kenapa ya Bulan Mei Disebut Bulan Maria? Gereja Katolik memiliki tradisi untuk mendedikasikan bulan-bulan tertentu bagi sebuah devosi (penghormatan) kepada pribadi tertentu. Salah satunya adalah devosi kepada Bunda Maria. Bunda Maria mendapatkan tempat khusus dalam Gereja Katolik karena peran pentingnya dalam sejarah keselamatan. Kita tidak menyembah Maria, tetapi menghormatinya. Ada dua bulan dalam setahun yang didedikasikan untuk Ibunda dari Tuhan Yesus ini. Bulan Mei disebut sebagai Bulan Maria dan Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario. Keduaduanya memang didedikasikan untuk menghormati dan berjalan bersama Bunda Maria menuju kepada Yesus (per Mariam ad Iesum). Apa istimewa Bulan Mei itu? Bagaimana awal mulanya? Awal Mulanya Bulan Mei sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-negara yang memiliki empat musim terjadi musim semi atau musim kembang. Sejak abad ke-13, pada negaranegara tersebut, devosi dengan perantaraan Maria juga berkembang dan biasanya hal itu dihubungkan dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya ibu dari semua yang hidup, "mother of all the living" (Kej 3: 20). Devosi Maria pada Bulan Mei ini semakin mendapatkan tempatnya yakni sejak tahun 1700-an dipopulerkan oleh para imam Yesuit yang kemudian menyebar sampai ke seluruh dunia. Maka, bulan Mei mendapatkan tempatnya untuk menghormati bahwa Maria adalah Ibu dari segala kehidupan, karena melalui Bunda Maria lahirlah Yesus Kristus yaitu “Jalan, kebenaran dan kehidupan” (Yoh 14:6). Dalam perjalanannya, pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tgl. 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan ketika Paus Pius IX mengumumkan dogma “Bunda Maria yang dikandung tidak bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria akhirnya dikenal oleh Gereja universal. Katekese Umat


Bulan Mei sebagai Bulan Maria Ditetapkan Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary menegaskan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Bunda Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita… dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May,1). Ada kesempatan yang amat baik bagi kita bersama untuk berdoa bersama Bunda Maria pada Bulan Mei ini. Banyak keluarga atau kelompok tertentu menjalankan devosi Rosario selama bulan Maria ini, ada pula yang berziarah, ada pula yang secara pribadi dapat melakukan novena dengan perantaraan bulan Maria, ada yang membuat gerakan-gerakan menolong yang membutuhkan dengan spirit maria sebagai ibu. Ini merupakan bentuk kepedulian umat kepada Gereja universal dan menghormati Bunda Maria sebagai teladan pribadi yang beriman kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan tidak gentar menghadapi penderitaan. Yang pasti adalah dalam bulan ini, kita diajak berdoa dan berjalan bersama bunda Maria untuk memahami misteri Kristus dan sampai pada kepenuhannya. Kita tidak berdoa kepada Maria tetapi kita berdoa dengan perantaraan Maria untuk disampaikan kepada puteraNya. Katekese Umat


MRT SKK PAROKI KATEDRAL


PENGUMUMAN PENGUMUMAN PERKAWINAN BERKAT IBU HAMIL: MINGGU KE-1, Pk 08.30 BERKAT ULANG TAHUN PERKAWINAN: MINGGU TERAKHIR, Pk 08.30 JADWAL RUT I N KETIGA: Catharina Guinda Diannita, Paroki Katedral-Wilayah St. Ignatius Loyola, Lingkungan St. Robertus Bellarminus & Fransiskus Xaverius Handri Yusanto, Paroki St. HelenaCurug, Tangerang. 1.


INFO GEREJA


INFO GEREJA


KOLEKTE Umat diperkenankan memberikan kolekte melalui transfer atau scan QR code berikut: Kolekte I: BCA 391 300 1245 Gereja Katolik Katedral Kolekte II: CIMB 7061 9399 7300 Gereja Katolik Katedral Jakarta


FOLLOW & SUBSCRIBE: @katedraljakarta (instagram.com/katedraljakarta) Katedral Jakarta (facebook.com/katedraljakarta) Komsos Katedral Jakarta (youtube.com/komsoskatedraljakarta) @katedraljakarta www.katedraljakarta.or.id PELAYANAN SEKRETARIAT PAROKI (UPDATE 15 JAN 2022) Senin - Sabtu: 08.00 - 20.00, RABU libur Minggu: 08.00 - 15.00 Pelayanan tatap muka terbatas dan mengikuti protokol. Nomor telepon: 021-3457746 dan 3519186 WA: 0812-1383-1415 E-mail: [email protected] Permohonan UJUD MISA dapat diajukan melalui Sekretariat Paroki paling lambat 1 (satu) minggu sebelumnya atau dengan mengakses https://bit.ly/IntensiMisaKatedral. SEKRETARIAT M EDIA KO M U N IKAS I PAROKI Kami mengajak Lingkungan/Seksi/Kategorial untuk berbagi cerita dan foto kegiatan lewat e-mail: [email protected] Sertakan dengan keterangan tentang kegiatan (tempat, waktu, dll). Foto yang memenuhi syarat dapat ditampilkan di FB, Instagram atau warta mingguan (bukan foto selfie, tidak buram & terlihat jelas jenis kegiatannya).


Click to View FlipBook Version