SURAT EDARAN NOMOR: SE.22–DIR/KRD/06/2023 Tanggal 20 Juni 2023 Tentang CREDIT RISK SCORING (CRS) KUPEDES Prepared by 2023 GUSRIZAL - RC Jakarta e Book CREDIT RISK SCORING KUPEDES
Aktivitas penyaluran kredit memiliki risiko yang melekat yang harus dimitigasi dengan optimal. Oleh karenanya, penyaluran kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan asas perkreditan yang sehat. Dalam hal ini, salah satu perwujudannya adalah mengurangi subyektifitas penilaian/evaluasi terhadap tingkat risiko kredit. Berkenaan itu, alat untuk mengukur tingkat risiko kredit dapat digunakan melalui kuantifikasi faktorfaktor yang dapat menyebabkan kemungkinan debitur menjadi bermasalah atau default. Alat dimaksud, salah satunya, dikenal dengan Credit Risk Scoring (CRS). Penting nya Credit Risk Scoring dalam pemberian kredit Penyaluran kredit di BRI dilakukan di berbagai segmen diantaranya segmen Mikro produk Kupedes. Memperhatikan penjelasan di atas, maka BRI perlu mengatur penggunaan CRS Kupedessebagai perangkat untuk proses putusan kredit dan pengukuran risiko kredit yang selaras dengan ketentuan regulator. 1. LATAR BELAKANG
2. REFERENSI 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.12/POJK.03/2021 tanggal 30 Juli 2021 tentang Bank Umum 2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/SEOJK.03/2016 tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. 3. Surat Keputusan Direksi BRI Nomor KB.03-DIR/MPE/12/2020 tanggal 28 Desember 2020 tentang Kebijakan Manajemen Risiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 4. Surat Keputusan Direksi BRI Nomor KU.01-DIR/KRD/11/2022 tanggal 15 November 2022 tentang Kebijakan Umum Perkreditan Bank PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 5. Surat Keputusan Direksi BRI NomorPP.16-DIR/KRD/12/2020tanggal 30 Desember 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 6. Surat Edaran Direksi BRI No : SE.19-DIR/KRD/05/2023tanggal 31Mei2023 tentang Ketentuan Kewenangan Memutus Kredit.
3. TUJUAN Tujuan disusunnya Surat Edaran Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes ini adalah sebagai pedoman bagi Unit Kerja pemrakarsa dalam menilai tingkat risiko calon debitur atau debitur sejak tahap analisis, putusan kredit sampai dengan kredit lunas. 4. RUANG LINGKUP Ruang lingkup ketentuan Credit Risk Scoring (CRS) yang diatur dalam Surat Edaran ini berlaku untuk pemberian kredit/fasilitas kepada calon debitur atau debitur Kupedes, termasuk : 1. Ketentuan Umum 2. CRS Kupedes. 3. CRS Kupedes Rakyat (KUPRA) dan Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI. 4. CRS Kupedes Ekstra Cepat (KECE).
a. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.60-DIR/KRD/09/2019 tanggal 30 September 2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes. b. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.89-DIR/KRD/12/2019 tanggal 19 Desember 2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Rakyat (KUPRA). c. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.88-DIR/KRD/12/2019 tanggal 19 Desember 2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI. d. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.29-DIR/KRD/06/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Ekstra Cepat (KECE). 5. KETENTUAN PERALIHAN Ketentuan Peralihan ini berlaku sampai dengan diimplementasikan Credit Risk Scoring(CRS) Kupedes pada aplikasi prakarsa kredit (BRISPOT/aplikasi prakarsa kredit lainnya). 1. 2. Selama masa peralihan, Unit Kerja memedomani ketentuan sebagai berikut:
