The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kurikulum Operasional Sekolah untuk Kurikulum Merdeka sekolah penggerak

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by M. Ahmad Fibriansyah Wanda, S.pd, 2023-02-12 09:11:57

KOSP KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum Operasional Sekolah untuk Kurikulum Merdeka sekolah penggerak

Keywords: KOSP

44 1. Pembiasaan umum: • Peserta didik membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (rekening bank, celengan, dan lainnya). • Membangun budaya bertanya dan melatih peserta didik mengajukan pertanyaan kritis dan membiasakan siswa mengangkat tangan sebagai isyarat akan mengajukan pertanyaan; • Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan bersama/berkelompok; 2. Pembiasaan periodik: • Siswa melakukan kegiatan positif secara berkala sesuai dengan potensi dirinya. g. Pelibatan Orangtua dan Masyarakat di Sekolah Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Karena itu, sekolah hendaknya melibatkan orangtua dan masyarakat dalam proses belajar. Keterlibatan ini diharapkan akan berbuah dukungan dalam berbagai bentuk dari orangtua dan masyarakat. Kegiatan wajib: Mengadakan pameran karya siswa pada setiap akhir tahun ajaran dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada siswa. Pembiasaan baik yang dilakukan dan/atau didukung oleh sekolah: 1. Pembiasaan umum: • Orangtua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah 2. Pembiasaan periodik: • Masyarakat bekerja sama dengan sekolah untuk mengakomodasi kegiatan kerelawanan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dilingkungan sekitar sekolah. • Masyarakat dari berbagai profesi terlibat berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di dalam sekolah.


45 5. BIMBINGAN TIK 1. Tujuan: Bimbingan TIK di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (i) Memahami teknologi informasi dan komunikasi; (ii) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (iii) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi; serta (iv) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi. 2. Ruang Lingkup: Ruang Lingkup Bimbingan TIK meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (i) Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi; dan (ii) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Bimbingan TIK diberikan pada semua siswa kelas VIII dan kelas IX dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran/minggu.


46 6. LITERASI (Membaca Buku 15 Menit) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 mewajibkan para siswa untuk membaca buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah setiap hari. Permendikbud ini juga menyebutkan bahwa buku yang dibaca adalah buku nonteks pelajaran. Esensi dari kebijakan ini adalah bahwa kegiatan membaca perlu dibiasakan sebagai rutinitas harian. Melakukan hal sederhana tetapi rutin lebih efektif membentuk kebiasaan yang berkelanjutan. Demikian halnya, 15 menit membaca setiap hari akan menumbuhkan siswa pembaca dan pembelajar sepanjang hayat. Namun, mengapa membaca sebanyak 15 menit setiap hari? Bagaimana kegiatan sederhana seperti 15 menit membaca dapat berdampak penting dalam kehidupan siswa? Jawabannya akan diuraikan sebagai berikut. A. Memperkaya Kosakata Dengan 15 menit membaca setiap hari, seorang siswa akan membaca selama 5.475 menit setiap tahun, atau 91 jam 15 menit dan terpajan kepada sekitar 1.000.000 kata. Bandingkan dengan siswa seusianya yang membaca selama satu (1) menit setiap hari. Dalam setahun, kelompok siswa ini membaca selama sekitar 365 menit, atau 6 jam, setiap tahun. Berarti, siswa yang membaca semenit setiap hari terpajan pada hanya 8.000 kata per tahun. Perbendaharaan kosakata merupakan komponen yang menentukan kemampuan anak memahami bacaan (Scarborough, 2001; Trelease, 1997). Semakin banyak kosakata yang diketahui siswa, semakin baik kemampuan mereka untuk memahami bacaan. Dengan menguasai banyak kosakata, siswa pun semakin terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Rutinitas membaca setiap hari akan menumbuhkan budaya membaca. Menurut Trelease (1997), terdapat dua fakta yang menjelaskan hal ini. Pertama, manusia cenderung melakukan sesuatu yang membuat mereka senang. Misalnya, manusia melakukan kegiatan olahraga tertentu berulang kali karena sudah mendapatkan manfaat atau kenikmatan dari kegiatan tersebut. Demikian pula, budaya membaca akan tumbuh apabila seseorang mendapatkan kesenangan saat melakukannya. Kedua, seperti naik sepeda, mengemudi mobil atau menjahit, membaca merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Agar mahir, seseorang perlu terbiasa melakukannya. Siswa yang sering membaca akan menjadi pembaca yang mahir. Agar menjadi kebiasaan yang berkelanjutan, kegiatan 15 menit membaca perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.


47 A. Prinsip Kegiatan 15 Menit Membaca 1. Menyenangkan a. Pada kegiatan 15 menit membaca, siswa membaca buku yang dipilihnya sendiri. Buku tersebut dapat berupa buku fiksi atau nonfiksi sesuai minatnya yang dibawa dari rumah atau buku yang dipinjam dari sudut baca kelas atau perpustakaan sekolah. b. Kegiatan 15 menit membaca sebaiknya tidak diikuti tagihan (diikuti dengan kewajiban menulis sinopsis atau menceritakan kembali) dan tidak dinilai. Namun demikian, siswa dapat diminta untuk menuliskan judul buku, nama penulis, serta pendapat singkatnya tentang isi buku tersebut dalam sebuah jurnal (pendapat ini juga dapat dicatat dalam pengatur grafis/graphic organizer). c. Kegiatan membaca 15 menit membaca dilaksanakan di ruang kelas dan tempat lain di sekolah yang nyaman (teduh, terlindung, dan tidak panas). 2. Bervariasi a. Kegiatan 15 menit membaca dilaksanakan secara bervariasi untuk menghindari kejenuhan siswa. Kegiatan membaca mandiri, membacakan nyaring, membaca bersama, dan menonton video dapat dilakukan bergantian b. Sekolah perlu menyediakan koleksi buku yang bervariasi sesuai dengan minat dan jenjang kemampuan membaca siswa. Variasi koleksi bacaan ini penting mengingat preferensi siswa terhadap bacaan dipengaruhi oleh gender, usia, dan kemampuan membaca (Clark & Douglas, 2011). c. Teks yang dimanfaatkan pada kegiatan 15 menit membaca merupakan variasi dari teks multimodal, yaitu teks cetak, visual/gambar, audiovisual (video/film pendek), hingga teks digital, disesuaikan dengan usia dan jenjang kemampuan siswa. Dongeng atau cerita rakyat yang dikisahkan secara lisan juga merupakan narasi oral yang meningkatkan kemampuan berbahasa dan kosakata siswa. 3. Berpartisipasi Semua warga sekolah perlu berpartisipasi dalam kegiatan 15 menit membaca. Kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dapat bergantian membacakan buku kepada siswa atau membaca bersama-sama siswa. 4. Rutin Meluangkan waktu khusus untuk membaca terbukti dapat menumbuhkan kebiasaan membaca siswa secara efektif (Gardiner, 2005). Oleh karena itu kegiatan membaca yang dilakukan secara rutin setiap hari lebih efektif daripada yang dilakukan mingguan atau dwi-mingguan. 5. Berimbang Kegiatan 15 menit membaca menumbuhkan minat membaca agar siswa cakap membaca.


48 Dalam prosesnya, kegiatan ini juga melibatkan kegiatan menyimak, berbicara, dan menulis. Karenanya, kegiatan membaca dapat diikuti oleh kegiatan berdiskusi tentang bacaan, menuliskan komentar pada jurnal, dan dapat divariasikan dengan kegiatan bercerita, menyanyi, menyimak video, dan kegiatan lain yang bermakna dan menyenangkan. B. Variasi Kegiatan 15 Menit Membaca 1. Membacakan nyaring (read aloud). Guru yang membacakan buku dengan nyaring kepada siswa akan menjadi teladan membaca yang baik. Keteladanan guru adalah kunci penting tumbuhnya budaya literasi di sekolah. Dengan menyimak buku yang dibacakan nyaring oleh guru, rentang perhatian siswa meningkat dan konsentrasi belajar mereka pun menjadi lebih baik. • Kegiatan guru membacakan nyaring kepada siswa meningkatkan kedekatan hubungan guru dan siswa. Kegiatan membacakan nyaring yang dilakukan sebelum pembelajaran membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan meningkatkan semangat siswa mengikuti pembelajaran. Sebelum kegiatan 15 menit membaca, guru dapat mempelajari buku yang akan dibacakan untuk mempelajari konten cerita dan merencanakan irama dan intonasi suara. Selama membacakan buku, guru perlu tetap berinteraksi dengan siswa dan menanggapi respon mereka.• Setelah membacakan buku, guru dapat memberikan pertanyaan untuk mengeksplorasi tanggapan siswa terhadap buku, mendiskusikan kata-kata sulit, atau mendiskusikan isi buku tersebut 2. Membaca mandiri atau membaca dalam hati. Kegiatan membaca mandiri yang dilakukan setiap hari dapat mengembangkan kekayaan kosakata siswa, mengenalkan siswa kepada ragam struktur bahasa, dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa (Gardiner, 20015). Pada kegiatan 15 menit membaca, siswa membaca buku yang mereka sukai. Selama siswa membaca, penting bagi guru untuk ikut membaca bersama siswa. Setelah membaca, siswa dapat menuliskan nama penulis, judul buku, nomor halaman (apabila membaca beberapa halaman buku), juga komentar singkat mereka pada jurnal harian. Setiap guru sebaiknya juga memiliki jurnal membaca harian. Guru dapat meminta beberapa siswa untuk menceritakan buku (atau penggalan buku) yang dibacanya. Guru pun dapat berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif, analisis, dan kritis. Pertanyaan Pemantik Diskusi Setelah Membaca Apa yang kamu sukai dan tidak disukai dari buku ini? Apakah buku ini mengingatkanmu pada buku lain yang sejenis? Apa pendapatmu mengenai judul buku ini? Bagaimana hubungannya dengan isi buku ? Apa pendapatmu tentang sampul buku?


