BAHAN AJAR X
IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)
SMK Bina Nusantara Semarang
PPG DALJAB Kategori 1 Gelombang 2 Tahun 2022
Guru Mapel: Ida Fahru Roziyah, S.Pd
DALGONA COFFEE TERMASUK SISTEM
KOLOID, BENARKAH??
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari bahan ajar ini, peserta didik mampu:
1) membedakan antara koloid, larutan dan suspensi dengan tepat.
2) menentukan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya
denan benar.
3) mampu merancang, melakukan percobaan dan menyajikan pembuatan produk koloid
dengan bergotong-royong, percaya diri dan kreatif.
4) mempresentasikan hasil produk koloid dalam kehidupan sehari – hari yang ditayangkan
melalui video yang sudah diunggah di media social (IG, Facebook, youtube atau tiktok)
dengan mengkaitkan jenis dan sifat koloid dengan benar dan percaya diri.
A. Sistem Dispersi
Coba Anda perhatikan gambar pada sampul, Apakah Anda termasuk penikmat dalgona
coffee?
Apakah anda mengetahui bahwa dalgona coffee merupakan contoh sistem koloid?
Apakah anda dapat menentukan apa fase terdispersi dan medium pendispersinya?
Coba diskusikan contoh lainnya yang ada di kehidupan sehari-hari yang termasuk ke
dalam sistem koloid dengan beberapa teman!
Oke sekarang mari kita cek apakah benar contoh yang anda berikan termasuk ke dalam
sistem koloid. Untuk mengetahuinya anda harus mempelajari perbedaan antara koloid, larutan,
dan suspensi.
Jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain akan terjadi penyebaran secara merata dari
suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.
Perbedaan dari larutan, koloid, dan suspensi berdasarkan ukuran partikelnya, penampilan
fisiknya, kestabilan, cara pemisahannya, dan penghamburan cahayanya adalah sebagai berikut:
Suspensi merupakan sistem dispersi yang mempunyai ukuran partikel zat terdispersi
relatif besar. Akibatnya suspensi bersifat tidak stabil, artinya partikel terdispersi pada suspensi
akan mengendap jika tidak diaduk (didiamkan) akibat gaya grafitasi bumi. Kecepatan proses
pengendapan bergantung pada ukuran partikel zat terdispersi. Semakin besar ukuran partikel zat
terdispersi maka semakin cepat pula partikel tersebut mengendap. Untuk memisahkannya dapat
dilakukan dengan proses filtrasi (penyaringan), zat terdispersi yang mempunyai ukuran yang lebih
besar tidak dapat melewati penyaring. Zat terdispersi yang mempunyai ukuran lebih kecil dapat
dipisahkan dengan alat sentrifuge (alat pemutar dengan kecepatan tinggi).
Sedangkan koloid dan larutan, partikelnya tidak dapat dilihat secara langsung karena
ukurannya yang lebih kecil. Namun, warna keruh pada koloid menunjukkan bahwa partikel koloid
mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan larutan. Pada umumnya partikel koloid berukuran
antara 1 – 100 nm sehingga kita dapat melihatnya menggunakan mikroskop ultra yaitu mikroskop
dengan tingkat pembesaran yang tinggi. Namun, karena ukurannya yang relatif kecil, koloid tidak
dapat dipisahkan dengan alat penyaring biasa tetapi harus menggunakan membran
semipermeabel. Koloid juga mempunyai kecenderungan mengendap jika didiamkan dalam waktu
yang relatif lebih lama meskipun tidak semuanya.
Perbedaan larutan, koloid dan suspensi.
Perbedaan Larutan Koloid Suspensi
Ukuran partikel Lebih besar dari 100 Antara 1 – 100 nm Lebih kecil dari 1 nm
nm (nanometer)
Fase 1 fase (homogen) 2 fase (heterogen) 2 fase (heterogen)
Penampilan fisik Jernih, partikel Keruh – jernih, Keruh, partikel
terdispersinya tidak partikel terdispersi terdispersi dapat
dapat diamati dengan hanya dapat dilihat diamati langsung
mikroskop ultra. dengan mikroskop dengan mata.
