The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia (Wonderland Family) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by puputakromah01, 2022-08-24 23:40:14

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia (Wonderland Family) (z-lib.org)

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia (Wonderland Family) (z-lib.org)

ENSIKLOPEDIA
CAGAR BUDAYA INDONESIA

ENSIKLOPEDIA CAGAR BUDAYA INDONESIA
Penulis Wonderland Family

Copyright 2019 Wonderland Family

Diterbitkan pertama kali oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya
yang bekerja sama dengan Komunitas Wonderland Family
Jl. PLN Dalam 1 No.1/203D, Moh. Toha, Bandung

Editor: Tim Wonderland Family
Desain Sampul: Tim Wonderland Family

Penata Isi: Tim Wonderland Family

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini

tanpa izin tertulis dari penerbit.

KATA PENGANTAR

Tidak terasa di tahun 2016 ini lembaga yang menangani kepurbakalaan telah
memasuki usia ke 106. Sebuah ukiran waktu yang bukan sebentar, mengingat
negara Indonesia kaya akan tinggalan warisan budaya yang beragam. Lembaga
yang menangani tinggalan purbakala telah berdiri sejak tanggal 14 Juni 1913,
dengan nama Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie atau Jawatan Purbakala
yang awalnya dipimpin oleh N.J Krom.

Pada masa itu visi pelestarian awalnya hanya menekankan pada aspek
perlindungan keberadaan fisik peninggalan purbakala. Namun, kini telah
berkembang sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 tahun
2010 tentang Cagar Budaya, di mana Pelestarian dimaknai sebagai upaya dinamis
untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dengan cara melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkannya.

Tema peringatan Hari Purbakala Ke-106 bertema “Jalinan Kebinekaan
Cagar Budaya sebagai Identitas Bangsa”. Tema ini memberikan pemahaman
bahwa tinggalan purbakala Indonesia juga dapat memberikan kontribusi dalam
pembangunan nasional, yang melampaui batas-batas pengelompokan etnis,
ras, budaya, dan agama dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan falsafah negara Pancasila. Hal ini menandakan, bahwa Cagar
Budaya memiliki peran penting untuk memupuk kesadaran jati diri bangsa dan
mempertinggi harkat dan martabat bangsa di tengah-tengah peradaban dunia.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia iii

Peran penting ini semestinya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
saja. Namun, diharapkan juga dapat dirasakan oleh Masyarakat Indonesia, bahwa
menjaga pelestarian cagar budaya menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu
seluruh komponen bangsa diharapkan turut bekerjasama, menggunakan dan
memanfaatkan Cagar Budaya sebagai ruang publik bagi interaksi seluruh komponen
bangsa sehingga Bhinneka Tunggal Ika bisa terwujud dalam kenyataan.

Melalui penyusunan buku ini, diharapkan bahwa pengenalan nilai penting
Cagar Budaya sebagai tinggalan budaya bangsa Indonesia yang beragam, dapat
disosialisasikan secara terus menerus bagi generasi muda, sehingga penanaman
nilai jati diri bangsa mulai tertanam melekat sejak dini.

Salam Lestari
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman

iv Wonderland Family

KATA PENGANTAR

Wonderland Family adalah sebuah komunitas dengan motto Spread Kidness,
Gain Wisdom, yang aktif mengadakan training-training kepenulisan sejak tahun
2017. Sejauh ini kami telah menyelenggarakan pelatihan menulis novel, cerpen
teenlit, kisah inspiratif, ensiklopedi islami, puisi, dan yang pasti menulis cerita anak.
Karena buku anak adalah icon dan fokus genre dari Wonderland Family. Menurut
kami, jika ingin mencapai kecakapan literasi abad 21, maka kita harus mulai dengan
membuat anak-anak dan remaja jatuh cinta dengan bahan bacaan. Salah satu
upaya adalah dengan membuat buku-buku yang menarik, mempunyai daya pikat,
daya gugah, serta mendidik.

Di Wonderland Family kami juga serius memperkenalkan kekayaan warisan
Nusantara kepada anak-anak calon penerus bangsa. Seperti menulis buku anak
tentang cerita rakyat, konversi lagu daerah, dan cerita anak tentang cagar budaya.
Oleh karena itu, kami menganggap visi misi Wonderland Family selaras dengan
tujuan baik Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud.

Alhamdulillah, pada tahun 2019 ini kami mendapat kesempatan bekerjasama
dalam peringatan Hari Purbakala Ke-106 bertema “Jalinan Kebinekaan Cagar Budaya
sebagai Identitas Bangsa”. Yaitu dengan membuat Sayembara Ensiklopedia
Cagar Budaya. Setelah melewati proses seleksi yang panjang, akhirnya berhasil
mendapatkan 34 naskah terbaik dengan muatan konten yang kaya pengetahuan
tentang pengertian, mempertahankan, melindungi, mengembangkan, serta

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia v

memanfaatkan keberadaan Cagar Budaya.
Cagar Budaya seperti lorong waktu. Di mana kita bisa terhubung dengan

kehidupan dan sosial budaya para nenek moyang Indonesia. Melalui Cagar Budaya
kita bisa mengambil teladan, menambah kebijaksanaan dan menghargai bangsa
sendiri.

Jadi, mari selalu kita perkenalkan dan terus mensosialisasikan keberadaan
Cagar Budaya dengan anak-anak generasi abad 21 saat ini.