6. PENUTUP Surat Edaran in ibeserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan, dengan catatan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan maka akan diadakan ralat/pembetulan seperlunya. Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dan/atau perbedaan penafsiran Surat Edaran ini, Credit & Product Risk Policy Division berwenang melakukan interpretasi. Apabila terdapat perubahan nama Divisi/Desk atau Unit Kerja, maka sepanjang tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Divisi/Desk atau Unit Kerja pada Surat Edaran ini tidak serta merta perlu disesuaikan. Dengan diterbitkannyaSurat Edaran ini,maka: 1. 2. 3. 4. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.60-DIR/KRD/09/2019 tanggal 30September2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.89-DIR/KRD/12/2019 tanggal 19 Desember2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Rakyat (KUPRA). Surat Edaran Direksi BRI No: SE.88-DIR/KRD/12/2019 tanggal 19 Desember 2019 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI. Surat Edaran Direksi BRI No: SE.29-DIR/KRD/06/2020 tanggal 30Juni2020 tentang Ketentuan Pelaksanaan Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes Ekstra Cepat(KECE). dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Surat Edaran ini dilakukan review sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali atau apabila terdapat perubahan ketentuan regulator, arah bisnis Bank, atau apabila diperlukan. Demikian untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Lampiran I Credit Risk Scoring (CRS ) adalah perangkat standar untuk mengukur risiko kredit dalam bentuk suatu model yang digunakan untuk memprediksi tingkat kemungkinan gagal bayar (Probability of Default) debitur atas pinjaman / fasilitas yang diberikan.CRS umumnya diaplikasikan pada kredit yang bersifat massal, meliputi : konsumer, kredit mikro, kartu kredit dan kredit massal lainnya. Cut off merupakan suatu nilai atau rating yang digunakan sebagai batasan penerimaan atau penolakan terhadap permohonan kredit yang diajukan calon debitur/debitur. Default adalah fasilitas pinjaman yang memilikiumur tunggakan lebih dari 90 hari (Days Past Due) atau kolektibilitas 3 atau 4 atau5. High Side Override (HSO) adalah fasilitas pinjaman yang ditolak meskipun mempunyai kategori accept (scoreCRS diatas cut off). Low Side Override (LSO) adalah fasilitas pinjaman yang disetujui meskipun mempunyai kategori reject (scoreCRS dibawah atau sama dengan cut off). Override Kredit adalah putusan kredit atau persetujuan kredityangdilakukan oleh pemutussetingkat lebih tinggi dari kewenangan yang seharusnya, selanjutnya dalam ketentuan ini disebut “Override”. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sebagai pertimbangan dalam memutus pinjaman/fasilitas kepada calondebituratau debitur, baik untuk menyetujui maupun menolak. Sebagai alat identifikasi tingkat risiko yang harus ditanggung dan kemampuan calon debitur atau debitur untuk melunasi seluruh kewajibannya Periode pelaksanaan penilaian CRS dilakukan terhadap seluruh permohonan kredit yaitu saat permohonan kredit baru, suplesi kredit dan restrukturisasi kredit. Adapun kegunaan CRS Kupedes antara lain sebagai berikut: 1. 2. KETENTUAN UMUM 1. PENGERTIAN 2. KETENTUAN 2.1. Periode Pelaksanaan
2.2. Pejabat yang Melaksanakan. Mengingat bahwa tujuan penggunaan CRS adalah untuk menentukan tingkat risiko calon debitur/debitur, maka penilaian CRS harus dilakukan dengan benar sesuai dengan keadaan / kondisi debitur yang akan dinilai dan merupakan tanggung jawab pejabat pemrakarsa dan pejabat pemutus. a b Pejabat yang bertanggung jawab terhadap penilaian CRS Kupedes diatur sebagai berikut: Untuk kredit performing loan yang meliputi permohonan baru, suplesi, dan restrukturisasi, pejabat yang melakukan penilaian adalah pejabat pemrakarsa. Untuk kredit non performing, pejabat yang melakukan penilaian adalah pejabat pemrakarsa bidang RM yang ditunjuk untuk mengelola kredit bermasalah Untuk memastikan bahwa penilaian CRS dilakukan sesuai dengan data dan kondisi pemohon kredit/debitur, maka kewajiban pemeriksaan CRS baik untuk pinjaman dengan kategori putusan “Diterima / Accepted“ (Nilai CRS diatas atau sama dengan nilai Cut Off scoring) dan pinjaman dengan kategori putusan “Tolak/Reject” (Nilai CRS dibawah nilai Cut Off scoring) namun diputuskan/di-override untuk tetap dilayani, merupakan tanggungjawab pejabat pemutus. Dalam hal hasil penilaian CRS masuk dalam kategori “Tolak/Reject”, maka pejabat pemrakarsa/pemutus dapat menolak atau tidak melanjutkan proses prakarsa kredit 1. 2. 3. 4. c Pejabat yang bertanggung jawab terhadap kebenaran penilaian CRS adalah Pejabat Pemrakarsa, dimana hasil penilaian tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi Pejabat Pemutusnya. Apabila terdapat perubahan Pejabat Pemrakarsa yang disebabkan oleh perubahan organisasi, maka pejabat yang melakukan penilaian CRS otomatis menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
