Sri Sartono untuk
Sekolah Menengah Kejuruan
Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi, dan Film
Teknik
untuk SMK Penyiaran
dan Produksi
Program
Radio, Televisi,
dan Film
Sri Sartono
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Sri Sartono
TEKNIK PENYIARAN
& PRODUKSI PROGRAM
RADIO, TELEVISI DAN FILM
SMK
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
TEKNIK PENYIARAN
& PRODUKSI PROGRAM
RADIO, TELEVISI DAN FILM
Untuk SMK
Penulis Utama : FR. Sri Sartono
Pembantu : Sugeng Purbawanto
Editor Sutarno
Desain Cover & Fotografer Tatyantoro Andrasto
Lay out : Rugianto
: Supadmo
: Agus Suryanto
SAR SARTONO, FR. Sri
t Teknik Penyiaran dan Produksi Program untuk SMK oleh Sri Sartono,
Sugeng Purbawanto, Sutarno, Tatyantoro Andrasto ---- Jakarta : Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
xvii. 426 hlm
Daftar Pustaka : 419-420
Diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan
penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para
pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan,
dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft
copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah
Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar
ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya,
kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat
kami harapkan.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR
Kemajuan dalam bidang komunikasi dewasa ini menuntut adanya
sumber daya manusia yang adaptip sehingga tidak ketinggalan dari
perkembangan dunia yang semakin menglobal. Perkembangan tersebut
juga mengakibatkan berkembangnya teknologi komunikasi radio, televisi
dan film yang berdampak kepada kebutuhan tenaga kerja (SDM)
penyiaran dan produksi program radio, TV dan film yang makin besar.
Pemerintah dalam rangka menyediakan SDM untuk mengisi peluang
kerja dibidang penyiaran telah membuka pendidikan penyiaran radio,
televisi dan film melalui Depdiknas dan telah menetapkan kurikulum serta
standar kompetensi lulusannya melalui BSNP
Dalam rangka mendukung program tersebut, maka buku sumber dengan
judul Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio,TV dan Film
disiapkan agar dapat dimanfaatkan para guru bidang penyiaran dan
produksi program radio, TV dan Film sebagai buku sumber pembelajaran
dalam rangka menyiapkan siswanya agar memiliki kompetensi sebagai
SDM yang berkualitas dan mampu bersaing untuk mengisi peluang kerja
di bidang penyiaran dan produksi program Radio, TV dan Film.
Buku ini ditulis berdasarkan kurikulum 2004 dan KTSP sesuai bidang
keahlian agar memiliki tingkat manfaat dan keterpakaian yang tinggi.
Ditulis dengan bahasa yang dekat ke keteknikan dan mengarah ke
praktis sehingga mudah dipahami bagi guru, siswa maupun para praktisi
atau semua orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Penggunaan buku
ini untuk mengajar masih perlu didukung praktek sehingga benar-benar
siswa memiliki kompetensi yang memiliki standar nasional.
Buku ini ditulis dari berbagai sumber maupun dari pengalaman kami
mengajar bidang komunikasi, media pembelajaran, multimedia serta
pengalaman kerja di TKPK / Media Pembelajaran, mengelola UPT
Sumber Belajar dan Media UNNES Semarang yang karakter
pekerjaannya sangat dekat dengan masalah penyiaran dan produksi
program radio, TV dan Film. Karena keterbatasan waktu, hanya dalam
tempo kurang dari 3 bulan buku ini harus disiapkan, maka pasti masih
banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu masukan untuk
kesempurnaan buku ini sangat diharapkan,
Akhirnya ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan, dan
terimakasih kepada teman-teman dosen Teknik Elektro FT UNNES
yang telah membantu sehingga buku ini sebagai sumbangan bagi
generasi muda bangsa bisa terwujud. Semoga bermanfaat.
FR. Sri Sartono, Nopember 2007
iii
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Program
Keahlian Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio,
Televisi dan Film
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Teknik
Penyiaran dan Produksi Program Televisi dan Film
SK: Menggunakan kamera untuk syuting
1) Menentukan cakupan pengunaan kamera
2) Menyiapkan kamera dan perangkat pendukung sebelum syuting
3) Mengatur fokus
4) Menjaga daya baterai dan persediaan video untuk syuting
5) Mengatur persedian dan memasang film
6) Mengoperasikan crane kamera yang bergerak
SK: Mengoperasikan clapperboard
1) Mentiapkan syuting harian
2) Mengoperasikan clapperboard
3) Mencatat syuting
SK: Membuat teks, narasi dan script
1) Mempersiapkan pembuatan teks, narasi dan script
2) Menulis teks, narasi dan script
3) Menilai teks, narasi dan script
4) Meng-edit teks, narasi dan script
SK: Membuat laporan siara berita
1) Mengidentifikasi siaran berita
2) Menulis laporan siaran berita
3) Meminta persetujuan dari personel lain yang relevan
SK: Mengoperasikan mesin editing dengan sistem tak linier berbasis
digital
1) Mempersiapkan mesin editing
2) Memproses secara digital raw material gambar dan suara
3) Menyunting gambar dan suara sesuai dengan brief
4) Menyempurnakan hasil editing
5) Memindah hasil editing sekuen dan file kedalam master
SK: Mengkoordinasikan sumber-sumber produksi
1) Mengidentifikasi booking yang dibutuhkan
2) Memesan sumber daya dalam produksi
3) Memperbaharui dan menyelesaikan pemesanan
4) Mengatur kebutuhan transportasi
iv
SK: Menggunakan sistem peralatan audio
1) Mengoperasikan sistem peralatan audio
2) Memindahkan rincian soundtrack kedalam referensi frame
3) Mengatur materi suara ulangan
4) Mengkompilasi materi suara ulangan
5) Memelihara sistem peralatan audio
SK: Menggunakan peralatan tata lampu
1) Mempersiapkan kebutuhan alat dan bahan peralatan tata lampu
2) Memasang instalasi tata lampu
3) Mengujicoba peralatan tata lampu yang terpasang
4) Melakukan pemeriksaan terhadapa keamanan mekanis dan elektrik
5) Memodifikasi peralatan tata lampu
6) Mengoperasikan lighting consule selama produksi
7) Melakukan pemantauan kualitas dan efek tata cahaya selama
produksi
SK: Membuat scenic art untuk screen
1) Membuat konstruksi pakaian scenic art
2) Mempersiapkan produksi untuk scenic art
3) Membuat scenic art untuk screen
4) Memperbaiki elemen pada scenic art
5) Mebuat properti untuk layar kaca
6) Memperbaiki properti
SK: Membuat setting untuk layar
1) Mempersiapkan konstruksi setting
2) Memasang setting selama proses produksi
3) Mengatur setting selama proses produksi
SK: Merawat setting selama proses produksi
1) Merawat adanya noda dan kotoran yang menempel pada barang-
barang setting
2) Memperbaiki satuan item/barang-barang setting
3) Membuat alternatif perubahan dengan barang keperluan setting
yang sejenis
4) Mengepak barang-barang setting untuk pengangkutan
v
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Teknik Penyiaran dan
Produksi Program Radio
SK: Memahami proses komunikasi melalui media radio
1) Mengerti dasar-dasar komunikasi
2) Mengidentifikasi proses komunikasi dan efek komunikasi media radio
3) Mengerti karakter media
SK: Mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan public
1) Memahami ruang lingkup dan fungsi kehumasan
2) Mengerti korelasi fungsional antara human relation dengan public
relation
3) Memahami tugas public relation
4) Memahami etika dalam human relation dan public relation
SK: Menjalankan wawancara
1) Merencanakan dan mempersiapkan wawancara
2) Melakukan wawancara
SK: Melakukan siaran radio on-air
1) Merencaakan program siaran
2) Menetapkan spesifikasi sound system
3) Mengerti audio output secara menyeluruh dalam produksi siaran
4) Menetapkan kebutuhan laporan langsung
5) Menjalankan siaran laporan langsung
6) Menyiarkan acaramusik
SK: Merancang format program
1) Mengenali kebutuhan pasar
2) Membuat format disain
3) Memonitor format
vi
TUJUAN PROGRAM :
Tujuan program keahlian Teknik Siaran Radio adalah
membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap agar kompeten dalam: TERIDENTIFIKASI
1. Prosedur kesehatan, keselamatan JENIS PEKERJAAN
PENYIARAN RADIO
dan keamanan kerja
2. Announcing Skill 1. REPORTER
3. Operating Skill 2. PENYIAR
3. ANNOUNCER
4. Musical Show 4. JURNALIS
5. Menulis Naskah Siaran 5. TEKNIK
6. Menulis Karya Jurnalistik 6. PENULIS NASKAH
7. DISAINER
7. Teknik Wawancara 8. PROGRAMER
8. Siaran Reportase 9. PROGRAM- DIREC-
9. Membuat Iklan Radio TOR/ sutradasra
10. PRODUCER
10. Pemrograman Siaran Radio
Tujuan program keahlian Produksi Program Pertelevisian
Adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap agar kompeten dalam:
1. Memelihara dan mengoperasikan TERIDENTIFIKASI
peralatan Produksi Program Pertelevisian JENIS PEKERJAAN
PENYIARAN DAN
2. Mengoperasikan kamera untuk pengambilan gambar PRODUKSI PROGRAM
3. Menyiapkan dan mengoperasikan sistem perekam
TV DAN FILM
suara
4. Menyiapkan dan mengatur sistem pencahayaan PENYIAR/ANNOUNCER
5. Melakukan proses editing /REPORTER/JURNALIS
6. Merencanakan dan TEKNIK, KAMERAWAN,
LIGHTING, SOUNDMAN,
melaksanakan produksi program
pertelevisian SWITTCHER,VTR,
7. Melakukan setting Artistik PEMANCAR, TELECINE
PERENCANA SENI,
SETING, NASKAH,
HUMAS,ANIMATOR
EDITOR, SUTRADARA,
PRODUCER,
vii
AKU INGIN UMUM PRAKTEK JURNALIS PILIH
JADI PENYIAR JADI APA
SISKOM KOMUNIKA REPORTER
REPORTER JURNALISTIK SI TEKNIK ?