Padang, November 2019.
Wulan Mulya Pratiwi

Founder Wonderland Family

vi Wonderland Family

DAFTAR ISI

GEREJA BLENDUK, GEREJA BERATAP BOLA SEPARUH
Dian Nofitasari.................................................................................................................................1
PASANGGRAHAN NGEKSIGANDA BANGUNAN CAGAR BUDAYA YANG INDAH
DAN UNIK DI YOGYAKARTA
Utami Nilasari ....................................................................................................................................7
YUK, BERWISATA KE CANDI KIDAL, CANDI JAWA TIMURAN YANG BERKISAH
TENTANG LEGENDA GARUDEYA
Muyassaroh ........................................................................................................................................ 13
GEDUNG MARABUNTA SEMARANG
Jessica Valentina............................................................................................................................20
MENJELAJAHI KAWASAN CAGAR BUDAYA MONUMEN PALAGAN LENGKONG
Ayas Ayuningtias.............................................................................................................................26

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia vii

ISTANA MAIMUN SEBUAH PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN MELAYU
Metta Pratiwi ....................................................................................................................................33
MASJID NURUL IBADAH, MASJID TERTUA DI TANAH PASER
Walidah Ariyani.................................................................................................................................39
AYO, KITA JAGA SITUS TROWULAN!
(Cagar Budaya Situs Trowulan-Mojokerto, Jawa Timur)
Yeti Nurmayati...................................................................................................................................46
CAGAR BUDAYA MAKAM TUANKU IMAM BONJOL
Srijembarrahayu.............................................................................................................................. 53
PRASASTI CUNGGRANG PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO DI JAWA TIMUR
Anik Maftukhah.................................................................................................................................60
TEMPAT IBADAH YANG MENJADI IKON WISATA DI KOTA TAHU
Ipop S Purintyas.............................................................................................................................68
BIOLA BERSEJARAH PELANTUN INDONESIA RAYA YANG PERTAMA
Damar Aisyah .....................................................................................................................................74
MASJID RAYA AL MASHUN
Andina Aurelita.................................................................................................................................82
HOTEL MAJAPAHIT, JEJAK SEJARAH YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU
Titis Widias.........................................................................................................................................89
MUSEUM R. HAMONG WARDOYOLOUVRE-NYA BOYOLALI, WISATA PENUH EDUKASI
Tias R. Asmara...................................................................................................................................96

viii Wonderland Family

OBSERVATORIUM PERTAMA DAN TERTUA DI INDONESIA
Ervina Maulida...................................................................................................................................102
MENARA AIR (WATER TOREN) MAGELANG
Istinganatul Khairiyah .................................................................................................................113
BANDOENGSCHE MELK CENTRALE, PUSAT SUSU PERTAMA DAN TERMODERN SEJAK
ZAMAN BELANDA
Lia Yuliani ............................................................................................................................................119
TAMAN PURBAKALA CIPARI
Saiful Amri............................................................................................................................................126
SITUS WARUNGBOTO YOGYAKARTA (PESANGGRAHAN REJAWINANGUN)
Fitria Susanti.....................................................................................................................................132
GEDUNG KANTOR POS BESAR SEMARANG
Fitrie Amaliya .....................................................................................................................................139
MENJELAJAH JEJAK PRASEJARAH DI PULAU BINTAN
Monique Firsty .................................................................................................................................146
CAGAR BUDAYA CANDI NGAWEN
Ngafiyatun .......................................................................................................................................... 155
WARISAN BUDAYA KERATON SURAKARTA HADININGRAT
Geger Siska IS..................................................................................................................................161
WATU PINAWETENGAN
Nensie Mengko..................................................................................................................................167

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia ix

MEGAHNYA MASJID RAYA SULTAN RIAU DI PULAU PENYENGAT
Hani Widiatmoko..............................................................................................................................175
KOTA TUA AMPENAN
Lis Emilin...............................................................................................................................................182
ISTANA KEPRESIDENAN YOGYAKARTA, SAKSI SEJARAH KEMERDEKAAN
BANGSA INDONESIA
Ika Fajar Listianti...........................................................................................................................188
RUMAH BUBUNGAN TINGGI
Utari Ninghadiyati ..........................................................................................................................196
UNIKNYA CANDI BADUT
Sri Sekartadji ...................................................................................................................................203
BENTENG VAN DER WIJCK
Merlin N.S.............................................................................................................................................210
KAWASAN KOTATUA
Fajar Widyastuti..............................................................................................................................217
SITUS WARUNGBOTO, SEBUAH CAGAR BUDAYA YANG SEMPAT TERLUPAKAN
Winny Lukman....................................................................................................................................222

x Wonderland Family

Mengenal Bangunan Cagar Budaya
Gereja Blenduk

GEREJA BLENDUK,
GEREJA BERATAP BOLA SEPARUH

Dian Nofitasari

1

Gereja Blenduk tampak dari samping (foto: Bambang Kelik)

Teman-teman, apakah kalian pernah ke Semarang? Bagi yang pernah,

mungkin kalian sudah bertemu denganku. Bagi yang belum, ayo ajak orang tua
kalian ke Semarang. Jadi, kalian bisa bertemu denganku.

Di Semarang, aku tinggal di kawasan Kota Lama, tepatnya di jalan Letjen.
Suprapto No. 32. Di sekitarku ada banyak tempat menarik yang bisa kalian kunjungi
juga, seperti taman Srigunting dan kafe Spigel.

Orang-orang biasa menyebutku Gereja Blenduk. Namaku sebenarnya adalah
GPIB Immanuel. Nama Blenduk muncul karena atapku yang bentuknya mirip bola
separuh. Masyarakat Semarang menyebut bentuk yang seperti itu mblenduk.

Aku dibangun pada tahun 1742 M. Wah, sudah tua sekali ya usiaku! Awalnya,
model bangunanku adalah rumah panggung jawa. Pada tahun 1894-1895, H.P.A.
De Wilde dan W. Westmaas merancang ulang model bangunanku. Jadilah aku
gereja beratap bola separuh.

2 Wonderland Family

Gaya bangunanku disebut pseudo baroque. Pseudo baroque merupakan gaya
bangunan Eropa pada abad XVII-XIX. Jadi, wajar saja jika atapku yang seperti bola
separuh ini mirip dengan atap Katedral St. Paul’s di London.

