i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Buku Dongeng telah dapat tersusun,
dengan rapih walaupun masih banyak kekurangan. Ini buku dongeng dengan menggunakan
desain teks dan vidio yaitu gambar yang ada dibuku ini dilengkapi dengan barcode yang dapat
ditampilkan vidionya, sehingga pembaca dapat membaca bukunya dan sekaligus melihat vidio
dongengnya.
Buku nin mencoba dengan terobosan buku digital sebagai media pembelajaran dengan
menggunakan IT (Information Technology) yaitu pengembangan desain media teks, audio dan
visiual agar cerita dalam dongeng tersebut dapat divisualisasikan agar pembelajaran
menyenangkan.
Untuk itu semoga buku ini bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu Guru PAUD semakin
bersemangat dalam memberikan materi pembelajaran dan tidak akan kehabisan bahan
pembelajaran, ini sebuah langah pembelajaran yang menggabungkan atara Powerpoint, Vedio,
Animation, Tex, Picture yang digabung menjadi satu dengan berbagai software pendukung.
Demikian kami mengucapkan terimakasih Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara
yang telah mendukung terhadap penyelenggaraan pelatihan penyusunan media
pembelajaran berbasis IT untuk Guru-guru PAUD.
2. Ketua PGRI Banjarnegara yang telah mefasilitasi melalui Smart Leraning And
Character Center PGRI Banjarnegara untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan
ini.
3. IGTKI Kabupaten Banjarnegara yang telah mendukung dalam pelenyelenggaran
pelatihan ini sehingga dapat berjalan lancar.
4. Bapak/Ibu Guru PAUD Kabupaten Banjarnegara yang telah antusia mengukuti
pelatihan ini sehingg dapat memproduksi berbagai vidio pembelajaran untuk
jenjang PAUD Banjarnegara.
5. Dan semua Bapak/Ibu guru partisipan peserta pelatihan, semoga hasilnnya bisa
bermanfaat untuk semuannya.
Demikian atas peratiaanya da dukungannya sehingga terbitnya buku ini semoga bisa
bermanfaat untuk semannya dalam rangka peningkatan kompetensi Guru dalam pembelajaran.
ii
SAMBUTAN KEPALA DINAS
PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANJARNEGARA
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Buku Dongeng telah dapat tersusun
walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, buku ini merupakan serangkain dari kegiatan
Program TAKADONANG (Tanamkan Karakter Dengan Dongeng Menyenangkan) yaitu
desain pembelajaran dengan program mendongeng karena dengan bercerita maka imajinasi
anak akan berkembang, dan menjadi motovasi pada diri anak.
Buku ini berisi berbagai cerita yang mengandung nilai-nilai karakter yang antara lain
tentang ketaqwaan, keimanan, kepemimpinan, keteladanan, berbagai pengetahuan yang sering
dijumpai anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, merupakan dongeng karya Guru-guru PAUD
Banjarnegara yang terwadahi dalam kegiatan HIMPAUDI, secara berama-sama Bapak/Ibu
Guru telah besusah payah mendesain, menyusun buku melalui kegiatan pelatihan dengan
durasi waktu 84 jam sistem pelatihan in-on-in.
Kelebihan buku ini yaitu dapat dibuka pada adroid maupun personal komputer sehingga
langsung bisa dibaca dan dapat dilihat videonya, karena dengan sekali klik pada gambar atau
daftar isi makan videonya akan langsung tampil, ini terobosan teknologi pendidikan yang luar
biasa. Sebuah buku digital yang dapat diakses dengan mudah.
Demikian selamat dan sukses Kepada Guru-guru PAUD Banjarnegara, yang telah
menyusun buku ini, semoga dapat mendorong semangat guru dalam rangka peningkatan
kompetensi pembelajarannya.
Banjarnegara, 23 April 2020
Kepala Dinas
Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Banjarnegara
Drs. NOOR TAMAMI,M.Pd
iii
DAFTAR ISI
Judul ..............................................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan Dan Olahraga ................................... iii
Sambutan Sekretaris PGRI Banjarnegara ...........................................................................iv
Daftar Isi .............................................................................................................................v
Dongeng 1 INDAHNYA MATAHARI PAGI ....................................................................1
Dongeng 2 JANGAN JAJAN SEMBARANGAN ..............................................................2
Dongeng 3 BAJU KEKECILAN .........................................................................................9
Dongeng 4 BARDI DAN SUMI SUKA BUAH PEPAYA ...............................................10
Dongeng 5 BUAH DURIAN .............................................................................................11
Dongeng 6 POHON JAMBU.............................................................................................12
Dongeng 8 BUNGA MAWAR YANG INDAH ...............................................................13
Dongeng 9 SUMI SIPEMALAS........................................................................................14
Dongeng 10 HUJAN-HUJANAN......................................................................................15
Dongeng 11 WISATA LOKAL GUNUNG TAMPOMAS...............................................21
Dongeng 12 SUMI DAN BARDI ANAK YATIM ...........................................................25
Dongeng 13 CENDOL.......................................................................................................26
Dongeng 14 ANAK YANG SOMBONG..........................................................................28
Dongeng 15 KEBUN BUAH.............................................................................................32
Dongeng 16 PERGI KETAMAN BUNGAN ....................................................................33
Dongeng 17 SEPEDA BARU BARDI ..............................................................................34
Dongeng 18 BARDI DAN IKAN HIASNYA...................................................................35
Dongeng 19 RUMAHKU BERSIH ...................................................................................35
PENUTUP..........................................................................................................................36
FOTO PENDONGENG.....................................................................................................37
v
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU DIGITAL :
1. Buku ini dengan fotmat pdf dapat dibuka di android ataupun PC
2. Buku ini dapat dibaca dongengnya
3. Video dapat dilihat dengan mengeklik gambar, maka akan keluar videonya
4. Vidio dapat dilihat dengan mengeklik link yang ada dipojok kanan atas
5. Vidio dapat dilihat dengan mengeklik di foto pendongeng pada halaman akhir
vi
Indahnya Matahari Pagi
Sri Ratna Darojah, S.Pd.AUD
Pagi itu Sumi bangun pagi. Setelah sholat subuh, ia membantu Ibunya menyiapkan
sarapan. Setelah itu Sumi pamit kepada Ibunya untuk berjalan-jalan disekitar
rumahnya. Sumi melihat pemandangan pagi hari yang sangat cerah. Matahari
bersinar indah. Burung-burung berterbangan sambil mengeluarkan kicauan yang
sangat merdu. Sumi bersyukur bisa melihat semua itu. Sumi ingin Bardi bisa
melihat semua itu, namun Bardi masih tertidur. Kemudian Sumi berusaha
membangunkan Bardi dan mengajaknya untuk menikmati indahnya pagi itu. Ibu
memanggil Sumi dan Bardi untuk sarapan bersama. Kedua anak itupun masuk
rumah untuk makan pagi bersama keluarganya.