2.3. Perangkat yang Digunakan Pelaksanaan CRS yang diatur dalam ketentuan ini dilakukan by system, yaitu melalui BRISPOT atau aplikasi prakarsa kredit lainnya. Dalam hal aplikasi prakarsa kredit yang didalamnya telah terdapat perangkat perhitungan CRS tersebut mengalami kendala/gangguan, maka akan diterbitkan ketentuan tersendiri. 2.4. Dokumentasi Mengingat penilaian CRS merupakan bagian dari proses kredit,maka hasil penilaian CRS harus tersimpan dalam sistem secara tertib dan dapat dicetak apabila dibutuhkan. Pemrakarsa dan pemutus harus memperhatikan kelengkapan dan kebenaran dokumen penilaian CRS. 1. 2. Penilaian CRS dilakukan dengan mengevaluasi variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan atas potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur. Penentuan besarnya pengaruh terhadap tingkat potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur dilakukan melalui penetapan bobot/skor pada masing-masing variabel. Adapun variable untuk masing-masing jenis CRS Kupedes adalah sebagaimana diatur dalam: 3. VARIABEL Lampiran II: Bab 1 Variabel CRS Kupedes Lampiran III: Bab 1 Variabel CRS Kupedes Rakyat (KUPRA) dan Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI Lampiran IV: Bab 1 Variabel CRS Kupedes Ekstra Cepat (KECE). 1. 2. 3. 4. SKALA RATING 4.1. Penentuan Skala Rating Penentuan skala rating calon debitur/debitur didasarkan atas nilai (score) yang dihasilkan dari hasil evaluasi/penilaian credit risk scoring system. Nilai tersebut merupakan hasil evaluasi terhadap seluruh variable penilaian dengan memperhatikan bobot dan standar penilaian yang ditetapkan.
Perhitungan nilai CRS dan penentuan skala rating dilakukan secara otomasi oleh sistem. Terdapat beberapa skala rating untuk calon debitur/debitur yang ditetapkan. Rating 1 adalah rating paling rendah yang memiliki risiko sangat rendah dengan nilai (score) paling tinggi. Sebaliknya rating paling besar/terakhir adalah rating paling tinggi yang memiliki risiko tinggi dengan nilai (score) paling rendah. Adapun skala rating untuk masing-masing jenis CRS Kupedes adalah sebagaimana diatur dalam: Lampiran II: Bab 2 Skala CRS Kupedes Lampiran III: Bab 2 Skala CRS Kupedes Rakyat (KUPRA) dan Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI Lampiran IV: Bab 2 Skala CRS Kupedes Ekstra Cepat (KECE). 1. 2. 3. 4.2. Penentuan Cut Off Cut off merupakan suatu nilai score atau rating yang digunakan sebagai batasan penerimaan atau penolakan terhadap permohonan kredit yang diajukan calon debitur/debitur.Adapuncut off untuk masing-masing jenis CRS Kupedes adalah sebagaimana diatur dalam: Lampiran II: Bab 3 Cut off CRS Kupedes Lampiran III: Bab 3 Cut off CRS Kupedes Rakyat (KUPRA) dan Kupedes Rakyat (KUPRA) TKI Lampiran IV: Bab 3 Cut off CRS Kupedes Ekstra Cepat (KECE). 1. 2. 3. Adapun untuk fasilitas kredit yang akan dilakukan restrukturisasi apabila memiliki score s/d cut off maka pemutus atas kredit tersebut mengacu pada pejabat pemutus restrukturisasi sesuai ketentuan PDWK yang berlaku (tidak diperlukan mekanisme override). Penetapan cut off dapat di-review oleh Credit & Product Risk Policy Division dan berubah sewaktu-waktu sesuai dengan risk appetite BRI berdasarkan usulan yang diputus oleh Direktur Manajemen Risiko. 4.3. Override Dalam hal terdapat kondisi dimana Pejabat Kredit Lini (PKL) tetap ingin melayani fasilitas dengan hasil CRS di bawah cut off (low side override), maka mekanisme pengajuan fasilitas pinjaman tersebut harus mendapatkan putusan override sebagaimana diatur dalam SE Kewenangan Memutus KreditNo. SE.19-DIR/KRD/05/2023 beserta perubahannya (kecuali untuk proses restrukturisasi sebagaimana poin 4.2 di atas).