Keaslian bentukku masih dipertahankan Aku memiliki empat teras. Teras-teras
itu berfungsi sebagai peneduh saat orang-orang turun dari mobil atau kereta kuda
pada zaman dahulu. Di kanan dan kiriku ada dua menara yang mengapit pintu
masuk utama.

Ornamen-ornamenku juga belum banyak diubah. Aku masih memiliki alat
musik orgel, meski sudah tak pernah digunakan. Jendela-jendelaku mempunyai
dua bentuk. Bentuk pertama adalah kaca berbingkai dengan motif warna-warni.
Bentuk lainnya adalah jendela ganda yang memiliki daun jendela krepyak.

Jika kalian masuk ke dalam, jangan kaget, ya. Kursi-kursi yang ada merupakan
kursi kuno. Lampu-lampu dan dekorasinya juga masih bergaya lama. Namun,
semua itu membuat aku semakin indah dan unik.

Interior dalam gereja (foto: dokumentasi pribadi) 3
Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia

Kursi jemaat (foto: dokumentasi pribadi)

Keunikanku mengundang banyak wisatawan. Wistawan bisa mengunjungiku
setiap hari. Pada hari Senin-Sabtu, aku bisa dikunjungi dari pkl. 09.00-16.00,
sedangkan di hari Minggu aku mulai bisa dikunjungi dari pkl. 13.00 hingga pkl.
16.00. Tiket masuknya sangat terjangkau. Sepuluh ribu saja!

Untuk beribadah Minggu, umat Kristiani bisa datang mulai pkl. 06.00. Ibadah
pertama berlangsung hingga pkl. 08.00. Ibadah berikutnya diadakan dari pukul
09.00-11.00. Aku masih ingat siapa pendeta pertama yang mendatangiku, lho.
Beliau adalah Johannes Wilhelmus Swemmelaar.

4 Wonderland Family

Usia dan keaslian bentukku mendorong pemerintah untuk menetapkan aku
sebagai Situs Cagar Budaya berperingkat Nasional. Surat keputusannya dikeluarkan
pada tanggal 18 Desember 2015.

Oleh karena itu, aku membutuhkan bantuan Teman-teman untuk menjaga
kelestarianku. Bagaimana caranya? Saat kalian datang menjumpaiku, jangan
mencorat-coret dinding atau kursi. Jagalah kebersihan saat mengunjungiku. Nah,
kalian mau, kan?

Infografis gereja 5
Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia

Dian Nofitasari adalah seorang ibu dengan tiga orang putera

yang belajar di rumah. Sebelum memutuskan untuk tidak bekerja di luar
rumah, dia merupakan kepala sekolah sebuah SD di Jogja. Sejak kecil, dia
suka sekali membaca dan menulis. Namun, menulis mulai ditekuni sejak ia
mempunyai anak. Baginya menulis merupakan salah satu cara belajar bersama
anak-anak.

Referensi:
• Khasanah Cagar Budaya Indonesia- Album Cagar Budaya Nasional I. Direktorat Pelestarian

Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan 2018
• Penulis IIDN. 2018. Aku dan Cagar Budaya. Bandung:Indscript Creative.
• Elma. Gereja Blenduk: Kenang-Kenangan dari Masa Kolonial Belanda. bonvoyagejogja.
com.(diakses 21 Mei 2019)
• https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016011200006/gereja-
blenduk-gereja-protestan-di-indonesia-bagian-barat-immanuel (diakses 24 Mei 2019)
• https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/newdetail/PO2017090800455/
gereja-blenduk-gpib-immanuel (diakses 24 Mei 2019)
• Rainy. 10 Desember 2017. 15 Gereja dengan Arsitektur paling Indah dan Unik di Indonesia.
id-blog.zenrooms.com (diakses 24 Mei 2019)

Mengenal Bangunan Cagar Budaya
Pasanggrahan Ngeksiganda

PASANGGRAHAN NGEKSIGANDA
BANGUNAN CAGAR BUDAYA

YANG INDAH DAN UNIK DI YOGYAKARTA

Utami Nilasari

7

Hai, Teman-teman! Ketika bepergian ke Yogyakarta, kalian mungkin

sudah pernah singgah ke tempat rekreasi bernama Kaliurang. Namun, tahukah
kalian jika di sana ada tempat bernama Pasanggrahan Ngeksiganda? Apa
sebenarnya Pasanggrahan Ngeksiganda itu, Teman? Dan, mengapa kalian perlu
mengetahuinya? Kita cari tahu dari tulisan ini, yuk?

Tempat ini ternyata adalah sebuah bangunan bersejarah, Teman! Bahkan telah
dimasukkan sebagai Cagar Budaya peringkat Nasional, dengan nomor REGNAS:
20151105.02.000046.

Bangunan ini dibangun pada abad XX dan dimiliki oleh seorang Belanda. Pada
tahun 1927 dibeli, dirombak, dan dilengkapi menjadi sebuah pesanggrahan oleh
Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Bangunan kemudian diberi nama Pasanggrahan
Ngeksiganda. Nama ngeksiganda berasal dari kata “ngeksi” dan “ganda”. “Ngeksi”
atau “eksi” berarti mata, dan “ganda” berarti harum. Maka, ngeksiganda memiliki
arti mata harum atau nama lain dari Mataram. Raja beserta keluarga menjadikan
Pasanggrahan Ngeksiganda sebagai tempat peristirahatan hingga masa
8 Wonderland Family

pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana IX.

Meskipun telah dirombak, corak Indis sebagaimana bangunan orang Belanda
yang ada di Yogya umumnya dan Kaliurang khususnya masih tetap tampak,
Teman! Hal itu yang membedakannya dengan pesanggrahan yang ada pada masa
sebelumnya, yaitu masa HB VI-VII. Pada masa itu, pesanggrahan masih bercorak
tradisional Jawa.