7
Jangan Jajan Sembarangan!!
Aini Istiqomah, S.Pd.AUD
Di minggu pagi yang cerah, ketika sarapan bersama, Bardi mengajak
ayahnya pergi jalan-jalan ke alun-alun. “Ayah.. ayah.. nanti kita jalan-
jalan yuuk!”, kata Bardi.
“Jalan-jalan kemana? ayah mau ke kebun” jawab Ayah.
“Ke alun-alaun yah, di sana ramai sekali lo yah, kalau hari minggu gini.
Apalagi sekarang cuacanya sangat cerah, pasti banyak orang-orang
yang datang ke sana”, kata Bardi.
“Memangnya mau ngapain Bardi, jalan-jalan sampe ke alun-alun?
Main ke kebun saja bantu-bantu ayah aja si malah asyik, kita bisa cari-
cari belalang juga atau capung buat main..” Sahut Sumi.
“Enggak aah.. bosen maen di kebun melulu, gak ada penjual jajannya...
kalau di alun-alun kan di sana banyak jajan yang enak-enak...
hmmmmm,,, lezaaat” jawab Bardi.
“Hmmm, kamu tuh Bardi, sukanya boros... hati-hati loo, jangan jajan
sembarangan! Ayah..Ibu.., Bardi itu kalau di sekolah sukanya jajan
yang kurang sehat lo, seperti minuman kemasan, minuman yang
berwarna warni dan makanan yang ada serbuk-serbuk pedasnya itu...”
kata Sumi.
“Huuuh,, biarin aja.. suka-suka aku dong...” ketus Bardi.
8
Jangan Jajan
Sembarangan!!
“Ayah... bolehkan ya yah, ibu.. pergi ke alun-alun?” pinta Bardi ke ayah
dan ibunya.
“Iya, boleh.. tapi janji sama ibu gak boleh jajan sembarangan apalagi jajan
yang pedas-pedas itu nanti bisa sakit perut” kata ibu.
“Baiklah ibu..” jawab Bardi.
“Sumi, kamu temenin Bardi ya.. kamu jaga Bardi” pinta ayah.
“Yaaah, aku kan pengin ikut ayah ke kebun kok malah suruh nemenin
Bardi... ya udah deh.... Bardi, ke taman nya jangan lama-lama ya!” kata
Sumi.
“Iya iyaaa” jawab Bardi.
Meskipun Sumi kurang suka pergi ke alun-alun, Sumi tetap pergi
menemani Bardi atas permintaan ayahnya. Selain itu Sumi juga tidak tega
jika Bardi berangkat sendiri, dia sangat sayang kepada saudaranya.
Akhirnya Bardi dan Sumi bersepeda menuju ke alun-alun. Sesampainya
di Alun-alun, Bardi langsung berlari menuju penjual-penjual makanan.
“Bardi, inget loh pesan ibu... jangan jajan sembarangan”, nasehat Sumi.
“huuuh kamu cerewet deh Sumi”, jawab Bardi.
Meskipun sudah diingatkan Sumi, Bardi tidak mendengarkan kata Sumi,
Bardi membeli makanan minuman yang tidak sehat dan menghabiskan
semua uangnya.
9
Jangan Jajan
Sembarangan!!
Sore hari yang cerah, Bardi, Sumi, ayah dan ibu duduk-duduk di teras rumah
sambil ngobrol dengan asyiknya. Tiba-tiba...
“Aduuh.. sakiit..”, rengek Bardi
“Eh Bardi kamu kenapa?”, tanya ibu.
“Gak tau nih bu, perutku kok tiba-tiba sakit banget bu..”, jawab Bardi.
“Itu pasti gara-gara tadi siang bu, tadi aku udah ngingetin Bardi pas di alun-
alun jangan jajan sembarangan, tapi Bardi gak mau dengar, dia jajan makanan
dan minuan yang tidak sehat seperti pesan ibu”, kata Sumi.
Bardi lalu dibawa ke dokter untuk diperiksa.
“Tadi adek makan apa?” tanya dokter.
“Mmmmm.. tadi saya makan jajanan yang ada di pinggir jalan yang warnanya
merah-merah gitu dok rasane pedes dan aku minum minuman yang warnanya
bagus banget dok..” jawab Bardi.
“Nah itu yang buat perutmu sakit dik” kata dokter.
Mulai sekarang adek harus menjaga kesehatan ya, jangan makan dan minum
sembarangan lagi ya....” saran dokter.
“Iya deh dok.. saya tidak akan lagi jajan sembarangan.. terima kasih pak
dokter”, kata Bardi.
10
Baju Kekecilan
Hastuti Rejeki, S.Pd.AUD
Pada sore yang cerah, Sumi seperti biasa joging di sekeliling lingkungan
rumah dan ketika sedang istirahat duduk di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai
Sumi bertemu dengan temannya dan temannya memberikan undangan acara
ulang tahun.
Sumi pingin terlihat lebih cantik, akhrinya menjahit baju baru. keesokan
harinya sumi datang ke tempat Bardi untuk menjahit baju, karena Bardi adalah
penjahit yang terkenal dan terbaik menurut sumi. Dan karena saking percaya pada
Bardi, Sumi tidak mau diukurnya. Dan seminggu kemudian datanglah sumi untuk
mengambil jahitannya dan sumi tidak mau mencobanya, karena dia bilang pasti
bajunya pas.