RADIO KES. KERJA PROGRAMER APA SAJA
JURNALIST PRODUCER
AKU INGIN BAB IK BISA
KERJA DI I, II,III,VII DLL
TV/FILM KES.
TEKNIK KERJA SDM TV &
PENYIARAN FILM
PRAKTEK
DISAIN PENYIAR/ANNOU
DAN TEKNIK NCER
SIARAN
PRODUKSI DISAIN REPORTER/JURN
PROG. PROG ALIS
SIARAN PROD.
RADIO PROG TEKNIK
BAB IV TEKNIK KAMERAWAN
RADIO
TEKNIK SWITCHER
PENYIARAN PRAKTEK LIGHTING
DISAIN DAN NASKAH
PRODUKSI TEKNIK
SIARAN EDITOR
PROG. DISAIN SUTRADARA
SIARAN PROG PRODUCER
TV & FILM PROD.
BAB V, VI PROG DLL
TEKNIK TV
& FILM
PETA DAN DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
viii
DAFTAR I S I
halaman
TEKNIK PENYIARAN DAN PRODUKSI PROGRAM
RADIO, TV DAN FILM
Kata Pengantar iii
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Program Keahlian iv
Peta kompetensi vii
Diagram Pencapaian kompetensi viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xiv
Daftar Gambar xv
BAB I 1
PENDAHULUAN
BAB. II 3
SISTEM KOMUNIKASI 6
11
A. Pengertian Komunikasi 11
B. Perkembangan Sistem Komunikasi 13
C. Sistem Komunikasi dengan Kawat Saluran 13
16
1. Telegraf 17
2. Teleprinter 18
3. Telepon 18
4. Faximile 20
5. Interpon
6. TV Kabel dan CCTV 22
23
a. TV Kabel 27
b. CCTV (Close Circuit Television) 30
D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar (Wireless) 32
1. Sistem Komunikasi Radio HT (Handy Talky)
2. Sistem Komunikasi Radio Handpon (Mobile Telephone)
3. Siaran Radio (Radio Broadcast)
4. Siaran TV (TV Broadcast)
E. Komunikasi Melalui Satelit
BAB. III 39
JURNALISTIK PENYIARAN 39
40
A. Pengertian Jurnalistik 40
B. Dasar-dasar jurnalistik 41
42
1. Fungsi jurnalistik 45
2. Persyaratan seorang jurnalis
3. Kode etik jurnalistik
4. Informasi
ix
5. Jenis informasi 47
6. Sumber Informasi 49
7. Menghimpun/mencari informasi 50
8. Mengolah informasi 52
9. Menyajikan informasi 56
C. Teknik Komunikasi 57
1. Teknik Menyampaikan Informasi (Presentation Skill) 58
58
a. Komunikasi secara Tertulis 72
b. Komunikasi secara Lisan/Verbal dan Non verbal 81
2. Teknik Wawancara 95
D. Jurnalistik Penyiaran Radio 96
1. Menghimpun dan Mengolah informasi radio 98
2. Penyampaian informasi melalui siaran radio 100
E. Jurnalistik penyiaran TV 102
1. Menghimpun dan Mengolah informasi TV 107
2. Penyampaian informasi melalui siaran TV 110
F. Evaluasi dan Pengembangan Program 110
1. Evaluasi Program 113
2. Pengembangan program
116
BAB IV 116
PENYIARAN RADIO 118
118
A. Fungsi Siaran Radio 126
B. Jenis informasi pada siaran radio 126
C. Khalayak Sasaran siaran radio 135
D. Stasiun Pemancar Radio 137
143
1. Studio Pemancar Radio 144
2. Peralatan Studio dan Fungsinya 144
3. Skema hubungan dan prinsip kerjanya 146
4. Operating prosedure 146
E. Organisasi dan SDM 146
1. Struktur Organisasi 146
2. Deskripsi Tugas dan fungsi 147
F. Kualifikasi SDM Radio 147
1. Direksi 147
2. Program Director 147
3. Music Director 157
4. News Director 157
5. Producer 158
6. Penyiar / Reporter 158
7. Script Writer
8. Public Relation 158
9. Off Air Division
10. Pendukung x
G. Teknik Siaran Radio
1. Siaran Langsung 158
2. Siaran Tidak Langsung 159
3. Menggunakan sistem peralatan audio 160
H. Materi Program Siaran Radio 162
1. Merancang Format Program Siaran Radio 162
2. Jenis-jenis Program Siaran Radio 163
I. Merencanakan Jadwal Siaran 164
1. Program Harian 164
2. Program Mingguan 165
3. Jadwal Siaran Radio 165
J. Produksi Program Siaran Radio 165
1. Peralatan dan Bahan Produksi Audio 165
2. Membuat naskah program Radio 168
3. Teknik Rekaman Audio 168
4. Teknik Editing Audio 169
5. Mixing 171
6. Produksi MP3 171
K. Perpustakaan Audio 171
1. Program 171
2. Audio Music 172
3. Sound effect 172
L. Iklan dan Pemasaran 172
1. Pengertian Iklan 172
2. Fungsi Iklan 175
3. Jenis Iklan 177
4. Pemasaran 179
BAB V 182
PENYIARAN TV 182
184
A. Fungsi TV 174
B. Jenis informasi pada siaran TV 184
C. Kalayak sasaran siaran TV 184
D. Stasiun Pemancar TV 200
209
1. Studio Pemancar TV 214
2. Peralatan Studio TV dan Fungsinya 214
3. Skema hubungan dan proses kerjanya 215
E. Organisasi dan SDM 216
1. Struktur Organisasi 216
2. Deskripsi Tugas dan fungsi 218
F. Kualifikasi SDM TV 219
1. Producer 220
2. Pengarah / Sutradara 221
3. Penyiar / Reporter 222
4. Kamerawan
5. Penata Gambar / Artistik xi
6. Penata suara dan Sound efex
7. Penata Lampu 223
8. Tata Letak / Setting 224
9. Tata Busana (kostum) dan Rias 225
10. Properties 225
11. Keamanan dan Keselamatan Kerja (savety and health) 225
12. Animator dan images 226
13. Editor 226
14. Penulis Naskah/Script 227
15. Spesial efect 227
16. Pemeran/ Artis 228
G. Teknik Siaran TV 228
1. Teknik Siaran Langsung 228
2. Teknik Siaran Tidak Langsung 230
3. Prosedur Pengoperasian 231
4. Menjaga daya bateray dan persediaan video 232
H. Program Siaran TV 233
1. Format Program Siaran Televisi 233
2. Jenis-jenis Program TV 234
I. Merencanakan Jadwal Siaran TV 243
J. Perpustakaan Audio Visual 247
1. Pustaka Program 246
2. Pustaka Music dan Sound Efek 246
3. Bank Gambar 247
4. Buku Referensi 248
K. Produksi Program TV 249
1. Sarana, Biaya, Organisasi dan Pentahapan
249
pelaksanaan produksi 265
2. Penulisan Naskah Program TV 270
3. Produksi Program TV 273
4. Pengoperasian Kamera TV 313
5. Teknik Shooting Studio dan di luar studio 314
6. Lighting (Pencahayaan) 322
7. Editing
384
BAB VI 384
PERFILMAN 385
386
A. Pengertian Film 386
B. Jenis Film 390
C. Penyiaran Film 392
392
1. Penyiaran film melalui gedung bioskop 396
2. Penyiaran film melalui penyiaran TV 396
D. Produksi Film 397
1. Peralatan dan Bahan Produksi Film
2. Penulisan Naskah Film
3. Pemeran /Artis Film
E. Teknik Produksi Film
xii
1. Produksi Gambar / Shooting Film 397
2. Produksi Suara 401
3. Film Procesing 402
4. Editing 402
5. Mixing / Penggabungan gambar dan suara 406
BAB. VII
KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA 412
A. Pendahuluan 412
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 423
1. Mengapa kesehatan dan keselamatan kerja penting 418
2. Fakta-fakta dasar tentang UU keselamatan kerja 418
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 419
4. Tujuan dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja 419
5. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat 419
6. Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan
tidak sehat 420
7. Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 420
8. Kecelakaan kerja 420
9. Penyakit yang diakibatkan pekerjaan 421
10. Stres pekerjaan 422
11. Pekerjaan yang rentan stres 423
12. Kelelahan kerja 423
13. Konsekuensi kelelahan kerja 423
C. Strategi-strategi Peningkatan 423
1. Memantau tingkat keselamatan dan kesehatan kerja 423
2. Mengendalikan kecelakaan 424
3. Ergonomis 424