Pasanggrahan Ngeksiganda memiliki halaman yang luas dan menghadap ke
arah Barat Daya. Pesanggrahan ini dimiliki dan dikelola oleh Keraton Yogyakarta.
Teman-teman, bangunan yang ada di pesanggrahan ini terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:

1. Bangunan Induk

Bangunan induk berupa limasan yang terdiri dari 3 bagian, yaitu bangunan
utama, bangunan tambahan, dan paviliun.

a. Bangunan Utama

Bangunan utama terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, ruang
induk, ruang makan, dapur, dan teras. Di dalam bangunan ini terdapat cerobong
asap seluas 1,5m2.

b. Bangunan Tambahan

Bangunan tambahan berada di sebelah Timur bangunan utama. Bangunan
tambahan terdiri dari dapur, ruang service, selasar, garasi, ruang tetirah, dan kamar
mandi/toilet.

c. Paviliun

Paviliun terdiri dari 2 ruang tidur, teras, dan koridor.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 9

2. Gedong Gongso/Gamelan

Bangunan ini berbentuk limasan yang berfungsi dahulu sebagai tempat
pertemuan para delegasi Komisi Tiga Negara (KTN). Dalam pertemuan itu, peserta
disuguhi tarian Jawa yang diiringi musik gamelan. Gedong Gongso terdiri dari
ruang utama, teras belakang, dan kamar mandi/toilet.

3. Gedung Diesel

Gedung yang memiliki panjang 4 meter dan lebar 4,5 meter ini digunakan
sebagai tempat penyimpanan diesel untuk keperluan listrik cadangan.

4. Gedung telepon

Bangunan yang sebelah utaranya terdapat garasi ini berfungsi sebagai tempat
meletakkan alat-alat telepon sebagai sarana berkomunikasi.

Teman-teman, selain indah dan unik, Pasanggrahan Ngeksiganda juga
menyimpan cerita bersejarah lo! Pada masa perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1947 – 1948, Sri Sultan Hamengku
Buwana IX meminjamkan bangunan ini untuk tempat perundingan Komisi Tiga
10 Wonderland Family

Negara (KTN). Perundingan tersebut dalam rangka penyelesaian konflik antara
Indonesia dan Belanda. Dunia Internasional melalui Dewan Keamanan Perserikatan
Bangsa Bangsa (DK-PBB) mengecam tindakan agresi Belanda itu dengan cara
membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Adapun tiga negara yang bertindak sebagai
mediator, adalah Amerika Serikat diwakili oleh Dr Frank Graham, Australia diwakili
oleh Richard Kirby, dan Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland.

Saat ini, Pasanggrahan Ngeksiganda yang memiliki luas bangunan 1.104m2
dan dibangun di atas lahan seluas 17.888m2, masih
berdiri dengan kokoh, indah, dan terawat. Meskipun
tidak sesering dahulu, keluarga Sri Sultan Hamengku
Buwana X masih berkenan singgah di pesanggrahan.
Terutama jika ada acara-acara tertentu di Kaliurang.

Bangunan Cagar Budaya ini lokasinya mudah
dicari, Teman! Jika kalian berekreasi di Taman Kaliurang,
silakan berjalan sebentar untuk mencapainya. Letaknya
hanya bersebelahan dengan Taman Rekreasi Kaliurang.
Meskipun mudah dicapai, namun tampaknya banyak
yang belum mengetahui keberadaan bangunan ini. Mungkin karena saat ini,
Pasanggrahan Ngeksiganda hanya tampak sebagai bangunan kuno saja. Berbeda
jika difungsikan sebagai museum yang di dalamnya diisi oleh benda-benda yang
mendukung kesejarahannya. Semoga suatu saat nanti, bangunan ini benar-benar
dijadikan museum.

Bagaimana dengan kalian, Teman? Tidakkah kalian tertarik untuk menikmati
keindahan dan keunikan Pasanggrahan Ngeksiganda, seperti yang telah aku
lakukan? Ingat! Cagar Budaya Indonesia adalah kekayaan budaya Indonesia, maka
marilah kita mencintai dan melestarikannya!

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 11

Utami NilasarilahirdiAmbarawa,JawaTengah,pada2September

dan menghabiskan masa kecil hingga SMA di Temanggung, JawaTengah.
Lulusan Fak. Sastra Arkeologi UGM ini berdomisili di Yogyakarta. Saat ini
menekuni hobinya menulis. Penulis bisa dijumpai di FB Utami Nilasari dan IG
@nilasariutami.

Mengenal Situs Cagar Budaya
Candi kidal

YUK, BERWISATA KE CANDI KIDAL,
CANDI JAWA TIMURAN YANG BERKISAH

TENTANG LEGENDA GARUDEYA

Muyassaroh

13

Foto: Dokumen Pribadi

NO REGNAS : RNCB.19980721.04.000435

SK Penetapan : SK Menteri No177/M/1998

SK Menteri No205/M/2016

Peringkat Cagar Budaya : Nasional

Kategori Cagar Budaya : Bangunan

Kabupaten/Kota : Kabupaten Malang

Provinsi : Jawa Timur

Nama Pemilik : Negara

Nama Pengelola : Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur

14 Wonderland Family

Hai, teman-teman! Tahukah kamu, apakah candi itu? Candi merupakan

sebuah bangunan keagamaan peninggalan zaman purbakala yang berasal dari
peradaban Hindu-Buddha. Bangunan keagamaan berupa candi ini tersebar di
Indonesia, lho. Salah satunya adalah Candi Kidal yang terdapat di Provinsi Jawa
Timur, tepatnya di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Candi yang dibangun pada tahun 1248M ini memiliki luas bangunan 72.33m²
dan berdiri di atas lahan seluas 2.084m². Bentuk bangunan Candi Kidal sedikit
berbeda dengan candi-candi lain yang sering kamu jumpai. Candi Kidal memiliki
bentuk ramping dan tinggi seperti lazimnya candi gaya Jawa Timuran.