Dan pada hari yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya sumi bersiap-siap
untuk dandan cantik dan memakai baju baru. Dan tiba-tiba bajunya tdak muat
karena terlalu kecil, karena di paksa untuk di pakai akhirnya buju tersebut sobek.
Sumi akhirnya pergi ke acara ulang tahun memakai baju lama yang masih
disimpan di lemari.
11
Bardi dan Sumi Suka
Buah Pepaya
MG. TRIKUSTIYANINGSIH, S.Pd
Hari minggu ayah mengajak Badi dan Sumi ke pasar ikan. Bardi dan
Sumi sangat senang sekali karena mereka berdua belum pernah pergi ke pasar
ikan. Lokasi pasar ikan agak jauh dari rumah Bardi jadi mereka pergi naik
mobil.
Sampailah mereka ke pasar ikan. Ardi dan Sumi terkagum-kagum
melihat berbagai macam ikan yang di jual disana, ada ikan tongkol, ikan bawal,
ikan nila, dan lain-lain dan ramai sekali pasar itu. Ibu membeli ikan gurameh
dan nila yang segar, kata ibu “makan ikan akan membuat kita pintar dan
cerdas”. Ayah mengajak Bardi dan Sumi mengajak ketempat penjual ikan hias.,
aneka macam hias ada disana. Ikan-ikan itu ditempatkan diaquarum yang
sangat besar. Bardi meminta Aayahnya untuk dielikan ikan hias itu ayah
mengangguk setuju, dengan syarat Bardi harus rajin merawat ikan-ikan hias itu
dan memberi makan setiap hari, Bardi setuju. Ayah menyuruh Bardi dan Sumi
memilih ikan yang di sukai.
Bardi dan Sumi memilih bebrapa kan hias yang lucu-lucu dan warnanya
sangat indah. Kata Bardi “ikan hias aku akan membawa kamu pualang ke
rumahku, aku akan merawatmu”. Bardi dan Sumi berterima kasih kepada
ayahnya karena sudah dibeliakn ikan hias.pepaya yang manis. Bardi dan Sumi
melepas ikan-ikan itu kedalam sebuah kolam yang luas. Mereka berdua setiap
hari memberi makan ikan-ikan itu. Semakin hari ikan-ikan itu semakin besar,
Bardi dan Sumi bersyukur dapat memelihara dan menikmati ke indahan ikan-
ikan itu
12
Buah Durian
Yuni Utami, S.Pd.AUD
Pada sore hari yang cerah sumi dan bardi berjalan-jalan menyusuri jalam
didesanya. Keduanya berjalan bersama-sama sambil menikmati indahnya
pemandangan matahari senja dan sejuknya udara didesanya.
Bardi melihat ada warung menjual buah-buahan, kemudian bardi dan sumi
ke warung tersebut dan membeli buah 3 buah durian karena teringat pada ayah
mereka yang suka sekali dengan buah durian.
Sesampainya dirumah bardi dan sumi menyerahkan buah durian kepada
ayah, kemudian ayah membelah buah durian tersebut untuk dimakan bersama-sama
dan tidak lupa berbagi dengan paman mereka yang rumahnya tidak jauh dari rumah
mereka.
13
Pohon Jambu Ku
Suliyah, S.Pd.AUD
Pagi ini cuaca sangat cerah. Terlihat dua anak yang sedang bersenda gurau di
kebun belakang rumah. Mereka adalah Sumi dan Bardi. Sumi dan Bardi adalah
kakak beradik, mereka hidup rukun dan saling membantu.
Mereka memiliki dua pohon jambu. Sumi bertugas menyiram pohon jambu
tersebut, sementara Bardi bertugas memberi pupuk. Karena dirawat dengan
baik dan sungguh-sungguh, pohon jambu tersebut tumbuh rindang dan banyak
buahnya.
Sumi dan Bardi sangat senang. Setelah buah jambu matang di pohon, Bardi
bertugas memanjat pohon dan memetik buah jambu tersebut. Sumi dan Bardi
sangat senang ketika mereka tau bahwa ternyata didalam buah jambu terdapat
banyak vitamin, dan ternyata bagus untuk menjaga daya tahan tubuh supaya
terhindar dari virus corona.
Setelah Bardi memetik buah jambu dia langsung bergegas turun dari pohon.
Lalu meletakan buah jambu itu didalam kantong kresek dan mereka bawa ke
dalam rumah supaya dimakan bersama bapak dan ibu.
14
Bunga Mawar Yang Indah
Ririn Ardiyah, S.Pd.AUD
Suatu ketika ada anak yang bernama Sumi dan Bardi. Mereka adalah dua
sahabat yang baik. Sumi mempunyai bibit mawar. Sumi ingin sekali
menanam mawar itu di depan rumahnya. Sumi kemudian memanggil Bardi.
“ Bardi..aku mau menanam bunga mawar, maukah kamu membantu aku?”.
Iya sumi aku akan membantu kamu, jawab Bardi”.
Setiap hari sumi menyiram bibit mawar itu. Dengan tekun sumi merawat
pohon mawar itu. Beberapa waktu kemudian mulailah tumbuh kuncup bunga
itu . Kelopaknya tampak mulai merekah. Sumi pun sangat senang. “ Lihat
bardi bunga itu sudah mulai tumbuh, tidak sia-sia aku merawatnya.”kata
sumi. “Wah..lihat sumi ditangkainya ada durinya, kamu harus hati-hati
merawatnya jangan sampai tangan kamu terluka kena durinya”.
Beberapa waktu kemudian bardi tanpak heran, sebab bunga itu sangat
indah…bahkan harum wanginya membuat bardi dan sumi betah bermain di
taman. “ Lihat sumi bunga ini sangat indah,,,baunya wangi tapi, kenapa ya
di tangkainya kok banyak tumbuh duri aku jadi tidak suka sumi”. Kata bardi.
“ “Tapi bunganya sangat indah dan harumnya wangi bardi ,setiap orang
menyukainya”. Kata sumi.