4. Mengurangi timbulnya penyakit 425
5. Mengendalikan Stres dan kecelakaan kerja 426
D. Keamanan kerja kelistrikan di dalam studio penyiaran 426
1. Pengamanan yang terkait dengan rangkaian listrik
dan elektronika 426
2. Sifat kelistrikan komponen elektrik dan elektronika 427
3. Arti warna untuk keselamatan di tempat kerja 429
4. Pentanahan pada sistem kelistrikan 429
5. Lockout sumber listrik 430
6. Langkah-langkah pokok prosedur lockout 430
7. Tindakan pencegahan untuk keamanan listrik 431
8. Undang-undang dan standar listrik 432
Penutup 433
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
1. Daftar Istilah
2. Riwayat Hidup
xiii
Daftar Tabel
No NAMA TABEL HALAMAN
Tabel Jenis band frekuensi dan penggunaannya
29
1 32
144
2 Pembagian kanal/saluran TV di Indonesia
165
3 Struktur organisasi/daftar nama dan jabatan 167
salah satu stasiun penyiaran radio 233
244
4 Contoh jadwal siaran radio 245
254
5 Jenis tegangan dan resistansi pada mikropon 267
6 Perbandingan format artistic dan jurnalistik 312
320
7 Format jadwal acara TV 325
333
8 Acara TV jumat 5 Oktober 2007
9 Daftar peralatan dan bahan produksi
10 Format naskah program TV/video. Kolom
ganda
11 Suhu warna dari berbagai jenis filter
12 Lighting
13 Format editing script
14 Format file MPEG
xiv
DAFTAR GAMBAR
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR 3
3
a Komunikasi satu arah 3
4
b Komunikasi dua arah 5
5
1 Sistem Komunikasi 6
7
a Diagram blok prinsip komunikasi satu arah 9
b Diagram blok prinsip komunikasi dua arah 10
10
2 Diagram blok prinsip komunikasi 10
10
3 Peralatan komunikasi tradisional 10
11
4 Berbagai jenis peralatan telepon
12
5 Gelombang mikro merambat dalam garis 12
pandang (line of side) dari antene pemancar 12
ke antenna penerima
6 Sistem konunikasi melalui satelit
a Kabel punter
b Koaksial
c Serat optic
7 Perangkat transmisi
8 Kebutuhan dasar komunikasi dengan
penghantar satu arah
a Proses/prosedur pada telegraph
b Kunci morse dan mesin telegraph
9 Sistem Telegraph
xv
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR
10 Pesawat teleprinter 13
11 Sistem sambungan telepon manual 14
a SIstem sambungan telepon otomatis 15
b Sistem hubungan telepon SLJJ 15
12 Sistem hubungan telepon 15
13 Sistem pengiriman data dengan mesin faximili 17
14 Prinsip sambungan jaringan interpon/Aipon 18
15 Sistem sambungan TV kabel 19
16 Sistem sambungan CCTV 20
17 Sistem komunikasi radio 21
18 Kebutuhan dasar Sistem komunikasi radio 21
satu arah
a Komunikasi antar pesawat HT 22
b Jenis pesawat HT 23
c Pemanfaatan HT untuk bantuan komunikasi 23
19 Prinsip dasar komunikasi HT 23
a Berbagai macam pesawat Handphone (HP) 24
b Sistem hubungan komunikasi pesawat HP 25
20 Prinsip komunikasi handphone 25
21 Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran 27
radio 31
22 Prinsip sederhana dari suatu sistem siaran TV
a Antena stasiun bumi (parabola) 34
xvi
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR 34
34
b Peluncuran satelit 34
35
c Satelit yang mengorbit
36
23 Perangkat komunikasi lewat satelit
27
24 Transmisi gelombang mikro dari A ke B
dengan sistem relay secara estafet dengan 38
melalui satelit 55
25 Stasiun relay untuk mengatasi hambatan 73
komunikasi geografis yang berbukit-bukit. 78
26 Sistem komunikasi penyiaran TV melalui 81
satelit
89
27 Perpaduan sistem komunikasi 91
28 Prinsip penulisan berita dengan segitiga 94
terbalik 95
96
29 Prinsip presentation skills 99
30 Bung karno dan seorang tokoh dengan gaya
pidatonya menggunakan teknik presentasi
31 Wartawan sedang wawancara dan meliput
peristiwa
32 Peralatan wawancara
33 Wartawan sedang mewawancarai sumber
informasi
34 Pemandangan dalam pers conference
35 Wartawan di tempat kejadian perkara
36 Gedung station pusat penyiaran RRI
37 Salah satu contoh ruang studio stasiun
penyiaran radio dengan peralatannya
xvii
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR
38 Penyiar stasiun radio sedang siaran 100
39 Kamera TV khusus untuk studio (putih) dan 101
Kamera TV portable (hitam)
a Shooting di studio 102
b Shooting di lapangan 102
40 Pengambilan gambar oleh kamerawan 102
41 Kamerawan TV sedang mengambil gambar di 103
tempat kejadian/peristiwa
42 Kamerawan sedang mengambil gambar di 105
stadion olah raga
43 Kamerawan dan presenter meliput acara 106
44 Kamerawan meliput data dokumen 107
45 Prinsip penyampaian informasi TV dari 109
lapangan ke publik melalui satelit komunikasi
46 Penyiar TV sedang menyiarkan berita 110
47 Radio Penerima 116
48 Diagram blok penerima radio FM mono 117
a Mendesain box untuk rangkaian pemancar 127
radio
b Rangkaian pemancar radio 128
c Pemancar yang siap digunakan 128
49 Proses pembuatan pemancar radio 128
50 Berbagai ruang studio pemancar radio 131
a Antene Ombi 132
xviii
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR 132
132
b Antene ring-O 132
134
c Antene Ombi 135
137
51 Berbagai macam antene pemancar radio 139
142
52 Receiver radio
143
53 Berbagai peralatan transmitter radio
147
54 Peralatan stasiun pemancar radio 159
55 Diagram blok pemancar FM sistem langsung 160
56 Diagram blok pemancar FM sistem tak 169
langsung
170
57 Diagram blok pemancar FM stereo dengan 187
pilihan SCA
188
58 Reporter sedang wawancara mencari berita
189
59 Ilustrasi siaran langsung pandangan mata
HUT RI di istana Negara
60 Ilustrasi siaran tidak langsung pandangan
mata HUT RI di Istana Negara
61 Skema blok Sistem dan peralatan rekaman
audio
62 Transisi pada rekaman audio/musik
63 Berbagai ruang dan kegiatan rekaman di
studio TV
64 Berbagai macam ruang studio
pengendali/kontrol penyiaran TV dengan
peralatannya
65 Studio alam berupa taman dan rumah
tradisional
xix
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR
66 Setting peralatan shooting di luar studio 190
67 Ruang studio telecine 190
a Komputer editing 192
b Peralatan editing 192
c Ruang editing 192
68 Ruang produksi/editing program dan 192
peralatannya
69 Ruang tata busana/rias 193
70 Tower, antenna parabola dan ruang pemancar 194
71 Ruang auditorium / pertunjukan 196
72 Ruang sidang / pertemuan 196
a CD/DVD Software 197
b Buku referensi 198
c Arsip-arsip 198
73 Semua jenis software/program dan buku 198
referensi disimpan di perpustakaan
74 Ruang bengkel /perbaikan alat 199
75 Berbagai jenis kamera video/TV dan crene 201
76 Lampu studio yang dipasang tetap di plafon 202
dan lampu stand
77 Box sakelar lampu studio 203
78 Televisi monitor 204
79 Mixer/switcher video 204
xx
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR 205
80 Video Tape Recorder VTR dan Video Casette
Recorder Umatic
81 Peralatan sound sistem dan sumber-sumber 206