ultra
Kestabilan (jika Penyebarannya Ada kecenderungan Mengendap dengan
didiamkan) merata/ stabil hingga mengendap cepat
tidak mengendap
Pemisahan Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring biasa
dengan kertas saring
Pemendaran cahaya Tidak dapat Dapat Dapat
menghamburkan menghamburkan menghamburkan
cahaya cahaya cahaya
MENGAMATI SISTEM DISPERSI
Percobaan ini bertujuan untuk mengamati dan membedakan larutan, suspensi, dan koloid dari
tampilan fisiknya serta beberapa sifatnya secara umum
1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Gelas ukuran sedang atau gelas plastik Gula Pasir
bekas air mineral 8 buah
Sedok teh 1 buah Susu Bubuk atau santan bubuk
Lampu senter (boleh senter di HP) 1 buah Pasir
Penyaring teh 1 buah Kopi hitam/teh tubruk
Kertas ukuran 4 x 4 Cm yang diberi lubang air
ditengah dengan ukuran 1x1 Cm 1 buah
Tisu meja/lap
2. Cara Kerja
a. Siapkan 4 gelas, kemudian masing-masing diisi air kira-kira setengahnya.!
b. campurkan satu sendok teh gula pasir ke dalam gelas 1, satu sendok teh susu/santan ke
dalam gelas 2, dan 1 sendok teh pasir ke dalam gelas 3, dan 1 sendok kopi hitam/teh tubruk
ke dalam gelas 4. Aduk dan Amati penampakan fisiknya!
(jika menggunakan satu buah sendok, bersihkan dahulu sebelum melarutkan bahan
lainnya dan keringkan)
c. Diamkan sejenak campuran dan amati apakah terjadi pengendapan!
d. Sorotlah setiap campuran dengan senter melalui celah pada kertas. Amati jalannya sinar
pada setiap campuran. Catat hasil pengamatan anda!
e. Saringlah keempat campuran tersebut dan tampung hasil saringannya pada gelas yang
berbeda. Amati apakah terdapat residu yang tertinggal pada penyaring. Amati pula filtrat
yang ditampung dalam gelas!
3. Pengamatan
Pengamatan air + gula air + air + pasir air + kopi
pasir susu/santan
Distribusi Partikel homogen hitam/teh tubruk
atau heterogen
Penampilan fisik keruh atau
jernih, partikel terlihat atau
tidak
Sorot lampu
Ada tidaknya residu saat
penyaringan
Ada tidaknya endapan saat
didiamkan (kestabilan)
4. Pertanyaan
Diskusikanlah hasil pengamatan anda dan jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Berdasarkan dasar teori yang anda baca dan hasil pengamatan anda, tentukan kelompok
sistem dispersi dari masing-masing campuran tersebut (suspensi. koloid, atau larutan!
2. Bagaimana dengan campuran kopi hitam/teh tubruk yang telah disaring? termasuk ke
dalam kelompok sistem dispersi suspensi atau koloid, Jelaskan!
3. Sebutkanlah beberapa contoh sistem dispersi koloid dalam kehidupan sehari-hari!
5. Simpulan
Buatlah simpulan terhadap keempat campuran yang telah Anda amati dari segi kekeruhan,
kestabilan, hamburan terhadap cahaya, dan penyaringan yang dilakukan terhadap campuran
tersebut!
Tugas portofolio
Buatlah laporan dari percobaan yang sudah anda lakukan bersama beberapa teman,
kemudian buatlah video dan sebarkan ke teman-teman sebagai pengganti presentasi di depan
kelas.
B. Sistem Koloid
Koloid berasal dari bahasa Yunani, dari kata “ kolla “ dan “ oid “. Kolla berarti lem,
sedangkan oid berarti seperti/mirip. Istilah koloid diperkenalkan pertama kali oleh Thomas
Graham pada tahun 1861. Thomas Graham (1861), seorang ilmuwan Inggris yang memberikan
istilah koloid pertama kali. Pada saat Graham mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui
membran kertas perkamen, dia menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi
sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat untuk berdifusi. Zat-zat yang sukar
berdifusi inilah yang disebut dengan koloid.
Sistem koloid merupakan suatu campuran heterogen antara dua zat atau lebih, dimana
zat terdispersinya tersebar merata dalam medium pendispersinya. Istilah terdispersi dan
pendispersi dikemukakan oleh Ostwald (1907). Zat terdispersi merupakan zat yang tersebar
merata biasanya jumlahnya lebih sedikit, sedangkan medium pendispersi merupakan zat tempat
tersebarnya zat terdispersi dan biasanya wujud yang terlihat mata. Zat terdispersi maupun
medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Namun perlu anda ketahui bahwa
campuran gas dengan gas tidak dapat membentuk koloid karena semua gas akan bercampur
homogen dalam segala perbandingan.