Jika kamu berkunjung ke Candi Kidal, kamu akan melihat kaki candi yang besar
dan lumayan tinggi. Bagian tubuh Candi Kidal dibangun agak mundur ke belakang,
sedangkan bagian atasnya berbentuk piramida dan puncaknya mirip kubus.

Pada setiap sudut kaki dan sudut penampil terdapat sebuah arca singa, lho.
Sedangkan pada bagian tengah, tepatnya pada ketiga sisi candi (Utara, Timur, dan
Selatan), terdapat relief garuda.

Bangunan Candi Kidal ini dibuat dari batu andesit, sedangkan bagian lainnya
dibuat dari bata. Kamu pasti masih bingung, kan, kira-kira batu andesit itu termasuk
batu jenis apa, ya?

Seperti dikutip dari laman Wikipedia, batu andesit adalah suatu jenis batuan
beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah dengan tekstur afanitik hingga
porfiritik. Batu andesit memang banyak digunakan untuk bangunan candi, piramida,
serta bangunan-bangunan megalitik. Jadi, wajar, ya, jika Candi Kidal dibuat dari
batuan beku satu ini.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 15

Relief Candi Kidal Khusus Bercerita Tentang Legenda
Garudeya

Foto: Dokumen Pribadi

Candi Kidal merupakan warisan kerajaan Singasari dan dibangun sebagai wujud
penghormatan atas jasa besar Raja Anusapati. Raja Anusapati merupakan Raja
kedua Singasari yang memerintah selama 20 tahun (1227-1248).

Menariknya, relief Candi Kidal ini khusus menceritakan tentang kisah Garudeya.
Garudeya atau Garuda merupakan kisah mitologi Hindu yang memiliki pesan moral
berupa pembebasan dari adanya perbudakan.

Pada bangunan candi terdapat bagian kaki berpahat 3 buah relief cantik
yang menggambarkan kisah Garudeya. Relief pertama yang terdapat pada kaki
candi menggambarkan Garuda di bawah 3 ekor ular, relief kedua menggambarkan
Garuda dengan kendi di atas kepalanya, dan pada relief ketiga, kamu bisa melihat
gambar Garuda sedang menggendong seorang wanita.
16 Wonderland Family

Dikisahkan, Kadru dan Winata merupakan dua bersaudara. Kadru memiliki
anak angkat berupa 3 ekor ular, sedangkan Winata memiliki anak angkat Garuda.
Kadru adalah seorang pemalas. Suatu ketika, dia merasa kewalahan mengurusi
ketiga anak angkatnya. Maka timbullah niat jahat untuk memperdaya Winata.
Berkat tipu daya yang dimiliki oleh Kadru, Winata akhirnya harus melayani Kadru
dan ketiga ular miliknya.

Winata meminta bantuan kepada Garuda untuk mengurusi ketiga ular itu
(relief pertama). Saat Garuda tumbuh besar, dia pun paham dengan perbudakan
yang terjadi pada sang ibu. Garuda menanyakan kepada ketiga ular itu, bagaimana
cara membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru? Ular-ular itu pun meminta
air suci amerta yang disimpan di kahyangan dan dijaga oleh para dewa. Susah
payah Garuda berjuang hingga akhirnya berhasil meminjam air suci amerta (relief
kedua). Berkat air suci itulah, Garuda akhirnya dapat membebaskan sang ibu dari
perbudakan Kadru (relief ketiga).

Wah, menarik sekali, ya, legenda tentang Garudeya ini. Kamu dapat membaca
ketiga buah relief tentang kisah Garudeya dengan cara berjalan berlawanan
dengan arah jarum jam. Pasti akan sangat menarik jika kamu bisa melihatnya secara
langsung.

Pemeliharaan, Pengelolaan, dan Pemanfaatan Candi
Kidal

Teman-teman, tahukah kamu, siapa yang pertama kali menemukan candi ini? Candi
Kidal ditemukan pertama kali oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1817.

Pemerintah Hindia Belanda melakukan pembersihan candi dan pepohonan
pada tahun 1867. Pada tahun 1883, dilakukan pembersihan kembali serta konservasi

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 17

candi. Tahun 1925, Pemerintah Hindia Belanda kembali memperbaiki candi ini.
Hingga pada tahun 1987/1988 serta tahun 1989-1990 dilakukan pemugaran
kembali oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Bersyukur, saat
ini, kondisi Candi Kidal dalam keadaan baik.

Foto: Dokumen Pribadi

Candi Kidal merupakan situs bangunan cagar budaya yang perlu dijaga dan
dilestarikan, lho. Cagar budaya satu ini dikelola dan dimanfaatkan sebagai bangunan
wisata edukasi. Ajak orang-orang yang kamu sayangi untuk berkunjung ke sini.
Tapi, ingat, ya, jaga kebersihan dan jangan sekali-kali kamu merusak bangunan
bersejarah ini. Yuk, jadi generasi cerdas yang mengetahui sejarah bangsa Indonesia!

18 Wonderland Family

Muyassaroh, lahir dan besar di Malang, 04 April 1990.

Menamatkan pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning di pesantren An-
Nur III, Malang. Penulis buku ‘Agar Suami Tak Mendua’ ini aktif menulis buku
dan ngeblog di muyass.com. Saat ini, ia tinggal di Jakarta dan menikmati
perannya sebagai seorang ibu.

Mengenal Bangunan Cagar Budaya
Gedung Marabunta

GEDUNG MARABUNTA
SEMARANG

Jessica Valentina

20

Gedung apakah yang dijaga oleh semut raksasa dan putri cantik?

(Gambar depan Gedung Marabunta. Foto: Dokumen Pribadi)

Betulkah ada gedung yang dijaga oleh putri cantik dan semut raksasa? Ada.
Gedung ini bernama Marabunta. Kamu bisa menjumpainya di kota Semarang,
tepatnya di kawasan Kota Lama.

