The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arfiansyahputra10, 2021-11-03 02:37:02

Makalah Sejarah GNB - Kelompok 3

Makalah Sejarah GNB - Kelompok 3

MAKALAH SEJARAH
GERAKAN NON BLOK

(GNB)

Disusun Oleh : Kelompok 3
1. Anindita Sekar Ayu (7)
2. Arfiansyah Putra (8)
3. Dhafa Abi Prakoso (9)

SMAN 46 JAKARTA

Jalan Masjid Darrusalam Blok A No. 23-25, RT.1/RW.6, Gandaria Utara,
Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12140

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam tidak lupa kami curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran sejarah semester genap
Dengan terselesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nur Fatehanny, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Sejarah yang telah
membimbing penulis dalam proses pembelajaran.
2. Kepada anggota kelompok yang telah memberikan bantuan dalam proses
pencarian bahan untuk pembuatan makalah.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, kami
menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam Penyusunan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang
berkenan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini,dan juga kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk pertimbangan perbaikan makalah ini.

2

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan .....................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5
2.1 Gerakan Non Blok..........................................................................................................................5

2.1.1. Latar Belakang dan Sejarah Gerakan Non Blok........................................................5
2.1.2. Tujuan .......................................................................................................................................8
2.1.3. Prinsip.......................................................................................................................................9
2.1.4. Tokoh Pendiri...................................................................................................................... 10
2.1.5. Kegiatannya ......................................................................................................................... 12
2.2 Dampak GNB Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik........................... 15
2.2.1. Ekonomi ................................................................................................................................ 15
2.2.2. Sosial....................................................................................................................................... 15
2.2.3. Politik ..................................................................................................................................... 15
2.3 Peran Indonesia dalam GNB................................................................................................... 15
2.4 Upaya Mengatasi Masalah Negara Berkembang ............................................................ 16
BAB 3 PENTUP ............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................19

3

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai hubungan politik luar negeri dengan banyak negara, yang

bermanfaat nantinya untuk kelangsungan politik Indonesia. Hubungan yang dibangun
tidak hanya seputar politik dan perdamaian, tapi juga akan berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi dan sosial negara yang melakukan hubungan tersebut.
Indonesia sebagai salah satu negara anggota organisasi internasional, terutama Gerakan
Non Blok (GNB) mempunyai tanggung jawab terhadap setiap peperangan yang ada.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh GNB untuk membantu suatu negara berdamai
adalah tindakan yang merupakan visi dan misi dari GNB. Karena itulah diharapkan bisa
menjadi penengah dan memberikan dukungan kemerdekaan terhadap negara yang
memperjuangkan kemerdekaannya.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah awal mula berdirinya Gerakan Non Blok (GNB)?
2. Siapa sajakah pendiri Gerakan Non Blok (GNB)?
3. Bagaimanakah dampak GNB pada negara berkembang terhadap kehidupan di
bidang sosial, ekonomi, dan politik?
4. Apa peran Indonesia dalam GNB?
5. Bagaimana upaya mengatasi masalah di negara berkembang?

1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan sejarah berdirinya GNB
2. Menjelaskan tokoh pendiri GNB
3. Menjelaskan dampak dari GNB bagi negara berkembang terhadap kehidupan

sosial, ekonomi dan politik
4. Menjelaskan peran bangsa Indonesia dalam GNB
5. Menjelaskan upaya mengatasi masalah di negara berkembang

4

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Non Blok
2.1.1. Latar Belakang dan Sejarah Gerakan Non Blok

Gambar 1 Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (2005).
Warna biru muda merupakan negara peninjau

Sesudah Perang Dunia ke-2, keadaan politik dunia ditandai oleh
munculnya dua negara superpower yang saling bertentangan yaitu Amerika
Serikat dengan Uni Soviet. Pertentangan ini membawa dunia pada situasi Perang
Dingin yang muncul dari upaya kedua negara untuk saling memperluas
pengaruhnya ke negara-negara lain. Amerika Serikat dan Uni Soviet selanjutnya
membentuk aliansi dengan negara-negara lain yang disebut sebagai Blok Barat
dan Blok Timur.