49 Seberapa baik sampul buku menyampaikan tentang isi buku? Jika buku telah diterbitkan dengan sampul yang berbeda, mana yang lebih kamu sukai? Apa yang ingin disampaikan penulis buku ini? Apakah kamu pernah menemui seseorang yang sifatnya mirip dengan tokoh dalam buku ini? Apakah kejadian dalam buku ini nyata? Bagaimana menurutmu? Bagian buku mana yang paling menarik? Bagaimana pendapatmu tentang panjang isi buku? Jika terlalu panjang, bagian mana yang akan kamu pangkas? Jika terlalu pendek, apa yang akan kamu tambahkan? Jika kamu memiliki kesempatan untuk bertanya kepada penulis buku ini, apa yang ingin kamu tanyakan? Apa buku lain dari penulis ini yang telah kamu baca? Mana yang lebih kamu sukai? Akankah kamu akan merekomendasikan buku ini kepada orang lain? 3. Membaca bersama. Siswa dapat membaca sebuah buku bersama-sama atau membaca buku yang sama bergantian. Kegiatan ini dapat menjadi alternatif solusi keterbatasan ketersediaan buku di sekolah. Media membaca bersama dapat berupa buku besar (big book) atau lembaran cerita yang dipajang pada papan flipchart. Buku digital yang diproyeksikan dengan proyektor juga dapat menjadi media kegiatan membaca bersama. Pada saat membaca bersama-sama, guru dapat memodelkan membaca dengan artikulasi pengucapan, irama, dan intonasi yang benar. Setelah membaca bersama, guru dapat mendiskusikan isi buku atau kata-kata sulit dengan siswa. 4. Mendongengkan cerita rakyat. Cerita rakyat adalah kekayaan budaya yang sarat nilai moral. Guru atau siswa dapat mendongengkannya ke seluruh kelas pada kegiatan 15 menit membaca. Kegiatan mendongeng dapat diikuti dengan diskusi tentang cerita rakyat tersebut. Tentunya guru perlu memastikan bahwa cerita rakyat yang dipilih untuk didongengkan sesuai dengan jenjang usia siswa. 5. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan atau nasional dan mendiskusikan makna, sejarah penciptaan, atau kisah yang terkandung di dalamnya. 6. Guru atau siswa menceritakan pengalaman kesehariannya untuk menyampaikan nilai moral. C. Teknis Pelaksanaan Teknis Konsep Literasi (Harian, Mingguan, Bulanan, Per Semester) Sekolah : 1. HARIAN


50 a. Membaca buku-buku budi pekerti 10 menit sebelum pelajaran dimulai di kelas masingmasing b. Menyediakan Pojok Literasi di Perpustakaan, taman, atau lokasi manapun yang nyaman di lingkungan sekolah c. Menjadwalkan kegiatan literasi (membaca, menulis, mendongeng, bermain drama, menggambar, kerajinan tangan, dst) bagi setiap kelas di Pojok LIterasi d. Membuat Majalah Dinding di perpus sekolah sebagai media apresiasi karya anak e. Mengaitkan setiap mata pelajaran dengan buku-buku yang mengandung nilai-nilai budi pekerti luhur f. Mengarahkan hukuman siswa (yang bolos, tawuran, tdk mengerjakan tugas, dll) dengan menyumbang buku anak untuk sekolah g. Membuat form observasi untuk menilai kemajuan anak dalam hal literasi h. Memposting gambar/cerita kegiatan literasi di media sosial (facebook dan twitter Gorontalo Meliterasi) 2. MINGGUAN a Mengadakan quis atau perlombaan kegiatan literasi (lomba membaca, mendongeng, berpuisi, drama cerita rakyat, menari, dst) yang menyenangkan b Meminta dan memotivasi anak untuk berkunjung ke Perpustakaan Taman yang merupakan kegiatan mingguan Perpustakaan c Mendorong dan mendampingi anak untuk membuat karya (mengarang, pusi, gambar, dll) untuk dimuat di media massa d Melakukan Evaluasi dan Observasi terhadap pelaksanaan kegiatan literasi di akhir pecan 3. BULANAN a Mengadakan kegiatan kunjungan ke pusat-pusat Literasi (Gramedia, museum, rumah adat, tokoh masyarakat, dinas Pariwisata, dst) b Mengadakan festival literasi keluarga (misal: lomba membaca atau bermain drama antara orang tua dan anak) 4. PER SEMESTER a Memberi reward kepada siswa yang mendapatkan nilai terbaik dalam bidang literasi (reading award dan writing award) b Mendorong orang tua siswa untuk menjadi penyumbang buku anak di akhir semester


51 7. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER Kegiatan Ekstrakurikuler atau Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan, kelompok seni- budaya, kelompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intra kurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri dari Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib adalah Pramuka. 1. Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib (Pramuka) a. Rasional dan Tujuan Umum Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Tujuan Kegiatan Ekstra Pramuka adalah untuk kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan b. Deskripsi Kegiatan Pramuka di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan dilaksanakan dalam rangka melatih siswa untuk memiliki sifat dan pribadi yang penuh keteladanan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu pada hari Jumat. c. Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka meliputi: (1) perencanaan; (2) pelaksanan; dan (3) evaluasi. Perencaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dituangkan dalam Progam Pengembangan Diri yang disusun pada awal tahun, yang didalamnya tercakup program tahunan dan program semester.


52 Pada tahap pelaksanaan, kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dibina oleh para Pembina pramuka UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan, dan dilaksanakan pada tiap hari Jumat sore pukul 13.30 – 16.00 d. Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka adalah dari dana BOS serta partisipasi dari orang tua siswa. e. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Evaluasi bagi peserta didik dilaksanakan secara terprogram serta dilaporkan setiap akhir semester kepada orang tua siswa. 2. Kegiatan Ekstra Kurikuler Pilihan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pilihan di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: a. Palang Merah Remaja (1) Rasional dan Tujuan Umum Kegiatan Ekstra PMR merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan. Di mana kegiatan ekstra ini memfokuskan pada materi-materi Kesehatan, Pertolongan Pertama (PP), Penanggpenilaian Pada Gawan Darurat (PPGD) dan bidang sosial. Melalui kegiatan ekstra PMR ini siswa-siswi yang memiliki hobi, cita-cita menjadi petugas kesehatan dan berminat menjadi relawan, dapat menyalurkan minat-bakat mereka tersebut, karena selain menerima materi, para siswa-siswi juga bisa—langsung—praktek di sekolah. Selaku petugas kesehatan di sekolah mereka adalah Kader Kesehatan Remaja dan Kader Relawan yang harus selalu berlatih dan mengasah keahliannya dalam wadah kegiatan ekstra PMR. Tujuan Kegiatan PMR adalah: Penguatan kualitas siswa (anggota PMR) dan pembentukan karakter. Anggota PMR dapat mengenal berbagai macam obat-obatan (yang harus dan tidak harus menggunakan resep dokter) dan peralatan medis lainnya. Anggota PMR mampu memberikan Pertolongan Pertama pada orang lain yang memerlukan Penanganan Medis Dasar (Darurat Medis). Anggota PMR mampu berorganisasi dengan baik. Anggota PMR dapat membantu meringankan tugas Bapak atau Ibu Guru, karena penanganan siswa yang sakit di sekolah bisa dilakukan oleh anggota PMR dari siswa sendiri.


