MENGANALISIS KASUS NYATA YANG DISEPAKATI MODUL 3.1
Tutik Kurnia Wati Tiwuk Sutanti Ellya Santi Rusdiana Abdus Samat KELOMPOK 1 Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Permasalahan yang kami hadapi di SMPN 3 Pamekasan adalah adanya peraturan yang tidak boleh membawa smartphone/HP pada waktu pembelajaran di sekolah. Sedangkan dari hasil tes diagnostik masing-masing siswa mempunyai ragam gaya belajar, diantaranya yaitu auditorial. Di sisi lain ada satu kelas digital (unggulan) yang di lengkapi dengan fasilitas komputer/PC untuk masing-masing siswanya, padahal setelah dilakukan tes diagnostik tentang gaya belajar di kelas digital tersebut ada siswa yang gaya belajarnya adalah visual dan kinestetik. Aturan tidak boleh membawa smartphone/HP itu menjadikan timbul rasa ketidakadilan bagi guru yang mengajar di kelas reguler juga murid di kelas reguler karena mereka tidak memiliki akses untuk memanfaatkan teknologi dalam hal ini smartphone untuk memudahkan mereka selama pembelajaran Study Kasus Nyata dari salah satu anggota Kelompok 1 01
PARADIGMA DILEMA ETIKA : Rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs mercy) 02 ANALISA KASUS PRINSIP YANG MENDASARI PILIHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH BERPIKIR BERBASIS RASA PEDULI (CARE BASE THINKING) 03
04 Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan 01 Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Dalam kasus ini nilai-nilai yang bertentangan adalah dilemma keadilan lawan rasa kasih sayang. Di satu sisi kita harus mentaati peraturan yang sudah disepakati bersama yaitu siswa tidak diperkenankan untuk membawa Hp ke sekolah kecuali dalam kondisi ujian online. Akan tetapi disisi lain, ada beberapa siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dan visual kinestetik yang mengharuskan murid menggunakan Hp dalam proses belajarnya sehingga pembelajaran tersebut bisa berpihak pada murid tersebut, hal ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara
02 Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini Guru, kepala sekolah, murid 03 Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini Setelah melakukan asesmen diagnostik muncullah fakta-fakta bahwa ada beberapa anak yang memiliki gaya belajar auditorial dikelas regular dan ada beberapa anak yang memiliki tipe gaya belajar visual kinestetik dikelas digital
04 Pengujian benar atau salah Tidak ada pelanggaran hukum Uji Uji Regulasi Uji Intuisi illegal Uji Publikasi Uji Panutan/Idola Ada, sebuah dilemma apakah harus mengijinkan siswa membawa HP atau tidak Ada, jika kita tetap melarang siswa membawa HP. Bagaimana cara kita dalam membelajarkan siswa yang memiliki gaya belajar auditori dan visual kinestetik tersebut Tidak ada alasan untuk dimuat dalam mading sekolah dikarenakan berhubungan dengan Tatib Sekolah Ki Hadjar Dewantara
05 Pengujian Paradigma Benar lawan Benar - Individu lawan kelompok (individual vs community) Guru yang bersangkutan dengan semua pengelola sekolah - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Adanya perbedaan kelas digital dan reguler - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Gaya belajar Siswa yang berbeda dengan aturan sekolah - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Aturan / Tatib sekolah tentang larangan penggunaan HP (tanpa pengawasan guru takut dipergunakan dalam hal yang salah) Untuk menggali Potensi siswa dari hasil belajarnya .
06 Melakukan Prinsip Resolusi - Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
07 Investigasi Opsi Trilema 1. Kelas Reguler boleh membawa HP disaat jam-jam tertentu dengan perjanjian awal (kesepakatan kelas bersama) tentang penggunaan HP 2. Merubah Tatib Sekolah dengan persetujuan Kepala Sekolah tentang Penggunaan HP 3. Sekolah menyediakan perangkat khusus untuk anak anak reguler 08 Buat Keputusan Pemilihan Opsi 1, dengan izin Kepala Sekolah dan pemberitahun kepada Orang tua murid dimana saat membawa HP dicatat / absen dan dikumpulkan di kantor, saat jam pelajaran Bu Tiwuk akan mengambilnya dan selesai pelajaran akan dikumpulkan kembali. 09 Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Untuk memenuhi Kebutuhan gaya belajar siswa yang tidak sama, membantu proses pembelajaran di kelas dengan membantu pemenuhan kebutuhan belajar siswa di sekolah, dengan kesepakatan kelas yaitu membawa HP saat pelajaran ibu Tiwuk.
REFLEKSI Keputusan itu diambil untuk tidak merugikan pihak yang terlibat dalam kasus ini dan pihak sekolah Guru harus mengutamakan kebutuhan murid dalam belajar Hal ini menguntungkan bagi murid dalam hal pemenuhan gaya belajar agar proses pembelajaran berjalan lancar dan murid senang dalam belajar
Guru mempunyai keyakinan, kepercayaan diri dan Kebijakan gigih dalam memperjuangkan Kebutuhan Belajar siswa agar membantu mengoptimalkan gaya belajar siswa sehingga membantu masa depannya menemukan potensi dirinya. Kesimpulan
THANK YOU