Aliansi dan pertarungan antara kedua blok tersebut memberikan akibat
yang negatif bagi beberapa negara di dunia seperti Jerman, Vietnam, Korea yang
terbagi menjadi dua wilayah. Dalam Perang Dingin, negara dunia ketiga juga
menjadi wilayah persaingan yang amat mempesona buat keduanya. Sebut saja
misalnya negara-negara di kawasan Asia Timur dan Tenggara seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, Jepang serta negara-negara di kawasan lain yang kaya akan
energi seperti Kuwait dan Qatar. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan dari
negara-negara lain. Agar negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh
Blok Barat maupun Blok Timur, maka didirikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.

Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru mencetuskan kata “non blok.”
Waktu itu Nehru sedang berpidato di Kota Colombo di Sri Lanka pada tahun
1954. Di pidatonya, Nehru mendeskripsikan lima poin yang menjadi acuan dasar

5

untuk hubungan Sino-India. Lima poin ini disebut Panchsheel atau lima
pengendali.

1. Hargai nilai-nilai dalam sebuah kemanusiaan sesuai dengan Piagam PBB.
2. Menghormati adanya sebuah kedaulatan semua bangsa, menghormati

dengan semua bangsa, tidak ikut campur dalam urusan internal terhadap
negara lain.
3. Menghormati dalam sebuah hak semua bangsa yang berfungsi sebagai
bertahan hidup dengan cara mandiri atau dalam kelompok, sebagaimana
didefinisikan dalam PBB.
4. Prioritas untuk perdamaian, untuk menyelesaikan semua bentuk
sengketa internasional
5. Mempromosikan dan memprioritaskan kerja sama dan kepatuhan akhir
dengan kewajiban serta hukum dalam internasional.
Lima pengendali ini kelak digunakan sebagai pedoman dasar Gerakan Non
Blok. Lima poin ini yaitu menghormati kedaulatan dan integritas teritorial,
perjanjian non agresi, menghormati dan tidak mencampuri negara lain untuk
mengatasi permasalahan dalam negerinya, egaliter dan kemakmuran bersama
serta selalu aktif menjaga perdamaian. Bisa dibilang, lima poin ini adalah
pancasilanya Gerakan Non Blok.
Pada 1955 bertempat di Bandung, Indonesia, 29 Kepala Negara Asia dan
Afrika bertemu dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk membahas secara
serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan barat. Hasil terpenting yang
dimuat dalam Komunike Akhir KAA ini yaitu Dasa Sila Bandung, suatu
pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan
perdamaian dan kerja sama dunia. Memasuki periode 1960-an, ketegangan di
dunia semakin meningkat dengan ditandai memuncaknya Perang Dingin berupa
Krisis Berlin, perjuangan kemerdekaan menentang penjajahan di Asia, Afrika,
Timur Tengah, dan perlombaan persenjataan nuklir. Menghadapai situasi itu,
Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito bersama Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser,
Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Sukarno, dan
Presiden Ghana Kwame Nkrumah berkeinginan untuk memperluas gerakan Non-
Blok yang telah dimulai di Bandung melalui KAA.

6

Gambar 2 Para pendiri Gerakan Non-Blok. Dari Kiri ke Kanan:
Jawaharlal Nehru, Kwame Nkrumah, Gamal abdul Nasser, Ir.

Soekarno, Josep Broz Tito

Para pemimpin tersebut kemudian memprakarsai suatu pertemuan di
Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada September 1960
yang dikenal sebagai “Prakarsa Lima Kepala Negara” atau The Initiative of Five.
Pertemuan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB ke-15 berhasil mengeluarkan
suatu Komunike Bersama yang memuat aksi politik, antara lain: menghimbau
negara adidaya untuk menghentikan produksi senjata atom dan nuklir, mengatur
dan mempercepat proses kemerdekaan bangsa yang masih terjajah melalui PBB,
menghimbau negara maju untuk membantu negara berkembang serta
menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB)
sekitar tahun 1961 menjelang diadakannya Sidang Majelis Umum PBB ke-16.

Perwujudan dari “Prakarsa Lima Kepala Negara” selanjutnya
diselenggarakan pertemuan di Kairo pada 5-12 Juni 1961 yang dihadiri oleh 20
negara. Pertemuan di Kairo berhasil menentukan kriteria tentang negara-negara
Non-Blok. Dengan “Kriteria Kairo” , selanjutnya dikirim undangan kepada 11
negara lain disamping 20 negara peserta pertemuan di Kairo, untuk menghadiri
KTT GNB yang akan diselenggarakan di Beograd, Yugoslavia pada September
1961. Dalam komunike resmi pertemuan di Kairo juga dinyatakan bahwa tujuan-
tujuan GNB adalah pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,
kerjasama internasional yang efektif, kemerdekaan manusia dan pengembangan
menuju masa depan yang lebih baik.