Setiap hari sang mawar menjadi hiasan ditaman yang ada di depan rumah
sumi. Mawar itu selalu ada mengisi taman itu dan bau wangi mawar itu
selalu menjadi pengharum lingkungan sekitarnya. Sumi dan Bardi sangat
mengagumi bunga ciptaan Alloh itu..dan sumi bersyukur memiliki bunga
mawar itu, setiaphari sumi merawatnya. Terima kasih ya Alloh kau telah
menciptakan bunga mawar yang begitu indah.
15
Sumi si Pemalas
ENI SETIYASIH, S.Pd.AUD
Setiap pagi Sumi selalu diingatkan oleh Ibunya untuk membuka jendela
dan melipat selimutnya sendiri, kemudian Sumi pun membuka jendela dan melipat
selimut. Bangun tidur Sumi langsung beranjak dari tempat tidurnya, tetapi Ibunya
langsung masuk ke kamar Sumi dan memanggil Sumi kembali, kemudian Sumi
masuk kamar mendekati Ibunya dengan muka yang cemberut. Ibunya tidak bosan-
bosannya mengingatkan Sumi untuk membuka jendela dan Melipat selimut serta
merapikan tempat tidurnya kembali, dengan muka yang khas cemberutnya Sumi
pun membuka jendela dan melipat selimut serta merapikan tempat tidurnya,
setelah selesai Sumi bergegas ke kamar mandi. Badri adiknya Sumi yang sedang
duduk sambil nonton TV geleng-geleng kepala. Badri pun malas mandi kalau
sudah didepan TV.
Ketika sedang berkumpul semua anggota keluarga yang terdiri dari Ibu,
Ayah, Sumi dan Badri, Ibu dan Ayah memberikan nasehat kepada kedua anaknya
yaitu Sumi dan Badri supaya menjadi anak yang rajin, mandiri, menurut kepada
orang tua demi masa depan keduanya nanti. Sumi dan Badri pun meminta maaf
dan mengucapkan terima kasih pada Ayah dan Ibunya atas nasehat yang telah
diberikan kepada keduanya.
16
Hujan-hujanan
Uun utami windiyanti, S.Pd
Disebuah desa tinggallah satu keluarga yang saling menyayangi dan rukun
antara satu sama lain. Mereka ada Ayah, Ibu,Sumi dan Bardi . Ayahnya bekerja
di kantor, Bardi dan Sumi masih sekolah di taman kanak-kanak. Sumi masih di
kelompok A,dan Bardi Dikelompok B.Setelah musim kemarau yang panjang
tibalah musim hujan.
‘’Anak-anakku yang manis Bardi dan Sumi sekarang sudah musim hujan,kita
harus bersyukur pada ALLOH atas karunia Nya yang melimpah ini,tapi kalian
tidak boleh main hujan-hujanan ya nak..’’kata ibu.
‘’Iya bu…’’jawab mereka.
‘’Kenapa kok ibu melarang kalian hujan- hujanan?’’
‘’Nanti sakit bu..’’kata sumi
‘’Betul nak…biasanya kalau habis kemarau panjang kemudian tiba musim
hujan,banyak orang yang sakit apalagi ditambah hujan-hujanan” jawab ibu
Tiba-tiba terdengar suara Ngiiiiiikkk….ngiiiiikkk…ngiiiikkk…
‘’Nak ,suara ketelnya ibu bunyi berarti airnya sudah mendidih ,ibu tinggal dulu
ya ke belakang mau buat teh untuk ayah pulang kerja nanti dan memasak buat
makan malam.’’kata ibu.
‘’Baiklah bu…’’jawab mereka
Setelah ibunya pergi, Bardi dan Sumi saling berbisik bisik
‘’Eh Sumi…temen-temen kita kok hujan-hujanan tidak sakit ya ‘’ kata Bardi.
‘’Iya ya…jangan-jangan ibu bohongin kita ‘’jawab Sumi
‘’Nanti kita coba yuk..kalau hujan turun kita hujan-hujanan tapi jangan bilang
ibu’’kata Bardi
17
Hujan-hujanan
‘’Ok…ok..’’jawab sumi
Kemudian Bardi dan Sumi keluar rumah mereka bermain di teras dengan
riangnya.
‘’Sumi sepertinya mau turun hujan …..tuuh liat langitnya ada ,awan hitam
seperti mau malam kata bu guru itu tanda-tandanya akan turun hujan. ‘’kata
Bardi
‘’Subhanalloh…..’’suara Bardi dan Sumi mereka terkejut mendengar suara
petir
‘’Bardiii…Sumi….ayo masuk nak’’ajak ibu dari dalam rumah memanggil
mereka
‘’Iya bu..’’kata Bardi dan Sumi sambil lari masuk rumah.
Ssssssssssssssssssssss….tibalah hujan dengan derasnya disertai petir.
Dibalik jendela Bardi melihat hujan itu sambil berfikir..
‘’Kelihatannya asyik..kalau hujan-hujanan aku mau ajak Sumi ah…’’pikir
Bardi
Kemudian Bardi menghampiri Sumi yang sedang buka-buka buku di ruang
tengah
‘’Sumii..yuk kita hujan- hujanan’’bisik Bardi
‘’Tapi kata ibu kan tidak boleh hujan-hujanan nanti sakit’’jawab Sumi lirih
‘’Kita coba saja yuk..tapi jangan bilang ibu kita pergi diam-diam saja,itu
teman-teman kita juga iya di luar masa kita tidak boleh’’kata Bardi
‘’Iya..ya..ayoo..’’jawab Sumi
Dengan diam-diam mereka keluar rumah bermain hujan-hujanan.
‘’Ha..ha…ha..ha…hi….hi…..hiiii…..’’suara mereka bergurau di luar rumah
‘’Asyiiiik ya hujan-hujanan ha…haaa…ha…’’kata Bardi
‘’Iyaa…besok lagi kalau hujan, kita hujan –hujanan ya Di..’’kata Sumi
18
Hujan-hujanan
‘’Ok…siapa takut ‘’jawab Bardi dengan gayanya
‘’Ha…ha haaaaaa hi….hiiii..‘’suara mereka terdengar keras sampai ke telinga
ibunya di dapur.