audio (PU, tape recorder dan mikropon)
82 Studio telecine, tempat transfer film ke video 207
83 Komputer editing program TV/video 208
84 Sistem sambungan peralatan studio TV 209
85 Sistem sambungan peralatan sound Sistem 211
86 Sistem sambungan dan proses kerja telecine 213
87 Struktur organisasi stasiun penyiaran TV 214
(Tipikal)
88 Sistem siaran TV langsung di dalam studio 229
89 Sistem siaran TV langsung di luar studio 230
90 Sistem siaran TV tidak langsung 231
91 Perpustakaan /discotiq program TV 247
92 Tempat penyimpanan stockshoot / Bank 248
gambar
94 Bahan produksi: tape, kaset analog dan digital, 251
CDR
95 Peralatan-peralatan produksi program TV 253
96 Struktur organisasi pelaksanaan produksi 260
Program TV
97 Kamera foto film jenis rangefinder 275
98 Kamera foto film jenis SLR 276
xxi
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR 277
99 Sistem optic kamera
100 Hasil foto satu obyek dengan framing yang 281
berbeda
a Kamera Televisi/Video 292
b Bagian-bagian kamera Video/TV 293
101 Kamera Televisi/video dan bagian-bagiannya 293
102 Bagian optic kamera TV 295
103 Ilustrasi vocal length 296
104 Ilustrasi standar vocal length kamera TV 297
105 Ilustrasi perbedaan penggunaan lensa zoom 298
106 Ilustrasi hubungan diaphragma dengan ruang 300
ketajaman
107 Ilustrasi hubungan jarak dengan ruang 301
ketajaman
108 Ilustrasi tabung kamera 304
109 Gerakan kamera pan left/right dan 306
tilt up/down
110 Gerakan kamera dolly in/out dan 307
Pedestal up/down
111 Gerakan kamera crab left/right dan 308
Crene up/down
112 Ilustrasi gerakan ARC left/right 309
113 Bentuk film 385
114 Sistem penyiaran film di gedung bioskop 387
115 Proyektor film. Alat untuk menayangkan film 389
xxii
No NAMA GAMBAR HALAMAN
GAMBAR
116 Simulasi perjalan film pada proyektor 390
117 Penyiaran film melalui stasiun pemancar TV 391
118 Sistem transfer dari film ke bentuk digital 392
119 Bermacam-macam bentuk kamera film, alat 393
shooting film
120 Bahan produksi 394
121 Lampu/pencahayaan pada produksi film 385
122 Mengejar engle yang baik 397
a Roll Film 402
b Film Copyer 402
c Film Recorder 402
123 Mesin film copier dan film recorder 402
124 Potongan film yang dibesarkan. Perhatikan 406
jalur soundnya. Sistem optis (gelap terang
pada film)
125 Roll film 407
126 Proyektor film di ruang gelap 408
127 Jalur audio sistem magnetis 2 trax 411
128 Potongan film yang dibesarkan 412
129 Pemotongan film 412
130 Potongan film. Perhatikan perbedaan setiap 412
gambar. 24 gambar perdetik dalam satu frame
xxiii
BAB. I
PENDAHULUAN
Sekarang ini telah masuk di dalam era komunikasi, yang di
dalamnya sarat dengan penggunaan teknologi komunikasi yang makin
lama makin canggih. Oleh karena itu manusia harus bisa mengadaptasi
terhadap Iptek yang berkembang disekitar kehidupannya agar tidak
disebut orang yang ketinggalan jaman. Pepatah mengatakan bahwa
Siapa yang menguasai pengetahuan dan teknologi komunikasi serta
memanfaat-kannya dalam kehidupannya, maka dialah pemenangnya.
Perkembangan dalam teknologi komunikasi, membuat peralatan
komunikasi yang kita gunakan untuk dapat berkomunikasi dengan cepat
dan berkualitas dapat terpenuhi. Hal ini dapat dirasakan dewasa ini
dengan pemanfaatan radio, TV, telepon, fax, handphone, computer,
laptop, jaringan internet, penggunaan satelit komunikasi dan
sebagainya dapat membantu kebutuhan kehidupan manusia semakin
mudah. Hal ini membuat dunia seakan menjadi semakin sempit bahkan
tanpa jarak, sehingga orang dapat mendapatkan informasi yang sangat
cepat dan mudah dari jarak yang sangat jauh sekalipun. Indikasi
perkembangan di bidang penyedia informasi juga nampak dengan
munculnya pemancar radio swasta dan TV swasta di berbagai daerah
wilayah propinsi maupun kabupaten di seluruh Indonesia. Bahkan di
kota-kota propinsi sudah muncul beberapa TV lokal yang sama-sama
bersaing merebut pasaran pemirsanya, dengan warna sajian yang
didesain semenarik mungkin. Di masyarakat juga telah muncul banyak
sekali semacam lembaga PH (Production Hause) yang bekerja
memproduksi berbagai kebutuhan yang memerlukan keahlian dan
keterampilan produksi program TV dan iklan serta kebutuhan sejenis
lainnya baik yang bersifat bisnis maupun untuk layanan masyarakat.
Dengan kemunculan berbagai lembaga penyiaran di setiap daerah,
diperkirakan akan muncul pula aturan yang membatasi radius siarnya,
yaitu berkaitan dengan otonomi daerah dimungkinkan akan menerapkan
aturan-aturan untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya, sehingga
lembaga penyiaran harus didisain untuk bersifat lokal. Dengan kata lain
mereka yang melebihi batas radius suatu daerah, harus ada konsekuensi
pajak daerah yang dikenakan. Hal ini akan semakin memacu tumbuh dan
berkembangnya lembaga penyiaran lokal, karena lembaga penyiaran
besar yang sifatnya sudah nasional akan terhambat dengan aturan-
aturan daerah.
Perkembangan tersebut membuka peluang bagi tenaga kerja
bidang penyiaran yaitu penyedia informasi yang akan disajikan melalui
media komunikasi yang ada baik melalui media cetak maupun
elektronik seperti radio dan televisi. Oleh karena itu sangat tepat bila
sumber daya manusia Indonesia sebagian dipersiapkan menjadi orang
orang yang memiliki kompetensi di bidang komunikasi pada umumnya
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film “ 1
dan secara khusus pada bidang Penyiaran dan Produksi Program Radio,
TV dan Film.
Pemerintah melalui Depdiknas telah mengembangkan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) jurusan penyiaran guna menyediakan tenaga
kerja tingkat menengah bidang penyiaran yang memiliki standar
kompetensi pada bidang penyiaran sesuai kurikulum yang berlaku.
Untuk mendukung pencapaian kompetensi tersebut perlu disediakan
buku sumber materi pembelajaran yang berisi pengetahuan tentang
sistem komunikasi, jurnalistik penyiaran, seluk beluk penyiaran dan
produksi program radio, TV dan film serta pengetahuan tentang
kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
Seorang tenaga kerja bidang penyiaran perlu memiliki
pengetahuan tentang sistem komunikasi dan perkembangannya mulai
dari sistem tradisional, sistem dengan kawat saluran maupun sistem
yang menggunakan gelombang radio, gelombang mikro sampai sistem
yang menggunakan satelit. Demikian pula pengetahuan tentang
jurnalistik penyiaran yaitu pengetahuan dasar jurnalistik, jurnalistrik
penyiaran radio, TV dan film serta kemampuan menyampaikan
informasi (Presentation Skills) secara lisan maupun tertulis, dan
pengetahuan tentang teknik wawancara. Pengetahuan-pengetahuan
tersebut akan mendukung pencapaian kompetensi sebagai seorang
jurnalis penyiaran.