Sistem koloid dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Sol
Sol mempunyai fase terdispersi padat. Koloid sol terdiri atas 3 jenis, yaitu:
a. Sol padat dengan medium pendispersi padat, contoh: paduan logam, kaca berwarna,
porselin, plastik berwarna.
Gambar. 3.14.2 (1) paduan logam untuk alat masak (2) kaca berwarna.
b. Sol cair atau sol dengan medium pendispersi cair, contoh: cat, garam-garam logam, tanah
liat, belerang dalam air, tinta, tepung dalam air,
Gambar 3.14.3. (1) Cat (2) Tinta
c. Sol gas atau aerosol padat dengan medium pendispersinya gas, contoh: debu di udara dan
asap.
Gambar 3.14.4 (1) Asap (2) Debu
2. Emulsi
Emulsi mempunyai fase terdispersi cair. Emulsi terdiri atas 3 jenis, yaitu:
a. Emulsi padat dengan medium pendispersi padat. Koloid setengah kaku (gel) antara padat
dan cair. Gel dapat juga terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi
medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. contoh: jelly, gelatin, keju,
mentega, mutiara.
Gambar 3.14.5 (1) Permen Jelly (2) mutiara
b. Emulsi cair atau emulsi dengan medium pendispersi cair, contoh: susu, santan, mayones,
krim tangan/lotion, lateks.
Gambar 3.14.6 (1) Susu (2) Lateks
c. Emulsi gas atau aerosol cair dengan medium pendispersi gas, contoh: kabut, awan, parfum
semprot, dan hairspray
Gambar 3.14.7 (1) Awan (2) Parfum semprot
3. Buih
Buih mempunyai fase terdispersi gas. buih terdiri atas 2 jenis, yaitu:
a. Buih padat atau busa dengan medium pendispersinya padat, contoh: karet busa, batu
apung, styrofoam
Gambar 3.14.8 (1) Batu apung (2) Stryfoam
b. Buih cair dengan medium pendispersinya cair, contoh: buih sabun, putih telur yang dikocok,
whipped cream
Gambar 3.14.9 (1) Whipped cream (2) Buih sabun
Setelah mengetahui penjelasan sistem koloid dan beberapa contohnya, pasti anda
sekarang mengetahui apakah contoh yang anda peroleh bersama teman-teman dalam diskusi
sudah dapat anda kelompokkan menjadi koloid, larutan, atau suspensi.
Lantas bagaimana dengan dalgona coffee, apakah sekarang anda dapat menjelaskan
termasuk jenis koloid apa dalgona coffee? yap… benar. Dalgona coffee terdiri dari 2 jenis koloid,
yaitu susu yang merupakan emulsi dengan zat terdispersi cair dan medium pendispersinya cair
dan lapisan busa yang terbuat dari bubuk kopi dan gula yang diaduk dengan kecepatan tinggi
merupakan buih dengan zat terdispersi gas dengan medium pendispersi cair.
Agar Anda lebih paham tentang jenis koloid dan contohnya coba anda kerjakan soal
berikut ini!
1) Bacalah penggalan cerita berikut ini!
Awal kehidupan “new normal”
Hari ini sangat istimewa “Awal new normal”. Hari pertama masuk sekolah setelah belajar di
rumah selama pandemi Covid-19. Ajeng mempersiapkan bekal untuk sekolah. Roti spesial dipanggang
tanpa minyak tapi menggunakan margarine, ditabur keju dan mayonaise. Karena sekolahnya
menerapkan sekolah bebas sampah maka bekal sekolah wajib di masukkan ke dalam kotak bekal, tidak
diperkenankan menggunakan styrofoam. Tak lupa Ajeng mencuci semua bekas memasak yang
berlemak dengan menggunakan sabun. Sebelum berangkat, segelas susu sebagai asupan energi pagi
hari diminumnya tanpa sisa. Bercermin sebentar untuk memastikan semuanya sudah siap, sedikit
semprotan parfum menambah hari lebih ceria. Semburat cahaya pagi terlihat jelas menyusup melalui
lubang jendela kamarnya yang terbuat dari kaca berwarna pelangi. Map berisi lembaran tugas proyek
“cara menanak nasi di perkemahan yang hanya terdapat air sungai yang berlumpur” tak lupa dia bawa.