‘’Sedang apa ya mereka.. kok asyik sekali kelihatannya.Coba ibu lihat anak-anak
dulu ah…’’pikir ibu
‘’Looh kok tidak ada di ruang tengah,tadi mereka di sinii…kemana ya..’’kata ibu
Ibu mencari di semua ruangan tapi tidak ketemu juga.
‘’Jangan-jangan mereka pada hujan-hujanan.’’pikir ibu
Kemudian ibu pergi ke luar rumah
‘’Ternyata mereka sedang hujan-hujanan..’’kata ibu
‘’Bardiiiii….Sumiiii….kenapa hujan-hujanan..!!’’seru ibu
‘’Sini masuk nak..tuh sudah basah kuyup semua, nanti kamu kedinginan,ayo masuk
terus mandi ya..’’kata ibu
Ibu terlihat kecewa dengan sikap mereka yang tidak menurut nasehat ibu.Dengan
rasa tak bersalah mereka masuk rumah,bergantian mandi, ganti baju .
Hujan sudah mulai mereda terdengarlah suara sepeda motor dari luar
rumah.Ternyata ayah pulang dari bekerja.
‘’Assalamu’alaikm…’’suara ayah dari luar
‘’Waalaikmslm…’’jawab ibu,Bardi,Sumi
Mereka menyambut ayahnya pulang dengan gembira dan bersalaman.
‘’Sebentar ya nak..Ayah mandi dulu dan sholat.Kalian sudah sholat blm?’’kata
ayah
“Sudah yah…’’jawab mereka kompak
‘’Alhamdulillah kalian memang anak sholeh dan sholehah…’’jawab Ayah
19
Hujan-hujanan
‘’Setelah selesai ayahnya kemudian menghampiri mereka yang sedang duduk di
ruang keluarga.Bardi dan Sumi sedang membuka-buka buku.Ibu sedang
menyiapkan makanan untuk makan malam.
‘’Bardi, Sumi tadi di sekolah kalian belajar apa?’’tanya ayah
‘’Aku belajar tentang tanda-tandanya kalau mau hujan’’jawab Bardi
‘’Aku juga iya…’’jawab Sumi
‘’Tadi kita lihat tanda-tanda itu waktu mau hujan’’kata Bardi
‘’Tadi petirnya menggelegar sekali yah…’’kata Sumi
‘’Ada hujan,petir itu ciptaan siapa?’’tanya ayah
‘’ALLOH…’’ jawab Sumi dan Bardi
‘’Pintar -pintar anak ayah..’’jawab ayah
‘’Yah…tadi waktu hujan Bardi dan Sumi main hujan-hujanan tuh’’kata ibu
‘’Oh ya…kenapa Bardi,Sumi kok kalian hujan-hujanan’’kata ayah
‘’Kata ibu kalau hujan-hujanan jadi sakit makanya kita pingin buktikan kata-kata
ibu.’’jawab Bardi
‘’Ini kan kita masih sehat-sehat saja yah..’’kata Bardi
‘’Semoga kalian selalu diberi kesehatan ya nak..aamiin’’jawab ayah
‘’Ini makanan sudah siap ‘’kata ibu
‘’Yuk kita makan bersama dulu,jangan lupa berdoa’’kata ayah
Selesai makan Bardi dan Sumi membantu ibu membereskan meja
makan.Kemudian sholat maghrib dan isya bersama mengaji serta
belajar.Kemudian Bardi dan Sumi tidur.
Pagi tiba ibu membangunkan mereka untuk sholat subuh berjamaah.
20
Hujan-hujanan
‘’Ayo.. bangun anak anakku sudah subuh , kita sholat . ‘’kata iibu dengan lembut.
Ibuuuuu…. ( sambil menggigil Bardi memanggil ibunya dibalik selimut)
Ibuuuuu…… Sumi juga memanggil mangil ibunya. Kemudian Ibu menghampiri
mereka.
“Nak… Badan kalian kenapa panas sekali?... kalian demam, ibu ambil thermometer
dulu “ kata ibu. Ternyata suhu badan keduanya tinggi sekali. Kemudian ibu
mengambil air dan mengompresnya dibantu ayah. Tapi belum juga turun. Setelah
siang hari ayah dan ibu membawa mereka ke dokter.
“Sakit apa nak “ Tanya dokter. “ Kemarin mereka hujan – hujanan Dok” jawab ibu.
“Lain kali jangan hujan hujanan ya nak.. karena menyebabkan sakit . apalagi kalau
ada petirnya. Itu berbahaya.. karena petir mengandung listrik.. kalianbisa kena
setrum” kata dokter.
Iya dokter… kami tidak akan mengulanginya lagi “ jawab sumi dan bardi dengan
suara yg lemah.
Minum obatnya yaa 3 kali sehari, istirahat yg cukup jangan tidur terlalu malam,
makan makan yang bergizi, minum air putih hangat yg banyak pesan dokter.
“Ya dokteer trimakasih..” jawab keduanya.
Sesampainya dirumah mereka meminta maaf kepada ibu dan ayahnya.
“Ibu maafkan kami yaa kami tidak menurut nasehat ibu.. kami tidak akan
mengulanginya lagi, padahal ibu sudah mengingatkan kami, berarti Alloh tidak
meridhoi kami yaa bu , karena kami tidak mengikuti nasehat ibu pergi hujan hujanan
diam diam kami jadi sakit “kata Bardi.
21
Hujan-hujanan
“Padahal kata buguru Ridho Alloh terletak didalam ridho Orang tua “ kata
Sumi.
“Maaafkan kami ayah karena kami tidak menuruti nasehat ayah untuk jadi anak
yg baik dirumah.”
“Yaa… ibu dan ayah memaafkan kalian, tapi jangan diulangi lagi..” jawab ibu
dan ayah.
Baik ibu . baik ayah jawan keduanya. Trimakasih kata mereka dengan
kompaknya.
Akhirnya semenjak itu mereka tidak pernah hujan hujanan lagi. Dan menyesali
perbuatannya.
22
Wisata Lokal
Gunung Tampomas
Saryati, S.pd
Pada suatu hari Ayah mengajak Bardi jalan – jalan ketempat wisata terdekat,
liburan kali ini ayah mengajak Bardi jalan - jalan ke obyek wisata Gunung
Tampomas.