7

Akhirnya, KTT GNB I dapat diselenggarakan pada 1-6 September 1961.
Konferensi ini dihadiri oleh 25 negara yaitu Afghanistan, Aljazair, Yaman,
Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana,
Guinea, India, Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia,
Sudan, Suriah, Tunisia, dan Yugoslavia. Tiga negara hadir sebagai peninjau yaitu
Bolivia, Brazil dan Ekuador.
KTT GNB I telah menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu:

1. Pernyataan tentang bahaya perang dan tuntutan untuk perdamaian;
2. Deklarasi mengenai prinsip-prinsip Non-Blok, bersama dengan 27

ketentuan persetujuan tentang pemecahan masalah-masalah dunia;
3. Surat bersama kepada Presiden Amerika Serikat J.F. Kennedy dan

Perdana Menteri Uni Soviet Kruschev untuk mencegah peperangan
melalui perundingan dan mencapai perdamaian dunia.
Poin - poin penting dalam dokumen tersebut kemudian dijadikan sebagai
dasar pembentukan peran dan fungsi GNB serta bahan diskusi KTT GNB
selanjutnya.

2.1.2. Tujuan
Tujuan GNB pada awalnya difokuskan pada upaya dukungan bagi hak

menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan,dan integritas
nasional negara-negara anggota. Tujuan GNB yang penting lainnya adalah:

1. Penentangan terhadap apartheid;
2. Tidak memihak pada pakta militer multilateral;
3. Perjuaangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme;
4. Perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme,

pendudukan, dan dominasi asing;
5. Perlucutan senjata;
6. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup

berdampingan secara damai;
7. Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam

hubungan internasional;
8. Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian

internasional; serta
9. Kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.

8

Sejak pertengahan 1970-an, isu-isu ekonomi mulai menjadi perhatian
utama negara-negara anggota GNB. Untuk itu, GNB dan Kelompok 77 (Group of
77/G-77) telah mengadakan serangkaian pertemuan guna membahas masalah-
masalah ekonomi dunia dan pembentukan Tata Ekonomi Dunia Baru (New
International Economic Order).

Menyusul runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan kekuatan
militer-politik komunisme di Eropa Timur, muncul perdebatan mengenai
relevansi, manfaat dan tujuan GNB. Muncul pendapat yang menyatakan bahwa
dengan berakhirnya sistem bipolar pada konstelasi politik dunia, eksistensi GNB
menjadi tidak bermakna.

Namun, sebagian besar negara mengusulkan agar GNB menyalurkan
energinya untuk menghadapi tantangan-tantangan baru dunia pasca-Perang
Dingin, di mana ketegangan Utara-Selatan kembali mengemuka dan jurang
pemisah antara negara maju dan negara berkembang menjadi krisis dalam
hubungan internasional.

Perhatian GNB lantas beralih ke masalah-masalah yang terkait dengan
pembangunan ekonomi negara berkembang, pengentasan kemiskinan dan
lingkungan hidup, yang mana hal ini telah menjadi fokus perjuangan GNB di
berbagai forum internasional pada dekade 90-an.

2.1.3. Prinsip
GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam

KTT Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung adalah 10 poin hasil pertempuan KTT Asia-Afrika pada

18-25 April 1955 di Bandung.
Isi Dasasila Bandung :

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa,

besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan

dalam negeri negara lain

9

5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara
sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB

6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak
melakukannya terhadap negara lain

7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun
kemerdekaan politik suatu negara

8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai,
seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya,
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam
PBB

9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

2.1.4. Tokoh Pendiri
Tokoh yang dianggap sebagai pendiri GNB lebih dikenal dengan The

Initiative Of Five yaitu:
a. Presiden Soekarno – Indonesia (1901-1970)
Soekarno atau yang dikenal dengan Bung Karno ini
lahir di Blitar, tanggal 6 Juni 1901. Nama asli kecil
Soekarno adalah Kusno Sosro Dihardjo. Jiwa
nasionalismenya tumbuh sejak bersekolah di
Hoogere Burger School (HBS).
Buat kemerdekaan Indonesia, Presiden Indonesia
pertama ini mengajarkan ajaran Marhaenisme dan
mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Akibatnya, Soekarno dipenjara.
Dalam pembelaanya yang berjudul Indonesia Menggugat, Bung Karno
menunjukan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Melalui perjuangan yang cukup panjang. Bersama Mohammad Hatta,
Soekarno kemudian memproklamasikan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.