Materi pengetahuan tentang penyiaran radio diharapkan
memberikan pengetahuan tentang peralatan pemancar radio dan proses
penyiarannya serta bagaimana mendisain dan memproduksi informasi
sebagai materi yang akan disiarkan melalui media radio. Pada bidang
pertelevisian dan perfilman, tenaga kerja dituntut memiliki
pengetahuan tentang peralatan studio TV dan film dan proses penyiaran
informasinya serta bagaimana mendisain program dan memproduksinya
sampai siap untuk disiarkan melalui media TV dan film. Agar dapat
bekerja dengan baik, seorang tenaga kerja perlu pengetahuan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pada bidang penyiaran radio, TV dan
film. Sebelum mempelajari tentang pertelevisian dan perfilman seorang
jurukamera khususnya sangat baik kalau mempelajari terlebih dahulu
tentang fotografi yang mendasari pengetahuan pengoperasian kamera
televisi dan film.
Di samping menguasai pengetahuan yang telah disebutkan, agar
memiliki kompetensi standar sebagai SDM penyiaran radio, TV dan film
siswa sangat perlu belajar melalui praktek langsung di sekolah maupun
di luar sekolah, untuk pembentukan skills dan sikap sebagai seorang
SDM penyiaran.
Akhirnya semoga apa yang disajikan ini bermanfaat bagi calon-
calon SDM penyiaran maupun semua orang yang tertarik untuk
mempelajarinya.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film “ 2
BAB II
SISTEM KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai hubungan
atau pertukaran informasi. Informasi sendiri sebagai suatu yang
akan disampaikan dapat berupa data, berita ataupun pesan yang
dilambangkan dalam bentuk simbol/tanda, tulisan, gambar ataupun
suara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi didefinisikan
sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antar
manusia, dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu dalam
komunikasi ada tiga bagian pokok, yaitu sumber informasi sebagai
pengirim; media transmisi sebagai pembawa informasi; dan tempat
tujuan informasi sebagai penerima informasi. Dengan demikian
secara umum, suatu sistem komunikasi dapat ditunjukkan seperti
Gambar 1.
Sumber Media Tujuan/peneri
informasi transmisi ma informasi
a. Komunikasi satu arah
Sumber Media Tujuan/peneri
informasi transmisi ma informasi
Tujuan/pener Media Sumber
ima transmisi informasi
b. Komunikasi dua arah
Gambar 1. Sistem Komunikasi
Sumber informasi, yaitu sumber dari informasi asli
(simbol/tanda, gambar ataupun suara) yang akan
dikirimkan/ditransmisikan. Media transmisi, yaitu sarana untuk
menyalurkan informasi yang telah dirubah menjadi sinyal listrik
dengan melalui kawat atau gelombang radio. Sedangkan
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 3
tujuan/penerima informasi yaitu tempat dimana informasi asli harus
diterima.
Sedangkan telekomunikasi, berasal dari kata tele (bahasa
Yunani) yang berarti jauh, dan komunikasi yang berarti
hubungan/pertukaran informasi. Jadi telekomunikasi dapat
diartikan sebagai hubungan atau pertukaran informasi pada jarak
yang berjauhan.
Suatu pengertian yang mencakup proses, bentuk informasi
maupun media transmisinya menyebutkan, bahwa telekomunikasi
adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis
tanda, gambar, suara atau informasi dalam bentuk apapun melalui
sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.
Dari pengertian tersebut, akhirnya dijumpai sarana komunikasi
yang sesuai dengan bentuk informasinya sebagai jasa
telekomunikasi. Seperti halnya telepon, yang berasal dari kata tele
dan phone (suara atau pembicaraan), sehingga telepon dapat
diartikan sebagai pembicaraan jarak jauh. Demikian pula istilah
telegrap yang berarti penulisan jarak jauh, televisi yang berarti
penglihatan jarak jauh dan sebagainya.
Agar dapat berlangsung proses telekomunikasi, maka informasi
asli yang masih berupa tanda, tulisan, gambar atau suara haruslah
diubah dulu menjadi suatu energi listrik atau sinyal listrik, sehingga
dapat disampaikan ke tujuan pada jarak tertentu. Selanjutnya di
tempat tujuan, energi atau sinyal listrik tersebut diubah kembali
menjadi bentuk informasi aslinya. Dengan demikian suatu hal yang
sangat penting dalam proses telekomunikasi adalah adanya
transduser, yang berfungsi sebagai pengubah dari informasi asli
menjadi bentuk sinyal yang dapat ditransmisikan atau sebaliknya.
Oleh karena itu secara umum sistem telekomunikasi pada Gambar 1
dapat digambarkan kembali dengan diagram blok sebagai berikut:
Sumber Transdu Pengirim Peneri Transdus Tujuan
Informa ser ma er Informasi
si (Coder) (Decoder
)
Media
Transmisi
a. Diagram blok prinsip komunikasi satu arah
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 4
Media
Transmisi
Sumber Transd Pengirim Peneri Transdus Tujuan
user ma er
Informasi (Coder) Informasi
Penerima Pengi (Decoder)
Tujuan Transdu rim Sumbe
ser Transdu r
Informasi ser
(Decoder Informa
) (Coder)
Media Transmisi
b. Diagram blok prinsip komunikasi dua arah
Gambar 2. Diagram blok prinsip komunikasi
Untuk melaksanakan suatu sistem komunikasi dua arah, maka
alat-alat seperti pada Gambar 2 harus dibuat duplikatnya pada arah
yang berlawanan.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa untuk dapat
mentransmisi-kan informasi, maka informasi tersebut harus diubah
dulu menjadi sinyal. Sinyal sendiri pada hakekatnya merupakan
lambang yang terbentuk secara tepat dari media yang telah dipilih
sebagai transdusernya, yang biasanya dilambangkan melalui variasi
dari sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh transduser yang
bersangkutan terhadap waktu.
Bentuk sinyal dalam telekomunikasi ada 2 (dua) macam, yaitu
sinyal analog dan sinyal kode (termasuk di dalamnya ada sinyal
digital). Sinyal analog adalah sinyal listrik yang langsung mengikuti
perubahan-perubahan sesaat dari energi informasi aslinya. Sebagai
contoh, mikropon sebagai transduser yang menghasilkan suatu sinyal
listrik yang langsung mengikuti perubahan-perubahan dari energi
suara yang menggerakkan mikropon. Sedangkan sinyal kode adalah
sinyal listrik dalam bentuk kode atau tanda yang telah ditentukan
terlebih dahulu, yang berupa pulsa-pulsa atau perubahan-perubahan
dari sinyal tersebut yang dapat dimengerti oleh manusia dan
alat/mesin pada kedua sisi dari sistem komunikasi.
Akhirnya secara garis besar, sistem komunikasi dibutuhkan
untuk jasa telekomunikasi (telepon, telegrap, telex, transmisi data)
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 5
dan juga jasa penyiaran (berita, penerangan) dengan
mengutamakan penyiaran yang dapat didengar melalui radio atau
yang nampak mata dan dapat didengar melalui televisi.
B. Perkembangan Sistem Komunikasi
Sebelum ditemukan listrik, sistem komunikasi dilakukan
dengan cara menggunakan bunyi-bunyian ataupun tanda sebagai
isyarat dalam penyampaian informasi. Cara-cara tersebut antara
lain dengan kentongan, asap ataupun bendera (semaphore flag)
yang sampai saat ini di beberapa belahan bumi mungkin masih
digunakan.
kentongan asap bendera
Gambar 3. Peralatan komunikasi tradisional
Setelah ditemukan listrik, maka teknologi komunikasi mulai
berkembang. Yang semula dilakukan secara mekanis dan tradisional
berganti secara listrik, seperti halnya sistem semaphore mekanis
digantikan dengan telegrap listrik.
Di bidang telegrap, sistem yang tertua adalah sistem morse
dengan menggunakan pesawat-pesawat morse. Di mana pengiriman
telegram melalui pesawat morse dilakukan dengan mengetok tanda-
tanda morse yang terdiri dari garis-garis dan titik. Tanda ini di
kantor tujuan dibaca oleh operator dan ditulis kembali dalam huruf
biasa untuk kemudian disampaikan kepada si alamat. Setelah itu
muncul sistem teleprinter atau menulis jarak jauh dengan
menggunakan pesawat teleprinter. Dengan pesawat teleprinter,
pengirim telegram cukup dilakukan dengan jalan mengetik seperti
mesin ketik biasa. Kemudian telegrap yang semula dengan sistem
teleprinter berkembang menjadi telex (teleprinter exchange).