“Hati-hati di jalan, ingat ya untuk menggunakan masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan diri” pesan
ibu Ajeng saat Ajeng berpamitan.
Tentukan beberapa contoh sistem koloid yang ada dalam cerita tersebut, dan tentukan zat
terdispersi dan medium pendispersinya!
C. Macam-Macam Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Sifat koloid yang pertama adalah Efek Tyndall. Efek Tyndall pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan asal Inggris bernama John Tyndall. Efek Tyndall merupakan efek penghamburan
cahaya oleh partikel koloid. Hmm, maksudnya gimana? Ketika ada berkas cahaya diarahkan
ke larutan, cahaya tersebut akan diteruskan, sehingga kita nggak bisa melihatnya. Hal ini karena
larutan bersifat homogen. Tapi, ketika berkas cahaya diarahkan ke koloid dan suspensi, berkas
cahaya akan dihamburkan, sehingga jejaknya dapat terlihat. Contohnya perhatikan gambar di
bawah ini.
Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ketika kita membuka jendela pada siang
hari. Saat sinar matahari masuk ke dalam ruangan, maka akan terlihat jelas partikel-partikel debu
yang beterbangan. Hal Ini karena ukuran partikel debu jauh lebih besar daripada panjang
gelombang cahaya.
2. Gerak Brown
Pada 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil mengamati gerakan partikel
koloid. Ia menemukan, ternyata secara mikroskopis, partikel-partikel koloid akan bergerak
secara acak dengan jalur patah-patah (zig-zag) dalam medium pendispersi. Nah, gerakan
ini disebabkan karena adanya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi.
Partikel koloid yang bergerak secara acak (patah-patah). (sumber: Dg Tito via YouTube)
3. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya partikel bermuatan (ion) pada permukaan
koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik atau ditempeli
oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini disebabkan karena adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi.
Misalnya, koloid sol besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang akan bermuatan positif karena
mengadsorpsi ion positif. Sol ini dibuat dengan mencampurkan FeCl3 ke dalam air panas
berlebih, sehingga terjadi proses pembentukkan koloid berupa sol hidrat besi (III) oksida atau
Fe2O3.xH2O.
FeCl3 + xH2O → Fe2O3.xH2O
Ketika sol Fe(OH)3 terbentuk, ternyata tersisa banyak ion Fe3+ dalam larutan. Ion-ion ini kemudian
diserap oleh sol Fe(OH)3 pada bagian permukaannya, yang membuat sol Fe(OH)3 kelebihan
muatan positif. Jadi, sol Fe(OH)3 dikenal sebagai koloid bermuatan positif.
Beda lagi dengan sol As2S3. Jika diletakkan di dalam air, maka sol As2S3 akan bermuatan negatif
karena ion yang diadsorpsinya adalah ion yang negatif. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan
H2S ke dalam larutan As2S3. Bentuk reaksinya seperti ini, guys.
As2S3(aq)+ H2S(g) → As2S3(s) +H2S(l)
Sol As2S3 yang terbentuk dalam air ini ternyata mengadsorbsi ion-ion sulfida (S2-) yang membuat
sol As2S3 menjadi bermuatan negatif.
4. Koagulasi
Koagulasi adalah proses rusaknya sistem koloid yang ditandai dengan proses
penggumpalan akibat terbentuknya partikel-partikel yang lebih besar ukurannya daripada
ukuran koloid (lebih besar dari 100 nm). Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan,
pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan,
dan elektroforesis. Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada
penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga menggumpal atau mengeras bagian
putih dan kuningnya.
5. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dari ion-ion yang mengganggunya. Caranya dengan
menggunakan membran semipermeabel. Jadi saat air dialirkan ke koloid, koloid akan mendorong
ion untuk keluar.
Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini karena ukuran ion lebih kecil daripada membran
semipermeabel sedangkan koloid ukurannya lebih besar. Jadi, ketika koloid bermuatan ion
pengganggu melewati membran semipermeabel, ion pengganggunya akan terpisah. Sifat ini
digunakan dalam proses cuci darah atau hemodialisis.
6. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Manfaat sifat ini
biasanya digunakan pada proses pemisahan potongan gen dalam bioteknologi. Misalnya proses
penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap. Selain itu, elektroforesis biasa diterapkan
dalam identifikasi DNA atau dalam proses pendeteksian kelainan genetik.
7. Koloid Liofil dan Liofob
Sifat liofil dan liofob biasanya ditemukan dalam koloid berjenis sol. Jadi bisa dibilang bahwa sol
mempunyai dua jenis, yaitu sol liofil dan sol liofob.
Sol liofil merupakan sol yang partikel zat terdispersinya mampu menarik medium terdispersinya
karena di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. Sifat sol liofil biasanya lebih kental, memiliki ukuran
partikel yang besar, dan memiliki sifat gerak brown yang kecil.
Sedangkan sol liofob merupakan sol yang partikel zat terdispersinya tidak mampu menarik
medium pendispersinya sehingga tidak ada proses interaksi di dalamnya. Sifat sol liofob biasanya
lebih encer daripada sol liofil.
8. Koloid Pelindung
Karena sol liofil mempunyai sifat yang dapat menarik, maka dia biasa digunakan sebagai
pelindung sol liofob agar tidak terjadi koagulasi meskipun di dalamnya ada larutan elektrolit.
Contohnya seperti gelatin pada es krim yang membuat es krim tetap menyatu dan
mempertahankan kekenyalannya.
Selain itu, beberapa kegiatan manusia lain yang memanfaatkan sifat koloid pelindung adalah:
Menambahkan minyak silikon pada cat
Menambahkan kasein pada susu
Menambahkan lestin pada margarin
Agar Anda lebih paham tentang jenis koloid dan contohnya coba anda kerjakan soal
berikut ini!
1) Perhatikan Gambar Berikut
Obyek wisata Waduk Sempor memang bukanlah nama yang asing lagi bagi dunia
kepariwisataan kita. Dibalik fungsinya sebagai sarana irigasi teknis bagi ribuan hektar sawah
di wilayah Gombong, waduk ini juga menyimpan potensi yang besar sebagai obyek wisata.
Selain daya tarik alamnya yang begitu besar, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai
sarana pendukung, antara lain wisma-wisma penginapan yang bisa disewa secara
perorangan maupun rombongan. Selain sebagai obyek berwisata, tempat ini juga cocok
dijadikan tempat untuk seminar, rapat kejra dan kegiatan lainnya, karena selain tempatnya
tenang, juga memiliki sarana yang memadai untuk kegiatan tersebut. Di atas air waduk,
terdapat perahu-perahu untuk disewakan kepada pengunjung.
Salah satu sumber air baku itu berasal dari Waduk Sempor. Saat ini volume air waduk
tersebut berkurang 10 persen dari kapasitas tampung 38 juta meter kubik. Waduk Sempor
juga dimanfaatkan untuk pengolahan air bersih di Sempor.
Jelaskan berdasarkan Pengetahuan Ilmiah dalam Konsep sifat Koloid pada waduk
Sempor!
D. Pembuatan Koloid
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, koloid bukan larutan dan bukan suspensi alias
berada di tengah-tengah. Karena dia berada di tengah-tengah, maka koloid ini bisa diciptakan
dari larutan dan suspensi.
Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi.
1. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi
menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan
mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti:
a) Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi
Reaksi redoks, merupakan reaksi yang ditandai dengan adanya perubahan bilangan
oksidasi. Contohnya, pada pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan SO2.
2H2S(g)+ SO2(aq) → 3S (koloid) +2H2O(I)
b) Reaksi hidrolisis
Hidrolisis, merupakan reaksi suatu senyawa dengan molekul air untuk menghasilkan sol
logam. Contohnya, pada pembuatan sol Fe(OH)3 dengan mencampurkan larutan jenuh
FeCl3 ke dalam air mendidih, dan diaduk hingga larutan berwarna merah kecoklatan.
FeCl3(aq) + 3H2O(I) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
c) Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap
Dekomposisi, merupakan reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Contohnya, pada pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas asam sulfida ke dalam
larutan arsenit.
b) As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 3H2O(l)
2. Dispersi
Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari
suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil.
Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses.