10

b. Perdana Menteri Kwame Nkrumah – Ghana (1909-1972)
Kwame Nkrumah ini lahir di Nkroful, pada tanggal 21
September 1909 yang merupakan pemimpin
pertama “Negeri Emas” yaitu Ghana. Laki-laki yang
berpaham sosialis itu, emang sangat aktif dalam
bidang keorganisasian sejak duduk dibangku kuliah.
Kwame juga sering mengkritik pemerintahan bangsa-
bangsa Eropa dan Afrika. Dirinya memperoleh

simpati dari rakyat, karena hidupnya berprinsip pada anti kekerasan. Kwame
Nkrumah berkembang jadi pemimpin dengan orientasi buat mempersatukan
Afrika. Kemerdekaan Ghana mengilhami negara Afrika lain buat merdeka,
yang gak lepas dari adanya Konferensi Asia Afrika.

c. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru – India (1889-1964)
Pandit Jawaharlal Nehru ini lahir di kota suci Hindu,
Allahabad pada 14 November 1889. Pandit Nehru
merupakan Perdana Menteri pertama di India.
Dia juga seorang arsitek “Resolusi Avadi” yang udah
mendorong lahirnya sebuah revolusi “Pola
Lingkungan Yang Sosialistis”. Pandit Nehru dianggap
sebagai arsitek India modern yang mendorong ilmu

pengetahuan dan teknologi. Kebijakannya yang menyebabkan pertumbuhan
cukup besar dalam produksi pertanian dan industri. Nehru juga memainkan
peran utama dalam mengembangkan kebijakan luar negri India yang mandiri.

d. Presiden Gamal Abdel Nasser – Mesir (1918-1970)
Gamal Abdul Nasser lahir di sebuah kota indah yang
jadi salah satu kawasan wisata favorit rakyat Mesir
yaitu Alexandria, pada 15 Januari 1918. Dia adalah
Presiden mesir kedua ini hampir setiap terlihat selalu
tersenyum. Nasser bercita- cita menggabungkan
beberapa negara Arab dalam satu kesatuan buat
melawan Israel. Selain itu, Nasser juga membantu

11

rakyat Palestina buat kembali ke tanah air mereka yang diduduki Israel. Pada
masa pemerintahanya, Nasser udah membangkitkan Nasionalisme Arab dan
Pan Arabisme dan menasionalisasi terusan Zues. Akibatnya, Mesir
berhadapan dengan Israel, Perancis, dan juga Inggris.
e. Presiden Josip Broz Tito – Yugoslavia (1892-1980)

Josip broz tito ini lahir di Kumrovec, Kroasia pada
tanggal 25 Mei 1892. Josip Broz Tito meninggalkan
kehidupan pedesaan kemudian menjajal semua
pekerjaan. Tito kemudian, bergabung dengan Partai
Komnunis Yugoslavia yang pengaruhnya tenah
menguat. Mulai saat itu, dia mengepakan sayap
sebagai kepala negara. Usai perang dunia II, Tito jadi
tokoh yang amat populer di mata rakyat. Tito juga dipuja sebagai pemimpin
pembebasan Yugoslavia. Tito juga berhasil menghimpun seluruh kekuatan
yang terdiri atas beragam etnis dan agama, bahkan ideologi. Sejak saat itu,
model sosialisme yang dikembangkan Tito mendapat julukan Titoisme.
2.1.5. Kegiatannya

Gambar 3 Pertemuan para pemimpin Gerakan Non
Blok pertama di Beogard Yugoslavia

I. KTT I GNB (1-6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, pelaksanaan
KTT I ini didorong oleh keadaan krisis Kuba. Konferensi ini dihadiri oleh
25 negara dan menghasilkan deklarasi Beograd yang intinya menyerukan
untuk menghentikan perang dingin dan mendamaikan antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet. Keputusan KTT I GNB melalui Presiden Soekarno
dan Presiden Menibo Keita (Mali) disampaikan kepada Presiden
F.Kennedy (Amerika Serikat) sedangkan PM Nehru (India) dan Presiden

