KONEKSI
ANTAR MATERI
1.4.A.8 MODUL 1.4
BUDAYA POSITIF
UMI NASIKAH, S.Pd SD
SD N PODOREJO 02
CHP ANGKATAN 7
KAB.TULUNGAGUNG
DISIPLIN POSITIF
Disiplin positif adalah suatu cara penerapan disiplin tanpa
kekerasan dan paksaan maupun ancaman yang pada
praktiknya melibatkan perilaku efektif sehingga seseorang
diajarkan memahami konsekuensi atas perbuatan mereka.
DISIPLIN
MENURUT KI HAJAR DEWANTARA
Ki Hajar Dewantara memiliki pandangan bahwa disiplin dapat membuat
seseorang mampu untuk menggali potensinya, mampu mengontrol diri atau
menguasai diri serta mampu memilih tindakan yang mengacu pada nilai yang dia
hargai
Orang yang disiplin adalah mereka yang bisa bertanggung
jawab atas tindakannya
PERUBAHAN PARADIGMA BELAJAR
TEORI KONTROL
Ilusi guru mengontrol murid, guru tidak bisa memaksa murid berbuat sesuatu jika mereka
memilih tidak melakukannya
Ilusi semua penguatan efektif dan bermanfaat, bahwa penguatan positif atau bujukan
adalah sebuah kontrol untuk murid mengulangi sebuah perilaku
Ilusi kritik akan membuat orang bersalah dapat menguatkan karakter, bahwa perasaan
bersalah berguna untuk kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan namun hal
tersebut bisa membuat seseorang merasa rendah diri
Ilusi orang dewasa memiliki hak untuk memaksa, sesuatu dapat diterima Jika kemajuan
berdasarkan sebuah pengukuran kinerja namun tidak efektif untuk dalam waktu jangka
panjang karena akan menimbulkan sebuah permusuhan
TEORI MOTIVASI
Diane Gossen dalam bukunya restructuring school disiplin
menyatakan ada 3 buah motivasi perilaku manusia yang
mendasari perilakunya yaitu
Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
Ingin mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang
lain
Untuk menjadi orang yang mereka inginkan Dan
menghargai diri sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang
mereka percayai
HUKUMAN DAN
PENGHARGAAN
Diane Gossen berpendapat bahwa disiplin berupa hukuman bersifat
tidak terencana atau tiba-tiba, hukuman bisa diberikan oleh guru
tanpa melalui sebuah kesepakatan antara murid dan guru dan bisa
berupa hukuman fisik maupun psikis.
Sementara disiplin yang berupa konsekuensi sifatnya sudah
terencana atau sudah disepakati antara guru dan murid namun hal
ini tetap saja membuat murid merasa tidak nyaman dan guru harus
senantiasa memonitor keadaan murid-muridnya.
HUKUMAN DAN
PENGHARGAAN
Penghargaan hanya memiliki pengaruh pada jangka waktu yang
pendek jika kita tidak memberi penghargaan lagi maka seseorang
tersebut akan kehilangan motivasi dari dalam diri dan ketika kita
menghentikan sebuah penghargaan pada orang lain, maka mereka
akan tidak dapat menyadari tindakan baik yang seharusnya
mereka lakukan
KONTROL POSISI GURU
1. PENGHUKUM
2.PEMBUAT RASA BERSALAH
3. TEMAN
4. PEMANTAU
5. MANAGER
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
1.Bertahan hidup
2. Kebutuhan untuk diterima
3.Kebutuhan penguasaan
4.Kebutuhan kebebasan
5.Kebutuhan merasa senang
KEYAKINAN KELAS
Keyakinan kelas adalah sebuah upaya nyata untuk
membangun disiplin positif dimana keyakinan kelas
dibuat berdasarkan kesepakatan guru dan
peserta didik yang bertujuan untuk membentuk
lingkungan kelas yang kondusif dan mendukung
tumbuhnya budaya positif
RESTITUSI
RESTITUSI ADALAH proses kolaborasi yang mengajak siswa untuk mencari solusi
dari masalah yang dihadapinya. Siswa diajak berpikir tentang orang seperti apa
yang mereka inginkan dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain
(Gossen 1996).