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 6
Dalam sistem ini para pelanggan harus mempunyai pesawat
teleprinter yang dihubungkan dengan sentral telex.
Di bidang telepon juga dikenal beberapa sistem telepon.
Sistem yang tertua adalah sistem baterai setempat atau yang sering
dinamakan baterai lokal (LB = Local Battery). Dari sistem ini
kemudian dikenal adanya sistem baterai sentral (CB = Central
Battery). Pada kedua sistem (LB dan CB) masih menggunakan tenaga
operator di kantor telepon. Oleh karena itu kedua sistem tersebut
juga sering dinamakan sistem manual (manual system). Setelah itu
berkembang menjadi sistem otomat atau Sambungan Langsung Jarak
Jauh (SLJJ), yang berarti pelanggan/orang dapat langsung
berhubungan dengan orang lain dengan jalan memutar/menekan
nomor yang dipanggil tanpa melalui operator.
Gambar 4. Berbagai jenis peralatan telepon
Pada sistem-sistem komunikasi tersebut, untuk dapat
menghubungkan antar pelanggan/pemakai memerlukan berbagai
macam sarana/media yang termasuk dalam suatu bidang yang
dinamakan teknik transmisi. Dalam teknik transmisi, secara garis
besar dibagi 2 macam, yaitu:
a. Media transmisi fisik, yaitu sistem transmisi melalui kawat
penghantar (wire bounded transmission system).
b. Media transmisi non fisik, yaitu sistem transmisi tanpa kawat
(wireless transmission system) atau melalui gelombang radio.
Pada transmisi dengan kawat penghantar terbagi menjadi
saluran atas tanah dan saluran bawah tanah. Saluran atas tanah
pada awalnya menggunakan kawat terbuka/telanjang (open wire)
yang direntangkan pada tiang-tiang yang dilengkapi dengan rangka
besi dan isolator-isolator. Pemasangan isolator-isolator ini
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 7
dimaksudkan agar kawat-kawat tersebut tidak kontak dengan tanah
yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan listrik pendek
(short circuit). Kemudian dengan semakin majunya teknik
pembuatan bahan isolasi lalu menggunakan kabel untuk saluran di
atas tanah. Kabel udara ini berisi kawat-kawat rangkap yang satu
sama lain dipisahkan dengan bahan isolasi. Kabel ini sering disebut
dengan kabel berpasangan (pair cable). Sedangkan untuk saluran
bawah tanah menggunakan kabel-kabel tanah yang memang khusus
dibuat untuk saluran bawah tanah.
Teknik penyaluran dengan kabel atas tanah dan bawah tanah
adalah untuk hubungan-hubungan dalam kota. Sedangkan untuk
hubungan-hubungan antar kota dikenal adanya kabel pupin dan juga
kabel koaksial (coaxial cable).
Di samping kabel tanah, dikenal pula kabel laut, yaitu kabel-
kabel yang khusus dipergunakan di dalam laut, sehingga untuk ini
sistem komunikasinya disebut dengan “Sistem Komunikasi Kabel
Laut (SKKL)”.
Terkait dengan cara untuk memanfaatkan lebar jalur/pita
media transmisi untuk mengirimkan lebih dari satu sinyal sekaligus,
dilakukan multiplexing dengan cara membagi dalam pita-pita
frekuensi atau pita-pita waktu. Cara atau sistem ini dikenal dengan
Frequency Division Multiplex (FDM) atau Time Division Multiplex
(TDM).
Sistem transmisi yang lain, yaitu sistem gelombang radio.
Dalam sistem ini, informasi yang telah dirubah menjadi sinyal listrik
disalurkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh suatu
pemancar dan diterima oleh suatu alat penerima. Mengingat sifat-
sifatnya gelombang radio untuk keperluan telekomunikasi, maka
gelombang radio tersebut dibagi beberapa jenis. Yaitu gelombang
frekuensi tinggi (HF = High Frequency), frekuensi sangat tinggi (VHF
= Very High Frequency), frekuensi ultra tinggi (UHF = Ultra High
Frequency) dan gelombang mikro (Microwave).
Penggunaan gelombang-gelombang tersebut disesuaikan
dengan sifat-sifat gelombang yang bersangkutan. Gelombang HF
pada umumnya dipergunakan untuk hubungan yang sangat jauh,
sedangkan untuk gelombang VHF dan UHF digunakan untuk
hubungan-hubungan yang cukup jauh.
Kebutuhan akan lebar jalur yang relatif besar, maka teknologi
gelombang mikro mulai dikembangkan dan digunakan sebagai
jaringan transmisi jarak jauh. Dengan frekuensi pembawa antara 3 –
12 GHz, gelombang mikro merambat dalam ruang bebas dengan
ragam garis pandang (Line of Sight), baik berada di atas tanah
(terrestrial) maupun extra terrestrial, yaitu sistem komunikasi
dengan menggunakan satelit. Sistem-sistem ini berkemampuan
menyediakan lebar jalur transmisi dan keterhandalan yang
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 8
diperlukan untuk transmisi dari beberapa ribu saluran telepon atau
beberapa saluran televisi.
Gambar 5. Gelombang mikro merambat dalam garis pandang (line
of site)dari antena pemancar ke antene penerima.
Sistem komunikasi dengan satelit dikembangkan dan digunakan
karena selain untuk menanggulangi berkembangnya trafic
perhubungan internasional juga untuk menjangkau daerah yang luas
dan sukar dicapai. Keistimewaan/ kelebihan sistem ini ialah
diperolehnya mutu dan kemampuan telekomunikasi yang tinggi,
juga kapasitas jumlah saluran dari transpondernya.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 9
Gambar 6. Sistem komunikasi melalui satelit
Adanya kemajuan teknologi di bidang elektronika yang begitu
pesat, sehingga berdampak pada perkembangan teknologi
telekomunikasi. Teknologi analog yang sekarang masih ada dengan
cepat akan digantikan oleh teknologi digital yang ditunjang dengan
berkembang-nya perangkat jaringan/transmisi. Transmisi optik
merupakan salah satu pilihan untuk menunjang perubahan tersebut.
Dan akhirnya pemakaian kabel serat optik untuk sistem
telekomunikasi berkembang pesat, dan secara perlahan akan
menggantikan teknologi yang selama ini masih menggunakan kabel
konvensional (kabel tembaga).
Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) digunakan karena
banyak keunggulan serat optik dibanding kabel konvensional,
bahkan juga terhadap transmisi gelombang mikro.
a. kabel punter b. Koaksial c. Serat optik
Gambar 7. Perangkat transmisi
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 10
C. Sistem Komunikasi dengan Kawat Penghantar
Komunikasi dengan kawat penghantar adalah suatu sistem
komunikasi yang menggunakan kawat penghantar sebagai sarana
atau media transmisinya. Artinya kawat pengantar tersebut
berfungsi sebagai pembawa informasi yang telah diubah dalam
bentuk sinyal. Oleh karena itu kebutuhan dasar yang harus ada pada
sistem komunikasi ini adalah penguat (amplifier) sebagaimana yang
ditunjukkan pada diagram blok pada Gambar 8.
SUMBER Saluran Kawat TUJUAN
+ gangguan
Informasi Transdu Amplifi Ampli- Transduc
asli cer -er fier er
+ Informasi
gangguan yang
diterima +
gangguan
Sinyal
elektronis +
gangguan
Gambar 8. Kebutuhan dasar sistem komunikasi dengan penghantar
satu arah
Hanya yang perlu diperhatikan bila jarak yang ditempuh jauh,
maka dibutuhkan banyak penguat (amplifier) yang berfungsi sebagai
penguat sinyal.
1. Telegraph
Telegraph adalah suatu sistem komunikasi yang berkaitan
dengan proses pengiriman dan reproduksi dari suatu dokumen dalam
bentuk tulisan dan gambar antar tempat yang berjauhan. Atau
dapat juga diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan salinan
dari informasi apapun dalam bentuk yang telah ditentukan.