12

Kuame Nkrumah (Ghana) menyampaikan kepada PM Kruschev (Perdana
Menteri Uni Soviet).
II. KTT II GNB (5-10 Oktober 1964) di Kairo, Mesir. Pada KTT II GNB ini
diikuti oleh 47 negara serta 10 peninjau lainnya antara lain sekretaris
jendral organisasi persatuan Afrika dan Liga Arab. Masalah
perkembangan dan masalah ekonomi juga mendapat perhatian pada KTT
II GNB.
III. KTT III GNB (8-10 September 1970) di Lusaka, Zambia. Negara peserta
yang hadir adalah 53 negara. Hasil terpenting KTT kali ini adalah perlunya
upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara
berkembang.
IV. KTT IV GNB (5-9 September 1973) di Algiers, Aljazair. KTT IV GNB ini
membahas tentang peningkatan kerjasama dan saling pengertian antara
negara-negara yang sedang berkembang serta berusaha meredakan
ketegangan di Timur Tengah pergolakkan di Rhodesia, dan bagianbagian
afrika lainnya.
V. KTT V GNB (16-19 September 1976) di Kolombo, Srilanka pada KTT V
GNB ini membahas tentang penyelamatan dunia dari ancaman perang
nuklir dan berusaha memajukan negara-negara non blok.
VI. KTT VI GNB (3-9 September 1979) di Havana, Kuba. KTT ini bertujuan
untuk memperjuangkan bantuan ekonomi bagi negara-negara non blok
dan menggiatkan perang PBB dalam tata ekonomi dunia baru.
VII. KTT VII GNB (7-12 Maret 1983) di New Delhi, India. KTT ini menghasilkan
seruan dilaksanaknnya demokrasi tahta ekonomi yakni dihapuskan
proteksonisme oleh negara maju.
VIII. KTT VIII GNB (1-6 September 1968) di Harane, Zimbabwe. KTT kali ini
menghasilkan seruan dihapuskannya politik Apartheid di Afrika Selatan
serta membahas sengketa Irak Iran.
IX. KTT IX GNB (1-6 September 1989) di Beograd, Yugoslavia. KTT yang
dihadiri oleh 102 negara ini berhasil membahas kerjasama Selatan-
selatan (antar negara berkembang).
X. KTT X GNB (1-6 September 1992) di Jakarta, Indonesia. KTT yang dihadiri
oleh 108 negara ini berhasil merumuskan “Pesan Jakarta” (Jakarta

13

Messege) antara lain berhasil menggalang kerjasama Selatan-Selatan dan
Utara Selatan.
XI. KTT XI GNB (16-22 Oktober 1995) di Cartagena, Kolombia. KTT ini
dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan memperjuangkan demokratisasi
di PBB
XII. KTT XII GNB (1-6 September 1998) di Durban, Afrika Selatan. KTT XII GNB
ini dihadiri oleh 113 negara yang bertujuan memperjuangkan
demokratisasi di dalam hubungan Internasional.
XIII. KTT XIII GNB (20-25 Pebruari 2003) di Kuala Lumpur, Malaysia. Resolusi
KTT GNB Kuala Lumpur antara lain berisi penolakan tiga negara Iran, Irak,
dan Korea Utara, atas sebutan sebagai proses kejahatan oleh Washington.
XIV. KTT XIV (11-16 September 2006) di Havana, Kuba. Menghasilkan
deklarasi yang mengutuk serangan Israel atas Lebanon, mendukung
program nuklir Iran, mengkritik kebijakan Negara Amerika Serikat, dan
menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak kepada negara kecil dan
brkembang.
XV. KTT GNB XV (11-16 Juli 2009) di Sharm El-Sheikh, Mesir. Menghadirkan
sebuah final dokumen yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB
tentang semua isu dan permasalahan Internasional dewasa ini. KTT ini
menegaskan perhatian GNB atas krisis ekonomi dan moneter global,
perlunya komunitas Internasional kembali pada komitmen menjunjung
prinsip-prinsip pada piagam PBB, hukum Internasional, peningkatan
kerjasama antar negara maju dan berkembang untuk mengatasi berbagai
krisis.
XVI. KTT GNB XVI berakhir pada 31 Agustus 2012 dan menghasilkan berbagai
kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, diantaranya : dukungan
terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika
Serikat anti Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina,
memerangi Islamphobia, rasisme, dan permusuhan senjata nuklir.

14

2.2 Dampak GNB Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik

Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah
global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat memainkan peran
yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas. Pentingnya GNB
terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan Internasional terbesar kedua,
setelah Perserikatan Bangsabangsa (PBB).