Bardi dan Ayah menyusuri jalan, matahari mulai bersinar memancarkan
cahayanya yang berwarna kuning kemerahan. Terlihat disepanjang jalan
pohon kelapa melambai – lambai tertiup angin, burung – burung hinggap
dari satu pohon kepohon yang lain sambil bersiul dan melihat tanaman
bunga yang bermekaran.
Ayah berjalan disamping Bardi sambil membawa kantong kresek, Bardi
menoleh kekanan dan kekiri jalan melihat kupu – kupu warna warni
berterbangan hinggap dikelopak bunga.
Bardi : ” Ayah untuk apa kantong kresek itu? “
Ayah : “ Bardi……! Coba lihat disekeliling kita, ada
sampah tidak ?”
Bardi : “ Itu Ayah …! Ada plastik bekas bungkus jajan”.
Ayah : “ Bardi….! Gunanya kantong kresek ini
…..buat menyimpan sampah yang dibuang
sembarangan, sementara sampahnya kita
simpan dikantong kresek ini,kita tidak boleh
Bardi membuang sampah sembarangan.
Ayah : “ Kenapa ayah kita tidak boleh membuang
sampah sembarangan?”
: “ Karena…..sampah bisa mencemari
lingkungan, apalagi sampah plastik tidak mudah
hancur atau terurai hingga puluhan bahkan
ratusan tahun lamanya”.
23
Wisata Lokal Gunung
Tampomas
Ditengah perjalanan Bardi bersenandung bernyanyi naik
– naik kepuncak gunung,
“ naik – naik kepuncak gunung,tinggi - tinggi sekali”
“naik – naik kepuncak gunung, tinggi – tinggi sekali”
“kiri kanan kulihat saja, banyak pohon cemara,
“kiri – kanan kulihat saja banyak pohon cemara”.
Setelah sampai digunung Tampomas Ayah dan Bardi istirahat
sejenak, duduk-duduk digubug yang beratapkan jerami,
angin berhembus sempoy – sempoy semilir menerpa
tubuh….sejuk rasanya…..
Ayah dan Bardi duduk sambil melihat kekanan dan
kekiri……subhanalloh……indah sekali……
bebatuannya seakan akan dipahat sedikit demi sedikit menjadi
suatu lubang yang besar, dalam dan luas,
dengan berdinding bebatuan yang seakan - akan diukir
Ketika melihat kebawah ……subhanalloh…….terlihat seperti
danau dengan genercik air yang mengalir,
bunga teratai yang terhampar diatasnya, ikan yang sekali – kali
muncul kepermukaan, berlarian saling
kejar kejaran dengan ikan kecil lainnya…..riang gembira sambil
mencari makanan dipermukaan
.
24
Wisata Lokal Gunung
Tampomas
air……..diatas pohon teratai hinggap kupu – kupu warna
warni……tiba – tiba …..haaap…..ikannya
melompat…..haaap……haaap……menangkap kupu – kupu
yang hinggap dipohon teratai…..beeeer
kupu – kupunya kaget lalu berterbangan kesana kemari.
Indahnya gumam Bardi sambil bernyanyi,
“ kupu – kupu yang lucu,kemana engkau terbang,hilir mudik
mencari……bunga - bunga yang kembang,
berayun – ayun, pada tangkai yang lemah, tidaklah sayapmu,
merasa lelah.
Allah maha pencipta segalanya, kita harus selalu bersyukur kepada
Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan berupa keindahan
alam beserta isinya yang tiada tara.
Bardi : “ Ayah Gunung Tampomas itu kok berlubang ya?”
Ayah : “ Iya Bardi…. Pada zaman dahulu batunya
diambil untuk membuat bendungan
waduk Mrica yang sampai sekarang ini dibuat
sebagai sumber listrik tenaga air.”
Bardi : “ Kantong kreseknya sudah penuh boleh
dibuang ke danau Ayah?”.
Ayah : “ Tidak boleh Bardi, nanti airnya jadi tercemar,
kalau hujan airnya banyak, mengalir
kesungai nanti sungainya jadi banjir dan
meluap.
Begini cara mengolahnya …..sampah plastik yang tidak
terpakai kita bakar, yang masih bisa dipakai bisa didaur ulang contoh
aqua gelas dan aqua botol. Sampah daun dan sayuran kita timbun
supaya membusuk sehingga bisa kita gunakan sebagai pupuk
tanaman. Jadi kita tidak boleh membuang sampah
25
Wisata Lokal Gunung
Tampomas
Ayah sembarangan,kita harus membuang sampah ditempat sampah.
: “ Bardi sebelum makan, ayo cuci tangan dulu
supaya bersih, karena kamu habis mungut
sampah, banyak kuman yang melekat
ditangan.
“Sebelum makan bekal kita berdoa dulu”.
Ayah dan Bardi makan dengan lahap bekal yang dibawa dari rumah,
sungguh nikmat sekali makan digubug diatas danau Gunung Tampomas sambil
melihat keindahan Gunung Tampomas.
Begitulah perjalanan Ayah dan Bardi wisata lokal ke Gunung Tampomas.
Kita lestarikan wisata lokal yang ada dilingkungan kita. Keindahan, pepohonan,
bunga – bunga, ikan dan bebatuan yang ada di alam semesta adalah ciptaan Allah
SWT. Oleh karena itu kita harus menjaga kelestariannya dan selalu bersyukur
atas karunianya.
26
BARDI DAN SUMI
ANAK YATIM
Bakdiah Fitriani , S.Pd.AUD
Suatu hari Sumi mengajak Bardi pagi pagi sekali untuk pergi ke ladang
untuk melihat hasil tanaman mereka. Sumi dan Bardi merawat ladang peninggalan
orang tua mereka dengan tekun.
Setiap hari mereka pergi keladang, untuk melihat dan merawat, hingga
ahirnya waktu panen pun tiba. Namun keesokan harinya saat hendak memanen
timun, ternyata timun rusak akibat di makan hewan. Mereka hanya mengambil
sebegian yang bias termakan. Sumi dan Bardi merasa bersyukur, walau sisa hasil
panen nya sedikit sumi dan bardi masih menikmati hasil penan nya. Saat sampai
di rumah, mereka menolong macan yang terkena kayu, mereka merawat dan
memberi makan macan. Macan pun kembali dan macan akan membantu menjaga
ladang Sumi dan Bardi.