53 Anggota PMR dapat meningkatkan Keterampilan dan Kedisiplinan, serta Ketulusan dan Kejujuran melalui kegiatan ekstra PMR ini. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan. (2) Deskripsi Pelaksanaan kegiatan PMR diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, dan peer support dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR. (3) Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan PMR di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: Merekrut anggota baru setiap tahunnya, yakni saat tahun ajaran baru. Mengadakan latihan rutin seminggu sekali. Mengadakan DIKLATDAS (Pendidikan dan Latihan Dasar) Kepalangmerahan, dan mengadakan ujian bagi anggota yang akan mengikuti kenaikan tingkat maupun ketika akan mengambil atribut atau tanda jenjang. Mengadakan latihan persahabatan dengan sekolah lain setiap 1 bulan sekali. Mendatangkan pelatih yang lebih profesional saat kegiatan. Mengadakan kegiatan di alam terbuka menggunakan peralatan media standar, seperti Ambulan, Drakbar Khusus, dan lain-lain. Mengadakan simulasi Penanggpenilaian Pada Darurat Medis, Sekolah Siaga Bencana. Mengikuti beberapa event lomba yang ada. Menambah peralatan untuk melengkapi alat yang sudah ada. Membiasakan menabung saat latihan (4) Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler PMR adalah dari dana BOS serta partisipasi dari masyarakat dan orang tua siswa. (5) Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler PMR dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Evaluasi bagi peserta didik dilaksanakan secara terprogram serta dilaporkan setiap akhir


54 semester kepada orang tua siswa. b. Olah Raga (1) Rasional dan Tujuan Umum Kegiatan Ekstra Olah Raga merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan. Di mana kegiatan ekstra ini memfokuskan pada kegiatan Olah Raga tertentu dalam rangka mempersiapkan siswa dalam event perlombaan baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler olah raga adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam beberapa cabang olah raga khususnya bola voli dan sepak bola. (2) Deskripsi Kegiatan Ekstra Olah Raga di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi dua cabang Olah Raga, yaitu Bola Voli dan sepak bola. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Sabtu sore pukul 13.30 – 16.00 dan dibina oleh guru Olah Raga UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan. (3) Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan Olah Raga di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: Merekrut anggota baru setiap tahunnya, yakni saat tahun ajaran baru. Mengadakan latihan rutin seminggu sekali. Mengadakan latihan persahabatan dengan sekolah lain setiap 1 bulan sekali. Mendatangkan pelatih yang lebih profesional saat kegiatan. Mengikuti beberapa event lomba yang ada. Menambah peralatan untuk melengkapi alat yang sudah ada. Membiasakan menabung saat latihan (4) Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler Olah Raga adalah dari dana BOS serta partisipasi dari masyarakat dan orang tua siswa. (5) Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Olah Raga dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Evaluasi bagi peserta didik dilaksanakan secara terprogram serta dilaporkan setiap akhir semester kepada orang tua siswa. c. Kesenian (1) Rasional dan Tujuan Umum Ekstra Kesenian di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi


55 Ekstra Seni Tari dan Paduan Suara. Tujuan Kegiatan Paduan Suara: (a) Mengembangkan bakat / potensi yang ada pada peserta didik di bidang paduan suara (b) Meningkatkan penghargaan, berkreasi dalam paduan suara (c) Mempersiapkan siswa dalam mengikuti event dan lomba paduan suara Tujuan Kegiatan Seni Tari: (a) Melestarikan budaya yang ada di Indonesia khususnya Seni Tari (b) Mengembangkan bakat / potensi yang ada pada peserta didik di bidang seni tari (c) Meningkatkan penghargaan, berkreasi dan memperagakan karya seni (2) Deskripsi Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap minggunya pada hari Kamis sore, pada pukul 13.00 – 14.00. (3) Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan Kesenian di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: Merekrut anggota baru setiap tahunnya, yakni saat tahun ajaran baru. Mengadakan latihan rutin seminggu sekali. Mendatangkan pelatih yang lebih profesional saat kegiatan. Mengikuti beberapa event lomba yang ada. (4) Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler ini adalah dari dana BOS serta partisipasi dari masyarakat dan orang tua siswa. (5) Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Evaluasi bagi peserta didik dilaksanakan secara terprogram serta dilaporkan setiap akhir semester kepada orang tua siswa. d. Keagamaan (1) Rasional dan Tujuan Umum Dalam rangka meningkatkat kualitas keagamaan dan aqidah siswa, di UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan dilaksanakan Kegiatan Ekstra Keagamaan. Tujuan Kegiatan: a) Menumbuhkan minat peserta didik untuk mencintai Al Qur’an b) Menumbuhkan kebiasaan peserta didik untuk membaca Al Qur’an setiap hari c) Mengembangkan seni baca Al Qu’an dan kaligrafi (2) Deskripsi


56 Kegiatan keagamaan meliputi Kegiatan Rohis, Baca Tulis Al Qur’an dan Qiro’ah. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap minggunya pada hari Rabu setelah jam pelajaran sekolah. (3) Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan Keagamaan di UPTD SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: Merekrut anggota baru setiap tahunnya, yakni saat tahun ajaran baru. Mengadakan pertemuan rutin seminggu sekali. Mendatangkan ustadz/ustadzah yang lebih profesional saat kegiatan. Mengikuti beberapa event lomba yang ada. (4) Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler ini adalah dari dana BOS serta partisipasi dari masyarakat dan orang tua siswa. (5) Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Evaluasi bagi peserta didik dilaksanakan secara terprogram serta dilaporkan setiap akhir semester kepada orang tua siswa. e. Kompetisi Siswa Nasional (KSN) (1) Rasional dan Tujuan Umum Dalam rangka mempersiapkan siswa pada OSN, dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler OSN. Tujuan Kegiatan: a) Menumbuhkan minat peserta didik pada mata pelajaran KSN b) Menumbuhkan kebiasaan peserta didik untuk memecahkan masalah terkait mata pelajaran KSN c) Mempersiapkan siswa terlatih untuk mengikuti KSN (2) Deskripsi Kegiatan KSN meliputi KSN IPA, IPS, dan Matematika. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap minggunya pada hari Sabtu. (3) Pengelolaan Pengelolaan Kegiatan Keagamaan di UPTD SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan meliputi: Merekrut anggota baru setiap tahunnya, yakni saat tahun ajaran baru. Mengadakan pertemuan rutin seminggu sekali. Mengikuti beberapa event lomba yang ada. (4) Pendanaan Sumber dana Kegiatan Ekstrakurikuler ini adalah dari dana BOS serta partisipasi dari masyarakat dan orang tua siswa. (5) Evaluasi


57 Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan di bawah pengawasan tim monitoring dan evaluasi. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ini dilaksanakan tiap bulan oleh tim monitoring dan evaluasi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah.


58 8. PROGRAM INKLUSIF Program Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan belum termasuk sekolah inklusif, namun UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan berusaha mewadahi keadilan dalam pendidikan dimana UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Dalam memfasilitasi program tersebut UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan merencanakan program inklusif dengan cara pembimbingan individu pada peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik akademik maupun non-akademik dengan melibatkan berbagai pihak. Pihak tersebut diantaranya orang tua dan psikolog. Diharapkan peserta didik yang berkebutuhan khusus mampu mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Evaluasi dari kegiatan ini direncanakan tiap trimester oleh dewan guru dan pihakpihak yang berkompeten


59 9. KRITERIA KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN 1. Kriteria dan Standar Kelulusan Siswa Terbaru 2022 Kini UN (Ujian Nasional) tidak lagi diadakan dan tentunya, tidak lagi menjadi syarat kelulusan siswa mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA di 2022. Hal tersebut diumumkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) dengan menerbitkan Peraturan peniadaan UN melalui Surat Edaran (SE) Mendikbud No 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan UN dan Ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah (US). Tentunya, kebijakan tersebut berdampak terhadap perubahan kriteria dan standar kelulusan siswa tahun 2022. Kendati begitu, Kemendikbudristek telah mengeluarkan peraturan mengenai kriteria dan standar kelulusan siswa di tahun 2022 ini. Setidaknya ada 2 peraturan yang dapat menjadi landasan atau pedoman bagi sekolah terutama guru dalam menentukan kriteria dan standar kelulusan siswa di tahun 2022. Pertama, Surat Edaran (SE) Mendikbud No 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan UN dan Ujian Kesetaraan serta pelaksanaan Ujian Sekolah (US). Peraturan ini bukan hanya mengumumkan tentang peniadaan UN saja, tetapi juga memberikan beberapa kriteria kelulusan siswa dan ketentuan kenaikan kelas siswa. Kedua, Permendikbud No 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Ini merupakan peraturan baru yang dapat menjadi rujukan bagi sekolah yang ingin ataupun telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Terdapat beberapa poin-poin pokok dalam mengatur tentang: 1. Standar kompetensi lulusan dirumuskan berdasarkan: tujuan pendidikan nasional; tingkat perkembangan peserta didik; kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. 2. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. 3. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. 4. Penggunaan standar kompetensi lulusan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dikecualikan bagi peserta didik pada pendidikan anak usia dini.