2.2.1. Ekonomi
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif

pada situasi ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi
Internasional yang masih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara
berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah
ekonomi dunia. GNB membuat negara-negara anggota Non-Blok berjalan lancar
tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia

2.2.2. Sosial
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu

dengan negara yang lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan lingkungan
hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara dan tanah dan
perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi negara
berkembang.

2.2.3. Politik
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik

berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan
militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasi. GNB juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik
Apartheid.

2.3 Peran Indonesia dalam GNB

Gerakan ini tercipta karena negara bekas jajahan barat yang baru merdeka
enggan memihak kedua blok, baik Amerika maupun Rusia. Gerakan ini beranggotakan
negara-negara berkembang yang baru merdeka dari jajahan bangsa barat, salah satunya
Indonesia. Selain menjadi anggota, Indonesia ternyata memegang peranan penting di
GNB.

15

Peran Indonesia sendiri dalam gerakan Non-Blok bukan hanya menjadi anggota,
tetapi juga menjadi salah satu negara penggagas gerakan ini yang saat itu diwakili oleh
Presiden Soekarno bersama dengan 4 negara lainnya yaitu India yang diwakili oleh
Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, Mesir diwakili oleh Presiden Gamal Abdel Nasser ,
Yugoslavia diwakili oleh Josip Broz Tito, dan Ghana diwakili oleh Kwame Nkrumah.

Bagi Indonesia gerakan Non-Blok ini penting, karena prinsip dan tujuannya
merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana
tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD)1945.

Peran Indonesia dalam gerakan ini, selain menjadi pemrakarsa juga sempat
memimpin pada tahun 1992 sampai 1995. Dimana, Presiden Soeharto menjabat sebagai
ketua gerakan serta Indonesia menjadi tuan rumah bagi Konfrensi Tingkat Tinggi X
gerakan Non Blok pada 1-6 September 1992.

Selaku ketua gerakan Non-Blok saat itu, Indonesia juga menghidupkan kembali
dialog konstruktif Utara-Selatan berdasarkan saling ketergantungan yang setara
(genuinde interdependence), kesamaan kepentingan dan manfaat, serta tanggung jawab
bersama. Selain itu, Indonesia juga mengupayakan penyelesaian masalah utang luar
negeri negara-negara berkembang miskin yang terpadu, berkesinambungan dan
komprehensif.

Selain mengatasi permasalahan perdamaian dunia, perhatian gerakan Non-Blok
juga menyasar pada masalah-masalah terkait pembangunan ekonomi negara
berkembang, yang di dalamnya menyangkut tentang pengentasan kemiskinan dan
lingkungan hidup.

Sedangkan dalam bidang politik Indonesia selalu berperan dalam upaya
peningkatan peranan gerakan Non-Blok untuk menyerukan perdamaian dan keamanan
internasional, proses dialog dan kerjasama dalam upaya penyelesaian damai konflik-
konflik intra dan antar negara, dan upaya penanganan isu-isu dan ancaman keamanan
global baru.

2.4 Upaya Mengatasi Masalah Negara Berkembang

Meskipun negara-negara anggota GNB sendiri berupaya memegang teguh
prinsip-prinsip dan cita-cita yang dianut oleh GNB sebagaimana tertuang dalam Dasa
Sila Bandung, namun bukan berarti bahwa selama ini tidak ada masalah-masalah
internal dalam GNB. Masalah-masalah yang menonjol adalah adanya berbagai

16

perselisihan yang terjadi diantara negara-negara anggota GNB sendiri. Perselisihan itu,
selain mengganggu suasana kerjasama internal GNB, adakalanya menghambat jalannya
sidang-sidang GNB. Disadari pula adanya kesulitan dalam mencapai kesepakatan untuk
hal-hal tertentu yang disebabkan oleh penerapan prinsip konsensus secar kaku.

Visi GNB untuk berperan dalam mendorong dunia yang lebih damai, stabil dan
makmur sebagaimana telah ditetapkan di Bali. Peran GNB dalam menciptakan tata
kelola global yang efektif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.

GNB harus mendukung peran dan kapasitas Dewan Keamanan PBB dalam
menyelesaikan konflik, menciptakan perdamaian dan mencegah potensi konflik. GNB
harus dapat mendorong terbangunnya institusi demokrasi, kebebasan, perdamaian,
moderasi serta kemakmuran dapat berjalan dan tumbuh berkembang secara bersama.