Gedung ini adalah bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Ada dua semut
raksasa yang bertengger di sisi kiri dan kanan atap gedung. Marabunta adalah
sejenis semut carnivore dari Afrika. Ukurannya besar dan ganas.

Lalu siapakah sang putri cantik yang ada di gedung ini? Kamu akan melihat
banyaknya kaca yang menghiasi pintu dan jendela gedung. Putri cantik ini adalah
Putri Matahari, yang dulu sering tampil dalam Gedung Marabunta.

Apakah Fungsi Gedung Marabunta?

Gedung yang dibangun tahun 1890 ini dulu berfungsi untuk tempat pertunjukan.
Opera, pertunjukan tarian, musik orkestra, dan balet bisa disaksikan di Marabunta.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 21

Gedung ini sangat terkenal, karena banyak bangsawan dan orang kaya Belanda
yang datang ke sini untuk menikmati pertunjukan yang indah.

Gedung Marabunta dahulu bernama Schouwburg. Bangunan ini terletak
di jalan Cenderawasih 23, Kawasan Kota Lama, Semarang. Marabunta semakin
terkenal sejak seorang penari Belanda bernama Margaretha Geertruida Zelle
menjadi bintang utama pertunjukan. Ia adalah seorang perempuan cantik yang
pernah belajar menari di India. Perempuan ini menikah dengan seorang perwira
Belanda dan tinggal di Semarang.

Margaretha memiliki keahlian khusus sebagai mata-mata negara Jerman,
sehingga ia sering menari dan berpindah-pindah di berbagai negara. Mata-
mata adalah penyampai pesan dan informasi rahasia. Pada masa Margaretha
hidup, memang sedang terjadi Perang Dunia 1. Sayangnya, Margaretha akhirnya
tertangkap dan dihukum mati pada tanggal 15 Oktober 1917.

(Lukisan kaca patri Putri Margaretha (Putri Matahari) dan foto Margaretha. Sumber: liputan6.com)

22 Wonderland Family

Apa Saja Keunikan Gedung Marabunta?

Selain patung semut raksasa dan kaca patri bergambar putri yang cantik, Marabunta
memiliki keunikan sendiri. Kita bisa melihat atap bangunan gedung pertunjukan
yang klasik, berbentuk seperti perahu terbalik.

Kita juga bisa menemukan kapal layar yang digunakan sebagai mini bar di
tempat ini, lho. Seorang pengusaha dari Sumatra Barat membuat mini bar yang
berbentuk kapal layar saat gedung ini masih berfungsi sebagai café.

Tangga yang melingkar juga membuat gedung Marabunta terlihat lebih indah.
Tangga ini menghubungkan lantai 1 dengan kantor yang terdapat di lantai 2.

Aneka kaca patri di Marabunta tidak hanya bergambar putri menari saja, lho.
Ukiran berbentuk pemain musik orkestra yang indah pun bisa dilihat di sini. Bila
terkena cahaya matahari, akan terlihat sangat indah.

(Hall utama Marabunta. Foto: www.kompasiana.com) 23
Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia

Pemanfaatan Gedung Marabunta Setelah Masa
Kemerdekaan

Setelah masa kemerdekaan, gedung ini dimanfaatkan sebagai Yayasan Rumpun
Diponegoro Kodam IV Diponegoro tahun 1956. Kemudian, gedung ini berubah
menjadi kantor PT. Marabunta Semarang.

Gedung ini sempat terkena rob dan banjir besar, sehingga pemerintah daerah
memutuskan memperbaiki kembali. Pada tahun 2000, gedung Marabunta mulai
disewakan sebagai gedung untuk pernikahan,pertujukan musik, maupun khusus
untuk fotografi.

Gedung Marabunta sempat dimanfaatkan sebagai Café Marabunta. Banyak
pengusaha asing yang menanam modal di café ini. Sayangnya, café ini kemudian
ditutup hingga sekarang, sehingga tidak dibuka untuk umum.

Saat ini, Gedung Marabunta terlihat tidak terawat karena tidak digunakan lagi.
Kita hanya bisa berfoto di bagian depan gedung saja. Semoga pemerintah daerah
Jawa Tengah segera mengaktifkan bangunan ini kembali, agar kita bisa menikmati
keindahannya.

(Mini bar café Marabunta. Foto: jateng.tribunnews.com)

24 Wonderland Family

Jessica Valentina adalah ibu dari tiga putra yang menyukai

dunia anak. Jessica sudah memiliki karya beberapa buku antologi cerita anak,
dan sebuah buku parenting yang berjudul “Great Mom, Strong Son”. Jessica
berharap setiap karyanya akan mendatangkan manfaat bagi tiap pembaca.
Pembaca bisa berkenalan lebih dekat lewat akun FB: Jessica Valentina Ananta,
Ig: valentinaananta, dan email: [email protected].

Mengenal Kawasan Cagar Budaya
Monumen Palagan Lengkong

MENJELAJAHI KAWASAN
CAGAR BUDAYA

MONUMEN PALAGAN LENGKONG

Ayas Ayuningtias

26

Halo, Teman-teman! Adakah yang pernah mendatangi sebuah

monumen? Monumen adalah jenis bangunan atau tempat yang memiliki nilai
sejarah. Di kota Tangerang Selatan, ada monumen bersejarah. Namanya Monumen
Palagan Lengkong. Terletak di Jalan Bukit Golf Utara No. 2 Lengkong Wetan, Kec.
Serpong. Kawasan monumen yang agak tersembunyi ini memang jarang dikunjungi
orang. Selain letaknya tersembunyi, juga karena tidak adanya petunjuk lokasi di
badan jalan. Hanya ada tulisan “Taman Daan Mogot” yang terbuat dari batu di
pinggir jalan.

(Foto: Tulisan Taman Daan Mogot di pinggir jalan. Dokumentasi: Pribadi)

Bagaimana kisah dibalik Monumen Palagan Lengkong?