60 2. Kriteria dan Syarat Kelulusan Siswa di Tahun 2022 merujuk pada Surat Edaran (SE) Mendikbud No 1 tahun 2022 yang menyebutkan, siswa dinyatakan lulus dari sekolah atau program pendidikan setelah memenuhi beberapa hal berikut ini, 1. Siswa telah menyelesaikan program pembelajaran di masa pandemi COVID-19 yang dibuktikan dengan rapor tiap semester. 2. Siswa juga dapat memperoleh nilai sikap atau perilaku minimal baik (B). 3. Dan siswa juga wajib mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan atau sekolah. Selain harus memenuhi semua persyaratan dalam ketentuan kelulusan, sekolah juga dapat menyelenggarakan bentuk ujian sekolah dengan beberapa cara berikut ini 1. Portofolio seperti evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan lainnya. 2. Penugasan 3. Tes secara luring atau daring 4. Bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.


61 3. Standar Kelulusan Siswa di Tahun 2022 Sedangkan, untuk menentukan apakah siswa dapat lulus atau tidak? Hal tersebut ternyata telah diatur dalam Permendikbud No 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Seperti sudah disebutkan sebelumnya, jika Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Kurikulum Merdeka untuk penentuan kelulusan siswa di sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Standar Kelulusan siswa disetiap jenjang memiliki persamaan namun juga sedikit perbedaan atau penambahanya. Persamaan SKL di setiap jenjang terletak pada penekanan terhadap penilaian pendidikan karakter 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan, perbedaanya terletak pada penilaian kognitif dan keterampilannya. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di daftar lampiran. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah diharapkan memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan semangat teliti, telaten, teladan, tanggon, UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan sebagai sekolah pencetak sumber daya manusia unggul, perlu dibuat kreteria kelulusan. UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan mempunyai kriteria kelulusan bagi peseta didik yaitu: a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. b. Lulus Ujian Sekolah: Peserta Ujian Sekolah UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan dinyatakan lulus apabila nilai minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah adalah 60. c. Lulus Ujian Praktik: Peserta Ujian Praktek UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan Madiun dinyatakan lulus, apabila memiliki nilai minimum 60 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. d. Kelulusan ujian sekolah ditentukan dengan mempertimbangkan nilai portofolio, nilai ujian praktik dan nilai ujian tertulis serta pembobotannya. NA = 30% NP + 35% NUP +35% NUT NA : Nilai Akhir NP : Nilai Portolio NUP : Nilai Ujian Praktik NUT : Nilai Ujian Tertulis e. Pengolahan Rapor semester genap kelas 9 diolah dengan rumus: NA = (NH + NPTS + NPAS) / 3


62 NA : Nilai Akhir NH : Nilai Harian NPTS : Nilai Penilaian Tengah Semester NPAS : Nilai Penilaian Akhir Semester f. Nilai kepribadian dan akhlak mulia minimum Baik (B). g. Kehadiran minimal 90 % dari jumlah hari efektif, kecuali ada surat dispensasi atau sejenisnya yang bisa dipertanggung jawabkan. h. Ditetapkan dalam rapat pleno dewan guru dan Kepala Sekolah


63 4. Kenaikan Kelas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk: portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya); penugasan; tes secara luring atau daring; dan/atau bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. b. Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh. c. Pengolahan nilai rapor dan kriteria kenaikan kelas Pengolahan rapor kelas 7-8 semester genap dengan rumus: NA = (2NH + NPTS + NPAS) / 4 NA : Nilai Akhir NH : Nilai Harian NPTS : Nilai Penilaian Tengah Semester NPAS : Nilai Penilaian Akhir Semester Kriteria Kenaikan kelas Siswa dinyatakan naik kelas apabila: a. Deskripsi sikap minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. b. Nilai ekstra kurikuler pendidikan kepramukaan/ kepanduan minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan c. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan / atau kompetensi keterampilannya di bawah KKM atau belum tuntas. d. Penanggalan rapor untuk kenaikan kelas ditulis sesuai dengan jadwal yang tertera dikalender pendidikan atau edaran dari dinas pendidikan. e. Surat Keterangan yang berisi nilai rapor semester 1-5 untuk 4 (empat) mapel Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan IPA, dan seluruh mapel. f. Kegiatan Penilaian Akhir Tahun (PAT) dan Ujian Sekolah dilaksanakan secara daring atau luring.


64 5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) untuk Kelas 7 Pada kurikulum merdeka tidak ada lagi istilah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai ukuran ketuntasan belajar peserta didik. Pada Standar Proses dan Penilaian disebutkan bahwa guru harus menentukan ketercapaian belajar, dengan diberikan hak sepenuhnya untuk menentukan kriteria sebagai ukuran ketercapaian. Data dan informasi ketercapaian belajar peserta didik dilakukan dalam serangkaian kegiatan Penilaian (selanjutnya disebut asesmen) yaitu aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmenasesmen berikut ini: Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Pendekatan Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun


65 perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membuat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 – 85, 85 – 100, dan sebagainya). Dengan demikian, kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya: (1) menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, (3) menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam mengembangkannya. Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. Pendekatan 2: menggunakan rubrik Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa peserta didik. Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh peserta didik. Pendekatan 3: menggunakan interval nilai Untuk menggunakan interval, pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menggunakan rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para peserta didik. Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, pendidik dapat langsung menilai hasil kerja peserta didik dan menentukan


66 tindak lanjut sesuai dengan intervalnya. 0 – 40% belum mencapai, remedial di seluruh bagian 41 – 65 % belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang diperlukan 66 – 85 % sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu remedial 86 – 100% sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari 20 soal (dengan bobot yang sama), maka ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu remedial. Contoh b. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat menetapkan empat kriteria ketuntasan: o menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut o menunjukkan hasil pengamatan yang jelas o menceritakan pengalaman secara jelas o menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4). Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta didik dengan rubrik untuk menentukan ketercapaian peserta didik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di Panduan Pembelajaran dan Asesmen di https://drive.google.com/file/d/11S2jc88mJSqZhO84Speoc0cmyzmui3je/view


67 6. Mekanisme dan Prosedur Penentuan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk kelas 8 dan 9 Salah satu langkah awal bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai KKM yang berbeda. Lebih jauh, dalam satu mata pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada tiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik biar lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM. Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada hasil tes Penerimaan Peserta didik Baru (PPDB) bagi peserta didik baru, dan mendasarkan nilai KKM pada nilai yang dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya. Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam proses belajar mengajar peserta didik. Secara berurutan cara ini dapat menentukan KKM Indikator - KKM Kompetensi Dasar (KD) - KKM Standart Kompetensi (SK)/Kompetensi Inti (KI) - KKM Mata Pelajaran. Berikut ini langkah-langkah penghitungannya: b. Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas) Kompleksitas merupakan tingkan kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi dasar maupun standart kompetensi dari masing-masing mata pelajaran, yang ditetapkan antara lain melalui expert judgement guru mata pelajaran melalui forum musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya pengetahuan prasyarat. c. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) ini meliputi : 1) kompetensi pendidik; (2) Jumlah peserta didik dalam 1 kelas; (3) predikat akreditasi sekolah; dan (4) kelayakan sarana prasarana sekolah. Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. d. Intake Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. Intake bisa didasarkan pada hasil nilai penerimaan peserta didik baru dan nilai yang dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Dimana untuk kelas VII berdasarkan pada rata-rata nilai rapor SD, nilai Ujian Sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta didik Kelas IXantara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.