Pentingnya GNB untuk membangun institusi demokrasi yang memungkinkan
dibangunnya pembangunan politik yang sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
Pembangunan global harus adil, tidak boleh ada satu negarapun yang tertinggal.
Kemakmuran harus menjadi milik semua negara dan masyarakat di seluruh penjuru
dunia.

Dalam bidang ekonomi, selama menjadi ketua GNB, Indonesia juga secara
konsisten telah mengupayakan pemecahan masalah hutang luar negeri negara-negara
miskin dan pembangunan mengenai penyelesaian hutang luar negeri.

17

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gerakan Non Blok merupakan bentuk emansipasi politik negara – negara

tersebut untuk menciptakan dunia yang aman, bebas dari perang, kemiskinan,
keterbelakangan dan lepas dari belenggu penjajahan. Pendiri dari Gerakan Non Blok ini
antara lain adalah Presiden Soekarno (Indonesia), Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia),
Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Perdana Menteri Pandit Jawa Haral Mehru
(India), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana). Prinsip – prinsip Gerakan Non Blok adalah,
berpihak terhadap perjuangan anti kolinialisme, menolak untuk ikut serta dalam
berbagai aliansi militer, menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore (
super power country), tidak memihak terhadap blok barat ataupun blok timur, menolak
pembangunan pangkalan militer oleh negara Adidaya diwilayahnya masing – masing.
Gerakan Non Blok ini menimbulkan banyak dampak di negara berkembang, yaitu di
bidang sosial, ekonomi dan politik, yang menjadikan negara berkembang kebih baik dari
sebelumnya. Tetapi untuk mencapai semua ini juga dihadapkan dengan masalah dan
kendala dalam pelaksanaan Gerakan Non Blok tersebut.

3.2 Saran
GNB haruslah tetap proaktif dalam menghadapi perkembangan internasional

yang terutama berdampak pada anggota GNB, dengan harapan GNB tidak tersisih tetapi
justru berada di pusat proses pengambilan keputusan tingkat internasional. Disamping
itu GNB hendaknya memacu anggotanya untuk memperkuat kemapuan nasionalnya
agar terjadi peningkatan kelenturan individu dan kolektif; meningkatkan kerjasama
selatan-selatan pada semua hubungan tertama politik, social, budaya, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan; konstruktif dengan harapan dapat mewujudkan tujuan dari GNB.

18

DAFTAR PUSTAKA

Adryamarthanino, V. (2021, Juni 3). Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Pelopor, Tujuan,
dan Prinsip. Diambil kembali dari KOMPAS.com:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/133931579/gerakan-non-
blok-latar-belakang-pelopor-tujuan-dan-
prinsip?amp=1&page=3&jxconn=1*1ynl4vi*other_jxampid*WE1MellOQ3lQR1F
fbFYwTGVwOTNKRHE1MnlTaXhfTExQMmktQ2RqeWhCc3JZcG1RLWhhbERTV
U12R3BmSXFQbg..

Drs. Azmi, M. (2017). Guide Arsip Tematis Gerakan Non Blok 1961-1992. Jakarta:
Direktorat Pengolahan Deputi Bidang Konservasi Arsip Arsip Nasional Republik
Indonesia .

Lararenjana, E. (2021, Oktober 13). Tujuan GNB Serta Latar Belakang Pendiriannya.
Diambil kembali dari merdeka.com: https://m.merdeka.com/jatim/tujuan-gnb-
atau-gerakan-non-blok-serta-latar-belakang-pendiriannya-ini-selengkapnya-
kln.html?page=4

Pintar, K. (t.thn.). Peran Indonesia Dalam Gerakan Non-Blok. Diambil kembali dari
Kelaspintar.id: https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-
pintar/peran-indonesia-dalam-gerakan-non-blok-9886/amp/

Rangga, A. (2020, Juni 22). Anggota Gerakan Non Blok. Diambil kembali dari cerdika.com:
https://www.google.com/amp/s/cerdika.com/anggota-gerakan-non-
blok/%3famp

Tim, C. I. (2021, Juni 25). Sejarah Berdirinya GNB, Gerakan Tanpa Aliansi Ideologi.
Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/internasional/2021
0618100737-111-656056/sejarah-berdirinya-gnb-gerakan-tanpa-aliansi-
ideologi/amp

19


Click to View FlipBook Version