Pertama secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia.
a. Secara mekanik
Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk
agar partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya
seperti sol belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert
(mirip gula pasir) lalu dicampurkan dengan air.
b. Secara peptisasi
Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu
endapan. Misalnya agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu
nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton, dan yang lainnya.
c. Secara busur berdia (berdig)
Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah
elektroda. Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-
atom logam akan terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami
kondensasi dan menjadi partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara
kondensasi dan cara dispersi.
GLOSARIUM sistem dispersi dengan ukuran partikel sangat kecil yang homogen
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan
Larutan tetapi lebih kecil dari suspensi
Koloid campuran suatu zat dengan zat lain dan terjadi penyebaran secara
Sistem dispersi merata dari suatu zat ke zat lainnya
Suspensi sistem dispersi dengan partikel yang berukuran relatif besar tersebar
Adsorpsi merata di dalam medium pendispersinya
Aerosol salah satu sifat koloid, yaitu kemampuan mengikat materi di
Buih permukaanya.
Dialisis koloid yang fase terdispersinya berupa cairan atau padatan dan medium
pendispersinya merupakan gas.
Efek Tyndal Koloid yang fase terdispersinya merupakan gas.
Emulsi penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam
Fase Terdispersi membran semi permiabel, kemudian dimasukkan ke dalam aliran zat
Gel cair.
hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid yang mengakibatkan
Koagulasi tampaknya berkas sinar yang melewati sistem koloid.
Koloid yang fase terdispersinya merupakan zat cair.
Sol fase zat yang didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Kondensasi koloid yang fase terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersi
sehingga terbentuk koloid yang agak padat atau setengah kaku (antara
Dispersi padat dan cair).
penggumpalan partikel koloid. Koloid Liofob adalah koloid yang fase
terdispersinya berinteraksi lemah atau tidak ada interaksi dengan
medium pendispersinya.
Koloid Pelindung adalah koloid yang dapat menstabilkan sistem koloid
lain.
sistem koloid yang fase terdispersi padat.
merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya
dibagi lagi menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara
fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut. Sementara secara
kimia melibatkan beberapa reaksi kimia.
kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan
koloid dari suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar
menjadi partikel yang lebih kecil.
SUMBER GAMBAR https://tirto.id/resep-cara-membuat-dalgona-coffee-kopi-kocok-
1. Dalgona coffee korea-selatan-eLmR
https://qairasavitri.files.wordpress.com/2012/02/stainless-
2. Alloy steel.jpg
https://wallhere.com/id/wallpaper/909944
3. Kaca berwarna https://kerjausaha.com/2018/02/warna-cat-dinding-pengaruhi-
4. Cat mood.html
https://cleanipedia.com/id/mencuci
5. Tinta https://pixabay.com/id/photos/asap-api-pertandingan-korek-api-
6. Asap 5053431
https://pixabay.com/id/photos/debu-gurun-perjalanan-1158882
7. Debu https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/fakta-dan-mitos-
8. Susu mengenai-susu/
https://adigunakaryapersada.co.id/2019/lateks-dan-ribbed-
9. Lateks smoked-sheet/
https://techno.okezone.com/read/2017/03/30/56/1654804/selain-
10. Awan cumulonimbus-ini-deretan-jenis-awan
http://anitanurainid.blogspot.com/2014/12/aerosol-cair.html
11. Parfum semprot https://jagad.id/batuan-beku/
12. Batu apung https://www.fimela.com/beauty-health/read/3777265/kemasan-
13. Stryfoam styrofoam-amankah-untuk-kesehatan-ini-fakta-dari-bpom
https://www.idntimes.com/food/recipe/birgitta-angie/resep-
14. Whipped cream membuat-whipped-cream-ala-kafe-1/3
https://pixabay.com/id/photos/tangan-anak-buih-sabun-1236920/
15. Buih sabun
SUMBER MATERI
https://www.ruangguru.com/blog/sifat-koloid-dan-cara-pembuatannya
https://www.gramedia.com/literasi/pembuatan-
koloid/#:~:text=Pembuatan%20koloid%20secara%20mekanik%20biasa,pasir)%20lalu%20dica
mpurkan%20dengan%20air.
SUMBER BUKU
Siti Naqiyah, Suswanto. 2013. Mengasah Kemampuan Mandiri Kimia untuk SMK/MAK Kelas XI.
Erlangga.
Sri Utami, S.Pd.,M.Pd.. 2022. Projek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk SMK/MAK
semua bidang keahlian. Kitto Book