68 Adapun kriteria dan skala penilaian penetapan KKM dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian Kompleksitas Tinggi <65 Sedang 65-79 Rendah 80-100 Daya Dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah <65 Intake peserta didik Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah <65


69 7. KKTP dan KKM Mata Pelajaran UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan NO MATA PELAJARAN KKTP kelas 7 KKM Kelas 8 KKM Kelas 9 1 Pendidikan Agama Islamdan Budi Pekerti* 60 65 70 2 Pendidikan Pancasila 60 65 70 3 Bahasa Indonesia 60 65 70 4 Matematika 60 65 70 5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 65 70 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 65 70 7 Bahasa Inggris 60 65 70 8 PJOK 60 65 70 9 Informatika 60 65 70 10 Seni dan Budaya**: Seni Musik Seni Rupa Seni Teater Seni Tari 60 65 70 11 Prakarya 60 65 70 12 Muatan Lokal 60 65 70


70 8. Program Remidial dan Pengayaan : Setelah diadakan penilaian harian dilakukan analisis penilaian harian. Dari Analisis Penilaian Harian akan diperoleh nilai ada yang kurang dari KKTP / KKM dan ada yang melampui KKTP / KKM. Bagi siswa yang nilainya kurang dari KKTP / KKM diharuskan mengikuti Program Remidial, sedangkan siswa yang nilainya sama dengan KKTP / KKM dan melebihi KKTP / KKM mengikuti Program Pengayaan. Program remidial maupun pengayaan dilakukan diluar jam pelajaran. a. Program Remedial Program Remedial ialah kegiatan memberikan tindak lanjut kepada siswa yang belum mencapai KKTP / KKM KD Muatan Pelajaran. Program ini bertujuan memfasilitasi siswa dalam mancapai hasil belajar yang lebih optimal. Metode dalam program remedial bervariasi menyesuaikan dengan permasalahan pembelajaran yang dialami peserta didik. dalam tahapan remedial setelah siswa mengikuti program remedial guru memberikan penilaian kembali untuk mengetahu ketercapaian kompetensi dasar (KD) Pelaksanaa Program Remedial Pelaksanaa program remedial dilakukan dengan cara: Bimbingan Perorangan Bimbingan Kelompok Pembelajaran Ulang (dengan metode dan media yang berbeda jika seluruh siswa mengalami kesulitan Pemberian Tugas-Tugas Latihan Khusu (Memanfaatkan tutor sebaya secara individu /kelompok) Langkah-Langkah Program Remedial 1. Mengidentifikasi Permasalahan 2. Menyusun Perencanaan berdasarkan permasalahan 3. Melaksanakan Remedial 4. Melaksanakan Penilaian 5. Menetapkan Nilai Akhir Tehnik Penetapan Nilai Akhir Remedial 1. Mengunakan Nilai Batas KKTP / KKM, penilaian ini dianggap tidak adil oleh beberapa siswa jika siswa tersebut mengalami peningkatan yang sangat signifikan. maka untuk menagulangi hal tersebut maka guru dan siswa harus menyepakati dari awal mekanisme penilain


71 2. Mengunakan Nilai Rerata Nilai awal Dengan Nilai tes Remedial, penilaian ini memiliki kelemahan jika siswa memiliki nilai awal yang sangat kecil dan setelah remedial memperoleh nilai sangat tinggi. tentu bagi siswa tersebut akan merasa dirugikan. Maka Guru Bisa memberikan Pembobotan 3. Menggunakan Nialai Capaian Akhir Setelah Remedial, penilaian ini juga dapat memberikan rasa kencemburuan bagi siswa yang tidak mengikuti remedial apabila nilai siswa lebih rendah dari siswa yang mengikuti remidi maka guru dapat melaksanakan pengayaan kepada seluruh siswa dan mengunan nilai pengayaan b. Program Pengayaan Ialah pembelajaran yang diberikan bagi siswa yang telah melampaui KKTP / KKM KD. bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui Belajar kelompok. dan berlajar mandiri


72 9. Asesmen Nasional Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar 1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid. 2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid 3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajarmengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi 1. Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. 2. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.


73 1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kata Minimum mengacu kepada tidak semua konten di dalam kurikulum diukur di dalam AKM. AKM akan mengukur keterampilan dasar: literasi dan numerasi. Kemampuan bernalar tentang teks dan angka. Kompetensi tersebut dibangun dari jenjang dasar sampai menengah dalam suatu learning progression. AKM berbentuk survey dengan sample siswa kelas 8 tidak melaporkan hasil individu siswa namun laporan agregat yang berfokus kepada peningkatan internal dari waktu ke waktu bukan komparasi antar kelompok. Konteks AKM terdiri dari • Personal • Sosial Budaya • Saintifik Bentuk Soal AKM terdiri dari: • Pilihan Ganda (PG) • Pilihan Ganda Kompleks (PGK) • Menjodohkan • Isian • Uraian Konten dalam Literasi Membaca • Teks Fiksi • Teks Informasi Domain dalam Literasi Matematika (Numerasi) • Bilangan • Geometri dan Pengukuran • Aljabar • Data dan Ketidakpastian Level Kognitif dalam Literasi Membaca • Menemukan Informasi • Menafsirkan dan Mengintegrasikan • Mengevaluasi dan Merefleksi Level Kognitif dalam Literasi Matematika (Numerasi) • Pemahaman • Penerapan • Penalaran


74 2. Survei Karakter Survei karakter siswa ini akan menghasilkan profil perkembangan karakter secara umum, profil pencapaian setiap karakter, dan profil pencapaian indikator karakter. Karakter sering dianggap sebagai karakteristik unik yang melekat pada masing - masing individu. Selain itu, karakter juga dianggap sebagai sesuatu yang mengarahkan munculnya perilaku tertentu. Hal ini dikarenakan karakter tidak dapat dilepaskan dari sikap dan nilai yang dimiliki oleh individu Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak karakter yang mungkin melekat pada individu dan karakter memiliki variasi yang cukup beragam. Secara umum, kerangka kerja yang diusulkan meliputi cara berpikir, cara bekerja, alat bekerja, dan hidup di dunia. Pengembangan survei karakter siswa ini tetap selaras pada karakter yang tercantum dalam Profil Pelajar Pancasila, yang dikembangkan berdasarkan jati diri bangsa Indonesia. Profil Pelajar Pancasila memiliki semangat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia. Profil Pelajar Pancasila dapat didefinisikan sebagai karakter dan kemampuan yang merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila yang sehari-hari dibangun dan dihidupkan dalam diri setiap individu siswa di Indonesia. Pada Profil Pelajar Pancasila terdapat enam karakter utama yaitu : 1. beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2. gotong royong, 3. kreativitas, 4. nalar kritis, 5. kebinekaan global, dan 6. kemandirian. 3. Survei Lingkungan Belajar Survei Lingkungan Belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan. Hasil dari Informasi yang diperoleh pada survei lingkungan belajar adalah tentang faktor-faktor dari aspek input dan proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi hasil belajar murid.Satuan Pendidikan bisa dikatakan


75 baik, jika satuan pendidikan tersebut mampu memfasilitasi belajar murid melalui beberapa hal berikut: 1. Proses pembelajaran yang berkualitas 2. Guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya; 3. Kepala satuan pendidikan yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran, dan 4. Iklim satuan pendidikan yang aman, menghargai keragaman dan inklusif. Dalam Survei Lingkungan Belajar mencakup sembilan dimensi yang diasumsikan mempengaruhi hasil belajar murid: 1. Latar belakang sosial-ekonomi murid 2. Kualitas pembelajaran di kelas 3. Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru 4. Kepemimpinan instruksional 5. Iklim keamanan di satuan pendidikan 6. Iklim kebinekaan di satuan pendidikan 7. Iklim kesetaraan gender 8. Iklim inklusivitas 9. Dukungan orangtua dan murid terhadap program satuan pendidikan Dari seluruh manfaat yang dirasakan oleh kepala satuan pendidikan, guru maupun peserta didik pada dasarnya diharapkan dapat menciptakan suasana lingkungan belajar mengajar yang aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk jenjang SMP/MTS/SMPLB/Paket B 19–22 September 2022.