Monumen Palagan Lengkong dibangun untuk mengingatkan kita akan perjuangan
Mayor Elias Daniel Mogot yang dipanggil Daan Mogot, untuk kemerdekaan bangsa
Indonesia. Mayor yang namanya juga dijadikan nama jalan di daerah Jakarta Barat
ini adalah komandan Tentara Republik Indonesia (TRI). Selain itu Mayor Daan Mogot
juga mendirikan sekaligus menjadi direktur pertama Akademi Militer Tangerang.

Pada tanggal 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot beserta 70 orang taruna
Akademi Militer ditugaskan mengambil senjata pasukan Jepang. Namun, saat
perundingan berlangsung, tiba-tiba Mayor Daan Mogot dan pasukannya diserang.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 27

Akibat serangan tersebut, Mayor Daan Mogot beserta dua perwira dan 34 taruna
gugur.

Monumen Palagan Lengkong terbuat dari marmer berwarna hitam, berbentuk
melengkung setinggi tiga meter dengan lebar delapan meter. Ada tiang dengan
bendera Negara Indonesia berkibar di bagian tengah monumen. Di kanan kirinya,
terdapat gundukan tanah yang ditanami rumput.

(Foto: Monumen Palagan Lengkong. Dokumentasi: Pribadi)

“Pada hari Jumat petang tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi peristiwa
berdarah di Lengkong/Serpong, dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang
yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan
senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada Pasukan TRI secara tiba-tiba sekali
telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan Jepang, sehingga mengakibatkan
gugurnya 34 taruna Akademi Militer Tangerang dan tiga perwira TRI, diantaranya
Mayor Daan Mogot sendiri.”

Begitulah tulisan dalam Monumen Palagan Lengkong dalam tinta emas.
Selain tulisan tersebut, juga tertera nama-nama para taruna dan perwira yang
gugur. Ada pula lirik lagu yang diciptakan setelah peristiwa Lengkong terjadi.
28 Wonderland Family

(Foto kiri: Bagian samping Rumah Lengkong, Foto kanan: Bagian depan Rumah Lengkong.
Dokumentasi: Pribadi)

Dalam kawasan Monumen Palagan Lengkong seluas 4.000 meter, juga
terdapat dua bangunan rumah yang kini disebut sebagai Rumah Lengkong. Di
bagian depan rumah yang dulu digunakan sebagai markas Pasukan Jepang ini,
terlihat dua papan dari besi. Papan pertama berisi Peringatan Tentang Cagar Budaya
dan papan kedua berisi tentang sejarah Cagar Budaya Monumen Palagan Lengkong.
Ya, Monumen Palagan Lengkong dan Rumah Lengkong sudah ditetapkan sebagai
Cagar Budaya oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Bagaimana merawat Monumen Palagan Lengkong?

Kawasan yang masih masuk dalam wilayah BSD city ini masih asri dan bersih. Tidak
terlihat adanya coretan ataupun sampah. Teman-teman juga bisa membantu agar
kawasan Monumen Palagan Lengkong ini tetap terawat, yaitu dengan:

1. Membuang sampah pada tempatnya.

Jika teman-teman membawa makanan atau minuman, jangan lupa membuang
sampah pada tempatnya, ya. Lingkungan yang bersih tentu akan membuat nyaman
kita, bukan?

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 29

2. Tidak mencoret-coret.
Teman-teman juga tidak diperbolehkan untuk mencoret-coret dinding, monumen
dan semua hal dalam kawasan.
3. Tidak merusak bangunan atau monumen.
Selain pengunjung, diharapkan pemerintah daerah juga turut mengambil bagian
dalam menginformasikan adanya Monumen Palagan Lengkong, sehingga semakin
banyak masyarakat yang menyadari serta merawat tempat bersejarah ini.

Bagaimana cara menuju Monumen Palagan Lengkong?

Jika teman-teman ingin menyaksikan langsung monumen bersejarah ini, silakan
datang ke Tangerang Selatan. Dari Jakarta, teman-teman bisa melewati jalan tol
lingkar luar yang menuju ke arah Bintaro dan BSD. Setelah keluar di pintu tol BSD,
ikuti jalan hingga ke jalan BSD Boulevard.

Selain mobil, teman-teman juga bisa menggunakan angkutan umum seperti
kereta api dengan rute Tanah Abang – Serpong. Turunlah di stasiun Rawa Buntu,
kemudian naik angkutan kota jurusan Cikokol. Berhentilah di bundaran Plaza
Telkom dan berjalan kaki ke arah perumahan Bukit Golf Terrace. Estimasi waktu
kurang lebih 15 menit dari stasiun Rawa Buntu.

Jika ingin menggunakan busway, teman-teman bisa mengambil rute Serpong
– Grogol. Busway beroperasi mulai pukul 05.00 – 22.00 WIB setiap harinya dengan
ongkos sebesar Rp. 3.500,-. Setelah sampai di Serpong, teman-teman bisa menaiki
angkutan kota jurusan Cikokol – BSD dan berhenti di bundaran Plaza Telkom.

Nah, menarik sekali kan, teman-teman? Jika mengunjungi Monumen Palagan
Lengkong ini, jangan lupa ajak Ayah, Ibu serta kerabat, ya.

30 Wonderland Family

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 31

Ayas Ayuningtias nama pena dari Laras Bening Ayuningtias

Tri Waluyojati. Ibu dari dua orang putri yang senang menulis. Bekerja di
salah satu Universitas swasta besar di Jakarta, tidak menghalanginya untuk
berbagi dengan masyarakat melalui tulisan. Dia dapat ditemui di media sosial
facebook dengan id Ayas Ayuningtias. Karyanya yang lain dapat dibaca di
platform digital menulis seperti wattpad dengan id @Ayas_Ayuningtias.