Dalam prosesnya, huruf, angka dan simbol diberi kode dan
diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik yang kemudian dikirim
melalui saluran transmisi (kawat penghantar). Di tempat
tujuan/penerima, sinyal tersebut diubah kembali ke dalam bentuk
informasi aslinya. Proses atau prosedur tersebut seperti
diperlihatkan pada Gambar 9.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 11
Ujung pengirim Saluran Ujung penerima
transmisi
Huruf Kodifikasi Pengirim Penerima Dekodifi Huruf
kasi Terjemahan
Baca Pindah Transmisi
Informasi sinyal
Informasi
listrik
a. Proses/prosedur pada telegraph
b. Kunci morse dan mesin telegraph
Gambar 9. Sistem Telegraph
Suatu rangkaian telegraph adalah suatu kumpulan sistem
komunikasi yang terdiri dari sumber tenaga, pesawat pengirim,
saluran transmisi dan pesawat penerima.
Pada sisi pengirim informasi yang berupa huruf/tulisan dibaca
dan diterjemahkan kedalam bentuk kode/simbul. Terdapat
bermacam-macam kode yang digunakan seperti kode Morse,
Undulator, Semaphore, Baudot dan sebagainya, tetapi kode morse
yang paling banyak digunakan. Setelah diterjemahkan ke dalam
kode morse yang terdiri dari gabungan titik dan garis (dot and
dash), lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh kunci Morse yang
berfungsi sebagai skakelar yang bekerja membuat arus listrik
mengalir dan tidak mengalir. Lama waktu mengalir dan tidak
mengalir disesuaikan dengan kode Morse. Titik berarti ada arus
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 12
dengan waktu pendek ( 1 detik) dan garis berarti ada arus dengan
waktu panjang (3 detik) dan jarak antara kode huruf yang satu
dengan yang lainnya adalah disebut spasi dengan waktu tidak ada
arus dengan waktu 3 detik. Sinyal-sinyal tersebut dikirimkan ke
stasiun penerima melalui transmisi kawat (kabel).
Pada sisi penerima, sinyal telegraph diterima oleh mesin telegraph
dan secara magnetis dan mekanik dapat dicetak pada kertas dalam
bentuk kode morse. Selanjutnya diterjemahkan kembali kebentuk
huruf dan informasi dapat dibaca dan ditulis lalu disampaikan ke
alamat sasaran yang di tuju.
2. Teleprinter
Teleprinter merupakan alat komunikasi tertulis elektronik jarak
jauh yang dipergunakan pada jasa telekomunikasi dalam bentuk
Telex (Teleprinter exchange). Telex merupakan suatu sistem
telegrap yang memungkinkan para pelanggan untuk sewaktu-waktu
dapat saling berhubungan dengan menggunakan pesawat teleprinter
melalui jaringan telegrap. Dengan kata lain, hubungan telex
merupakan pertukaran informasi jarak jauh dalam bentuk tulisan.
Gambar 10. Pesawat Teleprinter
3. Telepon
Yang dimaksud dengan telepon adalah suatu sistem
telekomunikasi untuk meneruskan pembicaraan dalam bentuk suara
pada jarak yang berjauhan. Prinsip dasar telepon adalah gelombang
suara diubah menjadi gelombang/ sinyal listrik oleh mikropon, yang
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 13
diteruskan melalui kabel dan di tempat tujuan diubah kembali
menjadi gelombang suara.
Telepon adalah jawaban yang tepat bagi masalah waktu, jarak
dan tempat. Dengan telepon, hubungan yang cepat, tepat dan
efisien ke segala penjuru dapat terpenuhi.
A Kantor Telepon B
(operator )
Gambar 11. Sistem sambungan telepon manual
Pada sistem telepon manual, pelanggan menelpon operator
dikantor telepon dan minta disambungkan ke nomor tujuan.
Pelanggan dan nomor tujuan baru bisa berbicara/komunikasi
setelah operator menghubungkan kontak hubungan dari terminal
pelanggan ke terminal nomor tujuan.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 14
STO
A Stasiun Telepon B
Otomatis
a. Sistem sambungan telepon otomatis.
Pengarah Pengarah
STO asal SLJJ
tujuan
Register Selektor
SLJJ asal STO
Asal Tujuan 15
b. Sistem hubungan telepon SLJJ
Gambar 12. Sistem hubungan telepon
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film”
Dari kota asal sinyal yang dikirim dari telepon pelanggan
diarahkan oleh mesin STO asal dan diteruskan kemesin register
untuk disimpan dan diteruskan melalui jaringan ke mesin Pengarah
SLJJ tujuan untuk diarahkan ke jaringan lokal tujuan sampai
hubungan terlaksana. Selanjutnya diteruskan ke mesin selektor STO
tujuan dan disambungkan ke nomor tujuan.
Pada sistem telepon otomatis, operator di kantor telepon
otomatis digantikan mesin switching otomatis yang dapat
digerakkan oleh sinyal yang dikirim oleh pelanggan pada waktu
menekan/memutar tombol/dial pada pesawat telepon. Dengan
demikian pelanggan langsung dapat berkomunikasi dengan nomor
tujuan secara otomatis tanpa bantuan operator. Karena banyaknya
sambungan telepon pelanggan dan luasnya daerah operasional
telepon, maka dibangun mesin switching yang di tempatkan disetiap
daerah secara bertingkat sehingga memungkinkan menjangkau
sasaran yang banyak dan luas.
4. Faximile
Mesin Faxsimile adalah mesin yang dapat merubah data
/tulisan/gambar yang ada di kertas menjadi data elektrik dengan
proses scaning seperti pada mesin fotokopi. Oleh karena itu mesin
faximile juga dapat digunakan sebagai fotokopi. Data elektrik
didapat dikirimkan ke tujuan dengan menggunakan jaringan
telepon.
Proses pengiriman dilakukan dengan cara menelpon nomor
telepon tujuan untuk memberitahukan bahwa akan mengirim fax.
Nomor tujuan menghidupkan mesin fax dan menunggu sampai
proses pengiriman selesai. Data tercetak di kertas sama persis
dengan data yang dikirimkan oleh pengirim.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 16
STO
fax fax
Gambar 13. Sistem pengiriman data dengan mesin faximile
5. Interphone
Interphone adalah salah satu sistem komunikasi melalui kawat
yang sederhana dengan kapasitas terbatas. Sistem ini berguna untuk
lingkungan kecil, dengan fasilitas yang dapat untuk komunikasi
intern dan extern. Pesawat ini juga dapat berfungsi sebagai
intercome (sambungan dalam satu lingkungan).
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 17
jaringan
amplifier amplifier amplifier
Mic amplifier amplifier
loudspeaker
Gambar 14. Prinsip sambungan jaringan interphone/Aipon
6. TV Kabel dan CCTV (Close Circuit Television)
a. TV Kabel.
TV Kabel adalah sistem penyampaian informasi TV dengan
jarak dekat (lokal). Sistem ini di Indonesia berkembang di
masyarakat sebelum TV Swasta bermunculan, sehingga acara TV
banyak didominasi oleh TVRI dan salah satu TV Swasta saja. Dengan
adanya penggunaan satelit (palapa), maka berkembang pula
penggunaan antene parabola dan unit penerima satelit. Disamping
untuk memenuhi kebutuhan individu untuk keperluan rumah tangga
ada pula yang memanfaatkan TV kabel ini untuk kepentingan usaha
hiburan bagi masyarakat secara terbatas. Sistem ini juga digunakan
untuk mengatasi daerah blank (sulit menerima siaran TV akibat
geografis). Hal yang menjadi daya tarik bagi masyarakat adalah
dapat menerima variasi siaran TV bahkan bisa menikmati siaran TV
dari negara lain seperti Malaysia, Amerika, RRT dan sebagainya.
Suatu usaha membuat variasi siaran yang ditayangkan, pusat
TV kabel dapat menyediakan acara dari sumber lain yaitu dari VTR
misalnya rekaman film, music dan sebagainya. Dengan penambahan
kamera video pusat TV kabel bisa melakukan siaran langsung acara-
acara untuk dinikmati bersama.