76 10. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global (a) Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan kecakapan hidup meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, kecakapan vokasional. Kurikulum untuk UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan memasukkan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/ atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal Penerapan Pendidikkan Kecakapan Hidup (Life Skill) meliputi: (1) Kecakapan hidup personal meliputi: • Terampil membaca dan menulis Al-Qur'an, • Terampil menjadi pewara (MC) • Rajin beribadah • Jujur • Disiplin • Kerja keras Kecakapan personal ini dapat dicapai dengan mata pelajaran agama dan akhlak mulia, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (2) Kecakapan Sosial meliputi: • Terampil memecahkan masalah di lingkungannya • Memiliki sikap sportif • Membiasakan hidup sehat • Sanggup bekerjasama • Sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis Kecakapan sosial ini dapat dicapai dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, Informatika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. (3) Kecakapan Akademik meliputi • Trampil dalam penelitian ilmiah (merencanakan dan melakukan penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan membuktikan variabel) • Terampil menerapkan teknologi sederhana • Kecakapan berpikir rasional


77 Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan Matematika, Bahasa Indonesia Informatika, dan Ilmu Pengetahuan Alam 4) Kecakapan vokasional • Terampil berbahasa Inggris • Terampil mengoperasikan komputer • Terampil membawakan acara • Terampil menulis karangan ilmiah / populer Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, TIK, IPA, dan Bahasa Indonesia. (b) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan melaksanakan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global melalui kegiatan muatan lokal dan prakarya. Salah satu contohnya adalah mengembangkan fermentasi ketela untuk dibuat tape dengan kreasi tertentu pada mata pelajaran IPA. Contoh yang lain adalah membuat kerajinan berbahan dasar bambu yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Selain itu juga diberikan kecakapan hidup tentang pengelolaan bank sampah, baik untuk dijual maupun diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Upaya sekolah dalam menuju pendidikan berwawasan global adalah dalam bentuk: • Kemampuan berbahasa inggris. • Mengoperasikan komputer hingga pemanfaatan internet. • Sedangkan untuk pendidikan Lingkungan Hidup peserta didik diajak meneliti tentang sebab-sebab banjir, pemanasan global dan bersih narkoba sehingga peserta didik dapat mengetahui cara menanggulanginya. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain yang bermanfaat untuk pengembangan kompetensi peserta didik.


78 11. Mutasi Siswa Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena alasan tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar) lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada masing-masing Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta didokumentasikan oleh sekolah. 5. Kriteria Siswa Masuk Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai hasil belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal, serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi peserta didik yang ingin mutasi ke UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan untuk mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik. 6. Kriteria Siswa Pindah/Keluar Untuk proses mutasi keluar, dilaksanakan dengan prosedur berikut: a. Wali murid mengajukan permohonan mutasi atau permohonan mengundurkan diri, kemudian menyerahkan surat penerimaan dari sekolah yang dituju (jika siswa pindah) b. Setelah siswa menyelesaikan semua kewajibannya terhadap sekolah, maka pihak sekolah mengeluarkan surat mutasi yang ditandatangai oleh Kepala Sekolah c. Menyampaikan LCK/LHB siswa ke sekolah yang dituju d. Jika siswa mutasi ke lain Kabupaten atau Provinsi maka proses mutasi akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah.


79 12. Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Dididk Baru I. Ketentuan umum: a. Sekolah adalah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. b. Taman Kanak-kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk Sekolah anak usia dini pada jalur pendidikan formal. c. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. d. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. e. Penerimaan Peserta Didik Baru, yang selanjutnya disingkat PPDB, adalah penerimaan peserta didik baru pada TK dan Sekolah. f. Rombongan Belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas dalam satu Sekolah. g. Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. h. Data Pokok Pendidikan, yang selanjutnya disingkat Dapodik adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya bersumber dari satuan pendidikan yang terus menerus diperbaharui secara online. i. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. j. penerimaan peserta didik baru pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan memberikan kesempatan yang seluas- luasnya bagi warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya; k. penerimaan peserta didik baru pada PAUD/TK, SD dan SMP harus berasaskan objektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan tidak diskrikiminatif; l. semua pendaftar memiliki kesempatan memperoleh pendidikan pada PAUD/TK, SD dan SMP; m. pada dasarnya tidak ada penolakan penerimaan peserta didik baru kecuali jika daya tampung di satuan pendidikan yang bersangkutan tidak mencukupi dan ketentuan waktu proses penerimaan peserta didik baru telah berakhir; n. sejak awal pendaftaran calon peserta didik dapat menentukan pilihannya ke satuan pendidikan negeri atau ke satuan pendidikan swasta; o. tempat penerimaan dan seleksi peserta didik baru adalah tingkat satuan pendidikan; p. Kepala satuan pendidikan bersama komite sekolah wajib membentuk panitia penerimaan peserta


80 didik baru Tahun Pelajaran 2021 / 2022 pada tingkat satuan pendidikan; q. Dinas Pendidikan membentuk panitia penerimaan peserta didik baru Tahun Pelajaran 2021 / 2022 untuk membina dan mengendalikan penerimaan siswa baru pada PAUD/TK, SD dan SMP . r. Jumlah peserta didik yang diterima disesuaikan dengan daya tampung yang tersedia di masingmasing tingkat satuan pendidikan dan diumumkan secara terbuka kepada masyarakat serta tidak diperkenankan membuka rombongan belajar tambahan di luar mekanisme seleksi yang telah ditetapkan. II. Tata Cara Penerimaan Peserta Didik Baru: a. Pelaksanaan: 1. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru dimulai dari tahap: a. pengumuman pendaftaran penerimaan calon Peserta Didik Baru pada sekolah yang bersangkutan dilakukan terbuka; b. pendaftaran; c. seleksi sesuai dengan jalur pendaftaran; d. pengumuman penetapan Peserta Didik Baru; dan e. daftar ulang. 2. pengumuman pendaftaran penerimaan calon Peserta Didik Baru sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a, paling sedikit memuat informasi sebagai berikut: a. persyaratan calon Peserta Didik sesuai dengan jenjangnya; b. tanggal pendaftaran; c. jalur pendaftaran yang terdiri dari jalur zonasi, jalur prestasi, jalur afirmasi atau jalur perpindahan orang tua/wali; d. jumlah daya tampung yang tersedia pada kelas 1 SD, kelas 7 SMP sesuai dengan data rombongan belajar dalam Daftar Pokok Pendidikan (DAPODIK); dan e. tanggal penetapan pengumuman hasil proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru. 3. pengumuman penerimaan calon Peserta Didik Baru sebagaimana dimaksud dalam angka 2, diumumkan melalui pengumuman sekolah; 4. pengumuman penetapan Peserta Didik Baru sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf d, dilakukan sesuai dengan jalur pendaftaran dalam penerimaan Peserta Didik Baru; dan 5. penetapan Peserta Didik Baru dilakukan berdasarkan hasil rapat dewan guru yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Sekolah. b. Mekanisme: Penerimaan Peserta Didik Baru dilaksanakan dengan menggunakan 2 (dua) mekanisme yakni : 1. dalam jaringan (daring), satuan pendidikan dapat menggunakan website, google form atau aplikasi lainnya (Whatsapp, email, sms, dll); 2. luar jaringan (luring), satuan pendidikan menggunakan mekanisme manual dengan tetap


81 menjaga protocol covid-19. Satuan pendidikan dapat membuat jadwal setiap hari dengan ketentuan : a. menyiapkan nomor antrian dan petugas pengatur nomor antrian b. menyiapkan ruangan khusus sesuai standar protocol covid-19 c. apabila pendaftar terlalu banyak, satuan pendidikan menyiapkan jadwal setiap hari 3. Diutamakan pendaftaran melalui mekanisme dalam jaringan (daring). c. Persyaratan: 1. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP: a. berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan; dan b. memiliki ijazah SD / sederajat atau dokumen lain yang menjelaskan telah menyelesaikan kelas 6 (enam) SD. c. Bagi peserta didik yang beragama islam melampirkan ijazah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) atau ijazah Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) atau ijazah Madrasah Diniyah yang dikeluarkan oleh instansi terkait, dan apabila tidak mempunyai salah satu dari ketiganya maka wajib melampirkan surat keterangan bermaterai dari guru ngajisetempat. 2. Syarat usia sebagaimana dimaksud angka 1, angka 2 dan angka 7 dibuktikan dengan akta kelahiran yang dikeluarkan pihak berwenang dan dilegalisir oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat selaku yang mengeluarkan atau Lurah/Kepala Desa setempat sesuai dengan domisili calon Peserta Didik Baru; 3. Ketentuan terkait persyaratan usia dan memiliki Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) atau Ijazah dari satuan pendidikan sebagaimana dimaksud angka 1, angka 2 dan angka 7 dikecualikan bagi peserta didik penyandang disabilitas di sekolah yang menyelenggarakan layanan inklusi; 4. Apabila berdasarkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru sekolah memiliki jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung (terlampir), maka sekolah wajib melaporkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah sesuai dengan kewenangannya; 5. dalam hal daya tampung pada zonasi yang sama sebagaimana dimaksud dalam angka 9 tidak tersedia, calon peserta didik disalurkan ke sekolah lain dalam zonasi terdekat; 6. ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 7 (tujuh), 8 (delapan), 9 (sembilan), dan 10 (sepuluh) diatas dilakukan sebelum pengumuman penetapan hasil proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru; 7. Persyaratan calon peserta didik baru baik warga negara Indonesia atau warga negara asing untuk kelas 7 (tujuh) SMP yang berasal dari Sekolah di luar negeri selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7, wajib mendapatkan surat keterangan dari direktur jenderal yang menangani bidang pendidikan dasar dan menengah; 8. Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), peserta didik warga negara