27
Cendol
Idar Susliyati, S.Pd.AUD
Hari sudah siang, sekolahpun bubar. Bardi langsung pulang menuju rumah
dengan berjalan kaki yang lumayan agak jauh.setiap hari jalan bersama teman-
teman, ada Danis, Zulfi, Lia. Bardi berjalan beriring. Kami berempat jalan sangat
hati-hati karena kondisi jalan raya ramai banyak kendaraan yang muat pasir dan
glondong. Kanan kiri jalan raya juga ramai banyak toko, sekolah, balai desa,
bengkel, bensoan dan lain-lain. Waktu itu udara cukup panas, terasa gerah.
Sambil berjalan kami bertiga berjanji, “nanti kita ketemu di tempat biasa ya?”
Mereka menjawab dengan serempak.. “Ya.”
Sesampainya di rumah, Bardi langsung ganti baju rumahan yang biasa dipakai
bermain. Tiba-tiba si Danis dan Zulfi panggil-panggil Bardi.
“Bardi, aku sudah di sini, ayo kita main-main seperti biasa”, kata Danis dan
Zulfi.
“Iya sebentar”, jawab Bardi.
28
Cendol
Tidak lama kemudian Bardi keluar rumah dan bergabung dengan teman-
temannya. Tiba-tiba ada suara tot-tot-tooot. Kemudian si Bardi menghampiri
suara itu, ternyata penjual dawet. Lalu memanggil teman-temananya.
“Siapa yang mau dawet?” kata Bardi
Saya.. saya... saya...” jawab teman-teman Bardi.
“Hooh, semuanya beli.” Kata Bardi.
Kemudian berdiri memanggilnya
“Dawet.. dawet...” teriak Bardi menunjuk penjual itu.
Celetuk si Danis, “ternyata enaknya dawetnya,”
Zulfi juga, iya ya.. manis, seger, Lia juga, ennnaaaak tenan.
Bardi bertanya cara membuat cendol. Lalu Mbok Sumi dengan senang hati
menerangkan bahan-bahan untuk membuat cendol. 1)) tepung beras, 2) tepuk
kanji; 3. tepung maizena; 4. tepung gelang, daun pandan, panili.
Lalu mbok Sumi menjelaskan semua bahan dicampur kemudian diberi air lalu
direbus hingga mendidih sampai benar-benar masak. Setelah selesai diamkan
hingga dingin lalu dicetak dengan irig, dimasukkan atau dicelupkan dalam air
dingin atau air es lalu jadilah cendol.... maksudnya cendol dawet dan siap untuk
disajikan. Itulah cara membuat dongeng
29
Anak yang sombong!!
Siti Ngaisyah, S.Pd.AUD
Di minggu pagi yang cerah, ketika selesai sarapan, Bardi pamit kepada ayah
dan ibunya untuk berangkat kesekolah menggunakan sepeda barunya.
“Ayah.. ibu.. Bardi berangkat sekolah dulu ya!”, kata Bardi sambil
mencium tangan ayah dan ibunya.
“Assalammualaikum, “kata Bardi kepada ayah dan ibunya
“Waalaikumsalam, “jawah ayah dan ibu Bardi
“Hati-hati dijalan ya nak? kata ayah dan ibu Bardi
“Bardi berangkat sekolah menggunakan sepeda barunya, dijalan iya
bertemu temannya yang sama-sama menggunakan sepeda tapi sudah jelek.
“Hai Sumi kamu kesekolahan masih menggunakan sepeda seperti itu,
itukan sepeda jelek pantasnya diloakkan apa dibuang aja terus dibelikan
sepeda baru seperti saya yang bagus dan keren.
“Enggak aah.. sepeda ini masih bagus kok masih bisa dipakai! jawab Sumi
dengan nada sedih.
“Disepanjang jalan Bardi terus mengejek sepeda Sumi.
“Sepeda jelek....sepeda jelek....sepeda jelek......sepeda jelek..........sepeda
jelek
“Tak henti-hentinya Bardi terus mengejek sepeda Sumi.
“Sesampainya disekolahan semua teman-teman memuji sepeda Bardi .
30
Anak yang sombong!!
“Wah...sepeda kamu Bagus sekali Bardi beli dimana pasti mahal harganya
sambil memegang sepeda Bardi .
“Heh jangan pegang-pegang sepeda ini nanti rusaaaak! Inikan sepeda
mahal kata Bardi keteman-temannya dengan nada yang sombong.
“Sombong sekali Bardi ! baru punya sepeda kaya begitu saja sudah
sombong.
“Biarin ini kan memang sepeda mahal” jawab Bardi dengan sombongnya.
Meskipun Sumi kurang suka dengan kesombongannya Bardi dia tetap
berbuat baik sama Bardi dan teman-teman lainnya, karena Sumi tahu kalau
anak yang sombong tidak akan punya teman dan kita tidak bisa hidup tanpa
orang lain.
“Bardi, inget loh pesan ibu... jadi anak tidak boleh sombong apalagi
merendahkan orang lain”, nasehat Sumi.
“Huuuh kamu cerewet deh Sumi”, jawab Bardi.
Meskipun sudah diingatkan Sumi, Bardi tidak mendengarkan kata Sumi,
Bardi masih tetap saja sombong dan suka merendahkan orang lain seolah-
olah dia bisa hidup sendiri dan tidak butuh pertolongan orang lain.
Pagi itu Bardi pergi kesekolah seperti biasa menggunakan sepeda barunya
hari itu agak gerimis sehingga jalan agak licin, Bardi dengan gagahnya
mengayuh sepeda yang baru dengan sangat cepat sampai-sampai tidak lihat
kanan dan kiri dia terus mengayuh sepedanya.
“Hati-hati Bardi jangan kenceng-kenceng naik sepedanya nanti jatuh”
nasehat Sumi
“Tenang saja Sumi inikan sepeda bagus dan mahal aku tidak akan jatuh aku
sudah mahir dan jago naik sepeda” jawab Bardi.