Ciri-ciri Restitusi
1.Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun bagaimana memaknai
kesalahan sebagai suatu pembelajaran
2.Restitusi adalah tawaran bukan paksaan
3.Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
4.Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5.Restitusi fokus pada karakter bukan pada tindakan
6.Restitusi fokus pada solusi
7.Restitusi mengembalikan siswa yang berbuat salah pada kelompoknya
SEGITIGA GANTI RUGI
PERUBAHAN POLA PIKIR
SEBELUM DAN SESUDAH BELAJAR
MODUL BUDAYA POSITIF
SEBELUM SESUDAH
Disiplin berdasar aturan tertulis Saya menyadari bahwa perlu
yang dibuat guru adanya motifasi intrinsik dari
Mengandalkan pujian untuk hal siswa untuk disiplin
positif Perlu ada upaya untuk
Memberikan hukuman ketika menciptakan disiplin yang tidak
siswa berbuat kesalahan memaksa dan menekan siswa
Guru adalah orang dewasa yang Perlu berperan sebagai manager
bisa mengontrol sisiwa dalam fungsi kontrol untuk
membentuk disiplin positif
PENGALAMAN
PENGALAMAN SAAT MENERAPKAN KONSEP
KEAYAKINAN KELAS
Keyakinan kelas dibuat dengan cara bermusyawarah
antara guru dan murid untuk menghasilkan beberapa
kesepakatan namun dalam proses pembentukannya
tanpa didahului dengan penentuan nilai kebajikan
terlebih dahulu hanya sebatas keyakinan berupa aturan
yang mengatur guru dan siswa
PERASAAN
PERASAAN SAAT MENERAPKAN KONSEP KEAYAKINAN KELAS
Saya merasa senang ketika membuat kesepakatan
kelas pada saat itu sekaligus pembelajaran kontekstual
untuk pengamalan sila ke 4 Pancasila tentang
musyawarah dan hasilnya adalah sudah ada budaya
positif yang tertanam pada siswa saya dan saya merasa
ini akan lebih baik lagi jika mereka mengetahui nilai
kebajikan yang mendasari kesepakatan kelas tersebut
POSISI SAYA BERDASARKAN 5 POSISI
KONTROL
Berdasarkan 5 posisi kontrol maka saya lebih banyak
berperan sebagai
1. Penghukum
2.Pemberi rasa bersalah
3. Teman
Setelah mempelajari modul ini maka saya berharap
saya bisa memiliki posisi peran manager untuk bisa
melakukan setigita restitusi dalam mencipatakan
budaya positif
KETERKAITAN MATERI
Keterkaitan antara modul 1.4 dengan modul modul sebelumnya
adalah bahwa pendidikan diumpamakan seorang petani yang
menanam benih-benih di sawah agar benih-benih itu tumbuh subur
maka perlu dikondisikan air, tanah, pemupukan dan menghilangkan
gulma ataupun jamur jamur yang ada di situ. Demikian juga dengan
sekolah, sekolah diumpamakan sebagai sawah dan guru
diumpamakan sebagai petani. Guru memiliki kewajiban untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang bisa memberikan dukungan
untuk tumbuh kembang anak. Pemberian dukungan guru untuk
tumbuh kembang anak adalah dengan cara menciptakan budaya
positif disekolah.
KETERKAITAN MATERI
Budaya positif di sekolah bisa dilakukan dengan cara
menciptakan disiplin positif pada diri peserta didik. Menurut Ki
Hajar Dewantoro orang yang disiplin adalah mereka yang bisa
bertanggung jawab atas tindakannya. Di dalam menciptakan
kedisiplinan siswa maka perlu adanya perubahan paradigma
berpikir dari teori kontrol bahwasanya guru tidak bisa memaksa
murid untuk berbuat sesuatu jika siswa tidak memilih untuk
melakukannya kemudian pujian tidak selamanya akan
memberikan dampak positif kepada siswa untuk mengulangi
perilaku yang baik. Demikian juga dengan kritikan membuat rasa
bersalah yang justru akan membuat seseorang menjadi rendah
diri.
KETERKAITAN MATERI
Kebutuhan dasar manusia adalah bertahan hidup, kebutuhan untuk
diterim, kebutuhan akan penguasaan atau berkompeten kebutuhan
kebebasan atau membuat pilihan dan kebutuhan untuk merasa
senang. Ketika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka
seseorang akan cenderung untuk melanggar sebuah aturan. Ketika
seseorang berhadapan dengan sebuah aturan maka akan timbul 3
buah motivasi perilaku manusia seperti yang diungkapkan oleh Diane
Gossen yaitu yang pertama menghindari ketidaknyamanan atau
hukuman yang kedua ingin mendapat penghargaa dan yang terakhir
adalah motivasi untuk menjadi orang yang menghargai diri sendiri serta
sesuai dengan nilai-nilai yang mereka percayai.
KETERKAITAN MATERI
Dalam menerapkan kedisiplinan yang positif maka perlu ditumbuhkan
motivasi yang ketiga yaitu motivasi intrinsik untuk menghargai diri
sendiri berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang manusia atau seseorang
percayai. Ketika menghadapi sebuah pelanggaran atau sikap yang tidak
terpuji dari siswa maka sebaiknya guru memposisikan diri bukan
sebagai penghukum ataupun pembuat rasa bersalah posisi ideal
seorang guru sebaiknya adalah menjadi manajer yang bisa membantu
peserta didik untuk kembali kepada kelompoknya yaitu kelompok siswa
yang memiliki karakter dan nilai kebajikan yang positif.
KETERKAITAN MATERI
Di dalam berperilaku sebagai manajer maka guru bisa membantu siswa
menciptakan budaya positif di sekolah dengan cara membuat
keyakinan kelas yang disepakati bersama. Kemudian guru harus bisa
melakukan restitusi yaitu sebuah perlakuan kepada seseorang ketika
mereka melakukan sebuah kesalahan tetapi tidak menghakimi dan
berusaha membantu mereka untuk menjadi lebih baik dengan cara
segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas kemudian validasi
tindakan yang salah dan menanyakan keyakinan kelas yang mereka
langgar selanjutnya mereka akan mengetahui hal yang baik untuk
memperbaiki kesalahan mereka. Dalam Kegiatan penanaman budaya
positif maka sesuai dengan nilai guru penggerak berpihak kepada
siswa.
TERIMAKASIH