82 asing wajib mengikuti matrikulasi pendidikan Bahasa Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan yang diselenggarakan oleh Sekolah yang bersangkutan. d. Calon peserta didik penyandang disabilitas di Sekolah dikecualikan dari: 1. syarat usia sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 7; dan 2. ijazah atau dokumen lain. e. Jalur Pendaftaran: 1. pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru dilaksanakan melalui jalur sebagai berikut: a. zonasi; b. afirmasi; c. perpidahan tugas orangtua/wali dan atau; d. prestasi. 2. jalur zonasi: a. Jalur zonasi sebagaimana dimaksud dengan angka 1 huruf a paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari daya tampung Sekolah. b. dalam hal masih terdapat sisa kuota dari pelaksanaan huruf a, Pemerintah Daerah dapat membuka jalur prestasi sebagaimana dimaksud angka (1) huruf d. c. sekolah yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili sesuai zona yang telah ditetapkan; d. domisili calon peserta didik sebagaimana dimaksud angka 2 huruf c, berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru; e. kartu keluarga dapat diganti dengan surat keterangan domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang dilegalisir oleh Lurah/Kepala Desa setempat yang menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan domisili; dan f. sekolah memprioritaskan peserta didik yang memiliki kartu keluarga atau surat keterangan domisili yang menjelaskan minimal 1 tahun berdomisili dialamat tersebut. g. calon peserta didik hanya dapat memilih 1 (satu) jalur pendaftaran PPDB dalam 1 (satu) wilayah zonasi. h. selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi sesuai dengan domisili dalam wilayah zonasi yang telah ditetapkan, calon peserta didik dapat melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur afirmasi atau jalur prestasi di luar wilayah zonasi domisili peserta didik sepanjang memenuhi persyaratan. 3. jalur afirmasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b, paling sedikit 15%


83 (lima belas persen) dari daya tampung sekolah; a. jalur afirmasi diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu; b. peserta didik yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dibuktikan dengan bukti keikutsertaan peserta didik dalam program penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Surat Pernyataan dari orangtua/wali; c. peserta didik yang masuk melalui jalur afirmasi merupakan peserta didik yang berdomisili di dalam dan di luar wilayah zonasi sekolah bersangkutan; 4. jalur perpindahan tugas orangtua/wali sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf c, paling banyak 5% (lima persen) dari daya tampung sekolah; a. perpidahan tugas orangtua/wali dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor atau perusahaan yangmemperkerjakan; b. Bagi peserta didik yang orangtua/wali tidak bekerja pada instansi pemerintah, lembaga, kantor atau perusahaan dapat menggunakan surat keterangan pindah dari instansi pemerintah (lurah, pemdes, camat). 5. jalur prestasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 hurub d, dilaksanakan dengan ketentuan apabila terdapat sisa kuota dari pelaksanaan jalur zonasi, jalur afirmasi, dan jalur perpindahan tugas orangtua/wali. a. hasil perlombaan dan/atau penghargaan dibidang akademik maupun non akademik pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten; b. peserta didik yang masuk melalui jalur prestasi merupakan peserta didik yang berdomisili di dalam zonasi dan/atau diluar zonasi sekolah yang telah ditetapkan; dan c. jalur prestasi tidak berlaku untuk jalur pendaftaran calon peserta didik baru pada TK dan kelas 1 (satu) SD. 6. Persentase pada setiap jalur diusulkan oleh satuan pendidikan masing- masing ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah dan tetap berpedoman pada Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019; 7. Besaran kuota persentase pada setiap jalur ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah; 8. Calon peserta didik hanya dapat memilih 1 (satu) jalur dari 4 (empat) jalur yang tersedia sebagaimana dimaksud pada angka 1; 9. Selain melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru melalui jalur zonasi sesuai dengan domisili dalam zonasi yang telah ditetapkan, calon peserta didik dapat melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru melalui jalur prestasi diluar zonasi domisili


84 peserta didik; 10. Satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dilarang membuka jalur pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru selain yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan dan Keputusan Bupati ini; dan 11. Dalam hal jalur perpindahan tugas orang tua/wali sebagaimana dimaksud dalam angka 4, tidak terpenuhi maka sisa kuota dialihkan ke jalur zonasi atau jalur prestasi. f. Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud dalam angka e huruf 1 dikecualikan untuk: 1. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat; 2. Sekolah Kerja Sama; 3. Sekolah Indonesia di luar negeri; 4. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus; 5. Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan layanan khusus; 6. Sekolah berasrama; 7. Sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar; dan 8. Sekolah di daerah yang jumlah penduduk usia Sekolah tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam 1 (satu) Rombongan Belajar. g. Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru: 1. seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP menggunakan jalur zonasi, jalur prestasi dan jalur perpindahan tugas orang tua/wali; 2. seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP yang menggunakan mekanisme daring atau luring sesuai nomor romawi II poin b, dilakukan dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal calon peserta didik yang terdekat dengan sekolah dalam zonasi yang ditetapkan; dan 3. untuk daya tampung terakhir dari sisa kuota jalur zonasi, jika terdapat calon peserta didik yang memiliki jarak tempat tinggal dengan sekolah yang sama, maka dilakukan dengan memprioritaskan peserta didik yang memiliki nilai ijazah lebih tinggi. h. Daftar Ulang: 1. daftar ulang dilakukan oleh calon peserta didik baru yang telah diterima untuk memastikan statusnya sebagai peserta didik pada sekolah yang bersangkutan; dan 2. pendataan ulang dilakukan oleh Taman sekolah untuk memastikan status peserta didik lama pada sekolah yang bersangkutan.


85 III. Jadwal Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2021 / 2022: NO KEGIATAN PELAKSANAAN 1. Pendaftaran *) Juni 2022 2. Verifikasi dan Validasi *) Juni 2022 3. Pengumuman *) Juli 2022 4. Pendaftaran Ulang *) Juli 2022 5. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) *) Juli 2022 6. Hari Pertama Masuk Sekolah *) Juli 2022 7. Pengesahan Penerimaan Peserta Didik Baru Juli 2022 Keterangan *) : 1. Poin 1 s.d. 6, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan tersebut hendaknya mematuhi aturan protocol covid-19 (menjaga jarak). 2. Satuan pendidikan dapat menggunakan aplikasi PPDB (Aplikasi Seperadik) sebagai media dalam penerimaan peserta didik. IV. PEMBIAYAAN: a. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru di sekolah melalui dana bantuan operasional sekolah Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; b. pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada sekolah yang menerima bantuan operasional sekolah tidak dipungut biaya; c. pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud dalam romawi II huruf h tidak dipungut biaya; dan d. sekolah yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dilarang: 1. melakukan pungutan dan/atau sumbangan yang terkait dengan pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru maupun perpindahan peserta didik; dan 2. melakukan pungutan untuk membeli seragam atau buku tertentu yang dikaitkan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru. V. PELAPORAN DAN PENGAWASAN: a. sekolah wajib melaporkan pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah sesuai dengan kewenangannya; dan b. masyarakat dapat mengawasi dan melaporkan pelanggaran dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru melalui kontak telpon/whatsapp ke nomor : 1) Dinas Pendidikan : Pangihutan Sihombing, S.Pd (08538462775) 2) Kepala Sekolah : M. Ahmad Fibriansyah Wanda, S.Pd (085273732311)


86 VI. SANKSI: a. Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah memberikan sanksi kepada Kepala Sekolah, guru dan/atau tenaga kependidikan berupa: 1. teguran tertulis; 2. penundaan atau pengurangan hak; 3. pembebasan tugas; dan/atau 4. pemberhentian sementara/tetap dari jabatan. b. tata pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 1 dan huruf a angka 4 dilaksanakan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. VII. LAIN-LAIN: a. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1918) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 669), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; b. Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah/Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Tengah sesuai dengan kewenangannya masing-masing berkoordinasi dan memantau pelaksanaan pendaftaran dan Penerimaan Peserta Didik Baru; c. Dalam pendaftaran dan Penerimaan Peserta Didik Baru sekolah mengikutsertakan komite sekolah; d. Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru agar sekolah menyesuaikan sebelum hari pertama belajar efektif tanggal 13 Juli 2020 dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru; dan e. Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sekolah diharapkan memperdomani Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.