Bardi terus mengayuh sepedanya dengan sangat kencang dan tak
menghiraukan nasehat temannya dan Sumi tertinggal jauh dari Bardi.
31
Anak yang sombong!!
Tiba....tiba.....Gedebug Bardi jatuh dari sepedanya
“Aduuh.. sakiit..”, rengek Bardi
“Eh Bardi kamu tidak kenapa-kenapa?”, tanya Sumi .
“Aku tidak apa-apa”, jawab Bardi
“Sepedaku....sepedaku...sepedaku”, “sepeda kamu tidak apa-apa cuma stangnya
bengkong jawab Sumi yang penting kamu selaamat Bardi.
Kalau sepeda rusak bisa diperbaiki Bardi ditoko masih banyak tapi kalau kaki atau
tangan kamu yang patah tidak bisa sembuh seperti sedia kala maka bersyukurlah
kamu tidak kenapa-kenapa.
“Aduuuuh.....aduuuh.....sakiiit....sakiiit” ,rengek Bardi sambil memegang kakinya
menahan sakit.
Sini coba saya lihat kakinya oh tidak apa-apa Bardi Cuma lecet dan keluar darahnya
nanti dikasih Betadine juga sembuh.
“Sekarang minum dulu biar agak lega” ,kata Sumi sambil memberikan minum
kepada Bardi.
“Setelah minum Bardi dibantu Sumi untuk pulang kerumah dan tidak jadi
kesekolahan karena kakinya Bardi masih sakit ”
“Terima kasih Sumi,” sama-sama jawab Sumi
“Oh ya Sumi aku minta maaf saya sudah jahat banget sama kamu, aku sering
mengejek kamu tapi kenapa kamu masih mau menolong aku padahal aku sudah jahat
sama kamu, “tidak apa-apa Bardi kita kan sebagai sesama teman harus saling
membantu tidak hanya kamu kalau orang lain saja saya bantu masa teman saya
sendiri tidak saya bantu kita kan tidak bisa hidup tanpa orang lain.
32
Anak yang sombong!!
Mulai sekarang Bardi tidak boleh sombong dan menjelek-jelekkan orang dan
memandang rendah orang lain karena kita tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang
lain....” , “nasehat Sumi.
“Iya deh Sumi.. terima kasih nasehatnya kamu memang temanku yang paling baik”,
kata Bardi.
33
Kebun Buah
Ferina Pujiati
Pada suatu hari, Bardi dan Sumi bertemu. Bardi dan Sumi adalah dua sahabat yang
selalu bermain bersama. Suatu hari Bardi teringat kalau sahabatnya itu suka makan
buah, Bardi pun mengajak Sumi ke kebun buah milik Bardi. Kebun buah milik
Bardi ditanami buah pisang dan buah papaya. Rencananya kalau pohonnya sudah
berbuah Bardi ingin berbagi buah debgan Sumi.
Setelah pohon buah berbunga dan sudah matang, Bardi dan sumi kembali ke kebun
untuk memanennya. Sumi dan Bardi sangat menyukai buah, apalagi buah pisang
dan papaya. Sesampainya di kebun Bardi pun langsung memetik buah yang sudah
matang dan memberikan sebagian pada Sumi.
Bardi Dan Sumi pun langsung bergegas pulang karena ingin memakan buah hasil
panennya, Sumi yang terlihat sangat senang langsung mengucapkan terima kasih
kepada Bardi atas pemberian buah padanya.
34
Pergi ke Taman Bunga
Offa Andi Widiyawati, S.Pd.AUD
Pagi itu Bardi bangun pagi sekali, lalu dia bergegas untuk sholat subuh. Hari ini
Bardi sedang libur sekolah, setelah mandi, ia pamit kepada ibunya untuk jalan-
jalan ke taman bunga dekat rumahnya.
Bardi ingin mengajak Sumi ke taman bunga, lalu ia pergi kerumah Sumi. Sumi
sedang duduk diteras rumah. Lalu keduanya pergi ke taman bunga. Di sana
banyak bermacam-macam warna bunga dan baunya terasa wangi. Bardi
menyukai bunga melati sedangkan Sumi menyukai bunga mawar.
Setelah lama berjalan-jalan melihat aneka warna bunga dan bermain disekitar
taman bunga lalu mereka pulang ke rumah. Kini mereka jadi tahu macam-macam
warna bunga yang ada ditaman. Dan mereka mengucap sungguh besar ciptaan
Allah.
35
Sepeda Baru Bardi
Unik Yuliani, S.Pd.AUD
Suara ayam berkokok membangunkan Bardi yang sedang tertidur
lelap. Setelah bangun Bardi bergegas untuk solat subuh. Hari minggu ini
Bardi bangun pagi dengan hati yang senang karena hari ini ayah akan
mengajak Bardi ke toko sepeda.
Di toko sepeda bardi melihat-lihat berbagai macam sepeda yang
berwarna warni. Lalu Bardi memilih sepeda yang berwarna merah. Ayah
membelikan sepeda karena Bardi naik kelas. Sesampainya dirumah Bardi
mengajak Sumi adiknya untuk bersepeda dengan dibonceng. Sumi diajak
berkeliling desa dengan sepeda barunya. Sumi merasa senang sekali.
Bardi senang sekali mempunyai sepeda baru karena hobi Bardi adalah
bersepeda. Bardi mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu karena
telah membelikan sepeda baru.
36
37
PENUTUP
Demikian dongeng yang disusun untuk memberikan
Pendidikan tentang bagaimana hidup dan nilai-nilai kehidupan
kepada peseerta didik pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Pada dongeng terkandung nilai-nilai Pendidikan karakter
yang tersirat pada alur cerita yang didongengkan oleh Bunda dan
Ayahda, dengan memberikan materi pembelajaran dalam bentuk
dongeng yang menyenangkan.
Demikian semoga buku dongeng ini bias bermanfaat untuk
kita semua, terutama bagi orang tua yang masih menpunyai anak
usia dini, sehingga mulai dari kecil sudah ditanamkan nilai-nilai
karakter melalui secita dalam doengeng.
38
FOTO PENDONGENG
39