5. MONITORING DAN USULAN MODEL CRS 5.1. Monitoring Dalam rangka menjaga keakuratan, ketepatan dalam penilaian CRS, maka perlu dilakukan monitoring dan review penerapan CRS secara periodik. Monitoring terhadap pelaksanaan penilaian CRS dan review model CRS dilakukan oleh Model Validation Department, Credit &Product Risk Policy Division minimal sekali dalam 1 (satu) tahun. Selanjutnya apabila terdapat perubahan variabel, nilai, bobot, serta cut off merupakan wewenang Direksi atas usulan Credit & Product Risk Policy Division. 5.2. Usulan Model CRS Usulan model credit risk scoring yang telah disetujui oleh Direksi, sebagai berikut: Kupedes melalui Nota Dinas Credit & Product Risk Policy Division No.B.40-KRD/RKM/12/2021 tanggal 30 Desember 2021 Kupedes Rakyat (KUPRA)dan Kupedes Rakyat (KUPRA)TKImelalui Nota Dinas Credit & Product Risk Policy Division No.B.39- KRD/RKM/12/2022 tanggal 30 Desember 2022. Kupedes Ekstra Cepat (KECE) melalui Nota Dinas Credit & Product Risk Policy Division No: B.38-KRD/RKM/12/2022 tanggal 26 Desember 2022 1. 2. 3.
Penilaian Credit Risk Scoring (CRS) Kupedes dilakukan dengan mengevaluasi variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan atas potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur. Penentuan besarnya pengaruh terhadap tingkat potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur dilakukan melalui penetapan bobot pada masing-masing variabel. Dari hasil evaluasi terhadap data historis, diperoleh variabel yang mempengaruhi score risiko calon debitur/debitur dari produk Kupedes sebagai berikut: 1) Rasio Repayment capacity terhadap angsuran 2) Angsuran 3) Plafond terhadap nilai pasar wajar agunan (LTV NPW) 4) Lama Usaha 5) Lama menetap atau domisili 6) Usia 7) Bukti kepemilikan agunan 8) Status debitur(Baru/Lama) 9) Riwayat hubungan dengan Bank1 10) Plafond Lampiran II CREDIT RISK SCORING (CRS) KUPEDES 1. VARIABEL CRS KUPEDES 2. RATING CRS KUPEDES Terdapat 10 (sepuluh) skala rating calon debitur/debitur yang ditetapkan dari angka 1 sampai dengan 10. Rating1 adalah rating paling rendah yang memiliki risiko sangat rendah dengan nilai (score) paling tinggi. Sebaliknya rating 10 adalah ratingp aling tinggi yang memiliki risiko tinggi dengan nilai (score) paling rendah. Pembagian rating beserta tingkat risikonya adalah sebagai berikut:
3. CUT OFF CRS KUPEDES Cut off CRS untuk produk Kupedes berada pada score 40. Calon debitur/debitur yang memiliki score di atas 40 maka dapat diproses lebih lanjut, sedangkan calon debitur/debitur yang memiliki scoredi bawah sama dengan 40 dapat langsung ditolak (reject) atau dapat diterima melalui mekanisme override berdasarkan pertimbangan tertentu oleh PKL. Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria ditolak, namun fasilitas pinjaman disetujui maka dikategorikan sebagai Low Side Override (LSO). Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria diterima, namun fasilitas pinjaman ditolak maka dikategorikan sebagai High Side Override (HSO). 1. 2.