Sistem sambungan TV Kabel secara sederhana dapat dilihat
pada Gambar. 15. sebagai berikut.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 18
Sinyal dari Satelit Feeder
RF IN
VTR
RF OUT
LNB
Parabola dan Satelit Receiver
Gambar 15. Sistem sambungan TV kabel
Sinyal TV gelombang mikro yang dikirimkan oleh stasiun bumi
diterima satelit dan dipancarkan kembali ke Bumi dan diterima
oleh antena parabola dipilih/ditala oleh bagian penala unit
penerima satelit. Sinyal yang masih lemah ini diperkuat oleh unit
LNB (low noise block) dan diteruskan ke unit penerima satelit untuk
di deteksi sinyal TV nya. Sinyal TV dikeluarkan melalui RF unit
sehingga memiliki frekuensi saluran yang sesuai. Selanjutnya
disalurkan ke TV penerima melalui jek RF out dengan menggunakan
kabel koaksial. Untuk keperluan penyaluran ke rumah-rumah
pelanggan, dapat menggunakan sambungan pararel dengan
menggunakan koaksial. Dalam penyaluran dengan kawat penghantar
ini perlu memperhaltikan drop potensial akibat penampang dan
panjang kabel yang digunakan. Untuk penggunaan kabel koaksial
jenis RGB, paling panjang 100 yard (90m) atau maksimum satu rol
harus diperkuat dengan unit boster penguat sinyal (UHF amplifier)
supaya sinyal TV dapat diterima dengan kualitas yang baik.
Untuk membuat variasi siaran bisa dilakukan sebagai berikut.
Pertama, dengan mengganti Horn pada parabola dari yang satu arah
menjadi dua arah (vertikal dan horisontal), sehingga bisa menikmati
acara dua stasiun pemancar TV yang dapat disalurkan ke pelanggan.
Kedua, Menambah unit VTR/VCR (video tape/casete recorder) atau
VCD/DVD player untuk memutar rekaman film, music dan
sebagainya sesuai permintaan dan kesenangan pelanggan. Ketiga,
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 19
dengan menambah unit Kamera video untuk meliput siaran langsung
acara-acara kegiatan yang penting di wilayah itu. Misalnya pilkada,
panggung gembira, pentas seni dan sebagainya.
b. CCTV (Close Circuit Television)
CCTV adalah system sambungan komunikasi terbatas, untuk
keperluan yang terbatas pula. Peralatan CCTV terdiri dari kamera
video, VTR (video tape recorder) dan TV monitor. CCTV banyak
digunakan untuk pengamanan di toko-toko swalayan, kantor-kantor,
perusahaan/pabrik dan sebagainya. CCTV juga dimanfaatkan untuk
keperluan pendidikan guna mengatasi jumlah murid yang banyak
dan kelas pararel, sehingga memerlukan ruangan yang luas. Dengan
menggunakan CCTV seorang guru mengajar sekaligus untuk semua
dengan cara setiap ruangan sudah dilengkapi dengan TV monitor dan
kamera sehingga memungkinkan terjadi komunikasi antara guru
dengan para siswa di setiap ruangan.
Sistem sambungan dasar CCTV dapat dilihat pada Gambar 16
sebagai berikut
ARTIS VTR
TV
Gambar. 16. Sistem sambungan CCTV
D. Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar
Yang dimaksud dengan komunikasi tanpa kabel (wireless) adalah
suatu sistem komunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 20
media transmisinya. Artinya, gelombang radio digunakan sebagai
pembawa informasi yang telah diubah dalam bentuk sinyal.
Dalam sistem ini yaitu, sebuah pemancar (transmitter)
yang memancarkan dayanya melalui antena ke arah tujuan dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Di tempat tujuan, gelombang
elektromagnetik ini ditangkap oleh antena pesawat penerima
(receiver), sebagaimana seperti yang ditunjukkan pada Gambar
berikut ini.
Pemancar Penerima
Gambar 17. Sistem komunikasi radio
Adapun kebutuhan dasar yang harus ada pada sistem
komunikasi radio ini ditunjukkan seperti pada Gambar 18 berikut.
PEMANCAR Hubungan PENERIMA
SUMBER radio +
TUJUAN
gangguan
Antena Antena
Pemancar Penerima
Transducer Amplifier Amplifier Transducer
Informa Informasi
si asli yang
diterima +
Transmiter Receiver gangguan
Sinyal
elektronis +
gangguan
Gambar 18. Kebutuhan dasar sistem komunikasi radio satu arah
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 21
Yang perlu diperhatikan, gelombang radio mempunyai
spektrum, frekuensi yang terbagi dalam beberapa daerah (band),
juga sifat-sifat perambatannya, maka penggunaannya bergantung
pada kebutuhan dan sistem komunikasinya.
1. Sistem Komunikasi Radio HT (Handy Talky)
Pesawat radio HT sampai saat ini masih banyak digunakan
untuk bantuan komunikasi. HT digunakan untuk komunikasi dengan
jarak terbatas antar pesawat secara langsung. Radius jarak
jangkaunya tergantung power pesawatnya. Namun untuk
memperjauh jangkauan bisa dilaksanakan dengan menambah
power/ Boster dan antene luar yang relatip tinggi dan terarah.
Radio HT dengan panjang gelombang 2 meter banyak digunakan
Satpam, Polisi, anggota ORARI. Radio antar Penduduk RAPI banyak
menggunakan pesawat radio dengan panjang gelombang 80 meter
dengan jangkaun antar pulau.
a. Komunikasi antar pesawat HT
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 22
b. Jenis Pesawat HT
c. Pemanfaatan HT untuk bantuan komunikasi
Gambar 19. Prinsip dasar komunikasi HT
2. Sistem Komunikasi Handpone (Mobile Telephone)
Berbeda dengan HT, Handpon atau telepon bergerak tidak
dapat komunikasi secara langsung antar pesawat , meskipun dengan
jarak yang berdekatan. Sistem komunikasi Handphon harus melalui
stasiun yang berfungsi sebagai provider.
Dalam perkembangannya terdapat dua sistem komunikasi yang
berkembang juga di Indonesia yaitu GSM (Global system For Mobile
Comunication) dan CDMA (Code Division Multiple Access). Sistem
GSM dikembangkan oleh Amerika dan CDMA dikembangkan oleh
Eropa.
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 23
GSM pertama kali berkembang di Eropa th 1991 dan pada th
1993 berkembang ke Amerika selatan, Asia dan Australia. Arsitektur
GSM terdiri 3 subsistem yang terhubung dan berinteraksi antar
sistem dan dengan pengguna melalui interface Network. Ketiga sub
sistem tersebut adalah BSS (Base Station Subsystem), NSS (Network
and Switching System) dan OSS ( Operation Support System). BSS
merupakan subsistem radio yang berfungsi sebagai penyedia dan
pengatur jalur transmisi radio antara MS dengan MSC, dan untuk
mengatur interface radio antara MS dengan subsistem lain dalam
jaringan GSM. Setiap BSS terdiri dari beberapa BSC yang berfungsi
menghubungkan MS ke NSS melalui MSC. Sedangkan NSS digunakan
untuk mengatur fungsi switching dari sistem yang menjamin MSC
dapat berkomunikasi dengan jaringan sistem lain seperti PSTN, ISDN
dan Jaringan Data. Fungsi operasi dan perawatan secara
keseluruhan sistem GSM dikontrol oleh OSS yang dapat dimonitor,
dianalisis dan dilakukan troubleshooting oleh seorang enginer.
Diagram blok sistem GSM dapat dijelaskan seperti Gambar
berikut.
a. Berbagai macam pesawat Handphone (HP)
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 24
BSS BTS BTS BSS
BSC BSC
MSC OSS OSS MSC
PS PS
TN TN
MS NSS NSS MS
SDN ISDN
Data Network Data Network
b. Sistem hubungan komunikasi pesawat Handphone
Gambar 20. Prinsip komunikasi handphone
Keterangan :
MS ( Mobile Station) ; BTS (Base Tranceiver Station) ; BSC (Base
Station Controller ) MSC (Mobile Switching Centre); PSTN (Public
Switch Telepone Network).
MS akan berkomunikasi dengan BSS (Base Station Subsystem)
yang terdiri dari beberapa BSC dan BTS yang terhubung dalam satu
MSC melalui antar muka (interface) radio . Setiap BSC bertugas
mengontrol ratusan BTS yang tersebar di daerah layanan operator.
Hubungan jaringan antara BTS dengan BSC melalui gelombang mikro.
Proses komunikasi dua BTS dalam satu BSC dikontrol oleh BSC itu
sendiri tanpa melibatkan MSC.
Dalam waktu yang bersamaan yaitu mulai th 1995
diperkenalkan teknologi telepon selular CDMA. Teknologi yang
menggunakan sistem multiple access sehingga dapat mendukung
pengguna dengan jumlah besar untuk saling berbagi ruang kanal
Sri Sartono “ Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, TV dan Film” 25