No. Telepon : 0811-820-1524

Referensi:
• Tangselmedia.com
• Kabartangsel.com
• Kebudayaan.kemdikbud.go.id

Mengenal Bangunan Cagar Budaya
Istana Maimun

ISTANA MAIMUN
SEBUAH PENINGGALAN SEJARAH

KERAJAAN MELAYU

Metta Pratiwi

33

Hai, Teman. Pernahkah kalian diajak mengunjungi sebuah cagar

budaya? Cagar budaya itu merupakan warisan kebudayaan bersifat kebendaan
berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan di darat atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan melalui proses penetapan
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010.

Begitu banyak cagar budaya yang tersebar di wilayah Indonesia, dari Sabang
sampai Merauke.Salah satunya terdapat di kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera
Utara.

Ketika aku diajak untuk berwisata ke kota Medan, kedua orang
tuakumengajak untuk mengunjungi keindahan sebuah peninggalan
sejarah kerajaan Melayu yang masih berdiri dengan kokoh di jalan
Brigjen Katamso,Kelurahan Sukaraja,Kecamatan Medan Maimun,
Kota Medan, Sumatera Utara.Peninggalan sejarah yang mulai dibangun pada
tanggal26 Agustus 1888 dan selesai tiga tahun kemudian pada 18 Mei 1891 itu
dinamakan Istana Maimun.

Istana Maimun terlihat begitu mencolok dengan warna kuning keemasan
34 Wonderland Family

ketika kami memasuki halaman istana. Menurut seorang pemandu, warna kuning
keemasan adalah warna khas bangsawan Melayu. Istana yang didirikan pada masa
kepemimpinan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, berdiri di atas tanah
seluas 2.772 meter persegi. Terbayang, ya, betapa luasnya istana ini.

Bentuk bangunannya merupakan perpaduan gaya rancang Melayu, Mogul,
Arab, India, dan Eropa. Hal ini terlihat dari dinding dan atapnya yang merupakan
perpaduan antara gaya Melayu dan Timur Tengah, jendela dan pintunya sesuai gaya
Belanda yaitu lebar dan tinggi serta lengkung atapnya yang berbentuk kurvasering
dijumpai pada bangunan di kawasan Timur Tengah, India, atau Turki.

Ya, istana Maimun memang terlihat begitu megah, apalagi di tahun 1891. Tak
heran, bila pembuatan istana yang arsiteknya adalah seorang kapten KNIL bernama
Th Van Erp ini ditaksir menghabiskan biaya sebesar satu juta gulden Belanda.

Selain didirikan di lahan yang luas, Istana Maimun pun terdiri dari dua lantai
dengan luas 772 meter persegi dan memiliki 30 kamar yang di dalamnya terdapat
berbagai macam perabotan dengan gaya Eropa. Terbagi menjadi tiga bagian
ruangan, yaitu ruang utama, sayap kanan dan sayap kiri.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 35

Ruang utama atau ruang induk disebut dengan Balairung Sri. Ruangan ini
memiliki luas 412 meter persegi dan sering digunakan untuk acara-acara adat
kerajaan, menerima tamu ataupun acara penobatan Sultan Deli.Di ruang utama ini
juga terdapat koleksi peninggalan zaman dahulu, seperti senjata tua dan foto-foto
keluarga sultan.

Sejak Istana Maimun dibuka untuk kunjungan wisata, pengunjung
diperbolehkan untuk berkeliling di areal tengah istana, karena kedua sayap istana
masih dihuni oleh keluarga sultan.

Di dalam areal tengah istana itu pula, aku sempat berfoto di depan singgasana
yang berwarna kuning menyala dengan memakai pakaian adat Melayu. Wah, aku
sempat berkhayal menjadi seorang bangsawan.

36 Wonderland Family

Suasananya memangbegitu kental dengan budaya Melayu, apalagi ketika dari
arah teras istana terdengar suara musik dan nyanyian khas Melayu. Rasanya begitu
menyenangkan berada di dalam lokasi cagar budaya ini.

Di halaman istana yang luas itu, aku juga melihat sebuah meriam yang
dinamakan Meriam Puntung. Menurut cerita rakyat yang pernah kubaca, meriam
ini adalah jelmaan Putri Hijau. Ia menjelma menjadi sebuah meriam ketika Kerajaan
Deli diserang oleh Kerajaan Aceh karena pinangan terhadap Putri Hijau ditolak.
Meriam itu dikisahkan menembak tanpa henti hingga akhirnya patah menjadi
dua. Potongan meriam itu terlempar sampai ke Dataran Tinggi Karo, yang berjarak
sekitar 70 kilometer dari Istana Maimun.

Menarik bukan, perjalananku mengunjungi sebuah cagar budaya? Ya, rasanya
aku ingin mengunjungi berbagai peninggalan budaya di setiap kota yang aku
datangi. Berwisata ke cagar budaya, selain menyenangkan juga dapat menambah
ilmu pengetahuan. Seperti kata pepatah, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau
terlampaui.

Ensiklopedia Cagar Budaya Indonesia 37

Metta Pratiwi atau yang akrab disapa Metta adalah seorang

Psikolog, kelahiran 10 September 1976, yang aktif dalam dunia Pendidikan
Anak Usia Dini. Ibu dengan dua orang anak yang menginjak usia remaja ini
menyukai dunia literasi semenjak kecil. Membaca buku adalah kegemaran
utamanya. Kini keinginannya yang terpendam untuk berkelana lebih jauh
dalam dunia literasi mulai terealisasi. Beberapa buku antologi puisi, cerita
anak, teenlit, dan romance serta satu buku solo berjudul Love telah berhasil
diselesaikannya.

Penulis dapat dihubungi melalui :

Facebook : Metta Pratiwi

Instagram : @pratiwimetta

Mengenal Bangunan Cagar Budaya
Masjid Nurul Ibadah

MASJID NURUL IBADAH,
MASJID TERTUA DI TANAH PASER

Walidah Ariyani

39


Click to View FlipBook Version