87 BAB IV KALENDER PENDIDIKAN A. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan awal tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran, mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan han libur. Pengaturan waku belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,serta ketentuan dari pemerintah atau pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut: 1) Pengaturan Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli (18 Juli 2022) dan berakhir pada bulan 23 Juni tahun 2023. 2) Jumlah Minggu Efektif Belajar Selama Satu Tahun Pelajaran diuraikan pada bagian berikut ini 3) Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus).


KALENDER PENDIDIKAN TA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 JULI 2022 S M S M PL 2 AGUSTUS 2022 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 1 M 1 3 SEPTEMBER 2022 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 4 OKTOBER 2022 S M P 5 P5 P5 P5 P5 LHB M P5 P5 P5 P5 P5 S 5 NOVEMBER 2022 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 1 1 6 DESEMBER 2022 1 1 S M PAS PAS PAS PAS PAS S M PAS PAS PAS PA 7 JANUARI 2023 M 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 8 FEBRUARI 2023 P5 P5 P5 S M P5 P5 P5 P5 P5 S M P5 P5 P 9 MARET 2023 P5 P5 P5 S M P5 P5 P5 P5 P5 S M P5 P5 1 10 APRIL 2023 S M P K P K P K P K 1 S M PTS PTS PTS PTS PTS S 11 MEI 2023 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 1 12 JUNI 2023 1 1 S M PAS PAS PAS PAS PAS S M PAS PAS PAS PA JULI 2023 S M LS 2 LS 2 LS 2 LS 2 LS 2 S M LS 2 LS 2 LS 2 PLS S KETERANGAN : LHB LIBUR HARI BESAR LN LIBUR NASIONAL S/M LIBUR UMUM SABTU/MINGGU PPDB PENERIAMAAN PESERTA DIDIK BARU LS 1 LIBUR SEMESTER 1 PLS PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH LS 2 LIBUR SEMESTER 2 PAS PENILAIAN AKHIR SEMESTER LAP LIBUR AWAL PUASA PTS PENILAIAN TENGAH SEMESTER LHR LIBUR HARI RAYA U S UJIAN SEKOLAH LIBUR HARI BESAR 09 JULI 2022 : HARI RAYA IDUL ADHA 1443 H 23 JANUARI 2022 17 AGUSTUS 2022 : PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI 18 FEBRUARI 2023 0 OKTOBER 2022 : MAULID NABI MUHAMMAD SAW 22 MARET 2023 25 DESEMBER 2022 : HARI RAYA NATAL 07 APRIL 2023 01 JANUARI 2022 : TAHUN BARU MASEHI 21 - 22 APRIL 2023 22 JANUARI 2022 : TAHUN BARU IMLEK 01 MEI 2023 JUMLAH HARI EFEKTIF JUMLAH HARI EFEKTIF TOTAL HARI EFEKTIF SE KALENDER P UPTD SATUAN PENDIDIKAN SMP N TAHUN PELAJAR NO BULAN


88 AHUN PELAJARAN 2022 / 2023 5 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 LS PLS M PLS 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 LHB M 9 1 1 LN 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 23 1 1 S M PTS PTS PTS PTS PTS PTS M 1 1 1 1 1 17 S M P5 P5 P5 P5 P5 S M P5 P5 1 1 1 S M 1 21 1 1 1 1 S M 1 1 1 1 1 S M 1 1 1 22 AS PAS S M PAS PAS PAS PRS 1 LS 1 S M LS 1 LS 1 LS 1 LS 1 LS 1 S 2 94 M 1 1 1 1 1 S M CB 1 1 1 1 S M P5 P5 22 P5 P5 P5 LHB M P5 P5 P5 P5 P5 S M P5 P5 0 1 1 1 S M 1 1 LHB LAP LAP S M 1 1 1 1 1 10 S M 1 1 1 1 LHR LHR M 1 1 1 1 1 S M 10 1 1 1 1 1 S M U S U S U S U S U S S M 1 1 1 18 AS PAS S M PAS PAS PAS PAS PRS 2 S M LS 2 LS 2 LS 2 LHB LS 2 2 S M LHB S M S M 0 62 156 PRS 1 PENERIMAAN RAPORT SEMESTER 1 PRS 2 PENERIMAAN RAPORT SEMESTER 2 LS 1 LIBUR SEMESTER 1 LS 2 LIBUR SEMESTER 2 PK PESANTREN KILAT P5 PROJECK : CUTI BERSAMA 06 MEI 2023 : HARI RAYA WAISAK : ISRA MI'RAJ 1444 H 18 MEI 2023 : KENAIKAN ISA AL MASIH : HARI RAYA NYEPI 01 JUNI 2023 : HARI LAHIR PANCASILA : WAFAT ISA ALMASIH 29 JUNI 2023 : HARI RAYA IDUL ADHA : HARI RAYA IDUL FITRI 19 JULI 2023 : TAHUN BARU ISLAM : HARI BURU F SEMESTER 1 F SEMESTER 2 LAMA 1 TAHUN PENDIDIKAN NEGERI 5 SATU ATAP SUNGAISELAN RAN 2022 / 2023 TANGGAL HARI BELAJAR EFEKTIF


89 NO KEGIATAN TANGGAL A. SEMESTER 1 1 Hari Pertama Semester I 18 Juli 2022 2 Penilaian Tengah Semester 1 19 s.d 24 September 2022 3 Projek P5 03 Oktober s.d 04 November 2022 4 Penilaian Akhir Semester 1 5 s.d 9 Desember 2022 5 Penerimaan Raport Semester 1 22 Desember 2022 6 Libur Semester 1 23 Desember 2022 s.d 7 Januari 2023 B. SEMESTER 2 1 Hari Pertama Semester 2 9 Januari 2023 2 Projek P5 16 Januari s.d 13 Februari 2023 3 Pekiraan libur awal puasa 1442 H*) 23 s.d 24 Maret 2023 4 Penilaian Tengah Semester 2 10 s.d 14 April 2023 5 Perkiraan AKM SMP / MTs 19 s.d 22 April 2023 6 Pesantren Kilat 1442 H 03 s.d 06 April 2023 7 Libur Idul Fitri 1442 H 21 s.d 22 April 2023 8 Penilaian Akhir Semester 2 04 s.d 29 Juni 2023 9 Penerimaan Raport Semester 2 23 Juni 2023 10 Libur Semester 2 26 Juni s.d 10 Juli 2023 B. Kalender Non Akademik. Kalender Non Akademik UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan Tahun 2022 / 2023 pada garis besarnya adalah sebagai berikut: NO NAMA KEGIATAN JADWAL KET. 1 Rapat/Apel Koordinasi/Pembinaan Setiap Senin jam ke-2 10 Menit 2 Peringatan HUT RI Minggu ke-2 Agustus 2020 3 KTS Menunggu Jadwal dari MKKS 4 Rapat Komite Koordinasi dengan Komite Sekolah 5 Study Tour Desember 2022 6 Jambore Pramuka Desember 2022 7 Upacara HUT dan Hari Besar lainnya Sesuai jadwal 8 Perbaikan dan Pengadaan Sarpras Sesuai RKAS, RKJM, dan RKT


90 BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuairencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Prosesini dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atauguru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan,sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan. Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingan dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang berkompetensi berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professionalini dilakukan melalui; a. Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali oleh Kepala Sekolah. b. Kegiatan Musayawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan , yang dilaksanakan sesuaiprogram kerja KKG secara reguler, seperti kegiatan mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan oleh Kepala Sekolah dan guru yang berkompetensi. c. Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD), dilakukan minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang narasumber yang berkompeten dari Balai Guru Penggerak Provinsi Bangka Tengah dan Fasilitator Program Sekolah Penggerak UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan melakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu jangka pendek satu tahun sekali dan jangka Panjang 4 tahun sekali dengan mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun update perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yangdilakukan secara reflektif, yaitu: 1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran atau Modul Ajar pada hari berikutnya. 2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses belajar,


91 ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. 3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu semester selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik. 4. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan sekolah, misi dan visi sekolah. Pelaksanaan evaluasi kurikulum UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan dilakukan oleh tim pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekolah dan komite sekolah serta pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah, laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan pihak lain.


92 BAB V PENUTUP Kurikulum operasional di satuan pendidikan UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan disusun sebagai kerangka acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tahun pelajaran 2022-2023. Kurikulum operasional di satuan pendidikan juga sebagai panduan ketercapaian pembelajaran bagi peserta didik dan upaya guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Kurikulum operasional di satuan pendidikan UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan yang telah tersusun ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif semua pihak dapat memajukan UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan sesuai dengan apa yang telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Terakhir, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung diselesaikannya Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Satu Atap Sungaiselan. Teriring do’a, semoga kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya menjadi amal kebaikan.


Click to View FlipBook Version