Lampiran III CREDIT RISK SCORING (CRS) KUPRA DAN KUPRA TKI Penilaian Credit Risk Scoring (CRS) KUPRA dan KUPRA TKI dilakukan dengan mengevaluasi variabel-variabe lyang memiliki pengaruh signifikan atas potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur. Penentuan besarnya pengaruh terhadap tingkat potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur dilakukan melalui penetapan bobot pada masing-masing variabel. Dari hasil evaluasi terhadap data historis, diperoleh variabel yang mempengaruhi score risiko calon debitur/debitur dari produk KUPRA/KUPRA TKI sebagai berikut: 1) Kepemilikan Tempat Tinggal 2) Status Perkawinan 3) Status Debitur (Baru/Lama) 4) Jangka Waktu 5) Usia 6) Domisili 7) Repayment capacity 8) Lama Usaha 9) Rasio Repayment Capacity terhadap Angsuran 10) Simpanan 11) Tanah dan Bangunan 1. VARIABEL CRS KUPRA DAN KUPRA TKI 2. RATING CRS KUPRA DAN KUPRA TKI Terdapat 10 (Sepuluh) skala rating calon debitur/debitur yang ditetapkan dari angka 1 sampai dengan 10. Rating1 adalah rating paling rendah yang memiliki risiko sangat rendah dengan nilai (score) paling tinggi. Sebaliknya rating10 adalah rating paling tinggi yang memiliki risiko tinggi dengan nilai (score) paling rendah. Pembagian rating beserta tingkat risikonya adalah sebagai berikut:
3. CUT OFF CRS KUPRA DAN KUPRA TKI 3. CUT OFF CRS KUPRA DAN KUPRA TKI Cut off CRS untuk produk Kupra dan Kupra TKI berada pada score 25. Calon debitur/debitur yang memiliki scoredi atas 25 maka dapat diproses lebih lanjut, sedangkan calon debitur/debitur yang memiliki score di bawah sama dengan 25 dapat langsung ditolak (reject) atau dapat diterima melalui mekanisme override berdasarkan pertimbangan tertentu oleh PKL. Override berdasarkan pertimbangan tertentu oleh PKL. Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria ditolak, namun fasilitas pinjaman disetujui maka dikategorikan sebagai Low Side Override (LSO). Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria diterima, namun fasilitas pinjaman ditolak maka dikategorikan sebagai High Side Override (HSO). 1. 2.
Penilaian Credit Risk Scoring(CRS) KECEdilakukan dengan mengevaluasi variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan atas potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur. Penentuan besarnya pengaruh terhadap tingkat potensi gagal bayar dari calon debitur/debitur dilakukan melalui penetapan bobot pada masing-masing variabel. Dari hasil evaluasi terhadap data historis, diperoleh variabel yang mempengaruhi score risiko calon debitur/debitur dari produk KECE sebagai berikut: 1) Rasio Repayment Capacity terhadap Angsuran 2) Total Mutasi Kredit Harian Sebulan 3) Rasio Rata-rata Saldo Harian terhadap Angsuran 4) Plafond 5) Status Debitur (Baru/Lama) 6) Lama Domisili atau Lama Menetap 7) Laba Rugi Usaha 8) Status Lampiran IV CREDIT RISK SCORING(CRS) KUPEDES EKSTRA CEPAT (KECE) 1. VARIABEL CRS KECE 2. RATING CRS KECE Terdapat 10 (Sepuluh) skala rating calon debitur/debitur yang ditetapkan dari angka 1 sampai dengan 10. Rating 1 adalah rating paling rendah yang memiliki risiko sangat rendah dengan nilai (score) paling tinggi. Sebaliknya rating 10 adalah rating paling tinggi yang memiliki risiko tinggi dengan nilai (score) paling rendah. Pembagian rating beserta tingkat risikonya adalah sebagai berikut:
Cut off CRS untuk produk KECE berada pada score 20. Calon debitur/debitur yang memiliki scoredi atas 20 maka dapat diproses lebih lanjut, sedangkan calon debitur/debitur yang memiliki score di bawah sama dengan 20 dapat langsung ditolak (reject) atau dapat diterima melalui mekanisme override berdasarkan pertimbangan tertentu oleh PKL. Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria ditolak, namun fasilitas pinjaman disetujui maka dikategorikan sebagai Low Side Override (LSO). Apabila kategori CRS masuk dalam kriteria diterima, namun fasilitas pinjaman ditolak maka dikategorikan sebagai High Side Override (HSO). 1. 2.
Thank you!